PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISASI TERHADAP KOMPETENSI INTERPERSONAL MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS | Yaqin | Tata Arta 9258 19689 1 SM
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 171-188
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan Berorganisasi
terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UNS
Tahun 2016. Agustus, 2016.
PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISASI TERHADAP KOMPETENSI
INTERPERSONAL MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS
TAHUN 2016
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, Sohidin*
*Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
isayaqin@yahoo.com
ABSTRACT
The objective of this research is to investigate whether or not the activeness in
organization has an effect on the interpersonal competency of the students of Accounting
Education Department of the Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret
University in 2016. This research used the quantitative research method. Its population was
all of the students as many as 246 of Accounting Education Department of the Faculty of
Teacher Training and Education, Sebelas Maret University in 2016. The samples of research
consisted of 56 Class 2014 students of Class A and Class B and were taken by using the
purposive sampling technique. The data of research were collected through questionnaire
and analyzed by using the simple linear regression analysis assisted with the computer
program of SPSS Version 23 for Window. The result of research shows that the activeness in
organization has a positive and significant effect on the interpersonal competency of the
students of Accounting Education Department of the Faculty of Teacher Training and
Education, Sebelas Maret University in 2016 as indicated by the value of r = 0.624, the value
of r2 = 0.377, and the value of t count = 4.140 which was greater than that of ttable = 1.671 at
the significance level of 5%. The regression equation is Y = 34.805 + 0.536X.
Keywords: Activeness in organization, interpersonal competency, Education
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keaktifan
berorganisasi terhadap kompetensi interpersonal mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP
UNS Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UNS Tahun 2016 yang
berjumlah 246 mahasiswa. Sampel yang terpilih berjumlah 56 mahasiswa, yaitu mahasiswa
angkatan 2014 kelas A dan kelas B dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data penelitian dilaksanakan dengan menggunakan angket/kuesioner. Analisis
data menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana dengan program SPSS versi 23 for
window. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
keaktifan berorganisasi terhadap kompetensi interpersonal mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Hal ini ditunjukkan dengan harga r sebesar 0,614 dan r2 sebesar
0,377, serta thitung > ttabel atau 4,140 > 1,671 pada taraf signifikansi 5%. Persamaan regresi
adalah Y = 34,805 + 0,536X.
Kata kunci : Keaktifan Berorganisasi, Kompetensi Interpersonal, Pendidikan
172 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
Salah satu langkah yang dapat
PENDAHULUAN
Globalisasi
diambil
untuk
meningkatkan
kualitas
merupakan
sebuah
kontemporer
yang
sumber daya manusia Indonesia adalah
mempunyai pengaruh dalam mendorong
dengan pendidikan. Pendidikan merupakan
munculnya
kemungkinan
salah satu kebutuhan pokok manusia
mengenai perubahan dunia yang akan
dalam rangka mempertahankan hidup.
berlangsung. Tidak ada negara yang
Pendidikan
mampu menutup diri dari perkembangan
untuk membentuk kepribadian manusia.
perkembangan
berbagai
merupakan
hal
terpenting
Peranan pendidikan salah satunya
yang terjadi, mau tidak mau setiap negara
harus mampu menghadapi derasnya arus
dapat
globalisasi,
karena
Mahasiswa merupakan bagian dari civitas
memberikan
berbagai
arus
globalisasi
dilakukan
oleh
mahasiswa.
dalam
akademika
yang
kehidupan. Hal ini menjadi kenyataan
pendidikan
di
yang harus dihadapi oleh setiap negara,
Mahasiswa yang berada pada jenjang
tidak terkecuali Indonesia. Menghadapi
pendidikan ini memiliki kompetensi diri
persaingan global yang semakin ketat,
yang lebih besar karena sebagai seorang
Indonesia
dengan
negara
mahasiswa, mereka dianggap telah mampu
anggota
ASEAN
sudah
mengatur dan melaksanakan tanggung
blueprint
jawabnya sendiri. Seorang mahasiswa
menandatangani
dampak
kesembilan
lainnya
deklarasi
sedang
menempuh
Perguruan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
memiliki
untuk memulai suatu langkah integrasi dari
mengasah keterampilannya dalam berbagai
segi
aspek
ekonomi.
Tujuan
dibuatnya
kesempatan
Tinggi.
sesuai
untuk
dengan
dapat
keinginan
dan
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 yaitu
kemampuan yang dimiliki selama berada
untuk
stabilitas
di Perguruan Tinggi. Mahasiswa sebagai
perekonomian di kawasan ASEAN dan
elemen penting dalam sebuah institusi
diharapkan mampu mengatasi masalah-
pendidikan dapat memberikan kontribusi
masalah di bidang ekonomi antar negara
besar terhadap kemajuan lembaga yang
ASEAN. Hal ini membuat Indonesia harus
menaunginya dan selanjutnya juga dapat
berusaha memperbaiki kualitas sumber
memberikan
daya manusia serta meningkatkan jiwa
Mahasiswa
mampu
saing tenaga kerja Indonesia agar mampu
“agent
change”
bertahan di tengah era perdagangan bebas
memiliki
yang akan datang.
dikelompokkan
meningkatkan
of
kontribusi
bagi
negara.
bertindak
sebagai
yang
diharuskan
kemampuan
yang
menjadi
kemampuan
kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan 173
Berorganisasi terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 171-188
psikomotorik (keterampilan). Mahasiswa
yang
Pendidikan
UNS
keseharian di lingkungan kampus belum
diharapkan dapat menjadi bagian dari
sesuai dengan yang diharapkan. Sebagian
“agent of change” yang berprestasi secara
besar mahasiswa masih malu-malu ketika
akademik
non-akademik,
hendak bertemu atau berhadapan dengan
sehingga mahasiswa tidak hanya memiliki
dosen, padahal hal seperti itu akan menjadi
intelektualitas yang tinggi, tetapi juga
rutinitas
mampu menerapkan ilmu pengetahuannya
Tidak hanya itu, tidak sedikit mahasiswa
di masyarakat.
yang masih kurang percaya diri dalam
Akuntansi
maupun
FKIP
Mahasiswa sangat perlu memiliki
ditunjukkan
mahasiswa
sebagai
seorang
dalam
mahasiswa.
menyampaikan usulan atau ide ketika
kemampuan intelektual yang memadai,
sedang
namun selain memiliki kemampuan dalam
kelompok. Keterampilan yang dimiliki
bidang akademik, kemampuan di bidang
oleh mahasiswa terutama yang berkaitan
non akademik juga diperlukan untuk
dengan keseharian di perkuliahan juga
menunjang
belum terlihat maksimal. Tidak sedikit
Berkaitan
kemampuan
dengan
akademiknya.
bidang
pekerjaan,
melakukan
mahasiswa
yang
diskusi
belum
dapat
baik.
Mereka
mahasiswa sebagai lulusan dari Perguruan
berkomunikasi
Tinggi
dengan
mengakui bahwa mereka belum pandai
mahasiswa lainnya untuk mendapatkan
menyusun kata dan menggunakan bahasa
posisi di perusahaan atau instansi tertentu,
yang baku ketika berkomunikasi dengan
sehingga
untuk
dosen maupun dengan pihak lain yang
bukan
lebih
juga
harus
bersaing
mahasiswa
perlu
memaksimalkan kemampuannya
tinggi
dengan
suatu
jabatannya.
Ketika
juga
mendapatkan suatu kendala atau masalah,
keterampilan
banyak mahasiswa yang menjawab bahwa
kompetensi interpersonal yang meliputi
mereka belum mampu mengatasi dan
sikap dan keterampilan.
menyelesaikan masalah tersebut secara
hanya
secara
kemampuan
intelektual,
lain
seperti
tetapi
Berdasarkan observasi yang telah
cepat dan tepat.
dilakukan pada mahasiswa Pendidikan
Berdasarkan fenomena tersebut,
Akuntansi FKIP UNS, keterampilan dan
mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP
sikap yang ditunjukkan oleh mahasiswa
UNS
belum mencapai tingkat maksimal. Sikap
interpersonal yang di antaranya berupa
belum
menguasai
kompetensi
174 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
sikap dan keterampilan yang ada pada diri
lembaga
mahasiswa tersebut. Sebagaian besar dari
organisasi, serta satuan pendidikan yang
mahasiswa yang masih kurang menguasai
sejenis. Berbeda dengan kedua jenis jalur
kompetensi
pendidikan
interpersonal
adalah
pelatihan,
kelompok
sebelumnya,
belajar,
pendidikan
mahasiswa yang cenderung pasif dalam
informal adalah jalur pendidikan yang
kegiatan atau aktivitas ekstrakampus dan
tidak terstruktur dan tidak berjenjang,
dalam partisipasi sosial dalam lingkungan
seperti keluarga dan lingkungan.
masyarakat.
Akan
tetapi,
model
lembaga
Mengingat pentingnya kompetensi
pendidikan di atas juga belum semuanya
interpersonal, perlu adanya suatu cara
secara maksimal memberikan pengaruh
untuk
kompetensi
yang signifikan. Perguruan tinggi sebagai
dapat
lembaga pendidikan formal masih belum
meningkatkan
mampu menghasilkan mahasiswa yang
meningkatkan
interpersonal.
Pendidikan
dilaksanakan
untuk
kompetensi tersebut. Pendidikan tidak
memiliki
selalu berasal dari pendidikan formal
Sebagai contoh, masih banyak ditemukan
seperti sekolah atau perguruan tinggi.
mahasiswa yang di bangku kuliah hanya
Pendidikan nonformal dan informal pun
mengejar indeks prestasi yang tinggi, tanpa
memiliki
untuk
ada minat untuk mengikuti kegiatan
membentuk kepribadian, terutama anak
ekstrakurikuler seperti organisasi kampus
atau peserta didik (Hafid, Ahiri & Haq,
yang merupakan salah satu dari bentuk
2013: 66).
pendidikan nonformal yang sebenarnya
peran
yang
sama
Menurut UU No. 20 tahun 2003
tentang
Sistem
penting
bagi
yang
unggul.
perkembangan
Nasional
kepribadian mahasiswa. Oleh karena itu,
terdapat perbedaan antara ketiga model
hanya nilai dan ilmu secara teoretis yang
lembaga pendidikan tersebut. Pendidikan
mereka dapatkan di perkuliahan tanpa
formal adalah jalur pendidikan yang
mengetahui aplikasi dari ilmu yang telah
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
mereka pelajari. Kuliah pada dasarnya
pendidikan dasar, pendidikan menengah,
bukan hanya untuk mencari ilmu secara
dan
teoretis saja, tetapi juga harus bisa
pendidikan
pendidikan
Pendidikan
sangat
kepribadian
tinggi.
nonformal
Sementara
jalur
mengaplikasikan ilmu yang dipelajari ke
pendidikan di luar pendidikan formal yang
dalam masyarakat seperti Tri Dharma
tidak harus dilaksanakan secara terstruktur
Perguruan Tinggi yang harus dipahami
dan
pendidikan
oleh setiap mahasiswa, yang berisi tentang
nonformal terdiri atas lembaga kursus,
tiga hal, yaitu pendidikan, penelitian, dan
berjenjang.
Satuan
adalah
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan 175
Berorganisasi terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 171-188
pengabdian masyarakat. Pendidikan bisa
disebut dengan kompetensi interpersonal.
dicapai dengan pendidikan formal di kelas,
Kompetensi
namun
pengabdian
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
masyarakat hanya bisa dicapai dengan
untuk menjalin hubungan dengan baik
pendidikan nonformal dan pendidikan
terhadap orang lain sehingga dapat terjalin
informal di lapangan atau masyarakat.
keakraban
penelitian
dan
interpersonal
(Rahmawati,
adalah
2014:
12).
Menurut Keputusan Dirjen Dikti
Kompetensi
interpersonal
No 25 Tahun 2014 tentang Panduan
kemampuan
seseorang
Umum Pengenalan Kehidupan Kampus
dengan orang lain. Ketika berinteraksi
bagi Mahasiswa Baru, secara garis besar
dengan orang lain, setiap individu akan
materi
melakukan komunikasi antarpribadi baik
yang
perlu
dimengerti
oleh
merupakan
untuk
ataupun
bekerja
mahasiswa di kehidupan kampus adalah 1)
sendiri-sendiri
dalam
wawasan kebangsaan; 2) pendidikan tinggi
kelompoknya. Seberapa besarnya suatu
di Indonesia; 3) kegiatan akademik di
komunitas, namun yang pasti komunikasi
perguruan tinggi; 4) pengenalan nilai
yang terjadi diantara individu yang ada
budaya, tata krama, dan etika keilmuan; 5)
tetap merupakan komunikasi interpersonal
organisasi dan kegiatan kemahasiswaan; 6)
(Handfield, 2006: 154).
Menurut De Janasz, Dowd &
layanan mahasiswa; dan 7) persiapan
penyesuaian diri di perguruan tinggi. Dari
Schneider
ketujuh
khususnya
interpersonal sangat penting ketika berada
organisasi dan kegiatan kemahasiswaan
di lingkungan kerja untuk berkomunikasi
sangat membantu mahasiswa baik dalam
dengan baik dengan atasan, rekan kerja,
pengenalan kehidupan di kampus maupun
dan
untuk
kompetensi interpersonal di dalam dunia
materi
tersebut,
menambah
kemampuan
yang
pengalaman
belum
dan
dimilikinya
kerja,
(2012:
pelanggan.
Ada
26)
kompetensi
banyak
bentuk
beberapa di antaranya adalah
secara menyeluruh seperti kemampuan
kepercayaan diri, berkomunikasi secara
berbicara,
efektif, dan manajemen diri yang baik.
bersikap
dan
memecahkan
Kebutuhan akan pentingnya kompetensi
masalah.
Menghadapi pendidikan nonformal
interpersonal
menjadi
semakin
besar
mahasiswa
mengingat bahwa pada saat ini individu
membutuhkan kemampuan sosial yang
terutama sebagai mahasiswa dituntut untuk
dan
pendidikan
informal,
176 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
dapat bersaing di dalam dunia kerja.
Tabel 1.1. Hasil Observasi Keikutsertaan
Kemampuan seperti kepercayaan diri,
Organisasi Mahasiswa
komunikasi efektif, dan manajemen diri
dunia kerja nantinya. Salah satu cara untuk
mengasah
dan
menumbuhkan
kemampuan-kemampuan tersebut dapat
Tidak
Ikut
Organi
sasi
67
0
67
0
0%
66
38
28
61
57,60%
56
44
12
82
78,60%
75,43%
Angka
tan
Jumlah
Mahasis
wa
1
2012
2
2013
3
2014
4
2015
JUML
AH
wajib dimiliki oleh setiap mahasiswa
sebagai bekal mereka dalam memasuki
Mengikuti
Organisasi
No
Organi
sasi
yang
Diikuti
57
43
14
65
246
125
121
208
Persen
tase
diperoleh dari kegiatan keorganisasian di
lingkungan kampus.
Berdasarkan observasi yang telah
Hal ini sejalan dengan penelitian
dari Frisca Mulyanafi (2013: 11) yang
menemukan bahwa terdapat perbedaan
keterampilan
pada
komunikasi
mahasiswa
Brawijaya
FISIP
ditinjau
berorganisasi.
Universitas
dari
keaktifan
Mahasiswa
Universitas
Brawijaya
berorganisasi
memiliki
keterampilan
komunikasi
sebesar
interpersonal
95,88
yang
yang
nilai
FISIP
aktif
rata-rata
interpersonal
lebih tinggi
dibanding dengan mahasiswa yang tidak
aktif berorganisasi dengan nilai rata-rata
keterampilan
sebesar
komunikasi
interpersonal
89,56. Hal tersebut dibuktikan
oleh nilai unit t sebesar -5,439 dan
taraf
signifikansi
keterampilan
0,000
yang berarti
komunikasi
interpersonal
berbeda secara signifikan.
berikut:
didapatkan
ditemukan
bahwa
sebesar
50,81% mahasiswa Pendidikan Akuntansi
mengikuti
organisasi
di
lingkungan
kampus. Secara teori, dengan mengikuti
kegiatan organisasi akan meningkakan
kompetensi
interpersonal
mahasiswa
tersebut. Namun belum diketahui dari
mahasiswa tersebut apakah terlihat bahwa
kemampuan interpersonal menjadi lebih
baik ketika ikut serta di dalam organisasi.
Padahal
kompetensi
interpersonal
ini
sangat penting dimiliki oleh mahasiswa
baik
ketika
dalam
pembelajaran
di
perkuliahan ataupun nanti ketika lulus dan
masuk ke dalam dunia kerja.
Berdasarkan
permasalahan
dan
uraian tersebut, menarik untuk dilakukan
penelitian
untuk
mengetahui
apakah
terdapat pengaruh keaktifan berorganisasi
Hasil dari observasi yang telah
dilakukan,
dilakukan,
data
sebagai
terhadap
kompetensi
interpersonal
mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP
UNS Tahun 2016.
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan 177
Berorganisasi terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 171-188
yang
kesabaran terhadap perilaku orang
terdapat dalam diri mahasiswa dapat
lain dan tidak mengadili atau
tumbuh dengan dipengaruhi oleh beberapa
menghukumnya.
faktor. Nashori (2008: 11) mengemukakan
menerima
bahwa
manusia dengan mengetahui bahwa
Kompetensi
interpersonal
kompetensi
interpersonal
Konsep diri berkorelasi positif
1) Jenis Kelamin
Anak-anak dan remaja laki-laki
memiliki tingkat gerakan-gerakan
aktif
yang
lebih
tinggi
dibanding dengan anak perempuan.
Selanjutnya,
gerakan-gerakannya
yang aktif tersebut menjadi modal
untuk berinisiatif dalam melakukan
hubungan
sosial-interpersonal,
asertif,
menyelesaikan
dan
aktif
masalah
atau
Ada individu yang berorientasi ke
dalam (intrinsik) dan ada pula yang
berorientasi ke luar (ekstrinsik).
Individu yang berorientasi keluar
cenderung selalu berusaha untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
3) Kematangan
Kematangan beragama berkorelasi
kompetensi
interpersonal. Orang yang matang
dalam
beragama
Orang yang konsep dirinya positif
merasa dirinya setara dengan orang
lain dan peka terhadap kebutuhan
orang lain.
b. Faktor Eksternal
1) Kontak dengan Orangtua
Kontak
banyak
anak
dengan
berpengaruh
kompetensi
orangtua
terhadap
interpersonal
kontak
anak
anak.
dengan
orangtua, dapat menjadikan anak
2) Tipe Kepribadian
dengan
dengan kompetensi interpersonal.
Adanya
konflik yang dihadapi.
positif
kelemahan-kelemahan
4) Konsep Diri
a. Faktor Internal
bersikap
dapat
ia punya kelemahan yang sama.
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
yang
Ia
memiliki
belajar dari lingkungan sosialnya
dan
pengalaman
bersosialisasi
tersebut
dapat
mempengaruhi
perilaku
sosial
anak
dalam
lingkungan sekitarnya.
2) Interaksi dengan Teman Sebaya
Individu
yang
memiliki
kesempatan
untuk
berinteraksi
dengan teman sebaya memiliki
kesempatan yang lebih besar untuk
meningkatkan
perkembangan
178 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
pribadi
maupun
sosial,
asertivitas, pelatihan inisiatif sosial,
perkembangan emosi, dan lebih
pelatihan kepemimpinan, dan lain
mudah dalam membina hubungan
sebagainya.
interpersonal.
Berdasarkan
3) Aktivitas
faktor-faktor
memengaruhi kompetensi
Aktivitas
yang
interpersonal
oleh
yang telah dikemukakan di atas, dapat
dapat
diambil kesimpulan bahwa pada intinya
tingkat
kompetensi interpersonal dipengaruhi oleh
yang
dua faktor utama, yaitu faktor eksternal
dimiliki. Penelitian yang dilakukan
dan faktor internal. Sesuai dengan topik
oleh Danardono (Nashori, 2008)
dalam
membuktikan bahwa mahasiswa
interpersonal
yang
kegiatan
aktivitas yang salah satu jenisnya adalah
memiliki
kegiatan dalam satuan kelompok atau
kompetensi
organisasi dan partisipasi sosial yang lebih
signifikan
mengarah pada kegiatan-kegiatan sosial
setiap
dilakukan
yang
individu
mempengaruhi
kompentensi
pada
interpersonal
aktif
dalam
kepecintaalaman
perbedaan
interpersonal
yang
penelitian
dengan mahasiswa yang tidak aktif
yang
dalam
organisasi.
kegiatan
Mahasiswa
kepecintalaman.
pecinta
alam
lebih
ini,
dapat
dapat
dipengaruhi
dijumpai
Keaktifan
kompetensi
dalam
oleh
sebuah
mahasiswa
dalam
tinggi kompetensi interpersonalnya
organisasi
dibanding
salah satu media penghubung antara dunia
dengan
mahasiswa
bukan pecinta alam.
kompetensi
merupakan
pendidikan atau kampus dan kehidupan
4) Partisipasi Sosial
Kompetensi
kemahasiswaan
bermasyarakat. Ketika seorang mahasiswa
sosial
termasuk
interpersonal
dapat
sering
menghadapi
permasalahan
yang
permasalahanada
di
dalam
dipengaruhi oleh partisipasi sosial
organisasi kemahasiswaan maka secara
dari individu. Oleh karena itu,
tidak langsung mahasiswa tersebut sedang
semakin besar partisipasi sosial,
berlatih untuk hidup bermasyarakat.
maka
semakin
kompetensi
Selain
itu,
besar
pula
interpersonalnya.
diketahui
bahwa
Keaktifan
tindakan yang bisa dilihat dari keterlibatan
seorang
dapat meningkatkan kompetensi
organisasi
interpersonal,
kemahasiswaan
pelatihan
dalam
organisasi merupakan suatu perilaku atau
perlakuan khusus pada individu
seperti
mahasiswa
mahasiswa
dalam
tersebut.
membawa
kegiatan
Organisasi
setiap
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan 179
Berorganisasi terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 171-188
anggotanya untuk bersinggungan langsung
d. mengembangkan tanggung jawab
dengan kehidupan di dunia kerja, di
sosial melalui kegiatan pengabdian
organisasi
kepada masyarakat.
kemahasiswaan
anggotanya
diajarkan untuk menumbuhkan soft skill
Menurut Silvia Sukirman (2004:
secara alami dengan cara pengadaan
69) dengan mengikuti kegiatan organisasi
kegiatan-kegiatan,
tahap
akan memperoleh manfaat sebagai berikut.
perencanan sampai tahap evaluasi. Jadi
1) Melatih bekerja sama dalam bentuk
mulai
dari
dapat disimpulkan keaktifan berorganisasi
tim kerja multi disiplin.
adalah kegiatan atau kesibukan mahasiswa
2) Membina sikap mandiri, percaya
dalam sebuah kelompok atau organisasi
diri,
yang berinteraksi dan bekerja sama untuk
bertanggungjawab.
merealisasikan tujuan bersama.
disiplin
dan
3) Melatih berorganisasi.
Undang-Undang
Republik
4) Melatih
berkomunikasi
dan
Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang
menyatakan pendapat di muka
Pendidikan Tinggi, bagian ketujuh tentang
umum.
Kemahasiswaan
paragraf
3
tentang
5) Membina
Organisasi Kemahasiswaan Pasal 77 ayat 2
menyebutkan
bahwa
6) Menambah wawasan.
7) Meningkatkan rasa kepedulian dan
fungsi untuk:
kepekaan pada masyarakat dan
a. mewadahi
kegiatan
Mahasiswa
mengembangkan
lingkungan mahasiswa.
bakat,
1) Membina
minat, dan potensi mahasiswa;
b. mengembangkan
kepemimpinan,
kritis,
produktif, kreatif dan inovatif.
serta
rasa
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa dengan mengikuti
kegiatan
kebangsaan;
c. memenuhi
kemampuan
kreativitas,
kepekaan, daya kritis, keberanian,
dan
mengembangkan
minat bakat.
organisasi
kemahasiswaan paling sedikit memiliki
dalam
dan
kepentingan
kesejahteraan mahasiswa; dan
dan
organisasi
mahasiswa
akan
memperoleh banyak manfaat antara lain
melatih kerja sama, melatih kemampuan
dan
sikap,
menambah
wawasan
dan
membina kepercayaan diri untuk tampil di
180 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
depan umum. Selain itu mahasiswa juga
2015 yang terdiri dari 57 mahasiswa. Total
dapat memperoleh wawasan yang luas
populasi dalam penelitian ini sebanyak 246
sehingga
mahasiswa.
mampu
mempersiapkan
mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja.
Mempertimbangkan variabel yang
akan
METODE PENELITIAN
Penelitian
diteliti,
probability
sampling
teknik
jenis
non-
purposive
menggunakan
sampling. Menurut Riduwan (2013: 11-22)
penelitian kuantitatif. Penelitian
teknik non-probability sampling adalah
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
teknik sampling yang tidak memberikan
penelitian yang berlandaskan pada filsafat
kesempatan (peluang) pada setiap anggota
positivism, digunakan untuk meneliti pada
populasi untuk dijadikan anggota sampel.
metode
ini
digunakan
populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan
sampel
pada
Sampel menurut Sugiyono (2014:
umumnya
62) adalah bagian dari jumlah dan
dilakukan secara random, pengumpulan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
data menggunakan instrumen penelitian,
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari
analisis data bersifat statistik dengan
satu angkatan yaitu angkatan 2014 yaitu
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
yang terdiri dari dua kelas, A dan B.
ditetapkan. (Sugiyono (2010: 14)).
Penelitian ini menggunakan dua
Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
teknik
ini
adalah
keakfifan
berorganisasi mahasiswa (X)
ini
adalah
kompetensi
interpersonal mahasiswa (Y).
Populasi
dalam
Metode
penelitian
angkatan
dilakukan
juga digunakan untuk memperoleh sumber
data yaitu untuk mengetahui jumlah
ini
dan
organisasi
partisipasi
mahasiswa
Program
dalam
Studi
Pendidikan Akuntansi FKIP UNS.
Akuntansi FKIP UNS yang terdiri dari 4
Keempat
dokumentasi
untuk mengetahui data awal dari populasi
mahasiswa
adalah seluruh mahasiswa Pendidikan
angkatan.
yaitu
dan sampel yang akan diambil. Metode ini
2. Variabel terikat yang digunakan dalam
penelitian
data,
dokumentasi dan angket (kuesioner).
1. Variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian
pengumpulan
Menurut Sugiyono (2013: 199)
tersebut
kuesioner merupakan teknik pengumpulan
adalah angkatan 2012 yang terdiri dari 67
data yang dilakukan dengan cara memberi
mahasiswa, angkatan 2013 yang terdiri
seperangkat pertanyaan atau pertanyaan
dari 66 mahasiswa, angkatan 2014 yang
tertulis
terdiri dari 56 mahasiswa, dan angkatan
dijawabnya.
kepada
responden
untuk
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan 181
Berorganisasi terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 171-188
pertanyaan
dalam
linier sederhana didasarkan pada hubungan
menggunakan
skala
fungsional ataupun kausal satu variabel
Penyusunan
penelitian
ini
bertingkat
atau
rating
scale.
Untuk
independen
dengan
regresi
variabel
menentukan nilai jawaban dari masing-
dependen.
masing angket digunakan modifikasi skala
untuk mengetahui besarnya pengaruh satu
likert. Menurut Sugiyono (2013: 135)
variabel bebas atau lebih terhadap satu
bentuk skala likert
variabel tidak bebas.
mempunyai lima
Analisis
satu
digunakan
alternatif jawaban, yaitu sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
tidak setuju.
Validasi instrumen pada penelitian
Untuk melakukan uji hipotesis
dan
maka perlu dilakukan uji persyaratan
reliabilitas dengan bantuan Software SPSS
analisis untuk menentukan apakah data
Versi 23 for Windows.
yang akan dianalisis sudah tepat atau tidak.
ini
menggunakan
uji
validitas
Hasil rxy dikonsultasikan ke table r
product moment dengan taraf signifikansi
5%, apabila r
hitung
> r
tabel
, maka item
Ada 2 uji persyaratan analisis yaitu uji
normalitas dan uji linieritas.
Uji normalitas digunakan untuk
pertanyaan instrumen penelitian dikatakan
mengetahui
valid. Namun apabila r
normal atau tidak. Berdasarkan hasil
item
pertanyaan
hitung
< r tabel , maka
instrumen
penelitian
apakah
data
berdistribusi
perhitungan menunjukkan bahwa variabel
r11
keaktifan berorganisasi (X) memiliki nilai
dikonsultasikan ke table r product moment
signifikansi sebesar 0,200 dan variabel
dengan taraf signifikansi 5%, apabila r
kompetensi interpersonal mahasiswa (Y)
dikatakan
tidak
valid.
Hasil
, maka item pertanyaan
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,169.
instrumen penelitian dikatakan reliabel.
Kedua nilai tersebut lebih besar dari harga
Namun apabila r
< r tabel , maka item
probabilitas standar yaitu 0,05 (5%). Maka
pertanyaan instrumen penelitian dikatakan
dapat diambil kesimpulan bahwa variabel
tidak reliabel.
keaktifan berorganisasi (X) dan variabel
hitung
> r
tabel
hitung
Teknik Analisis data menggunakan
analisis data regresi linier sederhana.
Menurut Sugiyono (2014: 261) regresi
kompetensi interpersonal mahasiswa (Y)
memiliki distribusi normal.
182 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
Uji
linieritas
mengetahui
hubungan
digunakan
apakah
linier
Berdasarkan
untuk
konstan sebesar 34,805 dan koefisien
data
memiliki
regresi
antar
variabel.
berorganisasi
hasil
untuk
variabel
adalah
keaktifan
sebesar
0,536.
perhitungan
Sehingga model regresi linier sederhana
menunjukkan bahwa variabel keaktifan
yang diperoleh dapat dinyatakan Y =
berorganisasi (X) dan variabel kompetensi
34,805 + 0,536X.
interpersonal mahasiswa (Y) memiliki
Berdasarkan hasil penelitian dapat
nilai signifikansi pada Deviation from
diketahui keadaan sebenarnya mengenai
Linearity sebesar 0,316. Nilai tersebut
keaktifan
lebih besar dari angka probabilitas standar
interpersonal mahasiswa, dan pengaruh
yaitu 0,05 (5%). Maka dapat diambil
keaktifan
berorganisasi
terhadap
kesimpulan
kompetensi
interpersonal
mahasiswa.
bahwa
antara
variabel
berorganisasi,
kompetensi
keaktifan berorganisasi (X) dan variabel
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
kompetensi interpersonal mahasiswa (Y)
bebas adalah keaktifan berorganisasi dan
memiliki hubungan yang linear.
yang menjadi variabel terikat adalah
Setelah dilakukan uji persyaratan
analisis,
adalah
Hasil analisis data dari penelitian
melakukan uji hipotesis. Berdasarkan hasil
dan pengujian hipotesis, menunjukkan
perhitungan menunjukkan bahwa koefisien
bahwa hipotesis yang diajukan dalam
regresi diketahui sebesar 0,000. Sedangkan
penelitian
ini
nilai t
diketahui sebesar 4,140. Nilai t
keaktifan
berorganisasi
diketahui sebesar 1,671 ( dk = n - 2 =
pengaruh
yang
tabel
hitung
langkah
selanjutnya
kompetensi interpersonal mahasiswa.
dapat
diterima,
yaitu
memberikan
signifikan
terhadap
56 - 2 = 54, nilai kesalahan 0,05 (5%)).
kompetensi
Nilai koefisien regresi tersebut lebih kecil
Pendidikan Akuntansi FKIP UNS. Hal
dari nilai probabilitas 0,05 (5%), 0,000 <
tersebut didasarkan atas hasil nilai p-value
0,05 dan nilai t
> t tabel yaitu 4,140 >
sebesar 0,000 < nilai taraf signifikansi 0,05
1,671. Sehingga dari hasil tersebut dapat
(5%) dan nilai t hitung sebesar 4,140 > nilai t
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
tabel sebesar
hitung
diterima dan terdapat pengaruh antara
keaktifan
berorganisasi
terhadap
kompetensi interpersonal mahasiswa.
interpersonal
1,671.
Secara
keaktifan
kompetensi
mahasiswa
individual,
berorganisasi
interpersonal
dan
variabel
variabel
mahasiswa
Persamaan umum regresi linier
memiliki pencapaian yang sangat baik.
sederhana adalah Y = α + βX. Hasil Uji t
Angket keaktifan berorganisasi terdiri dari
di atas menunjukkan bahwa diperoleh nilai
22 item pertanyaan. Skala pengukuran dari
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan 183
Berorganisasi terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 171-188
angket tersebut ada 5 alternatif jawaban
mahasiswa (Y) dapat dijelaskan melalui
dengan skor 1 sampai 5. Skor maksimal
varians
yang didapat dengan jumlah responden 56
keaktifan berorganisasi (X) sebesar 37,7%.
orang adalah sebesar 6160. Jumlah ini
Sedangkan 62,3% lainnya dapat dijelaskan
berasal dari perhitungan 5 x 22 x 56 =
melalui varians yang terjadi pada variabel
6160. Hasil penelitian menunjukkan data
lain yang tidak dijelaskan pada model
keaktifan
regresi ini. Dalam arti lain, keaktifan
sehingga
berorganisasi
dapat
pencapaian
sebesar
diketahui
keaktifan
5003,
tingkat
berorganisasi
yang
berorganisasi
terhadap
terjadi
pada
memberikan
kompetensi
variabel
kontribusi
interpersonal
mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP
mahasiswa sebesar 37,7% dan selebihnya
UNS Tahun 2016 adalah sebesar 5003 :
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
6160 = 0,8122 atau 81,22%
diteliti dalam penelitian ini. Kontribusi
Angket kompetensi interpersonal
tersebut dapat dilihat pada kajian pustaka
mahasiswa terdiri dari 20 item pertanyaan.
yang telah dipaparkan, bahwa organisasi
Skala pengukuran dari angket tersebut ada
kemahasiswaan memiliki fungsi untuk
5 alternatif jawaban dengan skor 1 sampai
mewadahi
5. Skor maksimal yang didapat dengan
mengembangkan bakat, minat, dan potensi
jumlah responden 56 orang adalah sebesar
mahasiswa, mengembangkan kreativitas,
5600. Jumlah ini berasal dari perhitungan
kepekaan, daya kritis, keberanian, dan
5 x 20 x 56 = 5600. Hasil penelitian
kepemimpinan, serta rasa kebangsaan,
menunjukkan
memenuhi kepentingan dan kesejahteraan
data
kompetensi
kegiatan
mahasiswa dalam
interpersonal mahasiswa sebesar 4632,
mahasiswa
sehingga
tanggung jawab sosial melalui kegiatan
pencapaian
dapat
diketahui
kompetensi
tingkat
interpersonal
pengabdian
serta
kepada
mengembangkan
masyarakat
(UU
mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
UNS Tahun 2016 adalah sebesar 4632 :
Tinggi).
5600 = 0,8271 atau 82,71%
Berdasarkan hasil analisis regresi
Hasil perhitungan analisis regresi
diperoleh nilai konstan sebesar 34,805,
diperoleh nilai R-Square sebesar 0,377
sedangkan koefisien regresi untuk variabel
yang berarti bahwa varians yang terjadi
keaktifan berorganisasi sebesar 0,536. Dari
pada variabel kompetensi interpersonal
kedua nilai tersebut, model regresi linier
184 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
sederhana yang diperoleh dapat dinyatakan
sudut pandang yang berbeda mengenai
bahwa Y = 34,805 + 0,536X. Hal ini
suatu konsep, dan hal-hal lainnya.
berarti bahwa setiap kenaikan 1 unit skor
Menurut
Mulyanafi
(2013),
keaktifan berorganisasi maka akan diikuti
partisipasi secara aktif dalam organisasi
kenaikan
interpersonal
kemahasiswaan akan membuat mahasiswa
mahasiswa sebesar 0,536 dengan asumsi
terlatih dalam berbicara di depan umum,
keaktifan berorganisasi bersifat tetap.
mengeluarkan pendapat serta akan melatih
kompetensi
Subjek dalam penelitian ini adalah
mahasiswa untuk bekerja sama dengan
mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP
orang-orang yang mempunyai karakter
UNS. Mahasiswa Fakultas Keguruan dan
yang berbeda dengan dirinya, belajar untuk
Ilmu Pendidikan, khususnya Pendidikan
menghargai dan menghormati orang.
Akuntansi yang aktif dalam kegiatan
organisasi
memiliki
kompetensi
Berdasarkan hasil uraian di atas,
mahasiswa yang aktif dalam kegiatan
interpersonal yang lebih baik dari pada
organisasi
mahasiswa yang tidak aktif dalam kegiatan
interpersonal yang lebih dari mahasiswa
orgnisasi.
Mahasiswa
berorganisasi
seringkali
memiliki
kompetensi
yang
aktif
yang tidak mengikuti kegiatan organisasi.
bekerja
sama
Keaktifan
berorganisasi
mempunyai
untuk mencapai suatu tujuan, seperti
pengaruh yang baik untuk menumbuhkan
mengadakan suatu kegiatan, melakukan
dan
rapat, merekrut dan membina anggota
interpersonal
baru, selain itu mereka juga memiliki
Akuntansi FKIP UNS. Hal ini sesuai
jabatan dan wewenang masing-masing
dengan penelitian yang dilakukan oleh
yang
dipertanggungjawabkan.
Yulianto (2015) di mana terdapat pengaruh
Pencapaian suatu tujuan bersama yang
positif dan signifikan keaktifan siswa
dilakukan
juga
berorganisasi terhadap peningkatan soft
kemampuan
skills siswa kelas XI kompetensi keahlian
berkomunikasi yang baik. Individu yang
Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah
bekerja sama dengan orang lain dalam
Prambanan Tahun Ajaran 2014/2015. Hal
organisasi untuk mencapai suatu tujuan
ini ditunjukan dengan harga rxy1 sebesar
bersama
akan
berbagai
0,493, rtabel sebesar 0,263, r2xy1 sebesar
konflik
karena
menyatukan
0,243, harga thitung sebesar 4,116 lebih
harus
bersama-sama
membutuhkan
beberapa
adanya
ini
menghadapi
mereka
pemikiran
dari
anggota-
besar
meningkatkan
dari
mahasiswa
ttabel
2,003
kompetensi
Pendidikan
pada
taraf
anggotanya, mulai dari ide yang berbeda,
signifikansi 5% dan persamaan regresi
cara penyelesaian masalah yang berbeda,
sederhana yakni Y1 = 0,881 X + 67,433.
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan 185
Berorganisasi terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 171-188
sebesar
itu, penelitian ini juga memiliki kelemahan
0,243; berarti bahwa keaktifan siswa
dan keterbatasan, yaitu penelitian ini hanya
berorganisasi
mempengaruhi
dapat digeneralisasikan secara terbatas
24,3% perubahan pada peningkatan soft
pada populasi dari penelitian ini saja
skills. Hal ini menunjukan bahwa semakin
sehingga masih memerlukan penelitian
tinggi keaktifan siswa berorganisasi maka
yang lebih lanjut ditambahkan dengan
soft skills yang diperoleh akan tinggi,
variabel-variabel
sebaliknya
siswa
disertakan dalam penelitian ini serta
berorganisasi rendah maka soft skills juga
memperluas ruang lingkup penelitian. Hal
rendah.
ini dimaksudkan supaya penelitian ini
Koefisien
determinasi
(r2xy1)
mampu
jika
keaktifan
lain
yang
belum
Ilmu
selanjutnya diharapkan dapat menemukan
Pendidikan Universitas Sebelas Maret
hasil yang lebih komprehensif dan dapat
Surakarta juga telah memberikan fasilitas
diterapkan secara lebih luas.
Fakultas
Keguruan
dan
kepada para mahasiswa berupa berbagai
kegiatan dalam organisasi seperti BEM,
Himpunan Mahasiswa, dan Unit Kegiatan
Mahasiswa. Semua itu bertujuan untuk
dapat
mengembangkan
kompetensi
interpersonal yang ada pada tiap diri
mahasiswa yang berwujud kemampuan
intelektualnya, keterampilan, dan sikap.
Penelitian ini memiliki beberapa
kelebihan diantaranya adalah hipotesis
dalam
penelitian
dinyatakan
ini
terbukti
dengan nilai t
hitung
> t
diterima
yang
tabel
dan
ditunjukkan
yaitu 4,140 >
1,671, dan diketahui reliabilitas skala yang
digunakan dalam penelitian ini termasuk
dalam kategori baik, sehingga sudah
dianggap cukup handal untuk digunakan
sebagai alat ukur suatu penelitian. Selain
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh, maka dapat diambil simpulan
bahwa terdapat pengaruh yang kuat dan
signifikan antara keaktifan berorganisasi
terhadap
kompetensi
interpersonal
mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP
UNS Tahun 2016. Keaktifan berorganisasi
terhadap
kompetensi
interpersonal
mahasiswa terdapat arah yang positif.
Artinya
semakin
tinggi
keaktifan
berorganisasi maka semakin tinggi pula
kompetensi
Sebaliknya
interpersonal
semakin
rendah
mahasiswa.
keaktifan
berorganisasi maka semakin rendah pula
kompetensi interpersonal mahasiswa.
186 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
Berdasarkan simpulan penelitian
Akuntansi
FKIP
UNS
Tahun
2016.
yang telah diungkapkan maka dapat
Implikasi praktis dari hasil penelitian ini
diuraikan implikasi dari penelitian ini baik
yaitu
secara teoretis maupun secara praktis.
kompetensi interpersonal mahasiswa yang
Implikasi secara teori yaitu hasil penelitian
dipengaruhi oleh keaktifan berorganisasi
ini dapat digunakan sebagai referensi
yang artinya mahasiswa yang memiliki
tambahan atau sebagai penguatan teori
keaktifan yang tinggi dalam berorganisasi
untuk
akan memiliki kompetensi interpersonal
meningkatkan
interpersonal.
penelitian
kompetensi
Diharapkan
ini
dapat
sumbangan
yang
memberikan
langkah
dengan
baru
tinggi
rendahnya
yang tinggi pula.
memberikan
berarti
diketahui
Berdasarkan hasil analisis data
dalam
yang telah dikemukakan di atas, maka
untuk
peneliti
memberikan
saran
yang
meningkatkan kompetensi interpersonal
diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak
mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP
Program
UNS
Pendidikan Akuntansi FKIP UNS.
melalui
keaktifan
dalam
berorganisasi. Hasil penelitian ini juga
mendukung
penelitian
yang
Studi
maupun
mahasiswa
1. Program Studi
telah
Berdasarkan hasil penelitian
dilakukan oleh Sundari (2015) mengenai
ini, dapat diketahui bahwa keaktifan
keaktifan
kegiatan
berorganisasi memberikan pengaruh
ekstrakurikuler kepramukaan berpengaruh
yang signifikan terhadap kompetensi
terhadap kecerdasan interpersonal dan
interpersonal
penelitian yang telah dilakukan oleh
Meningkatnya keaktifan berorganisasi
Yulianto (2015) mengenai keaktifan siswa
akan
berorganisasi
interpersonal
mengikuti
berpengaruh
terhadap
mahasiswa.
meningkatkan
kompetensi
mahasiswa
dan
peningkatan soft skills dan prestasi belajar
menurunnya keaktifan berorganisasi
siswa kelas XI Kompetensi Keahlian
akan
Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah
interpersonal mahasiswa. Oleh karena
Prambanan.
itu, untuk meningkatkan keaktifan
Implikasi
praktis
simpulan
penelitian
diketahui
bahwa
ini
berdasarkan
yaitu
variabel
dapat
menurunkan
berorganisasi
interpersonal
dan
kompetensi
kompetensi
mahasiswa,
program
keaktifan
studi diharapkan dapat membantu
berorganisasi mempunyai pengaruh yang
mahasiswa dalam menunjang kegiatan
signifikan
terhadap
kompetensi
keorganisasian yaitu salah satunya
interpersonal
mahasiswa
Pendidikan
dengan memberikan dukungan berupa
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan 187
Berorganisasi terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 171-188
motivasi dan tersedianya fasilitas yang
memadai.
2. Mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian
ini, dapat diketahui bahwa keaktifan
berorganisasi merupakan salah satu
faktor
yang
mempengaruhi
kompetensi interpersonal mahasiswa.
Tinggi
rendahnya
kompetensi
interpersonal
mahasiswa
ditentukan
oleh
juga
keaktifan
berorganisasi. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan
kompetensi
interpersonal, diharapkan mahasiswa
dapat lebih aktif dalam mengikuti
kegiatan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
De Janasz, Dowd, & Schneider. (2012).
Interpersonal
Skills
in
Organization (4th edition). New
York: McGraw-Hill.
Hafid, Ahiri & Haq. (2013). Konsep Dasar
Ilmu
Pendidikan.
Bandung:
Alfabeta.
Handfield, R. (2006). Faith in the Moral
Integrity
of
Others.
http://www.careersuperstar.com/i
nterpersonal_competence/
Keputusan Dirjen Dikti No 25 Tahun 2014
tentang
Panduan
Umum
Pengenalan Kehidupan Kampus
bagi Mahasiswa Baru
Mulyanafi,
F.
(2013).
Perbedaan
Keterampilan
Komunikasi
Interpersonal Mahasiswa FISIP
Universitas Brawijaya ditinjau
dari Keaktifan Berorganisasi.
Skripsi. Malang: Universitas
Brawijaya.
Nashori, Fuad. (2008). Psikologi Sosial
Islami. Bandung: PT Refika
Aditama.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional.
Rahmawati, D. (2014). Pengaruh Cerita
Bergambar terhadap Kompetensi
Interpersonal Anak di TK
Aisyiyah Gedongan, Kecamatan
Colomadu, Karanganyar Tahun
Ajaran 2013/2014.
Riduwan. (2013). Dasar-dasar Statistika.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Pendidikan
Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Statistika untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
________. (2014). Statistika untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukirman, Silvia. (2004). Tuntunan
Belajar di Perguruan Tinggi.
Jakarta: Pelangi Cendekia.
Sundari, S.A. (2015). Pengaruh Keaktifan
Mengikuti
Kegiatan
Ekstrakurikuler
Kepramukaan
terhadap
Kecerdasan
Interpersonal Siswa Kelas V SD
di Gugus Sugarda Kecamatan
Kalimanah.
188 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
Yulianto,A. (2015). Pengaruh Keaktifan
Siswa Berorganisasi terhadap
Peningkatan Soft Skills dan
Prestasi Belajar Siswa Kelas XI
Kompetensi Keahlian Teknik
Pemesinan SMK Muhammadiyah
Prambanan
Tahun
Ajaran
2014/2015.
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan 189
Berorganisasi terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 171-188
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan Berorganisasi
terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UNS
Tahun 2016. Agustus, 2016.
PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISASI TERHADAP KOMPETENSI
INTERPERSONAL MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS
TAHUN 2016
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, Sohidin*
*Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
isayaqin@yahoo.com
ABSTRACT
The objective of this research is to investigate whether or not the activeness in
organization has an effect on the interpersonal competency of the students of Accounting
Education Department of the Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret
University in 2016. This research used the quantitative research method. Its population was
all of the students as many as 246 of Accounting Education Department of the Faculty of
Teacher Training and Education, Sebelas Maret University in 2016. The samples of research
consisted of 56 Class 2014 students of Class A and Class B and were taken by using the
purposive sampling technique. The data of research were collected through questionnaire
and analyzed by using the simple linear regression analysis assisted with the computer
program of SPSS Version 23 for Window. The result of research shows that the activeness in
organization has a positive and significant effect on the interpersonal competency of the
students of Accounting Education Department of the Faculty of Teacher Training and
Education, Sebelas Maret University in 2016 as indicated by the value of r = 0.624, the value
of r2 = 0.377, and the value of t count = 4.140 which was greater than that of ttable = 1.671 at
the significance level of 5%. The regression equation is Y = 34.805 + 0.536X.
Keywords: Activeness in organization, interpersonal competency, Education
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keaktifan
berorganisasi terhadap kompetensi interpersonal mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP
UNS Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UNS Tahun 2016 yang
berjumlah 246 mahasiswa. Sampel yang terpilih berjumlah 56 mahasiswa, yaitu mahasiswa
angkatan 2014 kelas A dan kelas B dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data penelitian dilaksanakan dengan menggunakan angket/kuesioner. Analisis
data menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana dengan program SPSS versi 23 for
window. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
keaktifan berorganisasi terhadap kompetensi interpersonal mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Hal ini ditunjukkan dengan harga r sebesar 0,614 dan r2 sebesar
0,377, serta thitung > ttabel atau 4,140 > 1,671 pada taraf signifikansi 5%. Persamaan regresi
adalah Y = 34,805 + 0,536X.
Kata kunci : Keaktifan Berorganisasi, Kompetensi Interpersonal, Pendidikan
172 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
Salah satu langkah yang dapat
PENDAHULUAN
Globalisasi
diambil
untuk
meningkatkan
kualitas
merupakan
sebuah
kontemporer
yang
sumber daya manusia Indonesia adalah
mempunyai pengaruh dalam mendorong
dengan pendidikan. Pendidikan merupakan
munculnya
kemungkinan
salah satu kebutuhan pokok manusia
mengenai perubahan dunia yang akan
dalam rangka mempertahankan hidup.
berlangsung. Tidak ada negara yang
Pendidikan
mampu menutup diri dari perkembangan
untuk membentuk kepribadian manusia.
perkembangan
berbagai
merupakan
hal
terpenting
Peranan pendidikan salah satunya
yang terjadi, mau tidak mau setiap negara
harus mampu menghadapi derasnya arus
dapat
globalisasi,
karena
Mahasiswa merupakan bagian dari civitas
memberikan
berbagai
arus
globalisasi
dilakukan
oleh
mahasiswa.
dalam
akademika
yang
kehidupan. Hal ini menjadi kenyataan
pendidikan
di
yang harus dihadapi oleh setiap negara,
Mahasiswa yang berada pada jenjang
tidak terkecuali Indonesia. Menghadapi
pendidikan ini memiliki kompetensi diri
persaingan global yang semakin ketat,
yang lebih besar karena sebagai seorang
Indonesia
dengan
negara
mahasiswa, mereka dianggap telah mampu
anggota
ASEAN
sudah
mengatur dan melaksanakan tanggung
blueprint
jawabnya sendiri. Seorang mahasiswa
menandatangani
dampak
kesembilan
lainnya
deklarasi
sedang
menempuh
Perguruan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
memiliki
untuk memulai suatu langkah integrasi dari
mengasah keterampilannya dalam berbagai
segi
aspek
ekonomi.
Tujuan
dibuatnya
kesempatan
Tinggi.
sesuai
untuk
dengan
dapat
keinginan
dan
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 yaitu
kemampuan yang dimiliki selama berada
untuk
stabilitas
di Perguruan Tinggi. Mahasiswa sebagai
perekonomian di kawasan ASEAN dan
elemen penting dalam sebuah institusi
diharapkan mampu mengatasi masalah-
pendidikan dapat memberikan kontribusi
masalah di bidang ekonomi antar negara
besar terhadap kemajuan lembaga yang
ASEAN. Hal ini membuat Indonesia harus
menaunginya dan selanjutnya juga dapat
berusaha memperbaiki kualitas sumber
memberikan
daya manusia serta meningkatkan jiwa
Mahasiswa
mampu
saing tenaga kerja Indonesia agar mampu
“agent
change”
bertahan di tengah era perdagangan bebas
memiliki
yang akan datang.
dikelompokkan
meningkatkan
of
kontribusi
bagi
negara.
bertindak
sebagai
yang
diharuskan
kemampuan
yang
menjadi
kemampuan
kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan 173
Berorganisasi terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 171-188
psikomotorik (keterampilan). Mahasiswa
yang
Pendidikan
UNS
keseharian di lingkungan kampus belum
diharapkan dapat menjadi bagian dari
sesuai dengan yang diharapkan. Sebagian
“agent of change” yang berprestasi secara
besar mahasiswa masih malu-malu ketika
akademik
non-akademik,
hendak bertemu atau berhadapan dengan
sehingga mahasiswa tidak hanya memiliki
dosen, padahal hal seperti itu akan menjadi
intelektualitas yang tinggi, tetapi juga
rutinitas
mampu menerapkan ilmu pengetahuannya
Tidak hanya itu, tidak sedikit mahasiswa
di masyarakat.
yang masih kurang percaya diri dalam
Akuntansi
maupun
FKIP
Mahasiswa sangat perlu memiliki
ditunjukkan
mahasiswa
sebagai
seorang
dalam
mahasiswa.
menyampaikan usulan atau ide ketika
kemampuan intelektual yang memadai,
sedang
namun selain memiliki kemampuan dalam
kelompok. Keterampilan yang dimiliki
bidang akademik, kemampuan di bidang
oleh mahasiswa terutama yang berkaitan
non akademik juga diperlukan untuk
dengan keseharian di perkuliahan juga
menunjang
belum terlihat maksimal. Tidak sedikit
Berkaitan
kemampuan
dengan
akademiknya.
bidang
pekerjaan,
melakukan
mahasiswa
yang
diskusi
belum
dapat
baik.
Mereka
mahasiswa sebagai lulusan dari Perguruan
berkomunikasi
Tinggi
dengan
mengakui bahwa mereka belum pandai
mahasiswa lainnya untuk mendapatkan
menyusun kata dan menggunakan bahasa
posisi di perusahaan atau instansi tertentu,
yang baku ketika berkomunikasi dengan
sehingga
untuk
dosen maupun dengan pihak lain yang
bukan
lebih
juga
harus
bersaing
mahasiswa
perlu
memaksimalkan kemampuannya
tinggi
dengan
suatu
jabatannya.
Ketika
juga
mendapatkan suatu kendala atau masalah,
keterampilan
banyak mahasiswa yang menjawab bahwa
kompetensi interpersonal yang meliputi
mereka belum mampu mengatasi dan
sikap dan keterampilan.
menyelesaikan masalah tersebut secara
hanya
secara
kemampuan
intelektual,
lain
seperti
tetapi
Berdasarkan observasi yang telah
cepat dan tepat.
dilakukan pada mahasiswa Pendidikan
Berdasarkan fenomena tersebut,
Akuntansi FKIP UNS, keterampilan dan
mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP
sikap yang ditunjukkan oleh mahasiswa
UNS
belum mencapai tingkat maksimal. Sikap
interpersonal yang di antaranya berupa
belum
menguasai
kompetensi
174 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
sikap dan keterampilan yang ada pada diri
lembaga
mahasiswa tersebut. Sebagaian besar dari
organisasi, serta satuan pendidikan yang
mahasiswa yang masih kurang menguasai
sejenis. Berbeda dengan kedua jenis jalur
kompetensi
pendidikan
interpersonal
adalah
pelatihan,
kelompok
sebelumnya,
belajar,
pendidikan
mahasiswa yang cenderung pasif dalam
informal adalah jalur pendidikan yang
kegiatan atau aktivitas ekstrakampus dan
tidak terstruktur dan tidak berjenjang,
dalam partisipasi sosial dalam lingkungan
seperti keluarga dan lingkungan.
masyarakat.
Akan
tetapi,
model
lembaga
Mengingat pentingnya kompetensi
pendidikan di atas juga belum semuanya
interpersonal, perlu adanya suatu cara
secara maksimal memberikan pengaruh
untuk
kompetensi
yang signifikan. Perguruan tinggi sebagai
dapat
lembaga pendidikan formal masih belum
meningkatkan
mampu menghasilkan mahasiswa yang
meningkatkan
interpersonal.
Pendidikan
dilaksanakan
untuk
kompetensi tersebut. Pendidikan tidak
memiliki
selalu berasal dari pendidikan formal
Sebagai contoh, masih banyak ditemukan
seperti sekolah atau perguruan tinggi.
mahasiswa yang di bangku kuliah hanya
Pendidikan nonformal dan informal pun
mengejar indeks prestasi yang tinggi, tanpa
memiliki
untuk
ada minat untuk mengikuti kegiatan
membentuk kepribadian, terutama anak
ekstrakurikuler seperti organisasi kampus
atau peserta didik (Hafid, Ahiri & Haq,
yang merupakan salah satu dari bentuk
2013: 66).
pendidikan nonformal yang sebenarnya
peran
yang
sama
Menurut UU No. 20 tahun 2003
tentang
Sistem
penting
bagi
yang
unggul.
perkembangan
Nasional
kepribadian mahasiswa. Oleh karena itu,
terdapat perbedaan antara ketiga model
hanya nilai dan ilmu secara teoretis yang
lembaga pendidikan tersebut. Pendidikan
mereka dapatkan di perkuliahan tanpa
formal adalah jalur pendidikan yang
mengetahui aplikasi dari ilmu yang telah
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
mereka pelajari. Kuliah pada dasarnya
pendidikan dasar, pendidikan menengah,
bukan hanya untuk mencari ilmu secara
dan
teoretis saja, tetapi juga harus bisa
pendidikan
pendidikan
Pendidikan
sangat
kepribadian
tinggi.
nonformal
Sementara
jalur
mengaplikasikan ilmu yang dipelajari ke
pendidikan di luar pendidikan formal yang
dalam masyarakat seperti Tri Dharma
tidak harus dilaksanakan secara terstruktur
Perguruan Tinggi yang harus dipahami
dan
pendidikan
oleh setiap mahasiswa, yang berisi tentang
nonformal terdiri atas lembaga kursus,
tiga hal, yaitu pendidikan, penelitian, dan
berjenjang.
Satuan
adalah
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan 175
Berorganisasi terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 171-188
pengabdian masyarakat. Pendidikan bisa
disebut dengan kompetensi interpersonal.
dicapai dengan pendidikan formal di kelas,
Kompetensi
namun
pengabdian
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
masyarakat hanya bisa dicapai dengan
untuk menjalin hubungan dengan baik
pendidikan nonformal dan pendidikan
terhadap orang lain sehingga dapat terjalin
informal di lapangan atau masyarakat.
keakraban
penelitian
dan
interpersonal
(Rahmawati,
adalah
2014:
12).
Menurut Keputusan Dirjen Dikti
Kompetensi
interpersonal
No 25 Tahun 2014 tentang Panduan
kemampuan
seseorang
Umum Pengenalan Kehidupan Kampus
dengan orang lain. Ketika berinteraksi
bagi Mahasiswa Baru, secara garis besar
dengan orang lain, setiap individu akan
materi
melakukan komunikasi antarpribadi baik
yang
perlu
dimengerti
oleh
merupakan
untuk
ataupun
bekerja
mahasiswa di kehidupan kampus adalah 1)
sendiri-sendiri
dalam
wawasan kebangsaan; 2) pendidikan tinggi
kelompoknya. Seberapa besarnya suatu
di Indonesia; 3) kegiatan akademik di
komunitas, namun yang pasti komunikasi
perguruan tinggi; 4) pengenalan nilai
yang terjadi diantara individu yang ada
budaya, tata krama, dan etika keilmuan; 5)
tetap merupakan komunikasi interpersonal
organisasi dan kegiatan kemahasiswaan; 6)
(Handfield, 2006: 154).
Menurut De Janasz, Dowd &
layanan mahasiswa; dan 7) persiapan
penyesuaian diri di perguruan tinggi. Dari
Schneider
ketujuh
khususnya
interpersonal sangat penting ketika berada
organisasi dan kegiatan kemahasiswaan
di lingkungan kerja untuk berkomunikasi
sangat membantu mahasiswa baik dalam
dengan baik dengan atasan, rekan kerja,
pengenalan kehidupan di kampus maupun
dan
untuk
kompetensi interpersonal di dalam dunia
materi
tersebut,
menambah
kemampuan
yang
pengalaman
belum
dan
dimilikinya
kerja,
(2012:
pelanggan.
Ada
26)
kompetensi
banyak
bentuk
beberapa di antaranya adalah
secara menyeluruh seperti kemampuan
kepercayaan diri, berkomunikasi secara
berbicara,
efektif, dan manajemen diri yang baik.
bersikap
dan
memecahkan
Kebutuhan akan pentingnya kompetensi
masalah.
Menghadapi pendidikan nonformal
interpersonal
menjadi
semakin
besar
mahasiswa
mengingat bahwa pada saat ini individu
membutuhkan kemampuan sosial yang
terutama sebagai mahasiswa dituntut untuk
dan
pendidikan
informal,
176 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
dapat bersaing di dalam dunia kerja.
Tabel 1.1. Hasil Observasi Keikutsertaan
Kemampuan seperti kepercayaan diri,
Organisasi Mahasiswa
komunikasi efektif, dan manajemen diri
dunia kerja nantinya. Salah satu cara untuk
mengasah
dan
menumbuhkan
kemampuan-kemampuan tersebut dapat
Tidak
Ikut
Organi
sasi
67
0
67
0
0%
66
38
28
61
57,60%
56
44
12
82
78,60%
75,43%
Angka
tan
Jumlah
Mahasis
wa
1
2012
2
2013
3
2014
4
2015
JUML
AH
wajib dimiliki oleh setiap mahasiswa
sebagai bekal mereka dalam memasuki
Mengikuti
Organisasi
No
Organi
sasi
yang
Diikuti
57
43
14
65
246
125
121
208
Persen
tase
diperoleh dari kegiatan keorganisasian di
lingkungan kampus.
Berdasarkan observasi yang telah
Hal ini sejalan dengan penelitian
dari Frisca Mulyanafi (2013: 11) yang
menemukan bahwa terdapat perbedaan
keterampilan
pada
komunikasi
mahasiswa
Brawijaya
FISIP
ditinjau
berorganisasi.
Universitas
dari
keaktifan
Mahasiswa
Universitas
Brawijaya
berorganisasi
memiliki
keterampilan
komunikasi
sebesar
interpersonal
95,88
yang
yang
nilai
FISIP
aktif
rata-rata
interpersonal
lebih tinggi
dibanding dengan mahasiswa yang tidak
aktif berorganisasi dengan nilai rata-rata
keterampilan
sebesar
komunikasi
interpersonal
89,56. Hal tersebut dibuktikan
oleh nilai unit t sebesar -5,439 dan
taraf
signifikansi
keterampilan
0,000
yang berarti
komunikasi
interpersonal
berbeda secara signifikan.
berikut:
didapatkan
ditemukan
bahwa
sebesar
50,81% mahasiswa Pendidikan Akuntansi
mengikuti
organisasi
di
lingkungan
kampus. Secara teori, dengan mengikuti
kegiatan organisasi akan meningkakan
kompetensi
interpersonal
mahasiswa
tersebut. Namun belum diketahui dari
mahasiswa tersebut apakah terlihat bahwa
kemampuan interpersonal menjadi lebih
baik ketika ikut serta di dalam organisasi.
Padahal
kompetensi
interpersonal
ini
sangat penting dimiliki oleh mahasiswa
baik
ketika
dalam
pembelajaran
di
perkuliahan ataupun nanti ketika lulus dan
masuk ke dalam dunia kerja.
Berdasarkan
permasalahan
dan
uraian tersebut, menarik untuk dilakukan
penelitian
untuk
mengetahui
apakah
terdapat pengaruh keaktifan berorganisasi
Hasil dari observasi yang telah
dilakukan,
dilakukan,
data
sebagai
terhadap
kompetensi
interpersonal
mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP
UNS Tahun 2016.
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan 177
Berorganisasi terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 171-188
yang
kesabaran terhadap perilaku orang
terdapat dalam diri mahasiswa dapat
lain dan tidak mengadili atau
tumbuh dengan dipengaruhi oleh beberapa
menghukumnya.
faktor. Nashori (2008: 11) mengemukakan
menerima
bahwa
manusia dengan mengetahui bahwa
Kompetensi
interpersonal
kompetensi
interpersonal
Konsep diri berkorelasi positif
1) Jenis Kelamin
Anak-anak dan remaja laki-laki
memiliki tingkat gerakan-gerakan
aktif
yang
lebih
tinggi
dibanding dengan anak perempuan.
Selanjutnya,
gerakan-gerakannya
yang aktif tersebut menjadi modal
untuk berinisiatif dalam melakukan
hubungan
sosial-interpersonal,
asertif,
menyelesaikan
dan
aktif
masalah
atau
Ada individu yang berorientasi ke
dalam (intrinsik) dan ada pula yang
berorientasi ke luar (ekstrinsik).
Individu yang berorientasi keluar
cenderung selalu berusaha untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
3) Kematangan
Kematangan beragama berkorelasi
kompetensi
interpersonal. Orang yang matang
dalam
beragama
Orang yang konsep dirinya positif
merasa dirinya setara dengan orang
lain dan peka terhadap kebutuhan
orang lain.
b. Faktor Eksternal
1) Kontak dengan Orangtua
Kontak
banyak
anak
dengan
berpengaruh
kompetensi
orangtua
terhadap
interpersonal
kontak
anak
anak.
dengan
orangtua, dapat menjadikan anak
2) Tipe Kepribadian
dengan
dengan kompetensi interpersonal.
Adanya
konflik yang dihadapi.
positif
kelemahan-kelemahan
4) Konsep Diri
a. Faktor Internal
bersikap
dapat
ia punya kelemahan yang sama.
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
yang
Ia
memiliki
belajar dari lingkungan sosialnya
dan
pengalaman
bersosialisasi
tersebut
dapat
mempengaruhi
perilaku
sosial
anak
dalam
lingkungan sekitarnya.
2) Interaksi dengan Teman Sebaya
Individu
yang
memiliki
kesempatan
untuk
berinteraksi
dengan teman sebaya memiliki
kesempatan yang lebih besar untuk
meningkatkan
perkembangan
178 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
pribadi
maupun
sosial,
asertivitas, pelatihan inisiatif sosial,
perkembangan emosi, dan lebih
pelatihan kepemimpinan, dan lain
mudah dalam membina hubungan
sebagainya.
interpersonal.
Berdasarkan
3) Aktivitas
faktor-faktor
memengaruhi kompetensi
Aktivitas
yang
interpersonal
oleh
yang telah dikemukakan di atas, dapat
dapat
diambil kesimpulan bahwa pada intinya
tingkat
kompetensi interpersonal dipengaruhi oleh
yang
dua faktor utama, yaitu faktor eksternal
dimiliki. Penelitian yang dilakukan
dan faktor internal. Sesuai dengan topik
oleh Danardono (Nashori, 2008)
dalam
membuktikan bahwa mahasiswa
interpersonal
yang
kegiatan
aktivitas yang salah satu jenisnya adalah
memiliki
kegiatan dalam satuan kelompok atau
kompetensi
organisasi dan partisipasi sosial yang lebih
signifikan
mengarah pada kegiatan-kegiatan sosial
setiap
dilakukan
yang
individu
mempengaruhi
kompentensi
pada
interpersonal
aktif
dalam
kepecintaalaman
perbedaan
interpersonal
yang
penelitian
dengan mahasiswa yang tidak aktif
yang
dalam
organisasi.
kegiatan
Mahasiswa
kepecintalaman.
pecinta
alam
lebih
ini,
dapat
dapat
dipengaruhi
dijumpai
Keaktifan
kompetensi
dalam
oleh
sebuah
mahasiswa
dalam
tinggi kompetensi interpersonalnya
organisasi
dibanding
salah satu media penghubung antara dunia
dengan
mahasiswa
bukan pecinta alam.
kompetensi
merupakan
pendidikan atau kampus dan kehidupan
4) Partisipasi Sosial
Kompetensi
kemahasiswaan
bermasyarakat. Ketika seorang mahasiswa
sosial
termasuk
interpersonal
dapat
sering
menghadapi
permasalahan
yang
permasalahanada
di
dalam
dipengaruhi oleh partisipasi sosial
organisasi kemahasiswaan maka secara
dari individu. Oleh karena itu,
tidak langsung mahasiswa tersebut sedang
semakin besar partisipasi sosial,
berlatih untuk hidup bermasyarakat.
maka
semakin
kompetensi
Selain
itu,
besar
pula
interpersonalnya.
diketahui
bahwa
Keaktifan
tindakan yang bisa dilihat dari keterlibatan
seorang
dapat meningkatkan kompetensi
organisasi
interpersonal,
kemahasiswaan
pelatihan
dalam
organisasi merupakan suatu perilaku atau
perlakuan khusus pada individu
seperti
mahasiswa
mahasiswa
dalam
tersebut.
membawa
kegiatan
Organisasi
setiap
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan 179
Berorganisasi terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 171-188
anggotanya untuk bersinggungan langsung
d. mengembangkan tanggung jawab
dengan kehidupan di dunia kerja, di
sosial melalui kegiatan pengabdian
organisasi
kepada masyarakat.
kemahasiswaan
anggotanya
diajarkan untuk menumbuhkan soft skill
Menurut Silvia Sukirman (2004:
secara alami dengan cara pengadaan
69) dengan mengikuti kegiatan organisasi
kegiatan-kegiatan,
tahap
akan memperoleh manfaat sebagai berikut.
perencanan sampai tahap evaluasi. Jadi
1) Melatih bekerja sama dalam bentuk
mulai
dari
dapat disimpulkan keaktifan berorganisasi
tim kerja multi disiplin.
adalah kegiatan atau kesibukan mahasiswa
2) Membina sikap mandiri, percaya
dalam sebuah kelompok atau organisasi
diri,
yang berinteraksi dan bekerja sama untuk
bertanggungjawab.
merealisasikan tujuan bersama.
disiplin
dan
3) Melatih berorganisasi.
Undang-Undang
Republik
4) Melatih
berkomunikasi
dan
Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang
menyatakan pendapat di muka
Pendidikan Tinggi, bagian ketujuh tentang
umum.
Kemahasiswaan
paragraf
3
tentang
5) Membina
Organisasi Kemahasiswaan Pasal 77 ayat 2
menyebutkan
bahwa
6) Menambah wawasan.
7) Meningkatkan rasa kepedulian dan
fungsi untuk:
kepekaan pada masyarakat dan
a. mewadahi
kegiatan
Mahasiswa
mengembangkan
lingkungan mahasiswa.
bakat,
1) Membina
minat, dan potensi mahasiswa;
b. mengembangkan
kepemimpinan,
kritis,
produktif, kreatif dan inovatif.
serta
rasa
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa dengan mengikuti
kegiatan
kebangsaan;
c. memenuhi
kemampuan
kreativitas,
kepekaan, daya kritis, keberanian,
dan
mengembangkan
minat bakat.
organisasi
kemahasiswaan paling sedikit memiliki
dalam
dan
kepentingan
kesejahteraan mahasiswa; dan
dan
organisasi
mahasiswa
akan
memperoleh banyak manfaat antara lain
melatih kerja sama, melatih kemampuan
dan
sikap,
menambah
wawasan
dan
membina kepercayaan diri untuk tampil di
180 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
depan umum. Selain itu mahasiswa juga
2015 yang terdiri dari 57 mahasiswa. Total
dapat memperoleh wawasan yang luas
populasi dalam penelitian ini sebanyak 246
sehingga
mahasiswa.
mampu
mempersiapkan
mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja.
Mempertimbangkan variabel yang
akan
METODE PENELITIAN
Penelitian
diteliti,
probability
sampling
teknik
jenis
non-
purposive
menggunakan
sampling. Menurut Riduwan (2013: 11-22)
penelitian kuantitatif. Penelitian
teknik non-probability sampling adalah
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
teknik sampling yang tidak memberikan
penelitian yang berlandaskan pada filsafat
kesempatan (peluang) pada setiap anggota
positivism, digunakan untuk meneliti pada
populasi untuk dijadikan anggota sampel.
metode
ini
digunakan
populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan
sampel
pada
Sampel menurut Sugiyono (2014:
umumnya
62) adalah bagian dari jumlah dan
dilakukan secara random, pengumpulan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
data menggunakan instrumen penelitian,
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari
analisis data bersifat statistik dengan
satu angkatan yaitu angkatan 2014 yaitu
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
yang terdiri dari dua kelas, A dan B.
ditetapkan. (Sugiyono (2010: 14)).
Penelitian ini menggunakan dua
Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
teknik
ini
adalah
keakfifan
berorganisasi mahasiswa (X)
ini
adalah
kompetensi
interpersonal mahasiswa (Y).
Populasi
dalam
Metode
penelitian
angkatan
dilakukan
juga digunakan untuk memperoleh sumber
data yaitu untuk mengetahui jumlah
ini
dan
organisasi
partisipasi
mahasiswa
Program
dalam
Studi
Pendidikan Akuntansi FKIP UNS.
Akuntansi FKIP UNS yang terdiri dari 4
Keempat
dokumentasi
untuk mengetahui data awal dari populasi
mahasiswa
adalah seluruh mahasiswa Pendidikan
angkatan.
yaitu
dan sampel yang akan diambil. Metode ini
2. Variabel terikat yang digunakan dalam
penelitian
data,
dokumentasi dan angket (kuesioner).
1. Variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian
pengumpulan
Menurut Sugiyono (2013: 199)
tersebut
kuesioner merupakan teknik pengumpulan
adalah angkatan 2012 yang terdiri dari 67
data yang dilakukan dengan cara memberi
mahasiswa, angkatan 2013 yang terdiri
seperangkat pertanyaan atau pertanyaan
dari 66 mahasiswa, angkatan 2014 yang
tertulis
terdiri dari 56 mahasiswa, dan angkatan
dijawabnya.
kepada
responden
untuk
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan 181
Berorganisasi terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 171-188
pertanyaan
dalam
linier sederhana didasarkan pada hubungan
menggunakan
skala
fungsional ataupun kausal satu variabel
Penyusunan
penelitian
ini
bertingkat
atau
rating
scale.
Untuk
independen
dengan
regresi
variabel
menentukan nilai jawaban dari masing-
dependen.
masing angket digunakan modifikasi skala
untuk mengetahui besarnya pengaruh satu
likert. Menurut Sugiyono (2013: 135)
variabel bebas atau lebih terhadap satu
bentuk skala likert
variabel tidak bebas.
mempunyai lima
Analisis
satu
digunakan
alternatif jawaban, yaitu sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
tidak setuju.
Validasi instrumen pada penelitian
Untuk melakukan uji hipotesis
dan
maka perlu dilakukan uji persyaratan
reliabilitas dengan bantuan Software SPSS
analisis untuk menentukan apakah data
Versi 23 for Windows.
yang akan dianalisis sudah tepat atau tidak.
ini
menggunakan
uji
validitas
Hasil rxy dikonsultasikan ke table r
product moment dengan taraf signifikansi
5%, apabila r
hitung
> r
tabel
, maka item
Ada 2 uji persyaratan analisis yaitu uji
normalitas dan uji linieritas.
Uji normalitas digunakan untuk
pertanyaan instrumen penelitian dikatakan
mengetahui
valid. Namun apabila r
normal atau tidak. Berdasarkan hasil
item
pertanyaan
hitung
< r tabel , maka
instrumen
penelitian
apakah
data
berdistribusi
perhitungan menunjukkan bahwa variabel
r11
keaktifan berorganisasi (X) memiliki nilai
dikonsultasikan ke table r product moment
signifikansi sebesar 0,200 dan variabel
dengan taraf signifikansi 5%, apabila r
kompetensi interpersonal mahasiswa (Y)
dikatakan
tidak
valid.
Hasil
, maka item pertanyaan
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,169.
instrumen penelitian dikatakan reliabel.
Kedua nilai tersebut lebih besar dari harga
Namun apabila r
< r tabel , maka item
probabilitas standar yaitu 0,05 (5%). Maka
pertanyaan instrumen penelitian dikatakan
dapat diambil kesimpulan bahwa variabel
tidak reliabel.
keaktifan berorganisasi (X) dan variabel
hitung
> r
tabel
hitung
Teknik Analisis data menggunakan
analisis data regresi linier sederhana.
Menurut Sugiyono (2014: 261) regresi
kompetensi interpersonal mahasiswa (Y)
memiliki distribusi normal.
182 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
Uji
linieritas
mengetahui
hubungan
digunakan
apakah
linier
Berdasarkan
untuk
konstan sebesar 34,805 dan koefisien
data
memiliki
regresi
antar
variabel.
berorganisasi
hasil
untuk
variabel
adalah
keaktifan
sebesar
0,536.
perhitungan
Sehingga model regresi linier sederhana
menunjukkan bahwa variabel keaktifan
yang diperoleh dapat dinyatakan Y =
berorganisasi (X) dan variabel kompetensi
34,805 + 0,536X.
interpersonal mahasiswa (Y) memiliki
Berdasarkan hasil penelitian dapat
nilai signifikansi pada Deviation from
diketahui keadaan sebenarnya mengenai
Linearity sebesar 0,316. Nilai tersebut
keaktifan
lebih besar dari angka probabilitas standar
interpersonal mahasiswa, dan pengaruh
yaitu 0,05 (5%). Maka dapat diambil
keaktifan
berorganisasi
terhadap
kesimpulan
kompetensi
interpersonal
mahasiswa.
bahwa
antara
variabel
berorganisasi,
kompetensi
keaktifan berorganisasi (X) dan variabel
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
kompetensi interpersonal mahasiswa (Y)
bebas adalah keaktifan berorganisasi dan
memiliki hubungan yang linear.
yang menjadi variabel terikat adalah
Setelah dilakukan uji persyaratan
analisis,
adalah
Hasil analisis data dari penelitian
melakukan uji hipotesis. Berdasarkan hasil
dan pengujian hipotesis, menunjukkan
perhitungan menunjukkan bahwa koefisien
bahwa hipotesis yang diajukan dalam
regresi diketahui sebesar 0,000. Sedangkan
penelitian
ini
nilai t
diketahui sebesar 4,140. Nilai t
keaktifan
berorganisasi
diketahui sebesar 1,671 ( dk = n - 2 =
pengaruh
yang
tabel
hitung
langkah
selanjutnya
kompetensi interpersonal mahasiswa.
dapat
diterima,
yaitu
memberikan
signifikan
terhadap
56 - 2 = 54, nilai kesalahan 0,05 (5%)).
kompetensi
Nilai koefisien regresi tersebut lebih kecil
Pendidikan Akuntansi FKIP UNS. Hal
dari nilai probabilitas 0,05 (5%), 0,000 <
tersebut didasarkan atas hasil nilai p-value
0,05 dan nilai t
> t tabel yaitu 4,140 >
sebesar 0,000 < nilai taraf signifikansi 0,05
1,671. Sehingga dari hasil tersebut dapat
(5%) dan nilai t hitung sebesar 4,140 > nilai t
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
tabel sebesar
hitung
diterima dan terdapat pengaruh antara
keaktifan
berorganisasi
terhadap
kompetensi interpersonal mahasiswa.
interpersonal
1,671.
Secara
keaktifan
kompetensi
mahasiswa
individual,
berorganisasi
interpersonal
dan
variabel
variabel
mahasiswa
Persamaan umum regresi linier
memiliki pencapaian yang sangat baik.
sederhana adalah Y = α + βX. Hasil Uji t
Angket keaktifan berorganisasi terdiri dari
di atas menunjukkan bahwa diperoleh nilai
22 item pertanyaan. Skala pengukuran dari
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan 183
Berorganisasi terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 171-188
angket tersebut ada 5 alternatif jawaban
mahasiswa (Y) dapat dijelaskan melalui
dengan skor 1 sampai 5. Skor maksimal
varians
yang didapat dengan jumlah responden 56
keaktifan berorganisasi (X) sebesar 37,7%.
orang adalah sebesar 6160. Jumlah ini
Sedangkan 62,3% lainnya dapat dijelaskan
berasal dari perhitungan 5 x 22 x 56 =
melalui varians yang terjadi pada variabel
6160. Hasil penelitian menunjukkan data
lain yang tidak dijelaskan pada model
keaktifan
regresi ini. Dalam arti lain, keaktifan
sehingga
berorganisasi
dapat
pencapaian
sebesar
diketahui
keaktifan
5003,
tingkat
berorganisasi
yang
berorganisasi
terhadap
terjadi
pada
memberikan
kompetensi
variabel
kontribusi
interpersonal
mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP
mahasiswa sebesar 37,7% dan selebihnya
UNS Tahun 2016 adalah sebesar 5003 :
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
6160 = 0,8122 atau 81,22%
diteliti dalam penelitian ini. Kontribusi
Angket kompetensi interpersonal
tersebut dapat dilihat pada kajian pustaka
mahasiswa terdiri dari 20 item pertanyaan.
yang telah dipaparkan, bahwa organisasi
Skala pengukuran dari angket tersebut ada
kemahasiswaan memiliki fungsi untuk
5 alternatif jawaban dengan skor 1 sampai
mewadahi
5. Skor maksimal yang didapat dengan
mengembangkan bakat, minat, dan potensi
jumlah responden 56 orang adalah sebesar
mahasiswa, mengembangkan kreativitas,
5600. Jumlah ini berasal dari perhitungan
kepekaan, daya kritis, keberanian, dan
5 x 20 x 56 = 5600. Hasil penelitian
kepemimpinan, serta rasa kebangsaan,
menunjukkan
memenuhi kepentingan dan kesejahteraan
data
kompetensi
kegiatan
mahasiswa dalam
interpersonal mahasiswa sebesar 4632,
mahasiswa
sehingga
tanggung jawab sosial melalui kegiatan
pencapaian
dapat
diketahui
kompetensi
tingkat
interpersonal
pengabdian
serta
kepada
mengembangkan
masyarakat
(UU
mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
UNS Tahun 2016 adalah sebesar 4632 :
Tinggi).
5600 = 0,8271 atau 82,71%
Berdasarkan hasil analisis regresi
Hasil perhitungan analisis regresi
diperoleh nilai konstan sebesar 34,805,
diperoleh nilai R-Square sebesar 0,377
sedangkan koefisien regresi untuk variabel
yang berarti bahwa varians yang terjadi
keaktifan berorganisasi sebesar 0,536. Dari
pada variabel kompetensi interpersonal
kedua nilai tersebut, model regresi linier
184 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
sederhana yang diperoleh dapat dinyatakan
sudut pandang yang berbeda mengenai
bahwa Y = 34,805 + 0,536X. Hal ini
suatu konsep, dan hal-hal lainnya.
berarti bahwa setiap kenaikan 1 unit skor
Menurut
Mulyanafi
(2013),
keaktifan berorganisasi maka akan diikuti
partisipasi secara aktif dalam organisasi
kenaikan
interpersonal
kemahasiswaan akan membuat mahasiswa
mahasiswa sebesar 0,536 dengan asumsi
terlatih dalam berbicara di depan umum,
keaktifan berorganisasi bersifat tetap.
mengeluarkan pendapat serta akan melatih
kompetensi
Subjek dalam penelitian ini adalah
mahasiswa untuk bekerja sama dengan
mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP
orang-orang yang mempunyai karakter
UNS. Mahasiswa Fakultas Keguruan dan
yang berbeda dengan dirinya, belajar untuk
Ilmu Pendidikan, khususnya Pendidikan
menghargai dan menghormati orang.
Akuntansi yang aktif dalam kegiatan
organisasi
memiliki
kompetensi
Berdasarkan hasil uraian di atas,
mahasiswa yang aktif dalam kegiatan
interpersonal yang lebih baik dari pada
organisasi
mahasiswa yang tidak aktif dalam kegiatan
interpersonal yang lebih dari mahasiswa
orgnisasi.
Mahasiswa
berorganisasi
seringkali
memiliki
kompetensi
yang
aktif
yang tidak mengikuti kegiatan organisasi.
bekerja
sama
Keaktifan
berorganisasi
mempunyai
untuk mencapai suatu tujuan, seperti
pengaruh yang baik untuk menumbuhkan
mengadakan suatu kegiatan, melakukan
dan
rapat, merekrut dan membina anggota
interpersonal
baru, selain itu mereka juga memiliki
Akuntansi FKIP UNS. Hal ini sesuai
jabatan dan wewenang masing-masing
dengan penelitian yang dilakukan oleh
yang
dipertanggungjawabkan.
Yulianto (2015) di mana terdapat pengaruh
Pencapaian suatu tujuan bersama yang
positif dan signifikan keaktifan siswa
dilakukan
juga
berorganisasi terhadap peningkatan soft
kemampuan
skills siswa kelas XI kompetensi keahlian
berkomunikasi yang baik. Individu yang
Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah
bekerja sama dengan orang lain dalam
Prambanan Tahun Ajaran 2014/2015. Hal
organisasi untuk mencapai suatu tujuan
ini ditunjukan dengan harga rxy1 sebesar
bersama
akan
berbagai
0,493, rtabel sebesar 0,263, r2xy1 sebesar
konflik
karena
menyatukan
0,243, harga thitung sebesar 4,116 lebih
harus
bersama-sama
membutuhkan
beberapa
adanya
ini
menghadapi
mereka
pemikiran
dari
anggota-
besar
meningkatkan
dari
mahasiswa
ttabel
2,003
kompetensi
Pendidikan
pada
taraf
anggotanya, mulai dari ide yang berbeda,
signifikansi 5% dan persamaan regresi
cara penyelesaian masalah yang berbeda,
sederhana yakni Y1 = 0,881 X + 67,433.
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan 185
Berorganisasi terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 171-188
sebesar
itu, penelitian ini juga memiliki kelemahan
0,243; berarti bahwa keaktifan siswa
dan keterbatasan, yaitu penelitian ini hanya
berorganisasi
mempengaruhi
dapat digeneralisasikan secara terbatas
24,3% perubahan pada peningkatan soft
pada populasi dari penelitian ini saja
skills. Hal ini menunjukan bahwa semakin
sehingga masih memerlukan penelitian
tinggi keaktifan siswa berorganisasi maka
yang lebih lanjut ditambahkan dengan
soft skills yang diperoleh akan tinggi,
variabel-variabel
sebaliknya
siswa
disertakan dalam penelitian ini serta
berorganisasi rendah maka soft skills juga
memperluas ruang lingkup penelitian. Hal
rendah.
ini dimaksudkan supaya penelitian ini
Koefisien
determinasi
(r2xy1)
mampu
jika
keaktifan
lain
yang
belum
Ilmu
selanjutnya diharapkan dapat menemukan
Pendidikan Universitas Sebelas Maret
hasil yang lebih komprehensif dan dapat
Surakarta juga telah memberikan fasilitas
diterapkan secara lebih luas.
Fakultas
Keguruan
dan
kepada para mahasiswa berupa berbagai
kegiatan dalam organisasi seperti BEM,
Himpunan Mahasiswa, dan Unit Kegiatan
Mahasiswa. Semua itu bertujuan untuk
dapat
mengembangkan
kompetensi
interpersonal yang ada pada tiap diri
mahasiswa yang berwujud kemampuan
intelektualnya, keterampilan, dan sikap.
Penelitian ini memiliki beberapa
kelebihan diantaranya adalah hipotesis
dalam
penelitian
dinyatakan
ini
terbukti
dengan nilai t
hitung
> t
diterima
yang
tabel
dan
ditunjukkan
yaitu 4,140 >
1,671, dan diketahui reliabilitas skala yang
digunakan dalam penelitian ini termasuk
dalam kategori baik, sehingga sudah
dianggap cukup handal untuk digunakan
sebagai alat ukur suatu penelitian. Selain
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh, maka dapat diambil simpulan
bahwa terdapat pengaruh yang kuat dan
signifikan antara keaktifan berorganisasi
terhadap
kompetensi
interpersonal
mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP
UNS Tahun 2016. Keaktifan berorganisasi
terhadap
kompetensi
interpersonal
mahasiswa terdapat arah yang positif.
Artinya
semakin
tinggi
keaktifan
berorganisasi maka semakin tinggi pula
kompetensi
Sebaliknya
interpersonal
semakin
rendah
mahasiswa.
keaktifan
berorganisasi maka semakin rendah pula
kompetensi interpersonal mahasiswa.
186 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
Berdasarkan simpulan penelitian
Akuntansi
FKIP
UNS
Tahun
2016.
yang telah diungkapkan maka dapat
Implikasi praktis dari hasil penelitian ini
diuraikan implikasi dari penelitian ini baik
yaitu
secara teoretis maupun secara praktis.
kompetensi interpersonal mahasiswa yang
Implikasi secara teori yaitu hasil penelitian
dipengaruhi oleh keaktifan berorganisasi
ini dapat digunakan sebagai referensi
yang artinya mahasiswa yang memiliki
tambahan atau sebagai penguatan teori
keaktifan yang tinggi dalam berorganisasi
untuk
akan memiliki kompetensi interpersonal
meningkatkan
interpersonal.
penelitian
kompetensi
Diharapkan
ini
dapat
sumbangan
yang
memberikan
langkah
dengan
baru
tinggi
rendahnya
yang tinggi pula.
memberikan
berarti
diketahui
Berdasarkan hasil analisis data
dalam
yang telah dikemukakan di atas, maka
untuk
peneliti
memberikan
saran
yang
meningkatkan kompetensi interpersonal
diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak
mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP
Program
UNS
Pendidikan Akuntansi FKIP UNS.
melalui
keaktifan
dalam
berorganisasi. Hasil penelitian ini juga
mendukung
penelitian
yang
Studi
maupun
mahasiswa
1. Program Studi
telah
Berdasarkan hasil penelitian
dilakukan oleh Sundari (2015) mengenai
ini, dapat diketahui bahwa keaktifan
keaktifan
kegiatan
berorganisasi memberikan pengaruh
ekstrakurikuler kepramukaan berpengaruh
yang signifikan terhadap kompetensi
terhadap kecerdasan interpersonal dan
interpersonal
penelitian yang telah dilakukan oleh
Meningkatnya keaktifan berorganisasi
Yulianto (2015) mengenai keaktifan siswa
akan
berorganisasi
interpersonal
mengikuti
berpengaruh
terhadap
mahasiswa.
meningkatkan
kompetensi
mahasiswa
dan
peningkatan soft skills dan prestasi belajar
menurunnya keaktifan berorganisasi
siswa kelas XI Kompetensi Keahlian
akan
Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah
interpersonal mahasiswa. Oleh karena
Prambanan.
itu, untuk meningkatkan keaktifan
Implikasi
praktis
simpulan
penelitian
diketahui
bahwa
ini
berdasarkan
yaitu
variabel
dapat
menurunkan
berorganisasi
interpersonal
dan
kompetensi
kompetensi
mahasiswa,
program
keaktifan
studi diharapkan dapat membantu
berorganisasi mempunyai pengaruh yang
mahasiswa dalam menunjang kegiatan
signifikan
terhadap
kompetensi
keorganisasian yaitu salah satunya
interpersonal
mahasiswa
Pendidikan
dengan memberikan dukungan berupa
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan 187
Berorganisasi terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 171-188
motivasi dan tersedianya fasilitas yang
memadai.
2. Mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian
ini, dapat diketahui bahwa keaktifan
berorganisasi merupakan salah satu
faktor
yang
mempengaruhi
kompetensi interpersonal mahasiswa.
Tinggi
rendahnya
kompetensi
interpersonal
mahasiswa
ditentukan
oleh
juga
keaktifan
berorganisasi. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan
kompetensi
interpersonal, diharapkan mahasiswa
dapat lebih aktif dalam mengikuti
kegiatan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
De Janasz, Dowd, & Schneider. (2012).
Interpersonal
Skills
in
Organization (4th edition). New
York: McGraw-Hill.
Hafid, Ahiri & Haq. (2013). Konsep Dasar
Ilmu
Pendidikan.
Bandung:
Alfabeta.
Handfield, R. (2006). Faith in the Moral
Integrity
of
Others.
http://www.careersuperstar.com/i
nterpersonal_competence/
Keputusan Dirjen Dikti No 25 Tahun 2014
tentang
Panduan
Umum
Pengenalan Kehidupan Kampus
bagi Mahasiswa Baru
Mulyanafi,
F.
(2013).
Perbedaan
Keterampilan
Komunikasi
Interpersonal Mahasiswa FISIP
Universitas Brawijaya ditinjau
dari Keaktifan Berorganisasi.
Skripsi. Malang: Universitas
Brawijaya.
Nashori, Fuad. (2008). Psikologi Sosial
Islami. Bandung: PT Refika
Aditama.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional.
Rahmawati, D. (2014). Pengaruh Cerita
Bergambar terhadap Kompetensi
Interpersonal Anak di TK
Aisyiyah Gedongan, Kecamatan
Colomadu, Karanganyar Tahun
Ajaran 2013/2014.
Riduwan. (2013). Dasar-dasar Statistika.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Pendidikan
Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Statistika untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
________. (2014). Statistika untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukirman, Silvia. (2004). Tuntunan
Belajar di Perguruan Tinggi.
Jakarta: Pelangi Cendekia.
Sundari, S.A. (2015). Pengaruh Keaktifan
Mengikuti
Kegiatan
Ekstrakurikuler
Kepramukaan
terhadap
Kecerdasan
Interpersonal Siswa Kelas V SD
di Gugus Sugarda Kecamatan
Kalimanah.
188 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2 (2016)
Yulianto,A. (2015). Pengaruh Keaktifan
Siswa Berorganisasi terhadap
Peningkatan Soft Skills dan
Prestasi Belajar Siswa Kelas XI
Kompetensi Keahlian Teknik
Pemesinan SMK Muhammadiyah
Prambanan
Tahun
Ajaran
2014/2015.
Isa Ulinuha Ainul Yaqin, Sigit Santoso, dan Sohidin. Pengaruh Keaktifan 189
Berorganisasi terhadap Kompetensi Interpersonal Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
FKIP UNS Tahun 2016. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 2, No. 2, hlm. 171-188