ANALISIS EKONOMI KEUANGAN PERUSAHAAN DAN

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN DAN INVESTASI

Laporan Keuangan Perusahaan

Dan

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan

PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk

DAN PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk

Kelompok 3

Dewa Ayu Nyoman Shintya Devi 1506305086

Tri Andriyani 1506305101

PROGRAM STUDI AKUNTANSI REGULER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2017

Profil PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (“Indocement” atau “Perseroan”) mengoperasikan pabrik pertamanya secara resmi pada Agustus 1975. Dalam kurun waktu 39 tahun, Indocement telah menjadi salah satu produsen semen terbesar di Indonesia.Perseroan didirikan pada 16 Januari 1985 melalui penggabungan enam perusahaan semen, yang pada saat itu memiliki delapan pabrik.

Indocement didirikan berdasarkan akta pendirian No. 227 tanggal 16 Januari 1985 yang dibuat di hadapan Notaris Ridwan Suselo, SH. Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, kegiatan usaha utama Perseroan meliputi manufaktur semen dan bahan bangunan, penambangan, konstruksi dan perdagangan. Saat ini, Perseroan dan Entitas Anak bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi manufaktur dan penjualan semen (sebagai bisnis inti), memroduksi beton siap-pakai, agregat dan trass.

Indocement terus menambah jumlah pabriknya. Pada 22 Februari 2013, Perseroan telah memulai perluasan Kompleks Pabrik Citeureup dengan penambahan lini produksi yang disebut Pabrik ke-14. Jumlah pabrik Indocement termasuk Pabrik ke-14 adalah 13 pabrik. Sebagian besar pabrik berada di Pulau Jawa, 10 diantaranya berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat, yang menjadikannya salah satu kompleks pabrik semen terintegrasi terbesar di dunia. Sementara dua pabrik lainnya ada di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, dan satu lagi di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Indocement mencatatkan sahamnya pertama kali di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Desember 1989 dengan kode saham “INTP”. Sejak 2001, HeidelbergCement Group, yang berbasis di Jerman, menjadi pemilik mayoritas saham Perseroan. HeidelbergCement adalah pemimpin pasar global dalam bisnis agregat dan merupakan pemain terkemuka di bidang semen, beton siap-pakai (RMC), dan kegiatan hilir lainnya, menjadikannya salah satu produsen bahan bangunan terbesar di dunia. Grup ini mempekerjakan lebih dari 45.000 orang di 2.300 lokasi di lebih dari 40 negara.

Indocement juga terdaftar dalam Indeks Kompas100, indeks harga saham yang dikelola BEI bekerjasama dengan harian Kompas. Saham Indeks Kompas100 merupakan saham perusahaan yang berada pada peringkat 150 tertinggi dalam hal nilai transaksi, frekuensi, dan kapitalisasi pasar di bursa regular selama 12 bulan terakhir.

Dengan merek dagang “Tiga Roda” Indocement menjual sekitar 18,7 juta ton semen di 2014, yang menjadikannya perusahaan entitas tunggal penjual semen terbanyak di Indonesia. Produk semen Perseroan adalah Portland Composite Cement (PCC), Ordinary Portland Cement (OPC Tipe I, II, dan V), Oil Well Cement (OWC), Semen Putih, and TR-30 Acian Putih. Indocement merupakan satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia.Selain penjualan semen, Indocement, melalui PT Pionirbeton Industri yang memroduksi beton siappakai, menjual 3,9 juta m3 RMC dan menjadikannya pemimpin pasar dalam bisnis RMC di Indonesia.

Dalam bisnis agregat, PT Tarabatuh Manunggal, perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki Indocement, mulai berproduksi sejak 10 September 2014. Selain itu, Indocement memiliki tambang agregat lainnya melalui PT Mandiri Sejahtera Sentra.Pada 31 Desember 2014, Indocement memiliki kapasitas produksi terpasang mencapai 20,5 juta ton semen, 5,0 juta m3 RMC dengan 41 batching plant dan 706 truk mixer, serta kapasitas produksi agregat sebesar 2,8 juta ton per tahun dengan total cadangan agregat mencapai 80 juta ton dari dua tambang.

Dalam menjalankan usahanya, Indocement terus fokus pada pembangunan berkelanjutan dengan komitmen mengurangi emisi karbon dioksida dari proses produksi semen. Indocement adalah perusahaan pertama di Asia Tenggara yang menerima Emisi Reduksi yang Disertifikasi (Certified Emission Reductions/CER) dalam kerangka Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism/CDM). Indocement merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang menggunakan terak pasir tanur (granulated blast furnace slag), produk ampas leburan baja, beberapa tahun setelah diluncurkannya proyek semen campuran (blended cement). Bahan cementitious ini digunakan dalam produksi semen untuk mengurangi kandungan klinker dan menurunkan emisi CO2.

Profil PT Semen Baturaja (Persero) Tbk

Pada saat didirikan pada 14 November 1974, Perusahaan lahir dengan nama PT Semen Baturaja (Persero) dengan kepemilikan saham sebesar 45% dimiliki oleh PT Semen Gresik dan PT Semen Padang sebesar 55%. Lima tahun kemudian, pada tanggal 9 November 1979 Perusahaan berubah status dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi Persero dengan komposisi saham sebesar 88% dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, PT Semen Padang sebesar 7% dan PT Semen Gresik sebesar 5%. Beberapa tahun kemudian yaitu pada tahun 1991, saham Perseroan diambil alih secara penuh oleh Pemerintah Republik Indonesia. Selanjutnya Perseroan terus mengalami perkembangan sehingga pada tanggal 14 Maret 2013 PT Semen Baturaja (Persero) mengalami perubahan status menjadi Perseroan terbuka dan berubah nama menjadi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. Berikut dasar hukum perubahan status Perseroan:

Perseroan menjalankan roda usaha secara khusus dalam produksi Terak dengan pusat produksi terletak di Baturaja, Sumatera Selatan. Sedangkan proses penggilingan dan pengantongan semen dilaksanakan di Pabrik Baturaja, Pabrik Palembang dan Pabrik Panjang yang selanjutnya didistribusikan ke daerah-daerah pemasaran Perseroan. Adapun bahan baku produk semen Perseroan berupa batu kapur dan tanah liat yang didapatkan dari lokasi pertambangan batu kapur dan tanah liat milik Perseroan yang berlokasi sekitar 1,2 km dari pabrik di Baturaja. Bahan baku pendukung lainnya seperti pasir silika didapatkan dari rekanan di sekitar wilayah Baturaja; pasir besi diperoleh dari rekanan di provinsi Lampung; Gypsum diperoleh dari Petro Kimia Gersik maupun impor dari Thailand; sedangkan kantong semen diperoleh dari produsen kantong jadi yang dijual di dalam negeri. Dalam rangka mengembangkan bisnis yang dijalankan, Perseroan menyempurnakan peralatan yang sudah ada guna mencapai target kapasitas terpasang sebesar 50.000 ton semen per tahun sekaligus sebagai upaya meningkatkan kapasitas terpasang. Untuk itu, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk melaksanakan Proyek Optimalisasi I (OPT I). Proyek tersebut kemudian dimulai pada tahun 1992 dan selesai pembangunannya pada tahun 1994 dengan kapasitas terpasang meningkat menjadi 550.000 ton semen per tahun.

Selanjutnya Perseoan menindaklanjuti proyek OPT I, dengan memulai proyek Optimalisasi II (OPT II) pada tahun 1996 guna meningkatkan kapasitas menjadi sebesar 1.250.000 ton semen per tahun. Proyek OPT II telah selesai pada tahun 2001 dan telah selesai dan aktif berproduksi hingga sekarang. Perseroan terus berupaya mengembangkan usahanya yang untuk itu dibutuhkan pembiayaan investasi jangka panjang dan sumber dana. Sebagai aplikasinya, Perseroan menerbitkan obligasi I senilai Rp200 miliar dimana emisi obligasi ini merupakan program lanjutan restrukturisasi keuangan guna meningkatkan profitabilitas serta likuiditas Perseroan. Kemudian Perseroan melaksanakan kewajibannya dengan melunasi pinjaman obligasi I pada bulan Juni 2010. Dalam kiprahnya menghasilkan produk-produk semen, Perseroan terus meningkatkan kualitas yang dihasilkan hingga akhirnya mampu dipercaya menangani proyek – proyek prestisius. Pada tahun 2011, Perseroan terlibat dalam pembangunan proyek Cement Mill dan Packer dengan kapasitas 750.000 ton semen per tahun yang kemudian telah berhasil beroperasi secara komersil pada Juli 2013. Ketika itu, kapasitas Perseroan telah meningkat menjadi 2.000.000 ton semen per tahun. Rencana Perseroan untuk terus mengembangkan usaha dan menambah sumber dana bagi ekspansi terus diupayakan. Untuk itu, Perseroan melaksanakan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada 28 Juni 2013 dengan melepas 23,76% atau 2.337.678.500 saham ke publik. Dana ini ditujukan untuk membiayai pembangunan pabrik Baturaja II dengan kapasitas 1,85 juta ton semen per tahun. Kini, Perseroan telah merambah pasar utama di sekitar Sumatera Selatan dan Lampung serta wilayah-wilayah Indonesia yang sedang menikmati pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dan stabil. Sasaran wilayah pemasaran ini juga sebagai langkah meningkatkan

penjualan serta mencapai kapasitas terpasang. Sedangkan untuk menyalurkan setiap produk, Perseroan menggunakan distributor dengan jaringan yang tersebar diseluruh wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Jambi dan Bengkulu. Hadirnya Perseroan di tengah-tengah masyarakat dipercaya mampu memberikan manfaat baik kepada Pemerintah Pusat dan Daerah berupa pajak dan retribusi, juga kepada pemegang saham melalui pemberian dividen, dividen serta kepada masyarakat sekitar melalui penyerapan tenaga kerja lokal, maupun dalam bentuk kemitraan dan bina Lingkungan bagi masyarakat sekitar pabrik.

ANALISIS HORIZONTAL DAN VERTIKAL LAPORAN KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk dan PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk ANALISIS HORIZONTAL

PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk

Interprestasi :

Aset Lancar

Secara keseluruhan aset lancar pada tahun 2015 ke tahun 2016 perusahaan mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.290.168 atau 9,83%, tetapi pada pajak dibayar dimuka dan asset keuangan lancar lainnya mengalami penurunan Hal ini dapat di telusuri sebagai berikut:

  1. Piutang usaha baik pihak berelasi maupun pihak ketiga mengalami kenaikan sebesar masing-masing sebesar Rp. 42.550 dan Rp. 28.083 atau sebesar 160,38% dan 1,12%.

  2. Biaya dibayar dimuka mengalami kenaikan sebesar Rp. 25.737 atau sebesar 77,85%.

  3. Piutang pihak berelasi non usaha mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.086 atau sebesar 21,80%

Aset Tidak Lancar

Aset tidak lancar perusahaan secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar Rp1.221.452 atau 8%, tetapi pada penyertaan saham dan uang muka kepada entitas anak yang tidak dikonsilidasi mengalami penurunan. Hal ini dapat di telusuri sebagai berikut:

  1. Aset pajak tangguhan mengalami kenaikan sebesar Rp. 283.195 atau 725%.

  2. Properti investasi mengalami kenaikan sebesar Rp. 13.281 atau 359%.

  3. Aset tidak lancar lain-lain mengalami kenaikan sebesar Rp. 55.634 atau sebesar 14 %.

Kesimpulan:

Sehingga, jumlah aset secara keseluruhan mengalami peningkatan 9% dari tahun 2015 ke tahun 2016 dengan jumlah peningkatannya yaitu sebesar Rp. 2.512. 220.

Liabilitas Jangka Pendek

Liabilitas jangka pendek perusahaan secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar Rp.499.999 atau 19%, tetapi pada liabilitas imbalan kerja jangka pendek dan utang pajak mengalami penurunan masing-masing sebesar Rp.7.587 dan Rp.82.577 atau sebesar 7% dan 42%. Hal ini dapat ditelusuri sebagai berikut:

  1. Uang jaminan pelanggan mengalami kenaikan sebesar Rp.17.567 atau 90%.

  2. Utang usaha pada pihak ketiga juga mengalami kenaikan sebesar 38% atau Rp. 415.538

  3. Utang lain-lain pada pihak berelasi mengalami kenaikan serupa sebesar 47% atau Rp. 18.919

Liabilitas Jangka Panjang

Pada liabilitas jangka panjang perusahaan secara keseluruhanmengalami penurunan sebesar Rp. 260. 532 atau 24% yang disebabkan telah dibayarkan liabilitas pajak tangguhan sebesar 100%, dan juga pada Uang sewa pembiayaan mengalami penurunan sebesar 29,98% atau setara dengan Rp23.967, tetapi pada liabilitas imbalan kerja jangka panjang dan provisi jangka panjang masih mengalami kenaikan masing-masing sebesar 13% dan 10% atau sebesar Rp.81.165 dan Rp.5.741.

Kesimpulan:

Sehingga, jumlah liabilitas secara keseluruhan mengalami peningkatan 6% dari tahun 2015 ke tahun 2016 dengan jumlah peningkatannya yaitu sebesar Rp239.467

Ekuitas

Ekuitas perusahaan secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar Rp. 2.272.753 atau sebesar 10% hal ini disebabkan salah satunya karena pendapatan komprehensif lain mengalami peningkatan sebesar Rp.69.855 atau sebesar 33%.

Kesimpulan :

Dari analisis horizontal dapat kita ketahui bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, terdapat peningkatan pada jumlah asset yang mencapai 9%. Peningkatan ini dikarenakan adanya peningkatan terutama piutang pada properti investasi dan piutang usaha pada pihak berelasi. Peningkatan pada asset total juga dibarengi dengan peningkatan pada pos liabilitas total mencapai 6% peningkatan ini paling besar berasal dari peningkatan uang jaminan pelanggan dan peningkatan utang pada pihak berelasi masing-masing sebesar 90% dan 47%.

Interprestasi :

Pendapatan Usaha

Penurunan sebesar Rp. 2. 436.161 atau sebesar 14 %.

Laba Bruto

Laba Bruto mengalami penurunan sebesar Rp. 1.577.675 atau sebesar 20%

Laba Usaha

Seiring dengan penurunan yang terjadi pada pendapatan usaha dan laba bruto, laba usaha mengalami penurunan sebesar Rp.1.412.335 atau sebesar 28%

Kesimpulan :

Dari analisis horizontal pada laporan laba rugi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dapat diketahui bahwa terdapat penurunan pendapatan neto sebesar 14%, dan penurunan pada laba kotor sebesar 27%, pada pajak final mengalami kenaikan 40% mengakibatkan laba tahun berjalan rugi komprehensif lain mengalami penurunan 11% hal ini tidak terlepas dari meningkatnya pos kerugian pengukuran kembali liabilitas imbalan pascakerja sebesar sebesar 62%.

ANALISIS HORIZONTAL

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk

Interprestasi :

Aset Lancar

Secara keseluruhan aset lancar pada tahun 2015 ke tahun 2016 perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp. 1.100.334.935 atau 57%, Hal ini dapat di telusuri sebagai berikut:

  1. Aset lancar lainnya mengalami penurunan sebesar Rp. 387.454.253 atau sebesar 84%

  2. Kas dan setara kas mengalami penurunan sebesar Rp. 914.380.883 atau sebesar 73%.

  3. Persediaan mengalami penurunan sebesar Rp. 11.615.453 atau sebesar 6%

Aset Tidak Lancar

Aset tidak lancar perusahaan secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar Rp2.200.543.998 atau 165%, tetapi pada asset tak berwujud dan asset tidak lancer lainnya mengalami penurunan. Hal ini dapat di telusuri sebagai berikut:

  1. Aset pajak tangguhan mengalami kenaikan sebesar 167% atau sebesar Rp.2.082.124

  2. Aset tetap mengalami kenaikan sebesar 342% atau sebesar Rp.2.693.051.817

Kesimpulan:

Sehingga, jumlah aset secara keseluruhan mengalami peningkatan 34% dari tahun 2015 ke tahun 2016 dengan jumlah peningkatannya yaitu sebesar Rp. 1.100.209.063.

Liabilitas Jangka Pendek

Liabilitas jangka pendek perusahaan secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar Rp.57.544.102 atau 25%. Hal ini dapat ditelusuri sebagai berikut:

  1. Utang usaha pihak berelasi mengalami kenaikan sebesar Rp.45.148. 240 atau 203%.

  2. Beban akrual juga mengalami kenaikan sebesar 60% atau Rp. 27.545.599.

  3. Pada Utang pajak dan liabilitas imbalan kerja jangka pendek mengalami penurunan masing-masing sebesar63% dan 26% atau Rp. 26.796.029 dan Rp. 8.975.681

Liabilitas Jangka Panjang

Pada liabilitas jangka panjang perusahaan secara keseluruhanmengalami kenaikan sebesar Rp.871.259.843 atau 1030% yang disebabkan kenaikan utang retensi sebesar Rp.271.776.052.

Kesimpulan:

Sehingga, jumlah liabilitas secara keseluruhan mengalami peningkatan 291% dari tahun 2015 ke tahun 2016 dengan jumlah peningkatannya yaitu sebesar Rp928.803.945.

Ekuitas

Ekuitas perusahaan secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar Rp. 171.405.118 atau sebesar 6% hal ini disebabkan kenaikan saldo laba belum ditentukan penggunaannya sebesar Rp.151.159.046 atau sebesar 42%.

Kesimpulan:

Dari analisis horizontal dapat kita ketahui PT Semen Baturaja Tbk. bahwa terdapat peningkatan pada jumlah asset yang mencapai 34%. Dikarenakan adanya peningkatan terutama piutang pihak berelasi. Peningkatan pada asset total juga dibarengi dengan peningkatan pada pos liabilitas total mencapai 291% peningkatan ini dikarenakan terutama disumbang oleh utang retensi dan utang usaha pada pihak berelasi.

Interprestasi :

Pendapatan

Pendapatan mengalami kenaikan sebesar Rp. 61.559.809 atau sebesar 4 %.

Laba Kotor

Laba Kotor mengalami kenaikan sebesar Rp. 17.419.355 atau sebesar 4%

Laba Usaha

Seiring dengan peningkatan yang terjadi pada pendapatan dan laba kotor, laba usaha mengalami peningkatan sebesar Rp.5.158.080 atau sebesar 2%

Kesimpulan:

Dari analisis horizontal pada laporan laba rugi PT Semen Baturaja Tbk. dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan pada pendapatandan laba kotor 4%, Total laba komprehensif tahun berjalan PT Semen Baturaja Tbk. yang hasilkan mengalami penurunan sebesar 21%, hal ini tidak terlepas karena adanya penururnan beban pokok penjualan dan peningkatan beban usaha sebesar 7%.

ANALISIS VERTIKAL

PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk

Interprestasi :

Aset Lancar

Aset lancar pada tahun 2016 dan pada tahun 2015 memberikan kontribusi yang sama besar terhadap jumlah aset yang dimiliki perusahaan ini secara keseluruhan sebesar Rp.14.424622 atau sebesar 48% dan pada tahun 2016 sebesar Rp.13.133.854 atau sebesar 48%.

Aset Tidak Lancar

Aset tidak lancar memberikan kontribusi terhadap jumlah aset yang dimiliki perusahaan ini secara keseluruhan pada tahun 2016 dengan persentase 52,16% atau sekitar Rp.15.725.958. Akun yang berkontribusi antara lain adalah aset tetap sebesar 48,57%, aset tidak lancar lainnya sebesar 1,51%, aset pajak tangguhan sebesar 1,07%, dan masih banyak akun lain yang turut berkontribusi dan dapat kita lihat pada laporan posisi keuangan di atas yang telah menyajikannya.

Liabilitas Jangka Pendek

Akun liabilitas jangka pendek memberikan kontribusi terhadap jumlah passiva (jumlah liabilitas dan ekuitas) yaitu sebesar 11% atau Rp3.187.742. Akun-akun yang turut berkontribusi seperti utang usaha pihak ketiga sebesar 5,04%, utang bank dan beban akrual sebesar 2,57% dan masih banyak akun lain yang turut berkontribusi dan dapat kita lihat pada laporan posisi keuangan di atas yang telah menyajikannya.

Liabilitas Jangka Panjang

Akun liabilitas jangka panjang perusahaan turut berkontribusi terhadap jumlah passiva (jumlah liabilitas dan ekuitas) yaitu sebesar 2,73 % atau Rp824.135. Akun-akun yang turut berkontribusi seperti liabilitas imbalan kerja jangka panjang sebesar 2,39 %, utang sewa pembiayaan0,12%, dan masih banyak akun lain yang turut berkontribusi dan dapat kita lihat pada laporan posisi keuangan di atas yang telah menyajikannya.

Ekuitas

Akun jumlah ekuitas memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap jumlah passiva (jumlah liabilitas dan ekuitas) yaitu sebesar 87% atau Rp. 26.138.703. Akun-akun yang berkontribusi antara lainnya yaitu tambahan modal disetor dan saldo laba masing-masing 12,88% dan 9%, dan masih banyak akun lain yang turut berkontribusi dan dapat kita lihat pada laporan posisi keuangan di atas yang telah menyajikannya.

Kesimpulan :

Dari analisis vertikal dapatkitaketahuibahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, terjadipeningkatansebesar 86,69 % pada total ekuitasdibarengipadapeningkatansebesar 52,15% pada total assettaklancer. Hal inimenunjukanterjadinyapertumbuhanbisnis yang baikpadaperusahaantersebut.

Interprestasi :

Pendapatan Neto

Di dalam menghasilkan pendapatan usaha sebesar Rp. 15.361.894 perusahaan menggunakan beban pokok pendapatan sebesar 58,78% atau Rp9.030.433 dan menghasilkan laba bruto sebesar 41,22% atau Rp6.331.461.

Laba Usaha

Laba usaha sebesar Rp3.644.595 atau 23,72 % dari pendapatan usaha.

Kesimpulan :

Dari analisis vertikal diatas dapat kita ketahui bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, terdapat peningkatan pada laba kotor sebesar 26,99% dan peningkatan pada total penghasilan komprehensif tahun berjalan sebesar 24,74% meskipun pos pada beban pokok pendapatan mengalami peningkatan.. Trend peningkatan ini menunjukan perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sedang mengalami pertumbuhan bisnis yang positif dan menguntungkan.

ANALISIS VERTIKAL

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk

Interprestasi :

Aset Lancar

Aset lancar memberikan kontribusi terhadap jumlah aset yang dimiliki perusahaan ini secara keseluruhan pada tahun 2016 dengan persentase 19,2% atau sekitar Rp838.232.034. Akun yang berkontribusi antara lain adalah kas dan setara kas sebesar 7,7%, aset lancar lainnya sebesar 1,7%, dan masih banyak akun lain yang turut berkontribusi dan dapat kita lihat pada laporan posisi keuangan di atas yang telah menyajikannya.

Aset Tidak Lancar

Aset tidak lancar memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap jumlah aset yang dimiliki perusahaan ini secara keseluruhan pada tahun 2016 dengan persentase 80,8% atau sekitar Rp.3.530.644.962. Akun yang berkontribusi antara lain adalah aset tetap sebesar 79,7%, aset tidak lancar lainnya sebesar 1,0%, aset pajak tangguhan sebesar 0,1%, dan masih banyak akun lain yang turut berkontribusi dan dapat kita lihat pada laporan posisi keuangan di atas yang telah menyajikannya.

Liabilitas Jangka Pendek

Akun liabilitas jangka pendek memberikan kontribusi terhadap jumlah passiva (jumlah liabilitas dan ekuitas) yaitu sebesar 6,7% atau Rp.292.237.689. Akun-akun yang turut berkontribusi seperti utang usaha pihak ketiga sebesar 2,0%, utang bank dan beban akrual sebesar 1,7% dan masih banyak akun lain yang turut berkontribusi dan dapat kita lihat pada laporan posisi keuangan di atas yang telah menyajikannya.

Liabilitas Jangka Panjang

Akun liabilitas jangka panjang perusahaan turut berkontribusi terhadap jumlah passiva (jumlah liabilitas dan ekuitas) yaitu sebesar 28,6 % atau Rp.955.881.605. Akun-akun yang turut berkontribusi seperti utang bank jangka panjang sebesar 14,3 %, utang retensi 6,7%, dan masih banyak akun lain yang turut berkontribusi dan dapat kita lihat pada laporan posisi keuangan di atas yang telah menyajikannya.

Ekuitas

Akun jumlah ekuitas memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap jumlah passiva (jumlah liabilitas dan ekuitas) yaitu sebesar 71,4% atau Rp.3.120.757.702. Akun-akun yang berkontribusi antara lainnya yaitu tambahan modal disetor dan modal saham masing-masing 23,7% dan 22,5%, dan masih banyak akun lain yang turut berkontribusi dan dapat kita lihat pada laporan posisi keuangan di atas yang telah menyajikannya

Kesimpulan :

Dari analisis vertikal tersebut dapat kita ketahui PT Semen Baturaja (persero) Tbk terjadi peningkatan sebesar 71,43% pada total ekuitas dibarengi pada peningkatan sebesar 80,81% pada total aset tak lancer, karena dipenggaruhi dengan kenaikan aset tetap sebesar 79,7%dan peningkatan sebesar 19,18% pada total aset lancar. Hal ini menunjukan terjadinya pertumbuhan bisnis yang baik pada perusahaan tersebut.

Interprestasi :

Pendapatan

Di dalam menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 1.461.248.284 perusahaan menggunakan beban pokok penjualan sebesar 66% atau Rp 1.011.809.686 dan menghasilkan laba bruto sebesar 34% atau Rp.510.998.407

Laba Usaha

Laba usaha sebesar Rp328.421.435 atau 22 % dari pendapatan usaha.

Kesimpulan :

Dari analisis vertikal diatas dapat kita ketahui bahwa PT Semen Baturaja (persero) Tbk, terdapat peningkatan pada laba kotor sebesar 22% dan peningkatan pada total penghasilan komprehensif tahun berjalan sebesar 18%dikarenakan beban pokok pendapatan mengalami peningkatan. Trend peningkatan ini menunjukan perusahaan PT Semen Baturaja (persero) Tbk sedang mengalami pertumbuhan bisnis yang positif dan menguntungkan.

ANALISIS RASIOKEUANGAN

PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk

DAN ENTITAS ANAKNYA

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali data saham)

1. RASIO LIKUIDITAS

a. Quick Ratio (Acid Test Ratio)

Quick Ratio =

b. Interest Coverage

Interest Coverage =

c. Working Capital

Working Capital Ratio =

Working Capital = Aset Lancar – Liabilitas Lancar

= Rp 14.424.622 – Rp 3.187.742

= Rp 11.236.880

2. RASIO PEMBIAYAAN

a. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio =

b. Debt to Asset Ratio

Debt to Asset Ratio =

c. Solvency Ratio

Solvency Ratio =

Atau

Solvency Ratio =

3. RASIO AKTIVITAS

a. Aset Turnover

Aset Turnover =

b. Average Collection Period

Average Collection

Period =

c. Inventory Turnover

Inventory Turnover =

4. RASIO KINERJA

a. Earnings Per Share (EPS)

Earnings Per Share =

= Rp 1051,37

b. Price to Earnings

Price to Earnings =

c. Book Value Per Share (BVPS)

Book Value Per Share =

= Rp 7.100,53

d. Price to Book Value

Price to Book Value =

e. Return on Assets (ROA)

Return on Assets =

f. Cash Return on Assets

Cash Return on Assets =

= Rp 27.704.007,81

g. Dividend Payout Ratio

Dividend Payout Ratio =

h. Dividend Yield

Dividend Yield =

i. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin =

  1. Net Profit Margin

Net Profit Margin =

  1. Return on Equity

Return on Equity =

ANALISIS RASIO KEUANGAN

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk

DAN ENTITAS ANAKNYA

(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. RASIO LIKUIDITAS

a. Quick Ratio (Acid Test Ratio)

Quick Ratio =

b. Interest Coverage

Interest Coverage =

c. Working Capital

Working Capital Ratio =

Working Capital = Aset Lancar – Liabilitas Lancar

=

= Rp 545.994.345

2. RASIO PEMBIAYAAN

a. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio =

b. Debt to Asset Ratio

Debt to Asset Ratio =

c. Solvency Ratio

Solvency Ratio =

Atau

Solvency Ratio =

3. RASIO AKTIVITAS

a. Aset Turnover

Aset Turnover =

b. Average Collection Period

Average Collection

Period =

c. Inventory Turnover

Inventory Turnover =

Inventory Turnover =

4. RASIO KINERJA

a. Earnings Per Share (EPS)

Earnings Per Share =

= Rp 26,34

b. Price to Earnings

Price to Earnings =

c. Book Value Per Share (BVPS)

Book Value Per Share =

= Rp 317,23

d. Price to Book Value

Price to Book Value =

e. Return on Assets (ROA)

Return on Assets =

f. Cash Return on Assets

Cash Return on Assets =

= Rp 5.177.287,25

g. Dividend Payout Ratio

Dividend Payout Ratio =

h. Dividend Yield

Dividend Yield =

i. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin =

  1. Net Profit Margin

Net Profit Margin =

  1. Return on Equity

Return on Equity =

PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KATEGORI RASIO KEUANGAN

PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

dengan

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

Interprestasi :



No


Rasio Likuiditas

PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk


PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk


a

Acid Test (Quick Ratio)

3,96

2,27

b

Interest Coverage

308,26

46,13

c

Working Capital

4,52

2,86

a. Acid Test (Quick Ratio)

Quick ratio atau rasio cepat mengukur kemampuan aktiva lancar minus persediaan untuk membayar kewajiban lancar. Penghilangan persediaan ini karena persediaan memerlukan jangka waktu yang agak lama untuk dikonversi menjadi kas. Semakin tinggi rasio ini semakin likuid perusahaan tersebut. Dari hasil perhitungan diperoleh quick ratio untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 3,96artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 3,96 kali utang lancar yang dapat diinterprestasikan bahwa untuk setiap satu rupiah hutang lancar dijamin dengan 3,96 aktiva yang cepat diuangkan sedangkan quick ratio dari PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebesar 2,27 jumlah aktiva lancar sebanyak 2,27 kali utang lancar, yang dapat diinterprestasikan bahwa untuk setiap satu rupiah hutang lancar dijamin dengan 2,27 aktiva yang cepat diuangkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki tingkat kemampuan membayar kewajiban lancar(likuiditas) yang lebih tinggi dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. Quick Ratio yang berkisar antara 1 sampai 2 menunjukkan bahwa aktiva yang cepat diuangkan memadai untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Maka dari itu dilihat dari sisi Likuiditasnya, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

b. Interest Coverage

Rasio Interest Coverage digunakan untuk mengukur tingkat kemudahan suatu perusahaan untuk membayar bunga atas pinjamannya, disebut juga Times Interest Earned.Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar kemungkinan perusahaan dapat bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambahan pinjaman baru dari kreditor. Demikian pula sebaliknya apabila rasionya rendah maka semakin rendah pula kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan biaya lainnya. Dari hasil perhitungan diperoleh interest coverage ratio untuk PT Indocemen Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 308,26 =308 kali, yang mengindikasi bahwa biaya bunga atas pinjaman dari perusahaan dapat ditutup dengan 308 kali dari laba sebelum bunga dan pajak. Sedangkan untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk diperoleh interest coverage sebesar 46,13 = 46 kali, yang mengindikasikan bahwa biaya bunga atas pinjaman dari perusahaan dapat ditutup dengan 46 kali dari laba sebelum bunga dan pajak. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki tingkat kemudahan untuk membayar bunga atas pinjamannya lebih tinggi dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sehingga semakin besar kemungkinan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dapat bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambahan pinjaman baru dari kreditor. Maka dari itu dilihat dari sisi Likuiditasnya, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

c.Working Capital

Working Capital digunakan untuk mengukur kecukupan asset lancar suatu perusahaan yang dapat menutupi kewajiban lancarnya. Semakin tinggi/bernilai positif working capital maka hal tersebut mencerminkan bahwa perusahaan mampu untuk melunasi utang jangka pendeknya, sedangkan makin rendah/bernilai negative working capital menandakan bahwa perusahaan tidak mampu membayar utang jangka pendeknya dengan harta lancarnya yang terdiri dari kas, piutang dan persediaan. Dari hasil perhitungan diperoleh working capital untuk PT Indocement Tunggal Prakarsasebesar 4,52(dalam rasio) dan Rp 11.236.880.000.000(dalam satuan uang) menginterprestasikan bahwa PT Indocement menghasilkan nilai working capital yang positif sehingga mereka mampu melunasi utang jangka pendeknya dengan harta lancarnya, sedangkan working capital untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebesar 2,86 dalam rasio dan Rp 545.994.345.000 menginterprestasikan bahwa PT Semen Baturaja (Persero) Tbk menghasilkan nilai working capital yang positif sehingga mereka mampu melunasi utang jangka pendeknya dengan harta lancarnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki kemampuan melunasi utang jangka pendeknya dengan harta lancar lebih baik dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk karena memiliki nilai working capital yang lebih besar.Maka dari itu dilihat dari sisi Likuiditasnya, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.



No


Rasio Pembayaran

PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk


PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk


a

Debt to Equity Ratio

0,15

0,40

b

Debt to Asset Ratio

0,13

0,28

c

Solvency Ratio

3,72

0,90

a. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio adalah rasio yang berfungsi mengindikasi besarnya hutang yang digunakan perusahaan untuk permodalannya dalam menjalankan bisnis. Debt to Equity Ratio yang meningkat mengindikasikan pembayaran bunga yang meningkat, sehingga pada suatu titik tertentu dapat mempengaruhi peringkat kredit perusahaan dan membuatnya semakin mahal untuk memperoleh pinjaman baru (berupa obligasi atau peminjaman bank) maka dari itu kinerja perusahaan dinilai kurang baik begitu pula sebaliknya. Dari hasil perhitungan diperoleh rasio Debt to Equity untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 0,15 = 15% yang mengindikasikan bahwa kreditor menyediakan Rp 15 untuk setiap Rp 100 yang disediakan pemegang saham atau dengan istilah lain perusahaan dibiayai oleh hutang sebanyak 15%. Sedangkan untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk diperoleh rasio Debt to Equity sebesar 0,40 = 40% yang mengindikasikan bahwa kreditor menyediakan Rp 40 untuk setiap Rp 100 yang disediakan pemegang saham atau dengan istilah lain perusahaan dibiayai oleh hutang sebanyak 40%. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Semen Baturaja (Persero) Tbk memiliki rasio Debt to Equity yang lebih besar disbanding PT Indocemen Tunggal Prakarsa Tbk sehingga perusahaan tersebut dinilai semakin mahal untuk memperoleh pinjaman baru. Maka dari itu dilihat dari sisi Pembayarannya, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

b. Debt to Asset Ratio

Debt to Asset Ratio adalah rasio yang menunjukkan besarnya asset yang diperoleh dari hutang dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Semakin besar rasionya dapat diartikan perusahaan memiliki resikokeuangan yang besar yang dimana pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan utnuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi hutang-hutangnya dengan aktiva yang dimilikinya, berlaku pula sebaliknya. Dari hasil perhitungan diperoleh rasio Debt to Assets untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 0,13 = 13% yang mengindikasi bahwa 13% pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang yang artinya bahwa setiap Rp 100 pendanaan perusahaan, Rp 13 dibiayai dengan hutang dan sisanya Rp 87 disediakan oleh pemegang saham. Sedangkan rasio Debt to Asset untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk diperoleh sebesar 0,28 = 28% yang mengindikasikan bahwa 28% pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang yang artinya bahwa setiap Rp 100 pendanaan perusahaan, Rp 28 dibiayai dengan hutang dan sisanya Rp 72 disediakan oleh pemegang saham. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Semen Baturaja (Persero) Tbk memiliki peluang resiko keuangan yang besar terkait dengan pendanaan dengan hutang yang lebih besar dibandingkan dengan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Maka dari itu dilihat dari sisi Pembayarannya, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

c. Solvency Ratio

Solvency Ratio digunakan untuk mengukur kecukupan Cash Flow perusahaan untuk membayar hutang jangka panjang dan hutang jangka pendeknya. Rasio ini dianggap dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan masalah (solvency) terutama yang terkait dengan hutang. Semakin besar nilai solvency ratio makan semakin baik kinerja perusahaan terkait dengan kemampuan untuk membayar hutang jangka panjang dan pendeknya. Dari hasil perhitungan diperoleh solvency ratio untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa sebesar 3,72 sedangkan untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebesar 0,90. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki kecukupan cash flow untuk membayar hutang jangka panjang maupun pendeknya dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. Maka dari itu dilihat dari sisi Pembayarannya, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.



No


Rasio Aktivitas

PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk


PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk


a

Asset Turnover

0,51

0,34

b

Average Collection Period

60

29,80

c

Inventory Turnover

5,33

5,61

a. Asset Turnover

Asset Turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya pemanfaatan asset oleh perseroan untuk dijadikan pendapatan penjualan atau dengan istilah lain rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva (asset). Semakin besar nilai asset turnover maka semakin baik pula kinerja perusahaan terkait dengan banyaknya penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Dari hasil perhitungan diperoleh asset turnover untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 0,51 kali yang mengindikasikan bahwa perputaran total asset PT Indocement Tunggal Prakarsa sebanyak 0,51 kali, yang artinya setiap Rp 1 Aktiva dapat menghasilkan Rp 0,51 penjualan. Sedangkan asset turnover untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebesar 0,34 kali yang mengindikasikan bahwa perputaran total aktiva sebanyak 0,34 kali, yang artinya setiap Rp 1 aktiva sapat menghasilkan Rp 0,34 penjualan. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Indocent Tunggal Prakarsa memiliki kinerja perusahaan yang lebih baik dengan tingkat perputaran aktiva yang lebih tinggi dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk yang terkait dengan jumlah penjualan yang diperoleh lebih besar di tiap rupiah aktiva PT Indocement Tunggal Prakarsa. Maka dari itu dilihat dari sisi Aktivitas, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

b. Average Collection Period

Average Collection Period adalah rasio yang digunakan untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh perseroan untuk menerima pembayaran atas piutangnya. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menerima pembayaran atas piutang maka kinerja perusahaan semakin kurang baik, berlaku pula sebaliknya. Dari hasil perhitungan diperoleh average collection period untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa sebesar 60 hari, hal ini mengindikasikan bahwa butuh waktu 60 hari bagi perseroan untuk menerima pembayaran atas piutangnya. Sedangkan average collection period untuk PT Semen Baturaja (Perseroan) Tbk sebesar 30 hari, hal ini mengindikasikan bahwa butuh waktu 30 hari bagi perseroan untuk menerima pembayaran piutangnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Semen Baturaja memiliki rentang waktu penerimaan pembayaran piutang lebih cepat dibandingkan PT Indocement Tunggal Prakarsa, sehingga kinerja perusahaan PT Semen Baturaja Tbk lebih baik dibandingkan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Maka dari itu dilihat dari sisi Aktivitas, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Semen Baturaja Tbk.

c. Inventory Turnover

Inventory Turnover merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali persediaan dapat dijual dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi rasio ini maka hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin efisien dan likuid persediaan semakin baik, demikian pula sebaliknya, maka perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak barang persediaan yang menumpuk, dimana hal ini akan mengakibatkan investasi dalam tingkat pengembalian akan rendah. Dari hasil perhitungan diperoleh inventory turnover untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 5,33 = 5 kali, hal ini mengindikasikan bahwa rasio ini menunjukkan 5 kali persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun sehingga perusahaan dikatakan produktif karena tidak menahan persediaan dalam jumlah yang berlebihan. Sedangkan inventory turnover untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebesar 5,61 = 6 kali, hal ini mengindikasikan bahwa rasio ini menunjukkan 6 kali persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun sehingga perusahaan dikatakan produktif karena tidak menahan persediaan dalam jumlah yang berlebihan. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Semen Baturaja (Persero) Tbk memiliki pergantian persediaan barang dagangan yang lebih banyak dibandingkan dengan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sehingga tingkat keproduktifan/ kinerja perusahaan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk lebih baik dibandingkan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Maka dari itu dilihat dari sisi Aktivitas, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Semen Baturaja Tbk.



No


Rasio Kinerja

PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk


PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) Tbk


a

Earning Per Share

Rp 1.051,37

Rp 26,34

b

Price to Earnings

15,69

131,74

c

Book Value Per Share

Rp 7.100,53

Rp 317,32

d

Price to Book Value

2,32

10,94

e

Return on Assets

12,84%

5,93%

f

Cash Return on Assets

Rp 27.704.007,81

Rp 5.177.287,25

g

Dividend Payout Ratio

0,39

0,34

h

Dividend Yield

0,02

0,002

i

Gross Profit Margin

41%

33%

j

Net Profit Margin

25,19%

17,01%

k

Return on Equity

14,81%

8,30%

a. Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share adalah rasio yang menunjukkan jumlah keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. EPS adalah kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan yang diperoleh kepada pemegang sahamnya. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan ke pemegang saham, mencerminkan semakin besar pula keberhasilan dari perusahaan, berlaku pula sebaliknya. Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya EPS untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar Rp 1.051,37, yang dimana hal ini mencerminkan bahwa distribusi pendapatan kepada pemegang saham per lembar saham sebesar Rp 1.051,37. Sedangkan EPS untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk adalah sebsar Rp 26,34, yang mencerminkan bahwa distribusi pendapatan kepada pemegang saham per lembar saham sebesar Rp 26,34. Hal ini menunjukkan bahwa PT Indocemen Tunggal Prakarsa memiliki kemampuan/kinerja perusahaan yang lebih baik dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk terkait dengan jumlah distribusi pendapatan kepada pemegang saham yang lebih besar per lembarnya. Maka dari itu dilihat dari sisi Kinerja, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

b. Proce to Earnings (PER)

Price to Earnings Ratio adalah ukuran kinerja saham yang didasarkan atas perbandingan antara harga pasar saham terhadap pendapatan perlembar saham. Makin besar price earning ratio suatu saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Angka rasio ini biasanya digunakan investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai price earning ratio yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai price earning ratio yang rendah pula. Semakin rendah price earning ratio suatu saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan. PER menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung semakin turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Jadi semakin kecil nilai price earning ratio maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja per lembar saham dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin baik kinerja per lembar saham akan mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham tersebut. Berlaku pula sebaliknya. Dari hasil perhitungan PER untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa diperoleh sebesar 15,69 = 15,7 kali, yang mencerminkan bahwa harga saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah 15,7 kali laba bersih yang dihasilkan perusahaan. Sedangkan PER untuk PT Semen Baturaja (Persero) diperoleh sbesar 131,74 = 131,7, yang mencermikan bahwa harga saham PT Semen Baturaja (Persero) Tbk adalah 131,7 kali laba bersih yang dihasilkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa saham PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki PER yang lebih rendah sehingga harga sahamnya menjadi lebih murah untuk dibelli dan semakin baik pula kinerja per lembar saham dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Maka dari itu dilihat dari sisi Kinerja, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

c. Book Value Per Share (BVPS)

Book Value Per Share adalah total ekuitas dibagi jumlah saham yang beredar. Nilai buku per lembar saham ini menunjukan nilai aktiva bersih per lembar saham yang dimiliki oleh pemegangnya. BVPS sebenarnya tidak menunjukan kinerja saham yang penting melainkan dapat mencerminkan berapa besar jaminan yang akan diperoleh pemegang saham apabila perusahaan penerbit saham tersebut dilikuidasi. Semakin tinggi nilai dari rasio ini maka akan semakin besar tambahan kesejahteraan yang dinikmati oleh pemilik saham tersebut. Semakin besar nilai BVPS semakin baik kinerja perusahaan. Dari hasil perhitungan besarnya BVPS untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar Rp 7.100,53, sedangkan BVPS untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk diperoleh sebesar Rp 317,32. Hal tersebut mencerminkan bahwajaminan yang akan diperoleh pemegang sahamharga saham apabila perusahaan penerbit saham tersebut dilikuidasi lebih besar nilainya diberikan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa karena lebih besarnya BVPS yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin besar tambahan kesejahteraan yang dinikmati oleh pemilik saham tersebut. Maka dari itu dilihat dari sisi Kinerja, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

d. Price to Book Value

Price to Book Value (PBV) didefinisikan sebagai perbandingan nilai pasar suatu saham (stock’s market value) terhadap nilai bukunya sendiri (perusahaan) sehingga kita dapat mengukur tingkat harga saham apakah overvalued atau undervalued. Semakin rendah nilai P/BV suatu saham maka saham tersebut dikategorikan undervalued, yang mana sangat baik untuk memutuskan investasi jangka panjang. Nilai rendah PBV ini harus disebabkan oleh turunnya harga saham, sehingga harga saham berada di bawah nilai bukunya atau nilai sebenarnya. Namun, rendahnya nilai P/BV ini juga dapat mengindikasikan menurunnya kualitas dan kinerja fundamental emiten yang bersangkutan (fundamentally wrong). Oleh karena itu, nilai P/BV harus kita bandingkan juga dengan P/BV sektor yang bersangkutan. Apabila terlalu jauh perbedaannya dengan P/BV industrinya maka sebaiknya perlu dianalisis lebih dalam lagi. Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya PBV untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 2,32 kali, sedangkan PBV untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk adalah sebesar 10,94 kali. Hal tersebut menunjukkan bahwa saham yang memiliki kategori baik untuk investasi jangka panjang adalah saham PT Indocement karena berkaitan dengan rendahnya PBV saham tersebut sehingga dikategorikan undervalued bila dibandingkan dengan sector sejenis yakni PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.Maka dari itu dilihat dari sisi Kinerja, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

e. Return on Assets (ROA)

Return on Asset adalah rasio yang mengukur tingkat pengembalian atas total aktiva. Rasio ini menjelaskan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Definisi lain ROA yakni rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan dalam memperoleh pendapatan. Tingkat pengembalian yang rendah merupakan akibat dari kemampuan untuk menghasilkan laba perusahaan yang rendah, dan biaya bunga yang tinggi yang disebabkan oleh penggunaan utang diatas rata-rata, dimana keduanya telah menyebabkan laba bersihnyamenjadi relative rendah. Dengan mengetahui rasio ini, maka dapat menillai apakah suatu perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.Semakin tinggi nilai ROA, semakin baik kinerja perusahaan berlaku pula sebaliknya. Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya ROA untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah sebesar 12,84%, yang dimana ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian atau keuntungan atas total aktiva yang digunakan sebesar 12% dari aktiva yang digunakan. Sedangkan ROA untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk diperoleh sebesar 5,93%, yang mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian atau keuntungan atas total aktiva yang digunakan sebesar 5,93% dari aktiva yang digunakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki tingkat

pengembalian/keuntungan yang persentasenya lebih besar dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sehingga PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki tingkan efisiensi dan efektifitas yang baik dalam mengelola aktiva untuk memperoleh pendapatan.Maka dari itu dilihat dari sisi Kinerja, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

f. Cash Return on Assets (Cash ROA)

Cash Return on Assets adalah rasio yang mengukur pengaruh arus kas dari aktivitas operasional terhadap tingkat pengembalian total asset untuk memperoleh keuntungan. Semakin tinggi nilai Cash ROA suatu perusahaan maka mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan dikategorikan baik, begitu pula sebaliknya apabila semakin rendah nilai Cash ROA maka mengindikasikan kurang baiknya kinerja suatu perusahaan. Dari hasil perhitungan diperoleh Cash ROA untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar Rp 27.704.007,81 sedangkan untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk diperoleh Cash ROA sebesar Rp 5.177.287,25. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk lebih baik dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk terkait dengan lebih tingginya pengaruh arus kas dari aktivitas operasional terhadap tingkat pengembalian total asset. Maka dari itu dilihat dari sisi Kinerja, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

g. Dividend Payout Ratio(DPR)

Dividend Payout Ratiodidefinisikan sebagai persentase dividen terhadap laba bersih perusahaan. Perusahaan yang besar dan mapan biasanya cenderung memiliki DPR yang besar. Umumnya perusahaan yang DPR tinggi memiliki jumlah kas yang besar, sehingga perusahaan tidak lagi membutuhkan laba untuk ditahan. Untuk perusahaan yang memiliki DPR yang kecil umumnya adalah perusahaan yang sedang dalam masa ekspansi, sehingga membutuhkan dana untuk membiayai ekspansi. Growth company umumnya memberikan DPR sekitar 20%-50%. Semakin besar Dividend Payout Ratio suatu perusahaan mengindikasikan semakin baik pula kinerja perusahaannya, berlaku pula sebaliknya. Dari hasil perhitungan diperoleh Dividend Payout Ratio untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa sebesar 0,39 = 39% sedangkan Dividend Payout Ratio untuk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebesar 0,34 = 34%. Hal tersebut menunjukkan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa memilikipersentase dividen terhadap laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, sehingga PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki kinerja perusahaan yang lebih baik. Maka dari itu dilihat dari sisi Kinerja, disarankan bagi investor untuk membeli saham dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

h. Dividend Yield