STUDI KORELASI ANTARA NILAI UJIAN NASION
STUDI KORELASI ANTARA NILAI UJIAN NASIONAL MATA
PELAJARAN YANG DI UJI NASIONALKAN DENGAN KOMPETENSI
GURU 7 KABUPATEN /KOTA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG TAHUN 2007
Mutu
Pendidikan memiliki beberapa dimensi, antara lain hasil
belajar siswa, lingkungan sekolah, kualitas guru, proses belajar
mengajar, kepemimpinan yang efektif, system kemampuan manajerial
dan administrasi. Untuk mengetahui mutu pendidikan nasional dapat
dilihat dari berbagai segi. Salah satu tolak ukur keberhasilan belajar
siswa
dapat
dilihat
melalui
hasil
Ujian
Nasional
(UN).
Namun
pengalaman empirik di lapangan, khususnya pada tataran satuan
pendidikan, analisis hasil UN belum dilakukan secara efektif. Lebih
kritis lagi, beberapa hasil analisis UN yang ada belum dimanfaatkan
secara optimal. Padahal hasil tersebut dapat dimanfaatkan baik
sebagai dasar kebijakan bagi para pengambil keputusan, maupun
sebagai salah satu referensi dalam peningkatan mutu pembelajaran
bagi para pendidik dan tenaga kependidikan.
Dalam konteks ini, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)
clan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (P4TK) memiliki peran yang sangat sentral dan strategis
untuk memberdayakan kepala sekolah, guru dan pengawas dalam
memanfaatkan hasil UN untuk memperbaiki mutu pembelajaran di
sekolah.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, LPMP yang
mempunyai tugas untuk melaksanakan penjaminan mutu pendidikan
dasar dan menengah di tingkat provinsi, serta P4TK yang bertugas
untuk mengembangkan dan memberdayakan pendidik dan tenaga
kependidikan, dituntut untuk mendorong para pendidik dan tenaga
kependidikan agar memanfaatkan hasil UN untuk memperbaiki mutu
pembelajaran
pendidikan
dalam
nasional
mewujudkan
secara
tercapainya
optimal.
penjaminan
Berdasarkan
mutu
pertimbangan
beberapa hal tersebut di atas, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bekerjasama dengan Universitas
Bangka
Belitung
Pengabdian
melelui
Masyarakat)
LPPM
nya
melakukan
(Lembaga
penelitian
penelitian
terhadap
dan
korelasi
antara nilai UN dengan kompetensi guru di Provinsi Kepulaian Bangka
Belitung sebagai salah satu usaha Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional
Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan
bagi para pendidik dan
dalam meningkatkan pemahaman hasil UN,
analisis dan pemanfaatannya dalam perbaikan dan peningkatan mutu
pembelajaran di setiap satuan pendidikan.
Pendahuluan
Dengan
diberlakukannya Undang Undang Pendidikan nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP No 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, serta Peraturan Menteri no 7 dan
8 tahun 2007 tentang Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)
dan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (P4TK), Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan,
Direktorat
Jenderal
Peningkatan
Mutu
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan mempertimbangkan pentingnya pemanfaatan hasil Ujian
Nasional bagi para pendidik dan tenaga kependidikan untuk dianalisis
dan dijadikan bahan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam
rangka mencapai Standar Nasional Pendidikan.
Sistematika Penulisan
Petunjuk Teknis ini terbagi menjadi tiga bab, Bab I Pendahuluan
berisikan tentang Latar Belakang, Permasalahan dan Tujuan, Bab II
Analisis
Hasil
UN
dan
Peningkatan
Mutu
Pendidikan
yang
menggambarkan persentase ketidaklulusan UN, Nilai hasil UN, Analisis
soal dan Pemanfaatan hasil Analisis UN dalam meningkatkan mutu
pendidikan dan Penguasaan materi mata pelajaran UN, serta Bab III
Peran LPMP, P4TK, Kepala Sekolah, Pengawas dan Guru dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia,
penyebarluasan dan pendayagunaan informasi nilai Ujian Nasional
(UN) pada satuan pendidikan SMP/MTs, SMA/MA dan SMK yang
merupakan gambaran umum dari pencapaian program pendidikan
harus dilakukan sampai ke tingkat sekolah. Salah satunya diperoleh
melalui kegiatan penilaian pada setiap tahun pelajaran yang berskala
nasional (Ujian Nasional) dan hasilnya dapat diperbandingkan.
Data Ujian Nasional diperoleh dari laporan resmi setiap Kantor
Dinas, yang mencakup nama sekolah, jumlah peserta UN yang lulus,
rata-rata nilai UN dan peringkat sekolah. Data tersebut diolah dan
dianalisis oleh Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Diknas untuk
menyusun
dokumen
yang
berisi
informasi
tentang
Persentase
Kelulusan, Nilai Rata-rata Ujian Nasional, dan Daya Serap (Penguasaan
Materi) mata pelajaran Ujian Nasional. (Data hasil analisis ini dapat
diperoleh
dalam
bentuk
compact
disc
maupun
cetakan
yang
dikeluarkan oleh Puspendik, Balibang Diknas).
Dengan diberlakukannya UU Pendidikan nomor 14 tentang
Standar Nasional Pendidikan, serta Peraturan Menteri nomor 7 dan 8
tentang Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) dan Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(P4TK), Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan, Direktorat
Jenderal
Peningkatan
Mutu
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan
menganggap perlu memanfaatkan hasil Ujian Nasional sebagai bahan
untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam rangka mencapai
standar nasional.
LPMP
sebagai
lembaga
yang
memiliki
kewenangan
dalam
melaksanakan penjaminan mutu pendidikan, dalam menjalankan
tugasnya
menyelenggarakan
fungsi:
melakukan
pemetaan
mutu
pendidikan, pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu
pendidikan, supervisi satuan pendidikan dalam pencapaian standar
mutu pendidikan nasional, dan fasilitasi sumberdaya pendidikan
terhadap satuan pendidikan dalam penjaminan mutu pendidikan
nasional.
Pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik, serta evaluasi
dan
fasilitasi
peningkatan
kompetensi
pendidik
dan
tenaga
kependidikan. Ditinjau dari fungsinya, kedua lembaga ini memiliki
peran sentral dan strategis uintuk memberdayakan kepala sekolah,
guru, dan pengawas dalam memanfaatkan hasil Ujian Nasional.
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi para
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
untuk
menganalisis
dan
menginterpretasi hasil ujian nasional yang akan dijadikan bahan dalam
meningkatkan mutu pembelajaran di setiap satuan pendidikan.
BAB II
PERAN P4TK, LPMP, PENGAWAS, KEPALA SEKOLAH
DAN GURU
DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
Pemanfaatan
informasi hasil analisis UN pada satuan pendidikan
SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK yang memberi gambaran umum dari
pencapaian program pendidikan, tidak hanya dijadikan masukan bagi
para pengambil kebijakan saja namun harus sampai ke tingkat sekolah.
Hal ini perlu dilakukan karena program peningkatan mutu pendidikan
dirancang berdasarkan informasi tentang mutu pendidikan mulai dari
tingkat sekolah. Pemanfaatan hasil UN nasional yang dikeluarkan oleh
Pusat Penilaian Pendidikan perlu dilakukan dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan di Indonesia, karena dari hasil analisis UN dapat
diketahui
peringkat
provinsi
berdasarkan
jumlah
nilai,
tingkat
ketidaklulusan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, maupun sekolah,
dan daya serap kemampuan-kemampuan yang diuji pada setiap mata
pelajaran UN.
Dari
informasi-informasi
tersebut
Pusat
Pengembangan
dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK), Lembaga
Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), Pengawas, Kepala Sekolah, dan
Guru dapat menentukan program-program peningkatan mutu yang
dapat dilakukan, baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota, maupun
sekolah.
A. Peran P4TK
Sebagai
lembaga
pengembangan dan
yang
memiliki
kewenangan
melaksanakan
pemberdayaan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan,
dalam
memanfaatkan hasil Ujian Nasional P4TK berperan antara lain dalam :
Penyusunan program pengembangan dan pemberdayaan pendidik
dan tenaga kependidikan dengan memanfaatkan hasil UN
Memberi informasi hasil analsis UN baik di tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota dalam upaya peningkatan kompetensi pendidik dan
tenaga kependidikan
Memfasilitasi pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan
tenaga kependidikan.
Penyelenggaraan
diklat
yang
dilakukan
oleh
P4TK
dalam
memanfaatkan hasil UN ditujukan untuk melatih peer group atau guruguru inti dari berbagai daerah yang kelak menjadi ujung tombak dalam
menggerakan Kelompok Kerja Guru dan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran agar dapat berjalan optimal.
B. Peran LPMP
Dalam memanfaatkan hasil analisis UN, LPMP sebagai lembaga
penjamin mutu pendidikan yang berstandar nasional dan berwawasan
global, LPMP dapat dikatakan sebagai motor utama yang bertugas
melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah
sesuai dengan standar nasional, antara lain :
Melakukan pemetaan mutu pendidikan pada setiap provinsi yang
ada di Indonesia
Menjadi pusat data dan sistem informasi mutu pendidikan di
setiap provinsi maupun kabupatren/kota
Melakukan
supervisi
pencapaian
standar
terhadap
mutu
satuan
pendidikan
pendidikan
nasional
dalam
dengan
memanfaatkan hasil analisis UN.
Memfasilitasi sumberdaya pendidikan dalam meningkatkan mutu
pembelajaran dan pendidikan di setiap provinsi.
C. Peran Kepala Sekolah
Sekolah juga dapat mengambil manfaat dari hasil UN. Melalui hasil UN,
sekolah dapat mengetahui mutu pendidikan di sekolahnya dan dapat
menggunakannya dalam menyusun program-program sekolah untuk
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Peringkat sekolah,
jumlah kelulusan/ketidaklulusan di setiap sekolah, dan daya serap
kemampuan dari mata pelajaran yang diujikan dalam UN di setiap
sekolah, dapat dimanfaatkan sebagai umpan balik bagi sekolah untuk
menentukan hal-hal berikut :
menentukan program pendidikan yang tepat untuk setiap tingkat
kelasnya;
menentukan perlu tidaknya menyediakan atau meningkatkan
sarana/prasarana belajar yang memadai untuk mencapai hasil
belajar peserta didik secara maksimal menentukan metode
pengajaran yang tepat bagi para guru di sekolahnya;
memperbaiki sistem evaluasi untuk mengungkap kemampuan
belajar para peserta didiknya;
memberi kesempatan kepada para guru untuk membekali diri
dengan mengikut- sertakan dalam kegiatan pelatihan di tingkat
nasional, provinsi, kabupaten/kota maupun di tingkat sekolah
dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan keahlian guru
dalam mengajar.
D. Peran Guru
Profesionalisme dan kemampuan guru memegang peranan penting
dalam menentukan mutu pendidikan di sekolah, karena guru lah yang
paling bertanggungjawab atas keberhasilan peserta didiknya dalam
UN. Dalam hal ini guru juga memberi sumbangan untuk kegagalan atas
ketidak lulusan peserta didik. Untuk itu diperlukan interaksi dalam
proses belajar mengajar antara guru dan peserta didik untuk
mengetahui
kekurangan/kelebihan
masing-masing
fihak,
karena
peningkatan mutu sekolah menjadi tanggung jawab sekolah. Melalui
Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) sebagai agen-agen P4TK dapat menyelenggarakan kegiatan
pelatihan-pelatihan secara efektif dalam memanfaatkan hasil analisis
UN, dengan melakukan koordinasi dan menjalin jaringan dengan P4TK,
perguruan tinggi, dan asosiasi-ososiasi guru mata pelajaran. Dalam hal
ini P4TK yang merancang standar dan model pelatihan, termasuk
menyusun bahan ajar bagi penyelenggara diklat.
Mengetahui hasil UN seperti peringkat sekolah, jumlah ketidaklulusan
peserta didik, dan daya serap kemampuan-kemampuan pada mata
pelajan yang diujikan dalam UN, guru dapat menjadi umpan balik bagi
guru dalam memperbaiki strategi pengajaran sebagai berikut.
Melalui informasi penguasaan materi kemampuan-kemampuan
pada mata pelajaran yang diujikan dalam UN guru dapat
mengetahui
sejauhmana
peserta
didik
menguasai
bahan
pelajaran yang diajarkannya, baik secara kelompok maupun
individual. Dalam hal ini guru mempunyai tanggungjawab yang
besar
dalam
meningkatkan
kemampuan
kemampuan yang
dianggap lemah dikuasai peserta didiknya.
Guru dapat memperbaiki metode/strategi pengajaran dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya.
Dalam upaya menjaga performasi dan kemampuan peserta didik,
dibutuhkan sistem evaluasi/penilaian yang baik. Guru memegang
peranan
penting
dalam
menyiapkan
dan
melaksanakan
evaluasi/penilaian khususnya di kelas.
PETUNJUK TEKNIS
PEMANFAATAN DATA HASIL ANALISIS UJIAN NASIONAL
Data
Ujian Nasional (UN) diperoleh dari laporan resmi setiap Kantor
Dinas, yang
mencakup nama sekolah, jumlah peserta UN yang lulus, rata-rata nilai
UN dan peringkat sekolah. Data tersebut diolah dan dianalisis oleh
Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Diknas untuk menyusun dokumen
yang berisi informasi tentang Persentase Ketidaklulusan, Nilai Rata-rata
Ujian Nasional, dan Daya Serap (Penguasaan Materi) mata pelajaran
yang diujikan pada Ujian Nasional di setiap provinsi, kabupaten/kota,
dan sekolah. Terdapat dua jenis dokumen yang dapat digunakan dalam
memanfaatkan hasil UN yang
dikeluarkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Diknas yaitu
berupa cetakan dengan
judul Nilai Ujian Nasional SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK dan Laporan
Hasil Ujian Nasional SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK; dan dalam bentuk
digital (compact disc). Berikut ini akan disajikan tahapan yang dapat
dilakukan jika sumber data yang digunakan dalam bentuk digital.
Hasil UN selama ini lebih banyak digunakan sebagai penentu kelulusan dan
sertifikasi daripada untuk perbaikan dan peningkatan pembelajaran di
sekolah.
B. Permasalahan
Panduan ini disusun dengan alasan:
• sampai saat ini belum dimanfaatkan dan didayagunakannya hasil analisis
UN pada satuan pendidikan yang merupakan gambaran umum dari
pencapaian program pendidikan nasional dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan;
• kemampuan guru dalam mengajar maupun penguasaan materi ajar yang
rendah membawa dampak yang besar terhadap mutu peserta didiknya. Hal
ini dapat dilihat dari masih rendahnya penetapan batas nilai lulus UN, masih
tingginya angka ketidaklulusan peserta didik dalam mengikuti UN, dan daya
serap kemampuan siswa dalam menjawab konsep materi masih rendah;
• keikutsertaan Indonesia dalam survey internasional seperti The Third
International Mathematics and Science Study (TIMSS), Programme for
International Student Assessment (PISA), The Progress in International
Reading Literacy Study (PIRLS), dan East Asia Learning Achievement Study
(EALS), menunjukkan Indonesia masih menduduki posisi yang rendah jauh di
bawah negara tetangga Malaysia dan Thailand;
Sehubungan dengan hal tersebut di atas guna menjamin mutu pendidikan
maka kegiatan pendidikan dan pelatihan, supervisi dan monitoring perlu
dilakukan secara berkesinambungan.
C. Tujuan
Tujuan penyusunan Panduan Pemanfaatan Hasil UN ini adalah sebagai acuan
bagi LPMP dalam memanfaatkan hasil analisis UN yang dikeluarkan Pusat
Penilaian
Pendidikan, Balitbang Diknas sebagai bahan pertimbangan dalam mendesain
program
peningkatan mutu pendidikan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota,
maupun
di tingkat sekolah, agar peserta didik memiliki kemampuan daya saing gobal
dan
menghasilkan lulusan yang handal dan berkualitas.
3
BAB II
HASIL UJIAN NASIONAL DAN PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN
UN merupakan salah satu kegiatan penilaian terhadap hasil belajar peserta
didik
pada akhir satuan pendidikan (SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK) yang dilakukan
secara
nasional. Melalui kegiatan ini dapat diketahui pencapaian hasil belajar setiap
peserta
didik,
dan
pencapaian
tujuan
pembelajaran
pada
tingkat
sekolah,
kabupaten/kota,
provinsi maupun nasional berdasarkan standar nasional.
Pelaksanaan UN SMP/MTs, SMA/MA dan SMK tahun pelajaran 2005/2006
diatur dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2005
tanggal 13 Oktober 2005. Berdasarkan keputusan tersebut, dalam UN tahun
pelajaran 2005/2006 peserta didik dinyatakan lulus apabila memenuhi dua
kriteria
yaitu mengikuti seluruh mata pelajaran yang diujikan, dan memiliki nilai lebih
besar
dari 4,25 untuk setiap mata pelajaran yang diujikan.
Hasil UN selama ini lebih banyak digunakan untuk penentuan kelulusan dan
sertifikasi. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, maka pada tahun
anggaran
2007
Direktorat
memanfaatkan
Pembinaan
Pendidikan
dan
Latihan
melalui
LPMP
hasil analisis UN untuk perbaikan pembelajaran di sekolah dan peningkatan
mutu
pendidikan secara nasional.
Bagi para pengelola pendidikan mulai kepala sekolah, guru, pengawas,
Kepala
Dinas provinsi/kabupaten/kota, Direktur Direktorat Pembinaan Diklat bahkan
Menteri
sekalipun
dapat
mengambil
manfaat
dari
hasil
UN
dalam
upaya
meningkatkan mutu
4
pendidikan. Melalui pemanfaatan hasil ujian pengelola pendidikan dapat
menemukan
jawaban dari permasalahan berikut :
• apakah program pendidikan yang ditetapkan sudah tepat untuk suatu
jenjang
atau satuan pendidikan;
• apakah alat/sarana dan prasarana belajar sudah memadai untuk mencapai
hasil
belajar yang maksimal dari peserta didik;
• apakah metode pembelajaran yang disarankan dalam petunjuk bagi guru
sudah
tepat;
• apakah alat penilaian untuk mengungkap perolehan belajar peserta didik
yang
digunakan sudah tepat; dan
• apakah kualitas pendidikan sudah tersebar secara merata.
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) sebagai lembaga penjamin mutu
pendidikan mempunyai tugas antara lain melaksanakan penjaminan mutu
pendidikan
dasar dan pendidikan menengah di tingkat provinsi berdasarkan kebijakan
Menteri
Pendidikan Nasional. Dalam pelaksanaannya LPMP perlu bekerjasama dengan
lembaga
lain
di
lingkungan
Depdinas/Depag
dalam
mengembangkan
programprogram
peningkatan mutu sekolah, sistem penilaian, termasuk instrumen
penilaiannya. Profil sekolah dapat menjadi acuan dalam menyusun program
peningkatan
mutu
pendidikan
dan
salah
satunya
adalah
dengan
memanfaatkan hasil
UN.
Secara nasional persentase kelulusan peserta UN cukup tinggi, namun tidak
menutup kemungkinan tingginya persentase kelulusan pada semua satuan
pendidikan tersebut telah terjadi pelanggaran dan penyimpangan tata tertib
pelaksanaan UN. Walaupun sejak tahun 2006 untuk meningkatkan validitas
dan
5
objektivitas hasil UN, BSNP selaku penyelenggara UN telah membentuk tim
pemantau
independen
di
tingkat
provinsi,
kabupaten/kota,
dan
sekolah/madrasah
yang bertugas memantau pra, saat dan setelah penyelenggaraan UN. Bahkan
untuk
UN 2007 Mendiknas menyatakan akan memuat aturan yang lebih ketat yang
akan
dituangkan dalan Buku Prosedur Operasi Standar, bahwa Depdiknas juga
akan
menerjunkan aparat inspektorat jenderal ke lapangan menjelang dan selama
UN
berlangsung dan memberi sanksi kepada peserta, pengawas, guru dan pihak
lain
yang melanggar tata tertib dengan ancaman pidana.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Heru Widiatmo Ph.D (Puspendik,
2006)
tentang
Indeks
Objektivitas
(cheating)
pelaksanaan
UN
2006
ditemukan
tingkat indeks objektivitas yang cukup tinggi. Hasil penelitian terhadap 364
sekolah
yang menggunakan paket x (salah satu paket yang digunakan) menunjukkan
cheating index pada mata pelajaran Bahasa Inggris jurusan IPA adalah
sebesar
0,25187. Ini berarti satu di antara empat peserta didik SMA jurusan IPA yang
mengikuti UN 2006 patut diduga telah melakukan cheating (menyontek). Hal
ini
tentunya sangat memprihatinkan, dan berdampak sangat besar pada rasa
keadilan
dan kejujuran peserta tes serta merusak tujuan UN itu sendiri, yang pada
akhirnya
akan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat pada penyelenggaraan
UN.
Kondisi seperti yang diuraikan di atas menjadi pekerjaan rumah bagi para
pengelola pendidikan termasuk Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP)
untuk
mengambil langkah-langkah perbaikan, agar hal tersebut tidak terulang
kembali.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan LPMP adalah memanfaatkan hasil UN
untuk
perbaikan mutu pendidikan di Indonesia. Melalui hasil analisis UN dapat
diketahui
sejauhmana penguasaan materi pelajaran atau kompetensi yang harus
dikuasai
sesuai dengan tuntutan standar kompetensi lulusan yang ditetapkan secara
nasional.
6
Berikut ini akan disajikan hasil-hasil UN 2006 yang meliputi: persentase
ketidaklulusan UN SMP/MTs, SMA/MA dan SMK tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota, dan sekolah; nilai hasil UN SMP/MTs, SMA/MA dan SMK
tingkat
pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah; analisis soal dan pemanfaatan
hasil
ujian nasional dalam meningkatkan mutu pendidikan; dan penguasaan materi
(daya
serap) di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Diknas, Nilai Ujian Nasional SMP/MTs,
SMA/MA dan SMK Tahun Pelajaran 2005/2006, Jakarta : Puspendik, 2007
Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Diknas, Indeks Objektivitas Ujian
Nasional
SMP/MTs, SMA/MA dan SMK Tahun Pelajaran 2006/2007, Jakarta :
Puspendik, 2006
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengujian, Balitbang Diknas,
Manual
Item and Test Analysis, Jakarta : Pusisjian, 1999.
209
PELAJARAN YANG DI UJI NASIONALKAN DENGAN KOMPETENSI
GURU 7 KABUPATEN /KOTA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG TAHUN 2007
Mutu
Pendidikan memiliki beberapa dimensi, antara lain hasil
belajar siswa, lingkungan sekolah, kualitas guru, proses belajar
mengajar, kepemimpinan yang efektif, system kemampuan manajerial
dan administrasi. Untuk mengetahui mutu pendidikan nasional dapat
dilihat dari berbagai segi. Salah satu tolak ukur keberhasilan belajar
siswa
dapat
dilihat
melalui
hasil
Ujian
Nasional
(UN).
Namun
pengalaman empirik di lapangan, khususnya pada tataran satuan
pendidikan, analisis hasil UN belum dilakukan secara efektif. Lebih
kritis lagi, beberapa hasil analisis UN yang ada belum dimanfaatkan
secara optimal. Padahal hasil tersebut dapat dimanfaatkan baik
sebagai dasar kebijakan bagi para pengambil keputusan, maupun
sebagai salah satu referensi dalam peningkatan mutu pembelajaran
bagi para pendidik dan tenaga kependidikan.
Dalam konteks ini, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)
clan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (P4TK) memiliki peran yang sangat sentral dan strategis
untuk memberdayakan kepala sekolah, guru dan pengawas dalam
memanfaatkan hasil UN untuk memperbaiki mutu pembelajaran di
sekolah.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, LPMP yang
mempunyai tugas untuk melaksanakan penjaminan mutu pendidikan
dasar dan menengah di tingkat provinsi, serta P4TK yang bertugas
untuk mengembangkan dan memberdayakan pendidik dan tenaga
kependidikan, dituntut untuk mendorong para pendidik dan tenaga
kependidikan agar memanfaatkan hasil UN untuk memperbaiki mutu
pembelajaran
pendidikan
dalam
nasional
mewujudkan
secara
tercapainya
optimal.
penjaminan
Berdasarkan
mutu
pertimbangan
beberapa hal tersebut di atas, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bekerjasama dengan Universitas
Bangka
Belitung
Pengabdian
melelui
Masyarakat)
LPPM
nya
melakukan
(Lembaga
penelitian
penelitian
terhadap
dan
korelasi
antara nilai UN dengan kompetensi guru di Provinsi Kepulaian Bangka
Belitung sebagai salah satu usaha Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional
Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan
bagi para pendidik dan
dalam meningkatkan pemahaman hasil UN,
analisis dan pemanfaatannya dalam perbaikan dan peningkatan mutu
pembelajaran di setiap satuan pendidikan.
Pendahuluan
Dengan
diberlakukannya Undang Undang Pendidikan nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP No 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, serta Peraturan Menteri no 7 dan
8 tahun 2007 tentang Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)
dan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (P4TK), Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan,
Direktorat
Jenderal
Peningkatan
Mutu
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan mempertimbangkan pentingnya pemanfaatan hasil Ujian
Nasional bagi para pendidik dan tenaga kependidikan untuk dianalisis
dan dijadikan bahan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam
rangka mencapai Standar Nasional Pendidikan.
Sistematika Penulisan
Petunjuk Teknis ini terbagi menjadi tiga bab, Bab I Pendahuluan
berisikan tentang Latar Belakang, Permasalahan dan Tujuan, Bab II
Analisis
Hasil
UN
dan
Peningkatan
Mutu
Pendidikan
yang
menggambarkan persentase ketidaklulusan UN, Nilai hasil UN, Analisis
soal dan Pemanfaatan hasil Analisis UN dalam meningkatkan mutu
pendidikan dan Penguasaan materi mata pelajaran UN, serta Bab III
Peran LPMP, P4TK, Kepala Sekolah, Pengawas dan Guru dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia,
penyebarluasan dan pendayagunaan informasi nilai Ujian Nasional
(UN) pada satuan pendidikan SMP/MTs, SMA/MA dan SMK yang
merupakan gambaran umum dari pencapaian program pendidikan
harus dilakukan sampai ke tingkat sekolah. Salah satunya diperoleh
melalui kegiatan penilaian pada setiap tahun pelajaran yang berskala
nasional (Ujian Nasional) dan hasilnya dapat diperbandingkan.
Data Ujian Nasional diperoleh dari laporan resmi setiap Kantor
Dinas, yang mencakup nama sekolah, jumlah peserta UN yang lulus,
rata-rata nilai UN dan peringkat sekolah. Data tersebut diolah dan
dianalisis oleh Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Diknas untuk
menyusun
dokumen
yang
berisi
informasi
tentang
Persentase
Kelulusan, Nilai Rata-rata Ujian Nasional, dan Daya Serap (Penguasaan
Materi) mata pelajaran Ujian Nasional. (Data hasil analisis ini dapat
diperoleh
dalam
bentuk
compact
disc
maupun
cetakan
yang
dikeluarkan oleh Puspendik, Balibang Diknas).
Dengan diberlakukannya UU Pendidikan nomor 14 tentang
Standar Nasional Pendidikan, serta Peraturan Menteri nomor 7 dan 8
tentang Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) dan Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(P4TK), Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan, Direktorat
Jenderal
Peningkatan
Mutu
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan
menganggap perlu memanfaatkan hasil Ujian Nasional sebagai bahan
untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam rangka mencapai
standar nasional.
LPMP
sebagai
lembaga
yang
memiliki
kewenangan
dalam
melaksanakan penjaminan mutu pendidikan, dalam menjalankan
tugasnya
menyelenggarakan
fungsi:
melakukan
pemetaan
mutu
pendidikan, pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu
pendidikan, supervisi satuan pendidikan dalam pencapaian standar
mutu pendidikan nasional, dan fasilitasi sumberdaya pendidikan
terhadap satuan pendidikan dalam penjaminan mutu pendidikan
nasional.
Pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik, serta evaluasi
dan
fasilitasi
peningkatan
kompetensi
pendidik
dan
tenaga
kependidikan. Ditinjau dari fungsinya, kedua lembaga ini memiliki
peran sentral dan strategis uintuk memberdayakan kepala sekolah,
guru, dan pengawas dalam memanfaatkan hasil Ujian Nasional.
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi para
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
untuk
menganalisis
dan
menginterpretasi hasil ujian nasional yang akan dijadikan bahan dalam
meningkatkan mutu pembelajaran di setiap satuan pendidikan.
BAB II
PERAN P4TK, LPMP, PENGAWAS, KEPALA SEKOLAH
DAN GURU
DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
Pemanfaatan
informasi hasil analisis UN pada satuan pendidikan
SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK yang memberi gambaran umum dari
pencapaian program pendidikan, tidak hanya dijadikan masukan bagi
para pengambil kebijakan saja namun harus sampai ke tingkat sekolah.
Hal ini perlu dilakukan karena program peningkatan mutu pendidikan
dirancang berdasarkan informasi tentang mutu pendidikan mulai dari
tingkat sekolah. Pemanfaatan hasil UN nasional yang dikeluarkan oleh
Pusat Penilaian Pendidikan perlu dilakukan dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan di Indonesia, karena dari hasil analisis UN dapat
diketahui
peringkat
provinsi
berdasarkan
jumlah
nilai,
tingkat
ketidaklulusan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, maupun sekolah,
dan daya serap kemampuan-kemampuan yang diuji pada setiap mata
pelajaran UN.
Dari
informasi-informasi
tersebut
Pusat
Pengembangan
dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK), Lembaga
Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), Pengawas, Kepala Sekolah, dan
Guru dapat menentukan program-program peningkatan mutu yang
dapat dilakukan, baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota, maupun
sekolah.
A. Peran P4TK
Sebagai
lembaga
pengembangan dan
yang
memiliki
kewenangan
melaksanakan
pemberdayaan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan,
dalam
memanfaatkan hasil Ujian Nasional P4TK berperan antara lain dalam :
Penyusunan program pengembangan dan pemberdayaan pendidik
dan tenaga kependidikan dengan memanfaatkan hasil UN
Memberi informasi hasil analsis UN baik di tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota dalam upaya peningkatan kompetensi pendidik dan
tenaga kependidikan
Memfasilitasi pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan
tenaga kependidikan.
Penyelenggaraan
diklat
yang
dilakukan
oleh
P4TK
dalam
memanfaatkan hasil UN ditujukan untuk melatih peer group atau guruguru inti dari berbagai daerah yang kelak menjadi ujung tombak dalam
menggerakan Kelompok Kerja Guru dan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran agar dapat berjalan optimal.
B. Peran LPMP
Dalam memanfaatkan hasil analisis UN, LPMP sebagai lembaga
penjamin mutu pendidikan yang berstandar nasional dan berwawasan
global, LPMP dapat dikatakan sebagai motor utama yang bertugas
melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah
sesuai dengan standar nasional, antara lain :
Melakukan pemetaan mutu pendidikan pada setiap provinsi yang
ada di Indonesia
Menjadi pusat data dan sistem informasi mutu pendidikan di
setiap provinsi maupun kabupatren/kota
Melakukan
supervisi
pencapaian
standar
terhadap
mutu
satuan
pendidikan
pendidikan
nasional
dalam
dengan
memanfaatkan hasil analisis UN.
Memfasilitasi sumberdaya pendidikan dalam meningkatkan mutu
pembelajaran dan pendidikan di setiap provinsi.
C. Peran Kepala Sekolah
Sekolah juga dapat mengambil manfaat dari hasil UN. Melalui hasil UN,
sekolah dapat mengetahui mutu pendidikan di sekolahnya dan dapat
menggunakannya dalam menyusun program-program sekolah untuk
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Peringkat sekolah,
jumlah kelulusan/ketidaklulusan di setiap sekolah, dan daya serap
kemampuan dari mata pelajaran yang diujikan dalam UN di setiap
sekolah, dapat dimanfaatkan sebagai umpan balik bagi sekolah untuk
menentukan hal-hal berikut :
menentukan program pendidikan yang tepat untuk setiap tingkat
kelasnya;
menentukan perlu tidaknya menyediakan atau meningkatkan
sarana/prasarana belajar yang memadai untuk mencapai hasil
belajar peserta didik secara maksimal menentukan metode
pengajaran yang tepat bagi para guru di sekolahnya;
memperbaiki sistem evaluasi untuk mengungkap kemampuan
belajar para peserta didiknya;
memberi kesempatan kepada para guru untuk membekali diri
dengan mengikut- sertakan dalam kegiatan pelatihan di tingkat
nasional, provinsi, kabupaten/kota maupun di tingkat sekolah
dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan keahlian guru
dalam mengajar.
D. Peran Guru
Profesionalisme dan kemampuan guru memegang peranan penting
dalam menentukan mutu pendidikan di sekolah, karena guru lah yang
paling bertanggungjawab atas keberhasilan peserta didiknya dalam
UN. Dalam hal ini guru juga memberi sumbangan untuk kegagalan atas
ketidak lulusan peserta didik. Untuk itu diperlukan interaksi dalam
proses belajar mengajar antara guru dan peserta didik untuk
mengetahui
kekurangan/kelebihan
masing-masing
fihak,
karena
peningkatan mutu sekolah menjadi tanggung jawab sekolah. Melalui
Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) sebagai agen-agen P4TK dapat menyelenggarakan kegiatan
pelatihan-pelatihan secara efektif dalam memanfaatkan hasil analisis
UN, dengan melakukan koordinasi dan menjalin jaringan dengan P4TK,
perguruan tinggi, dan asosiasi-ososiasi guru mata pelajaran. Dalam hal
ini P4TK yang merancang standar dan model pelatihan, termasuk
menyusun bahan ajar bagi penyelenggara diklat.
Mengetahui hasil UN seperti peringkat sekolah, jumlah ketidaklulusan
peserta didik, dan daya serap kemampuan-kemampuan pada mata
pelajan yang diujikan dalam UN, guru dapat menjadi umpan balik bagi
guru dalam memperbaiki strategi pengajaran sebagai berikut.
Melalui informasi penguasaan materi kemampuan-kemampuan
pada mata pelajaran yang diujikan dalam UN guru dapat
mengetahui
sejauhmana
peserta
didik
menguasai
bahan
pelajaran yang diajarkannya, baik secara kelompok maupun
individual. Dalam hal ini guru mempunyai tanggungjawab yang
besar
dalam
meningkatkan
kemampuan
kemampuan yang
dianggap lemah dikuasai peserta didiknya.
Guru dapat memperbaiki metode/strategi pengajaran dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya.
Dalam upaya menjaga performasi dan kemampuan peserta didik,
dibutuhkan sistem evaluasi/penilaian yang baik. Guru memegang
peranan
penting
dalam
menyiapkan
dan
melaksanakan
evaluasi/penilaian khususnya di kelas.
PETUNJUK TEKNIS
PEMANFAATAN DATA HASIL ANALISIS UJIAN NASIONAL
Data
Ujian Nasional (UN) diperoleh dari laporan resmi setiap Kantor
Dinas, yang
mencakup nama sekolah, jumlah peserta UN yang lulus, rata-rata nilai
UN dan peringkat sekolah. Data tersebut diolah dan dianalisis oleh
Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Diknas untuk menyusun dokumen
yang berisi informasi tentang Persentase Ketidaklulusan, Nilai Rata-rata
Ujian Nasional, dan Daya Serap (Penguasaan Materi) mata pelajaran
yang diujikan pada Ujian Nasional di setiap provinsi, kabupaten/kota,
dan sekolah. Terdapat dua jenis dokumen yang dapat digunakan dalam
memanfaatkan hasil UN yang
dikeluarkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Diknas yaitu
berupa cetakan dengan
judul Nilai Ujian Nasional SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK dan Laporan
Hasil Ujian Nasional SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK; dan dalam bentuk
digital (compact disc). Berikut ini akan disajikan tahapan yang dapat
dilakukan jika sumber data yang digunakan dalam bentuk digital.
Hasil UN selama ini lebih banyak digunakan sebagai penentu kelulusan dan
sertifikasi daripada untuk perbaikan dan peningkatan pembelajaran di
sekolah.
B. Permasalahan
Panduan ini disusun dengan alasan:
• sampai saat ini belum dimanfaatkan dan didayagunakannya hasil analisis
UN pada satuan pendidikan yang merupakan gambaran umum dari
pencapaian program pendidikan nasional dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan;
• kemampuan guru dalam mengajar maupun penguasaan materi ajar yang
rendah membawa dampak yang besar terhadap mutu peserta didiknya. Hal
ini dapat dilihat dari masih rendahnya penetapan batas nilai lulus UN, masih
tingginya angka ketidaklulusan peserta didik dalam mengikuti UN, dan daya
serap kemampuan siswa dalam menjawab konsep materi masih rendah;
• keikutsertaan Indonesia dalam survey internasional seperti The Third
International Mathematics and Science Study (TIMSS), Programme for
International Student Assessment (PISA), The Progress in International
Reading Literacy Study (PIRLS), dan East Asia Learning Achievement Study
(EALS), menunjukkan Indonesia masih menduduki posisi yang rendah jauh di
bawah negara tetangga Malaysia dan Thailand;
Sehubungan dengan hal tersebut di atas guna menjamin mutu pendidikan
maka kegiatan pendidikan dan pelatihan, supervisi dan monitoring perlu
dilakukan secara berkesinambungan.
C. Tujuan
Tujuan penyusunan Panduan Pemanfaatan Hasil UN ini adalah sebagai acuan
bagi LPMP dalam memanfaatkan hasil analisis UN yang dikeluarkan Pusat
Penilaian
Pendidikan, Balitbang Diknas sebagai bahan pertimbangan dalam mendesain
program
peningkatan mutu pendidikan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota,
maupun
di tingkat sekolah, agar peserta didik memiliki kemampuan daya saing gobal
dan
menghasilkan lulusan yang handal dan berkualitas.
3
BAB II
HASIL UJIAN NASIONAL DAN PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN
UN merupakan salah satu kegiatan penilaian terhadap hasil belajar peserta
didik
pada akhir satuan pendidikan (SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK) yang dilakukan
secara
nasional. Melalui kegiatan ini dapat diketahui pencapaian hasil belajar setiap
peserta
didik,
dan
pencapaian
tujuan
pembelajaran
pada
tingkat
sekolah,
kabupaten/kota,
provinsi maupun nasional berdasarkan standar nasional.
Pelaksanaan UN SMP/MTs, SMA/MA dan SMK tahun pelajaran 2005/2006
diatur dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2005
tanggal 13 Oktober 2005. Berdasarkan keputusan tersebut, dalam UN tahun
pelajaran 2005/2006 peserta didik dinyatakan lulus apabila memenuhi dua
kriteria
yaitu mengikuti seluruh mata pelajaran yang diujikan, dan memiliki nilai lebih
besar
dari 4,25 untuk setiap mata pelajaran yang diujikan.
Hasil UN selama ini lebih banyak digunakan untuk penentuan kelulusan dan
sertifikasi. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, maka pada tahun
anggaran
2007
Direktorat
memanfaatkan
Pembinaan
Pendidikan
dan
Latihan
melalui
LPMP
hasil analisis UN untuk perbaikan pembelajaran di sekolah dan peningkatan
mutu
pendidikan secara nasional.
Bagi para pengelola pendidikan mulai kepala sekolah, guru, pengawas,
Kepala
Dinas provinsi/kabupaten/kota, Direktur Direktorat Pembinaan Diklat bahkan
Menteri
sekalipun
dapat
mengambil
manfaat
dari
hasil
UN
dalam
upaya
meningkatkan mutu
4
pendidikan. Melalui pemanfaatan hasil ujian pengelola pendidikan dapat
menemukan
jawaban dari permasalahan berikut :
• apakah program pendidikan yang ditetapkan sudah tepat untuk suatu
jenjang
atau satuan pendidikan;
• apakah alat/sarana dan prasarana belajar sudah memadai untuk mencapai
hasil
belajar yang maksimal dari peserta didik;
• apakah metode pembelajaran yang disarankan dalam petunjuk bagi guru
sudah
tepat;
• apakah alat penilaian untuk mengungkap perolehan belajar peserta didik
yang
digunakan sudah tepat; dan
• apakah kualitas pendidikan sudah tersebar secara merata.
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) sebagai lembaga penjamin mutu
pendidikan mempunyai tugas antara lain melaksanakan penjaminan mutu
pendidikan
dasar dan pendidikan menengah di tingkat provinsi berdasarkan kebijakan
Menteri
Pendidikan Nasional. Dalam pelaksanaannya LPMP perlu bekerjasama dengan
lembaga
lain
di
lingkungan
Depdinas/Depag
dalam
mengembangkan
programprogram
peningkatan mutu sekolah, sistem penilaian, termasuk instrumen
penilaiannya. Profil sekolah dapat menjadi acuan dalam menyusun program
peningkatan
mutu
pendidikan
dan
salah
satunya
adalah
dengan
memanfaatkan hasil
UN.
Secara nasional persentase kelulusan peserta UN cukup tinggi, namun tidak
menutup kemungkinan tingginya persentase kelulusan pada semua satuan
pendidikan tersebut telah terjadi pelanggaran dan penyimpangan tata tertib
pelaksanaan UN. Walaupun sejak tahun 2006 untuk meningkatkan validitas
dan
5
objektivitas hasil UN, BSNP selaku penyelenggara UN telah membentuk tim
pemantau
independen
di
tingkat
provinsi,
kabupaten/kota,
dan
sekolah/madrasah
yang bertugas memantau pra, saat dan setelah penyelenggaraan UN. Bahkan
untuk
UN 2007 Mendiknas menyatakan akan memuat aturan yang lebih ketat yang
akan
dituangkan dalan Buku Prosedur Operasi Standar, bahwa Depdiknas juga
akan
menerjunkan aparat inspektorat jenderal ke lapangan menjelang dan selama
UN
berlangsung dan memberi sanksi kepada peserta, pengawas, guru dan pihak
lain
yang melanggar tata tertib dengan ancaman pidana.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Heru Widiatmo Ph.D (Puspendik,
2006)
tentang
Indeks
Objektivitas
(cheating)
pelaksanaan
UN
2006
ditemukan
tingkat indeks objektivitas yang cukup tinggi. Hasil penelitian terhadap 364
sekolah
yang menggunakan paket x (salah satu paket yang digunakan) menunjukkan
cheating index pada mata pelajaran Bahasa Inggris jurusan IPA adalah
sebesar
0,25187. Ini berarti satu di antara empat peserta didik SMA jurusan IPA yang
mengikuti UN 2006 patut diduga telah melakukan cheating (menyontek). Hal
ini
tentunya sangat memprihatinkan, dan berdampak sangat besar pada rasa
keadilan
dan kejujuran peserta tes serta merusak tujuan UN itu sendiri, yang pada
akhirnya
akan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat pada penyelenggaraan
UN.
Kondisi seperti yang diuraikan di atas menjadi pekerjaan rumah bagi para
pengelola pendidikan termasuk Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP)
untuk
mengambil langkah-langkah perbaikan, agar hal tersebut tidak terulang
kembali.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan LPMP adalah memanfaatkan hasil UN
untuk
perbaikan mutu pendidikan di Indonesia. Melalui hasil analisis UN dapat
diketahui
sejauhmana penguasaan materi pelajaran atau kompetensi yang harus
dikuasai
sesuai dengan tuntutan standar kompetensi lulusan yang ditetapkan secara
nasional.
6
Berikut ini akan disajikan hasil-hasil UN 2006 yang meliputi: persentase
ketidaklulusan UN SMP/MTs, SMA/MA dan SMK tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota, dan sekolah; nilai hasil UN SMP/MTs, SMA/MA dan SMK
tingkat
pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah; analisis soal dan pemanfaatan
hasil
ujian nasional dalam meningkatkan mutu pendidikan; dan penguasaan materi
(daya
serap) di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Diknas, Nilai Ujian Nasional SMP/MTs,
SMA/MA dan SMK Tahun Pelajaran 2005/2006, Jakarta : Puspendik, 2007
Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Diknas, Indeks Objektivitas Ujian
Nasional
SMP/MTs, SMA/MA dan SMK Tahun Pelajaran 2006/2007, Jakarta :
Puspendik, 2006
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengujian, Balitbang Diknas,
Manual
Item and Test Analysis, Jakarta : Pusisjian, 1999.
209