ANALISIS PROFITABILITAS KERIPIK SINGKONG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA PASUNDAN DI KOTA PALU | Patoki | AGROTEKBIS 8905 29249 1 PB

e-J. Agrotekbis 5 (1) : 77 - 85, Februari 2017

ISSN : 2338-3011

ANALISIS PROFITABILITAS KERIPIK SINGKONG PADA
INDUSTRI RUMAH TANGGA PASUNDAN DI KOTA PALU
Profitability Analysis of Cassava Chips In Household Industry of Pasundan In Palu
Alto Kristian Patoki1) Effendy2)
1)

Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu e-mail : [email protected]
2)
Staf Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
e-mail : [email protected]

ABSTRACT
The study aims to determine the amount of revenue and profitability of the business value
of cassava chips in the industry "Pasundan" in the city of Palu. The research was conducted on a
month from November to December 2015. The number of respondents as many as four people. The
analysis tool used is the analysis of revenue and profitability analysis. The results showed that the
amount of revenue earned processed cassava chips business on domestic industry "Pasundan"

during November-December 2015 amounted to Rp 17.856.592with an average of Rp8.928.296.
Profitability average value obtained domestic Industry "Pasundan" of November-December 2015
through computation ROI of 89,39% means that the value of profitability shows that the company
earned a net profit of invested capital which is equal to 89,39% per month in restore assets owned
domestic industry "Pasundan".
Keywords: Cassava Chips, Pasundan Industry, Profitability
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan profitabilitas usaha keripik singkong
pada industri “Pasundan” di Kota Palu. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November –
Desember 2015. Jumlah Responden sebanyak 4 orang. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis
pendapatan dan profitabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pendapatan yang
diperoleh usaha olahan keripik singkong pada industry rumah tangga “Pasundan” selamaBulan
November-Desember 2015 sebesar Rp17.856.592 dengan rata-rata Rp8.928.296. Profitabilitas ratarata yang diperoleh Industri Rumah Tangga “Pasundan” dari Bulan November-Desember 2015
melalui perhitungan ROI sebesar 89,39% artinya nilai profitabilitas menunjukkan bahwa
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal yang diinvestasikan yakni sebesar 89,39%
setiap bulannya dalam mengembalikan aset yang dimiliki industry rumah tangga “Pasundan”
Kata Kunci : IndustriPasundan, KeripikSingkong, Profitabilitas

PENDAHULUAN
Sektor

pertanian
merupakan
bidang yang paling penting bagi Negara
Indonesia yang merupakan Negara agraris
dan selalu ditempatkan pada prioritas
utama, karena sebagian besar penduduknya
bermatap encarian pada sektor pertanian.
Pembangunan agroindustri merupakan

kelanjutan dari pembangunan pertanian.
Pembangunan pertanian berhasil, maka
pembangunan agroindustri pun berhasil,
sebaliknya bila pembangunan pertanian
gagal, maka pembangunan agroindustri pun
sulit berkembang. Peran agroindustri dalam
perekonomian nasional suatu Negara
adalah mampu meningkatkan pendapatan
masyarakat tani, mampu menyerap banyak
77


tenaga kerja, mampu menumbuhkan industri
yang lain dan mampu meningkatkan devisa
(Seokartawi, 2000).
Menurut Basra (2015) dalam
Wargiono, (2007), Pertanian merupakan
salah satu sektor sangat penting bagi
perekonomian Indonesia. Berdasarkan luas
lahan dan keragaman agroekosistem,
peluang pengembangannya sangat besar
dan beragam. Namun, sampai saat ini
sektor pertanian belum handal dalam
mensejahterakan petani dan memenuhi
kebutuhan
sendiri.
Cakupan
aspek
agribisnis meliputi berbagai keterkaitan
yang dimulai dari proses produksi,
pengorbanan sampai pada pemasaran hasilhasil pertanian termasuk didalamnya
kegiatan lain yang ditunjang kegiatan

pertanian (Soekartawi, 2002).
Salah satu komoditi tanaman
panganyang penting adalah ubi kayu. Ubi
kayu merupakan komoditi tanaman pangan
ketiga setelah padi dan jagung. Ubi kayu
merupakan salah satu tanaman pangan yang
memiliki banyak kelebihan, misalnya saja
pada saat cadangan makanan (padi-padian)
mengalami kekurangan, ubi kayu masih
dapat diandalkan sebagai sumber bahan
pengganti padi dan jagung karena ubi kayu
merupakan tanaman yang tahan terhadap
kekurangan air sehingga masih dapat
diproduksi di lahan kritis sekalipun dan cara
penanaman ubi kayu yang mudah.Hafsah
(2003) mengemukakan sebagian besar
produksi ubi kayu di Indonesia digunakan
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
(85 sampai dengan 90 persen), sedangkan
sisanya di ekspor dalam bentuk gaplek,

chips, dan tapioka.
Sulawesi Tengah (Sulteng) merupakan
provinsi terluas di Pulau Sulawesi, sehingga
memiliki sumber daya alam yang berlimpah
terutama lahan. Oleh karena itu, sektor
pertanian merupakan sektor penggerak
utama pembangunan ekonomi Sulteng
(Yantu, 2007). Provinsi Sulawesi Tengah
merupakan salah satu daerah yang sesuai
untuk pengembangan tanaman ubi kayu dan
memiliki produksi ubi kayu yang besar.

Produksi ubi kayu di Provinsi Sulawesi
Tengah dalam beberapa tahun terakhir
menunjukan peningkatan, akan tetapi
produksi ubi kayu terlihat masih fluktuatif.
Luas panen, produksi dan produktifitas
tanaman singkong di Provinsi Sulawesi
Tengah terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 menunjukkan bahwa pada

tahun 2010-2014 terjadi fluktuasi luas
panen, produksi dan produktivitas ubi kayu
di Provinsi Sulawesi Tengah. Produksi
terendah terjadi pada tahun 2010 sebesar
74.129 ton dengan luas panen 3.872 Ha.
Produksi tertinggi dihasilkan pada tahun
2013 sebesar 100.950 Ton dengan luas
panen 4.844 Ha. Peningkatan luas panen,
produksi dan produktivitas selama 5
tahun terakhir (2010-2014) menunjukan
peningkatan yang tidak terlalu signifikan,
hal ini bisa dilihat dari persentase kenaikan
luas panen ubi kayu di Sulawesi Tengah
dari tahun 2010 ke 2014 hanya mengalami
peningkatan 5,06%, produksi ubi kayu di
Sulawesi Tengah dari tahun 2010 ke 2014
mengalami peningkatan 14,24% dan
produktivitas ubi kayu di Sulawesi Tengah
dari tahun 2010 ke 2014 mengalami
peningkatan 8,73%.

Salah satu industri rumah tangga
yang mengolah keripik singkong adalah
industri
rumah
tangga
“Pasundan”.
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian,
Perdagangan, dan Koperasi (Perindakop)
Kota Palu, terdapat beberapa industri yang
memproduksi produk olahan keripik, hal ini
terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2 menunjukkan bahwa
terdapat beberapa industri pengolahan
keripik di Kota Palu. Industri “Pasundan”
merupakan salah satu industri rumah tangga
yang mengolah keripik singkong.
Industri “Pasundan” mendapatkan
suplai bahan baku untuk pembuatan
keripik singkong dari Biromaru Kabupaten
Sigi. Industri rumah tangga “Pasundan”

memasarkan produk keripik singkong di
dalam dan di luar Kota Palu, untuk wilayah
kota palu keripik singkong di jual langsung
kepada pembeli di rumah produksi keripik
78

“Pasundan” dan dititipkan pada swalayan
dan mini market di Kota Palu, sedangkan
untuk luar Kota Palu industri “Pasundan”
menjual dan mengirim produk keripik
singkongnya ke wilayah luwuk, Ampana
dan Gorontalo.
Industri rumah tangga Pasundan,
berdiri sejak tahun 2007. Kemajuan dan
perkembangan usaha industri Pasundan
perlu dilakukan analisa terhadap kondisi
keuangan, salah satunya dengan menggunakan
analisa
profitabilitas
untuk

melihat
keuntungan yang dihasilkan dalam setiap
periode. Analisis profitabilitas sangat
penting untuk mengetahui berapa besar
persentase kemampuan perusahaan untuk
mengembalikan aset melalui keuntungan
bersih dari penjualan produk yang
dihasilkan dalam periode tertentu, dengan

diketahuinya nilai profitabilitas maka
perusahaan bisa mengetahui berapa lama
pengembalian terhadap aset perusahaan
tersebut.
Menurut Widarjo dan Setyawan
(2009), profitabilitas menunjukkan efisiensi
dan efektivitas penggunaan aset perusahaan
karena rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba berdasarkan
penggunaan aset, dengan adanya efektivitas
dari penggunaan aset perusahaan maka

akan mengurangi biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan, maka perusahaan akan
memperoleh penghematan dan akan
memiliki kecukupan dana untuk menjalankan
usahanya. Dengan adanya kecukupan dana
tersebut maka kemungkinan perusahaan
mengalami financial distress akan menjadi
lebih kecil.

Tabel 1. Data Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Ubi Kayu di Sulawesi Tengah Tahun 20102014
No

Tahun

Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (Ton/Ha)


1
2
3
4
5

2010
2011
2012
2013
2014

3.872
4.198
4.702
4.844
4.068

74.129
83.139
93.642
100.950
84.688

19,145
19,804
19,916
20,840
20,818

Rata-Rata

4.336

87.309

20,104

Sumber: Badan Pusat Statistk (BPS) Sulawesi Tengah Tahun 2015.

Tabel 2. Nama-nama Industri Olahan Keripik di Kota Palu Tahun 2014
No

Nama Industri

1
2
3

Citra lestari
Garuda Indah
Keripik Tiara

4

Pasundan

5
6

Darmatian
Sinta Aura

Jenis Produk
Aneka Keripik
Aneka Keripik
Keripik Pisang dan Keripik
Nangka
Keripik Singkong, Keripik Pisang,
Keripik Ubi Ungu
Aneka Keripik
Keripik Pisang dan Gula Aren

Alamat
l. Kimaja No.9
Jl. Garuda No. 21
Jl. Banteng Blok O No.3
Jl. S. Ogomojolo No.4
Kelurahan Nunu
Jl. KH. Wahid Hasyim
Jl. Trans Sulawesi No. 32

Sumber: Perindakop Kota Palu Sulawesi Tengah, 2015.

79

Pengusaha dalam
menjalankan
usahanya tentu saja mempunyai tujuan
untuk memperoleh laba sebesar-besarnya
dengan memaksimumkan pendapatan,
meminimumkan biaya dan memaksimumkan
penjualan (Soeparmoko, 2001). Industri
olahan keripik “Pasundan” merupakan
industri berskala rumah tangga seharusnya
juga
memperhatikan
hal-hal
yang
mempengaruhi tingkat keuntungan yang
akan diperoleh. Selain memiliki modal
usaha yang relatif rendah, besarnya penerimaan,
keuntungan dan keadaan pasar juga akan
memengaruhi kelangsungan usaha olahan
keripik singkong pada industri “Pasundan”,
sehingga penting untuk melihat fluktuasi
laba, data keuangan dan besarnya pajak
yang mempengaruhi besar laba bersih yang
diperoleh Industri “Pasundan”. Industri
“Pasundan” perlu menghitung berapa
besar laba dan waktu yang diperlukan
dalam pengembalian aset perusahaan, tidak
hanya beranggapan bahwa usaha yang
dijalankan memperoleh keuntungan agar
bisa mengetahui besar tingkat pendapatan
serta profitabilitas yang diperoleh Industri
tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Analisis Profitabilitas Keripik
Singkong Pada Industri Rumah Tangga
“Pasundan” di Kota Palu.
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pendapatan usaha keripik
singkong pada industry rumah tangga
“Pasundan” di Kota Palu
2. Mengetahui profitabilitas usaha keripik
singkong pada industry rumah tangga
“Pasundan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di
industri rumah tangga “Pasundan” bertempat
di Jalan Sungai Ogomojolo No. 04
Kelurahan Nunu Kecamatan Tatanga Kota
Palu. Penentuan lokasi dilakukan secara
sengaja (purposive) dengan pertimbangan
bahwa industri rumah tangga Pasundan
merupakan
industri
yang
memiliki
beraneka macam jenis keripik dan memiliki

potensi yang cukup baik. Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan November sampai
Desember 2015.
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui
observasi serta wawancara langsung dengan
pemilik industri dengan menggunakan
daftar pertanyaan (Kuisioner) dengan
responden dalam hal ini yaitu pemilik
perusahaan beserta seluruh karyawan
“Pasundan”. Data sekunder didapatkan dari
penelusuran kepustakaan, berbagai literatur
dan instansi/dinas yang terkait dalam
penelitian ini.
Analisis Data. Berdasarkan tujuan dalam
penelitian tersebut maka beberapa alat
analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
AnalisisPendapatan. Soekartawi (2002)
menyatakan bahwa untuk menghitung
pendapatan usaha dapat dilakukakan dengan
menghitung selisih antara penerimaan (TR)
dan total biaya (TC). Penerimaan adalah
perkalian antara jumlah produk dan harga
produk sedangkan biaya adalah semua
biaya yang digunakan untuk pengadaan
produksi. Pendapatan dapat dihitung dengan
rumus berikut:
π = TR - TC
Keterangan:
π
TR
TC

= Pendapatan (Rp.)
= Total Penerimaan/Revenue (Rp.)
= Total Biaya/ Cost (Rp.)

Menurut
Soekartawi
(2002),
mengemukakan penerimaan (TR) diartikan
sebagai hasil perkalian antara produk (Q)
yang diperoleh dengan harga jual (P).
Penerimaan
dapat
dihitung
dengan
menggunakan rumus berikut.
TR = Q x P
Keterangan:
Q = Jumlah produk keripik singkong
(Kemasan)
P = Harga produk keripik singkong (Rp)

80

Menurut Soekartawi (2002), untuk
menghitung biaya total (TC) dapat
menggunakan rumus berikut.
TC = FC + VC
Dimana:
FC = Biaya Tetap keripik singkong (Rp)
VC = Biaya Variabel keripik singkong
(Rp)
Menurut Stice (2009), fixed cost
(biaya tetap) sebagian dihitung dengan
analisis penyusutan yang dirumuskan
sebagai berikut:
BPA =
Keterangan :
BPA
HBA
NSA
PEA

( HBA − NSA )
PEA

= Biaya Penyusutan Alat tiap Periode (Rp)
= Harga Beli Alat (Rp)
= Nilai Sisa Alat (Rp)
= Periode Ekonomis dari Alat (bulan)

Syamsuddin (2008) menyatakan
profitabilitas merupakan perbandingan
antara laba bersih setelah pajak dengan total
aktiva, dituliskan dengan rumus berikut:
ROI =

EAT
INVESTMENT

X 1OO%

Keterangan:
= Return On Investment
= Earning After Tax (laba
bersih setelah pajak)
Investment = Investasi(Harta/Aset
perusahaan

ROI
EAT

HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses Produksi yaitu suatu cara, metode
dan teknik untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang atau jasa
dengan
menggunakan
sumber-sumber
(tenaga kerja, mesin, bahan-bahan) yang
ada. Proses produksi keripik singkong
industri “Pasundan” dilakukan 2-3 kali
seminggu. Dalam satu bulan industri
“Pasundan” mampu melakukan produksi
sebanyak 10 kali.

Singkong yang digunakan dalam
memproduksi keripik singkong yaitu
singkong yang sudah berumur 6-7 bulan
atau sudah cukup masa panen agar produk
yang dihasilkan besar, garing dan renyah.
Bahan baku dalam proses pembuatan
keripik singkong pada industri rumah
tangga “Pasundan” di datangkan dari daerah
sekitar Kota Palu Kabupaten Sigi Biromaru.
Pemilik industri bekerjasama dan bermitra
dengan petani ubi kayu agar suplai bahan
baku tetap terjaga dan stabil sehingga
proses pembuatan keripik dapat terus
berjalan dan dapat memenuhi permintaan
konsumen
Proses pembuatan keripik singkong
pada industri pasundan melipiti pemilihan
bahan baku, pengupasan kulit, pengirisan,
pencucian, perendaman, penggorengan,
penambahan bumbu, hingga pengemasan
dan keripik siap dipasarkan.
Produksi Keripik Singkong dilakukan di
rumah produksi yang berada di Jl. Sungai
Ogomojolo no.4 kelurahan Nunu Kecamatan
Tatanga Kota Palu. Produksi keripik
singkong industri “Pasundan” dilakukan 2
sampai 3 kali dalam satu minggu, setiap
satu kali produksi industri mengolah 2
karung ubi kayu untuk dijadikan keripik
singkong. Produk jadi keripik singkong
dikemas dalam ukuran kemasan 170 gr.
Tingkat produksi keripik singkong terlihat
pada Tabel 3.
Tabel 3 menunjukkan jumlah
produksi keripik singkong pada kurun
waktu 2 bulan (November-Desember)
diperoleh produk keripik singkong kemasan
170 gr sebanyak 4.180 kemasan dengan
rata-rata 2.090 kemasan tiap bulan dan
pada bulan desember jumlah produk
meningkat dengan persentase sebesar 20%.
Pada bulan Desember jumlah produksi
keripik singkong mengalami peningkatan
dari bulan sebelumnya, dikarenakan
permintaan akan produk keripik singkong
mengalami peningkatan saat mendekati hari
raya natal dan tahun baru.
Penerimaan
Keripik
Singkong.
Penerimaan adalah hasil kali antara harga

81

dengan jumlah produksi yang dihasilkan
oleh industri “Pasundan”, semakin banyak
hasil produksi yang terjual, maka semakin
besar pula penerimaan yang diperoleh.
Demikian pula dengan harga penjualan,
semakin tinggi harga jual produksi maka
semakin
besar
pula
penerimaanya.
Mengenai penerimaan keripik Singkong
pada industri rumah tangga “Pasundan”
Bulan November-Desember 2016, terlihat
pada Tabel 4.
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah
penerimaan usaha keripik singkong industri
“Pasundan” mengalami peningkatan di
bulan Desember sebesar Rp 3.230.000 atau
20%. Penerimaan meningkat dikarenakan
meningkatnya
permintaan
menjelang
perayaan natal dan tahun baru pada bulan
desember.
Biaya Produksi ialah Biaya-biaya yang
dikeluarkan perusahaan dapat bersifat tetap
dan variabel. Biaya tetap adalah biaya-biaya
yang tidak berubah searah dengan naik
turunnya produksi dan penjualan, sementara
itu biaya variabel akan naik dan turun
seirama dengan jumlah produksi. Jumlah
biaya merupakan gabungan biaya tetap dan
biaya variabel untuk setiap tingkat produksi
tertentu. Biaya-biaya yang dikeluarkan pada

industri rumah tangga “Pasundan” Bulan
November-Desember berfluktuasi, dimana
biaya variabel yang dikeluarkan tergantung
pada banyaknya volume produksi yang
meliputi bahan baku singkong, bahan bakar
gas/LPG, kemasan dan lain-lain. Sedangkan
biaya tetap yang dikeluarkan berupa
berbagai macam pajak, karyawan dan lainlain. Total biaya keripik singkong pada
industri “Pasundan” Bulan NovemberDesember 2015, terlihat pada Tabel 5.
Tabel 5 menunjukkan bahwa total
biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan
memproduksi keripik singkong pada
industri rumah tangga “Pasundan” mengalami
fluktuasi selama kurung waktu dua bulan
(November-Desember 2015).
Bulan Desember jumlah biaya yang
dikeluarkan mengalami peningkatan yaitu
menjadi sebesar Rp 9.458.254 atau sebesar
15,13 %. Total biaya meningkat diakibatkan
oleh bertambahnya jumlah produksi yang
memengaruhi biaya variabel seperti bahan
baku keripik singkong, bahan penolong,
minyak goreng, gas LPG saat memproduksi
keripik singkong. Peningkatan biaya variabel
tersebut mengakibatkan meningkatnya total
biaya yang dikeluarkan saat proses produksi
berlangsung.

Tabel 3. Jumlah Produksi Keripik Singkong pada Industri Rumah Tangga “Pasundan”, Bulan
November-Desember 2015
No
1
2

Bulan
November
Desember

Bahan Baku (kg)
323,0
387,6

Total

710,6

Kemasan 170 gr(unit)
1.900
2.280
4.180

Sumber. Data Primer Setelah Diolah, 2016

Tabel 4.
No
1
2

Jumlah Penerimaan Keripik Singkong pada Industri Rumah Tangga “Pasundan”, Bulan
November-Desember 2015
Bulan
November
Desember
Total
Rata-rata

Jumlah (unit)
1.900
2.280

Harga Jual (Rp)
8.500
8500

Penerimaan (Rp)
16.150.000
19.380.000
35.530.000
17.765.000

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016

82

Tabel 5. Total Biaya Keripik Singkong pada Industri Rumah Tangga “Pasundan” Bulan NovemberDesember 2016
No

Bulan

Biaya Tetap (Rp)

Biaya Variabel (Rp)

1
2

Biaya Total (Rp)

November
Desember

2.059.154
2.059.154

6.156.000
7.399.100

8.215.154
9.458.254

Jumlah
Rata-rata

4.118.308
2.059.154

13.555.100
6.777.550

17.673.408
8.836.704

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016

Tabel 6. Total Pendapatan Keripik Singkong Pada Industri Rumah Tangga “Pasundan” Bulan
November-Desember 2015
No
1
2

Bulan

Total biaya
(Rp)

Penerimaan
(Rp)

Pendapatan
(Rp)

November
Desember

16.150.000
19.380.000

8.215.154
9.458.254

7.934.846
9.921.746

Jumlah

35.530.000

17.673.408

17.856.592

Rata-rata

17.765.000

8.836.704

8.928.296

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016

Tabel 7. Profitabilitas Keripik Singkong pada Industri Rumah Tangga “Pasundan” Bulan
November-Desember 2015
No
1
2

Bulan
November
Desember

EAT (Rp)
7.963.123
9.930.154

Jumlah
Rata-rata

Investasi (Rp)

ROI(%)

10.008.333
10.008.333

79,56
99,21
178,78
89,39

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2016

Pendapatan Produksi Keripik Singkong.
Pendapatan ialah selisih antara total
penerimaan (TR) dengan total biaya
produksi (TC). Pendapatan dalam usaha
keripik singkong pada Industri “Pasundan”
merupakan selisih antara total penerimaan
dengan total biaya produksi yang di
keluarkan dalam memproduksi produk
olahan keripik singkong.Usaha akan
memperoleh laba jika terjadi selisih yang
positif antara peneriman di kurangi seluruh
biaya sedangkan, usaha akan mengalami
rugi apabila terjadi selisih yang negatif.

Mengetahui besarnya laba bersih, maka
harus diketahui nilai dari total biaya yang
dikeluarkan dan penerimaan. Besarnya
pendapatan industri “Pasundan” Bulan
November-Desember 2015, terlihat pada
Tabel 6.
Tabel 6 menunjukkan bahwa total
pendapatan yang diterima usaha keripik
singkong pada industri rumah tangga
“Pasundan” Bulan November-Desember
2015
mengalami
fluktuasi.
Jumlah
penerimaan selama kurung waktu dua bulan
pada bulan November sampai bulan

83

Desember sebesar Rp. 35.530.000 dengan
total biaya yang dikeluarkan sebesar
Rp. 17.673.408 sehingga menghasilkan
pendapatan sebesar Rp 17.856.592. Pada
bulan Desember pendapatan mengalami
peningkatan sebesar 25,04 %, hal ini
dikarenakan produksi pada bulan desember
mengalami peningkatan saat menjelang hari
raya natal dan tahun baru.
Profitabilitas Produksi Keripik Singkong.
Profitabilitas merupakan perbandingan
antara laba bersih setelah pajak dengan total
aktiva. Profitabilitas adalah rasio yang
mengukur
kemampuan
perusahaan
secara keseluruhan didalam menghasilkan
keuntungan dengan jumlah keseluruhan
aktiva yang tersedia didalam perusahaan
(Syamsuddin, 2008). Besarnya tingkat
profitabilitas usaha keripik singkong di
industry rumah tangga “Pasundan” pada
bulan November-Desember 2015, terlihat
padaTabel 7.
Tabel 7 menunjukkan bahwa
perhitungan profitabilitas selama kurung
waktu dua bulan (November-Desember
2015) mengalami fluktuasi dengan nilai
profitabilitas
berdasarkan
perhitungan
ROI di Bulan November sebesar 79,56 %
artinya nilai profitabilitas menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba bersih dari modal yang diinvestasikan
yakni sebesar 79,56 %, sedangkan pada
bulan Desember sebesar 99,21 % artinya
nilai profitabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih
dari modal yang diinvestasikan yakni
sebesar 99,21 %. Rata-rata nilai profitabilitas
tiap bulan sebesar 89,39 % artinya nilai
profitabilitas menunjukkan
kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih
dari modal yang diinvestasikan yakni
sebesar 89,39 % setiap bulan atau dengan
kata lain setiap penggunaan investasi
sebesar Rp. 100 maka akan menghasilkan
keuntungan bersih Rp. 89,39. Nilai
profitabilitas pada bulan Desember lebih
tinggi dikarenakan permintaan akan produk
bertambah yang menyebabkan penerimaan
serta keuntungan yang diperoleh ikut

meningkat Melihat tingkat persentasi
profitabilitas yang diperoleh dari hasil
penelitian ini, maka angka perhitungan dari
nilai-nilai profitabilitas selama kurung
waktu dua bulan (November-Desember
2015) menunjukkan bahwa industri rumah
tangga “Pasundan” yang terletak di jalan
S. Ogomojolo No.4 kelurahan Nunu
mempunyai
kemampuan
yang baik
untuk menghasilkan laba dengan kata lain
Profitabel dan mampu untuk mengembalikan
investasi perusahaan, sehingga dengan
demikian usaha keripik singkong industri
rumah tangga “Pasundan” tersebut layak
untuk diusahakan dan dikembangkan lebih
lanjut.layak
untuk
diusahakan
dan
dikembangkan lebih lanjut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas,
dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
Pendapatan usaha produk olahan
keripik singkong pada industry rumah
tangga “Pasundan” di Kota Palu selama
jangka waktu 2 bulan mulai dari bulan
November sampai bulan Desember 2015
adalah sebesarRp. 17.856.592, dengan ratarata pendapatan perbulannya sebesarRp.
8.928.296. Produk keripik singkong yang
terjual selama dua bulan sebanyak 4180
kemasan 170gr dengan harga Rp. 8.500 per
kemasannya.
Profitabilitas rata-rata yang diperoleh
Industri Rumah Tangga “Pasundan” dari
Bulan November-Desember 2015 melalui
perhitungan ROI sebesar 89,39 % artinya
nilai profitabilitas menunjukkan perusahaan
mampu menghasilkan laba bersih dari
modal yang diinvestasikan yakni sebesar
89,39 % setiap bulannya atau setiap
penggunaan investasi Rp. 100 akan
menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 89,39
terhadap investasi yang digunakan industri
rumah
tangga
“Pasundan”
dalam
mengembalikan aset perusahaan. Usaha
keripik singkong pada industri “Pasundan”
mempunyai prospek yang baik untuk

84

diusahakan dan dikembangkan karena
menghasilkan laba (profitable) dan mempunyai
kinerja yang baik dilihat dari nilai
profitabilitasnya.
Saran
Adapun
saran
yang
dapat
disampaikan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Industri rumah tangga “Pasundan”
dalam mengembangkan usaha keripik
singkongnya perlu menambah jenis ukuran
kemasan sehingga konsumen bias memiliki
lebih banyak pilihan dalam memilih produk
keripik singkong.
Industri RumahTangga “Pasundan”
perlu meningkatkan kapasitas produksi
dengan memiliki alat produksi yang lebih
modern agar dapat mempercepat dalam
proses produksi dan mendapatkan hasil
yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Hafsah, M.J. 2003. Bisnis Ubi Kayu Indonesia.
Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Soekartawi, 2000. Pengantar Agroindustri. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta
Soekartawi,
2002.AnalisisUsahatani.
JurnalAgribisnis. Vol. 1 (3) : 991998.Universitas
Indonesia
Press
(UIPress).Jakarta
Soeparmoko, 2001. Ekonomika Untuk Manajerial.
BPFE. Yogyakarta.
Widarjo W dan Setyawan D. 2009. “Pengaruh Rasio
Keuangan Terhadap Kondisi Financial
Distress Perusahaan Otomotif”. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi, Vol. 11, No. 2, Hlm 107-119
Yantu, M.R. 2007. Peranan Sektor Pertanian dalam
Perekonomian Wilayah Sulawesi Tengah.
Jurnal Agroland Vol. 14 (1): 31-37. Fakultas
Pertanian Universitas Tadulako. Palu

85