this PDF file PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN 2016 | Ramadhani | Tata Arta 1 SM

Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm 96-109
Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru A kuntansi
SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April, 2017

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN 2016
Cahya Hati Ramadhani, Siswandari dan Dini Octoria*
*Pendidikan Akuntansi. FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta. 57149. Indonesia
cahyahati26@gmail.com
ABSTRACT
The objectives of this research are to (1) investigate students’ perception towards Accounting
teachers’ competencies at SMK Negeri 1 Surakarta; and (2) test the differences of students’ perception
towards pedagogy competency and professional competency of Accounting teachers at SMK Negeri 1
Surakarta. This research used the descriptive research method. It was conducted at SMK Negeri 1 Surakarta from February until October 2016. Its population was all of the Accounting students in SMK Negeri
1 Surakarta. The samples of research were determined through purposive sampling technique. The samples were the Accounting students of class XII with total samples 74 students. The data were collected
through questionnaire. The questionnaire were used to measure students’ perception towards pedagogy
competency and professional competency of Accounting teachers. The data were analyzed by using the
descriptive quantitative method, then followed by one sample t test with significance rate at 0,05. The results of research are as follows: (1) students’ perception towards pedagogy competency of Accounting
teachers is good. This is showed by the understandings of the students with score amount 224,63, the implementation of educated and dialogic teaching and learning process with score amount 240,8, the use of
learning technologies with score amount 212,5, and the implementation of learning results evaluation with
score amount 233,33. (2) Students’ perception towards professional competency of Accounting teachers

are good with score amount 235,67. (3) Students’ perception towards pedagogy competency and professional competency of Accounting teachers are good with score amount 231,74. (4) There are differences
between students’ perception towards pedagogy competency and professional competency of Accounting
teachers (tstat 81,166 >tcrit 1,9930).
Keywords: Students’ perception, accounting teachers, teachers’ competencies, SMK
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui persepsi siswa terhadap kompetensi guru Akuntansi di
SMK Negeri 1 Surakarta; dan (2) menguji perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik dan
kompetensi professional guru Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Surakarta dari bulan Februari hingga Oktober 2016. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari seluruh siswa jurusan Akuntansi di SMK Negeri 1
Surakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Sampel yang
terpilih adalah siswa kelas XII Akuntansi dengan jumlah 74 siswa. Teknik pengumpulan data
menggunakan angket. Angket digunakan untuk mengukur persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik
dan kompetensi profesional guru Akuntansi. Analisis data yang digunakan adalah dengan analisis statistik
deskriptif dan dilanjutkan dengan uji t untuk satu sampel dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian
adalah sebagai berikut: (1) persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru Akuntansi adalah baik. Hal
ini ditunjukkan dengan pemahaman terhadap peserta didik dengan skor sebesar 224,63, pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis dengan skor sebesar 240,8, pemanfaatan teknologi pembelajaran
dengan skor sebesar 212,5, dan pelaksanaan evaluasi hasil belajar dengan skor sebesar 233,33. (2) Persepsi
siswa terhadap kompetensi profesional guru Akuntansi adalah baik dengan skor sebesar 235,67. (3)
Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dan kompetensi professional guru Akuntansi adalah baik

dengan skor sebesar 231,74. (4) Terdapat perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional guru Akuntansi (thitung 81,166 > ttabel 1,9930).
Kata Kunci: Per sepsi siswa, gur u Akuntansi, kompetensi guru, SMK

Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1

Ketuntasan Minimal (SKM) yang ditetapkan

PENDAHULUAN
Pendidikan

merupakan

aspek

penting

oleh

pemerintah.


Pemerintah

Indonesia

dalam kehidupan. Di era modern saat ini,

menetapkan SKM UKG pada tahun 2015

pendidikan merupakan kebutuhan primer yang

sebesar 55.

harus

terpenuhi

guna

meningkatkan


Terdapat tujuh provinsi di Indonesia yang

kesejahteraan hidup. Pendidikan merupakan

memeroleh rata-rata nilai UKG di atas SKM

interaksi antara pendidik dan siswa yang

yang ditetapkan oleh pemerintah. Salah satunya

mempunyai peranan vital untuk mengubah cara

adalah provinsi Jawa Tengah. Provinsi Jawa

pandang manusia tentang kehidupan yang

Tengah memeroleh rata-rata nilai UKG sebesar

dihadapinya. Kecerdasan suatu bangsa tidak


59,10. Nilai tersebut menempatkan Provinsi

akan berkembang bila tanpa pendidikan.

Jawa Tengah di peringkat ke dua pada perolehan

Terwujudnya pendidikan yang baik dan

rata-rata UKG se-nasional, setelah Daerah

berkualitas tak lepas dari kompetensi yang

Istimewa Yogyakarta yang menempati peringkat

dimiliki oleh guru. Kompetensi guru menjadi

pertama dengan rata-rata nilai UKG sebesar

salah satu faktor penting dalam menciptakan


62,58.

suatu

pendidikan

yang

berkualitas

serta

Di

Provinsi

Jawa

Tengah,


wilayah

peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Pada

Surakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14

sebesar 58,93, di atas standar ketuntasan

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan

minimal yang ditetapkan pemerintah. Perolehan

bahwa

empat

nilai UKG tersebut menempatkan wilayah


kompetensi

Surakarta di peringkat ke tiga se-Provinsi Jawa

pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi

Tengah setelah wilayah Magelang dan wilayah

kepribadian, dan kompetensi sosial.

Salatiga. Di wilayah Surakarta, UKG diikuti

guru

kompetensi

diwajibkan
yang


memiliki

meliputi

Meskipun kompetensi guru menjadi salah
satu

faktor

dalam

rata-rata

nilai

UKG

oleh 9.661 peserta. Dari 9.661 peserta, sebanyak

mewujudkan


5.593 peserta memeroleh nilai lebih dari atau

pendidikan yang baik serta berkualitas, namun

sama dengan 55 dan 4.086 peserta lainnya

hingga kini kompetensi guru masih menjadi

memeroleh nilai UKG di bawah rata-rata

persoalan di Indonesia. Berdasarkan data dari

nasional.

Kementerian

penting

memeroleh


Pendidikan

dan

Kebudayaan

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan,

(Kemendikbud) rata-rata nasional hasil Uji

Pemuda,

Kompetensi Guru (UKG) pada tahun 2014

Surakarta diketahui data peserta UKG dari

adalah 47, sedangkan pada tahun 2015 rata-rata

berbagai jenjang di wilayah Surakarta beserta

nasional hasil UKG mengalami peningkatan

perolehan nilai UKG tertinggi dan terendah ter-

menjadi 53,02. Rata-rata nasional hasil UKG

cantum pada tabel 1:

tersebut

masih

belum

memenuhi

Standar

dan

Olahraga

(Disdikpora)

Kota

Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm. 96-109
Tabel 1. Data peserta dan nilai UKG wilayah
Surakarta

penilaian guru Akuntansi dalam hal pengetahuan
penilaian termasuk pada kategori kurang baik

Nilai

dengan perolehan skor 45,1 (skala 0-100).

Jumlah

Nilai

Peserta

Tertinggi

Pengawas

68

75

h
31

guru

Sekolah
PAUD

193

83,33

20

TK

1190

75

19

(MPPS), menanggapi perolehan nilai UKG

SD

3104

87,5

17,5

SMP

1968

86,67

26,67

SMA

1101

91,67

21,67

SMK

1765

89

14

kompetensi, dan kinerja guru. Menurut Pardoyo,

SLB

272

78

18,75

nilai UKG tidak bisa digunakan untuk menilai

Jenjang

Menanggapi perolehan nilai kompetensi

Terenda

Akuntansi

Masyarakat
tersebut

tersebut,

Peduli

dengan

Pardoyo,

Pendidikan

tanggapan

yang

aktivis

Surakarta
berbeda.

Menurutnya, nilai UKG tersebut tidak dapat
dijadikan alat utama untuk mengukur kualitas,

(Sumber: Data Dinas Pendidikan, Pemuda, dan

kompetensi secara tepat. Pardoyo menambahkan

Olahraga Kota Surakarta (Solopos:

bahwa agar penilaian terhadap kompetensi guru

2016))

menjadi tepat seharusnya penilaian dari siswa

Berdasarkan data perolehan nilai tertinggi

dan orang tua siswa yang diwakilkan oleh

dan nilai terendah UKG di wilayah Surakarta

komite sekolah juga dilibatkan. Bagi Pardoyo,

tersebut, Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga

keterlibatan siswa dinilai penting karena siswa

Kependidikan Disdikpora Surakarta, Sulardi,

yang mengalami interaksi secara langsung

mengatakan bahwa nilai rata-rata UKG pada

dengan guru saat pembelajaran di dalam kelas.

jenjang TK dan SMK di Surakarta menempati

Hal tersebut menjadikan penilaian siswa menjadi

peringkat pertama se-Provinsi Jawa Tengah.

lebih objektif (Solopos: 2016).
Pendapat

Kenyataan tersebut berbeda dari hasil penelitian

Pardoyo

tersebut

didukung

yang dilakukan oleh Hastuti (2016) dan Andani

dengan pernyataan Ampadu (2012:353) dalam

(2016). Menurut Hastuti (2016), kompetensi

penelitiannya. Ampadu (2012:353) menyatakan

guru Akuntansi dalam melakukan penelitian

bahwa pandangan siswa sangat dibutuhkan pada

masih rendah dengan skor 43,93 (skala 0-100).

saat evaluasi kinerja guru, karena siswa adalah

Lebih lanjut lagi, Hastuti (2016) menyatakan

orang

bahwa kompetensi keterampilan guru Akuntansi

merasakan secara langsung pengalaman belajar

dalam penelitian pada pembelajaran Akuntansi

bersama dengan guru mereka.

yang

menyaksikan

langsung

dan

juga masih rendah dengan skor 54,3 (skala 0-

Berdasarkan pernyataan Pardoyo (2016)

100). Selain itu, Andani (2016) juga melakukan

dan Ampadu (2012) tersebut maka dilakukan

penelitian terkait kompetensi guru Akuntansi di

observasi awal pada beberapa siswa SMK di be-

Surakarta. Menurut Andani (2016) kompetensi

berapa SMK Negeri di Surakarta. Berdasarkan

Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1

hasil observasi awal tersebut, beberapa siswa

dividu terhadap objek, kemudian disimpulkan

menyatakan bahwa motivasi untuk mengikuti

agar dapat menafsirkan pesan. Persepsi yang di-

pembelajaran Akuntansi berkurang dikarenakan

maksud dalam penelitian ini adalah persepsi

pada saat pembelajaran siswa merasa terlalu

siswa yang tentang kompetensi guru Akuntansi

banyak mencatat dan mendengarkan penjelasan

melalui pengalaman-pengalaman belajar siswa

materi dari guru secara terus menerus. Beberapa

selama di kelas. Pengalaman belajar tersebut di-

siswa mengatakan bahwa hal tersebut membuat

amati dan dirasakan oleh siswa melalui panca

mereka merasa bosan. Kemudian beberapa siswa

indranya kemudian siswa akan menarik kes-

menyatakan bahwa mereka lebih menyukai pem-

impulan mengenai pengalaman belajarnya di

belajaran Akuntansi dengan menggunakan me-

dalam kelas.

dia pembelajaran yan lebih variatif. Beberapa

Persepsi siswa diperlukan karena berguna

siswa tersebut menyampaikan bahwa mereka

sebagai salah satu cara untuk mengevaluasi

lebih menyukai penggunaan video pembelajaran

guru. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Am-

Akuntansi

pemahaman

padu (2012:353) yang mengatakan bahwa per-

mereka tentang beberapa materi pelajaran

sepsi atau pandangan siswa dibutuhkan untuk

Akuntansi.

mengevaluasi kinerja guru, karena siswa adalah

untuk

memudahkan

Selain itu, berdasarkan informasi yang

saksi yang menyaksikan dan merasakan lang-

teah dihimpun diketahui bahwa beberapa siswa

sung apa yang terjadi selama proses pembelaja-

mengeluhkan tentang ketidaksesuaian antara ma-

ran berlangsung di kelas. Hasil penilaian kinerja

teri Perpajakan dengan peraturan pajak terbaru.

guru menjadi tidak reliabel dan tidak dapat

Penting

untuk disadari bahwa Akuntansi

diketahui keefektifannya jika tidak memasukkan

merupakan mata pelajaran dinamis yang selalu

pandangan-pandangan atau persepsi siswa ten-

bergerak

tang kondisi pembelajaran yang dilaksanakan

mengikuti

perkembangan

zaman.

Ketidaksesuaian penggunaan aturan pajak pada

dengan guru yang bersangkutan.

materi perpajakan akan berakibat pada kemam-

Persepsi yang dimiliki oleh setiap individu

puan dan pengetahuan siswa ketika sudah lulus

pasti berbeda. Berbagai macam faktor dapat me-

dan memasuki dunia kerja.

mengaruhi persepsi yang dimiliki oleh individu.

Tujuan

yang

hendak

dicapai

dalam

Slameto (2010:105) menjelaskan bahwa perbe-

penelitian ini adalah 1) mengetahui persepsi

daan persepsi dapat ditelusuri pada adanya

siswa tentang kompetensi guru Akuntansi di

perbedaan-perbedaan individual, perbedaan da-

SMK Negeri 1 Surakarta, dan 2) menguji perbe-

lam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau

daan persepsi siswa terhadap kompetensi guru

perbedaan dalam motivasi. Walgito (2003:54)

Akuntansi di SMK Negeri 1 Surakarta.

kemudian menjelaskan bahwa ada beberapa

Persepsi adalah aspek penting dalam

faktor yang memengaruhi persepsi, yaitu faktor

komunikasi yang diperoleh dari pengalaman in-

internal dan faktor eksternal. Faktor internal

Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm. 96-109
yang me-mengaruhi persepsi meliputi pengala-

tensi standar profesi seorang guru yang men-

man, perasaan, kemampuan berpikir, kerangka

cakup penguasaan materi, pemahaman peserta

acuan, dan motivasi. Faktor eksternal yang dapat

didik,

memengaruhi persepsi dapat berasal dari ling-

ngembangan pribadi dan profesionalisme.

kungan yang melatarbelakangi objek yang akan
dipersepsi.
dan

yang

mendidik,

pe-

Pemerintah Indonesia sendiri merumuskan
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru

Persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik

pembelajaran

kompetensi

profesional

Indonesia. Kompetensi yang wajib dimiliki oleh

guru

guru telah tercantum pada Undang-Undang Re-

Akuntansinya pun dapat berbeda- beda antar satu

publik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang

siswa dengan siswa yang lain. Perbedaan per-

Guru dan Dosen yang mencakup kompetensi

sepsi tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai

kepribadian, kompetensi profesional, kompeten-

faktor yang berasal dari dalam diri siswa mau-

si pedagogik, dan kompetensi sosial. Kompeten-

pun dari lingkungan sekitar siswa maupun guru

si tersebut dijadikan landasan dalam rangka

Akuntansinya.

mengembangkan

Sobur (2003) menyebutkan ada tiga proses

sistem

pendidikan

tenaga

kependidikan.

yang harus dilalui individu saat pembentukan

Pada penelitian ini persepsi siswa dibatasi

persepsi. Tiga proses tersebut yaitu : 1) Seleksi,

pada kompetensi pedagogik dan kompetensi

yaitu proses penyaringan oleh indra terhadap

profesional

rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya

didasarkan pada penilaian UKG yang hanya

dapat banyak atau sedikit. 2) Interpretasi, yaitu

meliputi penilaian terhadap kompetensi peda-

proses pengorganisasian informasi sehinggan

gogik dan kompetensi profesional guru.

guru

Akuntansi.

Hal

tersebut

informasi yang bersangkutan memiliki arti bagi

Guru Akuntansi sebagai salah satu unsur

seseorang. Interpretasi ini dipengaruhi oleh be-

guru di Indonesia pun wajib memiliki empat

berapa faktor, seperti pengalaman masa lalu, sis-

kompetensi yang tercantum dalam UU RI No-

tem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan

mor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ter-

kecerdasan. 3) Interpretasi dan persepsi kemudi-

sebut. Kompetensi guru Akuntansi atau guru

an dijelaskan dalam bentuk tingkah laku sebagai

mata pelajaran telah diatur dalam Peraturan

reaksi. Jadi, proses persepsi adalah melakukan

Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru.

seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap

Kompetensi guru Akuntansi adalah sebagai beri-

informasi yang sampai.

kut:

Menurut Mulyasa (2013:26) kompetensi

1.

Kompetensi pedagogik guru Akuntansi

guru merupakan perpaduan antara kemampuan

meliputi a) pemahaman wawasan atau lan-

personal, keilmuan, teknologi, spiritual, dan so-

dasan kependidikan, yaitu pemahaman

sial yang secara bersamaan membentuk kompe-

guru Akuntansi terhadapp dunia pendidi-

Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1

kan dan profesi guru yang sedang dil-

uasi yang akan dinilai, penentuan prosedur

aksanakannya. b) Pemahaman terhadap

penilaian

peserta didik, yaitu pemahaman guru

menganalisa hasil evaluasi belaar tersebut

Akuntansi pada potensi siswa, penge-

untuk meningkatkan kualitas pembelaja-

tahuan awal siswa, dan kesulitan belajar

ran. h) Pengembangan peserta didik untuk

yang dialami oleh siswa. c) Pengembangan

mengaktualisasikan berbagai potensi yang

kurikulum dan silabus, yaitu pemahaman

dimiliki, yaitu pemberian fasilitas oleh

guru Akuntansi terhadap penentuan tujuan

guru

pembelajaran, pengalaman belajar yang

mengembangkan kompetensi yang dimili-

hendak dicapai, materi pembelajaran yang

kinya.

sesuai dengan tujuan dan pengalaman

2.

dan

Akuntansi

instrumen,

kepada

siswa

hingga

untuk

Kompetensi profesional guru Akun-tansi,

belajar yang hendak dicapai, dan pengem-

meliputi: a) Materi pengajaran secara luas

bangan indikator serta instrumen penilaian.

dan mendalam sesuai dengan standar isi

d) Rancangan pembelajaran, yaitu meliputi

program satuan pendidikan, mata pelaja-

kemampuan guru dalam penerapan teori

ran, dan/atau kelompok mata pelajaran

belajar dan pembelajaran, menentukan

yang akan diampu, yaitu pemahaman guru

strategi pembelajaran berdasarkan karak-

Akuntansi terhadap standar kompetensi,

teristik siswa, menentukan kompetensi

kompetensi dasar, dan tujuan dari mata

siswa yang ingin dicapai dan materi ajar,

pelajaran yang diampu oleh guru Akuntan-

serta menyusun rancangan pembelajaran

si yang bersangkutan. Lebih lanjut, dalam

berdasarkan strategi yang dipilih. e)

standar tersebut disebutkan bahwa pada

Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik

ranah materi guru Akuntansi diharapkan

dan dialogis, yaitu kemampuan guru

untuk memahami materi, konsep, dan pola

Akuntansi dalam menyelanggarakan pem-

pikir keilmuan mata pelajaran Akuntansi,

belajaran yang sesuai dengan kondisi

kemudian dapat membedakan pendekatan-

siswa dan melakukan komunikasi yang

pendekatan Akuntansi terkini, dan mampu

efektif dengan siswa. f) Pemanfaatan

menunjukkan manfaat pelajaran Akuntansi

teknologi pembelajaran, yaitu kemampuan

kepada siswa. b) Konsep dan metode

guru dalam menggunakan teknologi infor-

disiplin keilmuan, teknologi, atau seni

masi dan komunikasi dalam pelaksanaan

yang relevan, yang secara konseptual

pembelajaran yang diampu. g) Evaluasi

menaungi atau koheren dengan program

hasil belajar, yaitu kemampuan guru

satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/

Akuntansi dalam merencakana pelaksa-

atau kelompok mata pelajaran yang akan

naan evaluasi pembelajaran, prinsip eval-

diampu, yaitu guru Akuntansi diharapkan

uasi pembelajaran, penentuan aspek eval-

dapat memahami materi ajar yang sesuai

Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm. 96-109
dengan kurikulum sekolah, memahami

siswa.

struktur konsep dan metode yang menaun-

digunakan pada penelitian ini adalah purposive

gi atau koheren dengan materi ajar, me-

sampling. Kriteria pengambilan sampel pada

mahami hubungan konsep antar mata pela-

penelitian ini adalah siswa jurusan Akuntansi

jaran yang terkait, dan menerapkan konsep

yang telah menempuh pembelajaran Akuntansi

-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-

minimal dua semester.

hari.

Teknik

Teknik

pengambilan

pengumpulan

sampel

data

yang

dilakukan

dengan angket dan dokumentasi. Angket terse-

but digunakan untuk mengukur persepsi siswa

METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Su-

terhadap kompetensi pedagogik dan kompetensi

rakarta yang beralamat di Jalan Sungai Kapuas

profesional guru Akuntansinya. Angket yang

nomor 28 Surakarta. Penelitian dilaksanakan pa-

digunakan dalam penelitian ini adalah angket

da bulan Februari 2016 hingga bulan Oktober

berstruktur dengan jawaban tertutup, sehingga

2016.

responden akan lebih

ini

mudah memberikan

Metode yang digunakan dalam penelitian

penilaian atas persepsinya sesuai dengan pern-

adalah

metode

penelitian

deskriptif

yataan di dalam angket. Angket pada penelitian

Penelitian

deskriptif

kuantitatif

ini menggunakan skala likert dengan empat pili-

merupakan penelitian yang bertujuan untuk

han jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju

memberikan gambaran suatu fenomena atau ke-

(S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju

jadiaan saat ini. Jenis penelitian yang dipilih

(STS). Dokumentasi di-gunakan untuk mengum-

adalah penelitian deskriptif. Azwar (2012:6)

pulkan data nama siswa jurusan Akuntansi di

menerangkan

SMK Negeri 1 Surakarta yang merupakan

kuantitatif.

bahwa

penelitian

deskriptif

melakukan analisis hanya sampai pada taraf

subjek dalam penelitian ini.

deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan

Uji validitas dan uji reliabilitas pada

fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mu-

penelitian ini dibantu dengan software SPSS

dah untuk disimpulkan dan dipahami. Variabel

(Statistis Package for Social Sciences) Versi 23

dalam penelitian ini adalah persepsi siswa ten-

for Windows. Uji Validitas menggunakan validi-

tang kompetensi pedagogik dan kompetensi

tas konstruk. Dasar untuk menentukan validitas

profesional guru Akuntansi.

instrumen adalah dengan cara membandingkan

Populasi penelitian ini adalah semua siswa

rhitung dengan rtabel, dengan ketentuan rhitung ≥ rtabel

jurusan Akuntansi di SMK Negeri 1 Surakarta

dengan taraf signifikansi 5% (0,05). Dasar untuk

dengan jumlah sebanyak 284 siswa. Sampel da-

menentukan reliabilitas instrumen adalah jika

lam penelitian ini adalah siswa kelas XII Jurusan

hasil pengolahan data dari SPSS menunjukkan

Akuntansi dengan jumlah siswa sebanyak 74

nilai Croanbach’s A lpha > 0,7.

Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1

Teknik Analisis data pada penelitian dil-

Indikator

akukan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan memperhitungkan rata-rata skor,
jumlah skor, dan standar deviasi. Hasil perhitungan tersebut dikriteriakan sesuai tabel 2, berikut:
Tabel

2.

Kriteria

Rumus rentang skor
x > Mi + 1,5 Sdi
Mi < x ≤ Mi + 1,5 Sdi
Mi – 1,5 Sdi < x ≤ Mi
x ≤ Mi – 1,5 Sdi

penilaian

skor

Kriteria
Sangat efektif
Efektif
Kurang efektif
Tidak efektif

(Sumber: Sudiyono, 2006: 175)
Setelah analisis deskriptif selesai dilakukan, lalu dilanjutkan dengan uji prasyarat
analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Kemudian dilanjutkan dengan Uji t
untuk menguji perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik dan kompetensi

profesional guru Akuntansi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan sebagai
berikut:
Data persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru Akuntansi
Data persepsi siswa terhadap kompetensi

guru Akuntansi berdasarkan indikator pada kom-

Pemahaman

Rata-

Kriteria

Pernyataa

rata

n
224,63

Skor
3,04

Baik

240,8

3,25

Baik

212,5

2,87

Baik

233,33

2,87

Baik

terhadap
peserta didik
Pelaksanaan
pembelajaran
yang mendidik
dan dialogis
Pemanfaatan
teknologi
pembelajaran
Evaluasi hasil
belajar

(Sumber: Data utama yang diolah)
Tabel perolehan skor di atas menunjukkan bahwa perolehan skor tertinggi pada indikator pelaksanaan pembelajaran yang mendidik.
Indikator pemanfaatan teknologi pembelajaran
mendapatkan skor terendah.
Data persepsi siswa terhadap kompetensi
profesional guru Akuntansi
Data persepsi siswa terhadap kompetensi
profesional guru Akuntansi berdasarkan indikator

pada

kompetensi

profesional

guru

Akuntansi, seperti yang terlihat pada tabel 4
berikut:
Tabel 4. Data persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru Akuntansi (data utama)
Kompetensi

petensi pedagogik guru Akuntansi, seperti yang
terlihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3. Data persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru Akuntansi (data
utama)

Skor

Skor

Rat

Kri

Pernyata

a-

teri

an

rata

a

Sko
Kompetensi

235,67

r
3,18

Baik

profesional

(Sumber: Data utama yang diolah)
Sebelum melakukan uji t, perlu dilakukan

Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm. 96-109
uji prasyarat untuk melihat apakah data sudah

Indikator

terdistribusi normal dan data telah homogen. Pa-

terhadap peserta didik dengan skor 224,63; (2)

da penelitian ini hasil uji normalitas menunjuk-

pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan

kan nilai 0,53 yang menunjukkan bahwa data

dialogis dengan skor 240,8; (3) pemanfaatan

telah berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas

teknologi pembelajaran dengan skor 212,5; dan

pada penelitian ini menunjukkan nilai 0,343

(4) evaluasi hasil belajar dengan skor 233,33.

yang menunjukkan bahwa data telah homogen.
Uji

hipotesis

pada

penelitian

ini

tersebut

yaitu:

(1)

pemahaman

Di antara semua indikator kompetensi
pedagogik

guru

Akuntansi,

indikator

menggunakan uji t, untuk melihat menguji

pemanfaatan teknologi pembelajaran memiliki

perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi

skor terendah. Indikator ini membahas mengenai

profesional dan kompetensi pedagogik guru

kemampuan guru dalam menggunakan dan

Akuntansi. Hasil pengujian Uji t dengan SPSS

menguasai teknologi

diketahui bahwa nilai ttabel adalah sebesar

teknologi

81,166. Kriteria pengujian pada uji hipotesis ini

keberhasilan pembelajaran Akuntansi. Perolehan

adalah sebagai berikut:

skor yang rendah pada indikator tersebut

Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka Ho diterima
dan Ha ditolak.

pembelajaran berbasis

informasi

untuk

menunjang

mencerminkan bahwa menurut siswa guru
Akuntansi belum memaksimalkan penggunaan

Jika –ttabel ≤ thitung > ttabel maka Ho ditolak
dan Ha diterima.

teknologi dalam pembelajaran Akuntansi.
Siswa, yang kini sering disebut sebagai

Dari kriteria pengujian tersebut dapat

generasi

Z,

terlahir

di

tengah

pesatnya

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi

perkembangan teknologi informasi. Hal tersebut

siswa terhadap kompetensi pedagogik dan kom-

menyebabkan generasi ini menjadi generasi

petensi profesional guru Akuntansi, karena thitung

yang kesehariannya tidak pernah lepas dari

sebesar 81,166 lebih besar dari sebesar ttabel

penggunaan teknologi informasi. Reilly (2012)

1,9930.

dalam penelitiannya menyebut generasi ini
dengan

sebutan

tech

savvy

(penggemar

Pembahasan

teknologi) yang menganggap bahwa teknologi

Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik

adalah bagian integral dalam kehidupan mereka.

guru Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta

Karakter tersebut juga memengaruhi cara belajar

Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa

generasi ini.

persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik

Reilly

(2012)

menyebutkan

bahwa

guru Akuntansi berkategori baik dengan skor

generasi ini memiliki kecenderungan sebagai

sebesar 227,81. Pada kompetensi pedagogik ini

visual

terdapat empat indikator yang dinilai oleh siswa.

penggemar teknologi dan visual learner tersebut

learner.

Kecenderungan

sebagai

Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1

menyebabkan generasi ini tidak sesuai dengan

mengajar. Persepsi siswa terhadap kompetensi

metode dan model pembelajaran tradisional.

pedagogik guru Akuntansi dapat memengaruhi

Reilly (2012) menyatakan bahwa guru yang

prestasi belajar siswa. Pada dasarnya, jika guru

hanya mengikuti buku teks cenderung dianggap

Akuntansi

dapat

sebagai “old hat” oleh siswa dari generasi ini.

Akuntansi

dengan

Berdasarkan

sebaiknya

pembelajaran yang tepat kepada siswa, maka

menyediakan pembelajaran yang sesuai dengan

prestasi siswa maupun kualitas pembelajaran di

karakteristik siswa saat ini. Rendahnya persepsi

dalam kelas akan tercapai dengan baik. Hal

siswa

tersebut

hal

terhadap

teknologi

tersebut,

guru

kemampuan

pembelajaran

pemanfaatan

berbasis

teknologi

sejalan

menyampaikan
metode

dengan

materi

dan

model

penelitian

yang

dilakukan oleh Olorunfemi dan Abiola (2013)

informasi guru Akuntansi ini sejalan dengan

yang

fakta yang diungkapkan oleh Reilly (2012),

pembelajaran di dalam kelas tergantung pada

bahwa siswa yang kini disebut generasi Z lebih

kualitas mengajar seorang guru.

mengemukakan

bahwa

kesuksesan

nyaman belajar dengan memanfaatkan teknologi

Pada penelitian tersebut, Olorunfemi dan

informasi daripada harus mengikuti cara lama

Abiola (2013) meneliti mengenai persepsi siswa

yang menjadikan guru sebagai pusat perhatian di

terhadap faktor-faktor guru dalam mengajar dan

dalam kelas.

pengetahuan

Reilly (2012) memberikan contoh sebagai

Bahasa

Inggris

di

Nigeria.

Penelitian ini lebih lanjut mengemukakan bahwa

solusi untuk generasi Z yang lebih menyukai

terdapat

pembelajaran dengan model visual berbasis

metode mengajar guru dengan prestasi belajar

media informasi dan teknologi. Reilly (2012)

bahasa Inggris siswa. Kunci untuk mewujudkan

mengatakan bahwa sebagian guru di Meksiko

tujuan pendidikan di dalam kelas adalah dengan

menggunakan

kegiatan

pemilihan metode yang tepat oleh guru. Metode

pembelajaran di kelas maupun dalam pemberian

pembelajaran yang dipilih oleh guru dapat men-

pekerjaan rumah untuk siswa. Reilly (2012)

jadi peningkat kualitas pembelajaran di dalam

menjelaskan bahwa siswa dari generasi Z lebih

kelas, atau dapat menjadi penghalang untuk

suka mencari informasi terbaru melalui website

meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

internet

dalam

hubungan

yang

signifikan

antara

dan video, bukan dengan mencarinya dalam
Persepsi siswa tentang kompetensi profesional

buku-buku pengantar.
Meski indikator pemanfaatan teknologi
pembelajaran

mendapatkan

skor

guru Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta
Persepsi

terendah,

siswa

terhadap

kompetensi

siswa

profesional guru Akuntansi termasuk pada

terhadap kompetensi pedagogik guru Akuntansi

kriteria baik dengan skor sebesar 235,67. Skor

berkategori baik. Kompetensi pedagogik guru

tersebut mencerminkan bahwa menurut siswa,

erat kaitannya dengan kemampuan guru dalam

guru

namun

secara

keseluruhan

persepsi

Akuntansi

telah

menguasai

materi

Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm. 96-109
Akuntansi
relevan

dan

informasi-informasi

dengan

mata

pelajaran

yang

Akuntansi

rendah maka prestasi belajar siswa akan rendah
juga.

dengan baik. Selain itu, siswa menilai bahwa
guru Akuntansi tidak hanya menggunakan satu

Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik

sumber belajar saja dan selalu memberikan

dan kompetensi profesional guru Akuntansi

informasi terbaru yang berhubungan dengan

SMK Negeri 1 Surakarta

perkembangan ilmu Akuntansi.
Guru

Akuntansi

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan

dengan

kompetensi

bahwa

secara

keseluruhan

persepsi

siswa

profesional yang baik akan memberikan manfaat

terhadap kompetensi pedagogik dan kompetensi

yang baik untuk siswanya. Guru Akuntansi yang

profesional guru menunjukkan skor sebesar

telah

memahami

matang

tidak

materi
akan

Akuntansi

secara

231,74. Skor tersebut menunjukkan bahwa

kebingungan

dalam

persepsi

siswa

terhadap

kompetensi

guru

menjelaskan materi Akuntansi yang selama ini

Akuntansi yang meliputi kompetensi pedagogik

dinilai sebagai mata pelajaran yang sulit. Hal

dan kompetensi profesional guru Akuntansi

tersebut

siswa

termasuk dalam kategori baik. Pada dasarnya,

memahami penjelasan yang diberikan oleh guru.

cara mengajar yang dirasa tepat oleh siswa dan

Pemahaman yang baik tersebut akan membantu

penguasaan

siswa untuk memiliki prestasi belajar yang baik.

pemahaman siswa akan berdampak positif pada

Hasil

juga

akan

penelitian

memudahkan

ini

sejalan

dengan

materi

yang

memudahkan

motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.

penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari dan

Hal tersebut sejalan dengan penelitian

Widayati (2012). Pada penelitiannya, Ratnasari

yang

dan Widayati membahas mengenai persepsi

Riddiniyah (2014) menyebutkan bahwa persepsi

siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar

siswa terhadap kompetensi guru memberikan

dan menguasai materi pembelajaran terhadap

pengaruh yang signifikan terhadap motivasi

prestasi belajar Akuntansi Keuangan. Ratnasari

belajar yang dimiliki oleh siswa. Artinya, jika

dan Widayati (2012) mengungkapkan bahwa ada

persepsi siswa terhadap kompetensi guru se-

pengaruh positif dan signifikan antara persepsi

makin baik maka akan semakin baik pula

siswa terhadap kompetensi profesional guru

motivasi belajar siswa. Selain itu, Riddiniyah

terhadap prestasi belajar Akuntansi Keuangan.

(2014) juga mengatakan bahwa persepsi siswa

Artinya, semakin baik persepsi siswa pada

terhadap kompetensi guru memiliki pengaruh

kemampuan profesional guru Akuntansi maka

yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

akan

belajar

Artinya, semakin baik persepsi siswa terhadap

Akuntansinya. Sebaliknya, jika persepsi siswa

kompetensi guru, maka prestasi belajarnya akan

terhadap kompetensi profesional guru Akuntansi

semakin baik pula. Kompetensi guru yang di-

semakin

baik

pula

prestasi

dilakukan

oleh

Riddiniyah

(2014).

Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1

maksud dalam penelitian Riddiniyah (2014) ada-

kompetensi

lah empat kom-petensi yang wajib dimiliki oleh

profesional guru Akuntansi di SMK Negeri 1

guru, yaitu kompetensi profesional, kompetensi

Surakarta. Pada perhitungan uji t menunjukkan

pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi

bahwa thitung sebesar 81,166 lebih besar dari ttabel

kepribadian guru.

sebesar 1,9930.

Persepsi

siswa

terhadap

kompetensi

pedagogik

dan

kompetensi

Hasil pengujian tersebut menunjukkan

pedagogik dan kompetensi profesional guru

bahwa

memiliki peranan penting dalam peningkatan

berbeda terhadap kompetensi pedagogik dan

kualitas pembelajaran Akuntansi. Persepsi siswa

kompetensi

yang baik akan meningkatkan motivasi belajar

Meskipun persepsi siswa terhadap kompetensi

dan prestasi belajar siswa, kemudian motivasi

pedagogik dan kompetensi profesional guru

dan prestasi belajar yang baik akan menciptakan

sama-sama berkategori baik, namun bila dilihat

kualitas

Guru

melalui skor total dari kedua kompetensi

Akuntansi dapat menanyakan kepada siswa

tersebut akan menunjukkan perbedaan. Skor

untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa

persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik

terhadap pembelajaran yang telah berlangsung

guru sebesar 227,81 yaitu lebih rendah dari skor

secara berkala.

persepsi siswa terhadap kompetensi profesional

pembelajaran

yang

baik.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian

siswa

memberikan
profesional

penilaian
guru

yang

Akuntansi.

guru sebesar 235,67. Hasil penelitian tersebut

yang dilakukan oleh Ampadu (2012). Ampadu

mencerminkan

(2012)

kompetensi professional guru Akuntansi yang

mengatakan

bahwa

persepsi

yang

bahwa

menurut

siswa,

dimiliki siswa melalui pengalaman belajarnya

erat

dengan guru akan memberikan dampak yang

pelajaran Akuntansi dinilai lebih baik daripada

baik pada peningkatan kualitas pembelajaran di

kemampuan guru Akuntansi dalam mengajar.

dalam kelas. Ampadu (2012) menyatakan bahwa

Berdasarkan hal tersebut, siswa menganggap

pandangan siswa sebenarnya memiliki informasi

bahwa

yang penting untuk guru dan pihak sekolah da-

menguasai materi Akuntansi dengan baik,

lam peningkatan kualitas pembelajaran.

namun belum menemukan model pembelajaran

kaitannya

dengan

sebenarnya

guru

penguasaan

materi

Akuntansi

telah

Akuntansi yang tepat sehingga persepsi siswa
Perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi

terhadap kompetensi pedagogik guru lebih

pedagogik dan kompetensi profesional guru

rendah daripada kompetensi profesionalnya.

Akuntansi.

Perbedaan

hasil

persepsi

tersebut

Hasil uji hipotesis yang telah dijelaskan di

dilatarbelakangi oleh berbagai hal. Faktor dari

atas menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha

diri siswa berupa kenyamanan dan suasana hati

diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa

akan memengaruhi penilaian siswa terhadap

terdapat perbedaan persepsi siswa terhadap

kompetensi guru Akuntansinya. Selain itu,

Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm. 96-109
faktor eksternal seperti lingkungan dan latar

besar dari ttabel sebesar 1,9930. Perbedaan per-

belakang objek yang dipersepsi juga akan

sepsi tersebut dipengaruhi karena beberapa

memengaruhi informasi yang diterima oleh

faktor, yaitu faktor eksternal yang meliputi ling-

siswa. Hal ini sejalan dengan teori yang

kungan serta latar belakang objek yang diper-

diungkapkan oleh Slameto (2010:105) bahwa

sepsi dan faktor internal yang meliputi perasaan,

perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya

suasana hati, serta informasi mengenai objek

perbedaan-perbedaan

yang dipersepsi kepada siswa.

individual,

perbedaan

dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang

perbedaan dalam motivasi. Faktor eksternal

telah dijabarkan di atas, maka saran yang dapat

berupa lingkungan maupun latar belakang objek

diberikan adalah sebagai berikut: 1) Bagi guru

yang dipersepsi dan faktor internal yang berasal

Akuntansi, guru Akuntansi hendaknya berusaha

dari siswa pun dapat menjadi penyebab dari

terus meningkatkan kualitas proses belajar

perbedaan persepsi yang dimiliki oleh siswa.

mengajar

Akuntansi

dengan

menggunakan

berbagai macam metode pembelajaran dan meSIMPULAN DAN SARAN

dia

pembelajaran.

Guru

Akuntansi

dapat

Berdasarkan hasil dari analisis data,

menggunakan blog guru dan memanfaatkan vid-

pengujian hipotesis, dan pembahasan, maka

eo pembelajaran untuk menyampaikan materi

diperoleh simpulan sebagai berikut: 1) Persepsi

Akuntansi. Selain untuk menyampaikan materi

siswa tentang kompetensi guru Akuntansi SMK

Akuntansi, guru Akuntansi dapat menggunakan

Negeri 1 Surakarta berkategori baik dengan skor

blog guru tersebut sebagai sarana untuk mem-

sebesar 231,74 atau sebesar 78,29%. Berikut

berikan pekerjaan rumah kepada siswa. 2) Bagi

adalah rincian perolehan skor dan kategori ber-

Sekolah, pihak sekolah dapat memberikan fasili-

dasarkan masing-masing kompetensi: a) Persepsi

tas teknologi pembelajaran bagi guru maupun

siswa tentang kompetensi pedagogic guru

siswa. Fasilitas tersebut dapat berupa penyediaan

Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta berkategori

jaringan internet yang dapat diakses oleh seluruh

baik dengan skor sebesar 227,81, b) Persepsi

sivitas akademika di sekolah, pemberian pelati-

siswa tentang kompetensi professional guru

han media pembelajaran berbasis teknologi in-

Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta berkategori

formasi, dan penggunaan blog untuk guru se-

baik dengan skor sebesar 235,67. 2) Terdapat

bagai salah satu sarana pembelajaran.

perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi
pedagogik dan kompetensi professional guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta. Perbedaan
tersebut dibuktikan dengan hasil uji t yang
menunjukkan bahwa thitung sebesar 81,166 lebih

DAFTAR PUSTAKA
Andani, K. V. (2016). Kompetensi Guru dalam
Penilaian
Pada
Pembelajaran
Akuntansi di SMK Surakarta. Jurnal
TATA ARTA FKIP UNS.
Ampadu, E. (2012). Students’ Perceptions of

Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1

Their Teachers’ Teaching of
Mathematics: The Case of Ghana.
International Online Journal of
Educational Sciences, 4 (2), 351358.
Azwar,

S. (2012). Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hastuti, A. D. (2016). Kompetensi Penelitian
Guru: Harapan dan Kenyataan.
Jurnal TATA ARTA FKIP UNS.
Mardiana, A.R., dkk. (2012). Studi tentang
Persepsi Siswa pada Layanan
Bimbingan dan Konseling di SMK
se-Kecamatan
Sukomanunggal
Surabaya. Jurnal BK UNESA , 3 (1),
72-80.
Mulyasa. (2013). Menjadi Guru Profesional:
Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan
Menyenangkan.
Bandung:
Rosdakarya.
Mulyasa. (2013). Uji Kompetensi dan Penilaian
Kinerja
Guru.
Bandung:
Rosdakarya.
Olorunfemi, & Abiola, O. F. (2013). Students’
Perception of Teachers’ Factors in
the Teaching and Learning of
English Language in Nigerian
Secondary Schools. Journal of
Educational and Social Research
MCSER Publishing, 3 (3), 173-179.
Rakhmat, J. (2000). Psikologi Komunikasi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ratnasari, M. & Widayati, A. (2012). Pengaruh
Persepsi
Siswa
tentang
Profesionalisme
Guru
dan
Penggunaan Media Pembelajaran
Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi
Keuangan Siswa Kelas XI Program
Keahlian Akuntansi
SMK Negeri 1 Depok. Kajian Pendidikan
Akuntansi Indonesia, 208-225.
Reilly, P. (2012). Understanding and Teaching
Generation Y. English Teaching
Forum, 1, 2-11.
Republik

Indonesia.
(2008).
Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
Tentang Guru. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Nasional.

Republik Indonesia. (2007). Peraturan Menteri
Pendidikan
Nasional
Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2007
Tentang
Standar
Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
Jakarta: Kementerian Pendidikan
Nasional.
Republik Indonesia. (2005). Undang-Undang
Republik Indonesia Tentang Guru
dan Dosen. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Nasional.
Riddiniyah, I. (2015). Pengaruh Persepsi Siswa
tentang Kompetensi Profesionalisme
Guru terhadap Motivasi Belajar dan
Prestasi Belajar Mata Diklat
Akuntansi.
Universitas
Negeri
Malang.
Slameto. (2012). Belajar dan Faktor-Faktor yang
Memengaruhinya. Jakarta: Rinneka.
Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandung:
Pustaka Setia.
Solopos.com. (2016, 22 Januari). Diklat Guru di
Solo Dijadwalkan Mei, Dikpora
Gandeng MGMP.
Solopos.com. (2016, 2 Februari). Nilai UKG
Kota Solo Terbaik Ketiga di Jawa
Tengah.
Solopos.com. (2016, 5 Februari). Nilai UKG
4.068 Guru di Solo di Bawah 55.
Sudiyono,

A. (2006). Pengantar Statistik
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Walgito, B. (2003). Pengantar Psikologi Umum.
Yogyakarta: ANDI.