this PDF file PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN 2016 | Ramadhani | Tata Arta 1 SM
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm 96-109
Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru A kuntansi
SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April, 2017
PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN 2016
Cahya Hati Ramadhani, Siswandari dan Dini Octoria*
*Pendidikan Akuntansi. FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta. 57149. Indonesia
cahyahati26@gmail.com
ABSTRACT
The objectives of this research are to (1) investigate students’ perception towards Accounting
teachers’ competencies at SMK Negeri 1 Surakarta; and (2) test the differences of students’ perception
towards pedagogy competency and professional competency of Accounting teachers at SMK Negeri 1
Surakarta. This research used the descriptive research method. It was conducted at SMK Negeri 1 Surakarta from February until October 2016. Its population was all of the Accounting students in SMK Negeri
1 Surakarta. The samples of research were determined through purposive sampling technique. The samples were the Accounting students of class XII with total samples 74 students. The data were collected
through questionnaire. The questionnaire were used to measure students’ perception towards pedagogy
competency and professional competency of Accounting teachers. The data were analyzed by using the
descriptive quantitative method, then followed by one sample t test with significance rate at 0,05. The results of research are as follows: (1) students’ perception towards pedagogy competency of Accounting
teachers is good. This is showed by the understandings of the students with score amount 224,63, the implementation of educated and dialogic teaching and learning process with score amount 240,8, the use of
learning technologies with score amount 212,5, and the implementation of learning results evaluation with
score amount 233,33. (2) Students’ perception towards professional competency of Accounting teachers
are good with score amount 235,67. (3) Students’ perception towards pedagogy competency and professional competency of Accounting teachers are good with score amount 231,74. (4) There are differences
between students’ perception towards pedagogy competency and professional competency of Accounting
teachers (tstat 81,166 >tcrit 1,9930).
Keywords: Students’ perception, accounting teachers, teachers’ competencies, SMK
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui persepsi siswa terhadap kompetensi guru Akuntansi di
SMK Negeri 1 Surakarta; dan (2) menguji perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik dan
kompetensi professional guru Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Surakarta dari bulan Februari hingga Oktober 2016. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari seluruh siswa jurusan Akuntansi di SMK Negeri 1
Surakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Sampel yang
terpilih adalah siswa kelas XII Akuntansi dengan jumlah 74 siswa. Teknik pengumpulan data
menggunakan angket. Angket digunakan untuk mengukur persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik
dan kompetensi profesional guru Akuntansi. Analisis data yang digunakan adalah dengan analisis statistik
deskriptif dan dilanjutkan dengan uji t untuk satu sampel dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian
adalah sebagai berikut: (1) persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru Akuntansi adalah baik. Hal
ini ditunjukkan dengan pemahaman terhadap peserta didik dengan skor sebesar 224,63, pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis dengan skor sebesar 240,8, pemanfaatan teknologi pembelajaran
dengan skor sebesar 212,5, dan pelaksanaan evaluasi hasil belajar dengan skor sebesar 233,33. (2) Persepsi
siswa terhadap kompetensi profesional guru Akuntansi adalah baik dengan skor sebesar 235,67. (3)
Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dan kompetensi professional guru Akuntansi adalah baik
dengan skor sebesar 231,74. (4) Terdapat perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional guru Akuntansi (thitung 81,166 > ttabel 1,9930).
Kata Kunci: Per sepsi siswa, gur u Akuntansi, kompetensi guru, SMK
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1
Ketuntasan Minimal (SKM) yang ditetapkan
PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan
aspek
penting
oleh
pemerintah.
Pemerintah
Indonesia
dalam kehidupan. Di era modern saat ini,
menetapkan SKM UKG pada tahun 2015
pendidikan merupakan kebutuhan primer yang
sebesar 55.
harus
terpenuhi
guna
meningkatkan
Terdapat tujuh provinsi di Indonesia yang
kesejahteraan hidup. Pendidikan merupakan
memeroleh rata-rata nilai UKG di atas SKM
interaksi antara pendidik dan siswa yang
yang ditetapkan oleh pemerintah. Salah satunya
mempunyai peranan vital untuk mengubah cara
adalah provinsi Jawa Tengah. Provinsi Jawa
pandang manusia tentang kehidupan yang
Tengah memeroleh rata-rata nilai UKG sebesar
dihadapinya. Kecerdasan suatu bangsa tidak
59,10. Nilai tersebut menempatkan Provinsi
akan berkembang bila tanpa pendidikan.
Jawa Tengah di peringkat ke dua pada perolehan
Terwujudnya pendidikan yang baik dan
rata-rata UKG se-nasional, setelah Daerah
berkualitas tak lepas dari kompetensi yang
Istimewa Yogyakarta yang menempati peringkat
dimiliki oleh guru. Kompetensi guru menjadi
pertama dengan rata-rata nilai UKG sebesar
salah satu faktor penting dalam menciptakan
62,58.
suatu
pendidikan
yang
berkualitas
serta
Di
Provinsi
Jawa
Tengah,
wilayah
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Pada
Surakarta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
sebesar 58,93, di atas standar ketuntasan
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan
minimal yang ditetapkan pemerintah. Perolehan
bahwa
empat
nilai UKG tersebut menempatkan wilayah
kompetensi
Surakarta di peringkat ke tiga se-Provinsi Jawa
pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi
Tengah setelah wilayah Magelang dan wilayah
kepribadian, dan kompetensi sosial.
Salatiga. Di wilayah Surakarta, UKG diikuti
guru
kompetensi
diwajibkan
yang
memiliki
meliputi
Meskipun kompetensi guru menjadi salah
satu
faktor
dalam
rata-rata
nilai
UKG
oleh 9.661 peserta. Dari 9.661 peserta, sebanyak
mewujudkan
5.593 peserta memeroleh nilai lebih dari atau
pendidikan yang baik serta berkualitas, namun
sama dengan 55 dan 4.086 peserta lainnya
hingga kini kompetensi guru masih menjadi
memeroleh nilai UKG di bawah rata-rata
persoalan di Indonesia. Berdasarkan data dari
nasional.
Kementerian
penting
memeroleh
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan,
(Kemendikbud) rata-rata nasional hasil Uji
Pemuda,
Kompetensi Guru (UKG) pada tahun 2014
Surakarta diketahui data peserta UKG dari
adalah 47, sedangkan pada tahun 2015 rata-rata
berbagai jenjang di wilayah Surakarta beserta
nasional hasil UKG mengalami peningkatan
perolehan nilai UKG tertinggi dan terendah ter-
menjadi 53,02. Rata-rata nasional hasil UKG
cantum pada tabel 1:
tersebut
masih
belum
memenuhi
Standar
dan
Olahraga
(Disdikpora)
Kota
Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm. 96-109
Tabel 1. Data peserta dan nilai UKG wilayah
Surakarta
penilaian guru Akuntansi dalam hal pengetahuan
penilaian termasuk pada kategori kurang baik
Nilai
dengan perolehan skor 45,1 (skala 0-100).
Jumlah
Nilai
Peserta
Tertinggi
Pengawas
68
75
h
31
guru
Sekolah
PAUD
193
83,33
20
TK
1190
75
19
(MPPS), menanggapi perolehan nilai UKG
SD
3104
87,5
17,5
SMP
1968
86,67
26,67
SMA
1101
91,67
21,67
SMK
1765
89
14
kompetensi, dan kinerja guru. Menurut Pardoyo,
SLB
272
78
18,75
nilai UKG tidak bisa digunakan untuk menilai
Jenjang
Menanggapi perolehan nilai kompetensi
Terenda
Akuntansi
Masyarakat
tersebut
tersebut,
Peduli
dengan
Pardoyo,
Pendidikan
tanggapan
yang
aktivis
Surakarta
berbeda.
Menurutnya, nilai UKG tersebut tidak dapat
dijadikan alat utama untuk mengukur kualitas,
(Sumber: Data Dinas Pendidikan, Pemuda, dan
kompetensi secara tepat. Pardoyo menambahkan
Olahraga Kota Surakarta (Solopos:
bahwa agar penilaian terhadap kompetensi guru
2016))
menjadi tepat seharusnya penilaian dari siswa
Berdasarkan data perolehan nilai tertinggi
dan orang tua siswa yang diwakilkan oleh
dan nilai terendah UKG di wilayah Surakarta
komite sekolah juga dilibatkan. Bagi Pardoyo,
tersebut, Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga
keterlibatan siswa dinilai penting karena siswa
Kependidikan Disdikpora Surakarta, Sulardi,
yang mengalami interaksi secara langsung
mengatakan bahwa nilai rata-rata UKG pada
dengan guru saat pembelajaran di dalam kelas.
jenjang TK dan SMK di Surakarta menempati
Hal tersebut menjadikan penilaian siswa menjadi
peringkat pertama se-Provinsi Jawa Tengah.
lebih objektif (Solopos: 2016).
Pendapat
Kenyataan tersebut berbeda dari hasil penelitian
Pardoyo
tersebut
didukung
yang dilakukan oleh Hastuti (2016) dan Andani
dengan pernyataan Ampadu (2012:353) dalam
(2016). Menurut Hastuti (2016), kompetensi
penelitiannya. Ampadu (2012:353) menyatakan
guru Akuntansi dalam melakukan penelitian
bahwa pandangan siswa sangat dibutuhkan pada
masih rendah dengan skor 43,93 (skala 0-100).
saat evaluasi kinerja guru, karena siswa adalah
Lebih lanjut lagi, Hastuti (2016) menyatakan
orang
bahwa kompetensi keterampilan guru Akuntansi
merasakan secara langsung pengalaman belajar
dalam penelitian pada pembelajaran Akuntansi
bersama dengan guru mereka.
yang
menyaksikan
langsung
dan
juga masih rendah dengan skor 54,3 (skala 0-
Berdasarkan pernyataan Pardoyo (2016)
100). Selain itu, Andani (2016) juga melakukan
dan Ampadu (2012) tersebut maka dilakukan
penelitian terkait kompetensi guru Akuntansi di
observasi awal pada beberapa siswa SMK di be-
Surakarta. Menurut Andani (2016) kompetensi
berapa SMK Negeri di Surakarta. Berdasarkan
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1
hasil observasi awal tersebut, beberapa siswa
dividu terhadap objek, kemudian disimpulkan
menyatakan bahwa motivasi untuk mengikuti
agar dapat menafsirkan pesan. Persepsi yang di-
pembelajaran Akuntansi berkurang dikarenakan
maksud dalam penelitian ini adalah persepsi
pada saat pembelajaran siswa merasa terlalu
siswa yang tentang kompetensi guru Akuntansi
banyak mencatat dan mendengarkan penjelasan
melalui pengalaman-pengalaman belajar siswa
materi dari guru secara terus menerus. Beberapa
selama di kelas. Pengalaman belajar tersebut di-
siswa mengatakan bahwa hal tersebut membuat
amati dan dirasakan oleh siswa melalui panca
mereka merasa bosan. Kemudian beberapa siswa
indranya kemudian siswa akan menarik kes-
menyatakan bahwa mereka lebih menyukai pem-
impulan mengenai pengalaman belajarnya di
belajaran Akuntansi dengan menggunakan me-
dalam kelas.
dia pembelajaran yan lebih variatif. Beberapa
Persepsi siswa diperlukan karena berguna
siswa tersebut menyampaikan bahwa mereka
sebagai salah satu cara untuk mengevaluasi
lebih menyukai penggunaan video pembelajaran
guru. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Am-
Akuntansi
pemahaman
padu (2012:353) yang mengatakan bahwa per-
mereka tentang beberapa materi pelajaran
sepsi atau pandangan siswa dibutuhkan untuk
Akuntansi.
mengevaluasi kinerja guru, karena siswa adalah
untuk
memudahkan
Selain itu, berdasarkan informasi yang
saksi yang menyaksikan dan merasakan lang-
teah dihimpun diketahui bahwa beberapa siswa
sung apa yang terjadi selama proses pembelaja-
mengeluhkan tentang ketidaksesuaian antara ma-
ran berlangsung di kelas. Hasil penilaian kinerja
teri Perpajakan dengan peraturan pajak terbaru.
guru menjadi tidak reliabel dan tidak dapat
Penting
untuk disadari bahwa Akuntansi
diketahui keefektifannya jika tidak memasukkan
merupakan mata pelajaran dinamis yang selalu
pandangan-pandangan atau persepsi siswa ten-
bergerak
tang kondisi pembelajaran yang dilaksanakan
mengikuti
perkembangan
zaman.
Ketidaksesuaian penggunaan aturan pajak pada
dengan guru yang bersangkutan.
materi perpajakan akan berakibat pada kemam-
Persepsi yang dimiliki oleh setiap individu
puan dan pengetahuan siswa ketika sudah lulus
pasti berbeda. Berbagai macam faktor dapat me-
dan memasuki dunia kerja.
mengaruhi persepsi yang dimiliki oleh individu.
Tujuan
yang
hendak
dicapai
dalam
Slameto (2010:105) menjelaskan bahwa perbe-
penelitian ini adalah 1) mengetahui persepsi
daan persepsi dapat ditelusuri pada adanya
siswa tentang kompetensi guru Akuntansi di
perbedaan-perbedaan individual, perbedaan da-
SMK Negeri 1 Surakarta, dan 2) menguji perbe-
lam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau
daan persepsi siswa terhadap kompetensi guru
perbedaan dalam motivasi. Walgito (2003:54)
Akuntansi di SMK Negeri 1 Surakarta.
kemudian menjelaskan bahwa ada beberapa
Persepsi adalah aspek penting dalam
faktor yang memengaruhi persepsi, yaitu faktor
komunikasi yang diperoleh dari pengalaman in-
internal dan faktor eksternal. Faktor internal
Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm. 96-109
yang me-mengaruhi persepsi meliputi pengala-
tensi standar profesi seorang guru yang men-
man, perasaan, kemampuan berpikir, kerangka
cakup penguasaan materi, pemahaman peserta
acuan, dan motivasi. Faktor eksternal yang dapat
didik,
memengaruhi persepsi dapat berasal dari ling-
ngembangan pribadi dan profesionalisme.
kungan yang melatarbelakangi objek yang akan
dipersepsi.
dan
yang
mendidik,
pe-
Pemerintah Indonesia sendiri merumuskan
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
Persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik
pembelajaran
kompetensi
profesional
Indonesia. Kompetensi yang wajib dimiliki oleh
guru
guru telah tercantum pada Undang-Undang Re-
Akuntansinya pun dapat berbeda- beda antar satu
publik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
siswa dengan siswa yang lain. Perbedaan per-
Guru dan Dosen yang mencakup kompetensi
sepsi tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai
kepribadian, kompetensi profesional, kompeten-
faktor yang berasal dari dalam diri siswa mau-
si pedagogik, dan kompetensi sosial. Kompeten-
pun dari lingkungan sekitar siswa maupun guru
si tersebut dijadikan landasan dalam rangka
Akuntansinya.
mengembangkan
Sobur (2003) menyebutkan ada tiga proses
sistem
pendidikan
tenaga
kependidikan.
yang harus dilalui individu saat pembentukan
Pada penelitian ini persepsi siswa dibatasi
persepsi. Tiga proses tersebut yaitu : 1) Seleksi,
pada kompetensi pedagogik dan kompetensi
yaitu proses penyaringan oleh indra terhadap
profesional
rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya
didasarkan pada penilaian UKG yang hanya
dapat banyak atau sedikit. 2) Interpretasi, yaitu
meliputi penilaian terhadap kompetensi peda-
proses pengorganisasian informasi sehinggan
gogik dan kompetensi profesional guru.
guru
Akuntansi.
Hal
tersebut
informasi yang bersangkutan memiliki arti bagi
Guru Akuntansi sebagai salah satu unsur
seseorang. Interpretasi ini dipengaruhi oleh be-
guru di Indonesia pun wajib memiliki empat
berapa faktor, seperti pengalaman masa lalu, sis-
kompetensi yang tercantum dalam UU RI No-
tem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan
mor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ter-
kecerdasan. 3) Interpretasi dan persepsi kemudi-
sebut. Kompetensi guru Akuntansi atau guru
an dijelaskan dalam bentuk tingkah laku sebagai
mata pelajaran telah diatur dalam Peraturan
reaksi. Jadi, proses persepsi adalah melakukan
Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru.
seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap
Kompetensi guru Akuntansi adalah sebagai beri-
informasi yang sampai.
kut:
Menurut Mulyasa (2013:26) kompetensi
1.
Kompetensi pedagogik guru Akuntansi
guru merupakan perpaduan antara kemampuan
meliputi a) pemahaman wawasan atau lan-
personal, keilmuan, teknologi, spiritual, dan so-
dasan kependidikan, yaitu pemahaman
sial yang secara bersamaan membentuk kompe-
guru Akuntansi terhadapp dunia pendidi-
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1
kan dan profesi guru yang sedang dil-
uasi yang akan dinilai, penentuan prosedur
aksanakannya. b) Pemahaman terhadap
penilaian
peserta didik, yaitu pemahaman guru
menganalisa hasil evaluasi belaar tersebut
Akuntansi pada potensi siswa, penge-
untuk meningkatkan kualitas pembelaja-
tahuan awal siswa, dan kesulitan belajar
ran. h) Pengembangan peserta didik untuk
yang dialami oleh siswa. c) Pengembangan
mengaktualisasikan berbagai potensi yang
kurikulum dan silabus, yaitu pemahaman
dimiliki, yaitu pemberian fasilitas oleh
guru Akuntansi terhadap penentuan tujuan
guru
pembelajaran, pengalaman belajar yang
mengembangkan kompetensi yang dimili-
hendak dicapai, materi pembelajaran yang
kinya.
sesuai dengan tujuan dan pengalaman
2.
dan
Akuntansi
instrumen,
kepada
siswa
hingga
untuk
Kompetensi profesional guru Akun-tansi,
belajar yang hendak dicapai, dan pengem-
meliputi: a) Materi pengajaran secara luas
bangan indikator serta instrumen penilaian.
dan mendalam sesuai dengan standar isi
d) Rancangan pembelajaran, yaitu meliputi
program satuan pendidikan, mata pelaja-
kemampuan guru dalam penerapan teori
ran, dan/atau kelompok mata pelajaran
belajar dan pembelajaran, menentukan
yang akan diampu, yaitu pemahaman guru
strategi pembelajaran berdasarkan karak-
Akuntansi terhadap standar kompetensi,
teristik siswa, menentukan kompetensi
kompetensi dasar, dan tujuan dari mata
siswa yang ingin dicapai dan materi ajar,
pelajaran yang diampu oleh guru Akuntan-
serta menyusun rancangan pembelajaran
si yang bersangkutan. Lebih lanjut, dalam
berdasarkan strategi yang dipilih. e)
standar tersebut disebutkan bahwa pada
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
ranah materi guru Akuntansi diharapkan
dan dialogis, yaitu kemampuan guru
untuk memahami materi, konsep, dan pola
Akuntansi dalam menyelanggarakan pem-
pikir keilmuan mata pelajaran Akuntansi,
belajaran yang sesuai dengan kondisi
kemudian dapat membedakan pendekatan-
siswa dan melakukan komunikasi yang
pendekatan Akuntansi terkini, dan mampu
efektif dengan siswa. f) Pemanfaatan
menunjukkan manfaat pelajaran Akuntansi
teknologi pembelajaran, yaitu kemampuan
kepada siswa. b) Konsep dan metode
guru dalam menggunakan teknologi infor-
disiplin keilmuan, teknologi, atau seni
masi dan komunikasi dalam pelaksanaan
yang relevan, yang secara konseptual
pembelajaran yang diampu. g) Evaluasi
menaungi atau koheren dengan program
hasil belajar, yaitu kemampuan guru
satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/
Akuntansi dalam merencakana pelaksa-
atau kelompok mata pelajaran yang akan
naan evaluasi pembelajaran, prinsip eval-
diampu, yaitu guru Akuntansi diharapkan
uasi pembelajaran, penentuan aspek eval-
dapat memahami materi ajar yang sesuai
Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm. 96-109
dengan kurikulum sekolah, memahami
siswa.
struktur konsep dan metode yang menaun-
digunakan pada penelitian ini adalah purposive
gi atau koheren dengan materi ajar, me-
sampling. Kriteria pengambilan sampel pada
mahami hubungan konsep antar mata pela-
penelitian ini adalah siswa jurusan Akuntansi
jaran yang terkait, dan menerapkan konsep
yang telah menempuh pembelajaran Akuntansi
-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-
minimal dua semester.
hari.
Teknik
Teknik
pengambilan
pengumpulan
sampel
data
yang
dilakukan
dengan angket dan dokumentasi. Angket terse-
but digunakan untuk mengukur persepsi siswa
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Su-
terhadap kompetensi pedagogik dan kompetensi
rakarta yang beralamat di Jalan Sungai Kapuas
profesional guru Akuntansinya. Angket yang
nomor 28 Surakarta. Penelitian dilaksanakan pa-
digunakan dalam penelitian ini adalah angket
da bulan Februari 2016 hingga bulan Oktober
berstruktur dengan jawaban tertutup, sehingga
2016.
responden akan lebih
ini
mudah memberikan
Metode yang digunakan dalam penelitian
penilaian atas persepsinya sesuai dengan pern-
adalah
metode
penelitian
deskriptif
yataan di dalam angket. Angket pada penelitian
Penelitian
deskriptif
kuantitatif
ini menggunakan skala likert dengan empat pili-
merupakan penelitian yang bertujuan untuk
han jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju
memberikan gambaran suatu fenomena atau ke-
(S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
jadiaan saat ini. Jenis penelitian yang dipilih
(STS). Dokumentasi di-gunakan untuk mengum-
adalah penelitian deskriptif. Azwar (2012:6)
pulkan data nama siswa jurusan Akuntansi di
menerangkan
SMK Negeri 1 Surakarta yang merupakan
kuantitatif.
bahwa
penelitian
deskriptif
melakukan analisis hanya sampai pada taraf
subjek dalam penelitian ini.
deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan
Uji validitas dan uji reliabilitas pada
fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mu-
penelitian ini dibantu dengan software SPSS
dah untuk disimpulkan dan dipahami. Variabel
(Statistis Package for Social Sciences) Versi 23
dalam penelitian ini adalah persepsi siswa ten-
for Windows. Uji Validitas menggunakan validi-
tang kompetensi pedagogik dan kompetensi
tas konstruk. Dasar untuk menentukan validitas
profesional guru Akuntansi.
instrumen adalah dengan cara membandingkan
Populasi penelitian ini adalah semua siswa
rhitung dengan rtabel, dengan ketentuan rhitung ≥ rtabel
jurusan Akuntansi di SMK Negeri 1 Surakarta
dengan taraf signifikansi 5% (0,05). Dasar untuk
dengan jumlah sebanyak 284 siswa. Sampel da-
menentukan reliabilitas instrumen adalah jika
lam penelitian ini adalah siswa kelas XII Jurusan
hasil pengolahan data dari SPSS menunjukkan
Akuntansi dengan jumlah siswa sebanyak 74
nilai Croanbach’s A lpha > 0,7.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1
Teknik Analisis data pada penelitian dil-
Indikator
akukan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan memperhitungkan rata-rata skor,
jumlah skor, dan standar deviasi. Hasil perhitungan tersebut dikriteriakan sesuai tabel 2, berikut:
Tabel
2.
Kriteria
Rumus rentang skor
x > Mi + 1,5 Sdi
Mi < x ≤ Mi + 1,5 Sdi
Mi – 1,5 Sdi < x ≤ Mi
x ≤ Mi – 1,5 Sdi
penilaian
skor
Kriteria
Sangat efektif
Efektif
Kurang efektif
Tidak efektif
(Sumber: Sudiyono, 2006: 175)
Setelah analisis deskriptif selesai dilakukan, lalu dilanjutkan dengan uji prasyarat
analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Kemudian dilanjutkan dengan Uji t
untuk menguji perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional guru Akuntansi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan sebagai
berikut:
Data persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru Akuntansi
Data persepsi siswa terhadap kompetensi
guru Akuntansi berdasarkan indikator pada kom-
Pemahaman
Rata-
Kriteria
Pernyataa
rata
n
224,63
Skor
3,04
Baik
240,8
3,25
Baik
212,5
2,87
Baik
233,33
2,87
Baik
terhadap
peserta didik
Pelaksanaan
pembelajaran
yang mendidik
dan dialogis
Pemanfaatan
teknologi
pembelajaran
Evaluasi hasil
belajar
(Sumber: Data utama yang diolah)
Tabel perolehan skor di atas menunjukkan bahwa perolehan skor tertinggi pada indikator pelaksanaan pembelajaran yang mendidik.
Indikator pemanfaatan teknologi pembelajaran
mendapatkan skor terendah.
Data persepsi siswa terhadap kompetensi
profesional guru Akuntansi
Data persepsi siswa terhadap kompetensi
profesional guru Akuntansi berdasarkan indikator
pada
kompetensi
profesional
guru
Akuntansi, seperti yang terlihat pada tabel 4
berikut:
Tabel 4. Data persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru Akuntansi (data utama)
Kompetensi
petensi pedagogik guru Akuntansi, seperti yang
terlihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3. Data persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru Akuntansi (data
utama)
Skor
Skor
Rat
Kri
Pernyata
a-
teri
an
rata
a
Sko
Kompetensi
235,67
r
3,18
Baik
profesional
(Sumber: Data utama yang diolah)
Sebelum melakukan uji t, perlu dilakukan
Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm. 96-109
uji prasyarat untuk melihat apakah data sudah
Indikator
terdistribusi normal dan data telah homogen. Pa-
terhadap peserta didik dengan skor 224,63; (2)
da penelitian ini hasil uji normalitas menunjuk-
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan
kan nilai 0,53 yang menunjukkan bahwa data
dialogis dengan skor 240,8; (3) pemanfaatan
telah berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas
teknologi pembelajaran dengan skor 212,5; dan
pada penelitian ini menunjukkan nilai 0,343
(4) evaluasi hasil belajar dengan skor 233,33.
yang menunjukkan bahwa data telah homogen.
Uji
hipotesis
pada
penelitian
ini
tersebut
yaitu:
(1)
pemahaman
Di antara semua indikator kompetensi
pedagogik
guru
Akuntansi,
indikator
menggunakan uji t, untuk melihat menguji
pemanfaatan teknologi pembelajaran memiliki
perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi
skor terendah. Indikator ini membahas mengenai
profesional dan kompetensi pedagogik guru
kemampuan guru dalam menggunakan dan
Akuntansi. Hasil pengujian Uji t dengan SPSS
menguasai teknologi
diketahui bahwa nilai ttabel adalah sebesar
teknologi
81,166. Kriteria pengujian pada uji hipotesis ini
keberhasilan pembelajaran Akuntansi. Perolehan
adalah sebagai berikut:
skor yang rendah pada indikator tersebut
Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka Ho diterima
dan Ha ditolak.
pembelajaran berbasis
informasi
untuk
menunjang
mencerminkan bahwa menurut siswa guru
Akuntansi belum memaksimalkan penggunaan
Jika –ttabel ≤ thitung > ttabel maka Ho ditolak
dan Ha diterima.
teknologi dalam pembelajaran Akuntansi.
Siswa, yang kini sering disebut sebagai
Dari kriteria pengujian tersebut dapat
generasi
Z,
terlahir
di
tengah
pesatnya
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi
perkembangan teknologi informasi. Hal tersebut
siswa terhadap kompetensi pedagogik dan kom-
menyebabkan generasi ini menjadi generasi
petensi profesional guru Akuntansi, karena thitung
yang kesehariannya tidak pernah lepas dari
sebesar 81,166 lebih besar dari sebesar ttabel
penggunaan teknologi informasi. Reilly (2012)
1,9930.
dalam penelitiannya menyebut generasi ini
dengan
sebutan
tech
savvy
(penggemar
Pembahasan
teknologi) yang menganggap bahwa teknologi
Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik
adalah bagian integral dalam kehidupan mereka.
guru Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta
Karakter tersebut juga memengaruhi cara belajar
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
generasi ini.
persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik
Reilly
(2012)
menyebutkan
bahwa
guru Akuntansi berkategori baik dengan skor
generasi ini memiliki kecenderungan sebagai
sebesar 227,81. Pada kompetensi pedagogik ini
visual
terdapat empat indikator yang dinilai oleh siswa.
penggemar teknologi dan visual learner tersebut
learner.
Kecenderungan
sebagai
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1
menyebabkan generasi ini tidak sesuai dengan
mengajar. Persepsi siswa terhadap kompetensi
metode dan model pembelajaran tradisional.
pedagogik guru Akuntansi dapat memengaruhi
Reilly (2012) menyatakan bahwa guru yang
prestasi belajar siswa. Pada dasarnya, jika guru
hanya mengikuti buku teks cenderung dianggap
Akuntansi
dapat
sebagai “old hat” oleh siswa dari generasi ini.
Akuntansi
dengan
Berdasarkan
sebaiknya
pembelajaran yang tepat kepada siswa, maka
menyediakan pembelajaran yang sesuai dengan
prestasi siswa maupun kualitas pembelajaran di
karakteristik siswa saat ini. Rendahnya persepsi
dalam kelas akan tercapai dengan baik. Hal
siswa
tersebut
hal
terhadap
teknologi
tersebut,
guru
kemampuan
pembelajaran
pemanfaatan
berbasis
teknologi
sejalan
menyampaikan
metode
dengan
materi
dan
model
penelitian
yang
dilakukan oleh Olorunfemi dan Abiola (2013)
informasi guru Akuntansi ini sejalan dengan
yang
fakta yang diungkapkan oleh Reilly (2012),
pembelajaran di dalam kelas tergantung pada
bahwa siswa yang kini disebut generasi Z lebih
kualitas mengajar seorang guru.
mengemukakan
bahwa
kesuksesan
nyaman belajar dengan memanfaatkan teknologi
Pada penelitian tersebut, Olorunfemi dan
informasi daripada harus mengikuti cara lama
Abiola (2013) meneliti mengenai persepsi siswa
yang menjadikan guru sebagai pusat perhatian di
terhadap faktor-faktor guru dalam mengajar dan
dalam kelas.
pengetahuan
Reilly (2012) memberikan contoh sebagai
Bahasa
Inggris
di
Nigeria.
Penelitian ini lebih lanjut mengemukakan bahwa
solusi untuk generasi Z yang lebih menyukai
terdapat
pembelajaran dengan model visual berbasis
metode mengajar guru dengan prestasi belajar
media informasi dan teknologi. Reilly (2012)
bahasa Inggris siswa. Kunci untuk mewujudkan
mengatakan bahwa sebagian guru di Meksiko
tujuan pendidikan di dalam kelas adalah dengan
menggunakan
kegiatan
pemilihan metode yang tepat oleh guru. Metode
pembelajaran di kelas maupun dalam pemberian
pembelajaran yang dipilih oleh guru dapat men-
pekerjaan rumah untuk siswa. Reilly (2012)
jadi peningkat kualitas pembelajaran di dalam
menjelaskan bahwa siswa dari generasi Z lebih
kelas, atau dapat menjadi penghalang untuk
suka mencari informasi terbaru melalui website
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
internet
dalam
hubungan
yang
signifikan
antara
dan video, bukan dengan mencarinya dalam
Persepsi siswa tentang kompetensi profesional
buku-buku pengantar.
Meski indikator pemanfaatan teknologi
pembelajaran
mendapatkan
skor
guru Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta
Persepsi
terendah,
siswa
terhadap
kompetensi
siswa
profesional guru Akuntansi termasuk pada
terhadap kompetensi pedagogik guru Akuntansi
kriteria baik dengan skor sebesar 235,67. Skor
berkategori baik. Kompetensi pedagogik guru
tersebut mencerminkan bahwa menurut siswa,
erat kaitannya dengan kemampuan guru dalam
guru
namun
secara
keseluruhan
persepsi
Akuntansi
telah
menguasai
materi
Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm. 96-109
Akuntansi
relevan
dan
informasi-informasi
dengan
mata
pelajaran
yang
Akuntansi
rendah maka prestasi belajar siswa akan rendah
juga.
dengan baik. Selain itu, siswa menilai bahwa
guru Akuntansi tidak hanya menggunakan satu
Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik
sumber belajar saja dan selalu memberikan
dan kompetensi profesional guru Akuntansi
informasi terbaru yang berhubungan dengan
SMK Negeri 1 Surakarta
perkembangan ilmu Akuntansi.
Guru
Akuntansi
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
dengan
kompetensi
bahwa
secara
keseluruhan
persepsi
siswa
profesional yang baik akan memberikan manfaat
terhadap kompetensi pedagogik dan kompetensi
yang baik untuk siswanya. Guru Akuntansi yang
profesional guru menunjukkan skor sebesar
telah
memahami
matang
tidak
materi
akan
Akuntansi
secara
231,74. Skor tersebut menunjukkan bahwa
kebingungan
dalam
persepsi
siswa
terhadap
kompetensi
guru
menjelaskan materi Akuntansi yang selama ini
Akuntansi yang meliputi kompetensi pedagogik
dinilai sebagai mata pelajaran yang sulit. Hal
dan kompetensi profesional guru Akuntansi
tersebut
siswa
termasuk dalam kategori baik. Pada dasarnya,
memahami penjelasan yang diberikan oleh guru.
cara mengajar yang dirasa tepat oleh siswa dan
Pemahaman yang baik tersebut akan membantu
penguasaan
siswa untuk memiliki prestasi belajar yang baik.
pemahaman siswa akan berdampak positif pada
Hasil
juga
akan
penelitian
memudahkan
ini
sejalan
dengan
materi
yang
memudahkan
motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.
penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari dan
Hal tersebut sejalan dengan penelitian
Widayati (2012). Pada penelitiannya, Ratnasari
yang
dan Widayati membahas mengenai persepsi
Riddiniyah (2014) menyebutkan bahwa persepsi
siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar
siswa terhadap kompetensi guru memberikan
dan menguasai materi pembelajaran terhadap
pengaruh yang signifikan terhadap motivasi
prestasi belajar Akuntansi Keuangan. Ratnasari
belajar yang dimiliki oleh siswa. Artinya, jika
dan Widayati (2012) mengungkapkan bahwa ada
persepsi siswa terhadap kompetensi guru se-
pengaruh positif dan signifikan antara persepsi
makin baik maka akan semakin baik pula
siswa terhadap kompetensi profesional guru
motivasi belajar siswa. Selain itu, Riddiniyah
terhadap prestasi belajar Akuntansi Keuangan.
(2014) juga mengatakan bahwa persepsi siswa
Artinya, semakin baik persepsi siswa pada
terhadap kompetensi guru memiliki pengaruh
kemampuan profesional guru Akuntansi maka
yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
akan
belajar
Artinya, semakin baik persepsi siswa terhadap
Akuntansinya. Sebaliknya, jika persepsi siswa
kompetensi guru, maka prestasi belajarnya akan
terhadap kompetensi profesional guru Akuntansi
semakin baik pula. Kompetensi guru yang di-
semakin
baik
pula
prestasi
dilakukan
oleh
Riddiniyah
(2014).
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1
maksud dalam penelitian Riddiniyah (2014) ada-
kompetensi
lah empat kom-petensi yang wajib dimiliki oleh
profesional guru Akuntansi di SMK Negeri 1
guru, yaitu kompetensi profesional, kompetensi
Surakarta. Pada perhitungan uji t menunjukkan
pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi
bahwa thitung sebesar 81,166 lebih besar dari ttabel
kepribadian guru.
sebesar 1,9930.
Persepsi
siswa
terhadap
kompetensi
pedagogik
dan
kompetensi
Hasil pengujian tersebut menunjukkan
pedagogik dan kompetensi profesional guru
bahwa
memiliki peranan penting dalam peningkatan
berbeda terhadap kompetensi pedagogik dan
kualitas pembelajaran Akuntansi. Persepsi siswa
kompetensi
yang baik akan meningkatkan motivasi belajar
Meskipun persepsi siswa terhadap kompetensi
dan prestasi belajar siswa, kemudian motivasi
pedagogik dan kompetensi profesional guru
dan prestasi belajar yang baik akan menciptakan
sama-sama berkategori baik, namun bila dilihat
kualitas
Guru
melalui skor total dari kedua kompetensi
Akuntansi dapat menanyakan kepada siswa
tersebut akan menunjukkan perbedaan. Skor
untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa
persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik
terhadap pembelajaran yang telah berlangsung
guru sebesar 227,81 yaitu lebih rendah dari skor
secara berkala.
persepsi siswa terhadap kompetensi profesional
pembelajaran
yang
baik.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian
siswa
memberikan
profesional
penilaian
guru
yang
Akuntansi.
guru sebesar 235,67. Hasil penelitian tersebut
yang dilakukan oleh Ampadu (2012). Ampadu
mencerminkan
(2012)
kompetensi professional guru Akuntansi yang
mengatakan
bahwa
persepsi
yang
bahwa
menurut
siswa,
dimiliki siswa melalui pengalaman belajarnya
erat
dengan guru akan memberikan dampak yang
pelajaran Akuntansi dinilai lebih baik daripada
baik pada peningkatan kualitas pembelajaran di
kemampuan guru Akuntansi dalam mengajar.
dalam kelas. Ampadu (2012) menyatakan bahwa
Berdasarkan hal tersebut, siswa menganggap
pandangan siswa sebenarnya memiliki informasi
bahwa
yang penting untuk guru dan pihak sekolah da-
menguasai materi Akuntansi dengan baik,
lam peningkatan kualitas pembelajaran.
namun belum menemukan model pembelajaran
kaitannya
dengan
sebenarnya
guru
penguasaan
materi
Akuntansi
telah
Akuntansi yang tepat sehingga persepsi siswa
Perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi
terhadap kompetensi pedagogik guru lebih
pedagogik dan kompetensi profesional guru
rendah daripada kompetensi profesionalnya.
Akuntansi.
Perbedaan
hasil
persepsi
tersebut
Hasil uji hipotesis yang telah dijelaskan di
dilatarbelakangi oleh berbagai hal. Faktor dari
atas menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diri siswa berupa kenyamanan dan suasana hati
diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa
akan memengaruhi penilaian siswa terhadap
terdapat perbedaan persepsi siswa terhadap
kompetensi guru Akuntansinya. Selain itu,
Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm. 96-109
faktor eksternal seperti lingkungan dan latar
besar dari ttabel sebesar 1,9930. Perbedaan per-
belakang objek yang dipersepsi juga akan
sepsi tersebut dipengaruhi karena beberapa
memengaruhi informasi yang diterima oleh
faktor, yaitu faktor eksternal yang meliputi ling-
siswa. Hal ini sejalan dengan teori yang
kungan serta latar belakang objek yang diper-
diungkapkan oleh Slameto (2010:105) bahwa
sepsi dan faktor internal yang meliputi perasaan,
perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya
suasana hati, serta informasi mengenai objek
perbedaan-perbedaan
yang dipersepsi kepada siswa.
individual,
perbedaan
dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang
perbedaan dalam motivasi. Faktor eksternal
telah dijabarkan di atas, maka saran yang dapat
berupa lingkungan maupun latar belakang objek
diberikan adalah sebagai berikut: 1) Bagi guru
yang dipersepsi dan faktor internal yang berasal
Akuntansi, guru Akuntansi hendaknya berusaha
dari siswa pun dapat menjadi penyebab dari
terus meningkatkan kualitas proses belajar
perbedaan persepsi yang dimiliki oleh siswa.
mengajar
Akuntansi
dengan
menggunakan
berbagai macam metode pembelajaran dan meSIMPULAN DAN SARAN
dia
pembelajaran.
Guru
Akuntansi
dapat
Berdasarkan hasil dari analisis data,
menggunakan blog guru dan memanfaatkan vid-
pengujian hipotesis, dan pembahasan, maka
eo pembelajaran untuk menyampaikan materi
diperoleh simpulan sebagai berikut: 1) Persepsi
Akuntansi. Selain untuk menyampaikan materi
siswa tentang kompetensi guru Akuntansi SMK
Akuntansi, guru Akuntansi dapat menggunakan
Negeri 1 Surakarta berkategori baik dengan skor
blog guru tersebut sebagai sarana untuk mem-
sebesar 231,74 atau sebesar 78,29%. Berikut
berikan pekerjaan rumah kepada siswa. 2) Bagi
adalah rincian perolehan skor dan kategori ber-
Sekolah, pihak sekolah dapat memberikan fasili-
dasarkan masing-masing kompetensi: a) Persepsi
tas teknologi pembelajaran bagi guru maupun
siswa tentang kompetensi pedagogic guru
siswa. Fasilitas tersebut dapat berupa penyediaan
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta berkategori
jaringan internet yang dapat diakses oleh seluruh
baik dengan skor sebesar 227,81, b) Persepsi
sivitas akademika di sekolah, pemberian pelati-
siswa tentang kompetensi professional guru
han media pembelajaran berbasis teknologi in-
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta berkategori
formasi, dan penggunaan blog untuk guru se-
baik dengan skor sebesar 235,67. 2) Terdapat
bagai salah satu sarana pembelajaran.
perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi
pedagogik dan kompetensi professional guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta. Perbedaan
tersebut dibuktikan dengan hasil uji t yang
menunjukkan bahwa thitung sebesar 81,166 lebih
DAFTAR PUSTAKA
Andani, K. V. (2016). Kompetensi Guru dalam
Penilaian
Pada
Pembelajaran
Akuntansi di SMK Surakarta. Jurnal
TATA ARTA FKIP UNS.
Ampadu, E. (2012). Students’ Perceptions of
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1
Their Teachers’ Teaching of
Mathematics: The Case of Ghana.
International Online Journal of
Educational Sciences, 4 (2), 351358.
Azwar,
S. (2012). Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hastuti, A. D. (2016). Kompetensi Penelitian
Guru: Harapan dan Kenyataan.
Jurnal TATA ARTA FKIP UNS.
Mardiana, A.R., dkk. (2012). Studi tentang
Persepsi Siswa pada Layanan
Bimbingan dan Konseling di SMK
se-Kecamatan
Sukomanunggal
Surabaya. Jurnal BK UNESA , 3 (1),
72-80.
Mulyasa. (2013). Menjadi Guru Profesional:
Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan
Menyenangkan.
Bandung:
Rosdakarya.
Mulyasa. (2013). Uji Kompetensi dan Penilaian
Kinerja
Guru.
Bandung:
Rosdakarya.
Olorunfemi, & Abiola, O. F. (2013). Students’
Perception of Teachers’ Factors in
the Teaching and Learning of
English Language in Nigerian
Secondary Schools. Journal of
Educational and Social Research
MCSER Publishing, 3 (3), 173-179.
Rakhmat, J. (2000). Psikologi Komunikasi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ratnasari, M. & Widayati, A. (2012). Pengaruh
Persepsi
Siswa
tentang
Profesionalisme
Guru
dan
Penggunaan Media Pembelajaran
Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi
Keuangan Siswa Kelas XI Program
Keahlian Akuntansi
SMK Negeri 1 Depok. Kajian Pendidikan
Akuntansi Indonesia, 208-225.
Reilly, P. (2012). Understanding and Teaching
Generation Y. English Teaching
Forum, 1, 2-11.
Republik
Indonesia.
(2008).
Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
Tentang Guru. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Nasional.
Republik Indonesia. (2007). Peraturan Menteri
Pendidikan
Nasional
Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2007
Tentang
Standar
Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
Jakarta: Kementerian Pendidikan
Nasional.
Republik Indonesia. (2005). Undang-Undang
Republik Indonesia Tentang Guru
dan Dosen. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Nasional.
Riddiniyah, I. (2015). Pengaruh Persepsi Siswa
tentang Kompetensi Profesionalisme
Guru terhadap Motivasi Belajar dan
Prestasi Belajar Mata Diklat
Akuntansi.
Universitas
Negeri
Malang.
Slameto. (2012). Belajar dan Faktor-Faktor yang
Memengaruhinya. Jakarta: Rinneka.
Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandung:
Pustaka Setia.
Solopos.com. (2016, 22 Januari). Diklat Guru di
Solo Dijadwalkan Mei, Dikpora
Gandeng MGMP.
Solopos.com. (2016, 2 Februari). Nilai UKG
Kota Solo Terbaik Ketiga di Jawa
Tengah.
Solopos.com. (2016, 5 Februari). Nilai UKG
4.068 Guru di Solo di Bawah 55.
Sudiyono,
A. (2006). Pengantar Statistik
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Walgito, B. (2003). Pengantar Psikologi Umum.
Yogyakarta: ANDI.
Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru A kuntansi
SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April, 2017
PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN 2016
Cahya Hati Ramadhani, Siswandari dan Dini Octoria*
*Pendidikan Akuntansi. FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta. 57149. Indonesia
cahyahati26@gmail.com
ABSTRACT
The objectives of this research are to (1) investigate students’ perception towards Accounting
teachers’ competencies at SMK Negeri 1 Surakarta; and (2) test the differences of students’ perception
towards pedagogy competency and professional competency of Accounting teachers at SMK Negeri 1
Surakarta. This research used the descriptive research method. It was conducted at SMK Negeri 1 Surakarta from February until October 2016. Its population was all of the Accounting students in SMK Negeri
1 Surakarta. The samples of research were determined through purposive sampling technique. The samples were the Accounting students of class XII with total samples 74 students. The data were collected
through questionnaire. The questionnaire were used to measure students’ perception towards pedagogy
competency and professional competency of Accounting teachers. The data were analyzed by using the
descriptive quantitative method, then followed by one sample t test with significance rate at 0,05. The results of research are as follows: (1) students’ perception towards pedagogy competency of Accounting
teachers is good. This is showed by the understandings of the students with score amount 224,63, the implementation of educated and dialogic teaching and learning process with score amount 240,8, the use of
learning technologies with score amount 212,5, and the implementation of learning results evaluation with
score amount 233,33. (2) Students’ perception towards professional competency of Accounting teachers
are good with score amount 235,67. (3) Students’ perception towards pedagogy competency and professional competency of Accounting teachers are good with score amount 231,74. (4) There are differences
between students’ perception towards pedagogy competency and professional competency of Accounting
teachers (tstat 81,166 >tcrit 1,9930).
Keywords: Students’ perception, accounting teachers, teachers’ competencies, SMK
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui persepsi siswa terhadap kompetensi guru Akuntansi di
SMK Negeri 1 Surakarta; dan (2) menguji perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik dan
kompetensi professional guru Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Surakarta dari bulan Februari hingga Oktober 2016. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari seluruh siswa jurusan Akuntansi di SMK Negeri 1
Surakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Sampel yang
terpilih adalah siswa kelas XII Akuntansi dengan jumlah 74 siswa. Teknik pengumpulan data
menggunakan angket. Angket digunakan untuk mengukur persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik
dan kompetensi profesional guru Akuntansi. Analisis data yang digunakan adalah dengan analisis statistik
deskriptif dan dilanjutkan dengan uji t untuk satu sampel dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian
adalah sebagai berikut: (1) persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru Akuntansi adalah baik. Hal
ini ditunjukkan dengan pemahaman terhadap peserta didik dengan skor sebesar 224,63, pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis dengan skor sebesar 240,8, pemanfaatan teknologi pembelajaran
dengan skor sebesar 212,5, dan pelaksanaan evaluasi hasil belajar dengan skor sebesar 233,33. (2) Persepsi
siswa terhadap kompetensi profesional guru Akuntansi adalah baik dengan skor sebesar 235,67. (3)
Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dan kompetensi professional guru Akuntansi adalah baik
dengan skor sebesar 231,74. (4) Terdapat perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional guru Akuntansi (thitung 81,166 > ttabel 1,9930).
Kata Kunci: Per sepsi siswa, gur u Akuntansi, kompetensi guru, SMK
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1
Ketuntasan Minimal (SKM) yang ditetapkan
PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan
aspek
penting
oleh
pemerintah.
Pemerintah
Indonesia
dalam kehidupan. Di era modern saat ini,
menetapkan SKM UKG pada tahun 2015
pendidikan merupakan kebutuhan primer yang
sebesar 55.
harus
terpenuhi
guna
meningkatkan
Terdapat tujuh provinsi di Indonesia yang
kesejahteraan hidup. Pendidikan merupakan
memeroleh rata-rata nilai UKG di atas SKM
interaksi antara pendidik dan siswa yang
yang ditetapkan oleh pemerintah. Salah satunya
mempunyai peranan vital untuk mengubah cara
adalah provinsi Jawa Tengah. Provinsi Jawa
pandang manusia tentang kehidupan yang
Tengah memeroleh rata-rata nilai UKG sebesar
dihadapinya. Kecerdasan suatu bangsa tidak
59,10. Nilai tersebut menempatkan Provinsi
akan berkembang bila tanpa pendidikan.
Jawa Tengah di peringkat ke dua pada perolehan
Terwujudnya pendidikan yang baik dan
rata-rata UKG se-nasional, setelah Daerah
berkualitas tak lepas dari kompetensi yang
Istimewa Yogyakarta yang menempati peringkat
dimiliki oleh guru. Kompetensi guru menjadi
pertama dengan rata-rata nilai UKG sebesar
salah satu faktor penting dalam menciptakan
62,58.
suatu
pendidikan
yang
berkualitas
serta
Di
Provinsi
Jawa
Tengah,
wilayah
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Pada
Surakarta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
sebesar 58,93, di atas standar ketuntasan
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan
minimal yang ditetapkan pemerintah. Perolehan
bahwa
empat
nilai UKG tersebut menempatkan wilayah
kompetensi
Surakarta di peringkat ke tiga se-Provinsi Jawa
pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi
Tengah setelah wilayah Magelang dan wilayah
kepribadian, dan kompetensi sosial.
Salatiga. Di wilayah Surakarta, UKG diikuti
guru
kompetensi
diwajibkan
yang
memiliki
meliputi
Meskipun kompetensi guru menjadi salah
satu
faktor
dalam
rata-rata
nilai
UKG
oleh 9.661 peserta. Dari 9.661 peserta, sebanyak
mewujudkan
5.593 peserta memeroleh nilai lebih dari atau
pendidikan yang baik serta berkualitas, namun
sama dengan 55 dan 4.086 peserta lainnya
hingga kini kompetensi guru masih menjadi
memeroleh nilai UKG di bawah rata-rata
persoalan di Indonesia. Berdasarkan data dari
nasional.
Kementerian
penting
memeroleh
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan,
(Kemendikbud) rata-rata nasional hasil Uji
Pemuda,
Kompetensi Guru (UKG) pada tahun 2014
Surakarta diketahui data peserta UKG dari
adalah 47, sedangkan pada tahun 2015 rata-rata
berbagai jenjang di wilayah Surakarta beserta
nasional hasil UKG mengalami peningkatan
perolehan nilai UKG tertinggi dan terendah ter-
menjadi 53,02. Rata-rata nasional hasil UKG
cantum pada tabel 1:
tersebut
masih
belum
memenuhi
Standar
dan
Olahraga
(Disdikpora)
Kota
Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm. 96-109
Tabel 1. Data peserta dan nilai UKG wilayah
Surakarta
penilaian guru Akuntansi dalam hal pengetahuan
penilaian termasuk pada kategori kurang baik
Nilai
dengan perolehan skor 45,1 (skala 0-100).
Jumlah
Nilai
Peserta
Tertinggi
Pengawas
68
75
h
31
guru
Sekolah
PAUD
193
83,33
20
TK
1190
75
19
(MPPS), menanggapi perolehan nilai UKG
SD
3104
87,5
17,5
SMP
1968
86,67
26,67
SMA
1101
91,67
21,67
SMK
1765
89
14
kompetensi, dan kinerja guru. Menurut Pardoyo,
SLB
272
78
18,75
nilai UKG tidak bisa digunakan untuk menilai
Jenjang
Menanggapi perolehan nilai kompetensi
Terenda
Akuntansi
Masyarakat
tersebut
tersebut,
Peduli
dengan
Pardoyo,
Pendidikan
tanggapan
yang
aktivis
Surakarta
berbeda.
Menurutnya, nilai UKG tersebut tidak dapat
dijadikan alat utama untuk mengukur kualitas,
(Sumber: Data Dinas Pendidikan, Pemuda, dan
kompetensi secara tepat. Pardoyo menambahkan
Olahraga Kota Surakarta (Solopos:
bahwa agar penilaian terhadap kompetensi guru
2016))
menjadi tepat seharusnya penilaian dari siswa
Berdasarkan data perolehan nilai tertinggi
dan orang tua siswa yang diwakilkan oleh
dan nilai terendah UKG di wilayah Surakarta
komite sekolah juga dilibatkan. Bagi Pardoyo,
tersebut, Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga
keterlibatan siswa dinilai penting karena siswa
Kependidikan Disdikpora Surakarta, Sulardi,
yang mengalami interaksi secara langsung
mengatakan bahwa nilai rata-rata UKG pada
dengan guru saat pembelajaran di dalam kelas.
jenjang TK dan SMK di Surakarta menempati
Hal tersebut menjadikan penilaian siswa menjadi
peringkat pertama se-Provinsi Jawa Tengah.
lebih objektif (Solopos: 2016).
Pendapat
Kenyataan tersebut berbeda dari hasil penelitian
Pardoyo
tersebut
didukung
yang dilakukan oleh Hastuti (2016) dan Andani
dengan pernyataan Ampadu (2012:353) dalam
(2016). Menurut Hastuti (2016), kompetensi
penelitiannya. Ampadu (2012:353) menyatakan
guru Akuntansi dalam melakukan penelitian
bahwa pandangan siswa sangat dibutuhkan pada
masih rendah dengan skor 43,93 (skala 0-100).
saat evaluasi kinerja guru, karena siswa adalah
Lebih lanjut lagi, Hastuti (2016) menyatakan
orang
bahwa kompetensi keterampilan guru Akuntansi
merasakan secara langsung pengalaman belajar
dalam penelitian pada pembelajaran Akuntansi
bersama dengan guru mereka.
yang
menyaksikan
langsung
dan
juga masih rendah dengan skor 54,3 (skala 0-
Berdasarkan pernyataan Pardoyo (2016)
100). Selain itu, Andani (2016) juga melakukan
dan Ampadu (2012) tersebut maka dilakukan
penelitian terkait kompetensi guru Akuntansi di
observasi awal pada beberapa siswa SMK di be-
Surakarta. Menurut Andani (2016) kompetensi
berapa SMK Negeri di Surakarta. Berdasarkan
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1
hasil observasi awal tersebut, beberapa siswa
dividu terhadap objek, kemudian disimpulkan
menyatakan bahwa motivasi untuk mengikuti
agar dapat menafsirkan pesan. Persepsi yang di-
pembelajaran Akuntansi berkurang dikarenakan
maksud dalam penelitian ini adalah persepsi
pada saat pembelajaran siswa merasa terlalu
siswa yang tentang kompetensi guru Akuntansi
banyak mencatat dan mendengarkan penjelasan
melalui pengalaman-pengalaman belajar siswa
materi dari guru secara terus menerus. Beberapa
selama di kelas. Pengalaman belajar tersebut di-
siswa mengatakan bahwa hal tersebut membuat
amati dan dirasakan oleh siswa melalui panca
mereka merasa bosan. Kemudian beberapa siswa
indranya kemudian siswa akan menarik kes-
menyatakan bahwa mereka lebih menyukai pem-
impulan mengenai pengalaman belajarnya di
belajaran Akuntansi dengan menggunakan me-
dalam kelas.
dia pembelajaran yan lebih variatif. Beberapa
Persepsi siswa diperlukan karena berguna
siswa tersebut menyampaikan bahwa mereka
sebagai salah satu cara untuk mengevaluasi
lebih menyukai penggunaan video pembelajaran
guru. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Am-
Akuntansi
pemahaman
padu (2012:353) yang mengatakan bahwa per-
mereka tentang beberapa materi pelajaran
sepsi atau pandangan siswa dibutuhkan untuk
Akuntansi.
mengevaluasi kinerja guru, karena siswa adalah
untuk
memudahkan
Selain itu, berdasarkan informasi yang
saksi yang menyaksikan dan merasakan lang-
teah dihimpun diketahui bahwa beberapa siswa
sung apa yang terjadi selama proses pembelaja-
mengeluhkan tentang ketidaksesuaian antara ma-
ran berlangsung di kelas. Hasil penilaian kinerja
teri Perpajakan dengan peraturan pajak terbaru.
guru menjadi tidak reliabel dan tidak dapat
Penting
untuk disadari bahwa Akuntansi
diketahui keefektifannya jika tidak memasukkan
merupakan mata pelajaran dinamis yang selalu
pandangan-pandangan atau persepsi siswa ten-
bergerak
tang kondisi pembelajaran yang dilaksanakan
mengikuti
perkembangan
zaman.
Ketidaksesuaian penggunaan aturan pajak pada
dengan guru yang bersangkutan.
materi perpajakan akan berakibat pada kemam-
Persepsi yang dimiliki oleh setiap individu
puan dan pengetahuan siswa ketika sudah lulus
pasti berbeda. Berbagai macam faktor dapat me-
dan memasuki dunia kerja.
mengaruhi persepsi yang dimiliki oleh individu.
Tujuan
yang
hendak
dicapai
dalam
Slameto (2010:105) menjelaskan bahwa perbe-
penelitian ini adalah 1) mengetahui persepsi
daan persepsi dapat ditelusuri pada adanya
siswa tentang kompetensi guru Akuntansi di
perbedaan-perbedaan individual, perbedaan da-
SMK Negeri 1 Surakarta, dan 2) menguji perbe-
lam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau
daan persepsi siswa terhadap kompetensi guru
perbedaan dalam motivasi. Walgito (2003:54)
Akuntansi di SMK Negeri 1 Surakarta.
kemudian menjelaskan bahwa ada beberapa
Persepsi adalah aspek penting dalam
faktor yang memengaruhi persepsi, yaitu faktor
komunikasi yang diperoleh dari pengalaman in-
internal dan faktor eksternal. Faktor internal
Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm. 96-109
yang me-mengaruhi persepsi meliputi pengala-
tensi standar profesi seorang guru yang men-
man, perasaan, kemampuan berpikir, kerangka
cakup penguasaan materi, pemahaman peserta
acuan, dan motivasi. Faktor eksternal yang dapat
didik,
memengaruhi persepsi dapat berasal dari ling-
ngembangan pribadi dan profesionalisme.
kungan yang melatarbelakangi objek yang akan
dipersepsi.
dan
yang
mendidik,
pe-
Pemerintah Indonesia sendiri merumuskan
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
Persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik
pembelajaran
kompetensi
profesional
Indonesia. Kompetensi yang wajib dimiliki oleh
guru
guru telah tercantum pada Undang-Undang Re-
Akuntansinya pun dapat berbeda- beda antar satu
publik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
siswa dengan siswa yang lain. Perbedaan per-
Guru dan Dosen yang mencakup kompetensi
sepsi tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai
kepribadian, kompetensi profesional, kompeten-
faktor yang berasal dari dalam diri siswa mau-
si pedagogik, dan kompetensi sosial. Kompeten-
pun dari lingkungan sekitar siswa maupun guru
si tersebut dijadikan landasan dalam rangka
Akuntansinya.
mengembangkan
Sobur (2003) menyebutkan ada tiga proses
sistem
pendidikan
tenaga
kependidikan.
yang harus dilalui individu saat pembentukan
Pada penelitian ini persepsi siswa dibatasi
persepsi. Tiga proses tersebut yaitu : 1) Seleksi,
pada kompetensi pedagogik dan kompetensi
yaitu proses penyaringan oleh indra terhadap
profesional
rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya
didasarkan pada penilaian UKG yang hanya
dapat banyak atau sedikit. 2) Interpretasi, yaitu
meliputi penilaian terhadap kompetensi peda-
proses pengorganisasian informasi sehinggan
gogik dan kompetensi profesional guru.
guru
Akuntansi.
Hal
tersebut
informasi yang bersangkutan memiliki arti bagi
Guru Akuntansi sebagai salah satu unsur
seseorang. Interpretasi ini dipengaruhi oleh be-
guru di Indonesia pun wajib memiliki empat
berapa faktor, seperti pengalaman masa lalu, sis-
kompetensi yang tercantum dalam UU RI No-
tem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan
mor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ter-
kecerdasan. 3) Interpretasi dan persepsi kemudi-
sebut. Kompetensi guru Akuntansi atau guru
an dijelaskan dalam bentuk tingkah laku sebagai
mata pelajaran telah diatur dalam Peraturan
reaksi. Jadi, proses persepsi adalah melakukan
Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru.
seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap
Kompetensi guru Akuntansi adalah sebagai beri-
informasi yang sampai.
kut:
Menurut Mulyasa (2013:26) kompetensi
1.
Kompetensi pedagogik guru Akuntansi
guru merupakan perpaduan antara kemampuan
meliputi a) pemahaman wawasan atau lan-
personal, keilmuan, teknologi, spiritual, dan so-
dasan kependidikan, yaitu pemahaman
sial yang secara bersamaan membentuk kompe-
guru Akuntansi terhadapp dunia pendidi-
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1
kan dan profesi guru yang sedang dil-
uasi yang akan dinilai, penentuan prosedur
aksanakannya. b) Pemahaman terhadap
penilaian
peserta didik, yaitu pemahaman guru
menganalisa hasil evaluasi belaar tersebut
Akuntansi pada potensi siswa, penge-
untuk meningkatkan kualitas pembelaja-
tahuan awal siswa, dan kesulitan belajar
ran. h) Pengembangan peserta didik untuk
yang dialami oleh siswa. c) Pengembangan
mengaktualisasikan berbagai potensi yang
kurikulum dan silabus, yaitu pemahaman
dimiliki, yaitu pemberian fasilitas oleh
guru Akuntansi terhadap penentuan tujuan
guru
pembelajaran, pengalaman belajar yang
mengembangkan kompetensi yang dimili-
hendak dicapai, materi pembelajaran yang
kinya.
sesuai dengan tujuan dan pengalaman
2.
dan
Akuntansi
instrumen,
kepada
siswa
hingga
untuk
Kompetensi profesional guru Akun-tansi,
belajar yang hendak dicapai, dan pengem-
meliputi: a) Materi pengajaran secara luas
bangan indikator serta instrumen penilaian.
dan mendalam sesuai dengan standar isi
d) Rancangan pembelajaran, yaitu meliputi
program satuan pendidikan, mata pelaja-
kemampuan guru dalam penerapan teori
ran, dan/atau kelompok mata pelajaran
belajar dan pembelajaran, menentukan
yang akan diampu, yaitu pemahaman guru
strategi pembelajaran berdasarkan karak-
Akuntansi terhadap standar kompetensi,
teristik siswa, menentukan kompetensi
kompetensi dasar, dan tujuan dari mata
siswa yang ingin dicapai dan materi ajar,
pelajaran yang diampu oleh guru Akuntan-
serta menyusun rancangan pembelajaran
si yang bersangkutan. Lebih lanjut, dalam
berdasarkan strategi yang dipilih. e)
standar tersebut disebutkan bahwa pada
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
ranah materi guru Akuntansi diharapkan
dan dialogis, yaitu kemampuan guru
untuk memahami materi, konsep, dan pola
Akuntansi dalam menyelanggarakan pem-
pikir keilmuan mata pelajaran Akuntansi,
belajaran yang sesuai dengan kondisi
kemudian dapat membedakan pendekatan-
siswa dan melakukan komunikasi yang
pendekatan Akuntansi terkini, dan mampu
efektif dengan siswa. f) Pemanfaatan
menunjukkan manfaat pelajaran Akuntansi
teknologi pembelajaran, yaitu kemampuan
kepada siswa. b) Konsep dan metode
guru dalam menggunakan teknologi infor-
disiplin keilmuan, teknologi, atau seni
masi dan komunikasi dalam pelaksanaan
yang relevan, yang secara konseptual
pembelajaran yang diampu. g) Evaluasi
menaungi atau koheren dengan program
hasil belajar, yaitu kemampuan guru
satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/
Akuntansi dalam merencakana pelaksa-
atau kelompok mata pelajaran yang akan
naan evaluasi pembelajaran, prinsip eval-
diampu, yaitu guru Akuntansi diharapkan
uasi pembelajaran, penentuan aspek eval-
dapat memahami materi ajar yang sesuai
Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm. 96-109
dengan kurikulum sekolah, memahami
siswa.
struktur konsep dan metode yang menaun-
digunakan pada penelitian ini adalah purposive
gi atau koheren dengan materi ajar, me-
sampling. Kriteria pengambilan sampel pada
mahami hubungan konsep antar mata pela-
penelitian ini adalah siswa jurusan Akuntansi
jaran yang terkait, dan menerapkan konsep
yang telah menempuh pembelajaran Akuntansi
-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-
minimal dua semester.
hari.
Teknik
Teknik
pengambilan
pengumpulan
sampel
data
yang
dilakukan
dengan angket dan dokumentasi. Angket terse-
but digunakan untuk mengukur persepsi siswa
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Su-
terhadap kompetensi pedagogik dan kompetensi
rakarta yang beralamat di Jalan Sungai Kapuas
profesional guru Akuntansinya. Angket yang
nomor 28 Surakarta. Penelitian dilaksanakan pa-
digunakan dalam penelitian ini adalah angket
da bulan Februari 2016 hingga bulan Oktober
berstruktur dengan jawaban tertutup, sehingga
2016.
responden akan lebih
ini
mudah memberikan
Metode yang digunakan dalam penelitian
penilaian atas persepsinya sesuai dengan pern-
adalah
metode
penelitian
deskriptif
yataan di dalam angket. Angket pada penelitian
Penelitian
deskriptif
kuantitatif
ini menggunakan skala likert dengan empat pili-
merupakan penelitian yang bertujuan untuk
han jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju
memberikan gambaran suatu fenomena atau ke-
(S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
jadiaan saat ini. Jenis penelitian yang dipilih
(STS). Dokumentasi di-gunakan untuk mengum-
adalah penelitian deskriptif. Azwar (2012:6)
pulkan data nama siswa jurusan Akuntansi di
menerangkan
SMK Negeri 1 Surakarta yang merupakan
kuantitatif.
bahwa
penelitian
deskriptif
melakukan analisis hanya sampai pada taraf
subjek dalam penelitian ini.
deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan
Uji validitas dan uji reliabilitas pada
fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mu-
penelitian ini dibantu dengan software SPSS
dah untuk disimpulkan dan dipahami. Variabel
(Statistis Package for Social Sciences) Versi 23
dalam penelitian ini adalah persepsi siswa ten-
for Windows. Uji Validitas menggunakan validi-
tang kompetensi pedagogik dan kompetensi
tas konstruk. Dasar untuk menentukan validitas
profesional guru Akuntansi.
instrumen adalah dengan cara membandingkan
Populasi penelitian ini adalah semua siswa
rhitung dengan rtabel, dengan ketentuan rhitung ≥ rtabel
jurusan Akuntansi di SMK Negeri 1 Surakarta
dengan taraf signifikansi 5% (0,05). Dasar untuk
dengan jumlah sebanyak 284 siswa. Sampel da-
menentukan reliabilitas instrumen adalah jika
lam penelitian ini adalah siswa kelas XII Jurusan
hasil pengolahan data dari SPSS menunjukkan
Akuntansi dengan jumlah siswa sebanyak 74
nilai Croanbach’s A lpha > 0,7.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1
Teknik Analisis data pada penelitian dil-
Indikator
akukan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan memperhitungkan rata-rata skor,
jumlah skor, dan standar deviasi. Hasil perhitungan tersebut dikriteriakan sesuai tabel 2, berikut:
Tabel
2.
Kriteria
Rumus rentang skor
x > Mi + 1,5 Sdi
Mi < x ≤ Mi + 1,5 Sdi
Mi – 1,5 Sdi < x ≤ Mi
x ≤ Mi – 1,5 Sdi
penilaian
skor
Kriteria
Sangat efektif
Efektif
Kurang efektif
Tidak efektif
(Sumber: Sudiyono, 2006: 175)
Setelah analisis deskriptif selesai dilakukan, lalu dilanjutkan dengan uji prasyarat
analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Kemudian dilanjutkan dengan Uji t
untuk menguji perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional guru Akuntansi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan sebagai
berikut:
Data persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru Akuntansi
Data persepsi siswa terhadap kompetensi
guru Akuntansi berdasarkan indikator pada kom-
Pemahaman
Rata-
Kriteria
Pernyataa
rata
n
224,63
Skor
3,04
Baik
240,8
3,25
Baik
212,5
2,87
Baik
233,33
2,87
Baik
terhadap
peserta didik
Pelaksanaan
pembelajaran
yang mendidik
dan dialogis
Pemanfaatan
teknologi
pembelajaran
Evaluasi hasil
belajar
(Sumber: Data utama yang diolah)
Tabel perolehan skor di atas menunjukkan bahwa perolehan skor tertinggi pada indikator pelaksanaan pembelajaran yang mendidik.
Indikator pemanfaatan teknologi pembelajaran
mendapatkan skor terendah.
Data persepsi siswa terhadap kompetensi
profesional guru Akuntansi
Data persepsi siswa terhadap kompetensi
profesional guru Akuntansi berdasarkan indikator
pada
kompetensi
profesional
guru
Akuntansi, seperti yang terlihat pada tabel 4
berikut:
Tabel 4. Data persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru Akuntansi (data utama)
Kompetensi
petensi pedagogik guru Akuntansi, seperti yang
terlihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3. Data persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru Akuntansi (data
utama)
Skor
Skor
Rat
Kri
Pernyata
a-
teri
an
rata
a
Sko
Kompetensi
235,67
r
3,18
Baik
profesional
(Sumber: Data utama yang diolah)
Sebelum melakukan uji t, perlu dilakukan
Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm. 96-109
uji prasyarat untuk melihat apakah data sudah
Indikator
terdistribusi normal dan data telah homogen. Pa-
terhadap peserta didik dengan skor 224,63; (2)
da penelitian ini hasil uji normalitas menunjuk-
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan
kan nilai 0,53 yang menunjukkan bahwa data
dialogis dengan skor 240,8; (3) pemanfaatan
telah berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas
teknologi pembelajaran dengan skor 212,5; dan
pada penelitian ini menunjukkan nilai 0,343
(4) evaluasi hasil belajar dengan skor 233,33.
yang menunjukkan bahwa data telah homogen.
Uji
hipotesis
pada
penelitian
ini
tersebut
yaitu:
(1)
pemahaman
Di antara semua indikator kompetensi
pedagogik
guru
Akuntansi,
indikator
menggunakan uji t, untuk melihat menguji
pemanfaatan teknologi pembelajaran memiliki
perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi
skor terendah. Indikator ini membahas mengenai
profesional dan kompetensi pedagogik guru
kemampuan guru dalam menggunakan dan
Akuntansi. Hasil pengujian Uji t dengan SPSS
menguasai teknologi
diketahui bahwa nilai ttabel adalah sebesar
teknologi
81,166. Kriteria pengujian pada uji hipotesis ini
keberhasilan pembelajaran Akuntansi. Perolehan
adalah sebagai berikut:
skor yang rendah pada indikator tersebut
Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka Ho diterima
dan Ha ditolak.
pembelajaran berbasis
informasi
untuk
menunjang
mencerminkan bahwa menurut siswa guru
Akuntansi belum memaksimalkan penggunaan
Jika –ttabel ≤ thitung > ttabel maka Ho ditolak
dan Ha diterima.
teknologi dalam pembelajaran Akuntansi.
Siswa, yang kini sering disebut sebagai
Dari kriteria pengujian tersebut dapat
generasi
Z,
terlahir
di
tengah
pesatnya
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi
perkembangan teknologi informasi. Hal tersebut
siswa terhadap kompetensi pedagogik dan kom-
menyebabkan generasi ini menjadi generasi
petensi profesional guru Akuntansi, karena thitung
yang kesehariannya tidak pernah lepas dari
sebesar 81,166 lebih besar dari sebesar ttabel
penggunaan teknologi informasi. Reilly (2012)
1,9930.
dalam penelitiannya menyebut generasi ini
dengan
sebutan
tech
savvy
(penggemar
Pembahasan
teknologi) yang menganggap bahwa teknologi
Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik
adalah bagian integral dalam kehidupan mereka.
guru Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta
Karakter tersebut juga memengaruhi cara belajar
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
generasi ini.
persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik
Reilly
(2012)
menyebutkan
bahwa
guru Akuntansi berkategori baik dengan skor
generasi ini memiliki kecenderungan sebagai
sebesar 227,81. Pada kompetensi pedagogik ini
visual
terdapat empat indikator yang dinilai oleh siswa.
penggemar teknologi dan visual learner tersebut
learner.
Kecenderungan
sebagai
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1
menyebabkan generasi ini tidak sesuai dengan
mengajar. Persepsi siswa terhadap kompetensi
metode dan model pembelajaran tradisional.
pedagogik guru Akuntansi dapat memengaruhi
Reilly (2012) menyatakan bahwa guru yang
prestasi belajar siswa. Pada dasarnya, jika guru
hanya mengikuti buku teks cenderung dianggap
Akuntansi
dapat
sebagai “old hat” oleh siswa dari generasi ini.
Akuntansi
dengan
Berdasarkan
sebaiknya
pembelajaran yang tepat kepada siswa, maka
menyediakan pembelajaran yang sesuai dengan
prestasi siswa maupun kualitas pembelajaran di
karakteristik siswa saat ini. Rendahnya persepsi
dalam kelas akan tercapai dengan baik. Hal
siswa
tersebut
hal
terhadap
teknologi
tersebut,
guru
kemampuan
pembelajaran
pemanfaatan
berbasis
teknologi
sejalan
menyampaikan
metode
dengan
materi
dan
model
penelitian
yang
dilakukan oleh Olorunfemi dan Abiola (2013)
informasi guru Akuntansi ini sejalan dengan
yang
fakta yang diungkapkan oleh Reilly (2012),
pembelajaran di dalam kelas tergantung pada
bahwa siswa yang kini disebut generasi Z lebih
kualitas mengajar seorang guru.
mengemukakan
bahwa
kesuksesan
nyaman belajar dengan memanfaatkan teknologi
Pada penelitian tersebut, Olorunfemi dan
informasi daripada harus mengikuti cara lama
Abiola (2013) meneliti mengenai persepsi siswa
yang menjadikan guru sebagai pusat perhatian di
terhadap faktor-faktor guru dalam mengajar dan
dalam kelas.
pengetahuan
Reilly (2012) memberikan contoh sebagai
Bahasa
Inggris
di
Nigeria.
Penelitian ini lebih lanjut mengemukakan bahwa
solusi untuk generasi Z yang lebih menyukai
terdapat
pembelajaran dengan model visual berbasis
metode mengajar guru dengan prestasi belajar
media informasi dan teknologi. Reilly (2012)
bahasa Inggris siswa. Kunci untuk mewujudkan
mengatakan bahwa sebagian guru di Meksiko
tujuan pendidikan di dalam kelas adalah dengan
menggunakan
kegiatan
pemilihan metode yang tepat oleh guru. Metode
pembelajaran di kelas maupun dalam pemberian
pembelajaran yang dipilih oleh guru dapat men-
pekerjaan rumah untuk siswa. Reilly (2012)
jadi peningkat kualitas pembelajaran di dalam
menjelaskan bahwa siswa dari generasi Z lebih
kelas, atau dapat menjadi penghalang untuk
suka mencari informasi terbaru melalui website
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
internet
dalam
hubungan
yang
signifikan
antara
dan video, bukan dengan mencarinya dalam
Persepsi siswa tentang kompetensi profesional
buku-buku pengantar.
Meski indikator pemanfaatan teknologi
pembelajaran
mendapatkan
skor
guru Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta
Persepsi
terendah,
siswa
terhadap
kompetensi
siswa
profesional guru Akuntansi termasuk pada
terhadap kompetensi pedagogik guru Akuntansi
kriteria baik dengan skor sebesar 235,67. Skor
berkategori baik. Kompetensi pedagogik guru
tersebut mencerminkan bahwa menurut siswa,
erat kaitannya dengan kemampuan guru dalam
guru
namun
secara
keseluruhan
persepsi
Akuntansi
telah
menguasai
materi
Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm. 96-109
Akuntansi
relevan
dan
informasi-informasi
dengan
mata
pelajaran
yang
Akuntansi
rendah maka prestasi belajar siswa akan rendah
juga.
dengan baik. Selain itu, siswa menilai bahwa
guru Akuntansi tidak hanya menggunakan satu
Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik
sumber belajar saja dan selalu memberikan
dan kompetensi profesional guru Akuntansi
informasi terbaru yang berhubungan dengan
SMK Negeri 1 Surakarta
perkembangan ilmu Akuntansi.
Guru
Akuntansi
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
dengan
kompetensi
bahwa
secara
keseluruhan
persepsi
siswa
profesional yang baik akan memberikan manfaat
terhadap kompetensi pedagogik dan kompetensi
yang baik untuk siswanya. Guru Akuntansi yang
profesional guru menunjukkan skor sebesar
telah
memahami
matang
tidak
materi
akan
Akuntansi
secara
231,74. Skor tersebut menunjukkan bahwa
kebingungan
dalam
persepsi
siswa
terhadap
kompetensi
guru
menjelaskan materi Akuntansi yang selama ini
Akuntansi yang meliputi kompetensi pedagogik
dinilai sebagai mata pelajaran yang sulit. Hal
dan kompetensi profesional guru Akuntansi
tersebut
siswa
termasuk dalam kategori baik. Pada dasarnya,
memahami penjelasan yang diberikan oleh guru.
cara mengajar yang dirasa tepat oleh siswa dan
Pemahaman yang baik tersebut akan membantu
penguasaan
siswa untuk memiliki prestasi belajar yang baik.
pemahaman siswa akan berdampak positif pada
Hasil
juga
akan
penelitian
memudahkan
ini
sejalan
dengan
materi
yang
memudahkan
motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.
penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari dan
Hal tersebut sejalan dengan penelitian
Widayati (2012). Pada penelitiannya, Ratnasari
yang
dan Widayati membahas mengenai persepsi
Riddiniyah (2014) menyebutkan bahwa persepsi
siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar
siswa terhadap kompetensi guru memberikan
dan menguasai materi pembelajaran terhadap
pengaruh yang signifikan terhadap motivasi
prestasi belajar Akuntansi Keuangan. Ratnasari
belajar yang dimiliki oleh siswa. Artinya, jika
dan Widayati (2012) mengungkapkan bahwa ada
persepsi siswa terhadap kompetensi guru se-
pengaruh positif dan signifikan antara persepsi
makin baik maka akan semakin baik pula
siswa terhadap kompetensi profesional guru
motivasi belajar siswa. Selain itu, Riddiniyah
terhadap prestasi belajar Akuntansi Keuangan.
(2014) juga mengatakan bahwa persepsi siswa
Artinya, semakin baik persepsi siswa pada
terhadap kompetensi guru memiliki pengaruh
kemampuan profesional guru Akuntansi maka
yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
akan
belajar
Artinya, semakin baik persepsi siswa terhadap
Akuntansinya. Sebaliknya, jika persepsi siswa
kompetensi guru, maka prestasi belajarnya akan
terhadap kompetensi profesional guru Akuntansi
semakin baik pula. Kompetensi guru yang di-
semakin
baik
pula
prestasi
dilakukan
oleh
Riddiniyah
(2014).
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1
maksud dalam penelitian Riddiniyah (2014) ada-
kompetensi
lah empat kom-petensi yang wajib dimiliki oleh
profesional guru Akuntansi di SMK Negeri 1
guru, yaitu kompetensi profesional, kompetensi
Surakarta. Pada perhitungan uji t menunjukkan
pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi
bahwa thitung sebesar 81,166 lebih besar dari ttabel
kepribadian guru.
sebesar 1,9930.
Persepsi
siswa
terhadap
kompetensi
pedagogik
dan
kompetensi
Hasil pengujian tersebut menunjukkan
pedagogik dan kompetensi profesional guru
bahwa
memiliki peranan penting dalam peningkatan
berbeda terhadap kompetensi pedagogik dan
kualitas pembelajaran Akuntansi. Persepsi siswa
kompetensi
yang baik akan meningkatkan motivasi belajar
Meskipun persepsi siswa terhadap kompetensi
dan prestasi belajar siswa, kemudian motivasi
pedagogik dan kompetensi profesional guru
dan prestasi belajar yang baik akan menciptakan
sama-sama berkategori baik, namun bila dilihat
kualitas
Guru
melalui skor total dari kedua kompetensi
Akuntansi dapat menanyakan kepada siswa
tersebut akan menunjukkan perbedaan. Skor
untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa
persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik
terhadap pembelajaran yang telah berlangsung
guru sebesar 227,81 yaitu lebih rendah dari skor
secara berkala.
persepsi siswa terhadap kompetensi profesional
pembelajaran
yang
baik.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian
siswa
memberikan
profesional
penilaian
guru
yang
Akuntansi.
guru sebesar 235,67. Hasil penelitian tersebut
yang dilakukan oleh Ampadu (2012). Ampadu
mencerminkan
(2012)
kompetensi professional guru Akuntansi yang
mengatakan
bahwa
persepsi
yang
bahwa
menurut
siswa,
dimiliki siswa melalui pengalaman belajarnya
erat
dengan guru akan memberikan dampak yang
pelajaran Akuntansi dinilai lebih baik daripada
baik pada peningkatan kualitas pembelajaran di
kemampuan guru Akuntansi dalam mengajar.
dalam kelas. Ampadu (2012) menyatakan bahwa
Berdasarkan hal tersebut, siswa menganggap
pandangan siswa sebenarnya memiliki informasi
bahwa
yang penting untuk guru dan pihak sekolah da-
menguasai materi Akuntansi dengan baik,
lam peningkatan kualitas pembelajaran.
namun belum menemukan model pembelajaran
kaitannya
dengan
sebenarnya
guru
penguasaan
materi
Akuntansi
telah
Akuntansi yang tepat sehingga persepsi siswa
Perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi
terhadap kompetensi pedagogik guru lebih
pedagogik dan kompetensi profesional guru
rendah daripada kompetensi profesionalnya.
Akuntansi.
Perbedaan
hasil
persepsi
tersebut
Hasil uji hipotesis yang telah dijelaskan di
dilatarbelakangi oleh berbagai hal. Faktor dari
atas menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diri siswa berupa kenyamanan dan suasana hati
diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa
akan memengaruhi penilaian siswa terhadap
terdapat perbedaan persepsi siswa terhadap
kompetensi guru Akuntansinya. Selain itu,
Cahya Hati Ramadhani, Siswandari, dan Dini Octoria. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun 2016 . April 2017.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1, hlm. 96-109
faktor eksternal seperti lingkungan dan latar
besar dari ttabel sebesar 1,9930. Perbedaan per-
belakang objek yang dipersepsi juga akan
sepsi tersebut dipengaruhi karena beberapa
memengaruhi informasi yang diterima oleh
faktor, yaitu faktor eksternal yang meliputi ling-
siswa. Hal ini sejalan dengan teori yang
kungan serta latar belakang objek yang diper-
diungkapkan oleh Slameto (2010:105) bahwa
sepsi dan faktor internal yang meliputi perasaan,
perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya
suasana hati, serta informasi mengenai objek
perbedaan-perbedaan
yang dipersepsi kepada siswa.
individual,
perbedaan
dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang
perbedaan dalam motivasi. Faktor eksternal
telah dijabarkan di atas, maka saran yang dapat
berupa lingkungan maupun latar belakang objek
diberikan adalah sebagai berikut: 1) Bagi guru
yang dipersepsi dan faktor internal yang berasal
Akuntansi, guru Akuntansi hendaknya berusaha
dari siswa pun dapat menjadi penyebab dari
terus meningkatkan kualitas proses belajar
perbedaan persepsi yang dimiliki oleh siswa.
mengajar
Akuntansi
dengan
menggunakan
berbagai macam metode pembelajaran dan meSIMPULAN DAN SARAN
dia
pembelajaran.
Guru
Akuntansi
dapat
Berdasarkan hasil dari analisis data,
menggunakan blog guru dan memanfaatkan vid-
pengujian hipotesis, dan pembahasan, maka
eo pembelajaran untuk menyampaikan materi
diperoleh simpulan sebagai berikut: 1) Persepsi
Akuntansi. Selain untuk menyampaikan materi
siswa tentang kompetensi guru Akuntansi SMK
Akuntansi, guru Akuntansi dapat menggunakan
Negeri 1 Surakarta berkategori baik dengan skor
blog guru tersebut sebagai sarana untuk mem-
sebesar 231,74 atau sebesar 78,29%. Berikut
berikan pekerjaan rumah kepada siswa. 2) Bagi
adalah rincian perolehan skor dan kategori ber-
Sekolah, pihak sekolah dapat memberikan fasili-
dasarkan masing-masing kompetensi: a) Persepsi
tas teknologi pembelajaran bagi guru maupun
siswa tentang kompetensi pedagogic guru
siswa. Fasilitas tersebut dapat berupa penyediaan
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta berkategori
jaringan internet yang dapat diakses oleh seluruh
baik dengan skor sebesar 227,81, b) Persepsi
sivitas akademika di sekolah, pemberian pelati-
siswa tentang kompetensi professional guru
han media pembelajaran berbasis teknologi in-
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta berkategori
formasi, dan penggunaan blog untuk guru se-
baik dengan skor sebesar 235,67. 2) Terdapat
bagai salah satu sarana pembelajaran.
perbedaan persepsi siswa terhadap kompetensi
pedagogik dan kompetensi professional guru
Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta. Perbedaan
tersebut dibuktikan dengan hasil uji t yang
menunjukkan bahwa thitung sebesar 81,166 lebih
DAFTAR PUSTAKA
Andani, K. V. (2016). Kompetensi Guru dalam
Penilaian
Pada
Pembelajaran
Akuntansi di SMK Surakarta. Jurnal
TATA ARTA FKIP UNS.
Ampadu, E. (2012). Students’ Perceptions of
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 1
Their Teachers’ Teaching of
Mathematics: The Case of Ghana.
International Online Journal of
Educational Sciences, 4 (2), 351358.
Azwar,
S. (2012). Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hastuti, A. D. (2016). Kompetensi Penelitian
Guru: Harapan dan Kenyataan.
Jurnal TATA ARTA FKIP UNS.
Mardiana, A.R., dkk. (2012). Studi tentang
Persepsi Siswa pada Layanan
Bimbingan dan Konseling di SMK
se-Kecamatan
Sukomanunggal
Surabaya. Jurnal BK UNESA , 3 (1),
72-80.
Mulyasa. (2013). Menjadi Guru Profesional:
Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan
Menyenangkan.
Bandung:
Rosdakarya.
Mulyasa. (2013). Uji Kompetensi dan Penilaian
Kinerja
Guru.
Bandung:
Rosdakarya.
Olorunfemi, & Abiola, O. F. (2013). Students’
Perception of Teachers’ Factors in
the Teaching and Learning of
English Language in Nigerian
Secondary Schools. Journal of
Educational and Social Research
MCSER Publishing, 3 (3), 173-179.
Rakhmat, J. (2000). Psikologi Komunikasi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ratnasari, M. & Widayati, A. (2012). Pengaruh
Persepsi
Siswa
tentang
Profesionalisme
Guru
dan
Penggunaan Media Pembelajaran
Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi
Keuangan Siswa Kelas XI Program
Keahlian Akuntansi
SMK Negeri 1 Depok. Kajian Pendidikan
Akuntansi Indonesia, 208-225.
Reilly, P. (2012). Understanding and Teaching
Generation Y. English Teaching
Forum, 1, 2-11.
Republik
Indonesia.
(2008).
Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
Tentang Guru. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Nasional.
Republik Indonesia. (2007). Peraturan Menteri
Pendidikan
Nasional
Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2007
Tentang
Standar
Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
Jakarta: Kementerian Pendidikan
Nasional.
Republik Indonesia. (2005). Undang-Undang
Republik Indonesia Tentang Guru
dan Dosen. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Nasional.
Riddiniyah, I. (2015). Pengaruh Persepsi Siswa
tentang Kompetensi Profesionalisme
Guru terhadap Motivasi Belajar dan
Prestasi Belajar Mata Diklat
Akuntansi.
Universitas
Negeri
Malang.
Slameto. (2012). Belajar dan Faktor-Faktor yang
Memengaruhinya. Jakarta: Rinneka.
Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandung:
Pustaka Setia.
Solopos.com. (2016, 22 Januari). Diklat Guru di
Solo Dijadwalkan Mei, Dikpora
Gandeng MGMP.
Solopos.com. (2016, 2 Februari). Nilai UKG
Kota Solo Terbaik Ketiga di Jawa
Tengah.
Solopos.com. (2016, 5 Februari). Nilai UKG
4.068 Guru di Solo di Bawah 55.
Sudiyono,
A. (2006). Pengantar Statistik
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Walgito, B. (2003). Pengantar Psikologi Umum.
Yogyakarta: ANDI.