BUDIDAYA JAMBU JAMAIKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nama jambu air jamaika mungkin terdengar asing disebagian orang, namun namanya
jambu merah dan jambu bol tidak asing lagi. Jambu jamaika, jambu bol dan jambu
merah memang itu-itu saja, namun banyak yang menamainnya berbeda-beda. Buah
ini memiliki ciri kulit buahnya berwarna merah muda saat belum matang dan
berubah semakin hitam apabila semakin tua. Daging buahnya lebih tebal dari jambu
air kebanyakan dan tekstur buahnya lebih halus. Tanaman jambu jamaika dari
hasil vegetatif bisa berbuah saat berumur 9-13 bulan dan dari hasil generatif bisa
bebuah saat berumur 2-3 tahun. Jambu jamaika memang asli buah lokal, namun
kelebihannya membuat harganya mahal dipasaran.

BAB II
PEMBAHASAN
PROFIL JAMBU JAMAIKA
Jambu Jamaika memiliki tajuk dan daun sama dengan jambu air yang lain. Dahannya
cenderung memanjang, lentur, dan menjulur ke segala arah. Daun berwarna hijau tua, dan
berukuran besar. Kulit buah berwarna merah muda saat belum matang dan berubah semakin
hitam apabila semakin tua. Daging buahnya lebih tebal dari jambu air kebanyakan dan tekstur
buahnya lebih halus. Jambu Jamaika vegetatif bisa berbuah saat berumur 9-13 bulan dan

jambu Jamaika generatif bisa bebuah saat berumur 2-3 tahun
BUDIDAYA JAMBU JAMAIKA
Prasyarat perkembangan dari tanaman buah jambu bol Jamaika yaitu seperti ini :
1) Cermati iklim di mana kamu ingin menanam jambu bol Jamaika dengan cara komersil
sebagai usaha UKM untuk petani buah besar. Tanaman buah jambu bol Jamaika bisa
tumbuh dengan sehat jika ditanam pada daerah yang memiliki curah hujan sekitaran
500 – 3000 mm/th..
2) Dalam saat – saat pertumbuhannya, tanaman buah jambu bol Jamaika memerlukan
intensitas sinar matahari sebesar 40 – 80%.
3) Cermati temperatur yang yang baik untuk perkembangan tanaman jambu bol
Jamaika yaitu kisaran 18 – 28 derajat celcius.
4) Jagalah kelembapan hawa pada 50 – 80%.
5) Cermati tempat tanam dari tempat yang ingin kamu garap, lahan yang pas yaitu
lahan yang subur, gembur, serta banyak terkandung bahan – bahan organik. Keadaan
lahan inseptisol begitu bagus, sementara itu lahan yang kurang sangat subur seperti
ultisol serta oksisol atau berbentuk podsolik merah kuning masihlah bagus untuk
budidaya buah jambu bol Jamaika sesudah di beri pupuk serta kapur. Lahan dengan
tingkat keasaman (pH) pada 5, 5 – 7, 5 yaitu begitu pas untuk pertumbuhannya.
6) Jagalah ketinggian tempat. Tanaman jambu bol Jamaika sebaiknya memiliki kekuatan
penyesuaian yang besar di lingkungan tropis dari dataran rendah hingga tinggi yang

meraih ketinggian sekitaran 1200 m dari permukaan laut.

Prasyarat pembibitan sebagai langkah pertama pengembangan perkebunan tanaman buah
jambu bol Jamaika yaitu seperti ini :
1). Kriteria benih. Biji wajib datang dari varietas unggul, berusia banyak dari 15 th., produktif
serta produksi seimbang. Biji datang dari buah masak di pohon, besarnya normal serta
mulus. Biji dikering anginkan sepanjang 1 – 3 hari pada tempat – tempat teduh, di mana biji
– biji yang penuhi prasyarat yaitu memiliki ukuran rata-rata besar, seragam serta tak cacat.
2). Pembuatan persemaian. Persemaian bisa dapat dengan cara didalam bedengan atau
polybag.
Persemaian dengan bedengan. Olah lahan sedalam 30 – 40 cm dengan cangkul, lalu
keringanginkan sepanjang 15 – 30 hari. Buat bedengan selebar 100 – 120 cm, panjang sesuai
sama tempat dengan jarak antar bedengan sekitaran 60 cm. Campur 2 kg/m2 pupuk
kandang dengan lahan bedengan. Bikin sungkup bedengan berupa 1/2 lingkaran dengan
tinggi pusat lingkaran minimum 50 cm. naungi sungkup dengan plastik bening.
Persemaian dengan polybag. Lubangi basic polybag dengan diameter sekitaran 10 – 15 cm.
Isilah polybag dengan media berbentuk kombinasi lahan serta pupuk kandang dengan
perbandinga masing masing sebesar 2 : 1, lalu polybag taruh didalam sungkup.
3). Tehnik penyemaian dengan biji. Bedengan, siram lahan bedengan terlebih dulu, buat
lubang semai pada jarak sekitaran 15 x 10 cm. Semai biji di lubang sedalam 3 – 5 cm serta

tutup dengan lahan tidak tebal lantas siram kembali. Polybag, siram media didalam polybag.
Semaikan satu biji sedalam 3 – 5 cm, lantas tutup dengan lahan serta siram seperlunya.
4). Perawatan, pembibitan atau penyemaian. Proses penyiraman dapat dengan cara
sejumlah 1 – 2 kali satu hari, terlebih bila tengah musim panas panjang. Penyiangan dapat
dengan cara sesuai sama perkembangan gulma. Proses pemupukan tiap-tiap 3 bln. dengan
urea, SP – 36 serta KCI (2 : 1 : 1) sejumlah 50 – 100 g/m2 atau 4 gr/polybag. Penyemprotan
pestisida dengan konsentrasi 30 – 50% dari dosis rekomendasi. Buka sungkup bila cuaca
cerah dengan cara berangsur – angsur supaya tanaman dapat menyesuaikan dengan

lingkungan kebun.
5). Perpindahan bibit. Sesudah berumur 6 bln., dapat dengan cara perpindahan bibit
dari bedengan ke polybag. Geser tanam ke lapangan ingin dapat dengan cara sesudah bibit
berusia 10 – 12 bln. di persemaian. Untuk bibit tipe enten (grafting),
jenis sambungan yang terbagus yaitu sambungan celah. Batang bawah datang dari bibit hasil
memperbanyak dengan biji yang sudah berusia 10 – 12 bln., sementara itu pucuk datang
dari pohon induk unggul. Sesudah disambung, bibit dipelihara sepanjang 2 – 3 bln.. Bibit
cangkok
cabang yang ingin dicangkok ada pada tanaman yang unggul serta produktif. Cabang yang
wajib diambil tidaklah sangat berumur tua/muda, berwarna hijau keabu – abuan/kecoklat –
coklatan dengan diameter sekurang-kurangnya 1. 5 cm. Sesudah berumur 2 – 2, 5 bln. (telah

berakar), bibit selekasnya dipotong serta ditanam di polybag dengan media kombinasi
lahan : pupuk kandang 1 : 1. Bibit dipelihara 1 bln..

mengenai tehnik penanaman buah jambu bol Jamaika :
1). Pembuatan lubang tanam Lubang tanam di buat dengan teknik menggali tempat memiliki
ukuran sekitaran 30 x 30 x 30 cm.
2). Cermati teknik penanaman. Bibit ditanam di pertama musim hujan terkecuali bila
kandungan air jumlahnya berlimpah. Setelah itu taburkan insektisida 100 gr furadan 3 G
serta 100 – 150 gr kombinasi urea, SP – 36 serta KCI (2 : 1 : 1) kedalam lubang tanam. Siram
media polybag, sobek polybag dengan hati – hati, mengeluarkan bibit bersama tanahnya
serta tanamkan di lubang. Siram seperlunya. Tumpuk dengan lahan hingga pangkal batang
serta padatkan lahan di sekitaran batang. Gunakan tiang penyangga di segi kiri/kanan serta
ikat tanaman ke tiang penyangga.
Langkah paling akhir yaitu tahu mengenai perawatan tanaman seperti ini :
1). Proses penyulaman. Dapat dengan cara sebelumnya tanaman berusia 1 bln.. Bibit yg

tidak tumbuh ingin ditukar dengan bibit baru yang ditanam pada lubang tanam yang sama.
2). Perempalan/pemotongan. Hal semacam ini memiliki tujuan untuk membuat pohon serta
sekaligus
tingkatkan produktifitas. Pemotongan I yaitu seperti ini tanaman sudah berusia kurang dari 1

th.. Memotong ujung batang hingga pada ketinggian 70 – 100 cm dari lahan. Sesudah
cabang primer terbentuk, pastikan dua atau tiga cabang primer terbagus serta dilewatkan
tumbuh hingga 50 cm. Pemotongan II yaitu dengan memotong ujung batang cabang primer
yang telah memiliki ukuran panjang sekitaran 50 cm. Cabang primer dipotong hingga 30 cm
dari pangkalnya. Sesudah cabang sekunder terbentuk, pastikan 3 cabang sekunder terbagus.
Pemotongan III yaitu dengan teknik memotong cabang sekunder hingga 30 – 50 cm dari
pangkalnya. Sesudah cabang tersier terbentuk, peliharalah 3 cabang tersier itu lalu
pemotongan dihentikan.
3). Lakukan proses pemupukan. Tipe pupuk serta dosis (gr/pohon/th.) yang dipakai yaitu
seperti ini : usia tanaman sekitaran 1 th. memaka tipe pupuk urea 200, SP – 36 100, KCI 100
serta frekwensi proses pemupukan sekitaran empat kali. Usia tanaman 2 th. : menggunakan
urea sekitaran 200, SP – 36 100, KCI 100 dengan frekwensi proses pemupukan sejumlah tiga
kali.
Usia tanaman sekitaran 5 th. menggunakan pupuk urea sekitaran 400, SP – 36 200, KCI 200
serta frekwensi proses pemupukan sejumlah tiga kali. Usia tanaman 6 th., urea 200, SP – 36
400, KCI sejumlah 200 dengan frekwensi proses pemupukan sejumlah tiga kali. Usia tanaman
7 th., urea 250, SP – 36 500, KCI 250 serta frekwensi proses pemupukan sejumlah tiga kali.
Usia tanaman 8 th., berilah pupuk urea 250, SP – 36 500, KCI 250, dengan frekwensi proses
pemupukan sekitaran tiga kali. Usia tanaman 9 th., urea 250, SP – 36 500, KCI 250 dengan
frekwensi proses pemupukan sejumlah tiga kali, usia tanaman 10 th., urea 250, SP – 36 500,

KCI 250 dengan frekwensi proses pemupukan sejumlah tiga kali, serta usia tanaman banyak
dari 10 th., menggunakan urea 250, SP – 36 500, KCI 250 dengan frekwensi proses
pemupukan sejumlah tiga kali.
4). Pengairan serta proses penyiraman. Saat tanaman masihlah muda, tanaman wajib diairi 1

– 2 kali satu hari. Bila telah sesuai besar serta perakarannya dalam dan kuat, tanaman
disirami sejumlah 10 – 2 kali satu bulan. Pemberian air dapat dengan cara dengan teknik
disiram di sekitar/sekitaran judul. Pemulsaan. Mulsa jerami kering dihamparkan sesudah
tanam di sekitar judul tanaman meraih ketebalam 3 – 5 cm.
5). Lakukan pembungkusan buah. Buah dibungkus 7 – 10 hari sebelumnya panen untuk
menghindar serangan lalat buah sekalian melindungi serta memperoleh warna kulit buah
tetaplah bagus. Pembungkusan buah wajib memakai ijuk yang membungkus rangkaian buah
dalam satu tangkai. Ijuk diikat di ke-2 ujung rangkaian buah.
Langkah paling akhir yaitu persiapan pasca panen. Petani ingin lakukan pengumpulan. Buah
hasil panen dihimpun lantas dimasukkan kedalam keranjang plastik serta disimpan sesaat di
ruang yang berhawa sejuk. Setelah itu yaitu lakukan penyortiran serta penggolongan.
Pisahkanlah buah cacat dari yang bagus serta klasifikasikan buah berdasar pada ukurannya.
Buah dicuci bersih dengan air mengalir lalu tiriskan di rack pengeringan. Setelah itu kemas
dalam kotak kardus/keranjang plastik serta disusun rapi supaya tak beralih tempat sepanjang
pengangkutan. Terlebih dulu, buah disimpan dalam cold storage bila tak segera diangkut ke

pasar.
PERAWATAN
Cara Perawatan :
Penyiraman: cara merawat tanaman ini sama dengan merawat tanaman pada umumnya, yaitu
disiram dengan air setiap 2 kali sehari, pagi hari dan sore hari, bila terlihat kondisi kering,
bila kondisi tanah tanaman masih terlihat basah, maka cukup satu kali penyiraman saja.
Pemangkasan: Pemangkasan dilakukan terhadap tanaman dengan tujuan sebagai berikut:
membentuk tajuk yang ideal, sehingga tanaman Jambu Jamaika bisa tumbuh dengan baik dan
rimbun.
Pemupukan dan Penyayatan: tanaman Jambu Jamaika tidak berbuah bisa jadi karena tidak
subur atau kekurangan unsur-unsur makro yang dibutuhkan seperti nitrogen, fosfor,kalium.
Pemupukan dengan kadar P dan K yang tinggi (sebaiknya pupuk dilarutkan dalam air dan

lalu disiramkan). Pemberian hormon perangsang bunga juga bisa dilakukan. Satu lagi yang
tak kalah penting, buat sayatan terhadap kulit batang selebar kira-kira 1/2 – 1 cm pada
pangkal batang secara melingkar. Sayatan dilakukan pada pangkal batang kira-kira 5 – 10 cm
dari dasar tanah.
Pengeringan atau stres air atau cara membuahkan: kekurangan air akan memicu tanaman
berbunga. Caranya tunggu sampai tanaman jambu jamaika tidak memiliki pupus daun muda.
Kemudian tanaman jambu jamaika tidak disiram selama 2-3 hari. Setelah terlihat layu,

tanaman disiram air sebanyak-banyaknya. Jika bunga tidak muncul juga, pengeringan bisa
dilakukan lagi atau menggunakan pupuk perangsang buah yang banyak beredar di pasaran.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jambu jamaika adalah jenis jambu air yang mempunyai daging buah lebih tebal
dengan tekstur lebih halus jika di bandingkan dengan jambur air lain nya. Jambu air yang
sering di sebut dengan Jambu Bol ini Warnanya merah merona menarik orang untuk
menyantapnya. Soal rasa? tidak diragukan lagi, jambu ini memiliki rasa yang manis dan
berair apalagi jika warna merahnya semakin gelap berasa semakin manis lagi. Tanaman
jambu jamaika mudah beradaptasi di berbagai tempat baik dari dataran rendah
sampai dataran tinggi yang mencapai ketinggian 1.200 m dpl.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.warungbibit.com/2016/04/resep-membuahkan-jambu-jamaika-unggul.html
http://tipspetani.blogspot.co.id/2014/09/cara-menanam-jambu-jamaika.html
http://www.taniorganik.com/cara-menanam-jambu-air-jamaika-di-lahan-perkebunan/


Dokumen yang terkait

IDENTIFIKASI LAHAN POTENSIAL UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA ANGGUR (Vitis sp.) DI PROBOLINGGO-JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS)

1 33 2

PENYUSUNAN REKOMENDASI PENDUGAAN PEMUPUKAN BUDIDAYA TANAMAN PADI (Oryza sativa. L) DI KECAMATAN WASILEI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SITE SPECIFIC FARMING (SSF)

1 29 2

PENGARUH KONSENTRASI BROMELIN PADA PROSES DEPROTEINASI TERHADAP KUALITAS CHITINCHITOSAN CANGKANG UDANG WINDU (Penaeus monodon) SERTA APLIKASINYA SEBAGAI BAHAN PENJERNIH SARI BUAH JAMBU BIJI

0 54 1

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BUDIDAYA TAMBAK BANDENG DI UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK

5 62 17

PERBANDINGAN BUDIDAYA "AIR LIUR" SARANG BURUNG WALET ANTARA TEKNIK MODERN DAN TEKNIK KONVENSIONAL (Studi Pada Sarang Burung Burung Walet di Daerah Sidayu Kabupaten Gresik)

6 108 9

HUBUNGAN ANTARA KEIKUTSERTAAN DALAM PELATIHAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA MASYARAKAT DI DESA PANDEAN KECAMATAN DONGKO KABUPATEN TRENGGALEK

0 31 108

ANALISIS PENDAPATAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI PULAU PAHAWANG KECAMATAN PUNDUH PIDADA KABUPATEN PESAWARAN

8 53 63

PEMODELAN MATEMATIKA PADA STUDI KASUS ANALISIS LABA BUDIDAYA IKAN LELE

11 62 27

PENGARUH DUA MACAM PUPUK DAUN DAN DOSIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF JAMBU BIJI MERAH ( Psidium Guajava L ) Kultivar CITAYAM

0 16 40

PENGEMBANGAN MODUL PRODUKSI PAKAN IKAN BUATAN BERBASIS e-book KELAS X BUDIDAYA PERIKANAN SMK LAMPUNG

0 27 119