Hubungan Antara Kesulitan Makan Dengan Gangguan Tidur Pada Anak Bawah Lima Tahun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Kesulitan makandan gangguan tidur merupakan kondisi yang umum
ditemukan pada anak usia muda yang sehat.1 Kesulitan makan pada anak
memiliki gambaran yang beragam.2 Prevalensi kesulitan makan pada anak
diberbagai penelitian menunjukkan angka yang bervariasi. Pada anak yang
secara fisik normal, 50% sampai 60% orangtua melaporkan kesulitan makan
pada anak , dimana 25% sampai 35% mempunyai karakteristik yang spesifik
seperti menolak dan memilih-milih makanan.3 Pada bayi dan anak yang lebih
muda dilaporkan prevalensi kesulitan makan sekitar 25%.2
Kesulitan makan merupakan istilah diagnostik yang resmi digunakan
pada sistem diagnostik menurut International Statistical Classification of
Diseases Revisi ke- 10 (ICD-10).4,5Sedangkan gangguan perilaku makan,
menurutDiagnostic and Satistical Manual of Mental Disorders, edisi ke- empat
(DSM-IV TR), yangkemudian disempurnakan oleh Chatoor, dibagi menjadi 6
sub tipe yaitu: kesulitan makan pada tingkat regulasi, feeding disorder of
reciprocity, anoreksia infantil, penolakan makan karena sensoris, kesulitan
makan paska trauma dan kesulitan makan yang berkaitan dengan kondisi
medis.6-8


18

Kesulitan makan pada anak menjadi sumber kekhawatiran bagi
orangtua dan jika berkelanjutan dapat menyebabkan kehilangan berat badan,
kegagalan peningkatan berat badan serta keterlambatan perkembangan dan
gangguan kognitif pada anak.9 Kesulitan makan pada anak juga dapat
menimbulkan gangguan emosional, kegagalan interaksi antara orangtua dan
anak serta stigma penolakan makanan yang bersifat kronik.3
Tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan praktek pemberian
makan yang buruk10dan praktek pemberian makan yang buruk merupakan
salah satu faktor risiko timbulnya kesulitan makan pada anak.11 Penelitian
oleh Murashima mendapatkan

pada kelompok sosial ekonomi dan

pendidikan yang rendah, orangtua kurang peduli terhadap status nutrisi
anak.12
Gangguan tidurjuga merupakan masalah yang umum ditemukan pada
bayi dan anak.Perilaku insomnia pada anak merupakan gangguan tidur yang

paling sering dijumpai dengan angka prevalensi berkisar antara 20% sampai
30%.13Umumnya terjadi pada anak yang berusia kurang dari 5 tahun dengan
manifestasi klinis sulit tidur,

sering terbangunatau keduanya.14Interaksi

antara karakteristik orangtua dengan anak berperan terhadap timbulnya
gangguan tidur.15
Sulit tidur dan sering terbangun saat malam memberikan efek yang
negatif terhadap fungsi dan perilakuanak serta seluruh anggota keluarga.Hal

19

tersebut dapat menimbulkan iritabilitas, luapan emosi yang tidak terkontrol,
gangguan emosional danmasalah perilaku pada anak. Gangguan tidurpada
anakjuga dapat memperpendek waktu tidur orangtua yangpada akhirnya
akan menimbulkan rasa mengantuk dan suasana hati yang negatif serta
penurunan pada fungsi sehari-hari orangtua.14Tingginya angka prevalensi
gangguan tidur dan implikasinya yang negatif terhadap anak dan orangtua
membuat penapisan menjadi hal yang penting dilakukan oleh orangtuadan

atau profesional lain untuk menilai gangguan tidur pada anak.1
Hubungan antara kesulitan makan dan gangguan tidur baru diteliti
pertama kali oleh Tauman dan kawan-kawan.Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kesulitan
makan dengan gangguan tidur.Proporsi gangguan tidur pada anak dengan
kesulitan makan dijumpai sebesar37%, sedangkan pada anak yang tidak
mengalami kesulitan makan, proporsi gangguan tidur adalahsebesar 16%.1
Belum ada penelitian yang dilakukan untuk menilai hubungan antara
kesulitan makan dengan gangguan tidur pada anak di Indonesia. Sehingga
hal ini menjadi latar belakang bagi peneliti untuk mencariapakah terdapat
hubungan antara kesulitan makan dengan gangguan tidur pada anak bawah
lima tahun (balita).

1.2 Rumusan Masalah

20

Apakah

terdapat


hubungan

antara

kesulitan

makan

dengan

gangguantidur pada anak balita?
1.3 Hipotesis
Terdapat hubungan antarakesulitan makan dengan gangguantidur pada
anak balita

1.4 Tujuan penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Menilai hubungan antara kesulitan makan dengan gangguan tidur
pada anak balita.

1.4.2.Tujuan Khusus
1. Menilai hubungan antara kesulitan makan dengan gangguan tidur
pada anak balita berdasarkankelompok umur
2. Menilai hubungan antara kesulitan makan dengan tingkat
pendidikan ibu

1.5 Manfaat penelitian
1.

Di

bidang

akademik/

ilmiah:

memberikan

informasi


mengenai

hubungan antara kesulitan makan dengan gangguan tidur pada anak
balita dan hubungan antara kesulitan makan dengan tingkat
pendidikan ibu.

21

2.

Di bidang pengembangan penelitian: memberikan kontribusi ilmiah
mengenai hubungan antara kesulitan makan dengan gangguan tidur
pada anak balitadan hubungan antara kesulitan makan dengan tingkat
pendidikan ibu.

3. Di bidang pelayanan masyarakat: hasil penelitian diharapkan dapat
memberi kontribusi pada masyarakat bahwa pada anak balita dengan
kesulitan makan perlu dinilai apakah juga terdapat gangguan tidur
sehingga kedua masalah tersebut dapat diatasi secara komprehensif

dalam upaya

peningkatan kesehatan masyarakat

khususnya

kesehatan anakbalita

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

22