Hubungan Antara Kesulitan Makan Dengan Gangguan Tidur Pada Anak Bawah Lima Tahun

2.1Kesulitan Makan
Faktor biologis, psikologis, dan lingkungan terlibat dalam pengaturan
asupan makanan, dan setiap gangguan pada faktor tersebut dapat
mengganggu proses makan yang normal.16Hormon peptida ghrelin, leptin,
dan adiponektin diketahui terlibat dalam proses pengaturan makan, rasa
lapar, dan
disintesis

kenyang pada manusia dan hewan.Ghrelin, yang terutama
oleh

merangsang

lambung,

selera

merupakan

makan,


hormon

meningkatkan

meningkatkan sekresi asam lambung.

yang

motilitas

berfungsi
lambung,

Hormon leptin yang

untuk
dan

disintesis di


jaringan lemak berfungsi untuk menekan selera makan. Hormon adiponektin
yang juga disintesis di jaringan lemak merupakan hormon yang berfungsi
untuk menurunkan resistensi insulin dan menurunkan konsentrasi glukosa
darah.16,17 Kadar leptin dijumpai menurun pada remaja dengan anoreksia
nervosa.18Penelitian lain menunjukkan kadar adiponektin meningkat pada
anak dengan kesulitan makan.16
Kesulitan

makan

didefinisikan

sebagaikegagalan

untuk

mempertahankan asupan nutrisi dalam jumlah yang cukup, yang dapat
mengakibatkan kekurangan nutrisi dan pertumbuhan yang buruk pada anak;
atau stres pada orangtua dan anak saat proses makan berlangsung.19Definisi
kesulitan makan yang paling umum adalah ketidakmampuan atau penolakan


23

untuk makan dalam jumlah yang cukup.20Kesulitan dalam pemberian makan
pada anakdapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak,

menimbulkan ketegangan fisik dan emosi pada orangtua.21,22
Penolakan makanan, makan dalam jumlah sedikit, perilaku memilihmilih makanan, kegagalan dalam meningkatkan tekstur makanan, waktu
makan yang berlebihan, jadwal makan yang tidak sesuai, pertumbuhan yang
tidak optimal,merupakan gambaran yang umum ditemukan pada anak
dengan

kesulitan

makan.3,21,22Dasar

kriteria


kesulitan

makan

adalahkegagalan untuk makan dalam jumlah yang cukup,yang berhubungan
dengan kehilangan berat badan atau kegagalan penambahan berat badan
selama minimal satu bulan;yang tidak berhubungan secara langsung dengan
kondisi medis atau gangguan mental yang lain; serta onset dibawah usia 6
tahun (ICD-10).4,5
The Montreal Children’s Hospital Feeding Scale (MCH-Feeding Scale)
yang disusun oleh Ramsay dan kawan-kawan merupakan kuesioner yang
didesain untuk mengidentifikasi kesulitan makan pada anak usia 6 bulan
sampai 6 tahun. Terdiri dari 14 pertanyaan, MCH-Feeding Scalemerupakan
kuesioner yang valid dan dan dapat dipercayasebagai alat penapisan untuk
mendeteksi kesulitan makan pada anak secara cepat.23

2.1.1 Faktor risiko kesulitan makan

24


Lingkungan, keluarga dan internal telah dikenali sebagai faktor risiko
penyebab timbulnya kesulitan makan pada anak. Lingkungan makan yang
tidak sesuai, suasana makan yang kacaudapat meningkatkan risikokesulitan
makan pada anak. Perceraian orangtua, konflik dalam keluarga, masalah
perilaku makan pada orangtua,kesulitan makan pada ibu sebelum, selama
dan sesudah masa kehamilan,gangguan

kedekatan antara ibu dan

anak,serta depresi dan kecemasan pada ibu juga dapat meningkatkan risiko
terjadinya kesulitan makan pada anak.11,24,25
Faktor internal yang mempengaruhikesulitan makan pada anak adalah
temperamen anak yang sulit dan kecemasan pada anak, yang dapat
menghalangi

interaksi

anak

dengan


orangtua

yang

pada

akhirnya

mempengaruhi kualitas dan kuantitas pemberianmakan. Pemaksaan atau
peraturan yang terlalu ketat pada proses pemberian makan juga dapat
menjadi penyebab dasarkesulitan makan pada anak.11
Faktor risiko yang dihubungkan dengan kesulitan makan yang berat
dan kronis adalah berat badan lahir rendah, keterlambatan perkembangan,
serta riwayat muntah yang sering dan berkepanjangan.26
2.2 Gangguan Tidur
Gangguan tidur didefinisikan sebagai sekelompok gejala yang ditandai oleh
adanya gangguan pada kualitas dan kuantitas tidur, gangguan pada jam tidur
atau gangguan pada perilaku dan kondisi fisiologis yang berkaitan dengan


25

tidur.27The International Classification of Sleep Disorders(ICSD) membagi
gangguan tidur kedalam 4 kategori utama yaitu: disomnia, parasomnia,
gangguan tidur yang berhubungan dengan gangguan psikiatri dan gangguan
tidur yang berkaitan dengan masalah medis.15Pada anak usia muda, istilah
insomnia digunakan untuk menggantikan disomnia.28
Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling banyak ditemukan
pada anak dan remaja.29Definisi insomnia pada anak adalah gangguandalam
inisiasi, durasi, konsolidasi atau kualitas

tidur sesuai dengan usia

anak.13Secara praktis, manifestasi klinis paling sering pada anak dengan
insomnia adalah menolak tidur, lambat dalam memulai tidur atau bangun
pada malam hari dalam jangka waktu yang lama, yang membutuhkan
intervensi orangtua agar anak dapat tidur kembali.14,30Gambaran yang paling
sering dijumpai pada anak adalah masalah dengan waktu tidur dan bangun
pada malam hari.11,31
The International Classification of Sleep Disorders- 2 mendefinisikan 3

sub tipeinsomnia pada masa kanak-kanak berdasarkan etiologi masalah
dengan waktu tidur atau bangun malam, yaitu tipe sleep onsetassociation
(SOA type), tipe limit-settingdan tipe kombinasi. Terbangun malam yang
berulang dan lama merupakan gambaran yang khas dari tipe SOA.14,31Tipe
SOA paling sering timbul pada usia 6bulan sampai 3 tahun.31Sedangkan
gambaran anak pada tipe limit-setting adalah menolak tidur atau menunda

26

tidur dengan mengulangi berbagai permintaan.14,31Tipe limit-setting terjadi
paling sering pada usia dibawah tiga tahun, pra sekolah, dan usia
sekolah.31Meskipun onset tidur mungkin terlambat, yang pada akhirnya
menyebabkan jumlah waktu tidur berkurang, ketika anak dengan tipe limitsetting tertidur, mereka mempunyai kualitas tidur yang normal.14Pada
perilaku insomnia tipe kombinasi, biasanya bermanifestasi sebagai masalah
pada waktu tidur dan terbangun malam hari.14.31
Kriteria diagnostik insomnia pada masa kanak-kanak menurut ICSD2 adalah:14
A. Simtom kriteria insomnia pada anak berdasarkan laporan orang tua
atau pengasuh.
B. Anak menunjukkan pola yang konsisten baik dengan tipe SOA atau
tipe limit-settingseperti yang dijelaskan dibawah ini:

i. Tipe SOA,meliputi salah satu dari berikut ini :
-

Tidur merupakan proses yang lama dan membutuhkan kondisi
khusus.

-

Onset tidur menjadi sangat bermasalah.

-

Bila kondisi yang sesuai tidak ada, onset tidur secara signifikan
menjadi tertunda.

-

Bangun tengah malam membutuhkan intervensi agar anak
dapat kembali tidur.


27

ii. Tipe limit -setting, meliputi salah satu dari berikut:
-

Anak sulit untuk memulai atau mempertahankan tidur.

-

Anak menunda tidur pada waktunya atau menolak kembali tidur
setelah terbangun pada malam hari.

-

Pengasuh memperlihatkan tidak cukupnya batas pengaturan
untuk membentuk perilaku tiduryang tepat pada anak.

C. Gangguan tidur tidak dapat dijelaskan dengan lebih baik oleh
gangguan tidur yang lain, gangguan medis atau neurologis, gangguan
mental atau penggunaan obat-obatan.

The Tayside children’s sleep questionnaire(TCSQ) yang disusun oleh
McGreavy dan kawan-kawan merupakan kuesioner yang dikembangkan
untuk menilaimasalah tidur pada anak usia 1 sampai 5 tahun.TCSQ dapat
digunakan sebagai pilihan kuesioner yang valid, dapat dipercaya dan mudah
digunakan untuk tujuan penelitian atau sebagai alat

penapisan pada

pelayanan kesehatan dasar. Kuesioner TCSQ merupakan sistem skoring
yang terdiri dari 10variabel. Dimana nilai total ≥8 dinyatakan memiliki
gangguan tidur. Sepuluh variabeldalam TCSQ

yaitu:1) Waktu yang

dibutuhkan agar anak tidur; 2)Anak menolakatau menunda-nundawaktu tidur;
3)Anak harus ditemani agar dapat tidur;4) Anak tidak tertidur ditempat
tidurnya sendiri; 5) Anak bangun lebih atau sama dengan 2 kali pada malam
hari; 6) Setelah terbangun, anak sulit untuk tidur kembali; 7) Anak harus tidur

28

bersama

orangtua

agar

dapat

tidur;8) Jika

anak

terbangun,

anak

menggunakan sesuatu (seperti boneka) dan membutuhkan orangtua untuk
menidurkan kembali bila barang tersebut tidak ada ; 9) Anak membutuhkan
minum saat terbangun malam hari; 10) Apakah orangtua

merasa

anakmengalami kesulitan tidur.32

2.3. Hubungan Antara Kesulitan Makan dengan Gangguan Tidur
Gangguan

tidur

dipengaruhi

oleh

faktor

biologis

dan

faktor

lingkungan.Konsep tidurserta regulasi bangun dan tidur pada anak masih
dikembangkan.28Penyebab gangguan tidur pada anak usia muda masih
menjadi pertanyaan.33 Lebih dari 30 variabel telah diidentifikasi sebagai faktor
yang berhubungan dengan gangguan tidur, namun hanya beberapa
kecenderungan yang timbulsecara berulang.34
Penelitian yang dilakukan oleh Richman mendapatkan bangun
berulang pada malam harilebih sering terjadi pada anak dengan temperamen
yang sulit, irritabilitas pada usia 1 sampai 12 minggu, riwayat perinatal yang
buruk, tidur bersama

orangtua, menggunakan susu botol di malam hari,

mempunyai saudara dengan gangguan tidur, memiliki ibu dengan masalah
psikiatri dan stres pada keluarga.33

29

Penelitian oleh

Van Tassel mendapatkan pada tahun kedua

kehidupan, faktor yang berhubungan dengan gangguan tidur adalah
temperamen anak yang sulit,tidur bersama orangtua, pemberiansusu botol
dimalam hari, status sosial ekonomi yang rendah, kesulitan tidur pada
orangtua, depresi pada ibu dan ketegangan psikis

pada keluarga.

Sedangkan pada tahun pertama gangguan tidur lebih sering dihubungkan
dengan jenis kelamin laki-laki, temperamen anak yang sulit, tidur bersama
orangtua dan ibu yang bekerja diluar rumah.34
Penelitian oleh Lozzof mendapatkan, faktor yang berhubungan dengan
gangguan tidur adalah: kecelakaan atau sakit pada anggota keluarga, ibu
yang bekerja diluar rumah, depresi pada ibu, tidur bersama orangtua dan ibu
yang mempunyai sikap yang tidak tegas terhadap anak.35
Penelitian oleh Ottaviano juga mendapatkan bahwa tidur bersama
dengan orangtua berhubungan dengan prevalensi gangguan tidur yang lebih
tinggi, terutama pada anak diatas 4 tahun.36
Penelitian oleh Touchette mendapatkan, faktor yang berhubungan
dengan waktu tidur kurang dari 6 jam pada anak usia 17 bulan adalah:
perilaku orangtua menemani anak sampai tertidur, pemberian air susu ibu
(ASI) atau susu botol setelah anak terbangun, dan tidur bersama dengan
orangtua dengan resiko relatif (RR) masing- masing sebesar 4,6; 3,8 dan 1,6.
Sedangkan pada usia 29 bulan faktor yang ditemukan berhubungan dengan

30

gangguan tidur adalah perilaku orangtua menemani anak sampai tertidur dan
pemberian ASI atau susu botol setelah anak terbangun dengan RR masingmasing sebesar 2,1 dan 1,9.37
Penelitian oleh Tauman mendapatkan bahwa gangguan tidur lebih
umum didapatkan pada anak dengan kesulitan makan dan kesulitan makan
meningkatkan risiko anak mengalami gangguan tidur. Penjelasan yang
mungkin untuk hal tersebut adalah: 1) karena pola perilaku anak seperti
temperamen yang sulitdan perilaku orangtua seperti sikap yang tidak tegas,
berperan penting dalam perkembangan masalah makan dan gangguan tidur,
maka memungkinkan kedua masalah tersebut terjadi bersama-sama ; 2)
menjadi hal yang mungkin bahwa

kesulitan makan memicu timbulnya

gangguan tidur. Ketika orangtua memiliki interaksi yang buruk dengan anak
pada saat makan malam, sebagai konsekuensinya dapat terbentuk hubungan
yangburuk

saat tidur; 3) karena anak dengan kesulitan makan biasanya

hanya makan sedikit sepanjang hari, anak sering terbangun karena lapar
atau haus; 4) karena tidur dan makan merupakan proses fisiologis yang
diregulasi oleh otak, maka kemungkinan berinteraksi satu sama lain.1

2.4 Kerangka Konsep

KESULITAN MAKAN

31