Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Biro Rektor Universitas Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Landasan Teori

2.1.1

Sistem Informasi Akuntansi
Krismiaji (2010), menjelaskan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah

sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang
bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis. Sistem
Informasi Akuntansi merupakan jenis sistem yang relatif tertutup, karena sistem ini
mengolah input menjadi output dengan memanfaatkan pengendalian intern untuk
membatasi dampak lingkungan. Dikarenakan setiap perusahaan atau instansi
mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda, maka tiap perusahaan atau instansi
juga akan menggunakan sistem informasi akuntansi yang berbeda pula. Sistem
Informasi Akuntansi yang digunakan suatu perusahaan maupun instansi tergantung
dari skala usaha dan kegiatannya. Semakin besar skala usaha suatu usaha maka
semakin banyak jenis dan semakin kompleks proses bisnis yang terdapat di

dalamnya. Sistem Informasi Akuntansi yang digunakan bisa berupa sistem akuntansi
secara manual, maupun secara terkomputerisasi.
Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi
nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.
SIA terdiri dari 3 subsistem:


Sistem pemrosesan transaksi mendukung proses operasi bisnis harian.

5
Universitas Sumatera Utara



Sistem buku besar/pelaporan keuangan



Sistem penutupan dan pembalikan. Merupakan pembalikan dan penutupan
dari laporan yang dibuat dengan jurnal pembalik dan jurnal penutup

menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas,
pengembalian pajak.
Suatu sistem yang baik sangat dibutuhkan bagi suatu perusahaan atau instansi

dalam menjalankan operasi usahanya, dimana sistem tersebut harus disesuaikan
dengan keadaan dan kondisi perusahaan. Keberadaan sistem tersebut dapat membantu
tugas-tugas unit organisasi yang terkait. Sistem perusahaan akan menggunakan sistem
yang paling sesuai dengan aktivitas perusahaan yang dijalankan, sederhana dalam
pelaksana serta mudah dalam pengawasannya.
Dari kutipan di atas jelas diketahui bahwa di dalam sistem akuntansi yang
perlu mendapat perhatian utama adalah mengumpulkan data agar sesuai dengan
informasi yang diperlukan sebagai alat untuk menggunakan buku – buku yang
dituliskan dengan tangan, mesin, ataupun dengan alat elektronik lainnya. Sistem
Informasi Akuntansi memproses data yang diterima untuk menghasilkan dokumen,
laporan, dan informasi lainnya dalam satuan mata uang ini memberikan informasi
untuk pencatatan nilai seperti besarnya laba perusahaan dalam satu periode, besarnya
hutang kepada pemasok pada satu titik tertentu. Sebagian informasi digunakan untuk
mengetahui besarnya penyimpangan satu pos biaya dari anggaran yang telah
ditetapkan dan akhirnya informasi itu digunakan untuk mengambil keputusan.


6
Universitas Sumatera Utara

Sistem Informasi Akuntansi harus mengikuti perkembangan kebutuhan
informasi yang berjalan sesuai dengan perkembangan perusahaan dan perkembangan
teknologi (terutama alat untuk memproses data). Oleh sebab itu, dperlukan
penyusunan kembali sistem yang baru. Langkah-langkah penyusunan Sistem
Informasi Akuntansi terdiri dari tahapan sebagai berikut:
a.

Analisis sistem yang ada
Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem
yang berlaku. Analisis ini dilakukan dengan penelitian (survey) sistem yang
berlaku. Data yang dikumpulkan dalam penelitian yaitu: analisis laporan
keuangan yang digunakan saat ini, analisis transaksi, analisis catatan pertama,
dan analisis catatan terakhir. (Jogiyanto,2002:35-36)

b.

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi

Perancangan sistem dalam suatu entitas merupakan suatu kegiatan menyusun
sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan
atau memperbaiki sistem yang telah ada. Beberapa hal yang menyebabkan
sistem yang lama perlu diganti atau diperbaiki, yaitu: Adanya permasalahanpermasalahan yang timbul dalam sistem yang lama, untuk meraih kesempatan,
adanya instruksi-instruksi dan tujuan Perancangan Sistem Informasi
Akuntansi
Siklus akuntansi secara garis besar menggambarkan proses pengidentifikasian

bukti transaksi, pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum (posting jurnal ke buku
besar), pengelompokan bukti – bukti transaksi ke dalam golongan transaksi yang
7
Universitas Sumatera Utara

sama ke dalam buku besar (ledger), meringkas bukti transaksi ke dalam neraca saldo
(trial balance), melakukan penyesuaian (adjustment), membuat kertas kerja (work
sheet), dan membuat laporan keuangan (financial statement).
2.1.2

Sistem Pengendalian Intern (Internal Control)
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-


ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen. Definisi sistem pengendalian intern tersebut
menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang
membentuk sistem tersebut di atas berlaku baik dalam perusahaan mengolah
informasi secara manual, dengan mesin pembukuan maupun dengan komputer
(Mulyadi, 2001).Tujuan sistem pengendalian intern menurut definisi sistem
pengendalianintern yang dikemukakan Mulyadiadalah:
a. Menjaga kekayaan organisasi.
b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
c. Mendorong efisiensi.
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern tersebut dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
a. Pengendalian intern akuntansi (Internal accounting control).
Pengendalian intern akuntansi merupakan bagian dari sistem pengendalian
intern, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran – ukuran yang
8
Universitas Sumatera Utara


dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian intern akuntansi yang
baik akan menjamin kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan
dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat
dipercaya.
b. Pengendalian intern administrasi (Internal administrative control).
Pengendalian intern administrasi meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran – ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi
dipatuhinya kebijakan manajemen.
2.1.3

Pendidikan
Pendidikan merupakan bagian yang terpenting dari ilmu ekonomi sumber

daya manusia untuk pembangunan nasional. Sebagai landasan konseptual tentang
ilmu ekonomi pendidikan, berikut ini diuraikan definisi yang dikemukakan oleh
Elchnan Cohn (1979) sebagai berikut: “Ekonomi pendidikan adalah suatu studi
tentang bagaimana manusia, baik secara perorangan maupun di dalam kelompok
masyarakatnya membuat keputusan dalam rangka mendayagunakan sumber-sumber

daya yang terbatas agar dapat menghasilkan berbagai bentuk pendidikan dan latihan,
pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan, pendapat, sikap dan nilai-nilai
khususnya melalui pendidikan formal, serta bagaimana mendiskusikannya secara
merata

(equal)

dan

adil

(equality)

di

antara

berbagai

masyarakat.


9
Universitas Sumatera Utara

Ilmu Ekonomi Pendidikan tumbuh dan berkembang oleh perspektif investasi
sumber daya manusia (human capital). Konsep investasi SDM ini menganggap
penting kaitannya antara pendidikan, produktivitas kerja dan pertumbuhan ekonomi.
Teori human capital menganggap bahwa tenaga kerja merupakan pemegang kapital
(capital holder) yang tercermin dalam keterampilan, pengetahuan, dan produktivitas
kerjanya. Jika tenaga kerja merupakan pemegang kapital, orang dapat melakukan
investasi untuk dirinya dalam rangka memilih profesi atau pekerjaan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Investasi sebagai suatu konsep umum, dapat diartikan sebagai upaya
meningkatkan nilai tambah barang ataupun jasa dikemudian hari dengan
mengorbankan nilai konsumsi sekarang (Cohn. 1979, Psacharopoulos, 1988).
1nvesatasi dalam bidang SDM memiliki prinsip yang tidak berbeda dengan konsep
investasi manusia yang juga bisa dianggap sebagai suatu entitas yang nilainya bisa
berkembang dikemudian hari melalui suatu proses pengembangan nilai seperti
peningkatan sikap, perilaku, wawasan, keahlian, dan keterampilan manusia dengan
nilai-nilai tersebut merupakan subjek dari konsepsi SDM atau human Capital.

Pengembangan SDM tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan dan
pelatihan pada berbagai jenjang dan jalur. SDM ini bernilai jika kemampuan,
keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan hidup dan
sektor pembangunan yang memberikan keuntungan, baik kepada individu maupun
kepada masyarakat (F. Harbison C. And Meyers, 1964).

10
Universitas Sumatera Utara

2.1.4

Teori Kinerja Pegawai
Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada

pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi
dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi serta mengetahui dampak
positif dan negatif suatu kebijakan operasional yang diambil. Dengan adanya
informasi mengenai kinerja suatu instansi pemerintah, akan dapat diambil tindakan
yang diperlukan seperti koreksi atas kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama,
dan tugas pokok instansi, bahan untuk perencanaan, menentukan tingkat keberhasilan

instansi untuk memutuskan suatu tindakan, dan lain-lain.
Kinerja merupakan prestasi kerja, yakni perbandingan antara prestasi kerja,
yakni perbandingan antara hasil kerja dengan standar yang diharapkan (Dessler,
2002). Dengan demikian kinerja memfokuskan pada hasil kerjanya. Menurut Siagian
(2003) kinerja adalah konsep yang bersifat universal yang merupakan efektivitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan bagian yang berdasar standar dan
al.

(2000)

menyatakankinerjaadalahcatatanterhadaphasilproduksidanpekerjaanatau

aktivitas

kriteria

yang

ditetapkan.


Gibson

et

tertentu. Beberapa faktor yang berperan dalam kinerja antara lain adanya
kesimbangan antara pekerja dan lingkungan yang berada didekatnya yang meliputi
individu, sumberdaya, kejelasan kerja dan umpan balik. Untuk dapat mengetahui
kinerja seseorang atau organisasi, perlu diadakan pengukuran kinerja. Untuk dapat
mengetahui kinerja seseorang atau organisasi, perlu diadakan pengukuran kinerja.
Menurut Stout (dalam Badan Pemeriksa Keuangan Pemerintah, 2000), pengukuran
11
Universitas Sumatera Utara

kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan
dalam arah pencapaian misi (mission accomplishment) melalui hasil-hasil yang
ditampilkan berupa produk, jasa ataupun suatu proses. Maksudnya setiap kegiatan
organisasi harus dapat diukur dan dinyatakan keterkaitannya dengan pencapaian arah
organisasi di masa yang akan datang yang dinyatakan dengan pencapaian visi dan
misi organisasi.
Produk dan jasa yang dihasilkan akan kurang berarti apabila tidak ada
kontribusinya terhadap pencapaian visi dan misiorganisasi. Melalui pengukuran
kinerja diharapkan pola kerja dan pelaksanaan tugas pembangunan dan tugas umum
pemerintahan akan terlaksana secara efisien dan efektif dalam mewujudkan tujuan
nasional. Pengukuran kinerja pegawai akan dapat berguna untuk: (1) mendorong
orang agar berperilaku positif atau memperbaiki tindakan mereka yang berada di
bawah standar kinerja, (2) sebagai bahan penilaian bagi pihak pimpinan apakah
mereka telah bekerja dengan baik, dan (3) memberikan dasar yang kuat bagi
pembuatan kebijakan untuk peningkatan organisasi (Badan Pemeriksa Keuangan
Pemerintah, 2000). Kinerja pegawai mengacu pada mutu pekerjaan yang dilakukan
oleh pegawai didalam implementasi mereka melayani program sosial, memfokuskan
pada asumsi mutu bahwa perilaku beberapa orang yang lain lebih pandai daripada
yang lainnya dan dapat diidentifikasi, digambarkan, dan terukur. Aspek dalam kinerja
pegawai adalah sebagai berikut (Martin & Whiddon dalam Siagian 2005) :
1. Proaktif dalam pendekatanpekerjaan

12
Universitas Sumatera Utara

2. Bermanfaat daripengawasan

3. Merasa terikat dalam melayaniklien
4. Berhubungan baik dengan stafflain
5. Mempertunjukkan ketrampilan dan pengetahuan inti bekerjaaktivitas
6. Menunjukkan kebiasaan bekerja yangbaik
7. Mempunyai sikap positif dalampekerjaan
Kinerja pegawai mengacu pada prestasi kerja pegawai yang diukur
berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan perusahaan. Pengelolaan
untuk mencapai kinerja pegawai yang sangat tinggi terutama untuk meningkatkan
kinerjaperusahaansecara keseluruhan. Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja
pegawai meliputi strategi organisasi, (nilai tujuan jangka pendek dan jangka
panjang, budaya organisasi dan kondisi ekonomi) dan atribut individual antara
lain kemampuan danketrampilan.
Ada beragam kriteria yang digunakan dalam pengukuran kinerja pegawai.
Bernadin dan Russel (2000), mengajukan enami kriteria cara untuk mengukur
kinerja pegawai yaitu:
1. Kualitas kerja: Merupakan tingkat sejauh mana hasil pelaksanaan kegiatan
mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yangdiharapkan
2. Kuantitas kerja: Merupakan jumlah yang dihasilkan, jumlah rupiah,
jumlah unit, jumlah siklus kegiatan yangdiselesaikan.

13
Universitas Sumatera Utara

3. Waktu yang dibutuhkan: Merupakan tingkat sejauh mana suatu kegiatan
diselesaikan pada waktu yang dikehendaki dengan memperlihatkan
koordinasi output orang lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan
yang lain
4. Efektivitas sumber daya: Merupakan tingkat sejauh mana penggunaan
sumber daya organisasi di maksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi,
atau pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumberdaya.
5. Kebutuhan terhadap pengawasan: Merupakan tingkat sejauh mana seorang
pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan
pengawasan seorang supervisor untuk mencegah tindakan yang kurang
diinginkan.
6. Dampak kepribadian: Merupakan tingkat sejauh mana karyawan
memelihara Harga diri, naina baik dan kerjasama diantara rekan kerja dan
bawahan
Menurut Supardi (1999) indikator penilaian kinerja adalah:
a. Kualitaskerja
Meliputi

akurasi

ketelitian,

kerapian,

melaksanakan

pekerjaan,

mempergunakan dan memelihara alat kerja, keterampilan dan kecakapan
melaksanakan tugas.
b. KuantitasKerja
Indikator ini meliputi keluaran atau output dan target dalam bekerja
c. Pengetahuan
14
Universitas Sumatera Utara

Arti dari variabel pengetahuan adalah kemampuan seorang karyawan
dinilai dari pengetahuannya mengenai suatu hal yang berhubungan dengan
tugas dan prosedur kerjanya, penggunaan alat-alat kerja maupun
kemampuan teknis atau pekerjaan.
d. Penyesuaianpekerjaan
Merupakan indikator penilaian kinerja yang ditinjau dari kemampuan
karyawan dalam melaksanakan tugasnya di luar pekerjaan maupun adanya
tugas baru serta kecepatannya berfikir dan bertindak dalam bekerja.
e. Keandalan
Merupakan pengukuran dari segi kemampuan seseorang atau keandalan
karyawan dalam melaksanakan tugas misalnya kehandalan dalam
melaksanakan prosedur, peraturan kerja, inisiatif, kedisiplinan, dan lainlain.
f. Hubungankerja
Penilaian berdasarkan pada sikap karyawan lainnya dan terhadap aturanya
serta kesedian dalam menerima perubahan-perubahan kerja.
g. Keselamatankerja
Keselamatan kerja menyangkut bagaimana perhatian karyawan pada
keselamatan kerja
2.1.5

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi KinerjaPegawai
Para pimpinan organisasi sangat menyadari adanya perbedaan kinerja

antara satu karyawan dengan karyawan lainnya yang berada di bawah
15
Universitas Sumatera Utara

pengawasannya. Walaupun karyawan-karyawan bekerja pada tempat yang sama
namun produktivitas mereka tidaklah sama. Secara garis besar perbedaan kinerja
ini disebabkan oleh dua faktor (As’ad, 2001), yaitu : faktor individu dan situasi
kerja.
Menurut Gibson, et al dalam Srimulyo (1999), ada tiga perangkat variabel
yang mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau kinerja, yaitu:
a.

Variabel individual, terdiri dari:
1) Kemampuan dan ketrampilan yang meliputi: mental dan fisik;
2) Latar belakang yang meliputi : keluarga, tingkat sosial, penggajian dan
3) demografis yang meliputi umur, asal- usul, jeniskelamin.

b.

Variabel organisasional, terdiri dari:
1) Sumberdaya;
2) Kepemimpinan;
3) Imbalan;
4) Struktur dan
5) Desainpekerjaan.

c.

Variabel psikologis, terdiri dari:
1) Persepsi;
2) Sikap;
3) Kepribadian;
4) Belajar; dan
5) Motivasi.
16
Universitas Sumatera Utara

Menurut Tiffin dan Mc. Cormick dalam Srimulyo (1999) ada dua variabel
yang dapat mempengaruhi kinerja, yaitu:
a. Variabel individual, meliputi: sikap, karakteristik, sifat-sifat fisik, minat dan
motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, pcndidikan, serta faktor
individuallainnya.
c. Variabel situasional meliputi : 1) Faktor fisik dan pekerjaan, terdiridari;
metode kerja, kondisi dan desain perlengkapan kerja, penataan ruang dan
lingkungan fisik (penyinaran, temperatur, dan fentilasi); dan 2) Faktor sosial
dan organisasi, meliputi: peraturan-peraturan organisasi, sifat organisasi,
jenis latihan dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial.
Sutemeister dalam Srimulyo (1999) mengemukakan pendapatnya, bahwa
kinerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a. Faktor Kemampuan, terdiri dari : 1) Pengetahuan yang meliputi pendidikan,
pengalaman, latihan dan minat; dan 2) Keterampilan yang meliputi :
kecakapan dankepribadian.
b. Faktor Motivasi, terdiri dari : 1) Kondisi sosial yang meliputi : organisasi
formal dan informal, kepemimpinan dan 2) Serikat kerja kebutuhan individu
yang meliputi : fisiologis, sosial dan egoistik; serta 3) Kondisi fisik yang
meliputi lingkungankerja.
Suatu pelatihan dikatakan berhasil atau efektif bila para peserta dapat
menerima dan mengalami peningkatan pengetahuan (knowledge), keterampilan
(skill), maupun perilaku (attitude) yang tepat dan diberikan oleh instruktur yang
17
Universitas Sumatera Utara

tepat pula, serta pencapaian peningkatan kinerja/kompentensi karyawan. Craig,
(2006) menyebutkan 3 (tiga) cara transfer pelatihan ke tempat kerja, antara lain :
1) Positif, yaitu hasil pelatihan meningkatkan kinerja pekerjaan;
2) Negatif, yaitu hasil pelatihan justru menurunkan kinerja sebelumnya; dan
3) Netral, yaitu hasil pelatihan tidak mempengaruhi kinerja pekerjaan.
Transfer pelatihan positip yang diharapkan pada program-program pelatihan,
sehingga pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh secara maksimal dapat
mereka terapkan pada pekerjaan.
2.2

No
1

2

Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Variabel
Hasil
Penelitian
Juliardi
Rahmat a. Sistem
a. Fakultas Ekonomi menerapkan
Syahputra
Informasi
Sistem Informasi Akuntansi dan
(2009)
Akuntansi
Manajemen
dan
berpengaruh
terhadap aktiva tetap
b. Efektivitas
b. Sistem Informasi Akuntansi
Pengendalian
Intern
computer menggunakan perangkat
c. Aktiva Tetap lunak
c. Ada beberapa hal yang tidak
tunduk pada peraturan-peraturan yang
ditetapkan pemerintah pusat
d. Efektivitas Pengendalian Intern
pegawai sudah baik dalam melakukan
pekerjaanya
Desy Afriyani
a. Pengawasan
a. RSUD dr. Djasamen Saragih
(2005)
Intern
memenuhi
Perda
Kota
b. Aktiva Tetap Pematangsiantar
b. Dalam hal pengadaan aktiva tetap,
sumber dana berasal dari dana yang
dianggarkan
c. Penyimpanan Aktiva Tetap

18
Universitas Sumatera Utara

ditempatkan di tempat yang strategis
d. RSUD dr. Djasamen Saragih
kurang efektif pada aktiva tetapnya
3

2.3

Dian Urna Fasihat
(2015)

a. Sistem
Informasi
Akuntansi
b. Kinerja
Perusahaan

a. Kualitas SIA termasuk kategori
tinggi
b. Kinerja Perusahaan tinggi
c. Kualitas SIA tidak berpengaruh
positif dan signifikan pada perusahan

Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan yang mencerminkan

hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya dari penelitian yang sedang
diteliti. Sistem Informasi Akuntansi dan Internal Control merupakan sumber
informasi yang bermanfaat baik secara parsial maupun simultan terhadap Kinerja
Pegawai.
Sistem Informasi Akuntansi dirancang untuk menghasilkan informasi
akuntansi yang tepat waktu, relevan dan dapat dipercaya. Sistem Informasi Akuntansi
pada Universitas harus mengandung unsur-unsur Pengendalian Intern, maka baik
buruknyaSistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internsangat mempengaruhi
Kinerja Pegawai, karena informasi yang dihasilkannya akan dijadikan salah satu
dasar dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi
Kinerja Pegawai Universitas. Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Intern
sebagai alat untuk mengurangi risiko penyimpangan-penyimpangan dan kecurangankecurangan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja oleh pegawai. Kualitas

19
Universitas Sumatera Utara

dalam pengelolaan Kinerja Pegawai menunjukkan suatu kondisi dimana Universitas
sudah efektif dan efisien. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi
dan Pengendalian Intern akan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai.

Sistem Informasi
Akuntansi
(X1)

H1

Kinerja Pegawai

H2

(Y)

Pengendalian Intern
(X2)

H3

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Sistem Informasi Akuntansi, Pengendalian Intern
terhadap Kinerja Pegawai secara parsial maupun simultan.

2.4 Hipotesis:
H1 : Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai secara
parsial.
H2 :Pengendalian Intern berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai secara parsial
H3 : Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Intern berpengaruh terhadap
Kinerja Pegawaisecara simultan.

20
Universitas Sumatera Utara