Pengaruh Faktor Psikologis dan Faktor Ekonomi Terhadap Minat Anggota Dalam Menggunakan Jasa Koperasi Pegawai Negeri Keluarga Besar Kopertis Wilayah I Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Kopertis (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta) merupakan suatu lembaga
yang mempunyai fungsi utama sebagai pelaksanaan pengawasan, pengendalian
dan pembinaan penyelenggara pendidikan tinggi Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
Keberadaan kopertis saat ini sangat diperlukan melihat perkembangan PTS sangat
pesat, sehingga pengawasan tidak mungkin dilaksanakan langsung oleh Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi.
Koperasi pada intinya adalah pembentukan badan usaha yang bertujuan
untuk menggalang modal dan kerja sama untuk mencapai tujuan anggota.
Pembentukan badan usaha koperasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan barang
dan jasa bagi para anggota, baik yang bersifat individual maupun kelompok.
Perekonomian nasional dengan demikian menjadi sangatlah penting dalam usaha
mencapai cita-cita yang diharapkan. Perekonomian yang tujuan utamanya adalah
pemerataan dan pertumbuhan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang
perkoperasian

menyatakan bahwa koperasi adalah “badan usaha yang


beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat

yang

berdasar

atas

asas

kekeluargaan”.

.Dalam

kenyataan

perkembangannya koperasi masih jauh tertinggal dibanding dua BUMN. Padahal


11
Universitas Sumatera Utara

diketahui koperasi merupakan sektor usaha yang keberadaanya diakui secara
konstitusional sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang tentang koperasi
beserta penjelasannya. Pada masa krisis moneter dan ekonomi tahun 1997 sampai
tahun 2000-an, justru koperasi dan usaha kecil tetap eksis, sedangkan usaha besar
mengalami goncangan hebat bahkan mengalami kebangkrutan. Tentu saja hal ini
patut dicermati, disatu sisi peranan koperasi dalam perekonomian nasional masih
jauh tertinggal dibanding dengan pelaku ekonomi lainnya.
Pada sisi lain keberadaan koperasi dan usaha kecil pada masa krisis
moneter justru memberi peranan yang sangat berarti bagi masyarakat. Dengan
kondisi demikian mengindikasikan bahwa sebenarnya koperasi masih dapat
dikembangkan apalagi payung hukum koperasi Indonesia sudah sangat jelas
mengatakan bahwa koperasi merupakan badan hukum.
Koperasi menjadi lembaga yang dimiliki oleh anggotanya.Kepemilikan
bersama dianggap sebagai salah satu faktor utama yang menyebabkan koperasi
mampu bertahan dalam kondisi sulit, yaitu dengan mengandalkan loyalitas
anggota dalam menghadapi kesulitan tersebut. Sebagai contoh, apabila keadaan

perbankan sedang dalam kondisi tidak menentu dengan tingkat suku bunga yang
sangat tinggi, maka loyalitas anggota dengan tidak memindahkan dana yang ada
di koperasi kepada bank. Oleh karena itu penting untuk memperhatikan
kepentingan dari anggota koperasi didalam pengembangannya.
Kegiatan usaha yang dikembangkan koperasi pada prinsipnya adalah
kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan anggota. Salah satu indikator utama
keberhasilan kegiatan usaha tersebut adalah jika usaha anggota berkembang

12
Universitas Sumatera Utara

sejalan dengan perkembangan usaha koperasi. Oleh sebab itu unit usaha koperasi
tidak dapat diseragamkan untuk setiap koperasi, sebagaimana tidak dapat
diseragamkannya pandangan mengenai kondisi masyarakat yang menjadi anggota
koperasi.
Salah satu faktor penghambat kemajuan dari koperasi itu sendiri antara
lain adalah pertumbuhan koperasi yang pada umumnya miskin modal , maka
dapat dipahami mengapa koperasi sulit dapat menghimpun modalnya dari
lingkungan anggota-anggotanya sendiri dalam jumlah yang memadai dan dalam
waktu yang cepat. Kalau koperasi hanya mengandalkan kemampuannya sendiri

untuk membentuk modalnya dari dalam, maka koperasi akan ketinggalan dan
ditinggalkan oleh pembangunan itu sendiri. Peranan koperasi dalam pembangunan
ekonomi yang ada sekarang hanya dapat dilakukan setelah pemerintah secara
khusus memberikan bantuan yang memungkinkan koperasi dapat memperoleh
pembiayaan.
Demikian pula di dalam Koperasi Kopertis Wilayah I Medan, adapun
anggotanya adalah karyawan Kopertis Wilayah I Medan. Bidang usaha dalam
koperasi ini adalah simpan pinjam dan toko serba usaha. Dalam koperasi simpan
pinjam, anggota dapat melakukan peminjaman sejumlah uang dengan bunga yang
ringan. Sedangkan dalam toko serba usaha menyediakan toko serba ada yang
menjual berbagai kebutuhan anggota. Adapun barang yang dijual berupa, alat tulis
kantor, laptop, sepatu, baju, tas, fotocopy, makanan dan minuman, dan lain-lain.
Anggota kurang termotivasi dalam mengumpulkan simpanan wajib
terbukti sulitnya kesadaran dari anggota untuk mengumpulkan simpanan wajib

13
Universitas Sumatera Utara

tiap bulannya, sehingga koperasi mengalami kesulitan untuk memiliki modal
dalam mengembangkan usaha. Masalah lainnya juga adalah cukup banyak

anggota yang terlambat dalam melunasi hutang (kewajiban) kepada koperasi
lewat pinjaman anggota.
Persepsi dari anggota dalam membeli barang di toko serba ada cukup baik
karena anggota melihat bahwa harga barang di koperasi lebih murah daripada di
luar koperasi hanya saja terkadang jenis barang-barang tertentu harus ditunggu
untuk dipesan dikarenakan keterbatasan modal. Sedangkan dalam koperasi
simpan pinjam anggota juga memiliki persepsi yang baik dikarenakan prosedur
peminjaman uang dapat dilakukan dengan cepat.
Pembelajaran yang didapat anggota setelah melakukan pembelian di toko
serba ada dilihat cukup memuaskan dan terlihat dari anggota yang melakukan
pembelian ulang . Hal lain juga terlihat dari pengalaman anggota dalam
melakukan peminjaman uang dikoperasi yang cukup mudah dengan bunga yang
kecil.
Harga

barang-barang

kebutuhan

di


koperasi

cukup

terjangkau

dibandingkan dengan pembelian diluar koperasi dikarenakan koperasi membeli
langsung dari distributor.
Pendapatan yang dimiliki oleh anggota koperasi cukup beragam. Anggota
akan membeli kebutuhannya sesuai dengan keuangan masing-masing. Hal yang
menjadi kendala adalah kesulita pelunasan cicilan pinjaman anggota yang
mungkin berhubungan dengan pendapatan.

14
Universitas Sumatera Utara

Uraian tersebut mengangkat masalah penelitian yang berkaitan dengan
pengaruh psikologis dan ekonomi yang kuat pengauhnya terhadap minat
konsumen dalam menggunakan jasa koperasi. Hal ini mendorong penulis

memilih judul skripsi:
“ Pengaruh faktor psikologis dan faktor ekonomi terhadap minat anggota dalam
menggunakan jasa Koperasi Kopertis Wilayah I Medan “

1.2 Perumusan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah faktor ekonomi dan faktor psikologis
serta pengaruhnya terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa koperasi
kopertis wilayah I medan.
Sedangkan rumusan masalah penelitian ini adalah “ Apakah faktor psikologis
dan faktor ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat anggota
dalam menggunakan jasa Koperasi Kopertis Wilayah I Medan?”

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis
pengaruh faktor psikologis dan faktor ekonomi terhadap minat anggota dalam
menggunakan jasa Koperasi Kopertis Wilayah I Medan.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi perusahaan


15
Universitas Sumatera Utara

Diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang berguna
bagi Koperasi Kopertis Wilayah I Medan yang berkaitan dalam
meningkatkan minat anggota dalam menggunakan jasa Koperasi Kopertis
Wilayah I Medan.
b. Bagi penulis
Hasil penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis
untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani
perkuliahan dan memperluas wahana berpikir

ilmiah dalam bidang

manajemen.
c.

Bagi peneliti lanjutan
Hasil penelitian ini sebagai referensi yang dapat memberikan


tambahan ilmu pengetahuan serta perbandingan dalam melakukan
penelitian pada bidang yang sama yang akan datang.

16
Universitas Sumatera Utara