Pengaruh Faktor Psikologis dan Faktor Ekonomi Terhadap Minat Anggota Dalam Menggunakan Jasa Koperasi Pegawai Negeri Keluarga Besar Kopertis Wilayah I Medan
SKRIPSI
PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS DAN FAKTOR EKONOMI TERHADAP MINAT ANGGOTA DALAM MENGGUNAKAN
JASA KOPERASI PEGAWAI NEGERI KELUARGA BESAR KOPERTIS WILAYAH I MEDAN
OLEH:
ANGELINA RUT 070521211
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
ABSTRAK
PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS DAN FAKTOR EKONOMI TERHADAP MINAT ANGGOTA DALAM MENGGUNAKAN
JASA KOPERASI PEGAWAI NEGERI KELUARGA BESAR KOPERTIS WILAYAH I MEDAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor psikologis dan faktor ekonomi dalam menggunakan jasa koperasi pegawai negeri keluarga besar kopertis wilayah I Medan.
Metode penelitian ini adalah penelitian eksplanatori, pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota koperasi kopertis wilayah I Medan dan yang dijadikan sebagai sampel adalah anggota koperasi kopertis yang pernah melakukan pinjaman uang dan melakukan pembelian di koperasi dengan metode purposive sampling yaitu berjumlah 90 orang.
Berdasarkan uji-F diketahui motivasi, persepsi, pembelajaran, harga dan pendapatan secara bersama-sama memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa koperasi kopertis wilayah I Medan. Berdasarkan uji-t diketahui bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa koperasi kopertis wilayah I Medan, persepsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa koperasi kopertis wilayah I Medan, pembelajaran berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa koperasi kopertis wilayah I Medan, harga berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa koperasi kopertis wilayah I Medan dan pendapatan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa koperasi kopertis wilayah I Medan. Melalui pengujian koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai sebesar 0,223 artinya hubungan antara motivasi, persepsi, pembelajaran, harga dan pendapatan terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa koperasi kopertis adalah sebesar 22,3% dan sisanya 77,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Harga, Pendapatan dan Minat Menggunakan Jasa Koperasi
(3)
ABSTRACT
PSYCHOLOGY FACTOR AND ECONOMIC FACTOR AFFECTING MEMBER OF CIVIL SERVANTS USING SERVICES OF KOPERTIS CIVIL
SERVANTS COOPERATIVE IN REGION 1 MEDAN
The purposes of this research are to discover psychology factor and economic factor using services of Kopertis Civil Servants Cooperative in region 1 Medan.
Research methodology in this paper using explanatory research, hypothesis testing with double regression analysis. Population in this research is member of Kopertis Civil servants Cooperative in region 1 Medan and the sample is member had been borrowing money/debt and did purchasing in this Cooperation with the purposive sampling method with the amount sample are 90 member.
Based on F- test, knowing that; motivation, perception, learning, price, and income of member of Kopertis Civil Servants Cooperative in region 1 Medan has significant and positive affect using services of Kopertis Civil Servants Cooperative in region 1 Medan. Based on T- test knowing that motivation has significant and positive affect the interest of member using services of Kopertis Civil Servants Cooperative in region 1 Medan, learning has negative impact and has no significance to interest of member Kopertis Civil Servants Cooperative in region 1 Medan. The other hand price has positive impact and has no significance to interest of member using services of Kopertis Civil Servants Cooperative in region 1 Medan while Income has negative impact and has no significance to interest of member using services of Kopertis Civil Servants Cooperative in region 1 Medan. Following coefficient determinant testing (R2) obtainable value 0.233 it means the relationship between motivation, perception, price and income to interest of member using services of Kopertis Civil Servants Cooperative in region 1 Medan is 22.3% and the residual 77.7% impacted by other variable has no using is this research.
Keywords: Motivation, Perception, Learning, Price, Income and Interest of using Cooperation services.
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasihNya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Faktor Psikologis dan Faktor Ekonomi Terhadap Minat Anggota Dalam Menggunakan Jasa Koperasi Pegawai Negeri Keluarga Besar Kopertis Wilayah I Medan. Peneliti mempersembahkan skripsi ini kepada kedua orang tua tercinta Salmon Siagian
dan Tice Simangunsong sebagai ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya atas dukungan, kasih sayang, pengorbanan serta doa yang tulus dan tidak pernah putus untuk peneliti.
Pada kesempatan ini dengan hati yang tulus peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Dr. Azhar Maksum, MEc.Ac selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Fivi Rahmatus Sofiyah, SE, Msi selaku Dosen Pembimbing yang selama ini telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan serta bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Dosen Pembaca Nilai yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan untuk perbaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
7. Seluruh Pegawai Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.
(5)
9. Buat abang,sahabat,saudara dalam suka dan duka Feri Erikson Johanes Panggabean, Ssn, MBA terimakasih sudah secepatnya pulang ke Indonesia untuk menemani perjuangan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Untuk semua sahabat rohani yang selalu mendukung dalam doa dan nasehat. Buat priskilla sudah meminjamkan banyak buku dari perpustakaan, ka hot, wina, lia, rinda, yanti, wawi dan teman lainnya. Terimakasih buat kasih dan perhatian kalian.
11. Seluruh rekan di bangku perkuliahan terutama teman-teman Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara terkhusus buat Leoni yang sudah sangat membantu penulis dalam mengerjakan skripsi ini. 12. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, namun
terlewatkan dalam penyebutan ucapan terima kasih dilembaran ini peneliti mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya dan tidak berarti kelalaian tersebut mengurangi rasa terima kasih penulis.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dari isi maupun penyajiannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih. Tuhan memberkati.
Medan, Juli 2013 Peneliti
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Uraian Teoritis ... 6
2.1.1 Pengertian Prilaku Konsumen ... 1
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen 7 2.1.3 Proses Keputusan Konsumen ... 13
2.1.4 Pengertian Minat Beli ... 17
2.2 Peneliti Terdahulu ... 19
2.3 Kerangka Konseptual ... 18
2.4 Hipotesis ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
3.1 Jenis Penelitian ... 22
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
3.3 Batasan Operasional Variabel ... 22
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 23
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 26
3.6 Populasi dan Sampel ... 27
3.6.1 Populasi ... 27
3.6.2 Sampel ... 27
3.7 Jenis dan Sumber Data ... 28
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 28
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 29
3.9.1 Uji Validitas ... 29
3.9.2 Uji Reliabilitas ... 30
3.10 Teknik Analisis Data ... 31
3.10.1 Analisis Deskriptif ... 31
3.10.2 Analisis Statistik ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 34
(7)
4.1.2 Struktur Organisasi Kopertis ... 35
4.1.3 Kebijaksanaan dan Program ... 35
4.1.4 Koperasi Kopertis ... 39
4.2 Hasil Penelitian... 41
4.2.1 Analisis Deskriptif ... 41
4.2.2 Metode Analisis Data ... 49
4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 54
4.3 Pembahasan ... 59
4.3.1 Pengaruh Variabel Motivasi terhadap Minat Anggota . 59 4.3.2 Pengaruh Variabel Persepsi terhadap Minat Anggota .. 60
4.3.3 Pengaruh Variabel Pembelajaran terhadap Minat Anggota ... 60
4.3.4 Pengaruh Variabel Harga terhadap Minat Anggota ... 61
4.3.5 Pengaruh Variabel Pendapatan terhadap Minat Anggota ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62
5.1 Kesimpulan ... 62
5.2 Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 64
(8)
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 25
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas……… ... 29
Tabel 3.3 Uji Reliabilitas ... 31
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 41
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 42
Tabel 4.4 Pendapat Responden Terhadap Variabel Motivasi ... 43
Tabel 4.5 Pendapat Responden Terhadap Variabel Persepsi ... 44
Tabel 4.6 Pendapat Responden Terhadap Variabel Pembelajaran ... 45
Tabel 4.7 Pendapat Responden Terhadap Variabel Harga ... 46
Tabel 4.8 Pendapat Responden Terhadap Variabel Pendapatan ... 47
Tabel 4.9 Pendapat Responden Terhadap Variabel Minat Anggota ... 48
Tabel 4.10 One-Sample Kolmogrov-Smirov Test ... 51
Tabel 4.11 Hasil Statistik Uji Glejser ... 53
Tabel 4.12 Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 54
Tabel 4.13 Hasil Uji-F ... 55
Tabel 4.14 Hasil Uji-t ... 57
(9)
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian ... 13
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 20
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kopertis Wilayah I Medan ... 35
Gambar 4.2 Normalitas P-Plot ... 50
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Kuesioner ... 66
Lampiran 2 Reliability ... 69
Lampiran 3 Jawaban Kuesioner Untuk Penelitian ... 71
Lampiran 4 Frequency Table ... 79
Lampiran 5 Uji Heterokedastisitas ... 83
(11)
ABSTRAK
PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS DAN FAKTOR EKONOMI TERHADAP MINAT ANGGOTA DALAM MENGGUNAKAN
JASA KOPERASI PEGAWAI NEGERI KELUARGA BESAR KOPERTIS WILAYAH I MEDAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor psikologis dan faktor ekonomi dalam menggunakan jasa koperasi pegawai negeri keluarga besar kopertis wilayah I Medan.
Metode penelitian ini adalah penelitian eksplanatori, pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota koperasi kopertis wilayah I Medan dan yang dijadikan sebagai sampel adalah anggota koperasi kopertis yang pernah melakukan pinjaman uang dan melakukan pembelian di koperasi dengan metode purposive sampling yaitu berjumlah 90 orang.
Berdasarkan uji-F diketahui motivasi, persepsi, pembelajaran, harga dan pendapatan secara bersama-sama memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa koperasi kopertis wilayah I Medan. Berdasarkan uji-t diketahui bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa koperasi kopertis wilayah I Medan, persepsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa koperasi kopertis wilayah I Medan, pembelajaran berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa koperasi kopertis wilayah I Medan, harga berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa koperasi kopertis wilayah I Medan dan pendapatan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa koperasi kopertis wilayah I Medan. Melalui pengujian koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai sebesar 0,223 artinya hubungan antara motivasi, persepsi, pembelajaran, harga dan pendapatan terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa koperasi kopertis adalah sebesar 22,3% dan sisanya 77,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Harga, Pendapatan dan Minat Menggunakan Jasa Koperasi
(12)
ABSTRACT
PSYCHOLOGY FACTOR AND ECONOMIC FACTOR AFFECTING MEMBER OF CIVIL SERVANTS USING SERVICES OF KOPERTIS CIVIL
SERVANTS COOPERATIVE IN REGION 1 MEDAN
The purposes of this research are to discover psychology factor and economic factor using services of Kopertis Civil Servants Cooperative in region 1 Medan.
Research methodology in this paper using explanatory research, hypothesis testing with double regression analysis. Population in this research is member of Kopertis Civil servants Cooperative in region 1 Medan and the sample is member had been borrowing money/debt and did purchasing in this Cooperation with the purposive sampling method with the amount sample are 90 member.
Based on F- test, knowing that; motivation, perception, learning, price, and income of member of Kopertis Civil Servants Cooperative in region 1 Medan has significant and positive affect using services of Kopertis Civil Servants Cooperative in region 1 Medan. Based on T- test knowing that motivation has significant and positive affect the interest of member using services of Kopertis Civil Servants Cooperative in region 1 Medan, learning has negative impact and has no significance to interest of member Kopertis Civil Servants Cooperative in region 1 Medan. The other hand price has positive impact and has no significance to interest of member using services of Kopertis Civil Servants Cooperative in region 1 Medan while Income has negative impact and has no significance to interest of member using services of Kopertis Civil Servants Cooperative in region 1 Medan. Following coefficient determinant testing (R2) obtainable value 0.233 it means the relationship between motivation, perception, price and income to interest of member using services of Kopertis Civil Servants Cooperative in region 1 Medan is 22.3% and the residual 77.7% impacted by other variable has no using is this research.
Keywords: Motivation, Perception, Learning, Price, Income and Interest of using Cooperation services.
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Kopertis (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta) merupakan suatu lembaga yang mempunyai fungsi utama sebagai pelaksanaan pengawasan, pengendalian dan pembinaan penyelenggara pendidikan tinggi Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Keberadaan kopertis saat ini sangat diperlukan melihat perkembangan PTS sangat pesat, sehingga pengawasan tidak mungkin dilaksanakan langsung oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Koperasi pada intinya adalah pembentukan badan usaha yang bertujuan untuk menggalang modal dan kerja sama untuk mencapai tujuan anggota. Pembentukan badan usaha koperasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa bagi para anggota, baik yang bersifat individual maupun kelompok. Perekonomian nasional dengan demikian menjadi sangatlah penting dalam usaha mencapai cita-cita yang diharapkan. Perekonomian yang tujuan utamanya adalah pemerataan dan pertumbuhan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang perkoperasian menyatakan bahwa koperasi adalah “badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”. .Dalam kenyataan perkembangannya koperasi masih jauh tertinggal dibanding dua BUMN. Padahal
(14)
diketahui koperasi merupakan sektor usaha yang keberadaanya diakui secara konstitusional sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang tentang koperasi beserta penjelasannya. Pada masa krisis moneter dan ekonomi tahun 1997 sampai tahun 2000-an, justru koperasi dan usaha kecil tetap eksis, sedangkan usaha besar mengalami goncangan hebat bahkan mengalami kebangkrutan. Tentu saja hal ini patut dicermati, disatu sisi peranan koperasi dalam perekonomian nasional masih jauh tertinggal dibanding dengan pelaku ekonomi lainnya.
Pada sisi lain keberadaan koperasi dan usaha kecil pada masa krisis moneter justru memberi peranan yang sangat berarti bagi masyarakat. Dengan kondisi demikian mengindikasikan bahwa sebenarnya koperasi masih dapat dikembangkan apalagi payung hukum koperasi Indonesia sudah sangat jelas mengatakan bahwa koperasi merupakan badan hukum.
Koperasi menjadi lembaga yang dimiliki oleh anggotanya.Kepemilikan bersama dianggap sebagai salah satu faktor utama yang menyebabkan koperasi mampu bertahan dalam kondisi sulit, yaitu dengan mengandalkan loyalitas anggota dalam menghadapi kesulitan tersebut. Sebagai contoh, apabila keadaan perbankan sedang dalam kondisi tidak menentu dengan tingkat suku bunga yang sangat tinggi, maka loyalitas anggota dengan tidak memindahkan dana yang ada di koperasi kepada bank. Oleh karena itu penting untuk memperhatikan kepentingan dari anggota koperasi didalam pengembangannya.
Kegiatan usaha yang dikembangkan koperasi pada prinsipnya adalah kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan anggota. Salah satu indikator utama keberhasilan kegiatan usaha tersebut adalah jika usaha anggota berkembang
(15)
sejalan dengan perkembangan usaha koperasi. Oleh sebab itu unit usaha koperasi tidak dapat diseragamkan untuk setiap koperasi, sebagaimana tidak dapat diseragamkannya pandangan mengenai kondisi masyarakat yang menjadi anggota koperasi.
Salah satu faktor penghambat kemajuan dari koperasi itu sendiri antara lain adalah pertumbuhan koperasi yang pada umumnya miskin modal , maka dapat dipahami mengapa koperasi sulit dapat menghimpun modalnya dari lingkungan anggota-anggotanya sendiri dalam jumlah yang memadai dan dalam waktu yang cepat. Kalau koperasi hanya mengandalkan kemampuannya sendiri untuk membentuk modalnya dari dalam, maka koperasi akan ketinggalan dan ditinggalkan oleh pembangunan itu sendiri. Peranan koperasi dalam pembangunan ekonomi yang ada sekarang hanya dapat dilakukan setelah pemerintah secara khusus memberikan bantuan yang memungkinkan koperasi dapat memperoleh pembiayaan.
Demikian pula di dalam Koperasi Kopertis Wilayah I Medan, adapun anggotanya adalah karyawan Kopertis Wilayah I Medan. Bidang usaha dalam koperasi ini adalah simpan pinjam dan toko serba usaha. Dalam koperasi simpan pinjam, anggota dapat melakukan peminjaman sejumlah uang dengan bunga yang ringan. Sedangkan dalam toko serba usaha menyediakan toko serba ada yang menjual berbagai kebutuhan anggota. Adapun barang yang dijual berupa, alat tulis kantor, laptop, sepatu, baju, tas, fotocopy, makanan dan minuman, dan lain-lain.
Anggota kurang termotivasi dalam mengumpulkan simpanan wajib terbukti sulitnya kesadaran dari anggota untuk mengumpulkan simpanan wajib
(16)
tiap bulannya, sehingga koperasi mengalami kesulitan untuk memiliki modal dalam mengembangkan usaha. Masalah lainnya juga adalah cukup banyak anggota yang terlambat dalam melunasi hutang (kewajiban) kepada koperasi lewat pinjaman anggota.
Persepsi dari anggota dalam membeli barang di toko serba ada cukup baik karena anggota melihat bahwa harga barang di koperasi lebih murah daripada di luar koperasi hanya saja terkadang jenis barang-barang tertentu harus ditunggu untuk dipesan dikarenakan keterbatasan modal. Sedangkan dalam koperasi simpan pinjam anggota juga memiliki persepsi yang baik dikarenakan prosedur peminjaman uang dapat dilakukan dengan cepat.
Pembelajaran yang didapat anggota setelah melakukan pembelian di toko serba ada dilihat cukup memuaskan dan terlihat dari anggota yang melakukan pembelian ulang . Hal lain juga terlihat dari pengalaman anggota dalam melakukan peminjaman uang dikoperasi yang cukup mudah dengan bunga yang kecil.
Harga barang-barang kebutuhan di koperasi cukup terjangkau dibandingkan dengan pembelian diluar koperasi dikarenakan koperasi membeli langsung dari distributor.
Pendapatan yang dimiliki oleh anggota koperasi cukup beragam. Anggota akan membeli kebutuhannya sesuai dengan keuangan masing-masing. Hal yang menjadi kendala adalah kesulita pelunasan cicilan pinjaman anggota yang mungkin berhubungan dengan pendapatan.
(17)
Uraian tersebut mengangkat masalah penelitian yang berkaitan dengan pengaruh psikologis dan ekonomi yang kuat pengauhnya terhadap minat konsumen dalam menggunakan jasa koperasi. Hal ini mendorong penulis memilih judul skripsi:
“ Pengaruh faktor psikologis dan faktor ekonomi terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa Koperasi Kopertis Wilayah I Medan “
1.2Perumusan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah faktor ekonomi dan faktor psikologis serta pengaruhnya terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa koperasi kopertis wilayah I medan.
Sedangkan rumusan masalah penelitian ini adalah “ Apakah faktor psikologis dan faktor ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa Koperasi Kopertis Wilayah I Medan?”
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor psikologis dan faktor ekonomi terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa Koperasi Kopertis Wilayah I Medan.
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi perusahaan
(18)
Diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang berguna bagi Koperasi Kopertis Wilayah I Medan yang berkaitan dalam meningkatkan minat anggota dalam menggunakan jasa Koperasi Kopertis Wilayah I Medan.
b. Bagi penulis
Hasil penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan memperluas wahana berpikir ilmiah dalam bidang manajemen.
c. Bagi peneliti lanjutan
Hasil penelitian ini sebagai referensi yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama yang akan datang.
(19)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Uraian Teoritis
2.1.1 Pengertian Prilaku Konsumen
Pengertian perilaku konsumen menurut Setiadi (2003 :3) adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
The American Marketing Association, seperti dikutip Setiadi (2003 :3)
mengatakan perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari pengertian di atas terdapat tiga ide penting, yaitu : (1) perilaku konsumen adalah dinamis; (2) hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar; serta (3) hal tersebut melibatkan pertukaran.
Pemahaman tentang konsumen dapat ditemukan pada definisi pemasaran, yaitu kegiatan manusia yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Dari definisi ini muncul dua kegiatan pemasaran yang utama.Pertama para pemasar berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar sasaran mereka. Kedua, pemasaran meliputi studi tentang proses pertukaran dimana terdapat dua pihak yang mentransfer sumber daya diantara keduanya.
(20)
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen
Keputusan konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, ekonomi dan psikologis dari pembeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar,tapi benar-benar diperhitungkan.
1. Faktor Kebudayaan
Menurut Suryani (2008:284) kebudayaan adalah adanya perbedaan keyakinan, nilai-nilai dan kebiasaan yang berkembang di masyarakat Indonesia yang mempengaruhi prilaku masyarakat atau konsumen. Menurut Setiadi (2003:11) faktor budaya memberikan.pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh :
a. Budaya
Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
b. Sub Budaya
Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum. c. Kelas sosial
Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.
(21)
2. Faktor Sosial
Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu:
a. Kelompok
Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.Beberapa merupakan kelompok primer yg mempunyai interaksi regular tapi informal seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja.Beberapa merupakan kelompok sekunder, yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang regular.Ini mencakup organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi professional dan serikat kerja.
b. Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan telah diteliti secara mendalam, pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, istri dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.
c. Peran dan Status
Peran terdiri dari aktifitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya.Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.Orang seringkali memilih produk yang menunjukan statusnya dalam masyarakat.
(22)
3. Faktor Ekonomi a. Pendapatan
Menurut Sumarwan ( 2002:204) pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seseorang konsumen dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah. Pendapatan umumnya diterima dalam bentuk uang. Pendapatan adalah sumberdaya material yang sangat penting bagi konsumen.
b. Harga
Menurut Sumarwan (2002:303) harga adalah atribut produk atau jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk. Untuk sebagian besar konsumen di Indonesia yang berpendapatan rendah, maka harga adalah faktor utama yang dipertimbangkan dalam memilih produk maupun jasa.
c. Tabungan
Uang yang disimpan seseorang yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan pada saat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
d. Inflasi
Banyaknya nilai uang yang beredar terutama uang kertas hingga melampaui dari jaminan logam emas akibatnya harga barang-barang naik.
(23)
4. Faktor Psikologis
Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor psikologi yang penting yaitu :
a. Motivasi
Menurut Suryani ( 2008:27 ) motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakan. Seorang konsumen
tergerak untuk membeli sesuatu produk karena ada sesuatu yang menggerakkan. Proses timbulnya dorongan sehingga konsumen membeli sesuatu produk itulah yang disebut motivasi. Sedangkan yang memotivasi untuk membeli namanya motif.
b. Persepsi
Persepsi adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
Ketika kita mendengar sebuah iklan, melihat teman, mencium polusi udara, air dan udara, atau menyentuh sebuah produk kita, menerima masukan informasi, disamping persepsi terhadap kemasan, produk, merek dan organisasi para individu juga memiliki persepsi diri. Persepsi ini disebut konsep diri atau citra diri.Sesuatu yang cukup masuk akal untuk mempercayai bahwa konsep diri
(24)
seseorang mempengaruhi keputusan pembelian dan prilaku konsumen tersebut.
c. Sikap
Menurut Kotler (2001:200) sikap adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau perasaan untuk atau suatu rangsangan.Orang memiliki sikap terhadap hampir semua hal.Sikap menempatkan semua itu kedalam kerangka pemikiran yang menyukai atau tidak menyukai suatu objek, bergerak mendekati atau menjauhi objek tersebut.Sikap menyebabkan orang-orang berprilaku secara cukup konsisten terhadap objek yang serupa. Setelah sikap terbentuk, hal ini akan tersimpan dalam memori jangka panjang mereka. Pada keadaan seperti ini, orang-orang menggunakan sikap untuk membantunya berinteraksi secara lebih efektif.
d. Pembelajaran
Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang mucul dari pengalaman. Pentingnya praktik dari teori pengetahuan bagi pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat,
(25)
menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan memberikan peranan positif.
2.1.3 Proses Keputusan Konsumen
Menurut Setiadi (2003:16) proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan prilaku sesudah pembelian. Keseluruhan dapat dilihat dalam gambar berikut:
Sumber: Setiadi (2003)
Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Keputusan pembelian
(26)
Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pengenalan Masalah
Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang sesungguhnya.Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal atau eksternal.Dalam kasus pertama, salah satu kebutuhan umum seseorang mencapai titik tertentu menjadi sebuah dorongan.Dalam kasus kedua, kebutuhan sitimbulkan oleh rangsangan eksternal.
2. Pencarian Informasi
Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan pembeli. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu:
a. Sumber Pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b. Sumber Komersil : iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan, dan pameran.
c. Sumber Umum : media massa, organisasi konsumen.
d. Sumber Pengalaman : pernah menangani, menguji, dan menggunakan produk.
(27)
3. Evaluasi Alternatif
Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu perusahaan memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama pada pertimbangan yang sadar dan rasional.
4. Keputusan Pembelian
Konsumen pada tahap evaluasi membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan.Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai.Walaupun demikian, dua faktor berikut dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang utama adalah sikap orang lain , sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin tinggi intensitas sikap orang lain tersebut akan semakin besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan membelinya.
Tujuan pembelian dipengaruhi juga oleh faktor-faktor keadaan yang tidak terduga.Konsumen membentuk juga faktor-faktor pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan.Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan pembeli.
(28)
5. Prilaku pasca pembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasaan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir pada saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian.
a. Keputusan sesudah pembelian
Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah dari harapan, pelanggan akan puas, jika melebihi harapan pelanggan akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain.
b. Tindakan Pasca Pembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi prilaku selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut, dan kemungkinan pelanggan yang puas akan menceritakan hal-hal yang baik tentang produk tersebut kepada orang lain.
Para pelanggan yang tidak puas beraksi sebaliknya. Mereka mungkin membuang atau mengembalikan produk
(29)
tersebut.Mereka juga dapat memutuskan untuk berhenti membeli produk tersebut atau memperingatkan teman-teman untuk tidak menggunakan atau membeli produk tersebut.Dalam kejadian itu, penjual telah gagal memuaskan pelanggan.
c. Pemakaian pascapembelian
Pemasar juga harus memantau bagaimana pembeli memakai dan membuang produk. Jika konsumen menyimpan produk itu dalam lemari, produk tersebut mungkin tidak begitu memuaskan dan kabar dari mulut ke mulut tidak akan gencar. Jika konsumen menjual atau mempertukarkan produk tersebut, penjualan produk baru akan menurun. Konsumen mungkin juga menemukan kegunaan baru produk tersebut.
Jika konsumen membuang produk, pemasar harus mengetahui bagaimana mereka membuangnya, terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan.Perhatian masyarakat yang semakin besar terhadap masalah daur ulang dan kepeduliaan atas lingkungan hidup merupakan hal penting yang harus diperhatikan pemasar.
2.1.4 Pengertian Minat Beli
Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu (Duriyanto, 2003:109).
(30)
Minat beli merupakan pernyataan konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merk tertentu. Pengetahuan akan minat beli sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui minat konsumen di masa mendatang.
Minat membeli terbentuk dari sikap konsumen terhadap produk dan keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendah keyakinan konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan menurunnya niat beli konsumen.
2.2Penelitian Terdahulu
Tetty (2006) melakukan penelitian dengan judul “Analisa Faktor Ekonomi dan Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Konsumen dalam Menggunakan Kartu Axis ( Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Manajemen Ekstension USU)”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi yang telah menggunakan kartu Axis slama 6 bulan.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel faktor ekonomi dan variabel faktor psikologis berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan kartu Axis pada mahasiswa fakutas Ekonomi Jurusan Manjemen Ekstensi USU dengan variabel ekonomi paling dominan daripada faktor psikologis.
Berdian (2003) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor Pribadi dan Faktor Psikologis Terhadap Proses Keputusan Konsumen pada Gamestation Jl.Jamin Ginting Padang Bulan Medan”. Sampel yang digunakan 15
(31)
orang dari 3 gamestation yang ada di Jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan sehingga berjumlah 45 orang sampel. Adapun kriteria pelanggan yang dijadikan sampel adalah pelanggan itu bermain game computer minimal 2 kali dalam seminggu di Andre, Milala, Surbakti Game Station dan menghabiskan waktu lebih dari 4 jam untuk bermain game. Hasil dari penelitian tersebut adalah faktor pribadi dan faktor psikologis berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap proses keputusan konsumen gamestation di Jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan.
2.3Kerangka Konseptual
Menurut Ginting dan Situmorang (2008:97) kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan antara suatu teori ke teori lainnya. Sehingga masalah yang diteliti semakin jelas penyelesaiannya. Kerangka teoritis merupakan fondasi penelitian, dimana hubungan antar variabel dijelaskan, disusun dan delaborasi secara logis dan relevan.
Keputusan dibidang pemasaran dipengaruhi oleh banyak faktor.Faktor-faktor tersebut dikelompokkan atas faktor.Faktor-faktor internal dan eksternal.Faktor eksternal dapat dibagi pula atas lingkungan mikro dan lingkungan makro.
Lingkungan makro terdiri dari faktor-faktor ekonomi, teknologi, politik, sosial budaya, pribadi dan psikologis.Lingkungan mikro terdiri atas pasar pemakai akhir, perantara pemasaran, pesaing dan pemasok. Kedua kelompok tersebut saling berpengaruh terhadap pemasaran.
(32)
Faktor psikologis antara lain motivasi, persepsi, sikap dan pembelajaran. Untuk meneliti tentang pengaruh faktor psikologis dan faktor ekonomi terhadap minat konsumen dalam menggunakan jasa koperasi penulis hanya menggunakan variabel motivasi, persepsi dan pembelajaran.
Faktor ekonomi antara lain inflasi, tabungan, nilai tukar, suku bunga, harga dan pendapatan. Untuk meneliti tentang pengaruh faktor psikologis dan faktor ekonomi terhadap minat konsumen dalam menggunakan jasa koperasi penulis hanya menggunakan variabel harga dan pendapatan.
Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu
Berdasarkan uraian diatas maka kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber : Setiadi (2005)
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Faktor Psikologi
Faktor Ekonomi
Motivasi (X1) Persepsi (X2)
Minat konsumen menggunakan jasa
koperasi (Y)
Harga (X4) Pembelajaran (X3)
(33)
2.4Hipotesis
Menurut Ginting dan Situmorang (2008:97) hipotesis adalah kesimpulan yang diperoleh dari penyusunan kerangka pikiran, berupa proposisi deduksi.Merumuskan hipotesis berarti membentuk proposisi yang sesuai dengan kemungkinan-kemungkinan serta tingkat-tingkat kebenarannya.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini adalah: Faktor Psikologis dan Faktor Ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat anggota dalam menggunakan jasa Koperasi Kopertis Wilayah I Medan.
(34)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori. Menurut Ginting dan Situmorang penelitian eksplanatori merupakan penyelidikan kausalitas dengan cara mendasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya, melalui data tertentu.
Berdasarkan penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa penelitian eksplanatori bermaksud untuk memberikan penjelasan hubungan kausitas antar variabel-variabel melalui pengujian hipotesis pada judul penelitian “ Pengaruh Faktor Psikologis dan Faktor Ekonomi Terhadap Minat Anggota dalam Menggunakan Jasa Koperasi Kopertis Wilayah I Medan”.
3.2.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di kantor kopertis wilayah I yang beralamat di Jl. Setia Budi Gg. Sempurna Tanjung Sari Medan. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2013.
3.3.Batasan Operasional Variabel
Penelitian ini membahas pengaruh faktor psikologis dan faktor ekonomi terhadap minat anggota dalam mennggunakan jasa Koperasi Kopertis Wilayah I
(35)
Medan dengan responden penelitian adalah anggota koperasi Kopertis Wilayah I Medan.
3.4.Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel dari satu faktor yang berkaitan dengan variabel faktor lainnya.Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur untuk mengetahui baik buruknya suatu penelitian.
a. Variabel Bebas (X) 1. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, dan pembelajaran.
a. Motivasi adalah proses timbulnya dorongan sehingga konsumen membeli sesuatu produk.
b. Persepsi adalah konsep diri atau citra diri yang mempengaruhi keputusan pembelian.
c. Pembelajaran adalah perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman
2. Faktor Ekonomi
Keputusan konsumen dipengaruhi oleh karakteristik ekonomi. .Karakteristik tersebut meliputi faktor harga dan pendapatan.
(36)
a. Harga adalah atribut produk atau jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk.
b. Pendapatan adalah imbalan yang diterima oleh seseorang konsumen dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah..
b. Variabel Terikat( Y ) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah minat anggota dalam menggunakan jasa koperasi kopertis.
(37)
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Variabel Indikator Skala
Ukur
Motivasi(X1) proses timbulnya dorongan sehingga konsumen membeli sesuatu produk
1. Pelayanan yang
memuaskan
2. Bunga pinjaman yang ringan dibandingkan tempat lain.
3. Nyaman saat berada di koperasi
Likert
Persepsi (X2) keadaan di dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
1. Kualitas produk bagus. 2. Keberagaman produk 3. Karyawan koperasi ramah
terhadap konsumen
4. Ketersediaan produk yang diinginkan
Likert
Pembelajaran (X3)
perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman
1. Mendengar pengalaman dari orang lain
2. Keinginan untuk membeli kembali setelah merasakan kualitas produk.
3. Kepercayaan anggota dalam menyimpan uang.
Likert
Harga (X4)
atribut produk atau jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk.
1. Harga sesuai dengan kualitas produk
2. Perbandingan harga dengan produk pesaing sejenis
3. Keterjangkauan harga
Likert
Pendapatan (X5)
imbalan yang diterima oleh seseorang konsumen
1. Membeli sesuai dengan keuangannya.
(38)
dilakukannya untuk mencari nafkah
dengan produk yang dijual.
3. Jika ada pinjaman di koperasi, pendapatan mampu melunasi cicilan pinjaman.
Minat Anggota (Y)
sesuatu yang berhubungan dengan
rencana konsumen untuk membeli produk tertentu
1. Melakukan pembelian kembali
2. Merekomendasikan kepada orang lain
Likert
Sumber: Setiadi (2003:94) Suryani (2008:129) Duryanto (2003:109)
Sumarwan (2002:204)
3.5.Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel dalam pengolahan data adalah dengan menggunakan skala Likert, dimana responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai pernyataan mengenai prilaku, objek, orang atau kejadian.Skala likert pada penelitian ini hanya dibagi menjadi 5 alternatif jawaban.
Kriteria pengukurannya sebagai berikut : Sangat Setuju : diberi skor 5 Setuju : diberi skor 4 Kurang setuju : diberi skor 3 Tidak setuju : diberi skor 2 Sangat Tidak Setuju : diberi skor 1
(39)
3.6.Populasi dan Sampel
3.6.1. Populasi
Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, dimana elemen adalah unit terkecil yang merupakan sumber dari data yang diperlukan. Menurut Ginting dan Situmorang (2008:128) populasi atau universe adalah jumlah
keseluruhan dari unit analisa yang cirri-cirinya akan diduga . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota koperasi Kopertis Wilayah I Medan dari laporan hasil rapat anggota tahunan tahun 2012 adalah 943 orang.
3.6.2. Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya ( Paham, 2008: 125). Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Paham 2008:142). Sampel yang
diambil adalah anggota koperasi kopertis yang pernah melakukan pinjaman uang dan melakukan pembelian di koperasiTeknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin dalam Paham (2008:132), yaitu :
�= �
�+���
Dimana n = jumlah sampel N = ukuran populasi
e = standar error = 10% (0,1). Dengan demikian jumlah sampel adalah :
(40)
�= ���
�+ (���� (�,�)� )
n = 90
3.7. Jenis dan Sumber Data
Jenis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari wawancara (interview) dan daftar pertanyaan (questionare).
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh penulis dari data yang
dimiliki koperasi Kopertis, studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah dan internet untuk mendukung penelitian tersebut.
3.8.Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Kuesioner
Pengumpulan data dengan cara mengajukan petanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden terpilih.
b. Wawancara
Penelitian dilakukan dengan mengadakan wawancara secara langsung kepada konsumen untuk memperjelas hasil jawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh konnsumen di lokasi penelitian.
(41)
c. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan menggunakan data dari buku-buku dan literature yang berhubungan langsung dengan penelitian.
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas
3.9.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur data yang telah didapat setelah penelitian dimana merupakan data valid dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur.
Pengujian validitas dilakukan di tempat penelitian dan diluar dari sampel sebanyak 30 orang.
Pengujian validitas digunakan dengan menggunakan program SPSS 17dengan kriteria sebagai berikut:
(1) Jika rhitung >rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid
(2) Jika rhitung <rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 66.3333 52.299 .367 .912
VAR00002 66.2333 52.047 .591 .905
VAR00003 66.4333 50.116 .638 .903
VAR00004 67.0333 47.482 .672 .902
VAR00005 66.3333 52.023 .516 .907
VAR00006 66.4667 50.878 .642 .903
VAR00007 66.3667 53.895 .431 .909
VAR00008 66.4667 51.637 .621 .904
VAR00009 66.5000 52.397 .559 .906
VAR00010 66.7000 50.700 .618 .904
(42)
VAR00012 66.5000 52.466 .475 .908
VAR00013 66.8000 52.786 .443 .908
VAR00014 65.9667 53.275 .413 .909
VAR00015 66.5333 48.878 .694 .901
VAR00016 66.7667 45.082 .830 .896
VAR00017 66.9667 48.309 .712 .901
VAR00018 66.7000 48.286 .573 .907
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 15.0 (2013)
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa setelah dilakukan pengujian seluruh pernyataan dinyatakan valid karena nilai Corrected Item-Total Correlation lebih
besar atau sama dengan r tabel (0,361) dan dapat digunakan dalam penelitian.
3.9.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsisten dari pengukurannya. Dikatakan reliabel jika instrumen yang bila digunakan beberapa kali digunakan untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Situmorang, 2008:170).
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: Jika r alpha positif dan lebih besar dari r tabel, maka dapat disebut reliabel
Jika r alpha negatif dan lebih kecil dari r tabel, maka dapat disebut tidak reliabel
Menurut Kuncoro (Situmorang,2008:179) butir pertanyaan sudah valid dalam uji validitas akan ditemukan reliabilitasnya dengan kriteria yaitu Cronbach’s Alpha > 0,80.
Tabel 3.3 Uji Reliabilitas Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.910 18
(43)
Pada delapan belas pernyataan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa koefisien alpha adalah sebesar 0,910. Ini berarti 0,910 > 0,80, sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrument penelitian ini.
3.10. Teknik Analisis Data
3.10.1.Analisis Deskripstif
Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menginterfestasikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi dan hasil perhitungan.
3.10.2.Analisis Statistik.
1. Analisis Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (ekonomi dan psikologis) terhadap variabel terikat ( minat konsumen). Data diolah dengan menggunakan SPSS 15.00 untuk memperoleh hasil yang terarah.Formulasi yang digunakan adalah :
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + e
Dimana :
Y = skor dimensi proses keputusan
a = konstanta
(44)
X1 = skor dimensi motivasi X2 = skor dimensi persepsi X3 = skor dimensi pembelajaran X4 = skor dimensi harga X5 = skor dimensi pendapatan e = standard error
2. Uji Signifikan Simultan (Uji – F)
Uji signifikan simultan ( Uji – F) digunakan untuk menunjukan apakah secara serentak variabel bebas bersama-sama tidak berpengaruh positif dan signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (Y).
Ho : b1 : b2 :b3 :b4 : b5 = 0
Variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5) berupa faktor psikologis dan ekonomi secara bersama tidak bepengaruh positif signifikan terhadap minat konsumen sebagai variabel terikat (Y).
Ho :≠b1 ≠b2 ≠b3 ≠b4 ≠b5 ≠ 0
Variabel bebas ( X1, X2, X3, X4, X5) berupa faktor psikologis dan ekonomi secara bersama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat konsumen sebagai variabel terikat (Y). Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Kriteria Fhitung:
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 % Ho ditolak jika Fhitung >Ftabel pada α = 5 %
(45)
Menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara varsial terhadap variabel terkait.
Ho : b1 : b2 : b3 : b4 : b5 = 0
Secara varsial tidak dapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas dan variabel terikat (Y). Variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) berupa faktor psikologis dan faktor ekonomi terhadap minat konsumen sebagai variabel terkait (Y)
Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel. Kriteria t-hitung:
Ho diterima jika t-hitung < t-tabel pada α = 5 % Ho ditolak jika t-hitung >t-tabel pada α = 5 %
4. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variable dependen (Ghozali 2005:150). Nilai koefisien determinasi adalah antara (0) dan satu (1). Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
(46)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Ringkas Kopertis
Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta ato sering disingkat Kopertis wilayah I beralamat Jln.Setia Budi-Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang. Adapun yang mencakup Kopertis wilayah I adalah Nangroe Aceh Darusalam dan Sumatera Utara. Kopertis dibentuk pertama kali pada tahun 1972 berdasarkan: Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.054/0/1972 tanggal 25 Maret 1972. Adapun nama Koordinator Kopertis pertama adalah Brigjen Hari Suwando SH (1972-1977).
Adapun tujuan dari Kopertis adalah melakukan pengawasan, pengendalian dan pembinaan yang baik,benar, efektif efisien serta menyelenggarakan pembinaan ketenagaan Perguruan Tinggi Swasta di Aceh dan Sumut.
Visi Kopertis adalah menjadi lembaga layanan wasdalbin (pengawas,pengendalian dan pembinaan) perguruan tinggi swasta yang baik benar dan efisien.
Misi kopertis adalah :
a. Melaksanakan proses koordinasi dan kerjasama wasdalbin Perguruan Tinggi Swasta
b. Menyelenggarakan pembinaan ketenagaan Perguruan Tinggi Swasta c.Melakukan kerjasama pengembangan Perguruan Tinggi Swasta
(47)
d. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Perguruan Tinggi Swasta
4.1.2 Struktur Organisasi Kopertis
Sumber: Kopertis Wilayah I Medan
Gambar: 4.1 Struktur Organisasi Kopertis Wilayah I Medan
4.1.3 Kebijaksanaan dan Program
A. Kebijaksanaan
Kebijaksanaan yang akan dijadikan pedoman pelaksanaan tindakan-tindakan atau program-program tertentu di Kopertis Wilayah I NAD-Sumut
KOORDINATOR SEKRETARIAT PELAKSANA
BAGIAN UMUM
SUB BAGIAN TATAUSAHA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG AKADEMIK.
KEMAHASISWAAAN DAN KETENAGAAN
BIDANG KELEMBAGAAN DAN KERJASAMA
SEKSI KETENAGAAN SEKSI
AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN
SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN KEUANGAN
SEKSI INFORMASI SEKSI
KELEMBAGAAN DAN KERJASAMA
(48)
ditetapkan berdasarkan kepada tugas dan fungsi serta struktur organisasi saat ini. Disamping itu penetapan kebijaksanaan ini juga merujuk kepada sumber daya dan kedudukan instansi ini dalam Direktorat Jendral Dikti Departemen Pendidikan Nasional RI saat ini.
Kebijaksanaan meningkatkan kinerja kopertis Wilayah I untuk mendorong penyelenggaraan Pendidikan Tinggi oleh PTS di NAD-SU
a. Meningkatkan kualitas sistem informasi pendidikan tinggi di Wilayah I Sumut-NAD
b. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan pegawai Kopertis Wilayah I
c. Meningkatkan kinerja Kopertis Wilayah I
d. Meningkatkan akuntabilitas pada setiap bagian atau unit kerja di Kopertis Wilayah I
Kebijaksanaan untuk meningkatkan kemampuan PTS dalam penyelenggaraan Pendidikan Tinggi
a. Meningkatkan kualitas pimpinan PTS di Wilayah I dalam manajemen penyelenggaraan pendidikan tinggi
b. Meningkatkan kualitas pimpina PTS di Wilayah I dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi
c. Meningkatkan kualitas dosen dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran
d. Meningkatkan kualitas dosen dalam kegiatan penelitian
e. Meningkatkan kualitas dosen dalam kegiatan abdimas
(49)
Kebijaksanaan meningkatkan sistem pengawasan penyelenggaraan pendidikan tinggi pada PTS di Kopertis Wilayah I :
a. Meningkatkan kualitas SDM dalam pengawasan penyelenggaraan pendidikan tinggi pada PTS di Kopertis Wilayah I
b. Meningkatkan kesadaran PTS dalam pengawasan penyelenggaraan pendidikan tinggi
c. Mewujudkan pengawasan pada seluruh penyelenggaraan pendidikan tinggi
d. Peningkatan kualitas pengawasan penyelenggaraan pendidikan tinggi pada PTS di Kopertis Wilayah I
B.Program
Program kerja yang merupakan operasionalisasi dari implementasi strategi Kopertis Wilayah I dalam mencapai tujuan dan sasaran telah ditetapkan berdasarkan kepada kebijaksanaan yang telah ditetapkan di atas. Program untuk meningkatkan kinerja Kopertis Wilayah I untuk mendorong penyelenggaraan Pendidikan Tinggi oleh PTS di NAD-SU.
Program untuk meningkatkan kinerja Kopertis Wilayah I untuk mendorong penyelenggaraan Pendidikan Tinggi oleh PTS di NAD-SU
1.Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Tinggi 2.Peningkatan kualitas Diklat Pegawai Kop Wil I
3.Pelatihan Peningkatan Kinerja Pegawai Kopertis Wilayah I 4.Pelatihan Akuntabilitas Kinerja Kop Wil I
(50)
Program untuk meningkatkan kemampuan PTS dalam penyelenggaraan Pendidikan Tinggi
1.Peningkatan kualitas pimpinan PTS dalam pengelolaan penyelenggaraan pendidikan tinggi
2.Peningkatan kemampuan pimpinan PTS dalam pengawasan, pengendalian dan pembinaan PTS
3.Peningkatan kualitas dosen dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran 4.Peningkatan kualitas dosen dalam kegiatan penelitian
5.Peningkatan kualitas dosen dalam kegiatan abdimas
6.Peningkatan kualitas dosen dalam kegiatan pembimbingan mahasiswa
Program untuk meningkatkan sistem pengawasan penyelenggaraan pendidikan tinggi pada PTS di Kopertis Wilayah I
1.Peningkatan kualitas tenaga / pegawai dalam kegiatan pengawasan penyelengaraan pendidikan tinggi pada PTS di Kopertis Wilayah I
2.Peningkatan kesadaran PTS dalam pengawasan penyelenggaraan pendidikan tinggi
3.Peningkatan kegiatan pengawasan pada seluruh penyelenggaraan pendidikan tinggi PTS Wilayah I
4.Peningkatan kualitas pengawasan penyelenggaraan pendidikan tinggi pada PTS di Kopertis Wilayah I
(51)
4.1.4 Koperasi Kopertis
Kopertis memiliki koperasi kopertis yang beralamat Jln.Setia Budi-Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang. Adapun ketua atau penanggungjawab koperasi adalah Dr.H Efendi Barus, MA. Koperasi kopertis dibentuk pada tanggal 1 Oktober 1986. Anggaran dasar setelah mendapat penyempurnaan dibuat pada tanggal 31 Maret 2004. Daerah Kerja Koperasi ini meliputi Kantor Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah I Medan.
Koperasi bertujuan memajukan kesehjahteraan anggota pada khususnya dan kemajuan daerah kerja pada umumnya dalam rangka menggalang terlaksananya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Untuk mencpai maksud dan tujuan maka koperasi menyelenggarakan usaha a. Usaha dagang dan atau jasa antara koperasi dengan para anggotanya
berdasarkan prinsip saling menguntungkan. b. Usaha komersial terhadap bukan anggota koperasi c. Menyediakan pelayanan kesehatan kepada anggota
d. Melayani simpan pinjam dana kepada para anggota untuk keperluan yang berfaedah
e. Menambah pengetahuan anggota tentang perkoperasian
Yang dapat diterima menjadi anggota koperasi ialah Warga Negara Republik Indonesia yang memnuhi syarat sebagai berikut:
a. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hokum (dewasa dan tidak dalam perwalian)
(52)
b. Mata pencaharian PNS di lingkungan kerja koordinasi perguruan tinggi swasta wilayah 1 medan.
c. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi simpanan pokok. d. Telah menyetujui anggaran dasar dan ketentuan koperasi yang berlaku.
Hak dan kewajiban anggota adalah :
a. Keanggotaan koperasi melekat kepada diri anggota sendiri dan tidak dapat dipindahkan kepada orang lain dengan dalih apapun
b. Setiap anggota harus tunduk pada ketentuan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi termasuk peraturan khusus dan keputusan rapat anggota.
Modal anggota terdiri dari:
a. Modal atau simpanan pokok adalah setoran anggota yang dibayarkan pada awal masuk sebesar:
1. Rp. 130.000 untuk NIP 131, NIP 130 Golongan III dan IV 2. Rp.65.000 untuk NIP 131, NIP 130 Golongan II
3. Rp.37.000 untuk NIP 131, NIP 130 Golongan I 4. Rp.10.000 untuk NIP 132 Golongan I
b. Modal bulanan atau simpanan wajib adalah setoran anggota yang dibayarkan setiap awal bulan sebesar Rp.50.000,- tidak termasuk setoran PKPRI
c. Setiap anggota yang mendaftarkan diri diwajibkan melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib.
(53)
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini akan mendeskripsikan data karakteristik responden jenis kelamin , usia dan pendidikan terakhir,. Analisis deskriptif juga dilakukan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap nilai variabel penelitian. Pengungkapan analisis deskriptif dalam bentuk data persentase.
4.2.1.1 Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Umur (Thn) Jumlah (Orang) Persentase (%)
21-25 11 12,2
26-30 14 15,5
31-35 28 31,1
36-40 14 15,5
41-45 12 13,3
46-50 6 6,6
51-56 5 5,5
Jumlah 90 100
Sumber: data primer diolah
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat diketahui sebanyak 12,2% berusia antara 21-25 tahun, 15,5% berusia antara 26-30 tahun, 31,1% berusia antara 31-35 tahun, 15,5% berusia antara 36-40 tahun, 13,3% berusia antara 41-45 tahun, 6,6% berusia antara 46-50 tahun, dan sisanya sebanyak 5,5% berada pada rentang usia antara 51-56 tahun. Seperti yang dilihat dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rata-rata usia pegawai yang dominan berada pada rentang usia matang yaitu antara 31-35. Pada usia ini banyak yang menggunakan jasa koperasi.
(54)
4.2.1.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
Laki-laki 50 55,5
Perempuan 40 44,4
Jumlah 90 100
Berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebanyak 50 orang atau 55,5% anggota kopertis wilayah 1 Medan berjenis kelamin laki-laki sedangka perempuan sebanyak 40 orang atau 44,4%. Hal ini menunjukan bahwa responden yg lebih dominan adalah berjenis kelamin laki-laki.
4.2.1.3 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Jumlah (Orang) Persentase (%)
DIII 27 30
S1 24 26,6
S2 30 33,3
S3 9 10
Jumlah 90 100
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan pendidikan terakhir menunjukkan adanya distribusi yang cukup merata pada empat jenis jenjang yang ada. Jumlah terbesar responden adalah D III sebanyak 27 orang atau 30%, disusul oleh S1 yaitu sebanyak 24 orang atau 26,6%, lulusan S2 sebanyak 30 orang atau 33,3%. Dan lulusan S3 sebanyak 9 orang atau 10%. Hal ini menunjukan bahwa responden yang dominan berpendidikan S2.
(55)
Hasil pengolahan data primer yang merupakan deskriptif penelitian berdasarkan pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam kuesioner dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:
a. Variabel Motivasi sebagai X1
Tabel 4.4 menunjukkan pendapat responden terhadap variabel motivasi.
Tabel 4.4
Pendapat Responden Terhadap Variabel Motivasi
Pernyataan SS S KS TS STS
F % F % F % F % F %
Q1 34 37.8 14 15.6 41 45.6 1 1.1 0 0
Q2 22 24.4 55 61.1 8 8.9 4 4.4 1 1.1
Q3 20 22.2 15 16.7 55 61.1 0 0 0 0 Sumber: Hasil Pengolahan dengan SPSS 15.00
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 90 orang responden untuk variabel motivasi pada Tabel 4.4 yaitu:
1. Pada butir 1 (pelayanan di koperasi cukup memuaskan), 37.8% menjawab sangat setuju, 15.6% menjawab setuju, 45.6% menjawab kurang setuju, dan 1.1% menjawab tidak setuju,. Hal ini menunjukkan bahwa anggota koperasi kopertis wilayah 1 Medan merasa kurang puas akan pelayanan di koperasi. 2. Pada butir 2 (bunga pinjaman di koperasi cukup ringan dibandingkan
ditempat lain), 24.4% menjawab sangat setuju, 61.1% menjawab setuju, 8.9% menjawab kurang setuju, 4.4% menjawab tidak setuju, dan 1.1% menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa anggota merasa bahwa tingkat bunga bunga pinjaman di koperasi cukup ringan dibandingkan ditempat lain
(56)
3. Pada butir 3 (nyaman saat berada di koperasi), 22.2% menjawab sangat setuju, 16.7% menjawab setuju, dan 61.1 % menjawab kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa anggota merasa kurang nyaman saat berada di koperasi.
b. Variabel Persepsi sebagai X2
Tabel 4.5 menunjukkan pendapat responden terhadap persepsi
Tabel 4.5
Pendapat Responden terhadap Variabel Persepsi
Pernyataan SS S KS TS STS
F % F % F % F % F %
Q4 11 12.2 58 64.4 14 15.6 6 6.7 1 1.1
Q5 11 12.2 63 70.0 14 15.6 2 2.2 0 0
Q6 10 11.1 12 13.3 38 42.2 30 33.3 0 0
Q7 10 11.1 13 14.4 50 55.5 15 16.6 2 2.2
Sumber: Hasil Pengolahan dengan SPSS
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 90 orang responden untuk variabel persepsi pada Tabel 4.5 yaitu:
1. Pada butir 4 (kualitas produk di koperasi bagus), 12.2% menjawab sangat setuju, 64.4% menjawab setuju, 15.6% menjawab kurang setuju, 6.7% menjawab tidak setuju, dan 1.1% menjawab sangat tidak setuju . Hal ini menunjukkan bahwa anggota merasa kualitas produk di koperasi bagus. 2. Pada butir 5 (produk di koperasi cukup beragam), 12.2% menjawab sangat
setuju, 70.0% menjawab setuju, 15.6% menjawab kurang setuju, dan 2.2% menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa produk yang dijual di koperasi cukup beragam.
(57)
3. Pada butir 6 (karyawan di koperasi ramah terhadap konsumen), 11.1% menjawab sangat setuju, 13.3% menjawab setuju, dan 42.2% menjawab kurang setuju dan 33.3 % menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan di koperasi kurang ramah terhadap konsumen.
4. Pada butir 7 (produk yang diinginkan selalu tersedia), 11.1% menjawab sangat setuju, 14,4 % menjawab setuju, 55.5% menjawab kurang setuju, 16.6% menjawab tidak setuju dan 2.2% menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa koperasi tidak selalu menyediakan barang-barang yang sesuai dengan minat pembeli mereka, sehingga ketika responden memerlukan suatu produk, belum tentu tersedia di koperasi.
c. Variabel Pembelajaran sebagai X3
Tabel 4.6 menunjukkan pendapat responden terhadap pembelajaran
Tabel 4.6
Pendapat Responden terhadap Variabel Pembelajaran
Pernyataan SS S KS TS STS
F % F % F % F % F %
Q8 7 7.8 68 75.6 10 11.1 4 4.4 1 1.1
Q9 5 5.6 80 88.9 5 5.6 0 0 0 0
Q10 8 8.9 62 68.9 18 20.0 2 2.2 0 0
Sumber: Hasil Pengolahan dengan SPSS
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 90 orang responden untuk variabel pembelajaran pada Tabel 4.6 yaitu:
1.Pada butir 8 (melakukan pembelian setelah mendengar pengalaman dari orang lain),7.8% menjawab sangat setuju, 75.64% menjawab setuju, 11.1% menjawab kurang setuju, 4.4% menjawab tidak setuju, dan 1.1% menjawab
(58)
dari orang lain mempengaruhi keputusan anggota dalam melakukan pembelian.
2.Pada butir 9 (melakukan pembelian ulang setelah merasakan kualitas produk),5.6% menjawab sangat setuju, 88.9% menjawab setuju, dan 5.6% menjawab kurang setuju . Hal ini menunjukkan bahwa anggota akan melakukan pembelian ulang karena kualitas produk di koperasi baik.
3.Pada butir 10 (saya mempercayakan uang saya disimpan di koperasi),8.9% menjawab sangat setuju, 68.9% menjawab setuju, 20.0% menjawab kurang setuju, dan 2.2% menjawab tidak. Hal ini menunjukkan bahwa anggota koperasi sangat mempercayakan koperasi dalam menyimpan uang.
d. Variabel Harga sebagai X4
Tabel 4.7 menunjukkan pendapat responden terhadap harga
Tabel 4.7
Pendapat Responden terhadap Variabel Harga
Pernyataan SS S KS TS STS
F % F % F % F % F %
Q11 3 3.3 64 71.1 16 17.8 7 7.8 0 0
Q12 1 1.1 76 84.4 10 11.1 3 3.3 0 0
Q13 13 14.4 59 65.6 9 10.0 9 10.0 0 0
Sumber: Hasil Pengolahan dengan SPSS
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 90 orang responden untuk variabel harga pada Tabel 4.7 yaitu:
1.Pada butir 11 (harga sesuai dengan kualitas produk yang dijual), 3.3% menjawab sangat setuju, 71.1% menjawab setuju, 17.8% menjawab kurang setuju, dan 7.8% menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa harga
(59)
2.Pada butir 12 (harga suatu produk yang sama lebih murah di koperasi dari pada tempat lain), 1.1% menjawab sangat setuju, 84.4% menjawab setuju, 11.1% menjawab kurang setuju, 3.3% menjawab tidak setuju, . Hal ini menunjukkan bahwa harga suatu produk yang sama lebih murah di koperasi dari pada tempat lain.
3.Pada butir 13 (harga yang diberikan cukup terjangkau), 14.4% menjawab sangat setuju, 65.6% menjawab setuju, 10.0% menjawab kurang setuju, 10.0% menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa harga produk dikoperasi cukup terjangkau oleh anggota.
e. Variabel Pendapatan sebagai X5
Tabel 4.8 menunjukkan pendapat responden terhadap pendapatan
Tabel 4.8
Pendapat Responden terhadap Variabel Pendapatan
Pernyataan SS S KS TS STS
F % F % F % F % F %
Q14 25 27.8 59 65.6 4 4.4 2 2.2 0 0
Q15 21 23.3 48 53.3 19 21.1 2 2.2 0 0
Q16 13 14.4 55 61.1 17 18.9 5 5.6 0 0
Sumber: Hasil Pengolahan dengan SPSS
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 90 orang responden untuk variabel pendapatan pada Tabel 4.8 yaitu:
1. Pada butir 14 (membeli barang sesuai dengan keuangan), 27.8% menjawab sangat setuju, 65.6% menjawab setuju, 4.4% menjawab kurang setuju, dan 2.2% menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa anggota akan membeli barang-barang di koperasi sesuai dengan keuangan
(60)
2. Pada butir 15 (pendapatan saya masih sesuai dengan produk yang dijual), 23.3% menjawab sangat setuju, 53.3% menjawab setuju, 21.1% menjawab kurang setuju, dan 2.2% menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa harga produk yang dijual di koperasi sesuai dengan pendapatan para anggota koperasi kopertis.
3. Pada butir 16 (pendapatan mampu melunasi pinjaman di koperasi) 14.4% menjawab sangat setuju, 61.1% menjawab setuju, 18.9% menjawab kurang setuju, dan 5.6% menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan para anggota kopertis masih mampu melunasi pinjaman di koperasi.
f. Variabel Minat Anggota sebagai Y
Tabel 4.9 menunjukkan pendapat responden terhadap minat dalam menggunakan jasa koperasi.
Tabel 4.9
Pendapat Responden terhadap Variabel Minat Anggota
Pernyataan SS S KS TS STS
F % F % F % F % F %
Q17 16 17.8 47 52.2 22 24.4 3 3.3 2 2.2
Q18 16 17.8 41 45.6 28 31.1 3 3.3 2 2.2
Sumber: Hasil Pengolahan dengan SPSS
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 90 orang responden untuk variabel minat anggota pada Tabel 4.9 yaitu:
1. Pada butir 17 (saya selalu melakukan pembelian ulang di koperasi), 17.8% menjawab sangat setuju, 52.2% menjawab setuju, 24.4% menjawab kurang setuju, 3.3% menjawab tidak setuju dan 2.2% menjawab
(61)
sangat tidak setuju . Hal ini menunjukkan bahwa anggota kopertis selalu melakukan pembelian ulang di koperasi.
2. Pada butir 18 (saya merekomendasikan orang lain untuk datang ke koperasi), 17.8% menjawab sangat setuju, 45.6% menjawab setuju, 3.3% menjawab kurang setuju, dan 2.2% menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa anggota akan merekomendasikan ke orang lain untuk datang ke koperasi.
4.2.2 Metode Analisis Data
4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik
Hipotesis yang dirumuskan harus diuji kebenarannya. Pengujian ini akan membuktikan H0 atau H1 yang akan diterima. Jika H1 yang diterima maka H0
ditolak. Artinya ada pengaruh antara variabel motivasi, persepsi, pembelajaran,harga dan pendapatan terhadap minat anggota.
Data telah diuji dengan asumsi klasik dan memenuhi asumsi tersebut selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi. Dalam analisis regresi dilakukan dengan Metode Enter karena dalam Metode
Enter seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk dapat diketahui
variabel mana yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen .
(62)
4.2.2.2 Uji Normalitas Data
Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Gambar 4.2 Normalitas P-P Plot
Gambar 4.2 menggambarkan distribusi frekuensi dari minat anggota, dibandingkan dengan distribusi frekuensi yang ditentukan. Jika titik-titik distribusi berada disekitar garis lurus diagonal maka distribusi frekuensi pengamatan sama dengan distribusi uji yang berarti data terdistribusi secara normal. Dari grafik terlihat titik-titik distribusi terletak disekitar garis lurus diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi frekuensi minat anggota
Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Expect
ed Cum Prob
1.00.80.60.40.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized ResidualDependent Variable: MinatAnggota
(63)
diperoleh adalah bahwa penyebaran minat menggunakan jasa mengikuti distribusi normal.
Tabel 4.10
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 90
Normal Parameters(a,b) .0000000 .0000000
1.30334435 1.89213959
Most Extreme Differences .112 .088
.071 .088
-.112 -.079
Kolmogorov-Smirnov Z 1.066
Asymp. Sig. (2-tailed) .206
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,206, ini berarti di atas nilai signifikan 0,05 atau 5%. Oleh karena itu, sesuai dengan analisis grafik, analisis statistik dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) juga menyatakan bahwa variabel residual berdistribusi normal. Dari kedua uji normalitas (Pendekatan Grafik dan Pendekatan Kolmogorov-Smirnov) di atas terbukti bahwa variabel berdistribusi normal.
4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan kurva scatterplot
nilai residual variabel dependen. Pengambilan kesimpulan diketahui dari memperlihatkan sebaran plot data. Penulis menggunakan dua pendekatan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas, yaitu:
(64)
1. Pendekatan Grafik (Grafik Scatterplot)
Dasar analisis adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar baik di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastis
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Gambar 4.3 Scatter Plot
Grafik scatterplot adalah grafik penyebaran dari residual regresi. Grafik ini
digunakan untuk memeriksa linearitas dari hubungan antara variabel independent
dan variabel dependent.
Berdasarkan plot data yang diproses dari hasil perhitungan SPSS pada gambar terlihat bahwa sebaran data tidak mengumpul pada satu sudut/bagian saja melainkan sebaran data menyebar pada keseluruhan bagian. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada data, sehingga dapat dikatakan bahwa data penelitian ini homogen.
Regression Studentized -10Residual1234 -2
Regression Standardized Predicted Value20 -2-4
(65)
2. Pendekatan Statistik (Uji Glejser)
Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 4.11
Hasil Statistik Uji Glejser Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4.635 1.337 3.466 .001
Motivasi -.093 .062 -.157 -1.493 .139
Persepsi -.060 .063 -.111 -.960 .340
Pembelajaran -.258 .077 -.385 -3.374 .127
Harga .038 .078 .062 .489 .626
Pendapatan .089 .072 .178 1.231 .222
a Dependent Variable: absut
Sumber: Hasil Pengolahan dengan SPSS
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa tidak satupun variabel independent yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependent
absolute Ut (absUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas
tingkat kepercayaan 5%, jadi hasil uji Glejser sesuai dengan metode grafik bahwa pada model regresi tidak terjadi heterokedastisitas.
4.2.2.4 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance
Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabelitas
(1)
Lampiran 4
Frequency Table
Q1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2.00 1 1.1 1.1 1.1
3.00 41 45.6 45.6 46.7
4.00 14 15.6 15.6 62.3
5.00 34 37.8 37.8 100.0
Total 90 100.0 100.0
Q2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid
1.00 1 1.1 1.1 1.1
2.00 4 4.4 4.4 5.5
3.00 8 8.9 8.9 14.4
4.00 55 61.1 61.1 75.5
5.00 22 24.4 24.4 100.0
Total 90 100.0 100.0
Q3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3.00 55 61.1 61.1 61.1
4.00 15 16.7 16.7 77.8
5.00 20 22.2 22.2 100.0
Total 90 100.0 100.0
Q4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1.00 1 1.1 1.1 1.1
2.00 6 6.7 6.7 7.8
3.00 14 15.6 15.6 23.3
4.00 58 64.4 64.4 87.8
5.00 11 12.2 12.2 100.0
(2)
Q5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2.00 2 2.2 2.2 2.2
3.00 14 15.6 15.6 17.8
4.00 63 70.0 70.0 87.8
5.00 11 12.2 12.2 100.0
Total 90 100.0 100.0
Q6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid 2.00
3.00 30 38 33.3 42.2 33.3 42.2 33.3 75.5
4.00 12 13.3 13.3 88.8
5.00 10 11.1 11.1 100.0
Total 90 100.0 100.0
Q7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid 1.00
2.00 3.00 4.00 2 15 50 13 2.2 16.6 55.5 14.4 2.2 16.6 55.5 14.4 2.2 18.8 74.3 88.7
5.00 10 11.1 11.1 100.0
Total 90 100.0 100.0
Q8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1.00 1 1.1 1.1 1.1
2.00 4 4.4 4.4 5.6
3.00 10 11.1 11.1 16.7
4.00 68 75.6 75.6 92.2
5.00 7 7.8 7.8 100.0
Total 90 100.0 100.0
Q9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3.00 5 5.6 5.6 5.6
4.00 80 88.9 88.9 94.4
5.00 5 5.6 5.6 100.0
(3)
Q10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2.00 2 2.2 2.2 2.2
3.00 18 20.0 20.0 22.2
4.00 62 68.9 68.9 91.1
5.00 8 8.9 8.9 100.0
Total 90 100.0 100.0
Q11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2.00 7 7.8 7.9 7.9
3.00 16 17.8 18.0 25.9
4.00 64 71.1 71.9 97.8
5.00 3 3.3 2.2 100.0
Total 90 100.0 100.0
Q12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2.00 3 3.3 3.3 3.3
3.00 10 11.1 11.1 14.4
4.00 76 84.4 84.4 98.9
5.00 1 1.1 1.1 100.0
Total 90 100.0 100.0
Q13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2.00 9 10.0 10.0 10.0
3.00 9 10.0 10.0 20.0
4.00 59 65.6 65.6 85.6
5.00 13 14.4 14.4 100.0
Total 90 100.0 100.0
Q14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2.00 2 2.2 2.2 2.2
3.00 4 4.4 4.4 6.7
4.00 59 65.6 65.6 72.2
5.00 25 27.8 27.8 100.0
(4)
Q15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2.00 2 2.2 2.2 2.2
3.00 19 21.1 21.1 23.3
4.00 48 53.3 53.3 76.6
5.00 21 23.3 23.3 100.0
Total 90 100.0 100.0
Q16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2.00 5 5.6 5.6 5.6
3.00 17 18.9 18.9 24.4
4.00 55 61.1 61.1 85.6
5.00 13 14.4 14.4 100.0
Total 90 100.0 100.0
Q17
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1.00 2 2.2 2.2 2.2
2.00 3 3.3 3.3 5.6
3.00 22 24.4 24.4 30.0
4.00 47 52.2 52.2 82.2
5.00 16 17.8 17.8 100.0
Total 90 100.0 100.0
Q18
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1.00 2 2.2 2.2 2.2
2.00 3 3.3 3.3 5.6
3.00 28 31.1 31.1 36.7
4.00 41 45.6 45.6 82.2
5.00 16 17.8 17.8 100.0
(5)
Lampiran 5
Uji Heterokedastisitas
Regression Studentized -10Residual1234 -2
Regression Standardized Predicted Value20 -2-4
(6)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. B Std. Error Beta B Std. Error
1 (Constant) 1.867 2.235 .836 .406
Motivasi .213 .090 .230 2.366 .020
Persepsi .218 .067 .339 3.250 .002
Pembelajaran -.085 .086 -.106 -.993 .323
Harga .125 .090 .144 1.393 .167
Pendapatan -.062 .082 -.074 -.750 .456
a Dependent Variable: MinatAnggota