Hubungan Dukungan Sosial dengan Kecemasan Pasien Kanker Payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Kanker payudara merupakan penyakit yang sering terjadi pada wanita. Masalah

infeksi akibat kanker ini merupakan masalah utama dan penderitanya meningkat. Untuk
menurunkan angka penderita kanker payudara, diperlukan kerjasama terkait antara
departemen kesehatan ataupun yayasan-yayasan yang bergerak di bidang kesehatan untuk
menanggulangi masalah kanker payudara (Setiati,2009).
Tingkat insiden kanker payudara bervariasi di seluruh dunia dari 19,3 per 100.000
perempuan di Afrika Timur dan 89,7 per 100.000 perempuan di Eropa Barat. Di sebagian
besar negara berkembang angka kejadian berada di bawah 40 per 100.000. Sebagian besar
angka kejadian terendah di negara-negara Afrika (WHO, 2008).
Menurut Hartaningsih,dkk (2002-2012) di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
selama periode 2002-2012 tercatat 22,7% (199 kasus) kanker payudara pada usia muda
dengan jumlah kasus terbanyak terdapat pada kelompok usia 35-39 tahun sebesar 57,8% (115
kasus). Diagnosis histopatologi terbanyak sebesar 81,9% (163 kasus) adalah tipe karsinoma
duktal invasif. Stadium III B (36,7% atau 73 kasus) dan Grade II (46,2% atau 92 kasus)

menempati angka terbanyak selama periode tersebut. Jumlah kasus kanker payudara pada
usia muda cukup tinggi dibandingkan dengan kelompok lain yakni sebesar 22,7%, mayoritas
kasus terjadi pada kelompok usia 36-40 tahun.
Pengobatan pada penyakit kanker payudara dapat ditentukan berdasarkan tingkat
stadiumnya. Pada stadium I dan II dapat dilakukan masektomi atau pengangkatan payudara

Universitas Sumatera Utara

dilanjutkan pada terapi radiasi dan kemoterapi, pada stadium IIIA dilakukan masektomi
radikal, radikal tambahan dengan kemoterapi atau masektomi simpleks dengan radioterapi
sedangkan stadium IIIB dilakukan biopsy, insisi dan dilanjutkan radiasi, dan pada stadium
akhir hanya dilakukan kemoterapi (Olfah, 2013).
Beberapa efek samping yang dialami pasien kanker payudara adalah anemia, diare,
kelelahan, masalah kesuburan, perubahan rambut, infeksi, kehilangan daya ingat, gejala gejala menopouse atau bahkan terjadi menopouse, luka pada mulut dan kerongkongan,
perubahan pada kuku, mual, neuropati atau masalah pada tangan dan kaki, perubahan dalam
merasa dan membau, kering pada vagina, muntah, dan perubahan pada badan. Kemoterapi
juga bisa menyebabkan efek samping lain yang jarang terjadi dan sangat serius serta perlu
penanganan cermat yaitu osteoporosis, masalah pada jantung, dan masalah pada penglihatan
(Pamungkas, 2011).
Tindakan operatif adalah suatu terapi yang mempunyai efek samping tinggi di

bandingkan dengan terapi farmakologi (obat-obatan), tindakan operatif sangat berpengaruh
terhadap sikap pasien kanker payudara karena pengangkutan payudara (masectomy)
menjadikan pasien merasa takut, depresi, reaksi kecemasan pada seorang pasien kanker
payudara sering muncul tidak saja sewaktu pasien diberi tahu mengenai penyakitnya, tetapi
juga setelah menjalani operasi, kecemasan tersebut lazimnya mengenai finansial,
kekhawatiran tidak diterima dilingkungan keluarga atau masyarakat. dan sikap negatif
(penolakan) tersebut menyebabkan banyak kasus-kasus yang seharusnya mempunyai
prognosa baik menjadi sebaliknya (Hawari, 2004)
Menurut penelitian Hartati (2008) di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan bahwa dari 33 orang penderita kanker payudara sebagian besar wanita penderita
kanker payudara mayoritas mengalami kecemasan sedang (42,4%), dan sebagian lagi mereka
menunjukkan kecemasaan berat (30,3%) serta kecemasan ringan (27,3%).

Universitas Sumatera Utara

Penderita kanker payudara selalu mengalami ketidak berdayaan, kecemasan, rasa
malu, dan harga diri menurun. Penderita kanker payudara membutuhkan pendamping dari
lingkungan sekitar seperti keluarga, teman dan tenaga medis agar

memberikan segala


dukungan sehingga penderita kanker payudara mampu beradaptasi terhadap segala masalah
yang dihadapi (Wijayanti, 2007)
Menurut Anggraini (2006) bahwa kebutuhan dukungan sosial pada wanita kanker
payudara adalah tinggi. Terdiri dari kebutuhan dukungan sosial aspek dukungan pengharapan
(85%), aspek dukungan nyata (85%), aspek dukungan emosional (100%) dan aspek
dukungan informasi (95%). Kebutuhan dukungan dari sumber dukungan sosial pada wanita
kanker payudara adalah tinggi (95%).
Menurut penelitian Herien (2010) di Irna Bedah RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh
menyatakan bahwa dari 35 orang responden menunjukkan 60% responden mendapatkan
dukungan yang rendah dari keluarga, 71,4% responden mendapat dukungan yang tinggi dari
teman, dan 60% responden mendapat dukungan yang tinggi dari tenaga kesehatan
Dengan memberikan dukungan sosial yang tepat dapat membantu penderita kanker
payudara untuk mengurangi tekanan psikologis yang dihadapinya, sehingga penderita
memiliki keseimbangan untuk menahan emosi yang dirasakannya dan membuat lebih
bersmangat dalam menjalani proses pengobatan. Bagi penderita kanker payudara dukungan
sosial merupakan bentuk perhatian, dan merasa dicintai dan dimiliki sehingga mereka lebih
merasa nyaman, lebih baik dan memperoleh keyakinan untuk sehat (Dhita, 2013).
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Hubungan Dukungan Sosial dengan Kecemasan Pasien Kanker Payudara di RSU Haji

Medan Tahun 2015”.

Universitas Sumatera Utara

B.

Rumusan Masalah
Bagaimanakah hubungan dukungan sosial dengan kecemasan pasien kanker payudara

di RSU Haji Medan Tahun 2015?
C.

Tujuan Penelitian

1.

Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kecemasan pasien kanker

payudara di RSU Haji Medan Tahun 2015

2.

Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik pasien kanker payudara di RSU Haji Medan Tahun
2015
2. Mengidentifikasi dukungan sosial pasien kanker payudara di RSU Haji Medan Tahun
2015
3. Mengidentifikasi kecemasan pasien kanker payudara di RSU Haji Medan tahun 2015

D.

Manfaat Penelitian

1.

Praktik Kebidanan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan masukan dan

informasi bagi pihak RSU Haji Medan
2.


Penelitian Kebidanan
Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan tentang hubungan dukungan

sosial dengan kecemasan pasien kanker payudara dan dapat digunakan sebagai bahan
perbandingan antara teori yang didapat di perkuliahan dan di lahan praktik.

Universitas Sumatera Utara