Hegemoni IMIKI dalam Budaya Politik Maha

Bobby Pinaz
6670150036

Anggia Dwi Julianto
6670150076

Hegemoni IMIKI dalam Budaya Politik Mahasiswa Ilmu Komunikasi
untuk Memilih Ketua Himpunan Mahasiswa Komunikasi
(Kajian Etnografi Budaya Politik Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip
Untirta)
Latar Belakang
Pada tanggal 10 juni 2003 dikeluarkan surat keputusan dari DIRJEN DIKTI
DEPDIKNAS dengan nomor 1179/D/T/2003 tentang izin operasional program studi
Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu komunikasi di dalam Fakultas Fisip Untirta
terkhusus Ilmu Komunikasi. Dengan berjalannya oprasional program studi tersebut
mulai bermunculan organisasi intra dan ekstra kampus di kalangan mahasiswa ilmu
komunikasi organisasi internal kampus merupakan organisasi yang memiliki legalitas
di dalam kampus dan badan ekstenal kampus ada 2 lingkup yang itu kampus dan
nasional, organisasi ekstra kampus dalam lingkup nasional biasanya meski tidak
memiliki legalitas kampus tetapi memiliki legalitas dari negara untuk berdiri
sedangkan organisasi eksternal kampus lingkup kampus biasanya tidak memiliki

legalitas kampus ataupun negara.
Organisasi berbedan internal kampus dalam lingkungan mahasiswa
komuniakasi yaitu HimaKom (Himpunan Mahasiswa Komunikasi). Pada saat ini
HimaKom di pimpin oleh Agus Maulana anggkatan 2015, dalam pemilihan agus ada
hegemoni organisasi lain berbadan eksternal kampus yaitu IMIKI (Ikatan Mahasiswa
Ilmu Komunikasi Indonesia) yang di pimpin oleh Yesica Widiyastuti dalam lingkup
kampus Untirta. IMIKI Untirta sendiri tidak di ketahui sejak kapan IMIKI sendiri
berada di untirta tetapi pada IMIKI mengadakan Munas di Malang pada tahun
2007/2008 untirta mengirimkan delegasinya untuk mengikuti munas tersebut dan
pada tahun 2007-2008 Assidah Fil-Haq menjadi ketua HimaKom ,2008-2009
Nurhaedi ketua HimaKom pada saat itulah IMIKI membawa kepentingan di dalam
tubuh organisasi HimaKom.

Bobby Pinaz
6670150036

Anggia Dwi Julianto
6670150076

Kepentingan IMIKI dalam HimaKom Fisip Untirta membuat mahasiswa

Ilmu Komunikasi terhegemoni dan menjadikan budaya politik dan partisipasi politik
pada ajang pemilihan ketua HimaKom menjadi subjek – parochial hal ini terlihat
pada pemilihan ketua HimaKom 2016-2017 memiliki 2 calon yang pada akhirnya
salah satu calon menarik berkas dikarenakan tekanan dari IMIKI untuk tidak ada
yang menjadi calon selain Agus yang di usung oleh IMIKI hal ini di sampaikan oleh
Cherry yang merupakan lawan Agus.
Hegemoni adalah sebuah rantai kemenangan yang didapat melalui mekanisme
consensus (consenso) dari pada melalui penindasan terhadap kelas sosial lain. Ada
berbegai cara yang di pakau, misalnya melalui yang ada di masyarakat yang
menentukan secara langsung atau tidak langsung struktur-struktur kognitif dari
masyarakat itu. Itulah sebabnya hegemoni pada hakekatnya adalah upaya untuk
menggiring orang agar menilai dan memandang problematika sosial dalam kerangka
yang di tentukan (Gramsci,1976:244). Telah di jelakan di atas bahwa Imiki memliki
hegemoni yang cukup kuat dalam kepentingannya di HimaKom untuk terus
menduduki jabatan struktur kognitif dalam organisasi intra kampus di kalangan
mahasiswa komunikasi.
Menurut Gabriel Almond dan Verba budaya politik sikap orientasi yang
sangat khas dari warga negara terhadap sistem politik dan keanekaragaman bagianny,
serta sikap-prilaku warga terhadap warga negara yang ada di dalam sistem politik itu.
Adanya tipe budaya politik sebagai berikut

1. partisipant yaitu masyarakat memiliki tingkat keaktifan dalam mengikuti
kegiatan politik mulai dari memberi input sampai mengevaluasi atau mengontrol
terjalannya output
2. subjek yaitu masyarakat memiliki tingkat keaktifan yang rendah dalam
aktifitas politik tetapi mengetahui dari segala aktifitas politik tersebut.

Bobby Pinaz
6670150036

Anggia Dwi Julianto
6670150076

3. parochial yaitu masyarakat yang tidak memiliki keaktifan dalam aktifitas
politik dan tidak mengetahui politik yang terjadi.
Dalam Ilmu Komunikasi budaya politik yaitu subjek – parochial yaitu di
karenakan banyaknya Mahasiswa yang mengetahui aktifitas politik tetapi tidak mau
bertindak dan bahkan tidak mau tau apa kegiatan politik yang sedang terjadi. Hal ini
di sebabkan di karenakan ideologisasi dari IMIKI yang membuat budaya politik Ilmu
Komunikasi menjadi subjek – parokial.
Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan rakyat. Artinya rakyat atau

orang banyak merupakan pemegang kekuasaan dalam pemerintahan. Mereka
memiliki hak untuk mengatur, mempertahankan, serta melingdungi diri mereka dari
adanya paksaan dari wakil-wakil mereka, yaitu orang-orang atau badan yang diserahi
wewenang untuk memerintah.(H.Harris Soche.Yogyakarta:Hanindita,1985). Secara
sederhana kita mengenal demokrasi adalah dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat yang
berarti sejatinya rakyatlah yang berhak menentukan siapa yang pantas atau tidak dan
bahkan dalam kegiatan politik merebutkan kekuasaanpun rakyat berhak turut andil
dalam mencalonkan dirinya. Rakyat dalam konteks ini adalah mahasiswa Ilmu
Komunikasi yang berarti seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi berhak mencalonkan
dan menentukan siapa yang pantas jadi ketua HimaKom, namun sangat di sayangkan
mahasiswa HimaKom tidak dapat memilih dan mencalonkan jika tidak mendapatkan
persetujuan IMIKI bahkan yang melanggar hal tersebut akan di jauhi oleh seluruh
mahasiswa Ilmu Komunikasi (sanksi sosial) atau bahkan di kenakan represifitas
psikologis. Dari permasalahan inilah penulis mengambil judul “Hegemoni IMIKI
dalam Budaya Politik Mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk Memilih Ketua Himpunan
Mahasiswa Komunikasi”