Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Terhadap Obat Generik dan Obat Merek Dagang

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri
Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Obat
adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi, yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. Bahan Obat adalah bahan
baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat yang digunakan dalam pengolahan
obat

dengan

standar

dan

mutu

sebagai


bahan

baku

Farmasi

(Ditjen POM RI, 2012).
Beberapa perusahaan mengkhususkan diri dalam pembuatan obat-obat yang
dijual secara bebas dan dipromosikan secara langsung kepada masyarakat umum.
Sebagian industri mengkhususkan diri dalam pembuatan obat-obat yang dijual
melalui resep dokter, dipromosikan kepada tenaga-tenaga kesehatan saja, tidak
kepada masyarakat umum (Ansel, 2008).
Obat generik yang menggunakan nama International Non-proprietary
Name (INN) yang secara umum dikenal sebagai obat generik. Sebagian besar
(67%) resep obat di Indonesia merupakan obat generik bermerek, diikuti obat
paten yang menyumbang 25% dan obat generik sebesar 8%. Salah satu penyebab
masih rendahnya pangsa pasar obat generik adalah masih kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai obat generik sehingga opini yang berkembang adalah obat
generik


merupakan obat

kelas dua yang kualitasnya tidak terjamin

1
Universitas Sumatera Utara

(Menkes RI, 2013) dan anggapan lain bahwa obat generik yang harganya
murah tidak berkualitas jika dibandingkan obat bermerek. Konsumsi obat
generik di Indonesia paling rendah jika dibandingkan dengan negara ASEAN
lainnya (Alim, 2013).
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan juga memantau
pemanfaatan obat generik melalui indikator persentase penggunaan obat generik
di fasilitas pelayanan kesehatan yaitu di puskesmas dan rumah sakit. Rata-rata
penggunaan obat generik

di fasilitas pelayanan kesehatan pada tahun 2013

sebesar 85,49%. Penggunaan tersebut telah memenuhi target tahun 2013 yaitu

sebesar 75% (Menkes RI, 2013).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
lebih lanjut terhadap mahasiswa Fakultas Farmasi USU dikarenakan mahasiswa
Farmasi akan menjadi praktisi dibidang kesehatan, harus mengikuti programprogram pemerintah dalam melakukan pelayanan dibidang kefarmasian. Peneliti
ingin meneliti bagaimana pengetahuan mahasiswa Fakultas Farmasi terhadap obat
generik dan obat merek dagang. Mahasiswa yang memiliki pengetahuan baik
mengetahui tentang obat-obatan secara umum, dapat membedakan antara obat
generik dan obat merek dagang, baik kemampuan obat dalam memberikan
efek/khasiat, efek samping serta rasionalitas dalam memilih obat tersebut. Peneliti
ingin mengetahui apakah pengetahuan mahasiswa Farmasi dipengaruhi oleh jenis
kelamin, tingkat pendidikan dan program studi.

2
Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan masalah
Perumusan masalah dari penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pengetahuan mahasiswa Fakultas Farmasi USU terhadap obat
generik dan obat merek dagang?
2. Apakah terdapat hubungan antara karakteristik (jenis kelamin, angkatan

dan program studi) dengan pengetahuan mahasiswa Fakultas Farmasi USU
terhadap obat generik dan obat merek dagang?

1.3 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini yaitu:
1. Pengetahuan mahasiswa Fakultas Farmasi USU terhadap obat generik dan
obat merek dagang adalah baik.
2. Terdapat hubungan antara karakteristik (jenis kelamin, angkatan dan
program studi) dengan pengetahuan mahasiswa Fakultas Farmasi USU
terhadap obat generik dan obat merek dagang.

1.4 Tujuan
1. Untuk mengetahui

pengetahuan mahasiswa Fakultas Farmasi USU

terhadap obat generik dan obat merek dagang.
2. Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik (jenis kelamin, angkatan
dan program studi) dengan pengetahuan mahasiswa Fakultas Farmasi USU
terhadap obat generik dan obat merek dagang.


3
Universitas Sumatera Utara

1.5 Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan bagi penulis dalam hal
pengembangan ilmu pengetahuan dan penerapan teori –teori yang ada
b. Bagi institusi Perguruan Tinggi sebagai bahan evaluasi dan peninjauan
kurikulum di Fakultas Farmasi.
c. Bagi pemerintah dapat mengevaluasi peraturan-peraturannya khususnya
terkait kebijakan dibidang kesehatan dan meninjau kembali instansiinstansi khususnya instansi pendidikan dan kesehatan
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Variabel bebas

Variabel terikat
Persepsi mahasiswa Fakultas
Farmasi USU
1. Baik
(61 – 80)
2. Cukup

(41 – 60)
3. Kurang
(21 – 40)
4. Buruk
(0 – 20)

Karakteristik Mahasiswa
Fakultas Farmasi USU
1. Jenis kelamin
2. Program Studi
3. Angkatan

Gambar 1.1 Diagram Kerangka Pikir Penelitian

4
Universitas Sumatera Utara