Efektivitas Group Cognitive Behavioral Therapy Dalam Meningkatkan Abstinence Self Efficacy Pecandu Pada Masa Pemulihan di Pusat Rehabilitasi X Kota Medan

ABSTRAK
Penyalahgunaan narkoba merupakan pola penggunaan zat secara
maladaptif yang dapat menyebabkan gangguan klinis signifikan (APA, 2004).
Wade (2007) menjelaskan bahwa salah satu cara menanganinya adalah dengan
membantu pecandu melalui program rehabilitasi. Pada kenyatannya, rehabilitasi
pecandu narkoba bukan hal yang mudah karena dapat terjadi relapse ketika
pecandu ragu akan kemampuannya untuk dapat menjauhkan diri dari penggunaan
narkoba. Keraguan akan kemampuan ini merupakan wujud dari abstinence self
efficacy yang rendah sehingga perlu dibenahi. Marlat dan Gordon (dalam
Handershot, 2011) menjelaskan bahwa cara untuk meningkatkan abstinence self
efficacy adalah dengan melakukan identifikasi coping skill, kemudian Chiang
(2006) menambahkan bahwa pecandu perlu untuk merestrukturisasi pikirannya
yang irasional. 
Restrukturisasi kognitif dan coping skill merupakan teknik dalam terapi
cognitive behavioral (CBT) yang dapat dilaksanakan secara berkelompok. Bieling
(2006) mengungkapkan, melalui terapi secara berkelompok maka setiap peserta
memiliki kesempatan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan secara leluasa,
saling percaya, saling perhatian, saling memahami dan saling membantu.
Morrison (dalam Bieling, 2006) juga menyebutkan bahwa CBT secara
berkelompok lebih efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga dibandingkan dengan
pendekatan secara individual.  Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen

dengan desain pretest-posttest control group. Subjek penelitian dipilih
menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 20 orang yang dibagi dalam
empat kelompok yaitu kelompok eksperimen pertama yang mendapatkan teknik
restrukturisasi kognitif, kelompok eksperimen kedua mendapatkan teknik coping
skill, kelompok eksperimen ketiga mendapatkan gabungan teknik coping skill &
restrukturisasi kognitif dan kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak
mendapatkan teknik restrukturisasi kognitif maupun coping skill. 
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif mengenai
pikiran rasional dan coping skill. Pada saat subjek sudah memiliki pikiran yang
rasional dan mampu untuk menerapkan coping skill maka diberikan skala brief
situational confidence questionaire (BSCQ) untuk memperoleh data kuantitatif
mengenai abstinence self efficacy. Data kuantitatif ini diolah menggunakan
ANOVA Mixed Design. Hasil penelitian membuktikan bahwa teknik
restrukturisasi kognitif maupun coping skill efektif untuk meningkatkan
abstinence self efficacy, namun gabungan teknik restrukturisasi kognitif dan
coping skill lebih efektif untuk meningkatkan abstinense self efficacy
dibandingkan dengan pemberian terapi tersebut secara terpisah.
Kata Kunci: Abstinence self efficacy, Coping skill, Restrukturisasi Kognitif.
viii 
 

Universitas Sumatera Utara