Analisis Yuridis Terhadap Addendum Dalam Akad Perjanjian Pada Pembiayaan Bermasalah (Studi Pada Perusahaan Daerah Bpr Syari’ah Mustaqim Sukamakmur Aceh Besar)

ABSTRAK
Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/18/PBI/2008 mengatur tentang cara
penyelesaian atau restrukturisasi terhadap pembiayaan yang bermasalah. Dalam
praktek perbankan syariah cara addendum lebih dipilih digunakan daripada membuat
perjanjian baru untuk perubahan dan atau penambahan isi dari suatu akad
pembiayaan. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Faktor-faktor
apakah yang melatarbelakangi pembuatan addendum dalam penyelesaian
pembiayaan bermasalah pada BPR Syari’ah Mustaqim Sukamakmur. Bagaimanakah
mekanisme penambahan isi dalam akad pembiayan yang dilakukan pada BPR
Syari’ah Mustaqim Sukamakmur. Apakah akibat hukum addendum terhadap akad
pembiayaan yang sudah di addendum terkait dengan penyelesaian pembiayaan
bermasalah pada BPR Syari’ah Mustaqim Sukamakmur.
Penelitian menggunakan penelitian deskriptif analitis, yang menguraikan atau
memaparkan sekaligus menganalisis tentang faktor yang melatarbelakangi pembuatan
addendum pembiayaan bermasalah pada BPR Syariah Mustaqim Sukamakmur.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor yang melatarbelakangi
pembuatan addendum pada BPR Mustaqim Sukamakmur karena adanya tunggakan
pembiayaan yang menimbulkan perselisihan, dalam pembayaran angsuran dan
pembiayaan tersebut yang berpotensi macet. Mekanisme penambahan isi dalam akad
pembiayaan cara pembuatan addendum berupa penjadwalan kembali angsuran yang
tertunggak dengan jangka waktu maupun nilai asngsuran yang baru. Pembuatan

addendum yang dilakukan tidak melalui pembuatan akad yang baru tetapi dengan
melakukan perubahan dalam salah satu klausul akad yang telah dibuat sebelumnya.
Akibat hukum addendum terhadap akad pembiayaan pada hubungan hukum antara
bank sebagai kreditur dengan nasabah, yaitu hubungan yang semula buruk akibat
pembiayaan bermasalah dapat kembali baik, kolektibilitas nasabah bermasalah
menjadi lancar kembali (kolektibilitas 1). Dengan begitu nasabah akan dapat
mengajukan kembali permohonan pembiayaan baru baik di Bank BPR Mustaqim
Sukamakmur maupun di Bank lainnya apabila setelah dilakukan penyelesaian melalui
pembiayaan kembali lancar.
Disarankan kepada nasabah Bank BPR Mustaqim Sukamamkmur agar dapat
menghubungi pihak bank untuk dapat dilakukan upaya restrukturisasi agar tidak
terjadi tunggakan yang berujung pada perselisihan, pihak Bank Bank BPR Mustaqim
Sukamamkmur agar menerapkan restrukturisasi sesuai dengan aturan bank dalam
mendukung manajemen risiko sebagai implementasi prinsip kehati-hatian bank
dalam penyaluran pembiayaan. Kepada pengambil kebijakan agar kebijakan tentang
restrukturisasi dan penyelesaian sengketa tidak tumpang tindih yang dapat
menyebabkan terjadinya dualisme dalam penyelesaian kredit bermasalah.
Kata Kunci : Addendum, Akad dan Pembiayaan Bermasalah

i


Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
The Regulation of Bank Indonesia Number 10/181PBI/2008 stipulates the settlement
and or restructuring of troublesome financing. In the practice of Syaria Banking, the
addendum method is preferable to be applied than to make a new agreement for any changes
and or additions to the content of a financing agreement. The problems in this research are
what factors that constitute the making of the addendum in solving the troublesome financing
at BPR (Rural Bank) Syariah Mustaqim Sukamakmur. How are the mechanisms of adding the
content of the agreement carried out by BPR Syari’ah Mustaqim Sukamakmur. What are the
legal consequences of the addendum related to the settlement of troublesome financing which
has been approved related to the settlement of troublesome financing at BPR (Rural Bank)
Syaria Mustaqim Sukamakmur
The research uses a descriptive analysis describing or explaining and simultaneously
analyzing the factors that constitute the making of the addendum w related to the
troublesome financing at BPR Syaria Mustaqim Sukamakmur.
According to the results, it is found out that the factors constituting the making of the
addendum to the troubled financing at BPR Syariah Mustaqim Sukamakmur are the overdue
payments which cause disputes in the installment payments and the financing is potentially

default. The mechanism of adding the content in the financing agreement is by rescheduling
the overdue payments with the new the installment terms or amount. The addendum is not
made by making a new agreement, but by making some changes to one of the clauses in the
previous agreement. The legal consequences of the addendum to the financing agreement
regarding the legal relationship between the bank as the creditor and the customers, namely,
the relationship which in the beginning was bad due to the troublesome financing will be
better again and the collectability of the troublesome customers will be fluid again.
Consequently, the customers will be able to reapply for a new financing request either to the
BPR Mustaqim Sukamakmur or other banks if the payments get better after the settlement.
It is suggested that the customers of BPR Mustaqim Sukamakmur contact the bank so
that restructuring can be made in order to prevent overdue payments leading to a dispute,
that BPR Mustaqim Sukamakmur implement the restructuring in accordance with the bank
regulations in order to support the risk management as the implementation of bank
precautionary principles in the distribution of financing, and that the policy maker avoid the
overlapping policy concerning the restructuring and dispute settlement that can lead to the
dualism in payments of bad loans.

Keywords: Addendum, Agreement, and Troublesome Financing

ii


Universitas Sumatera Utara