Sintaksis Bahasa Inggris dan Bahasa Arab Pada Menu Program Adobe Photoshop CS5 Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif yaitu dengan memberikan gambaran secara sistematis dan akurat tentang
konstruksi sintaksis BI dan BA pada menu program APCS5 dengan menggunakan
teori transformasi generatif.

Teori ini digunakan untuk melihat konstruksi

sintaksis yaitu pada frasa dan kalimat, baik dalam BI maupun dalam BA,
kemudian kedua bahasa tersebut dibandingkan untuk menemukan bentuk – bentuk
pergeseran konstruksi sintaksis dengan menggunakan analisis konstrastif, adapun
pergeseran yang diteliti adalah : 1) pergeseran kategori, yaitu pergeseran antar
kelas kata, pergeseran antar frasa, pergeseran antar kalimat, 2) pergeseran
transposisi, baik itu pergeseran kelas kata menjadi frasa, pergeseran frasa menjadi
kelas kata, pergeseran frasa menjadi kalimat, pergeseran kalimat menjadi frasa
dan pergeseran kalimat menjadi kelas kata. Di samping penelitian tentang
pergeseran juga diteliti faktor – faktor yang menyebabkan pergeseran konstruksi
bahasa Inggris dan bahasa Arab yang terdapat pada menu program APCS5.
Penelitian ini adalah suatu upaya untuk membuktikan dan menemukan

kebenaran yang diperoleh secara rinci agar dapat menafsirkan fenomena yang terjadi.
Hal itu dapat diperoleh dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
Menurut Jane Richie dalam Moleong (2010:6) penelitian kualitatif adalah
upaya untuk menyajikan dunia sosial dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi
konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti. Peranan

51

52

penting dari apa yang seharusnya diteliti yaitu konsep, perilaku, persepsi, dan
persoalan tentang manusia yang diteliti.
Nida (tt:1) mengatakan :
“The descriptive analyst must be guided by certain very fixed principles if
he is to be objective in describing accurately any language or part of any
language. It would be excellent if he could adopt a completely man-fromMars attitude toward any language he analyzes and describes.”
Artinya : Seorang analis deskriptif harus diarahkan oleh nilai tertentu
yang tetap jika ingin bersikap objektif dalam menggambarkan setiap
bahasa atau bagian dari bahasa apapun secara akurat. Akan sangat baik
jika ia bisa mengadopsi sepenuhnya sikap manusia-dari-Mars terhadap

bahasa apapun yang dianalisis dan dijelaskan.
Selanjutnya Nida (tt:1-3) mengatakan bahwa seorang analisis deskriptif
bahasa harus memiliki 4 kriteria :
a. Descriptive analysis must be based upon what the people say
b. The forms are primary, and the usages secondary
c. No part of a language can adequately described without reference to all
other parts
d. language are constantly in the process of changes
Artinya:
a. Analisis deskriptif harus didasarkan pada apa yang orang katakan
b. Bentuk-bentuk adalah primer, sementara penggunaannya adalah
sekunder
c. Tidak ada bagian dari bahasa secara memadai dapat dijelaskan tanpa
mengacu pada semua bagian yang lain
d. Bahasa akan terus-menerus dalam proses perubahan
Moleong (2010:11) menyatakan metode deskriptif merupakan kumpulan
dari kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya
penerapan

metode


kualitatif.

Selain

itu,

semua

yang

dikumpulkan

berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan
demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi
gambaran penyajian laporan.

53

3.2. Data dan Sumber Data Penelitian

Data dalam penelitian ini merupakan kata, frasa, dan kalimat yang
memiliki padanan antara BI dan BA yang berasal dari menu program APCS5,
sedangkan sumber data penelitian ini dapat dikelompokkan kepada dua buah
program desain grafis, yaitu , 1) Program APCS5 berbahasa Inggris di bawah
Windows dan 2). Program APCS5 berbahasa Arab di bawah Windows.
Pemilihan sumber data di atas ini memiliki alasan bahwa data yang ada
lebih bersifat spesifik, karena langsung kepada pokok permasalahan, dan program
yang sering digunakan oleh para pemakai komputer untuk bidang desain.
3.3 Tehnik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa tehnik dalam pengumpulan data
yaitu pertama adalah dengan metode dokumentasi yaitu melakukan penelusuran
data – data berupa kata, frasa dan kalimat yang terdapat pada menu program
APCS5 baik BI dan BA. Data – data yang ada sangat berguna untuk menemukan
bentuk konstruksi sintaksis yang terdapat dalam BI dan BA, sedangkan yang
kedua adalah studi kepustakaan yaitu mencari referensi yang dianggap relevan
dengan penelitian yang dilakukan.
Selain kedua teknik di atas, yang dilakukan selanjutnya adalah adalah
teknik Miles dan Huberman (1984), yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai

dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

54

1. Membaca dan menguraikan secara menyeluruh bentuk kata, frasa dan
kalimat pada menu program APCS5 untuk mengetahui kesesuaian dan
kesenjangan konstruksi berdasarkan analisis sintaksis.
2. Mencatat data berupa kata, frasa dan kalimat dari menu program APCS5
yang merupakan sumber data primer yang memiliki padanan dan
mengalami pergeseran antara BI dan BA untuk dianalisis.
3. Mengklasifikasikan data berupa kata, frasa dan kalimat dari kedua
program baik BI dan BA yang menjadi objek penelitian.
4. Mengidentifikasi pergeseran konstruksi sintaksis yang terdapat pada menu
program APCS5 baik BI dan BA dengan cara pengelompokkan
berdasarkan jenis – jenis pergeseran, dan kemudian menentukan
perbedaannya melalui pergeseran konstruksi sintaksis.
5. Menganalisis data yang telah dicatat sebelumnya baik dalam bentuk kata,
frasa dan kalimat yang berasal dari program APCS5 baik BI dan BA yang
menjadi objek penelitian, dan melihat sedetail mungkin bentuk pergeseran

dan padanannya antara BI dan BA yang terdapat dalam pada program
APCS5.
3.4. Metode Analisis Data
Kegiatan yang dilakukan setelah pengumpulan data adalah analisis data,
dalam menganalsisa data, yang pertama diakukan adalah mentranskripsi data
berupa kata, frasa dan kalimat dari program APCS5 bahasa Inggris dan bahasa
Arab berdasarkan pada kebutuhan kajian kemudian dicatat pada kartu data. Data
yang ada kemudian diseleksi untuk menghindari tumpukan data, serta dipilah

55

berdasarkan klasifikasi data berupa kelas kata, frasa dan kalimat, hal ini dilakukan
untuk memudahkan analisis sehingga benar – benar representatif untuk masing –
masing jenis data.
Analisis data kualitatif model Miles dan Huberman (1984) terdapat 3 (tiga)
tahap: meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) serta
Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing / verification).
Tahapan – tahapan di atas diperjelas dengan bagan sebagaimana gambar di
bawah ini :


Pengumpulan
Data
Penyajian
Data
Reduksi
Data

Kesimpulan – kesimpulan :
Penarikan/Verifikasi

Gambar 3.1 : Komponen-komponen Analisis Data : Model Interaktif (Miles dan
Huberman, 1994:20)

3.4.1. Tahap Reduksi Data
Sejumlah langkah analisis selama pengumpulan data berdasarkan Miles dan
Huberman (1992) yang dilakukan oleh peneliti adalah :
1.

Meringkaskan data berupa kata, frasa dan kalimat, dan memisahkan kategori data
yang sejenis dan berulang dalam suatu kartu data yang sejenis. Pada langkah

pertama ini termasuk pula memilih dan meringkas dokumen yang relevan.

56

2.

Pengkodean. Pengkodean yang dilakukan dalam analisis ini adalah :
a.

Menggunakan simbol atau ringkasan untuk memudahkan analisis

b.

Kode dibangun dalam suatu struktur untuk memilah pergeseran dari
kesepadanan dari BI ke dalam BA.

c.

Kode dibangun dengan tingkat rincian tingkatan pergeseran kata, frasa
dan kalimat, serta kode berupa rincian data yang memiliki persamaan

konstruksi antara BI dan BA pada menu program APCS5

d.
3.

Keseluruhannya data dibangun dalam suatu sistem yang integratif.

Analisis selama pengumpulan data adalah pembuatan catatan obyektif
mengenai data penelitian berdasarkan teori konstruksi sintaksis, kemudian
dilakukan catatan sekaligus klasifikasi kategori dan jenis – jenis pergeseran
dengan memberikan konklusi yang akurat bentuk konstruksi yang
sebenarnya, serta obyektif-deskriptif.

4.

Membuat catatan reflektif, dan mulai menuliskan temuan yang terfikir dalam
sangkut paut dengan catatan obyektif tersebut di atas.

5.


Membuat catatan marginal. Miles dan Huberman (1984) memisahkan
komentar peneliti mengenai subtansi dan metodologinya. Komentar
subtansial merupakan catatan marginal.

6.

Penyimpanan data. Untuk menyimpan data, dilakukan 3 hal :
a.

Pemberian label pada data berupa bentuk kata, frasa dan kalimat yang
mengalami pergeseran atau memiliki padanan yang sama.

b.

Pembuatan format untuk memasukkan data ke dalam klasifikasi jenis dan
bentuk kata, frasa dan kalimat.

57

c.


Menggunakan angka indeks untuk setiap kata, frasa dan kalimat sesuai
dengan urutan dan pada kelompok menú BI dan BA agar terorganisir
dengan sistem yang baik.

7.

Analisis data selama pengumpulan data merupakan pembuatan memo. Memo
yang dimaksud Miles dan Huberman (1984) adalah teoritisasi ide atau
konseptualisasi ide, dimulai dengan pengembangan pendapat atau porposisi.
Pada tahap ini dilakukan berbagai analisis pendapat para ahli dan
diaplikasikan pada data, dan melihat kostruksi yang berkembang untuk
diberikan sebuah pendapat yang konstruktif, terutama pada konstruksi kata,
frasa dan kalimat BI dan BA.

3.4.2. Tahap Penyajian Data/ Analisis Data Setelah Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau
penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya,
mengingat bahwa peneliti kualitatif banyak menyusun teks naratif.

Display

adalah format yang menyajikan informasi secara tematik kepada pembaca. Miles
dan Huberman (1984) memperkenalkan dua macam format, yaitu : diagram
konteks (context chart) dan matriks.
Miles and Huberman (1984) menyatakan : ”the most frequent form of
display data for qualitative research data in the post has been narrative text”
yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif. Miles dan Huberman (1984) membantu
para peneliti kualitatif dengan model-model penyajian data yang analog dengan
model-model penyajian data kuantitatif statis, dengan menggunakan tabel, grafiks,

58

matriks dan semacam yang bukan diisi dengan angka-angka melainkan dengan
kata atau phase verbal.
Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisir dengan baik,
tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami dan
merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Pada langkah ini peneliti berusaha
menyusun data yang yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat
disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara
menampilkan data penelitian berupa grafik, bagan atau tabel yang diperlukan dan
dirumuskan dalam bentuk konstruksi dan diagram, serta diklasifikasikan
berdasarkan urutan jenis kata, frasa dan kalimat. Klasifikasi yang dimaksud
adalah : 1). Klasifikasi konstruksi sintaksis berupa kelas kata, frasa dan kalimat
baik BI dan BA. 2). Klasifikasi pergeseran konstruksi sintaksis dari BI ke BA. 3).
Klasifikasi persamaan kelas kata, frasa dan kalimat, 4) Klasifikasi sintaksis dari
bentuk persamaan BI

dan BA,

dan kemudian dibandingkan kembali

konstruksinya, meskipun kategorinya adalah sama.
3.4.3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi.
Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan tindakan terakhir berupa
kegiatan - kegiatan dari konfigurasi hasil analisis yang utuh, verifikasi ini terus
dilakukan selama penelitian ini berlangsung, konstruksi – konstruksi dan
pergeseran sintaksis berupa kelas kata, frasa dan kalimat baik BI dan BA pada
program APCS5 yang harus diuji kebenarannya, kekuatannya dan kecocokannya,
untuk menunjang validitas penelitian ini.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Konstruksi Sintaksis Bahasa Inggris dan Bahasa Arab
4.1.1. Konstruksi Sintaksis Bahasa Inggris
Setelah dilakukan identifikasi terhadap konstruksi sintaksis bahasa Inggris
(BI) pada menu program Adobe Photoshop PCS5 (APCS5), terdapat berbagai
kategori dan konstruksi sintaksis yang terdiri dari kelas kata, frasa dan kalimat.

4.1.1.1. Kategori Kelas Kata
Kelas kata dalam BI disebut juga dengan word class, yaitu golongan kata
yang mempunyai kesamaan dalam perilaku formalnya; klasifikasi atas nomina,
ajektiva, dsb. (Kridalaksana, 2008:116)
Kelas kata BI yang terdapat pada menu program APCS5 berdasarkan
sumber data penelitian terdiri dari :
1) Nomina

: (noun) a word that is the name of a person, place, thing or idea
Artinya : nomina adalah kata yaitu berupa nama orang, tempat,
sesuatu atau ide (Oxford Basic American Dictionary,
2011:309
contoh : Background ‘latar’

2) Verba

: (verbs) a word that tells you what someone does or what happen.
“Go, “sing, “do” and “be” are all verbs.
Artinya : verba adalah kata yang menunjukkan tentang tindakan
seseorang atau apa yang sedang terjadi seperti Go,
“sing, “do” dan “be” semuanya adalah verba (Oxford
Basic American Dictionary, 2011:494)
contoh : Save ‘simpan’

59

60

3) Ajektiva

: (Adjective) a word you use with a noun that tells you more about
it : In the phrase “this soup is hot”, “hot” is an adjective.
Artinya : Ajektiva adalah kata yang digunakan bersama dengan
nomina yang menunjukkan hal yang lebih tentang
nomina pada frasa “this soup is hot”, hot adalah
ajektiva (Oxford Basic American Dictionary, 2011:6)
contoh : Low ‘rendah’

4) Pronomina : Pronomina adalah kata yang menggantikan nomina dalam frase
nominal ; ia dalam wacana anak muda itu menjadi direktur
perusahaan ini. Ia sangat kreatif.(Kridalaksana, 2008:200)
contoh :

5) Adverba

All ‘semua’ termasuk dalam kategori pronomina tak
takrif (indefinite pronoun)

: Adverbia adalah kata yang digunakan untuk memerikan verba,
ajektiva, proposisi, atau adverbia lain, mis, sangat, lebih, tidak,
dsb .(Kridalaksana, 2008:2)
contoh : None ‘tidak sama sekali’

4.1.1.2. Konstruksi Frasa
Frasa menurut Carroll dkk (2001:434) adalah :
A Phrase is a group of words without a subject or verb that functions as
one part of speech
Artinya : Frase adalah sekelompok kata-kata tanpa subjek atau kata kerja
yang berfungsi sebagai salah satu bagian dari ucapan.
Konstruksi frasa BI yang digunakan sebagai menu pada program APCS5
terdiri dari beberapa jenis frasa, antara lain :
(1) Frasa nomina (FN)

(2) Frasa verba (FV)

(3) Frasa ajektiva (FA)

(4) Frasa adverba (FAdv)

61

4.1.1.2.1. Frasa Nomina
Crystal (2008:333-334) mengatakan bahwa frasa nomina adalah kelompok
kata yang terdiri dari nomina sebagai head atau konstituen inti dengan modifier
berupa nomina, ajektiva, determiner, dll
Frasa nomina BI pada menu Program APCS5 terdiri dari 14 (empatbelas)
konstruksi, yaitu :
1. Konstruksi nomina + nomina
contoh : default action ‘tindakan penyetelan yang tetap’
uraian : [FN [N default] [N action]]
N

N
Frasa nomina default action ditinjau dari konstituen inti (head) dan
penerang (modifier) termasuk ke dalam kategori urutan progresif atau pre-modifier,
karena nomina default adalah terikat kepada nomina action, peran default adalah
modifier yang menerangkan action, sedangkan action adalah konsituen inti (head)
sebagai sentral atau inti frasa. Adapun urutannya adalah N  N.
2. Konstruksi Nomina + Nomina + Nomina
contoh : lens correction profile ‘profil koreksi lensa’
uraian : [FN[FN[N lens] [FN[N correction]] [N profile]]]
N
N
 N
FN
Frasa nomina lens correction profile juga berkategori urutan progresif,
lens correction adalah pre-modifier yang terletak sebelum konstituen inti profile.
Rincian konstruksinya adalah, nomina lens terikat dengan nomina correction,
pada tahap ini lens adalah modifier dan correction adalah head (inti) yang
membentuk konstruksi frasa nomina, selanjutnya frasa nomina lens correction

62

memodifikasi nomina profile, pada tahapan ini profile berfungsi sebagai sentral
dan menjadi konstituen inti. Adapun pola urutannya adalah FN  N.
3. Konstruksi Nomina + Frasa Preposisi
contoh : total of all slice

‘total semua potongan file’

uraian : [FN[N total] [FP[P of] [FN[PRE-D all]] [N slice]]]
N
P
Pre-Det
N
Frasa nomina total of all slice termasuk ke kategori urutan regresif, karena
nomina total adalah konstituen inti yang terletak sebelum post-modifier ‘of all
slice’. Uraian yang lebih detail menunjukkan bahwa of all slice adalah frasa
preposisi, dimana frasa nomina all slice adalah dependent (terikat) dengan
preposisi of, sehingga konstruksinya membentuk of sebagai governor dan all slice
sebagai komplemen dari preposisi of. Sedangkan nomina total merupakan sentral
atau inti pada konstruksi total of all slice. Adapun pola urutannya adalah N  FP.
4. Konstruksi artikel negatif + Nomina +Nomina
contoh : no color management ‘tanpa manajemen warna’
uraian : [FN[FN[DQ No] [FN[N color]] [N management]]]
Art.neg
N

N
Frasa nomina no color management termasuk ke dalam kategori progresif,
karena pre-modifier ‘no color’ terletak sebelum nomina management, artikel
negatif no adalah modifier yang terikat dengan nomina color sebagai konstituen
inti, sehingga membentuk konstruksi frasa nomina, dengan adanya nomina
management sebagai sentral frasa, maka frasa nomina no color menjadi modifier
yang memodifikasi nomina management sebagai konstituen inti. Adapun pola
urutannya adalah FN N.

63

5. Konstruksi Nomina + Nomina + Frasa Preposisi
contoh : video frame to layers

‘frame video ke dalam layar’

uraian : [FN[N Video] [N frame]]
N

N

[FP[P to] [N layers]]]
P
N

Konstruksi frasa nomina video frame to layers termasuk progresif, karena
video adalah modifier yang terletak sebelum konstituen inti frame, sedangkan frasa
preposisi to layers adalah adalah post-modifier yang berfungsi sebagai adjunct
(keterangan) dari video frame, urutannya adalah NN+FP.
6. Konstruksi Nomina + Konjugasi + Nomina
contoh : Film and video

‘filem dan vidio’

uraian : [FN[N Film] [KONJ and] [NVideo]]
N
Konj.
N
Frasa nomina film and video adalah konstruksi koordinatif, dimana nomina
film dan nomina video memiliki kedudukan yang setara dan dapat saling bertukar
peran, seperti film and video menjadi video and film. Kontruksi koordinatif ini
dihubungkan dengan konjugasi and.
7. Konstruksi Nomina + Konjugasi + Nomina + Nomina
Contoh : copyright and contact info ‘hak cipta dan info kontak’
Uraian : [FN[N Copyright] [KONJ and] [FN[N contact] [N info]]]
N
Konj.
N
N
Konstruksi frasa nomina copyright and contact info adalah konstruksi
koordinatif, dan memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan konstruksi nomor 6,
yang membedakannya adalah koordinasi antara nomina copyright dan frasa nomina
contact info, dimana contact info merupakan konstruksi modifier + head. Adapun
konstruksi frasa di atas adalah dengan pola N + konjugasi + FN.

64

8. Konstruksi Ajektiva + Nomina
contoh : white background

‘latar berwarna putih’

uraian : [FN[A White] [N background]]
A

N
Frasa nomina di atas terdiri dari modifier berupa ajektiva dan head berupa
nomina, dan termasuk urutan progresif, dimana head adalah nomina background dan
modifier adalah ajektiva white, dan dapat diurutkan dengan AN.
9. Konstruksi Ajektiva + Nomina + Nomina
contoh : quick time movie ’filem yang di buat dengan program quick time’
quick time nama program yang diciptakan oleh Apple inc. untuk
membuat, mengedit, menerbitkan, dan melihat isi multimedia (Aiken,
peter dkk, 2002:434)
uraian : [FN[FN[A quick]
A

[N time]]
N

[N movie]]]
N

Konstruksi frasa nomina quick time movie termasuk ke dalam kategori
urutan progresif, dimana nomina movie adalah konstituen inti dan quick time
adalah modifier, konstruksi quick time sendiri adalah frasa nomina yang terdiri
dari ajektiva quick dan nomina time. Adapun pola urutannya adalah FN  N.
10. Konstruksi Ajektiva + Nomina + Frasa Preposisi
contoh : custom RGB to grayscale ‘warna standar RGB ke grayscale’
uraian : [FN[A custom]
A

[N RGB]] [FP[P to] [N grayscale]]
N
P
N

Konstruksi frasa nomina di atas terdiri dari ajektiva custom sebagai
modifier dan nomina RGB sebagai head (inti), dan termasuk urutan progresif,
sementara frasa preposisi to grayscale adalah post-modifier yang berfungsi

65

sebagai adjunct (keterangan) dari frasa nomina custom RGB, adapun pola
urutannya adalah A  N + FP
11. Konstruksi pre-determiner + Nomina
contoh : All frames

‘semua frame’

uraian : [FN[PRE-D All]
[N frames]]
Pre-det
N
Frasa nomina di atas terdiri dari modifier berupa pre-determiner ‘All’ dan
head (inti) berupa nomina frames, dan termasuk urutan progresif. Adapun pola
urutannya adalah Pre-detN.
12. Konstruksi Nomina + Ajektiva
contoh : GIF Restrictive ‘pembatasan GIF’
uraian : [FN[N GIF] [A Restrictive]]
N
A
Konstruksi frasa nomina GIF Restrictive termasuk urutan regresif, dimana
head (inti) adalah nomina GIF yang terletak sebelum modifier ‘restrictive’, dalam
hal ini posisi ajektiva ‘restrictive adalah post-modifier, dan dapat diurutkan
dengan N  A.
13. Konstruksi Numeral (Q.A) + Nomina
contoh : 2 Spaces

‘2 spasi’

uraian : [FN[NUM 2] [N spaces]]
Num
N
Konstruksi frasa Nomina 2 spaces termasuk ke dalam kategori urutan
progresif, dimana head (inti) adalah nomina spaces yang terletak setelah modifier
2, dan dapat diberikan pola dengan urutan Num N

66

14. Konstruksi Frasa Participle + Nomina
Frasa Nomina dengan konstruksi Frasa participle + Nomina pada menu
program APCS5 memiliki 4 varian yaitu :
a. Konstruksi V-ing + Nomina
contoh : bounding box
‘batasan gambar grafis dalam bentuk boks persegi’
Uraian : [FN[V-ing bounding] [N box]]
V-ing
N
Frasa bounding box termasuk ke dalam kategori progresif, dimana head
(inti) adalah nomina box yang terletak setelah bounding sebagai modifier, dan
dapat diberikan pola dengan urutan V-ing N.
b. Konstruksi V-ed + Nomina
contoh : indexed color

‘indeks (daftar) warna’

uraian : [FN[V-ed indexed ] [N color]]
V-ed
N
Frasa indexed color termasuk ke dalam kategori urutan progresif, dimana
head (inti) adalah color yang terletak setelah indexed sebagai modifier, dan dapat
diberikan pola dengan urutan V-ed N.
c. Konstruksi V-ed + Nomina + Nomina
contoh : desired file size

‘ukuran file yang diinginkan’

uraian : [FN[FN[V-ed Desired] [FN [Nfile] [N size]]]
V-ed
N
N
Konstruksi desired file size termasuk urutan progresif, dimana head (inti)
adalah frasa nomina file size yang terletak setelah desired sebagai modifier, dan
dapat diberikan pola dengan urutan V-ed FN.

67

d. Konstruksi V-ed +Nomina+Nomina+Adverba
contoh : selected layer comps only

‘hanya seleksi susunan layar ‘

uraian : [FN[FN[V-ed selected] [FN [N layer] [N comps]]] [Advonly]
V-ed
N
N
Adv
Konstruksi selected layer comps only termasuk urutan progresif, dimana head
(inti) adalah frasa nomina layer comps yang terletak setelah selected sebagai
modifier, sedangkan only adalah adverba yang berfungsi sebagai adjunct
(keterangan), dan dapat diberikan pola dengan urutan V-ed FN + Adv.
4.1.1.2.2. Frasa Ajektiva
Crystal (2008:12) mengatakan bahwa frasa ajektiva adalah ajektiva yang
menjadi head dari sebuah frasa (ajektiva atau frasa ajektiva (disingkat dengan AP
atau AdjP), seperti that’s very important
Frasa ajektiva BI yang digunakan sebagai menu pada program APCS5
hanya memiliki 1 konstruksi yaitu ajektiva + ajektiva.
Contoh : relative colorimetric ‘ukuran daftar warna relatif’
Uraian [FA[FA[A relative] [A colorimetric]] *
A
A
Frasa ajektiva relative colorimetric termasuk urutan progresif, karena relative
sebagai modifier terletak sebelum head (inti) colorimetric, dalam hal ini posisi
ajektiva relative adalah pre-modifier dan dapat diberikan pola dengan urutan AA.
Konstruksi FA [A+A] menurut Carnie (2000:37) adalah konstruksi yang
tidak pernah ada, karena konstruksi yang sebenarnya adalah FA [FA{A}+A].
4.1.1.2.3. Frasa Verba
Frasa verba adalah frasa berinduk satu yang induknya verba dan
modifikatornya berupa partikel. (Kridalaksana, 2008:67).

68

Frasa verba BI pada menu program APCS5 juga memiliki 1 konstruksi
yaitu verba + konjugasi + verba.
Contoh : save and close
Uraian :

‘simpan dan tutup’

[FV[V save] [KONJ and] [V close]]
V
Konj.
V

Konstruksi frasa verba save and close adalah konstruksi koordinatif,
dimana verba save dan verba close memiliki kedudukan yang setara dan
dihubungkan dengan konjugasi and. Adapun konstruksi frasa di atas adalah
dengan pola V + konjugasi + V
4.1.1.2.4. Frasa Adverba
Frasa adverba adalah endosentris frasa berinduk satu yang induknya
adverba dan modifikatornya adalah adverbia lain atau partikel. (Kridalaksana,
2008:67).
Frasa adverba BI pada menu program APCS5 juga memiliki 1 konstruksi
yaitu Numeral + Adverba.
Contoh : 2-up

‘naik 2 tingkat’

Uraian : [FADV[NUM 2] [ADV up]]
Num
Adv
Frasa adverba 2-up termasuk ke dalam kategori urutan progresif, dimana
konstituen inti adalah Adverba up yang terletak setelah modifier 2, dalam hal ini posisi
numeral 2 adalah pre-modifier dan dapat diberikan pola dengan urutan Num  Adv.

4.1.1.3. Konstruksi Kalimat
Kalimat BI pada menu program APCS5 dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa jenis.

69

4.1.1.3.1. Konstruksi Kalimat Deklaratif
Deklaratif adalah istilah yang digunakan dalam klasifikasi gramatikal
tentang jenis-jenis kalimat, kalimat deklaratif mengacu pada bentuk kata kerja
atau jenis kalimat yang biasanya digunakan dalam ekspresi pernyataan, misalnya
the man is walking (Crystal, 2008:130)
Hasil analisis dan klasifikasi tentang kalimat deklaratif BI yang terdapat
pada menu program APCS5 menunjukkan bahwa kalimat deklaratif terbagi
kepada beberapa varian konstruksi, antara lain :
4.1.1.3.1.1. Konstruksi Kalimat Aktif
Crystal (2008:9) berpendapat bahwa :
Active : A term used in the grammatical analysis of voice, referring to a
sentence, clause, or verb form where, from a semantic point of view, the
grammatical subject is typically the actor, in relation to the verb, e.g. The
boy wrote a letter. ‘Active voice’ (or ‘the active’) is contrasted with passive.
Artinya : Aktif: Sebuah istilah yang digunakan dalam analisis gramatikal
tentang suara yang mengacu pada kalimat, klausa, atau bentuk kata kerja,
atau dari sudut pandang semantik, di mana biasanya subjek gramatikal
adalah aktor yang ada hubungannya dengan kata kerja, misalnya The boy
wrote a letter. 'Active voice (atau 'aktif') berbeda dari pasif.
Kalimat Aktif yang terdapat pada menu program APCS5 merupakan
konstruksi KFN+FV, dan diklasifikasikan berdasarkan fungsi verba dalam
kalimat yaitu terdiri dari transitif dan intransitif.
1. Konstruksi Aktif Transitif
Kalimat aktif transitif BI pada menu Program APCS5 adalah kalimat
dengan konstruksi K  FN [N] + FV [V+N].
Contoh :

printer manages color

‘alat cetak yang mengatur warna’

Uraian : FN[N printer] + FV [V manages + N color]

70

Kalimat printer manages color adalah kalimat aktif transitif yang terdiri
dari konstruksi FN yaitu nomina printer yang berfungsi sebagai subjek, dan
konstruksi FV yang terdiri dari verba transitif manages dan nomina color yang
berfungsi sebagai dO (direct object).
2. Konstruksi Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif BI pada menu program APCS5 terdiri dari dua
konstruksi, yaitu :
a. Konstruksi K  FN [N] + FV [V+FP]
Contoh : data sets as files..
Uraian : FN[N data ] + FV [V sets + FP as files]
Data sets as files adalah kalimat aktif intransitif yang terdiri dari
konstruksi FN yaitu nomina data yang berfungsi sebagai subjek, dan konstruksi
FV yang terdiri dari verba sets, sedangkan frasa preposisi as files merupakan
komplemen dari frasa verba sets.
b Konstruksi K  FN [N] + FV [V]
Contoh : document bounds

‘pemerian margin pada dokumen’

Uraian : FN[N document] + FV [V bounds]
Document bounds adalah kalimat aktif intransitif yang terdiri dari
konstruksi FN berupa nomina document yang berfungsi sebagai subjek, dan
konstruksi FV yang terdiri dari verba intransitif bounds.
4.1.1.3.1.2. Konstruksi Kalimat Pasif
Crystal (2008:353) berpendapat bahwa :
A term used in the grammatical analysis of voice, referring to a sentence,
clause or verb form where the grammatical subject is typically the

71

recipient or ‘goal’ of the action denoted by the verb,e.g. The letter was
written by a doctor. It is contrasted with active.
Artinya: Pasif adalah sebuah istilah yang digunakan dalam analisis
gramatikal tentang suara yang mengacu pada kalimat, klausa atau bentuk
kata kerja dimana biasanya subjek gramatikal adalah penerima atau 'tujuan'
dari tindakan suatu kata kerja, misalnya The letter was written by a doctor.
Pasif berbeda dengan aktif.
Kalimat pasif yang terdapat pada menu program APCS5 merupakan
konstruksi K  FN + FV, adapun variasinya adalah sebagai berikut :
1. Konstruksi K  FN [Det.Q + FN] + FV [V+ FP].
Contoh : No scripts/actions associated with events
‘tidak ada script (bahasa program) yang terasosiasi dengan tindakan
Uraian : FN[Det.Q no + FN script/actions] + FV[V associated + FP with
events]
Konstruksi kalimat di atas adalah pasif, yang terdiri dari FN berupa artikel
negatif + nomina yaitu no script/action, dan FV berupa verba intransitif
associated dengan frasa preposisi with events.
2. Konstruksi K  FN [DetQ+N] + FV [gFV {aux+V}].
Contoh : No folder has been selected
‘tidak ada folder yang diseleksi (dipilih}’
Uraian : FN [DetQ no +N folder ] + FV [gFV {AUX has been+V
selected}]
Konstruksi kalimat di atas adalah pasif, yang terdiri dari FN no folder dan
FV berupa grup frasa verba (gFV) yang terdiri dari kata kerja bantu (auxiliary)
has been dan verba intransitif selected. Frasa nomina no folder berfungsi sebagai
subjek, sedangkan has been selected berfungsi predikatif.
3. Konstruksi K  FN [det.Q+FN] + FV [gFV{aux+V}] + Adv]
Contoh : Any scriptable event can be entered here
Setiap tindakan script (bahasa program) dapat dimasukkan disini

72

Uraian : FN [Det.Q any + FN scriptable event] FV[gFV {AUX can be +
V entered}] [Adv here]
Konstruksi kalimat di atas adalah pasif, yang terdiri dari FN berupa
determiner quantifier any dan frasa nomina scriptable event, sedangkan konstruksi
FV terdiri dari gFV berupa auxiliary can be dan verba intransitif entered serta
adverba here. Frasa nomina any scriptable event berfungsi sebagai subjek, verba
selected berfungsi sebagai predikat dan here berfungsi sebagai adjunct adverbial.
4.1.1.3.2. Konstruksi Complementizer (Sentence Within Sentences)
Crystal (2008:93) mengatakan bahwa :
Complementizer In generative syntax, a term used to refer to
subordinating conjunctions which mark an embedded sentence of a
complement type, e.g. that in ‘I said that he was leaving’.
Artinya : complementizer dalam sintaksis generatif, adalah sebuah istilah
yang digunakan untuk merujuk kepada konjugasi subordinatif yang
menandai kalimat terikat dalam tipe komplemen, seperti that pada kalimat
I said that he was leaving’
Konstruksi Kalimat dengan komplemen Wh-, if, before, that, dan because
pada menu program APCS5 adalah konstruksi yang terdiri dari beberapa kalimat
kondisional, klausa relatif dari konstruksi deklaratif, Wh-Clause, dan finite
adverbial clause.
4.1.1.3.2.1 Konstruksi Kalimat Kondisional Wh- (when)
Kalimat kondisional (bersyarat) adalah kalimat yang menunjukkan yang
keadaan kalimat yang peran semantisnya adalah ekspresi dari hipotesis atau
kondisi. Dalam bahasa Inggris, ini diperkenalkan dengan if, unless, dan beberapa
konjungsi lain (misalnya if John asks, tell him...). Crystal (2008:99) :
Konstruksi kalimat kondisional dengan complementizer wh- (when) pada
menu program APCS5 memiliki dua varian :

73

1. Konstruksi A : K wh-+FN [det.D+N] + FV [gFV {AUX+V}] + K  FN
[N+N] + FV [gFV {AUX+V}] + FP + FAdv]
Contoh : When this option is on, source files will be opened from the
source folder only by open steps in the action.
‘Bila opsi ini aktif, file sumber akan dibuka dari folder sumber
dengan langkah-langkah yang terbuka dalam tindakan’
2. Konstruksi B : K FN [ØPro] + FV [FV {V+FN} + K  Wh- + {FN +FV}]
Contoh : Show a simple alert when photoshop start
‘tampilkan sinyal (tanda) ketika photoshop dimulai’
Kalimat (A) dan (B) di atas adalah kalimat kondisional dengan konstruksi
kalimat inti dan kalimat subordinat, fungsi konjugasi when adalah sebagai
complementizer (comp) yang menghubungkan antara kalimat inti dan kalimat
subordinat, kalimat inti pada contoh (A) adalah source files will be opened, yang
mengekpresikan hasil dari kalimat subordinat this option is on yang menerangkan
kemungkinan dari suatu kondisi. Sedangkan when pada contoh (B) adalah
complementizer (comp) yang menghubungkan antara kalimat inti imperatif ‘show
a simple alert’ dengan kalimat subordinat ‘photoshop

start’, Perbedaan (A)

dengan (B) terletak ada posisi kalimat inti yang didahului oleh kalimat subordinat
dan kalimat inti yang mendahului kalimat subordinat.
4.1.1.3.2.2. Konstruksi Kalimat Kondisional if
Konstruksi ‘if’ pada menu program APCS5 memiliki dua varian :
1. Konstruksi A : K  if + K  FN + FV {aux +FN} + KFN+FV
Contoh : If there are no open steps, no files will be opened
‘jika tidak ada langkah-langkah yang terbuka, maka tidak ada
file yang akan dibuka’
2. Konstruksi B : K  FN [N+N] + FV [gFV {aux+V}] + FP + K  if + FN
[Ø zero N] + FV [gFV+FP]]

74

Contoh : Document profile will default to working space if not included in
the saved preset.
‘Profil dokumen akan tetap sesuai dengan ruang kerja jika tidak
termasuk dalam pengaturan sebelumnya yang disimpan’
Kalimat (A) dan (B) di atas terdiri dari konstruksi kalimat inti dan kalimat
subordinat. Pada contoh (A) ‘if’ adalah complementizer yang berada sebelum
kalimat subordinat there are no open steps, kalimat inti no files will be opened
fungsi adalah ekspresi hasil dari kemungkinan kondisi kalimat subordinat there are
no open step. If pada contoh (B) juga complementizer sebelum kalimat subordinat
not included in the saved preset, sementara kalimat inti ‘document profile will
default to working space’ juga menunjukkan hasil dari keberadaan if pada kalimat
subordinat. Perbedaan (A) dengan (B) terletak ada posisi kalimat inti yang didahului
oleh kalimat subordinat dan kalimat inti yang mendahului kalimat subordinat.

4.1.1.3.2.3. Konstruksi Konjugasi Subordinat before
Konstruksi subordinat adalah analisis gramatikal yang menyebutkan
proses atau hasil yang menghubungkan unit - unit linguistik yang memiliki status
sintaksis yang berbeda status, dimana konstituen yang satu tergantung pada
konstituen yang lain seperti halnya konjugasi subordinat before yang berfungsi
sebagai sebagai subordinator, yang perannya adalah menghubungkan kalimat
subordinat dengan kalimat inti (Crystal, 2008:432)
Contoh : documents must be saved before they can be corrected
‘Dokumen harus disimpan terlebih dahulu sebelum dokumen
tersebut dapat dikoreksi’
Adapun Konstruksinya adalah :
K FN [N]+ FV [gFV{aux+V}] + K before + FN [pron.org3] + FV
[gFV {aux+V}]]

75

Kalimat di atas terdiri dari konstruksi kalimat imperatif sebagai inti kalimat
dan kalimat subordinat yang menempatkan before sebagai complementizer dari
kalimat inti documents must be saved, sementara kalimat subordinat yaitu ‘they can
be corrected’ merupakan kalimat komplemen yang menerangkan konsekuensi
imperatif dari kalimat inti. Hubungan antara kedua kalimat ini terletak pada konjugasi
subordinat ‘before’ yang terletak setelah kalimat inti.
4.1.1.3.2.4. Konstruksi Konjugasi Subordinat because
Contoh : could not complete the video frames to layers command because
quick time version 7.1 or later is required
‘proses transfer frame video ke dalam perintah layar tidak bisa
dilengkapi karena membutuhkan program quick time 7.1 atau yg
terbaru’
Adapun konstruksinya adalah :
K  = FN [Ø pro] + FV [gFV {aux+V} + FN] + FP + K because + FN
[FN+konj+Adv] + FV [gFV {aux+V}]]
Kalimat di atas terdiri dari konstruksi kalimat deklaratif negatif sebagai
kalimat inti dan kalimat subordinat yang menempatkan because sebagai
complementizer dari kalimat inti could not complete the video frames to layers
command, sementara kalimat subordinat yaitu ‘quick time version 7.1 or later is
required merupakan kalimat komplemen yang menerangkan konsekuensi alasan
dan penyebab dari kalimat inti. Hubungan antara kedua kalimat ini terletak pada
konjugasi subordinat ‘because’ yang

terletak setelah kalimat inti could not

complete the video frames to layers command.
4.1.1.3.2.5. Konstruksi How pada Klausa Subordinate
Contoh : Color management prints the document by emulating how it will
output on another device, such as a printing press.

76

‘manajemen warna/proof (warna CMYK) mencetak dokumen
dengan emulating (proses imitasi perangkat) bagaimana hal
tersebut dapat dicetak dalam perangkat lainnya seperti mesin
cetak’
Adapun konstruksinya adalah :
K  = FN + FV [gFV {V + FN} + FP + K how + FN {pro} + FV {gFV
(aux+V) + FP + FN {pre.det+FN}]
Konstruksi how it will output on another device, such as a printing press
adalah kalimat subordinat dengan ekspresi interogatif dengan menggunakan how
sebagai complementizer untuk memberikan peran interogatif pada aktifitas atau
tindakan dari kalimat inti Color management/proof prints the document by
emulating. How adalah complementizer pada kalimat subordinat interogatif.
4.1.1.3.2.6. Konstruksi that pada Klausa Relatif
Relative clause is a term used in grammatical description to characterize
pronouns which may be used to introduce a postmodifying clause within a noun
phrase. Yang berarti klausa relatif adalah istilah yang digunakan dalam deskripsi
gramatikal untuk membuat kata ganti dapat digunakan pada klausa sebagai postmodifier dalam frase nomina (Crystal, 2008:411)
Contoh : There were no source files that could be opened by photoshop
‘tidak ada file sumber yang dapat dibuka oleh photoshop’
Adapun konstruksinya adalah :
K  FN [Adv.Loc] + FV [aux+ FN {(detQ+FN) + K  that+ FN [zero] +
FV [gFV (aux+V)] + FP}]]
Konstruksi that could be opened by photoshop adalah klausa relatif yang
memodifikasi frasa nomina no source files, sedangkan that adalah pronomina
yang berfungsi menerangkan klausa relatif could be opened by photoshop,
Konstruksi kalimat ini menerangkan tentang keadaan.

77

4.1.1.3.2.7. Konstruksi Which pada Klausa Relatif
Contoh :

The name of proof setting which includes the profile and
rendering intent used to converts color to the color space are
trying to simulate.
Nama pengaturan yang meliputi profil dan rendering intent
(gambar dengan model geometric yang tajam) yang digunakan
untuk mengkonversi warna ke dalam ruang warna akan dicoba
untuk disimulasikan.

Adapun konstruksinya adalah :
K  FN [FN+K  which + FN {zero}+FV{gFV (V+N+konj+K) + K (FN
{zero} + FV {V +to+V inf})] + FV [gFV {aux+V +to+V inf} + FN zero)]
Konstruksi which includes the profile and rendering intent used to
converts color to the color space adalah klausa relatif yang memodifikasi frasa
nomina The name of proof setting, sedangkan which adalah pronomina relatif
yang berfungsi menerangkan klausa relatif includes the profile and rendering
intent used to converts color to the color space, Konstruksi kalimat ini
menerangkan tentang keadaan frasa nomina The name of proof setting yang
berfungsi sebagai subjek, sedangkan konstruksi FV adalah are trying to simulate
yang berfungsi sebagai predikat.

4.1.1.3.3. Konstruksi Kalimat Imperatif
Kalimat Imperatif adalah penggunaan imperatif mengacu pada bentuk kata
kerja atau jenis kalimat/klausa yang biasanya digunakan dalam ekspresi perintah,
misalnya Pergi! (Crystal 2008:237)
Hasil analisis data tentang kalimat imperatif BI yang terdapat pada menu
program APCS5 menunjukkan bahwa kalimat imperatif terbagi kepada beberapa
varian konstruksi, antara lain :

78

4.1.1.3.3.1. Konstruksi K  FN [ØPro] + FV [V+ N]
K FN [ØPro] + FV [V+N] adalah konstruksi dasar, dimana pola kalimat
imperatif terdiri dari zero pronomina + verba + nomina.
Contoh

: Delete color

‘hapuskan warna’

Konstruksi : FN[ØPro{you}] + FV [V delete +N color]
Konstruksi FN pada kalimat di atas adalah pronomina you, akan tetapi
status dari you adalah Ø (zero), karena you terindikasi sebagai subjek pada kalimat
imperatif transitif delete color. Sedangkan konstruksi FV terdiri dari verba delete
yang mengisi fungsi predikatif transitif dan nomina color sebagai objek.
Konstruksi K  [ØPro]+ FV [V+N] pada menu program APCS5 juga
memiliki perluasan konstruksi yaitu : K  FN [ØPro] + FV [V+N] + Adv.
Contoh

: Blend image together ‘gabungkan image secara bersamaan’

Konstruksi : FN[ØPro{you}] + FV [V blend +N image] Adv [together]
Verba blend berfungsi predikatif transitif dan nomina color adalah objek,
sementara together adalah adverba yang berfungsi sebagai adjunct/keterangan/.
4.1.1.3.3.2. Konstruksi K  FN [ØPro] + FV [V+FN]
K FN [ØPro] + FV [V+FN] adalah konstruksi dasar, yang terdiri dari
dari zero pronomina + verba + frasa nomina. Konstruksi FN [ØPro] + FV [V+FN]
memiliki varian konstruksi, antara lain adalah :
1. Konstruksi FN [ØPro] + FV [V+FN {N+N}]
Contoh : Display camera maker

‘perlihatkan produsen kamera’

Konstruksi : FN[ØPro{you}] + FV [V display + FN camera maker]

79

Konstruksi FN pada kalimat di atas adalah pronomina you yang berstatus
Ø (zero), konstruksi FV terdiri dari verba transitif display yang mengisi fungsi
predikatif dan frasa nomina camera maker yang berfungsi sebagai objek.
2. Konstruksi K  FN [ØPro] + FV [V+FN {art. det + FN}]
Contoh

: Select a javascript file ‘seleksi file javascript’

Konstruksi: FN[ØPro{you}] +FV [V select +FN {art.det a + FN
javascript file]
Konstruksi FN pada kalimat di atas adalah pronomina you yang berstatus
Ø (zero), konstruksi FV terdiri dari verba transitif select sebagai predikat dan frasa
nomina a javascript file yang berfungsi sebagai objek. Konstruksi frasa nomina a
javascript file terdiri dari determiner a dan frasa nomina javascript file.
3. Konstruksi K  FN [ØPro] + FV [V+FN {Pre-Det + N}]
Contoh

: Deselect all colors

‘lepaskan seleksi semua warna’

Konstruksi : FN[ØPro{you}] +FV[V deselect +FN {pre.det all + N colors]
Konstruksi FN pada kalimat di atas adalah pronomina you yang berstatus
Ø (zero), konstruksi FV terdiri dari verba transitif deselect yang mengisi fungsi
predikatif dan frasa nomina all color yang berfungsi sebagai objek.
4. Konstruksi K  FN FN [ØPro] + FV [V+FN {degree A+ FN}]
Contoh :

Use lower case extension ‘gunakan ekstensi huruf kecil
(bukan kapital)’

Uraiannya :

FN[ØPro{you}] +FV [V use+FN {def.Alower + FN case
extension]

Konstruksi FN pada kalimat di atas adalah pronomina you yang berstatus
Ø (zero), konstruksi FV terdiri dari verba transitif use yang mengisi fungsi
predikatif dan frasa nomina lower case extension yang berfungsi sebagai objek.

80

5. Konstruksi K  FN [ØPro] + FV [V+FN {A+N}]
Contoh : create new review

‘buatlah ulasan baru’

Konstruksi : FN[ØPro{you}] +FV [V create+FN {A new+ N review]
Konstruksi FN pada kalimat di atas adalah pronomina you yang berstatus
Ø (zero), konstruksi FV terdiri dari verba create yang mengisi fungsi predikatif
transitif dan frasa nomina new review yang berfungsi sebagai objek.
6. Konstruksi K  FN [ØPro] + FV [V+FN {A+ ØN}]
Contoh : Open recent ‘bukalah file terbaru’
Uraiannya : FN[ØPro{you}] +FV [V open +FN {A recent + ØN]
Konstruksi FN pada kalimat di atas adalah pronomina you yang berstatus Ø
(zero), konstruksi FV terdiri dari verba open yang mengisi fungsi predikatif transitif
dan frasa nomina recent+Ø yang berfungsi sebagai objek. Konstruksi recent+Ø
adalah frasa nomina, dimana recent adalah ajektiva sebagai modifier dan Ø
merupakan head yang secara prediktif adalah nomina file yang berstatus zero.
4.1.1.3.3.3. Konstruksi K  FN [ØPro] + FV [V+N+ FP]
Konstruksi K  FN [ØPro] + FV [V+N+ FP] adalah kalimat imperatif
transitif yang terdiri dari zero pronomina + verba + frasa nomina+frasa preposisi.
Contoh : Export layers to files

‘pindahkan layar ke dalam file’

Konstruksi : FN[ØPro{you}] +FV [V export + N layer+ FP to files]
Konstruksi FN kalimat di atas adalah pronomina you yang berstatus Ø
(zero), sedangkan konstruksi FV terdiri dari verba export yang mengisi fungsi
predikatif dan nomina layer sebagai objek, serta frasa preposisi to files yang
berfungsi sebagai komplemen.

81

4.1.1.3.3.4. Konstruksi KFN[ØPro] + FV [gFV{V+FN}+{gFV (to+Vinf+N)]
Konstruksi KFN [ØPro] + FV [gFV{V+FN}+{gFV (to+Vinf+N)]
adalah kalimat imperatif transitif yang terdiri dari zero pronomina + verba + frasa
nomina+ to infinitif + verba infinitif.
Contoh : Open first image to apply setting
Bukalah gambar pertama untuk menerapkan pengaturan
Konstruksi : FN[ØPro{you}] +FV [gFV {V open + FN first image + gFV
(inf to +Vinf apply +N setting)]
Konstruksi FN pada kalimat di atas adalah pronomina you yang berstatus
Ø (zero), konstruksi FV terdiri dari verba open yang berfungsi predikatif dan frasa
nomina first image yang berfungsi sebagai objek serta frasa verba to apply setting
yang berfungsi sebagai komplemen dari frasa verba.
4.1.1.3.3.5. Konstruksi K  FN [ØPro] + FV [gFV{V + to +Adv + Vinf +FN}]
Konstruksi K FN [ØPro] + FV [gFV{V+to+Adv+Vinf+FN}] adalah
kalimat imperatif transitif yang terdiri dari Ø pronomina+verba+to inf +adva +
verbas inf+frasa nomina.
Contoh : Attempt to automatically align source images
Cobalah untuk menyesuaikan gambar sumber secara otomatis
Konstruksi: FN[ØPro{you}] +FV [gFV {V Attemp + inf to + Adv
automatically + Vinf align FN source image]
Konstruksi FN pada kalimat di atas adalah pronomina you yang berstatus
Ø (zero), sedangkan konstruksi FV terdiri dari grup frasa verba Attemp to align
yang berupa verba dan infinitif mengisi fungsi predikatif transitif sementara
source image adalah frasa nomina yang befungsi sebagai objek, dan
automatically adalah adverba yang berfungsi sebagai komplemen.

82

4.1.1.3.3.6. Konstruksi K FN [ØPro] + FV [V+Ø {zero N}]
Konstruksi K  FN [ØPro] + FV [V+ Ø {zero N}] pada menu program
APCS5 mengalami perluasan konstruksi, antara lain adalah :
1. K  FN [ØPro] + FV [V+ Ø {zero N} + gFV {to.inf.+Vinf+N}]
Contoh : Scale to fit media ‘buatlah skala untuk penyesuaian media’
dapun uraiannya adalah :
Konstruksi : FN[ØPro{you}] +FV [V Scale + Ø {zero N} + gFV inf to +
Vinf fit + N media]
Konstruksi FN pada kalimat di atas adalah pronomina you yang berstatus
Ø (zero), sedangkan konstruksi FV terdiri dari frasa verba scale dan objek yang
berstatus Ø (zero) serta konstruksi infinitif to fit media. Konstruksi to fit adalah
komplemen dari frasa verba scale+ Ø yang terdiri, konstruksi to fit merupakan
non-finite pada kalimat subordinat.
2. K  FN [ØPro] + FV [V+ Ø {zero N} + gFV {part.inf.+V+Ø}]
Contoh : Resize to fit

‘atur ulang ukuran untuk penyesuaian’

Konstruksi : FN[ØPro{you}] +FV [V resize + Ø {zero N} + gFV inf to +
Vinf fit + Ø {zero N}]
Konstruksi kalimat di atas pada dasarnya sama dengan kalimat nomor (1),
perbedaan keduanya hanya terletak pada objek dari verba fit yang berstatus Øzero,
dapat dikatakan bahwa kalimat di atas memiliki dua objek yang berstatus Øzero
yaitu setelah verba transitif resize dan setelah verba infinitif fit.
3. K  FN [ØPro] + FV [V+ Ø {zero N}] + FP
Contoh

: Convert to

SRGB

‘konversikanlah ke SRGB’

Konstruksi: FN[ØPro{you}] +FV [V convert + Ø {zero N} + FP [ P to +
N SRGB]

83

Konstruksi FN pada kalimat di atas adalah pronomina you, akan tetapi status
dari you adalah Ø (zero), karena you terindikasi sebagai subjek pada kalimat imperatif
transitif convert to sRGB, sedangkan konstruksi FV terdiri dari Verba convert dan Ø
zero nomina serta frasa preposisi to sRGB yang befungsi sebagai komplemen.
4. K  FN [ØPro] + FV [V+ Ø {zero N}] + FAdv {as+FN}
Contoh : Save as Photoshop PDF ‘simpan sebagai Photoshop PDF’
Konstruksi: FN[ØPro{you}] +FV [V save + Ø {zero N}] + FAdv as
Photoshop PDF
Konstruksi K  FN [ØPro] + FV [V+ Ø {zero N}] + FAdv {as+N}
adalah kalimat imperatif transitif, yang terdiri dari konstruksi FN berupa Øzero
pronomina you, dan konstruksi FV yang terdiri dari verba save + Ø zero objek
serta frasa adverba as Photoshop PDF sebagai adjunct adverbial.
5. K  FN [ØPro] + FV [V+ Ø {zero N}] + FAdv {as+ Ø (zero N)}
Contoh : Save as

‘Simpan sebagai’

Konstruksi : FN[ØPro{you}] +FV [V save + Ø {zero N}] + FAdv {as Ø
(zero N)}
Konstruksi FN pada kalimat di atas berupa Øzero pronomina you,
sedangkan konstruksi FV terdiri dari verba save + Ø (zero) objek + frasa adverba.
Konstruksi Ø (zero) pada kalimat di atas selain pada objek setelah verba transitif
Save juga pada N/FN setelah adverba as yang berfungsi sebagai adjunct adverbial.
6. K  FN [ØPro] + FV [V+ Ø {zero N}] + konjugasi + FV {V+ FP}
Contoh : Close and Go to Bridge

“tutuplah dan tujulah ke bridge’

Konstruksi : FN[ØPro{you}] +FV [V close + Ø {zero N}] + konj. And
FV{V go + FP to bridge}

84

Konstruksi K  FN [ØPro] + FV [V+ Ø {zero N}] + konjugasi + FV {V+
FP} adalah kalimat imperatif transitif, yang terdiri dari konstruksi FN berupa Ø
zero pronomina you, sedangkan konstruksi FV terdiri dari frasa verba close + zero
objek dan frasa verba intransitif go + frasa preposisi to bridge. Konstruksi FV1
dan FV2 dihubungkan dengan konjugasi and.
4.1.1.3.3.7. Konstruksi K FN[ØPro]+FV[gFV{neg.aux+V}+ Ø(zeroN)+Adv]
Contoh :

Don’t show again

‘jangan munculkan kembali’

Konstruksi : FN[ØPro{you}] +FV [gFV {neg.aux don’t + V show} + Ø
(zero N)] + Adv Again]
Grup frasa verba don’t show adalah konstruksi imperatif negatif yang
ditandai dengan auxiliary don’t sebelum verba transitif show, sedangkan again
ada