Korelasi antara Jumlah Asupan Kalori dan Protein dengan Imbang Nitrogen pada Anak Sakit Kritis di Unit Rawatan Intensif Anak

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penyakit kritis merupakan suatu keadaan sakit yang membutuhkan dukungan
terhadap kegagalan fungsi organ vital yang dapat menyebabkan kematian, dapat
berupa bantuan mekanis (ventilasi mekanik, hemodialisa, filtrasi atau alat bantu
pompa jantung) dan atau bantuan farmakologis (inotropik atau vasoaktif-inotropik).
Salah satu faktor yang mempengaruhi mortalitas dan morbiditas anak sakit kritis
adalah malnutrisi. Kekurangan nutrisi sering dialami pada anak dengan penyakit
kritis yang dirawat di unit intensif anak. Nutrisi yang adekuat memberikan luaran
yang baik untuk pasien.1 Prevalensi malnutrisi di rumah sakit mulai dari 15%
sampai 30%, dapat mencapai 20% sampai 50% dan dapat memburuk selama
masa rawatan di rumah sakit.2,3
Dukungan nutrisi sering dianggap sekunder pada anak yang dirawat di unit
intensif. Pemberian nutrisi di unit intensif adalah sebuah tantangan karena
pembatasan cairan, intoleransi pencernaan, prosedur diagnostik dan terapeutik.
Faktor utama yang menyebabkan tidak adekuatnya nutrisi adalah kesulitan dalam
memperkirakan kebutuhan gizi untuk tiap anak.1
Nutrisi yang cukup pada fase akut penyakit berat dapat memperbaiki akibat
buruk yang bisa terjadi karena kekurangan gizi, terutama pada anak usia dibawah

2 tahun yang mempunyai risiko untuk mengalami gangguan gizi dan gangguan

Universitas Sumatera Utara

pertumbuhan otak pada usia ini. Anak usia dibawah 2 tahun memiliki kebutuhan
energi yang besar untuk pertumbuhannya dengan kemampuan metabolisme
terbatas dalam menghadapi stres, sehingga tanpa bantuan tambahan energi baik
protein maupun non protein anak akan mudah jatuh kedalam keadaan katabolik.4
Pada malnutrisi

cadangan glikogen sangat terbatas dan cepat habis

sehingga sumber energi yang dipakai adalah lemak, sedangkan sumber energi
pada anak yang sakit berat didapat dari pemecahan protein oleh karena itu
diperlukan pemberian protein yang cukup.4
Metode evaluasi yang digunakan untuk menentukan status keseimbangan
metabolisme protein individu disebut imbang nitrogen.Pada orang sehat, produksi
protein sebanding dengan pemecahan protein, maka keadaan ini disebut imbang
nitrogen netral. Dalam keadaan pertumbuhan atau perbaikan kerusakan jaringan
dan memiliki sumber daya asam amino yang cukup untuk produksi protein, dan

produksinya melebihi pemecahan protein, maka dikatakan imbang nitrogen positif.
Jika sebaliknya, maka disebut imbang nitrogen negatif dimana hal ini sering terjadi
pada pasien sakit kritis. Imbang nitrogen negatif akan memerlukan suplemen
protein dan asam amino untuk mencapai imbang nitrogen netral atau positif. 5
Studi di Yunani yang memberikan diet enteral dengan protein tinggi (2.1
sampai 3.5 gram /kilogram berat badan/ hari) pada 71 sampel dengan rerata usia
71 bulan, dilaporkan menghasilkan keseimbangan nitrogen positif pada hari ke 5
pada 44 pasien dan lebih banyak pada anak dengan luka bakar dibandingkan
dengan sepsis.6 Studi lain di Texas, Amerika Serikat melaporkan bahwa imbang

Universitas Sumatera Utara

nitrogen memiliki korelasi signifikan dengan asupan kalori dan protein, nitrogen
urin, dan usia, tetapi tidak dengan tingkat keparahan penyakit dan penggunaan
ventilasi mekanik.7
Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa penilaian asupan
protein dan imbang nitrogen merupakan hal yang penting dilakukan dalam
tatalaksana nutrisi pasien di unit rawatan intensif. Dan penelitian megenai korelasi
asupan energi dan imbang nitrogen pada anak sakit kritis di Unit Intensif Anak RS
H. Adam Malik belum pernah dilakukan. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui korelasi asupan kalori dan protein pada anak sakit kritis.
1.2 . Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah
penelitian yaitu bagaimana korelasi antara asupan protein dan imbang nitrogen
pada pasien sakit kritis.
1.3 . Hipotesis
Terdapat korelasi antara jumlah asupan kalori dan protein dengan imbang
nitrogen pada anak sakit kritis.

Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara asupan kalori
dan protein dengan imbang nitrogen pada pasien sakit kritis.

Universitas Sumatera Utara

1.4.2. Tujuan Khusus:
1. Mengetahui perbedaan jumlah asupan kalori pada anak sakit kritis
berdasarkan jenis kelamin, diagnosa dan metode pemberian diet.
2. Mengetahui perbedaan jumlah asupan protein pada anak sakit kritis

berdasarkan jenis kelamin, diagnosa dan metode pemberian diet.
3. Mengetahui perbedaan imbang nitrogen pada anak sakit kritis berdasarkan
jenis kelamin, diagnosa dan metode pemberian diet.
4. Mengetahui korelasi antara asupan protein dan imbang nitrogen pada anak
sakit kritis.
5. Mengetahui korelasi antara asupan kalori dan imbang nitrogen pada anak
sakit kritis.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Di bidang akademik :meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang
emergensi dan rawatan intensif anak, khususnya mengenai korelasi jumlah
asupan kalori dan protein dengan imbang nitrogen pada anak sakit kritis.
2. Di bidang klinis :dengan mengetahui seberapa besar asupan kalori dan
protein, peneliti dapat memberikan kalori dan protein yang cukup untuk
mencegah imbang nitrogen negatif.
3. Di bidang pengembangan penelitian : memberikan data kepada bidang
emergensi dan rawatan intensif anak mengenai korelasi asupan kalori dan
protein dengan imbang nitrogen pada anak sakit kritis.

Universitas Sumatera Utara