Pengaruh Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Citra Perusahaan (Studi Pada Mahasiswa Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbkmedan)

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 CSR (Corporate Social Responsibility)
2.1.1 Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut Untung (2009:1) Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah
komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan
ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial
perusahaan dan menintikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap
aspek ekonomis, sosial dan lingkungan. Kompleksitas permasalahan sosial yang
semakin rumit dalam dekade terakhir dan implementasi desentralisasi telah
menepatkan CSR sebagai suatu konsep yang diharapkan mampu memberikan
alternatif terobosan baru dalam pemberdayaan masyarakat miskin.
Adapun definisi CSR Menurut Kotler dan Nancy (2005:4) dalam Gassing
(2016:163).

Mengemukakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR)

didefinisikan

sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan


komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber
daya perusahaan.

Sedangkan menurut World Business Council for Sustainable

Development mengemukakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR)

merupakan komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku
etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan
kualitas kehidupan

karyawan dan

keluarganya, serta komunitas lokal dan

masyarakat luas pada umumnya.

8
Universitas Sumatera Utara


9

Upaya sungguh-sungguh dari entitas bisnis meminimumkan dampak negatif
dan memaksimumkan dampak positif operasinya terhadap seluruh pemangku
kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial dan lingkungan untuk mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan. Jadi, secara garis besar Corporate Social Responsibility
(CSR) adalah tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat di luar tanggung
jawab ekonomisnya, kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan demi tujuan sosial
dengan tidak memperhitungkan untung atau rugi ekonomisnya.
Sedangkan menurut

Elkington (1999) dalam

fitri

(2015:500)

mengemukakan bahwa sebuah perusahaan yang menunjukan tanggung jawab
sosialnya akan memberikan perhatian kepada pengingkatan kualitas perusahaan

(profit); masyarakat, khususnya komunitas sekitar ( people); serta lingkungan hidup
(planet bumi).
Triple Bottom Line dengan 3P tipe yaitu:

1. Profit yang Mendukung laba perusahaan.
2. People yang Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Planet yang meningkatkan kualitas lingkungan.
Pengertian CSR sangat beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang
berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara
finansial, tetapi untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik,
melembaga, dan berkelanjutan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan dan
bahkan sering di identikkan dengan CSR adalah corporate giving , corporate
philanthropy, corporate community relations , dan community development .

Universitas Sumatera Utara

10

Ditinjau dari motivasinya, keempat nama itu bisa dimaknai sebagai dimensi
atau pendekatan CSR. Jika corporate giving bermotif amal atau charity, corporate

philanthropy bermotif kemanusiaan dan corporate community relations bernapaskan

tebar pesona, community development lebih bernuansa pemberdayaan.
Gambar 2.1
Konsep Triple Bottom Line

Sumber: Jurnal Yanti fitri (2015)
Gambar 2.1 menunjukkan 3 komponen utama triple bottom line, pada
lingkaran Economic yang berarti bahwa perusahaan harus fokus terhadap
keuntungannya untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Lingkaran Sosial
berarti perusahaan harus mempunyai komitmen kepada masyarakat untuk
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Lingkaran Environment, berarti semua
kegiatan perusahaan terkait erat dengan lingkungan hidup, oleh karenanya kita
harus

memperhatikan keseimbangan lingkungan terhadap kegiatan operasional

perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


11

Tanggung jawab sosial ini diarahkan baik ke dalam (internal) maupun
keluar (eksternal) perusahaan.
pemegang

saham

dalam

Kedalam, tanggung jawab ini diarahkan kepada

bentuk

profitabilitas

dan

pertumbuhan.


Seperti

diketahui, pemegang saham telah menginvestasikan sumber daya yang dimilikinya
guna mendukung berbagai aktivitas operasional perusahaan. Karenanya mereka
akan

mengharapkan

profitabilitas yang optimal serta pertumbuhan perusahaan

sehingga kesejahteraan mereka di masa depan juga mengalami pengingkatan.
Oleh karena itu perusahaan harus berjuang keras agar memperoleh laba yang
optimal dalam

jangka

panjang

serta


senantiasa

mencari

peluang

bagi

pertumbuhan di masa depan.
2.1.2 Konsep Piramida CSR
Gambar 2.2
Konsep Piramida CSR

Sumber: Putri (2012:11)
Menurut Putri (2012:11)

konsep piramida CSR memberikan sebuah

justifikasi teoritis dan logis mengapa sebuah

CSR bagi masyarakat disekitarnya.

perusahaan perlu menerapkan

CSR adalah puncak piramida yang erat

terkait, dan bahkan identik dengan, tanggung jawab filantropis.

Universitas Sumatera Utara

12

1. Tanggung jawab ekonomis. Kata kuncinya adalah make profit.
utama perusahaan adalah menghasilkan laba.

Motif

Laba adalah pondasi

perusahaan, dan perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai

prasyarat agar perusahaan terus hidup dan berkembang.
2. Tanggunng jawab legal. Kata kuncinya: obey the law.

Perusahaan harus

taat hukum.
3. Tanggung jawab etis. Kata kuncinya: be ethical.

Perusahaan memiliki

kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis yang baik, benar, dan adil.
Norma-norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi perilaku organisasi
perusahaan.
4. Tanggung jawab filantropis. Kata kuncinya: be good citizen .

perusahaan
perusahaan

harus


memperoleh

dituntut

agar

laba,

Selain

taat hukum dan berlaku etis,

dapat memberikan kontribusi yang dapat

dirasakan secara langsung oleh masyarakat.

Tujuannya adalah untuk

meningkatkan kualitas kehidupan semua. Para pemilik dan pegawai yang
bekerja di perusahaan memiliki tanggung jawab ganda, yakni kepada

perusahaan

dan

kepada

publik yang kini dikenal dengan istilah non-

fiduciary responsibility.

2.1.3 Bentuk dan Manfaat CSR
2.1.3.1 Bentuk CSR
Menurut Kotler dan Lee (2005: 23) dalam Gassing (2016),

terdapat 6

program yang mendukung CSR, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

13

1. Cause Promotion

Bentuk kepedulian organisasi terhadap isu-isu tertentu yang sedang
beredar dalam

masyarakat.

Organisasi

mengajak

semua

lapisan

masyarakat untuk ikut peduli pada isu tersebut.
2. Cause Related Marketing

Organisasi menggunakan beberapa persen dari harga jual produk (barang
atau jasa) untuk donasi dan sumbangan tertentu.
3. Corporate Social Marketing

Organisasi memiliki target untuk mengubah perilaku masyarakat terhadap
suatu isu dari yang kurang baik menjadi baik.
4. Corporate Philanthropy

Berupa pemberian kontribusi atau bantuan secara langsung,

baik dalam

bentuk dana maupun jasa kepada pihak yang membutuhkan.
5. Corporate Volunteering

Organisasi melibatkan karyawan secara langsung dalam kegiatan CSR
pada jam kerja dan tetap mendapat gaji.
6. Social Responsibility Business Practice

Merupakan

inisiatif

organisasi untuk mengadopsi dan mengatur praktik

bisnis seperti sistem kerja dan investasinya dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan melindungi lingkungan.
2.1.3.2 Manfaat CSR
Menurut
perusahaan

dan

Untung (2009:6)
masyarakat

mengungkapkan

tidak

solid

jika

hubungan antara

bisa dipastikan adanya

suatu

Universitas Sumatera Utara

14

permasalahan, pelaksanaan program- program CSR belum sepenuhnya diterima
oleh masyarakat, itu disebabkan oleh minimnya perhatian perusahaan terhadap
pelaksanaan

CSR.

Dari uraian tersebut, tampak bahwa manfaat CSR bagi

perusahaan antara lain :
1. Mempertahankan dan mendongkrak citra dan reputasi
2. Layak mendapatkan Social Licence to Operate (lisensi untuk beroperasi
secara sosial)
3. Mereduksi risiko bisnis perusahaan
4. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha
5. Membentangkan akses menuju market dan membuka peluang pasar yang
lebih luas
6. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah
7. Memperbaiki hubungan dengan Stakeholders
8. Memperbaiki dengan Regulator (pengatur)
9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan
10. Peluang mendapatkan penghargaan
2.1.4. Manajemen CSR
Menurut
Relation

Gassing (2016:165),

terkait program kerja CSR .

Terdapat 4 tahapan manajemen Public
Program kerja CSR ini bertujuan

mengubah masalah yang dihadapi public relation menjadi masalah yang juga
melibatkan CSR di dalamnya.

Universitas Sumatera Utara

15

1. Defining CSR Problem

Menganalisis situasi, misalnya latar belakang, dengan tujuan mendapatkan
gambaran jelas akan sebuah masalah yang akan dan sedang dihadapi
divisi Public Relation.
2. Planning and Programming

Membuat

perencanaan dan merancang pemikiran strategis.

Caranya,

membuat prediksi atau tujuan yang akan dicapai di masa depan (jangka
panjang).
3. Action and Communication

Mulai mengambil tindakan berdasarkan rencana dan strategi yang sudah
dibangun. Sembari melakukan aksi, menjaga komunikasi antara elemen
juga sangat penting. Aksi dan komunikasi ini harus dijalankan pada saat
dan

menggunakan

saluran

yang

tepat.

Tujuannya,

membangun

pengertian dan menghindarkan elemen organisasi dari masalah akibat
kesalahan komunikasi.
4. Evaluation

Langkah

terakhir

mengukur

keberhasilan suatu program.

Evaluasi

dilakukan menggunakan penilaian brand awareness, perubahan opini dan
perubahan sikap yang didukung data kuantitatif.

Hasil evaluasi menjadi

bahan pertimbangan program CSR di masa depan.
2.1.5 Faktor yang mempengaruhi CSR
Menurut Princes of Wales Foundation (Untung , 2009:10). Ada 5 hal
penting yang dapat mempengaruhi implementasi CSR, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

16

1. Human Capital atau pemberdayaan manusia. Tujuan CSR adalah untuk
pemberdayaan

masyarakat,

bukan

memperdayai

masyarakat.

Pemberdayaan bertujuan mengkreasikan masyarakat untuk mandiri.
2. Environments yang berbicara tentang lingkungan, CSR juga dilihat dalam
lingkup stakeholders atau lingkungan dimana anda berada.

Selama ini

CSR kebanyakan diukur dari sudut berapa besar uang yang dikeluarkan.
Sebenarnya bukan uang saja, uang itu hanya sebagai nilai karena ada
nilai intangible yang sangat penting , artinya ada sesuatu yang tidak
dapat dinilai dengan uang atau bisa diartikan juga dengan integritas dan
nilai etika.
3. Good Corporate Governance ,

adalah

sebuah

mekanisme

bagaimana

sumber daya perusahaan dialokasikan menurut “hak” dan “kuasa”. Ada 2
sifat GCG ini yaitu internal (sifatnya ke dalam) sifat ini menyangkut
transparansi, sehingga ada kalangan perusahaan publik diukur dengan
keterbukaan informasi, dan yang terakhir yaitu sifat eksternal (mengatur
keluar) sifat ini menyangkut lingkungan tempat dimana kita berada,
apabila

ingin

melakukan

sesuatu

untuk

masyarakat

maka harus

mengetahui apa yang dibutuhkan, bukan apa yang ingin kita buat, maka
harus ada komunikasi sebelum membuat program.
4. Social Cohesion ,

Tujuan

CSR

ini

bukanlah

untuk

memanjakan

masyarakat tetapi pemberdayaan masyarakat, artinya dalam menjalankan
CSR jangan sampai menimbulkan kecemburuan sosial.

Melainkan

Universitas Sumatera Utara

17

menyatukan

tiap

anggota

kelompok yang saling mendukung untuk

mencapai tujuan bersama.
5. Economic Strength ,

yaitu

memberdayakan

lingkungan

menuju

kemandirian di bidang ekonomi.
2.2 Citra Perusahaan
2.2.1 Pengertian Citra
Citra adalah “a picture of mind”, yaitu gambaran yang ada di dalam
benak seseorang (Holt, Rinehart, and Winston, 1996) dalam Gassing (2016:156).
Berikut beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli:
1. Huddleston

(Buchari

Alma,

2008:55)

dalam

Gassing

(2016:156).

Citra adalah serangkaian kepercayaan yang dihubungkan dengan sebuah
gambaran yang dimiliki atau diperoleh dari pengalaman.
2. Bill Canton (S. Soemirat dan Adrianto, 2007:111) dalam Gassing (2016:156).
Citra adalah

kesan,

perasaan

dan

gambaran

diri

publik terhadap

perusahaan.
3. Richard F. Gerson (Buchari Alma, 2008:54) dalam

Gassing (2016:156).

Citra adalah tentang bagaimana konsumen, calon konsumen dan pesaing
melihat anda.
4. Philip Kotler (2009:299) dalam
seperangkat

keyakinan,

ide,

Gassing (2016:156).

Citra adalah

dan kesan yang dimiliki oleh seseorang

terhadap suatu objek.

Universitas Sumatera Utara

18

5. Frank Jefkins (Soemirat dan Adrianto, 2007:114) dalam Gassing (2016:156).
Citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul
sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.
2.2.2 Jenis – jenis Citra
Menurut Frank Jefkins (Nova, 2011: 299-300) dalam Gassing (2016:156),
terdapat 6 jenis citra, yaitu :
1. Citra Bayangan (Mirror Image )
Citra ini biasanya melekat kepada organisasi terkait pandangan orang
lain.

Pemimpin

pandangan

yang

tersebut
positif

selalu
terhadap

merasa

semua orang mempunyai

organisasi.

Biasanya,

perasaan

pemimpin tersebut tidak tepat karena hampir serupa dengan fantasi.
2. Citra yang Berlaku (Current Image )
Citra

yang

berlaku

merupakan kesan baik milik orang lain tentang

organisasi atau hal lain berkaitan dengan produk.
3. Citra yang Diharapkan (Wish Image)
Citra yang diharapkan adalah citra yang diinginkan manajemen atau
organisasi.
4. Citra Perusahaan (Corporate Image )
Berkaitan dengan sosok perusahaan untuk menciptakan citra positif, lebih
dikenal serta diterima publik.
5. Citra Majemuk (Multiple Image )
Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan, misalnya bagaimana
pihak PR (Public Relation ), misalnya mengenalkan identitas perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

19

6. Citra Penampilan (Performance Image )
Citra penampilan ini lebih ditunjukan kepada subjeknya, bagaimana
kinerja atau penampilan diri para profesional.
2.2.3 Faktor Pembentukan Citra
Dalam Gassing (2016:157) Citra sebuah organisasi terbentuk dari beragam
sebab, antara lain:
1. Identitas Fisik
Secara fisik, sebuah organisasi atau individu dapat dilihat dari pengenal
visual, audio dan media komunikasi yang digunakan.

Pengenal visual

misalnya nama yang melekat, logo, gedung dan lobi sebuah kantor.
Pengenalan audio misalnya sebuah organisasi memiliki jingle atau lagu
yang mencerminkan corak organisasi.

Pengenalan media berhubungan

dengan media yang digunakan organisasi untuk memperkenalkan citra
diri, misalnya berupa company
dan lain-lain.

Beragam

profile , brosur, laporan tahunan, berita

pengenal

tersebut

biasanya mencerminkan

identitas, visi, misi dan sifat pemilik.
2. Identitas Nonfisik
Identitas nonfisik berhubungan dengan identitas organisasi yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang.

Misalnya, sejarah, filosofi, budaya

di dalam organisasi, sistem punish and reward , susunan manajemen,
kepercayaan

dan

nilai

kemanusiaan

yang

ditanamkan

dan

lain

sebagainya.
3. Kualitas Hasil, Mutu dan Pelayanan

Universitas Sumatera Utara

20

Selain identitas, citra sebuah organisasi
mutu

produk. Artinya, sebuah

juga dibentuk oleh hasil dan

produk yang

dirancang, baik barang

atau jasa, mencerminkan kualitas manajemen. Semakin baik sebuah hasil
kerja dengan dibarengi mutu yang terjaga, citra organisasi tentu semakin
baik.

Untuk

konsumen,

menunjang

organisasi

harus

“pelayanan bintang lima”
konsumen.

hasil dan menjaga kebaikan mutu dimata
memaksimalkan

tentunya

akan

pelayanan.

sangat

berkesan

Bentuk
dimata

Memaksimalkan pelayanan juga betuk public relation yang

ideal.
4. Aktivitas dan Pola Hubungan
Jika sebuah organisasi sudah mempunyai produk dengan mutu terjaga,
maka menjaga hubungann dengan konsumen dan rekan bisnis tentu
harus selalu dicatat.
jaringan
organisasi.

dan

Aktivitas dan pola hubungan dengan individu,

sumber

daya

diluar

organisasi

mencerminkan

citra

Memberikan respon jujur dan memperlihatkan tanggung

jawab adalah pola dasar.
2.2.4 Proses Pembentukan Citra
Berikut pada gambar 2.3 diagram proses pembentuan citra menurut John
Nimpoeno dalam Gassing (2016:158) :

Universitas Sumatera Utara

21

Gambar 2.3
Proses Pembentukan Citra

Kognisi

Stimulus

Respons
Persepsi

Sikap

Motivasi

Ransangan

Perilaku

Sumber: John Nimpoeno dalam Gassing (2016:158)
Keterangan:
1. Stimulus: Rangsangan yang mengaktifkan bagian-bagian tubuh.

Untuk

organisasi, stimulus pembentuk citra berkaitan dengan informasi
yang berasal dari luar yang menggambarkan sebuah proses
pembentukan citra.
2. Persepsi : hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan dikaitkan dengan
suatu pemahaman.
3. Kognisi : aspek pengetahuan yang berhubungan dengan kepercayaan, ide
dan konsep.
4. Motivasi : kecendrungan yang menetap untuk mencapai tujuan tertentu
dan

untuk

sedapat

mungkin

menjadi

kondisi kepuasan

maksimal bagi individu pada setiap saat.
5. Sikap : hasil evakuasi negativ atau positif terhadap konsekuensi-konsekuensi
penggunaan suatu objek.

Universitas Sumatera Utara

22

6. Perilaku : respon individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam
dirinya sendiri maupun lingkungan.
7. Respons : perilaku berupa aktivitas seseorang yang berupa tindakan sebagai
aksi terhadap rangsangan atau stimulus.
2.2.5 Manfaat Citra
Dalam Siswanto sutojo (2004:2), menyebutkan bahwa citra perusahaan
yang baik dan kuat mempunyai manfaat-manfaat sebagai berikut:
1. Daya saing jangkah menengah dan panjang yang mantap (mid and long
term sustainable competitive position ). Citra perusahaan yang baik dan kuat

akan tumbuh menjadi “kepribadian” perusahaan. Oleh karena itu ia tidak
mudah dijiplak perusahaan lain
2. Menjadi

perisai selama masa krisis (an insurance for adverse times ).

Sebagian besar masyarakat dapat memahami atau memaafkan kesalahan
yang dibuat perusahaan dengan citra yang baik, yang menyebabkan
mereka mengalami masa krisis.
3. Menjadi

daya tarik eksekutif

handal (attracting the best executives

available ). Eksekutif handal menjadi harta yang berharga bagi perusahaan

manapun.

Mereka adalah roda yang memutar operasi bisnis sehingga

berbagai tujuan usaha perusahaan
tercapai.

Citra

perusahaan

yang

jangka pendek dan menengah dapat
baik

tidak

pernah

mendapatkan

kesulitan yang berarti dalam merekrut eksekutif handal.
4. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran (increasing the effectiveness of
marketing instruments).

Dalam banyak kejadian citra baik perusahaan

Universitas Sumatera Utara

23

menunjang efektifitas strategi pemasaran produk, misalnya

walaupun

harga produk perusahaan yang telah lama mereka kenal sedikit lebih
tinggi

dari

produk

serupa

hasil

perusahaan yang belum dikenal,

kebanyakan konsumen lebih suka memilih produk hasil perusahaan yang
telah lama mereka kenal.
5. Penghemat biaya operasional (cost savings).

Seperti diutarakan dimuka

perusahaan dengan citra baik lebih mudah menarik eksekutif handal.
Dalam

banyak

kejadian

hal

itu

merekrut dan melatih eksekutif.

dapat

berarti

penghematan

biaya

Eksekutif yang handal tidak banyak

membutuhkan training untuk meningkatkan atau menyesuaikan kualifikasi
mereka dengan yang diinginkan perusahaan.
2.2.6 Elemen Citra
Menurut Shirley Harrison (Putri , 2012:19) menyebutkan bahwa informasi
yang lengkap menganai citra perusahaan haruslah meliputi 4 elemen yaitu :
1. Personality
Keseluruhan

karakteristik perusahaan

yang

dipahami

publik

sasaran

seperti perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai
tanggung jawab sosial.
2. Reputation
Hal

yang

berdasarkan

telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran
pengalaman

sendiri

maupun pihak lain seperti kinerja

keamanan transaksi sebuah bank.

Universitas Sumatera Utara

24

3. Value
Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya
perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan,
karyawan yang cepat tanggap terhadap permintaan maupun keluhan
pelanggan.
4. Corporate identity

Komponen-komponen yang mempermudah pengenalan publik sasaran
terhadap perusahaan seperti logo, warna dan slogan.
2.3 Kerangka Konseptual
Menurut Suriasumantri dan Sugiono (2009) dalam Sujarweni (2015:66)
mengemukakan bahawa
sebagai
Kerangka

dasar

seorang peneliti

menyusun

pemikiran

harus menguasi

teori-teori ilmiah

kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis.

merupakan

penjelasan

sementara terhadap gejala yang

menjadi objek permasalahan. Dalam sistematik, kerangka berfikir dalam penulisan
ini dapat digambarkan seperti pada gambar 2.4:
Gambar 2.4
Kerangka Konseptual
Variabel Independen

Variabel Dependen

Corporate Social Responsibility

Citra Perusahaan (Y)
(X)
Sumber: Diolah oleh penulis (2016).

Universitas Sumatera Utara

25

2.4 Penelitian Terdahulu
Berikut beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan
dalam penelitian ini, yaitu :
1. Putri Fitriani (2012) melakukan

penelitian

dengan

judul “ Pengaruh

Kegiatan CSR terhadap Citra Perusahaan (Studi Pada Program Beasiswa
Unggulan CIMB Niaga 2011)”.

Bedasarkan hasil uji linear sederhana

yang telah dilakukan, kegiatan CSR “Beasiswa Unggulan CIMB Niaga”
yang diukur melalui implementasi CSR terbukti memiliki pengaruh secara
signifikan dan berpengaruh positif terhadap

citra perusahaan.

Dimana

semakin tinggi nilai yang didapatkan oleh kegiatan CSR menggunakan
pengukuran implementasi CSR maka akan
perusahaan.

semakin

tinggi

pula citra

Variabel citra perusahaan yang dimiliki CIMB Niaga secara

keseluruhan sudah positif. Hal ini dikarenakan pandangan responden bahwa
kegiatan CSR CIMB Niaga mamapu meningkatkan kualitas pendidikan,
namun dalam variabel ini masih ada kekurangan pada dimensi layanan
produk untuk indikator CIMB Niaga menyediakan layanan nasabah di
akhir pekan,

hal ini harus menjadi perhatian perusahaan untuk lebih

memperbaiki pelayanan.
2. Bahrul Ulum (2014)

melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh

Corporate Social Responsibility Terhadap Citra (Survei pada Warga Sekitar

PT. Sasa Inti Gending-Probolinggo)”. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
secara

stimulan atau bersama-sama anatara variabel-variabel CSR yang

Universitas Sumatera Utara

26

terdiri dari Community Support (X1), Environment (X2), dan Product (X3)
terdapat Citra Perusahaan (Y). Hal ini dibuktikan dari hasil analisis nilai
sig. F lebih kecil dari a (0,05), hasil analisis ini juga menunjukan bahwa
variabel Community Support, Environment , dan Product yang ditunjukkan
dari nilai R Square yaitu sebesar 0,350. Hal ini berarti bahwa kemampuan
variabel-variabel CSR secara stimulan memberikan kontribusi terhadap
citra yang

baik yaitu sebesar 35% sedangkan sisanya sebesar 65%

dipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak dibahas di bab ini.

Dengan

demikian dapat diketahui bahwa warga sekitar perusahaan memperhatikan
variabel-variabel CSR secara stimulan dalam memberikan citra yang baik.
3. Ratih Hurriyati (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Corporate Social Responsibility Terhadap Corporate Image

PT BANK

NEGARA INDONESIA, TBK”. Berdasarkan tanggapan responden terhadap
Corporate Image yang terdiri dari personality, reputation, ethics, atau value ,

dan corporate identity secara umum sudah baik. Persepsi responden terhadap
ethics/value merupakan dimensi yang memperoleh skor yang lebih tinggi.

Sedangkan

responden

terhadap

personality ditinjau

dari

kredibilitas

perusahaan, mendapatkan skor yang paling rendah dari dimensi-dimensi
lainnya, hal ini dikarenakan banyaknya kasus negatif yang pernah terjadi
pada PT Bank Negara Indonesia, Tbk yang pada akhirnya berdampak pada
persepsi responden terhadap kredibilitas. Kesimpulannya CSR berpengaruh
secara positif terhadap Corporate Image sehingga setiap praktik bisnis yang

Universitas Sumatera Utara

27

dibentuk dengan perencanaan yang baik dalam perwujudan tanggung jawab
sosial akan memberikan persepsi yang baik bagi Corporate Image .
4. Silviana Mira Vegawati (2015) melakukan penelitian dengan judul,
“Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Citra
Perusahaan (Survey Pada Warga di Desa Sidodadi Kelurahan Kalirejo
Kecamatan Lawang Kabupaten Malang).

Berdasarkan hasil penelitian

tersebut, hasil dari analisis faktor menunjukkan bahwa terdapat enam
faktor yang membentuk CSR, yaitu variabel Environment, Community
Support Diversity, Employee Support, Product, dan Non Territorial
Operations. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel CSR (X) secara

bersama-sama memiliki pengaruh
Perusahaan.

yang

signifikan terhadap Citra

Dan yang terakhir hasil dari analisis regresi parsial dapat

disimpulkan bahwa variabel dari keenam variabel memiliki pengaruh
secara

signifikan

Support (

terhadap Citra Perusahaan (Y).

Variabel

Employee

merupakan variabel yang dominan mempengaruhi Citra

Perusahaan (Y) dengan nilai Beta 0.674 dibandingkan dengan variabel
lainnya.
5. Panji Subakti (2006) melakukan penelitian dengan judul, “Analisis
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility Dampaknya Terhadap Citra
Perusahaan (Corporate Image ) Pada PT TELKOM, Tbk Pusat. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, yaitu pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh PT
TELKOM, Tbk

telah dilakukan dengan cukup baik. Hal tersebut dapat

dilihat dari tanggapan masyarakat mengenai kegiatan CSR yang dilakukan

Universitas Sumatera Utara

28

oleh PT TELKOM, Tbk yakni termasuk ke dalam cukup baik, dan dalam
menjalankan kegiatan usahanya memiliki citra yang baik pula. Dan
masyarakat
usahanya

memandang
dalam

citra

perusahaan

tersebut

dalam

kegiatan

kategori cukup baik juga, hal itu dapat terlihat dari

tanggapan responden mengenai citra perusahaa PT TELKOM, Tbk yang
berarti bahwa masyarakat percaya PT TELKOM, Tbk memiliki citra yang
cukup baik dalam kegiatan usahanya. Kesimpulannya adalah bahwa PT
TELKOM, Tbk terdapat pengaruh yang signifikan antara CSR terhadap
Citra Perusahaan, artinya bahwa kegiatan CSR yang dilakukan oleh
perusahaan

tersebut

mempunyai

peranan

yang

penting dalam

pembangunan Citra Perusahaan sehingga dalam kegiatan usahanya dalam
masyarakat PT TELKOM, Tbk dapat dipercaya sebagai perusahaan yang
peduli terhadap masyarakat maupun karyawannya.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Program Nikah Massal Terhadap Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Masyarakat Kota Medan)

1 29 95

Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional mengenai Program CSR Bakti Olahraga PT Djarum terhadap Peningkatan Citra Perusahaan di Kalangan Mahasiswa USU)

8 101 134

Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa dan Citra Perusahaan(Studi Kasus Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa Djarum Terhadap Peningkatan Citra Positif Perusahaan PT Djarum pada Mahasiswa US

4 66 121

Program Corporate Social Responsibilty (CSR) Dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) “Satu untuk Sepuluh” Terhadap Citra AQUA di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

5 38 137

Pengaruh Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Citra Perusahaan (Studi Pada Mahasiswa Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbkmedan)

0 0 13

Pengaruh Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Citra Perusahaan (Studi Pada Mahasiswa Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbkmedan)

0 0 2

Pengaruh Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Citra Perusahaan (Studi Pada Mahasiswa Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbkmedan)

0 0 7

Pengaruh Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Citra Perusahaan (Studi Pada Mahasiswa Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbkmedan) Chapter III V

0 0 86

Pengaruh Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Citra Perusahaan (Studi Pada Mahasiswa Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbkmedan)

1 9 2

Pengaruh Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Citra Perusahaan (Studi Pada Mahasiswa Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbkmedan)

0 0 22