Pengaruh Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Citra Perusahaan (Studi Pada Mahasiswa Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbkmedan)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 CSR (Corporate Social Responsibility)
2.1.1 Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut Untung (2009:1) Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah
komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan
ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial
perusahaan dan menintikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap
aspek ekonomis, sosial dan lingkungan. Kompleksitas permasalahan sosial yang
semakin rumit dalam dekade terakhir dan implementasi desentralisasi telah
menepatkan CSR sebagai suatu konsep yang diharapkan mampu memberikan
alternatif terobosan baru dalam pemberdayaan masyarakat miskin.
Adapun definisi CSR Menurut Kotler dan Nancy (2005:4) dalam Gassing
(2016:163).
Mengemukakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR)
didefinisikan
sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan
komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber
daya perusahaan.
Sedangkan menurut World Business Council for Sustainable
Development mengemukakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR)
merupakan komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku
etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan
kualitas kehidupan
karyawan dan
keluarganya, serta komunitas lokal dan
masyarakat luas pada umumnya.
8
Universitas Sumatera Utara
9
Upaya sungguh-sungguh dari entitas bisnis meminimumkan dampak negatif
dan memaksimumkan dampak positif operasinya terhadap seluruh pemangku
kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial dan lingkungan untuk mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan. Jadi, secara garis besar Corporate Social Responsibility
(CSR) adalah tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat di luar tanggung
jawab ekonomisnya, kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan demi tujuan sosial
dengan tidak memperhitungkan untung atau rugi ekonomisnya.
Sedangkan menurut
Elkington (1999) dalam
fitri
(2015:500)
mengemukakan bahwa sebuah perusahaan yang menunjukan tanggung jawab
sosialnya akan memberikan perhatian kepada pengingkatan kualitas perusahaan
(profit); masyarakat, khususnya komunitas sekitar ( people); serta lingkungan hidup
(planet bumi).
Triple Bottom Line dengan 3P tipe yaitu:
1. Profit yang Mendukung laba perusahaan.
2. People yang Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Planet yang meningkatkan kualitas lingkungan.
Pengertian CSR sangat beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang
berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara
finansial, tetapi untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik,
melembaga, dan berkelanjutan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan dan
bahkan sering di identikkan dengan CSR adalah corporate giving , corporate
philanthropy, corporate community relations , dan community development .
Universitas Sumatera Utara
10
Ditinjau dari motivasinya, keempat nama itu bisa dimaknai sebagai dimensi
atau pendekatan CSR. Jika corporate giving bermotif amal atau charity, corporate
philanthropy bermotif kemanusiaan dan corporate community relations bernapaskan
tebar pesona, community development lebih bernuansa pemberdayaan.
Gambar 2.1
Konsep Triple Bottom Line
Sumber: Jurnal Yanti fitri (2015)
Gambar 2.1 menunjukkan 3 komponen utama triple bottom line, pada
lingkaran Economic yang berarti bahwa perusahaan harus fokus terhadap
keuntungannya untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Lingkaran Sosial
berarti perusahaan harus mempunyai komitmen kepada masyarakat untuk
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Lingkaran Environment, berarti semua
kegiatan perusahaan terkait erat dengan lingkungan hidup, oleh karenanya kita
harus
memperhatikan keseimbangan lingkungan terhadap kegiatan operasional
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
11
Tanggung jawab sosial ini diarahkan baik ke dalam (internal) maupun
keluar (eksternal) perusahaan.
pemegang
saham
dalam
Kedalam, tanggung jawab ini diarahkan kepada
bentuk
profitabilitas
dan
pertumbuhan.
Seperti
diketahui, pemegang saham telah menginvestasikan sumber daya yang dimilikinya
guna mendukung berbagai aktivitas operasional perusahaan. Karenanya mereka
akan
mengharapkan
profitabilitas yang optimal serta pertumbuhan perusahaan
sehingga kesejahteraan mereka di masa depan juga mengalami pengingkatan.
Oleh karena itu perusahaan harus berjuang keras agar memperoleh laba yang
optimal dalam
jangka
panjang
serta
senantiasa
mencari
peluang
bagi
pertumbuhan di masa depan.
2.1.2 Konsep Piramida CSR
Gambar 2.2
Konsep Piramida CSR
Sumber: Putri (2012:11)
Menurut Putri (2012:11)
konsep piramida CSR memberikan sebuah
justifikasi teoritis dan logis mengapa sebuah
CSR bagi masyarakat disekitarnya.
perusahaan perlu menerapkan
CSR adalah puncak piramida yang erat
terkait, dan bahkan identik dengan, tanggung jawab filantropis.
Universitas Sumatera Utara
12
1. Tanggung jawab ekonomis. Kata kuncinya adalah make profit.
utama perusahaan adalah menghasilkan laba.
Motif
Laba adalah pondasi
perusahaan, dan perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai
prasyarat agar perusahaan terus hidup dan berkembang.
2. Tanggunng jawab legal. Kata kuncinya: obey the law.
Perusahaan harus
taat hukum.
3. Tanggung jawab etis. Kata kuncinya: be ethical.
Perusahaan memiliki
kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis yang baik, benar, dan adil.
Norma-norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi perilaku organisasi
perusahaan.
4. Tanggung jawab filantropis. Kata kuncinya: be good citizen .
perusahaan
perusahaan
harus
memperoleh
dituntut
agar
laba,
Selain
taat hukum dan berlaku etis,
dapat memberikan kontribusi yang dapat
dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kualitas kehidupan semua. Para pemilik dan pegawai yang
bekerja di perusahaan memiliki tanggung jawab ganda, yakni kepada
perusahaan
dan
kepada
publik yang kini dikenal dengan istilah non-
fiduciary responsibility.
2.1.3 Bentuk dan Manfaat CSR
2.1.3.1 Bentuk CSR
Menurut Kotler dan Lee (2005: 23) dalam Gassing (2016),
terdapat 6
program yang mendukung CSR, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
13
1. Cause Promotion
Bentuk kepedulian organisasi terhadap isu-isu tertentu yang sedang
beredar dalam
masyarakat.
Organisasi
mengajak
semua
lapisan
masyarakat untuk ikut peduli pada isu tersebut.
2. Cause Related Marketing
Organisasi menggunakan beberapa persen dari harga jual produk (barang
atau jasa) untuk donasi dan sumbangan tertentu.
3. Corporate Social Marketing
Organisasi memiliki target untuk mengubah perilaku masyarakat terhadap
suatu isu dari yang kurang baik menjadi baik.
4. Corporate Philanthropy
Berupa pemberian kontribusi atau bantuan secara langsung,
baik dalam
bentuk dana maupun jasa kepada pihak yang membutuhkan.
5. Corporate Volunteering
Organisasi melibatkan karyawan secara langsung dalam kegiatan CSR
pada jam kerja dan tetap mendapat gaji.
6. Social Responsibility Business Practice
Merupakan
inisiatif
organisasi untuk mengadopsi dan mengatur praktik
bisnis seperti sistem kerja dan investasinya dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan melindungi lingkungan.
2.1.3.2 Manfaat CSR
Menurut
perusahaan
dan
Untung (2009:6)
masyarakat
mengungkapkan
tidak
solid
jika
hubungan antara
bisa dipastikan adanya
suatu
Universitas Sumatera Utara
14
permasalahan, pelaksanaan program- program CSR belum sepenuhnya diterima
oleh masyarakat, itu disebabkan oleh minimnya perhatian perusahaan terhadap
pelaksanaan
CSR.
Dari uraian tersebut, tampak bahwa manfaat CSR bagi
perusahaan antara lain :
1. Mempertahankan dan mendongkrak citra dan reputasi
2. Layak mendapatkan Social Licence to Operate (lisensi untuk beroperasi
secara sosial)
3. Mereduksi risiko bisnis perusahaan
4. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha
5. Membentangkan akses menuju market dan membuka peluang pasar yang
lebih luas
6. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah
7. Memperbaiki hubungan dengan Stakeholders
8. Memperbaiki dengan Regulator (pengatur)
9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan
10. Peluang mendapatkan penghargaan
2.1.4. Manajemen CSR
Menurut
Relation
Gassing (2016:165),
terkait program kerja CSR .
Terdapat 4 tahapan manajemen Public
Program kerja CSR ini bertujuan
mengubah masalah yang dihadapi public relation menjadi masalah yang juga
melibatkan CSR di dalamnya.
Universitas Sumatera Utara
15
1. Defining CSR Problem
Menganalisis situasi, misalnya latar belakang, dengan tujuan mendapatkan
gambaran jelas akan sebuah masalah yang akan dan sedang dihadapi
divisi Public Relation.
2. Planning and Programming
Membuat
perencanaan dan merancang pemikiran strategis.
Caranya,
membuat prediksi atau tujuan yang akan dicapai di masa depan (jangka
panjang).
3. Action and Communication
Mulai mengambil tindakan berdasarkan rencana dan strategi yang sudah
dibangun. Sembari melakukan aksi, menjaga komunikasi antara elemen
juga sangat penting. Aksi dan komunikasi ini harus dijalankan pada saat
dan
menggunakan
saluran
yang
tepat.
Tujuannya,
membangun
pengertian dan menghindarkan elemen organisasi dari masalah akibat
kesalahan komunikasi.
4. Evaluation
Langkah
terakhir
mengukur
keberhasilan suatu program.
Evaluasi
dilakukan menggunakan penilaian brand awareness, perubahan opini dan
perubahan sikap yang didukung data kuantitatif.
Hasil evaluasi menjadi
bahan pertimbangan program CSR di masa depan.
2.1.5 Faktor yang mempengaruhi CSR
Menurut Princes of Wales Foundation (Untung , 2009:10). Ada 5 hal
penting yang dapat mempengaruhi implementasi CSR, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
16
1. Human Capital atau pemberdayaan manusia. Tujuan CSR adalah untuk
pemberdayaan
masyarakat,
bukan
memperdayai
masyarakat.
Pemberdayaan bertujuan mengkreasikan masyarakat untuk mandiri.
2. Environments yang berbicara tentang lingkungan, CSR juga dilihat dalam
lingkup stakeholders atau lingkungan dimana anda berada.
Selama ini
CSR kebanyakan diukur dari sudut berapa besar uang yang dikeluarkan.
Sebenarnya bukan uang saja, uang itu hanya sebagai nilai karena ada
nilai intangible yang sangat penting , artinya ada sesuatu yang tidak
dapat dinilai dengan uang atau bisa diartikan juga dengan integritas dan
nilai etika.
3. Good Corporate Governance ,
adalah
sebuah
mekanisme
bagaimana
sumber daya perusahaan dialokasikan menurut “hak” dan “kuasa”. Ada 2
sifat GCG ini yaitu internal (sifatnya ke dalam) sifat ini menyangkut
transparansi, sehingga ada kalangan perusahaan publik diukur dengan
keterbukaan informasi, dan yang terakhir yaitu sifat eksternal (mengatur
keluar) sifat ini menyangkut lingkungan tempat dimana kita berada,
apabila
ingin
melakukan
sesuatu
untuk
masyarakat
maka harus
mengetahui apa yang dibutuhkan, bukan apa yang ingin kita buat, maka
harus ada komunikasi sebelum membuat program.
4. Social Cohesion ,
Tujuan
CSR
ini
bukanlah
untuk
memanjakan
masyarakat tetapi pemberdayaan masyarakat, artinya dalam menjalankan
CSR jangan sampai menimbulkan kecemburuan sosial.
Melainkan
Universitas Sumatera Utara
17
menyatukan
tiap
anggota
kelompok yang saling mendukung untuk
mencapai tujuan bersama.
5. Economic Strength ,
yaitu
memberdayakan
lingkungan
menuju
kemandirian di bidang ekonomi.
2.2 Citra Perusahaan
2.2.1 Pengertian Citra
Citra adalah “a picture of mind”, yaitu gambaran yang ada di dalam
benak seseorang (Holt, Rinehart, and Winston, 1996) dalam Gassing (2016:156).
Berikut beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli:
1. Huddleston
(Buchari
Alma,
2008:55)
dalam
Gassing
(2016:156).
Citra adalah serangkaian kepercayaan yang dihubungkan dengan sebuah
gambaran yang dimiliki atau diperoleh dari pengalaman.
2. Bill Canton (S. Soemirat dan Adrianto, 2007:111) dalam Gassing (2016:156).
Citra adalah
kesan,
perasaan
dan
gambaran
diri
publik terhadap
perusahaan.
3. Richard F. Gerson (Buchari Alma, 2008:54) dalam
Gassing (2016:156).
Citra adalah tentang bagaimana konsumen, calon konsumen dan pesaing
melihat anda.
4. Philip Kotler (2009:299) dalam
seperangkat
keyakinan,
ide,
Gassing (2016:156).
Citra adalah
dan kesan yang dimiliki oleh seseorang
terhadap suatu objek.
Universitas Sumatera Utara
18
5. Frank Jefkins (Soemirat dan Adrianto, 2007:114) dalam Gassing (2016:156).
Citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul
sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.
2.2.2 Jenis – jenis Citra
Menurut Frank Jefkins (Nova, 2011: 299-300) dalam Gassing (2016:156),
terdapat 6 jenis citra, yaitu :
1. Citra Bayangan (Mirror Image )
Citra ini biasanya melekat kepada organisasi terkait pandangan orang
lain.
Pemimpin
pandangan
yang
tersebut
positif
selalu
terhadap
merasa
semua orang mempunyai
organisasi.
Biasanya,
perasaan
pemimpin tersebut tidak tepat karena hampir serupa dengan fantasi.
2. Citra yang Berlaku (Current Image )
Citra
yang
berlaku
merupakan kesan baik milik orang lain tentang
organisasi atau hal lain berkaitan dengan produk.
3. Citra yang Diharapkan (Wish Image)
Citra yang diharapkan adalah citra yang diinginkan manajemen atau
organisasi.
4. Citra Perusahaan (Corporate Image )
Berkaitan dengan sosok perusahaan untuk menciptakan citra positif, lebih
dikenal serta diterima publik.
5. Citra Majemuk (Multiple Image )
Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan, misalnya bagaimana
pihak PR (Public Relation ), misalnya mengenalkan identitas perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
19
6. Citra Penampilan (Performance Image )
Citra penampilan ini lebih ditunjukan kepada subjeknya, bagaimana
kinerja atau penampilan diri para profesional.
2.2.3 Faktor Pembentukan Citra
Dalam Gassing (2016:157) Citra sebuah organisasi terbentuk dari beragam
sebab, antara lain:
1. Identitas Fisik
Secara fisik, sebuah organisasi atau individu dapat dilihat dari pengenal
visual, audio dan media komunikasi yang digunakan.
Pengenal visual
misalnya nama yang melekat, logo, gedung dan lobi sebuah kantor.
Pengenalan audio misalnya sebuah organisasi memiliki jingle atau lagu
yang mencerminkan corak organisasi.
Pengenalan media berhubungan
dengan media yang digunakan organisasi untuk memperkenalkan citra
diri, misalnya berupa company
dan lain-lain.
Beragam
profile , brosur, laporan tahunan, berita
pengenal
tersebut
biasanya mencerminkan
identitas, visi, misi dan sifat pemilik.
2. Identitas Nonfisik
Identitas nonfisik berhubungan dengan identitas organisasi yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang.
Misalnya, sejarah, filosofi, budaya
di dalam organisasi, sistem punish and reward , susunan manajemen,
kepercayaan
dan
nilai
kemanusiaan
yang
ditanamkan
dan
lain
sebagainya.
3. Kualitas Hasil, Mutu dan Pelayanan
Universitas Sumatera Utara
20
Selain identitas, citra sebuah organisasi
mutu
produk. Artinya, sebuah
juga dibentuk oleh hasil dan
produk yang
dirancang, baik barang
atau jasa, mencerminkan kualitas manajemen. Semakin baik sebuah hasil
kerja dengan dibarengi mutu yang terjaga, citra organisasi tentu semakin
baik.
Untuk
konsumen,
menunjang
organisasi
harus
“pelayanan bintang lima”
konsumen.
hasil dan menjaga kebaikan mutu dimata
memaksimalkan
tentunya
akan
pelayanan.
sangat
berkesan
Bentuk
dimata
Memaksimalkan pelayanan juga betuk public relation yang
ideal.
4. Aktivitas dan Pola Hubungan
Jika sebuah organisasi sudah mempunyai produk dengan mutu terjaga,
maka menjaga hubungann dengan konsumen dan rekan bisnis tentu
harus selalu dicatat.
jaringan
organisasi.
dan
Aktivitas dan pola hubungan dengan individu,
sumber
daya
diluar
organisasi
mencerminkan
citra
Memberikan respon jujur dan memperlihatkan tanggung
jawab adalah pola dasar.
2.2.4 Proses Pembentukan Citra
Berikut pada gambar 2.3 diagram proses pembentuan citra menurut John
Nimpoeno dalam Gassing (2016:158) :
Universitas Sumatera Utara
21
Gambar 2.3
Proses Pembentukan Citra
Kognisi
Stimulus
Respons
Persepsi
Sikap
Motivasi
Ransangan
Perilaku
Sumber: John Nimpoeno dalam Gassing (2016:158)
Keterangan:
1. Stimulus: Rangsangan yang mengaktifkan bagian-bagian tubuh.
Untuk
organisasi, stimulus pembentuk citra berkaitan dengan informasi
yang berasal dari luar yang menggambarkan sebuah proses
pembentukan citra.
2. Persepsi : hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan dikaitkan dengan
suatu pemahaman.
3. Kognisi : aspek pengetahuan yang berhubungan dengan kepercayaan, ide
dan konsep.
4. Motivasi : kecendrungan yang menetap untuk mencapai tujuan tertentu
dan
untuk
sedapat
mungkin
menjadi
kondisi kepuasan
maksimal bagi individu pada setiap saat.
5. Sikap : hasil evakuasi negativ atau positif terhadap konsekuensi-konsekuensi
penggunaan suatu objek.
Universitas Sumatera Utara
22
6. Perilaku : respon individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam
dirinya sendiri maupun lingkungan.
7. Respons : perilaku berupa aktivitas seseorang yang berupa tindakan sebagai
aksi terhadap rangsangan atau stimulus.
2.2.5 Manfaat Citra
Dalam Siswanto sutojo (2004:2), menyebutkan bahwa citra perusahaan
yang baik dan kuat mempunyai manfaat-manfaat sebagai berikut:
1. Daya saing jangkah menengah dan panjang yang mantap (mid and long
term sustainable competitive position ). Citra perusahaan yang baik dan kuat
akan tumbuh menjadi “kepribadian” perusahaan. Oleh karena itu ia tidak
mudah dijiplak perusahaan lain
2. Menjadi
perisai selama masa krisis (an insurance for adverse times ).
Sebagian besar masyarakat dapat memahami atau memaafkan kesalahan
yang dibuat perusahaan dengan citra yang baik, yang menyebabkan
mereka mengalami masa krisis.
3. Menjadi
daya tarik eksekutif
handal (attracting the best executives
available ). Eksekutif handal menjadi harta yang berharga bagi perusahaan
manapun.
Mereka adalah roda yang memutar operasi bisnis sehingga
berbagai tujuan usaha perusahaan
tercapai.
Citra
perusahaan
yang
jangka pendek dan menengah dapat
baik
tidak
pernah
mendapatkan
kesulitan yang berarti dalam merekrut eksekutif handal.
4. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran (increasing the effectiveness of
marketing instruments).
Dalam banyak kejadian citra baik perusahaan
Universitas Sumatera Utara
23
menunjang efektifitas strategi pemasaran produk, misalnya
walaupun
harga produk perusahaan yang telah lama mereka kenal sedikit lebih
tinggi
dari
produk
serupa
hasil
perusahaan yang belum dikenal,
kebanyakan konsumen lebih suka memilih produk hasil perusahaan yang
telah lama mereka kenal.
5. Penghemat biaya operasional (cost savings).
Seperti diutarakan dimuka
perusahaan dengan citra baik lebih mudah menarik eksekutif handal.
Dalam
banyak
kejadian
hal
itu
merekrut dan melatih eksekutif.
dapat
berarti
penghematan
biaya
Eksekutif yang handal tidak banyak
membutuhkan training untuk meningkatkan atau menyesuaikan kualifikasi
mereka dengan yang diinginkan perusahaan.
2.2.6 Elemen Citra
Menurut Shirley Harrison (Putri , 2012:19) menyebutkan bahwa informasi
yang lengkap menganai citra perusahaan haruslah meliputi 4 elemen yaitu :
1. Personality
Keseluruhan
karakteristik perusahaan
yang
dipahami
publik
sasaran
seperti perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai
tanggung jawab sosial.
2. Reputation
Hal
yang
berdasarkan
telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran
pengalaman
sendiri
maupun pihak lain seperti kinerja
keamanan transaksi sebuah bank.
Universitas Sumatera Utara
24
3. Value
Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya
perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan,
karyawan yang cepat tanggap terhadap permintaan maupun keluhan
pelanggan.
4. Corporate identity
Komponen-komponen yang mempermudah pengenalan publik sasaran
terhadap perusahaan seperti logo, warna dan slogan.
2.3 Kerangka Konseptual
Menurut Suriasumantri dan Sugiono (2009) dalam Sujarweni (2015:66)
mengemukakan bahawa
sebagai
Kerangka
dasar
seorang peneliti
menyusun
pemikiran
harus menguasi
teori-teori ilmiah
kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis.
merupakan
penjelasan
sementara terhadap gejala yang
menjadi objek permasalahan. Dalam sistematik, kerangka berfikir dalam penulisan
ini dapat digambarkan seperti pada gambar 2.4:
Gambar 2.4
Kerangka Konseptual
Variabel Independen
Variabel Dependen
Corporate Social Responsibility
Citra Perusahaan (Y)
(X)
Sumber: Diolah oleh penulis (2016).
Universitas Sumatera Utara
25
2.4 Penelitian Terdahulu
Berikut beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan
dalam penelitian ini, yaitu :
1. Putri Fitriani (2012) melakukan
penelitian
dengan
judul “ Pengaruh
Kegiatan CSR terhadap Citra Perusahaan (Studi Pada Program Beasiswa
Unggulan CIMB Niaga 2011)”.
Bedasarkan hasil uji linear sederhana
yang telah dilakukan, kegiatan CSR “Beasiswa Unggulan CIMB Niaga”
yang diukur melalui implementasi CSR terbukti memiliki pengaruh secara
signifikan dan berpengaruh positif terhadap
citra perusahaan.
Dimana
semakin tinggi nilai yang didapatkan oleh kegiatan CSR menggunakan
pengukuran implementasi CSR maka akan
perusahaan.
semakin
tinggi
pula citra
Variabel citra perusahaan yang dimiliki CIMB Niaga secara
keseluruhan sudah positif. Hal ini dikarenakan pandangan responden bahwa
kegiatan CSR CIMB Niaga mamapu meningkatkan kualitas pendidikan,
namun dalam variabel ini masih ada kekurangan pada dimensi layanan
produk untuk indikator CIMB Niaga menyediakan layanan nasabah di
akhir pekan,
hal ini harus menjadi perhatian perusahaan untuk lebih
memperbaiki pelayanan.
2. Bahrul Ulum (2014)
melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh
Corporate Social Responsibility Terhadap Citra (Survei pada Warga Sekitar
PT. Sasa Inti Gending-Probolinggo)”. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
secara
stimulan atau bersama-sama anatara variabel-variabel CSR yang
Universitas Sumatera Utara
26
terdiri dari Community Support (X1), Environment (X2), dan Product (X3)
terdapat Citra Perusahaan (Y). Hal ini dibuktikan dari hasil analisis nilai
sig. F lebih kecil dari a (0,05), hasil analisis ini juga menunjukan bahwa
variabel Community Support, Environment , dan Product yang ditunjukkan
dari nilai R Square yaitu sebesar 0,350. Hal ini berarti bahwa kemampuan
variabel-variabel CSR secara stimulan memberikan kontribusi terhadap
citra yang
baik yaitu sebesar 35% sedangkan sisanya sebesar 65%
dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak dibahas di bab ini.
Dengan
demikian dapat diketahui bahwa warga sekitar perusahaan memperhatikan
variabel-variabel CSR secara stimulan dalam memberikan citra yang baik.
3. Ratih Hurriyati (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Corporate Social Responsibility Terhadap Corporate Image
PT BANK
NEGARA INDONESIA, TBK”. Berdasarkan tanggapan responden terhadap
Corporate Image yang terdiri dari personality, reputation, ethics, atau value ,
dan corporate identity secara umum sudah baik. Persepsi responden terhadap
ethics/value merupakan dimensi yang memperoleh skor yang lebih tinggi.
Sedangkan
responden
terhadap
personality ditinjau
dari
kredibilitas
perusahaan, mendapatkan skor yang paling rendah dari dimensi-dimensi
lainnya, hal ini dikarenakan banyaknya kasus negatif yang pernah terjadi
pada PT Bank Negara Indonesia, Tbk yang pada akhirnya berdampak pada
persepsi responden terhadap kredibilitas. Kesimpulannya CSR berpengaruh
secara positif terhadap Corporate Image sehingga setiap praktik bisnis yang
Universitas Sumatera Utara
27
dibentuk dengan perencanaan yang baik dalam perwujudan tanggung jawab
sosial akan memberikan persepsi yang baik bagi Corporate Image .
4. Silviana Mira Vegawati (2015) melakukan penelitian dengan judul,
“Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Citra
Perusahaan (Survey Pada Warga di Desa Sidodadi Kelurahan Kalirejo
Kecamatan Lawang Kabupaten Malang).
Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, hasil dari analisis faktor menunjukkan bahwa terdapat enam
faktor yang membentuk CSR, yaitu variabel Environment, Community
Support Diversity, Employee Support, Product, dan Non Territorial
Operations. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel CSR (X) secara
bersama-sama memiliki pengaruh
Perusahaan.
yang
signifikan terhadap Citra
Dan yang terakhir hasil dari analisis regresi parsial dapat
disimpulkan bahwa variabel dari keenam variabel memiliki pengaruh
secara
signifikan
Support (
terhadap Citra Perusahaan (Y).
Variabel
Employee
merupakan variabel yang dominan mempengaruhi Citra
Perusahaan (Y) dengan nilai Beta 0.674 dibandingkan dengan variabel
lainnya.
5. Panji Subakti (2006) melakukan penelitian dengan judul, “Analisis
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility Dampaknya Terhadap Citra
Perusahaan (Corporate Image ) Pada PT TELKOM, Tbk Pusat. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, yaitu pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh PT
TELKOM, Tbk
telah dilakukan dengan cukup baik. Hal tersebut dapat
dilihat dari tanggapan masyarakat mengenai kegiatan CSR yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
28
oleh PT TELKOM, Tbk yakni termasuk ke dalam cukup baik, dan dalam
menjalankan kegiatan usahanya memiliki citra yang baik pula. Dan
masyarakat
usahanya
memandang
dalam
citra
perusahaan
tersebut
dalam
kegiatan
kategori cukup baik juga, hal itu dapat terlihat dari
tanggapan responden mengenai citra perusahaa PT TELKOM, Tbk yang
berarti bahwa masyarakat percaya PT TELKOM, Tbk memiliki citra yang
cukup baik dalam kegiatan usahanya. Kesimpulannya adalah bahwa PT
TELKOM, Tbk terdapat pengaruh yang signifikan antara CSR terhadap
Citra Perusahaan, artinya bahwa kegiatan CSR yang dilakukan oleh
perusahaan
tersebut
mempunyai
peranan
yang
penting dalam
pembangunan Citra Perusahaan sehingga dalam kegiatan usahanya dalam
masyarakat PT TELKOM, Tbk dapat dipercaya sebagai perusahaan yang
peduli terhadap masyarakat maupun karyawannya.
Universitas Sumatera Utara
LANDASAN TEORI
2.1 CSR (Corporate Social Responsibility)
2.1.1 Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut Untung (2009:1) Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah
komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan
ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial
perusahaan dan menintikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap
aspek ekonomis, sosial dan lingkungan. Kompleksitas permasalahan sosial yang
semakin rumit dalam dekade terakhir dan implementasi desentralisasi telah
menepatkan CSR sebagai suatu konsep yang diharapkan mampu memberikan
alternatif terobosan baru dalam pemberdayaan masyarakat miskin.
Adapun definisi CSR Menurut Kotler dan Nancy (2005:4) dalam Gassing
(2016:163).
Mengemukakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR)
didefinisikan
sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan
komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber
daya perusahaan.
Sedangkan menurut World Business Council for Sustainable
Development mengemukakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR)
merupakan komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku
etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan
kualitas kehidupan
karyawan dan
keluarganya, serta komunitas lokal dan
masyarakat luas pada umumnya.
8
Universitas Sumatera Utara
9
Upaya sungguh-sungguh dari entitas bisnis meminimumkan dampak negatif
dan memaksimumkan dampak positif operasinya terhadap seluruh pemangku
kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial dan lingkungan untuk mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan. Jadi, secara garis besar Corporate Social Responsibility
(CSR) adalah tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat di luar tanggung
jawab ekonomisnya, kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan demi tujuan sosial
dengan tidak memperhitungkan untung atau rugi ekonomisnya.
Sedangkan menurut
Elkington (1999) dalam
fitri
(2015:500)
mengemukakan bahwa sebuah perusahaan yang menunjukan tanggung jawab
sosialnya akan memberikan perhatian kepada pengingkatan kualitas perusahaan
(profit); masyarakat, khususnya komunitas sekitar ( people); serta lingkungan hidup
(planet bumi).
Triple Bottom Line dengan 3P tipe yaitu:
1. Profit yang Mendukung laba perusahaan.
2. People yang Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Planet yang meningkatkan kualitas lingkungan.
Pengertian CSR sangat beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang
berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara
finansial, tetapi untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik,
melembaga, dan berkelanjutan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan dan
bahkan sering di identikkan dengan CSR adalah corporate giving , corporate
philanthropy, corporate community relations , dan community development .
Universitas Sumatera Utara
10
Ditinjau dari motivasinya, keempat nama itu bisa dimaknai sebagai dimensi
atau pendekatan CSR. Jika corporate giving bermotif amal atau charity, corporate
philanthropy bermotif kemanusiaan dan corporate community relations bernapaskan
tebar pesona, community development lebih bernuansa pemberdayaan.
Gambar 2.1
Konsep Triple Bottom Line
Sumber: Jurnal Yanti fitri (2015)
Gambar 2.1 menunjukkan 3 komponen utama triple bottom line, pada
lingkaran Economic yang berarti bahwa perusahaan harus fokus terhadap
keuntungannya untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Lingkaran Sosial
berarti perusahaan harus mempunyai komitmen kepada masyarakat untuk
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Lingkaran Environment, berarti semua
kegiatan perusahaan terkait erat dengan lingkungan hidup, oleh karenanya kita
harus
memperhatikan keseimbangan lingkungan terhadap kegiatan operasional
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
11
Tanggung jawab sosial ini diarahkan baik ke dalam (internal) maupun
keluar (eksternal) perusahaan.
pemegang
saham
dalam
Kedalam, tanggung jawab ini diarahkan kepada
bentuk
profitabilitas
dan
pertumbuhan.
Seperti
diketahui, pemegang saham telah menginvestasikan sumber daya yang dimilikinya
guna mendukung berbagai aktivitas operasional perusahaan. Karenanya mereka
akan
mengharapkan
profitabilitas yang optimal serta pertumbuhan perusahaan
sehingga kesejahteraan mereka di masa depan juga mengalami pengingkatan.
Oleh karena itu perusahaan harus berjuang keras agar memperoleh laba yang
optimal dalam
jangka
panjang
serta
senantiasa
mencari
peluang
bagi
pertumbuhan di masa depan.
2.1.2 Konsep Piramida CSR
Gambar 2.2
Konsep Piramida CSR
Sumber: Putri (2012:11)
Menurut Putri (2012:11)
konsep piramida CSR memberikan sebuah
justifikasi teoritis dan logis mengapa sebuah
CSR bagi masyarakat disekitarnya.
perusahaan perlu menerapkan
CSR adalah puncak piramida yang erat
terkait, dan bahkan identik dengan, tanggung jawab filantropis.
Universitas Sumatera Utara
12
1. Tanggung jawab ekonomis. Kata kuncinya adalah make profit.
utama perusahaan adalah menghasilkan laba.
Motif
Laba adalah pondasi
perusahaan, dan perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai
prasyarat agar perusahaan terus hidup dan berkembang.
2. Tanggunng jawab legal. Kata kuncinya: obey the law.
Perusahaan harus
taat hukum.
3. Tanggung jawab etis. Kata kuncinya: be ethical.
Perusahaan memiliki
kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis yang baik, benar, dan adil.
Norma-norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi perilaku organisasi
perusahaan.
4. Tanggung jawab filantropis. Kata kuncinya: be good citizen .
perusahaan
perusahaan
harus
memperoleh
dituntut
agar
laba,
Selain
taat hukum dan berlaku etis,
dapat memberikan kontribusi yang dapat
dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kualitas kehidupan semua. Para pemilik dan pegawai yang
bekerja di perusahaan memiliki tanggung jawab ganda, yakni kepada
perusahaan
dan
kepada
publik yang kini dikenal dengan istilah non-
fiduciary responsibility.
2.1.3 Bentuk dan Manfaat CSR
2.1.3.1 Bentuk CSR
Menurut Kotler dan Lee (2005: 23) dalam Gassing (2016),
terdapat 6
program yang mendukung CSR, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
13
1. Cause Promotion
Bentuk kepedulian organisasi terhadap isu-isu tertentu yang sedang
beredar dalam
masyarakat.
Organisasi
mengajak
semua
lapisan
masyarakat untuk ikut peduli pada isu tersebut.
2. Cause Related Marketing
Organisasi menggunakan beberapa persen dari harga jual produk (barang
atau jasa) untuk donasi dan sumbangan tertentu.
3. Corporate Social Marketing
Organisasi memiliki target untuk mengubah perilaku masyarakat terhadap
suatu isu dari yang kurang baik menjadi baik.
4. Corporate Philanthropy
Berupa pemberian kontribusi atau bantuan secara langsung,
baik dalam
bentuk dana maupun jasa kepada pihak yang membutuhkan.
5. Corporate Volunteering
Organisasi melibatkan karyawan secara langsung dalam kegiatan CSR
pada jam kerja dan tetap mendapat gaji.
6. Social Responsibility Business Practice
Merupakan
inisiatif
organisasi untuk mengadopsi dan mengatur praktik
bisnis seperti sistem kerja dan investasinya dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan melindungi lingkungan.
2.1.3.2 Manfaat CSR
Menurut
perusahaan
dan
Untung (2009:6)
masyarakat
mengungkapkan
tidak
solid
jika
hubungan antara
bisa dipastikan adanya
suatu
Universitas Sumatera Utara
14
permasalahan, pelaksanaan program- program CSR belum sepenuhnya diterima
oleh masyarakat, itu disebabkan oleh minimnya perhatian perusahaan terhadap
pelaksanaan
CSR.
Dari uraian tersebut, tampak bahwa manfaat CSR bagi
perusahaan antara lain :
1. Mempertahankan dan mendongkrak citra dan reputasi
2. Layak mendapatkan Social Licence to Operate (lisensi untuk beroperasi
secara sosial)
3. Mereduksi risiko bisnis perusahaan
4. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha
5. Membentangkan akses menuju market dan membuka peluang pasar yang
lebih luas
6. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah
7. Memperbaiki hubungan dengan Stakeholders
8. Memperbaiki dengan Regulator (pengatur)
9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan
10. Peluang mendapatkan penghargaan
2.1.4. Manajemen CSR
Menurut
Relation
Gassing (2016:165),
terkait program kerja CSR .
Terdapat 4 tahapan manajemen Public
Program kerja CSR ini bertujuan
mengubah masalah yang dihadapi public relation menjadi masalah yang juga
melibatkan CSR di dalamnya.
Universitas Sumatera Utara
15
1. Defining CSR Problem
Menganalisis situasi, misalnya latar belakang, dengan tujuan mendapatkan
gambaran jelas akan sebuah masalah yang akan dan sedang dihadapi
divisi Public Relation.
2. Planning and Programming
Membuat
perencanaan dan merancang pemikiran strategis.
Caranya,
membuat prediksi atau tujuan yang akan dicapai di masa depan (jangka
panjang).
3. Action and Communication
Mulai mengambil tindakan berdasarkan rencana dan strategi yang sudah
dibangun. Sembari melakukan aksi, menjaga komunikasi antara elemen
juga sangat penting. Aksi dan komunikasi ini harus dijalankan pada saat
dan
menggunakan
saluran
yang
tepat.
Tujuannya,
membangun
pengertian dan menghindarkan elemen organisasi dari masalah akibat
kesalahan komunikasi.
4. Evaluation
Langkah
terakhir
mengukur
keberhasilan suatu program.
Evaluasi
dilakukan menggunakan penilaian brand awareness, perubahan opini dan
perubahan sikap yang didukung data kuantitatif.
Hasil evaluasi menjadi
bahan pertimbangan program CSR di masa depan.
2.1.5 Faktor yang mempengaruhi CSR
Menurut Princes of Wales Foundation (Untung , 2009:10). Ada 5 hal
penting yang dapat mempengaruhi implementasi CSR, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
16
1. Human Capital atau pemberdayaan manusia. Tujuan CSR adalah untuk
pemberdayaan
masyarakat,
bukan
memperdayai
masyarakat.
Pemberdayaan bertujuan mengkreasikan masyarakat untuk mandiri.
2. Environments yang berbicara tentang lingkungan, CSR juga dilihat dalam
lingkup stakeholders atau lingkungan dimana anda berada.
Selama ini
CSR kebanyakan diukur dari sudut berapa besar uang yang dikeluarkan.
Sebenarnya bukan uang saja, uang itu hanya sebagai nilai karena ada
nilai intangible yang sangat penting , artinya ada sesuatu yang tidak
dapat dinilai dengan uang atau bisa diartikan juga dengan integritas dan
nilai etika.
3. Good Corporate Governance ,
adalah
sebuah
mekanisme
bagaimana
sumber daya perusahaan dialokasikan menurut “hak” dan “kuasa”. Ada 2
sifat GCG ini yaitu internal (sifatnya ke dalam) sifat ini menyangkut
transparansi, sehingga ada kalangan perusahaan publik diukur dengan
keterbukaan informasi, dan yang terakhir yaitu sifat eksternal (mengatur
keluar) sifat ini menyangkut lingkungan tempat dimana kita berada,
apabila
ingin
melakukan
sesuatu
untuk
masyarakat
maka harus
mengetahui apa yang dibutuhkan, bukan apa yang ingin kita buat, maka
harus ada komunikasi sebelum membuat program.
4. Social Cohesion ,
Tujuan
CSR
ini
bukanlah
untuk
memanjakan
masyarakat tetapi pemberdayaan masyarakat, artinya dalam menjalankan
CSR jangan sampai menimbulkan kecemburuan sosial.
Melainkan
Universitas Sumatera Utara
17
menyatukan
tiap
anggota
kelompok yang saling mendukung untuk
mencapai tujuan bersama.
5. Economic Strength ,
yaitu
memberdayakan
lingkungan
menuju
kemandirian di bidang ekonomi.
2.2 Citra Perusahaan
2.2.1 Pengertian Citra
Citra adalah “a picture of mind”, yaitu gambaran yang ada di dalam
benak seseorang (Holt, Rinehart, and Winston, 1996) dalam Gassing (2016:156).
Berikut beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli:
1. Huddleston
(Buchari
Alma,
2008:55)
dalam
Gassing
(2016:156).
Citra adalah serangkaian kepercayaan yang dihubungkan dengan sebuah
gambaran yang dimiliki atau diperoleh dari pengalaman.
2. Bill Canton (S. Soemirat dan Adrianto, 2007:111) dalam Gassing (2016:156).
Citra adalah
kesan,
perasaan
dan
gambaran
diri
publik terhadap
perusahaan.
3. Richard F. Gerson (Buchari Alma, 2008:54) dalam
Gassing (2016:156).
Citra adalah tentang bagaimana konsumen, calon konsumen dan pesaing
melihat anda.
4. Philip Kotler (2009:299) dalam
seperangkat
keyakinan,
ide,
Gassing (2016:156).
Citra adalah
dan kesan yang dimiliki oleh seseorang
terhadap suatu objek.
Universitas Sumatera Utara
18
5. Frank Jefkins (Soemirat dan Adrianto, 2007:114) dalam Gassing (2016:156).
Citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul
sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.
2.2.2 Jenis – jenis Citra
Menurut Frank Jefkins (Nova, 2011: 299-300) dalam Gassing (2016:156),
terdapat 6 jenis citra, yaitu :
1. Citra Bayangan (Mirror Image )
Citra ini biasanya melekat kepada organisasi terkait pandangan orang
lain.
Pemimpin
pandangan
yang
tersebut
positif
selalu
terhadap
merasa
semua orang mempunyai
organisasi.
Biasanya,
perasaan
pemimpin tersebut tidak tepat karena hampir serupa dengan fantasi.
2. Citra yang Berlaku (Current Image )
Citra
yang
berlaku
merupakan kesan baik milik orang lain tentang
organisasi atau hal lain berkaitan dengan produk.
3. Citra yang Diharapkan (Wish Image)
Citra yang diharapkan adalah citra yang diinginkan manajemen atau
organisasi.
4. Citra Perusahaan (Corporate Image )
Berkaitan dengan sosok perusahaan untuk menciptakan citra positif, lebih
dikenal serta diterima publik.
5. Citra Majemuk (Multiple Image )
Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan, misalnya bagaimana
pihak PR (Public Relation ), misalnya mengenalkan identitas perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
19
6. Citra Penampilan (Performance Image )
Citra penampilan ini lebih ditunjukan kepada subjeknya, bagaimana
kinerja atau penampilan diri para profesional.
2.2.3 Faktor Pembentukan Citra
Dalam Gassing (2016:157) Citra sebuah organisasi terbentuk dari beragam
sebab, antara lain:
1. Identitas Fisik
Secara fisik, sebuah organisasi atau individu dapat dilihat dari pengenal
visual, audio dan media komunikasi yang digunakan.
Pengenal visual
misalnya nama yang melekat, logo, gedung dan lobi sebuah kantor.
Pengenalan audio misalnya sebuah organisasi memiliki jingle atau lagu
yang mencerminkan corak organisasi.
Pengenalan media berhubungan
dengan media yang digunakan organisasi untuk memperkenalkan citra
diri, misalnya berupa company
dan lain-lain.
Beragam
profile , brosur, laporan tahunan, berita
pengenal
tersebut
biasanya mencerminkan
identitas, visi, misi dan sifat pemilik.
2. Identitas Nonfisik
Identitas nonfisik berhubungan dengan identitas organisasi yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang.
Misalnya, sejarah, filosofi, budaya
di dalam organisasi, sistem punish and reward , susunan manajemen,
kepercayaan
dan
nilai
kemanusiaan
yang
ditanamkan
dan
lain
sebagainya.
3. Kualitas Hasil, Mutu dan Pelayanan
Universitas Sumatera Utara
20
Selain identitas, citra sebuah organisasi
mutu
produk. Artinya, sebuah
juga dibentuk oleh hasil dan
produk yang
dirancang, baik barang
atau jasa, mencerminkan kualitas manajemen. Semakin baik sebuah hasil
kerja dengan dibarengi mutu yang terjaga, citra organisasi tentu semakin
baik.
Untuk
konsumen,
menunjang
organisasi
harus
“pelayanan bintang lima”
konsumen.
hasil dan menjaga kebaikan mutu dimata
memaksimalkan
tentunya
akan
pelayanan.
sangat
berkesan
Bentuk
dimata
Memaksimalkan pelayanan juga betuk public relation yang
ideal.
4. Aktivitas dan Pola Hubungan
Jika sebuah organisasi sudah mempunyai produk dengan mutu terjaga,
maka menjaga hubungann dengan konsumen dan rekan bisnis tentu
harus selalu dicatat.
jaringan
organisasi.
dan
Aktivitas dan pola hubungan dengan individu,
sumber
daya
diluar
organisasi
mencerminkan
citra
Memberikan respon jujur dan memperlihatkan tanggung
jawab adalah pola dasar.
2.2.4 Proses Pembentukan Citra
Berikut pada gambar 2.3 diagram proses pembentuan citra menurut John
Nimpoeno dalam Gassing (2016:158) :
Universitas Sumatera Utara
21
Gambar 2.3
Proses Pembentukan Citra
Kognisi
Stimulus
Respons
Persepsi
Sikap
Motivasi
Ransangan
Perilaku
Sumber: John Nimpoeno dalam Gassing (2016:158)
Keterangan:
1. Stimulus: Rangsangan yang mengaktifkan bagian-bagian tubuh.
Untuk
organisasi, stimulus pembentuk citra berkaitan dengan informasi
yang berasal dari luar yang menggambarkan sebuah proses
pembentukan citra.
2. Persepsi : hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan dikaitkan dengan
suatu pemahaman.
3. Kognisi : aspek pengetahuan yang berhubungan dengan kepercayaan, ide
dan konsep.
4. Motivasi : kecendrungan yang menetap untuk mencapai tujuan tertentu
dan
untuk
sedapat
mungkin
menjadi
kondisi kepuasan
maksimal bagi individu pada setiap saat.
5. Sikap : hasil evakuasi negativ atau positif terhadap konsekuensi-konsekuensi
penggunaan suatu objek.
Universitas Sumatera Utara
22
6. Perilaku : respon individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam
dirinya sendiri maupun lingkungan.
7. Respons : perilaku berupa aktivitas seseorang yang berupa tindakan sebagai
aksi terhadap rangsangan atau stimulus.
2.2.5 Manfaat Citra
Dalam Siswanto sutojo (2004:2), menyebutkan bahwa citra perusahaan
yang baik dan kuat mempunyai manfaat-manfaat sebagai berikut:
1. Daya saing jangkah menengah dan panjang yang mantap (mid and long
term sustainable competitive position ). Citra perusahaan yang baik dan kuat
akan tumbuh menjadi “kepribadian” perusahaan. Oleh karena itu ia tidak
mudah dijiplak perusahaan lain
2. Menjadi
perisai selama masa krisis (an insurance for adverse times ).
Sebagian besar masyarakat dapat memahami atau memaafkan kesalahan
yang dibuat perusahaan dengan citra yang baik, yang menyebabkan
mereka mengalami masa krisis.
3. Menjadi
daya tarik eksekutif
handal (attracting the best executives
available ). Eksekutif handal menjadi harta yang berharga bagi perusahaan
manapun.
Mereka adalah roda yang memutar operasi bisnis sehingga
berbagai tujuan usaha perusahaan
tercapai.
Citra
perusahaan
yang
jangka pendek dan menengah dapat
baik
tidak
pernah
mendapatkan
kesulitan yang berarti dalam merekrut eksekutif handal.
4. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran (increasing the effectiveness of
marketing instruments).
Dalam banyak kejadian citra baik perusahaan
Universitas Sumatera Utara
23
menunjang efektifitas strategi pemasaran produk, misalnya
walaupun
harga produk perusahaan yang telah lama mereka kenal sedikit lebih
tinggi
dari
produk
serupa
hasil
perusahaan yang belum dikenal,
kebanyakan konsumen lebih suka memilih produk hasil perusahaan yang
telah lama mereka kenal.
5. Penghemat biaya operasional (cost savings).
Seperti diutarakan dimuka
perusahaan dengan citra baik lebih mudah menarik eksekutif handal.
Dalam
banyak
kejadian
hal
itu
merekrut dan melatih eksekutif.
dapat
berarti
penghematan
biaya
Eksekutif yang handal tidak banyak
membutuhkan training untuk meningkatkan atau menyesuaikan kualifikasi
mereka dengan yang diinginkan perusahaan.
2.2.6 Elemen Citra
Menurut Shirley Harrison (Putri , 2012:19) menyebutkan bahwa informasi
yang lengkap menganai citra perusahaan haruslah meliputi 4 elemen yaitu :
1. Personality
Keseluruhan
karakteristik perusahaan
yang
dipahami
publik
sasaran
seperti perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai
tanggung jawab sosial.
2. Reputation
Hal
yang
berdasarkan
telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran
pengalaman
sendiri
maupun pihak lain seperti kinerja
keamanan transaksi sebuah bank.
Universitas Sumatera Utara
24
3. Value
Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya
perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan,
karyawan yang cepat tanggap terhadap permintaan maupun keluhan
pelanggan.
4. Corporate identity
Komponen-komponen yang mempermudah pengenalan publik sasaran
terhadap perusahaan seperti logo, warna dan slogan.
2.3 Kerangka Konseptual
Menurut Suriasumantri dan Sugiono (2009) dalam Sujarweni (2015:66)
mengemukakan bahawa
sebagai
Kerangka
dasar
seorang peneliti
menyusun
pemikiran
harus menguasi
teori-teori ilmiah
kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis.
merupakan
penjelasan
sementara terhadap gejala yang
menjadi objek permasalahan. Dalam sistematik, kerangka berfikir dalam penulisan
ini dapat digambarkan seperti pada gambar 2.4:
Gambar 2.4
Kerangka Konseptual
Variabel Independen
Variabel Dependen
Corporate Social Responsibility
Citra Perusahaan (Y)
(X)
Sumber: Diolah oleh penulis (2016).
Universitas Sumatera Utara
25
2.4 Penelitian Terdahulu
Berikut beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan
dalam penelitian ini, yaitu :
1. Putri Fitriani (2012) melakukan
penelitian
dengan
judul “ Pengaruh
Kegiatan CSR terhadap Citra Perusahaan (Studi Pada Program Beasiswa
Unggulan CIMB Niaga 2011)”.
Bedasarkan hasil uji linear sederhana
yang telah dilakukan, kegiatan CSR “Beasiswa Unggulan CIMB Niaga”
yang diukur melalui implementasi CSR terbukti memiliki pengaruh secara
signifikan dan berpengaruh positif terhadap
citra perusahaan.
Dimana
semakin tinggi nilai yang didapatkan oleh kegiatan CSR menggunakan
pengukuran implementasi CSR maka akan
perusahaan.
semakin
tinggi
pula citra
Variabel citra perusahaan yang dimiliki CIMB Niaga secara
keseluruhan sudah positif. Hal ini dikarenakan pandangan responden bahwa
kegiatan CSR CIMB Niaga mamapu meningkatkan kualitas pendidikan,
namun dalam variabel ini masih ada kekurangan pada dimensi layanan
produk untuk indikator CIMB Niaga menyediakan layanan nasabah di
akhir pekan,
hal ini harus menjadi perhatian perusahaan untuk lebih
memperbaiki pelayanan.
2. Bahrul Ulum (2014)
melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh
Corporate Social Responsibility Terhadap Citra (Survei pada Warga Sekitar
PT. Sasa Inti Gending-Probolinggo)”. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
secara
stimulan atau bersama-sama anatara variabel-variabel CSR yang
Universitas Sumatera Utara
26
terdiri dari Community Support (X1), Environment (X2), dan Product (X3)
terdapat Citra Perusahaan (Y). Hal ini dibuktikan dari hasil analisis nilai
sig. F lebih kecil dari a (0,05), hasil analisis ini juga menunjukan bahwa
variabel Community Support, Environment , dan Product yang ditunjukkan
dari nilai R Square yaitu sebesar 0,350. Hal ini berarti bahwa kemampuan
variabel-variabel CSR secara stimulan memberikan kontribusi terhadap
citra yang
baik yaitu sebesar 35% sedangkan sisanya sebesar 65%
dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak dibahas di bab ini.
Dengan
demikian dapat diketahui bahwa warga sekitar perusahaan memperhatikan
variabel-variabel CSR secara stimulan dalam memberikan citra yang baik.
3. Ratih Hurriyati (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Corporate Social Responsibility Terhadap Corporate Image
PT BANK
NEGARA INDONESIA, TBK”. Berdasarkan tanggapan responden terhadap
Corporate Image yang terdiri dari personality, reputation, ethics, atau value ,
dan corporate identity secara umum sudah baik. Persepsi responden terhadap
ethics/value merupakan dimensi yang memperoleh skor yang lebih tinggi.
Sedangkan
responden
terhadap
personality ditinjau
dari
kredibilitas
perusahaan, mendapatkan skor yang paling rendah dari dimensi-dimensi
lainnya, hal ini dikarenakan banyaknya kasus negatif yang pernah terjadi
pada PT Bank Negara Indonesia, Tbk yang pada akhirnya berdampak pada
persepsi responden terhadap kredibilitas. Kesimpulannya CSR berpengaruh
secara positif terhadap Corporate Image sehingga setiap praktik bisnis yang
Universitas Sumatera Utara
27
dibentuk dengan perencanaan yang baik dalam perwujudan tanggung jawab
sosial akan memberikan persepsi yang baik bagi Corporate Image .
4. Silviana Mira Vegawati (2015) melakukan penelitian dengan judul,
“Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Citra
Perusahaan (Survey Pada Warga di Desa Sidodadi Kelurahan Kalirejo
Kecamatan Lawang Kabupaten Malang).
Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, hasil dari analisis faktor menunjukkan bahwa terdapat enam
faktor yang membentuk CSR, yaitu variabel Environment, Community
Support Diversity, Employee Support, Product, dan Non Territorial
Operations. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel CSR (X) secara
bersama-sama memiliki pengaruh
Perusahaan.
yang
signifikan terhadap Citra
Dan yang terakhir hasil dari analisis regresi parsial dapat
disimpulkan bahwa variabel dari keenam variabel memiliki pengaruh
secara
signifikan
Support (
terhadap Citra Perusahaan (Y).
Variabel
Employee
merupakan variabel yang dominan mempengaruhi Citra
Perusahaan (Y) dengan nilai Beta 0.674 dibandingkan dengan variabel
lainnya.
5. Panji Subakti (2006) melakukan penelitian dengan judul, “Analisis
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility Dampaknya Terhadap Citra
Perusahaan (Corporate Image ) Pada PT TELKOM, Tbk Pusat. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, yaitu pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh PT
TELKOM, Tbk
telah dilakukan dengan cukup baik. Hal tersebut dapat
dilihat dari tanggapan masyarakat mengenai kegiatan CSR yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
28
oleh PT TELKOM, Tbk yakni termasuk ke dalam cukup baik, dan dalam
menjalankan kegiatan usahanya memiliki citra yang baik pula. Dan
masyarakat
usahanya
memandang
dalam
citra
perusahaan
tersebut
dalam
kegiatan
kategori cukup baik juga, hal itu dapat terlihat dari
tanggapan responden mengenai citra perusahaa PT TELKOM, Tbk yang
berarti bahwa masyarakat percaya PT TELKOM, Tbk memiliki citra yang
cukup baik dalam kegiatan usahanya. Kesimpulannya adalah bahwa PT
TELKOM, Tbk terdapat pengaruh yang signifikan antara CSR terhadap
Citra Perusahaan, artinya bahwa kegiatan CSR yang dilakukan oleh
perusahaan
tersebut
mempunyai
peranan
yang
penting dalam
pembangunan Citra Perusahaan sehingga dalam kegiatan usahanya dalam
masyarakat PT TELKOM, Tbk dapat dipercaya sebagai perusahaan yang
peduli terhadap masyarakat maupun karyawannya.
Universitas Sumatera Utara