Analisis Pemetaan Kebisingan dari Aktivitas Pesawat di Kawasan Bandar Udara Internasional Kualanamu

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu, kemajuan teknologi di bidang transportasi turut serta
berkembang dengan cepat, mulai dari transportasi darat, laut, hingga udara. Manusia
sebagai makhluk yang kompleks membutuhkan sarana transportasi yang cepat untuk
berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Semakin tinggi jam terbang seseorang maka
semakin butuh akan transportasi yang cepat. Salah satu transportasi yang memiliki
kecepatan tinggi adalah pesawat terbang. Moda transportasi ini dapat mencapai tujuan
dalam waktu yang singkat dan dapat mengangkut penumpang dalam jumlah yang relatif
besar (Primada, 2012).
Menurut Annex 14 dalam International Civil Aviation Organization (ICAO), pelabuhan
udara atau disebut juga bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan
(termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara
keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan, dan pergerakan pesawat.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bandar udara merupakan tempat
pusat kegiatan dari alat transportasi udara dan jasa penerbangan.
Aktivitas bandar udara memiliki dampak salah satunya berasal dari bising yang
ditimbulkan pesawat, utamanya suara bising yang dihasilkan mesin pesawat ketika akan
landing take off, berada di apron dan lain-lain.. Kebisingan adalah bunyi yang tidak
dikehendaki karena tidak sesuai dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat

menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan manusia. Kebisingan
dapat menimbulkan gangguan terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan melalui
gangguan psikologis dan gangguan konsentrasi sehingga menurunkan produktivitas
kerja (Chaeran, 2008).
Kebisingan yang ditimbulkan memiliki dampak terhadap komunikasi, aktivitas kerja
dan aktivitas kehidupan masyarakat di lingkungan sekitar serta dapat menimbulkan
penurunan kualitas lingkungan hidup. Dalam jangka waktu pendek, gangguan ini tidak

Universitas Sumatera Utara

sampai menyebabkan kerusakan fisiologis pada sistem pendengaran manusia, tetapi
dalam jangka panjang dapat mengakibatkan menurunnya tingkat ambang pendengaran
manusia, serta psikologis penduduk sekitar (Sugiharto, 2000).
Ketika memperhitungkan efek kebisingan terhadap kesehatan dan kualitas hidup, harus
diperhitungkan intensitas dari suara itu sendiri yang dihitung dengan skala decibel (dB).
Untuk kenaikan sebesar 10 dB maka sumber suara tersebut terdengar dua kali lebih
keras. Sebagaimana digambarkan dalam contoh berikut (Mahbubiyah, 2011):
1.

Batas pendengaran manusia (0 dB)


2.

Suara daun bergerak tertiup angin (20 dB)

3.

Bisikan lembut sejauh 3 feet (30 dB)

4.

Percakapan normal (55-60 dB)

5.

Suara mobil sejauh 15 feet (70 dB)

6.

Suara vakum cleaner (80 dB)


7.

Mesin pemotong rumput (90 dB)

8.

Suara mesin mobil pembersih salju (100 dB)

9.

Gergaji mesin (110 dB)

10. Konser musik rock (120 dB)
11. Pesawat terbang take off – landing (130-150 dB)
12. Petasan (150 dB)
13. Shotgun ditembakan (170 db)
Bandar Udara Internasional Kualanamu adalah bandar udara utama di Provinsi
Sumatera Utara. Bandar udara ini adalah bandar udara yang menggantikan Bandar
Udara Internasional Polonia yang terletak di pusat kota Medan. Secara resmi dibuka

pada tanggal 25 Juli 2013 dengan area seluas 1,365 ha dan pada saat yang sama
pemerintah menutup Bandar Udara Internasional Polonia untuk penerbangan komersial.
Bandar udara ini merupakan bandar udara terbesar kedua setelah Bandar Udara
Internasional Soekarno Hatta (Tarmizi, 2015).
Bandar

Udara

Internasional

Kualanamu

mengalami

perkembangan

frekuensi

penerbangan yang meningkat antara rentang waktu Tahun 2013-2016. Berdasarkan
Badan Pusat Statistik (BPS) 2015, peningkatan penumpang di Bandar Udara

Internasional Kualanamu mencapai 8,56%. Jumlah penumpang angkutan udara
I-2

Universitas Sumatera Utara

domestik meningkat dari tahun 2013 sebanyak 3,134 juta orang dan jumlah penumpang
asing ke dalam negeri meningkat sebanyak 865,7 ribu. Berdasarkan Laporan RKL &
RPL Semester I 2016 Angkasa Pura II pergerakan pesawat udara mencapai 175
pergerakan/hari dengan operasional bandar udara selama 24 jam, sedangkan pada saat
musim liburan bisa mencapai 190-200 pergerakan/hari.
Menurut Mahbubiyah (2011), efek kebisingan dapat dirasakan 15 mil jauhnya pada saat
pesawat melakukan take off maupun landing. Menurut penelitian di Amerika yang
dilakukan The Nation Institute for Occupational Safety and Health hanya membolehkan
maksimum 85 dB dan dibatasi jangka waktu maksimum 8 jam per hari, dan harus
menggunakan pelindung telinga untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Manalu (2014), melakukan penelitian di Bandar Udara Internasional Kualanamu
mengenai pengaruh intensitas kebisingan dan karakteristik terhadap tekanan darah
petugas Ground Handling di apron bandar udara. Ground Handling sering disebut
dengan Airport Services yaitu suatu aktivitas perusahaan penerbangan yang berkaitan
dengan penanganan atau pelayanan terhadap para penumpang termasuk bagasinya,

kargo, pos, peralatan pembantu pergerakan pesawat di darat dan pesawat terbang itu
sendiri selama berada di bandar udara, untuk keberangkatan (departure) maupun untuk
kedatangan (arrival). Hasil penelitian tersebut mengetahui tingkat kebisingan yang
dihasilkan pesawat menimbulkan dampak penurunan kesehatan terhadap penerima yaitu
salah satunya terganggunya tekanan darah.
Seiring dengan meningkatnya jumlah penerbangan, maka tingkat kebisingan lingkungan
akan mengalami peningkatan. Aktivitas pesawat akan menimbulkan kebisingan yang
berdampak terganggunya sistem pendengaran manusia, mengganggu komunikasi tidak
hanya kepada pegawai atau orang yang berada di bandar udara melainkan kepada warga
sekitar yang tinggal di kawasan bandar udara, menurunnya kualitas hidup dan dapat
mempengaruhi anak yang berada di dalam kandungan (Ramita, 2011).
Berdasarkan uraian diatas, penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Pemetaan Kebisingan dari Aktivitas Penerbangan Pesawat di Kawasan Bandar Udara
Internasional Kualanamu” untuk melihat tingkat kebisingan yang dihasilkan. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang sebaran tingkat kebisingan di

I-3

Universitas Sumatera Utara


daerah sekitar Bandar Udara Internasional Kualanamu, di daerah pemukiman Bandar
Udara Internasional Kualanamu dan luasan daerah yang terkena dampak kebisingan dari
pesawat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diketahui rumusan masalah dari penelitian
yang dilakukan di Bandar Udara Internasional Kualanamu adalah:
1. Berapakah tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh pesawat dan aktivitas lainnya di
sekitar Bandar Udara Internasional Kualanamu?
2. Berapakah tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh pesawat dan aktivitas lainnya di
sekitar pemukiman Bandar Udara Internasional Kualanamu?
3. Bagaimana pemetaan kebisingan yang dihasilkan?

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat kebisingan yang diterima di sekitar Bandar Udara
Internasional Kualanamu.
2. Untuk mengetahui tingkat kebisingan yang diterima di sekitar pemukiman Bandar
Udara Internasional Kualanamu.
3. Untuk mengetahui bentuk pemetaan kebisingan dari aktivitas pesawat di sekitar
Bandar Udara Internasional Kualanamu dan wilayah pemukiman.


1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini dilakukan di kawasan Bandar Udara Internasional Kualanamu dan
pemukiman sekitar bandar udara.
2. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran kebisingan yang berasal dari
aktivitas pesawat dan aktifitas lainnya pada saat sampling dilakukan

I-4

Universitas Sumatera Utara

3. Waktu pengukuran di sekitar bandar udara dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor : KM 13 Tahun 2010 Tentang Batas Kawasan Kebisingan.
4. Waktu pengukuran di sekitar pemukiman dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No 48 Tahun 1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan.
5. Pengukuran dilakukan di 10 (sepuluh) titik daerah kawasan bandar udara dan 2 (dua)
titik di daerah pemukiman.
6. Analisa perhitungan tingkat kebisingan di bandar udara menggunakan metode
Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level (WECPNL).

7. Analisa perhitungan tingkat kebisingan di pemukiman menggunakan metode
berdasarkan peraturan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 48 Tahun 1996
Tentang Baku Tingkat Kebisingan.
8. Pemetaan kebisingan menggunakan software Surfer 10.

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memberikan sumbangan berupa data
primer tentang tingkat kebisingan pesawat di Bandar Udara Internasional
Kualanamu, data primer tentang tingkat kebisingan di kawasan pemukiman Bandar
Udara Internasional Kualanamu dan pemetaan kebisingan.
2. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan evaluasi serta upaya
pengendalian pencemaran udara khususnya untuk kebisingan di kawasan Bandar
Udara Internasional Kualanamu dan di kawasan pemukiman bandar udara.
3. Manfaat akademis yang diperoleh penulis dari penelitian ini adalah untuk memenuhi
persyaratan guna menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana Strata Satu Prodi
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

I-5


Universitas Sumatera Utara