Hubungan Antara Tinea Pedis dengan Terjadinya Onikomikosis di RSUP H. Adam Malik Medan

HUBUNGAN ANTARA TINEA PEDIS DENGAN TERJADINYA
ONIKOMIKOSIS DI RSUP H.ADAM MALIK MEDAN
E. Heriawati Sitepu, Imam Budi Putra, Kamaliah Muis
Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara RSUP H. Adam Malik Medan-Indonesia

ABSTRAK
Latar belakang: Tinea pedis merupakan infeksi dermatofita pada kaki dan jari
kaki, sedangkan onikomikosis merupakan infeksi jamur pada lempeng kuku atau
bantalan kuku. Riwayat infeksi jamur pada kaki meningkatkan risiko terjadinya
onikomikosis terutama bila tidak diobati atau pengobatan tidak tepat.Tinea pedis
dapat menyebabkan onikomikosis dan telah dihubungkan dengan onikomikosis
pada 30-59% kasus. Infeksi jamur pada kaki dapat menjadi lebih luas, kaki
merupakan reservoir jamur dari mana jamur dapat menyebar ke tempat lain.
Infeksi sering ditularkan dengan autoinokulasi yang menyebabkan kondisi
tambahan seperti tinea manum, tinea inguinalis dan tinea unguium.
Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara tinea pedis dengan terjadinya
onikomikosis di RSUP. H. Adam Malik Medan.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
rancangan potong lintang.. Subjek penelitian ini mengikutsertakan sebanyak 40
subjek dengan dugaan tinea pedis dan onikomikosis yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi. Pada subjek dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik
dermatologis dan pengambilan spesimen kerokan kulit kaki dan kuku. Pada
spesimen dilakukan pemeriksaan mikroskopik langsung dengan menggunakan
KOH dan bila hasil KOH positif dilanjutkan dengan pemeriksaan kultur jamur.
Hasil: Tidak terdapat hubungan signifikan antara tinea pedis dengan terjadinya
onikomikosis di RSUP H.Adam Malik Medan (p=0,180). Subjek dengan dugaan
tinea pedis dan onikomikosis terbanyak adalah pada perempuan (65%), paling
banyak pada kelompok usia 37-46 tahun (35%), pendidikan tamat SMP (40%) dan
pekerjaan pembantu rumah tangga (22,5%). Gambaran klinis tinea pedis terbanyak
adalah tipe interdigitalis (91%) dan pada onikomikosis yang terbanyak adalah tipe
DLSO (83.3%). Tinea pedis disertai onikomikosis dijumpai pada 12 orang subjek
(30%) dengan gambaran klinis terbanyak adalah tinea pedis tipe interdigitalis dan
onikomikosis tipe DLSO (75,0%). Spesies dermatofita penyebab tinea pedis yang
paling banyak didapat adalah T.mentagrophytes (63,7%) dan T.rubrum (27,3%),
demikian juga spesies dermatofita penyebab onikomikosis yang paling banyak
adalah T.mentagrophytes (55,6%) dan T.rubrum (44,4%).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan signifikan antara tinea pedis dengan
terjadinya onikomikosis di RSUP H.Adam Malik Medan, tipe tinea pedis paling
banyak adalah tipe interdigitalis, tipe onikomikosis yang paling banyak adalah tipe
DLSO, spesies dermatofita penyebab tinea pedis dan onikomikosis terbanyak

adalah T.mentagrophytes.
Kata kunci : tinea pedis, onikomikosis, hubungan

i
Universitas Sumatera Utara

ASSOCIATION BETWEEN TINEA PEDIS AND ONYCHOMYCOSIS
AT H. ADAM MALIK GENERAL HOSPITAL MEDAN
E. Heriawati Sitepu, Imam Budi Putra, Kamaliah Muis
Department of Dermatovenereology Faculty of Medicine,
University Sumatera Utara, H.Adam Malik General Hospital Medan-Indonesia

ABSTRACT
Background: Tinea pedis is a dermatophyte infection on the feet and toes while
onychomycosis is a fungal infection of the nail plate or nail bed. A history of
fungal infection of the feet increased the risk of the occurrence of onychomycosis,
especially when left untreated or treatment were not appropriate. Tinea pedis can
cause onychomycosis and has been associated with onychomycosis in 30-59% of
cases. Fungal infections of the feet can become more widespread, the foot is a
fungal reservoir from which the fungus can spread to other site of the body.

Infection often transmitted by autoinoculation which led to additional conditions
such as tinea manum, tinea inguinal and tinea unguium.
Objective: to determine the association between tinea pedis and the occurrence of
onychomycosis at H.Adam Malik General Hospital Medan.
Methods: This study is a analytic observational with cross sectional design. This
study involved 40 subjects with suspected tinea pedis and onychomycosis who
meet the inclusion and exclusion criteria. We conducted anamnesis, dermatologic
examination and collection of samples that were skin and nail scrapings and nail
clipping. The samples then examined on microscopic directly by using KOH and
if KOH result positive then fungal culture examination was done.
Results: There was no significant association between tinea pedis and the
occurrence of onychomycosis at H.Adam Malik General Hospital (p = 0.180).
Subject with suspected tinea pedis and onychomycosis mostly women (65%),
mostly in the age group 37-46 years (35%), mostly graduated from junior high
school education (40%) and mostly housekeepers (22.5%). The most prevalence
type of tinea pedis were interdigitalis (91 %) and the most prevalence type of
onychomycosis were DLSO (83.3%).The number of subject with definite tinea
pedis concomitant with onychomycosis were found 12 subject (30%) with clinical
type mostly interdigitalis and DLSO (75,0%). T.mentagrophytes (63.7%) was the
most found in tinea pedis lesion, followed by T.rubrum (27.3%), as well as in

onychomycosis, the most found was T.mentagrophytes (55.6%) and T.rubrum
(44.4%), respectively.
Conclusions: There was no significant association between tinea pedis and the
occurrence of onychomycosis at H.Adam Malik General Hospital Medan, the
most prevalence type of tinea pedis and onychomycosis were interdigitalis and
DLSO, respectively and the mostly found dermatophytes species caused tinea
pedis and onychomycosis were T.mentagrophytes.
Keywords: tinea pedis, onychomycosis, association

ii
Universitas Sumatera Utara