Hubungan Antara Tinea Pedis dengan Terjadinya Onikomikosis di RSUP H. Adam Malik Medan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelainan kulit pada daerah kaki yang disebabkan oleh infeksi jamur termasuk
di dalamnya tinea pedis dan onikomikosis.1 Tinea pedis merupakan infeksi jamur
pada kaki dan jari kaki1-3 sedangkan onikomikosis merupakan infeksi jamur pada
lempeng kuku atau bantalan kuku yang menyebabkan kerusakan bertahap dari
lempeng kuku.4
Tinea pedis merupakan penyakit yang umum dijumpai setelah masa pubertas.5
Diperkirakan infeksi jamur pada kaki ini mengenai 10% populasi dunia2,3 dan
prevalensinya dapat lebih tinggi pada kelompok populasi tertentu seperti pada
penelitian di Sumatera Utara tahun 2009 didapatkan proporsi tinea pedis di antara
siswa pendidikan militer adalah 55%.6 Sedangkan di RSUP H.Adam Malik
Medan antara tahun 2009 – 2012 didapatkan proporsi pasien tinea pedis dari
seluruh kunjungan ke SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin (IKKK) adalah
7,9%.7
Onikomikosis merupakan penyakit pada kuku yang paling banyak di seluruh
dunia yaitu sekitar 50% dari seluruh kelainan kuku2,4,8-10 dan sekitar 30% dari
infeksi jamur kutaneus.8 Prevalensi onikomikosis diperkirakan mencapai 14%

pada populasi dan semakin meningkat pada usia tua.2 Di Indonesia, insidensi
onikomikosis di antara seluruh penyakit jamur kulit adalah 3,2% dan khususnya di
kota Medan 3% pada tahun 1998. Insidensi meningkat menjadi 4,7% berdasarkan
laporan beberapa kota besar di pulau Jawa pada tahun 2003.11 Data rekam medis

1
Universitas Sumatera Utara

2

RSUP H.Adam Malik Medan antara tahun 2009 – 2012 menunjukkan proporsi
pasien onikomikosis dari seluruh kunjungan ke SMF IKKK adalah 4%.7
Tinea pedis disebabkan oleh dermatofita. Trichophyton rubrum (T.rubrum),
Trichophyton

mentagrophytes

var

interdigitale


(T.mentagrophytes

var

interdigitale) dan Epidermophyton floccosum (E.floccosum) adalah organisme
penyebab yang paling sering dijumpai

pada lesi tinea pedis.2,3,5 Sedangkan

onikomikosis dapat disebabkan oleh dermatofita, yeast, atau mold dimana
T.rubrum dan Trichophyton interdigitale (T.interdigitale) sebagai penyebab
utama.2,4,8 Sumber infeksi paling sering adalah kulit yang terinfeksi di sekitarnya
dan organisme yang sama dapat dijumpai dari kedua tempat tersebut.13
Gambaran klinis tinea pedis dapat dibagi menjadi empat tipe yaitu tipe
interdigitalis, hiperkeratotik kronik (mokasin), vesikobulosa, ulseratif akut atau
kombinasi.2,5 Onikomikosis secara klinis terdiri dari lima tipe utama yaitu distal
and lateral subungual onychomycosis (DLSO), superficial white onychomycosis
(SWO), proximal subungual onychomycosis (PSO), endonyx onychomycosis
(EO) , dan total dystrophic onychomycosis (TDO).3

Onikomikosis dapat menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri, kesulitan
dalam memakai sepatu dan berjalan, menimbulkan rasa malu dan menurunkan
rasa percaya diri. Kuku yang terinfeksi dapat sebagai reservoir jamur dengan
potensi menyebar ke kaki, tangan, dan selangkangan. Penyakit jamur ini menular
dan dapat menyebar ke anggota keluarga lain bila tidak diobati.4
Onikomikosis sering dianggap sebagai masalah kosmetik dan sering diabaikan
padahal penyakit ini mempunyai konsekuensi klinis signifikan seperti infeksi
bakteri sekunder, kerusakan estetis, kronisitas dan kesulitan terapeutik.1,4,13,14

Universitas Sumatera Utara

3

Faktor risiko terjadinya onikomikosis antara lain trauma kuku, imunosupresi
seperti infeksi human immunodeficiency virus (HIV), diabetes mellitus (DM) dan
insufisiensi vaskular perifer.2 Riwayat infeksi jamur pada kaki juga meningkatkan
risiko terjadinya onikomikosis, terutama bila tidak diobati atau mendapat
pengobatan yang tidak tepat. Risiko tertinggi berhubungan dengan tinea pedis tipe
mokasin.15
Tinea pedis dapat menyebabkan onikomikosis dan telah dihubungkan dengan

onikomikosis pada 30-59% kasus. 4,16 Infeksi jamur pada kaki dapat menjadi lebih
luas, kaki merupakan reservoir jamur dari mana jamur dapat menyebar ke tempat
lain.16,17 Infeksi sering ditularkan dengan autoinokulasi yang menyebabkan
kondisi tambahan seperti tinea manum, tinea inguinalis dan tinea unguium.17-19
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berminat untuk meneliti hubungan antara
tinea pedis dengan terjadinya onikomikosis di RSUP H.Adam Malik Medan.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara tinea pedis dengan terjadinya onikomikosis
di RSUP H.Adam Malik Medan ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan antara tinea pedis dengan terjadinya
onikomikosis di RSUP H. Adam Malik Medan.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik demografi meliputi jenis kelamin,
usia, pendidikan dan pekerjaan pasien tinea pedis dan
onikomikosis.

Universitas Sumatera Utara


4

2. Untuk mengetahui gambaran klinis tinea pedis dan
onikomikosis.
3. Untuk mengetahui spesies dermatofita penyebab tinea pedis dan
onikomikosis.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Dalam bidang akademik :
Menambah wawasan tentang penyebab dermatofitosis khususnya tinea
pedis dan onikomikosis.
2. Dalam bidang pelayanan masyarakat :
Menambah pengetahuan masyarakat tentang infeksi jamur pada kaki
dan kuku.
3. Dalam bidang pengembangan penelitian :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data pendukung untuk
penelitian selanjutnya.
.

Universitas Sumatera Utara