Similirity Guru file lampiran dalam bentuk pdf

88% Unique
Total 23923 chars, 3173 words, 144 unique sentence(s).
Custom Writing Services - Paper writing service you can trust. Your assignment is our priority! Papers ready in 3 hours!
Pro cient writing: top academic writers at your service 24/7! Receive a premium level paper!
STORE YOUR DOCUMENTS IN THE CLOUD - 1GB of private storage for free on our new
Results

Query

le hosting!
Domains (original links)

Unique

Idealnya, setelah adanya UU No

-

Unique

Faktanya, profesienalisme guru masih rendah


-

Unique

Lalu yang menjadi pertanyaan adalah mengapa profesionalisme guru masih rendah

-

Unique

Bagaimana meningkatkan profesionalisme guru

-

Unique

 Kata Kunci : Undang-undang Guru dan Dosen, Profesionalisme Guru, Peningkatan Profesionalisme

-


Unique

14 of 2005 and Government Regulation of Indonesia no

-

Unique

19 of 2005 on the National Standard of Education

-

Unique

But why is the teachers professionalism is still not as expected

-

Unique


Key Words: Law on Teachers and Lecturers, Teacher Professionalism, professional improvement.2

-

Unique

pada hari Rabu, 25 November 2009

-

Unique

pada hari Senin, 2 Desember 2009

-

Unique

dan pada hari Senin, 8 Desember 2009


-

15,800 results

Kesimpulan yang bisa ditarik dari perbincangan dan pembahasan itu adalah  guru belum profesional

suriyatihalim.blogspot.com islam-institute.com
docs.com scribd.com issuu.com
silvia16nitsuga.blogspot.com dokumen.tips
lsafatumumdanolahraga.blogspot.com
mynewblogpendidikandasar.blogspot.com
bangkitgila.wordpress.com

Unique

 Mengapa masalah profesio- nalisme guru mendapat perhatian banyak pihak

-


Unique

Pemberdayaan peserta didik ini meliputi aspek-aspek kepribadian terutama aspek intelektual, sosial, emosional,
dan keterampilan

-

Unique

Sebagai masalah, telah muncul sejak pemerintah mulai membangun sistem pendidikan nasional

-

Unique

Akan tetapi, yang terjadi justru kebalikannya

-

Unique


Tulisan ini disusun bukan sebagai cetak biru pemecahan masalah profesionalisme guru

-

Unique

14 Tahun 2005) dan upaya apa yang perlu dilakukan mening- katkan profesionalisme guru

-

Unique

Dengan telah disahkannya UU No

-

Unique

Guru Profesional menurut UU No


-

Unique

14 Tahun 2005 Arti profesional menurut UU No

-

Unique

Uraian secara umum kelima persyaratan tersebut, sebagai berikut

-

Unique

Kuali kasi Akademik Kuali kasi sebagaimana ter- tuang dalam Pasal 1 UU No

-


Unique

Memiliki Serti kat Pendidik Serti kasi adalah proses pemberian serti kat untuk guru

-

Unique

Seti kat diberikan pada guru bila yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan untuk diberikan serti kat
pendidik

-

Unique

Memiliki Kemampuan Mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional Penyelenggaraan pendidikan setiap negara pasti
mempunyai tujuan

-


Unique

 Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan keberadaan guru profesional

-

Unique

Idealnya, sete- lah adanya UU No

-

Unique

Ternyata, fakta di lapangan belum seperti itu

-

Unique


14 Tahun 2005, tetapi belum tampak karakteristik keunggulan- nya

-

Unique

Apa yang dikatakan oleh Suwignyo ada benarnya karena setelah UU No

-

Unique

Hampir sete- ngah dari jumlah guru di Indonesia tidak layak mengajar

-

Unique

Kuali kasi dan kompetensinya tidak mencukupi untuk mengajar di sekolah


-

Unique

Lebih rinci disebutkan, yang tidak layak mengajar atau menjadi guru sekitar 912.505

-

Unique

Banyak faktor yang menjadi sebab rendahnya profesionalisme guru antara lain

-

Unique

(1) masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh

-

Unique

(2) belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju

-

Unique

Akadum (1999) juga mengemukakan bahwa ada lima penyebab rendahnya profesiona- lisme guru

-

Unique

Namun demikian di masa mendatang PGRI sepantasnya mulai mengupayakan profesiona- lisme para anggotanya

-

Unique

Dalam kaitan dengan itu, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan, yaitu:

-

Unique

Melalui seminar, guru mendapatkan informasi-informasi baru ya ng berkaitan dengan ilmu yang digelutinya

-

Unique

Cara itu sah dan baik untuk dilakukan

-

Unique

Penutup Kebijakan mengadakan UU No

-

Unique

Profesionalisasi ha- rus dipandang sebagai proses yang terus menerus

-

13,600 results

Unique

92 results

Unique

220,000 results

Sebagai pendidik, sudah seharusnya guru selalu berpegang teguh pada prinsip  belajar seumur hidup

Potret Guru Memasuki Milenium Ketiga

suara Pembaharuan.com/News/1999/01/220199/OpEd, diakses 7 Juni 2001)

Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah Bidang Pendidikan: Studi Kasus di Kabupaten Kendal dan Kota Surakarta

Jakarta: Universitas Indonesia

juliansyah99.blogspot.com alfallahu.blogspot.com
academia.edu agpaiaceh.blogspot.com
amiwidya.com
fatimahazzahramutmainnah.blogspot.com
jatidiriguru.blogspot.com
taliabupomai.blogspot.com
dedidwitagama.wordpress.com
pro lguruideal.blogspot.com 0.r.bat.bing.com
digilib.esaunggul.ac.id alfysta.wordpress.com
banguntapan62.blogspot.com
ashcompugraphics.blogspot.com
langkahislamindonesia.blogspot.com
abubakaralqadrie.blogspot.com
smamuhammadiyah1tasikmalayageo.blogspot.com
mapcarta.com international.ui.ac.id universitas.top
biayakuliah.xyz facebook.com foursquare.com infobksman3banjar.blogspot.com
infoduniakampus.blogspot.com id.wikipedia.org
aipgi.org

24 results

Departemen Pendidikan Nasional

pengumumancasn.com cintabahasa.com
sarjanaku.com rs-elisabeth.com id.wikipedia.org
kopertis12.or.id hefce.ac.uk id.wikipedia.org
organisasi.org smup.unpad.ac.id

5 results

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

inherent-dikti.net sarjanaku.com hefce.ac.uk
le.upi.edu smkn1metro.sch.id

1 results

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

hefce.ac.uk

Departemen Pendidikan Nasional

pengumumancasn.com cintabahasa.com
sarjanaku.com rs-elisabeth.com id.wikipedia.org
kopertis12.or.id hefce.ac.uk id.wikipedia.org
organisasi.org smup.unpad.ac.id

24 results

Unique
1 results

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

-

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

hefce.ac.uk

24 results

Departemen Pendidikan Nasional

pengumumancasn.com cintabahasa.com
sarjanaku.com rs-elisabeth.com id.wikipedia.org
kopertis12.or.id hefce.ac.uk id.wikipedia.org
organisasi.org smup.unpad.ac.id

1 results

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

hefce.ac.uk

Unique

Profesionalisme Guru antara Kualitas, Gaji, dan Pengambian dalam Pelita, Kamis, 4 Februari 2010

-

Unique

Saling Asih, Saling Asuh, Saling Asah suatu Renungan Bebas

-

Unique

Pendidikan Nasional Kurindukan

-

Unique

Guru Dituntut Perbaiki Kinerja dalam Kompas, Rabu, 25 November 2009.14 Surakhmad, Winarno

-

Unique

Masalah Ke(belum) terkaitan Kemampuan Profesional dan Kesejahteraan Guru dalamJurnal Pendidikan dan
Kebudayaan

-

2,060 results

Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional

jejakpendidikan.com jurnaldikbud.kemdikbud.go.id
skripsi-ptk-tesis.blogspot.com sciencedirect.com
jimbastra b.studentjournal.ub.ac.id scribd.com
sciencedirect.com rytemis.wordpress.com
academia.edu ejournal.stainpamekasan.ac.id

Unique

Melanjutkan pendidikan S2 di Program Pascasarjana Universitas Haluoleo program Ilmu Manjemen mulai tahun
2007-2009

-

Unique

Luddin, MA Oleh: Nanik Hindaryatiningsih No

-

Unique

tentang Guru dan Dosen yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pada

-

Unique

hal-hal lain yang terkait dengan hak dan kewajiban tenaga pendidik termasuk pengangkatan dan perlindungan guru

-

Unique

14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

-

1 results

Ini semua tergantung bagaimana mendapatkan guru profesional dan bagaimana memberdayakan guru sehingga
mandiri dalam

bayangzone.blogspot.com

Unique

 Selain itu, kembali kepada guru sebagai pendidik, yang sudah seharusnya selalu berpegang teguh pada

-

Unique

14 of 2005 on teachers and lecturers is mainly intended to improve the quality

-

Unique

things related to rights and obligation of the teachers and education personnel , as well

-

Unique

The professionalism of teachers and education personnel is expected to be better after the

-

Unique

This question is related to how to have professional teachers and how to make

-

Unique

In addition, as the teachers, they should understand and practice the motto of life-long

-

Unique

Pendahuluan Akhir-akhir ini isu tentang profesionalisme guru sangat gencar dibahas melalui media cetak dan

-

Unique

Berdasarkan penelusuran penulis, pembahasan tentang itu, misalnya melalui koran Kompas dilakukan pada
beberapa kali

-

Unique

guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu penge- tahuan dan teknologi,
melainkan

-

Unique

Tugas guru adalah membantu peserta didik agar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan
kehidupan

sitisariinah.blogspot.com scribd.com
apipsupendi05.blogspot.com
ciniruyusuf.blogspot.com
jubaidahjuju123.blogspot.com
muhammadden1.blogspot.com dokumen.tips
jakarta-comunities.blogspot.com
agusprayugo.wordpress.com scribd.com

634 results

Tugas mulia itu menjadi berat karena bukan saja guru harus mempersiapkan generasi muda memasuki

Unique

Jawaban pertanyaan ini bisa beragam, tetapi satu hal perlu digarisbawahi bahwa masalah itu bukanlah

-

Unique

yang dinyatakan oleh Surakhmad (2000: 15) bahwa s elama perjalanan lebih dari setengah abad pendidikan

-

Unique

Untuk hal ini kita tidak bisa menyalahkan guru karena menurut Makagiansar (2002: 62) bahwa:

-

Unique

budaya profesional yang jika merundung kekakuan dan keengganan pada inovasi, maka tidak banyak yang dapat

-

Unique

Tulisan ini hanya ingin menelisik kebijakan pemerintah tentang konsep guru professional setelah terbitnya Undangundang

-

Unique
1 results

14 Tahun 2005 pada tanggal 30 Desember 2005, semua aspek yang berkaitan dengan guru
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma

abdimadrasah.com

Unique

Pada bagian lain dinyatakan bahwa guru wajib memiliki kuali kasi akademik, kompetensi, serti kat pendidik, sehat

-

Unique

Mengacu pada kutipan rumusan pasal di atas, guru dituntut untuk memenuhi persyaratan yang sangat

-

Unique

Persyaratan dimaksud meliputi lima hal, yaitu: (1) kuali kasi,(2) kompetensi,(3) serti kasi,(4) sehat jasmani dan
rohani,

-

Unique

14 Tahun 2005 adalah kuali kasi akademik, yaitu ijazah jenjang pendidikan akade-mik yang harus dimiliki

-

Unique

jenjang, jenis, dan satuan pendidikan atau matapela- jaran yang diampunya sesuai Standar Nasional Pendidikan (PP

-

Unique

Kuali kasi akademik guru diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau program diploma empat

-

Unique

Kuali kasi akademik guru bagi seseorang yang akan menjadi guru harus dipenuhi sebelum yang bersangkutan

-

Unique

Memiliki Kompetensi Kompetensi adalah sepe- rangkat pengetahuan, keteram- pilan, dan perilaku yang harus
dimiliki,

-

Unique

Selain itu, kompetensi telah terbukti merupakan dasar yang kuat dan valid bagi pengembangan sumber

-

Unique

14 Tahun 2005 kompetensi guru meliputi empat hal: (1) kompetensi pedagogik,5 yaitu kemampuan mengelola

-

Unique

(2) kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa,
serta

-

Unique

(3) kompetensi sosial, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan e sien dengan

-

Unique

dan (4) kompe- tensi professional, yaitu kemampu- an penguasaan materi pelajaran secara luas dan

-

Unique

yang memiliki program pengadaan tena- ga kependidikan yang terakredita- si, baik yang diselenggarakan oleh
pemerintah

-

Unique

Program pendidikan profesi hanya diikuti oleh peserta didik yang telah memiliki kuali kasi akade- mik

-

Unique

Untuk lulusan program S-1 atau D-IV kependi- kan dititikberatkan pada pengua- tan kompetensi profesional,

-

Unique

Sehat Jasmani dan Rohani Seorang yang berperan sebagai guru harus memiliki kesehatan jasmani dan

-

Unique

Oleh karena itu, seorang guru tidak boleh memiliki cacad/ ketunaan secara jasmani seperti tunarungu,

-

Unique

Selain itu, seorang guru juga tidak boleh memiliki tunamental (rohani) seperti sakit jiwa atau

-

Unique

Walaupun demiki- an, khusus untuk penyelengga- raan pendidikan inklusif atau yang sejenisnya, persyaratan bagi6

-

Unique

Bagi guru pada pendidikan seperti itu, yang bersangkutan bisa memiliki kon- disi ketunaan (rungu,

-

4 results

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung

Unique

Oleh karena itu, pengadaan guru baru hendaknya disesuaikan dengan tuntutan tujuan itu, sedangkan guru

-

Unique

profesionalisme guru dengan meningkatkan kuali kasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi
tenaga pengajar

-

Unique

Program penyetaraan Diploma II bagi guru-guru SD, Diploma III bagi guru-guru SLTP dan Strata

-

Unique

Meskipun demikian penyetaraan ini tidak bermakna banyak, kalau guru tersebut secara entropi kurang memiliki

-

Unique

Oleh karena itu, untuk lebih meningkatkan profesionalisme guru selain diadakannya penyeta- raan guru-guru,
upaya

-

Unique

14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

-

Unique

Menurut Suwignyo (Kompas, 25 November 2009) memang ada sejumlah kemajuan kebijakan pemerintah untuk
memprofesi-

-

Unique

14 Tahun 2005 diterapkan, persentase guru yang dianggap belum layak mengajar pada berbagai jenis

-

Unique

yang dilansir salah satu harian ibukota beberapa waktu lalu, bahwa Indo- sia memiliki jumlah guru

-

Unique

Terdiri atas 605.217 guru SD, 167.643 guru SMP, 75.684 guru SMA, dan 63.961 guru

-

Unique

Pernyataan ini disampaikan berke- naan dengan wacana guru profesional, guru yang kompeten sebagai syarat

-

Unique

Sulistiyo, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)(Kompas, 25 November 2009)
mengingatkan

-

Unique

Sebuah reposisi guru sangat diperlukan karena perannya tidak lagi hanya sebagai8 pengabdi pendidikan yang

-

Unique

Profesi guru harus mendapatkan kesempatan- kesempatan yang luas untuk mengembangkan sendiri pola
pembelajarannya dan

-

1 results

bahwa Pendidikan sebagai usaha yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud
mengubah tingkah

eurekapendidikan.com shentiald.blogspot.com
smkn1metro.sch.id devamelodica.com

scribd.com

Unique

Hal ini disebabkan oleh banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi

-

Unique

asal jadi tanpa mempehitungkan outputnya kelak di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak
patuh

-

Unique

(4) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti

-

Unique

nya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi keguruan, (3) pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan

-

Unique

masih belum smooth-nya perbedaan pendapat tentang pro-porsi materi ajar yang diberikan kepada calon guru, (5)

-

Unique

Kecenderungan PGRI bersifat politis memang tidak bisa disalahkan, terutama untuk menjadi pressure group agar

-

Unique

Dengan melihat adanya faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya profesio- nalisme guru, pemerintah berupaya
untuk mencari

-

Unique

Upaya Peningkatan Profesio- lisme Guru Fakta masih banyaknya guru yang dianggap tidak layak mengajar

-

6 results

Untuk menjawab permasalahan tersebut perlu diciptakan suatu sistem pembinaan profesional bagi guru yang
berfungsi

albertosouza47.blogspot.com
alenmarlissmpn1gresik.wordpress.com
samatigaraya.blogspot.com
rahmiatkins.blogspot.com duniapelajar.com
rahmiatkins.blogspot.com

6 results

Untuk memiliki guru yang profesional dapat ditempuh dengan menjawab 2 pertanyaan pokok yaitu bagaimana

gurukita.com ainamulyana.blogspot.com
id.wikipedia.org ainamulyana.blogspot.com
issuu.com stainkudus.ac.id

Unique

mulai dari perencanaan guru, seleksi guru dan pengangkatan guru, 2) peningka- tan motivasi kerja guru,

-

Unique

sipil, sepenuhya adalah tugas pemerintah, sedang-10 kan butir 4 selain tugas pemerintah juga ada pelibatan

-

Unique

Studi Lanjut Program Strata 2 Studi lanjut program Strata 2/Magister merupakan cara pertama yang

-

Unique

Ada dua jenis program magister yang dapat diikuti, yaitu program magister yang menyeleng- garakan

-

Unique

Ada kecenderungan para guru lebih suka untuk mengikuti program ilmu pendidikan untuk mening- katkan

-

Unique

Kursus dan Pelatihan Keikutsertaan dalam kursus dan pelatihan merupakan cara kedua yang dapat ditempuh

-

Unique

Walaupun tugas utama seorang guru adalah mengajar, tetapi tidak ada salahnya dalam rangka peningkatan

-

Unique

Oleh karena itu, guru-guru perlu juga mengikuti kursus atau pelatihan tentang teori dan metodologi

-

5 results

menuliskannya dalam bentuk laporan dan artikel yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, baik ilmiah
maupun

suciptoardi.wordpress.com
mualliminenamtahun.net
jendelailmudalampendidikan.blogspot.com
blogcampuradukk.blogspot.com
dmazkerenzz.blogspot.com

Unique

Pemanfaatan Jurnal Jurnal yang diterbitkan oleh masyarakat profesi atau pergu- ruan tinggi dapat dimanfaatkan

-

Unique

Artikel- artikel di dalam jurnal biasanya berisi tentang perkembangan terkini suatu disiplin tertentu.11 Dengan

-

Unique

Dengan memiliki bekal ilmu pengetahuan yang memadai guru dapat mengem- bangkan kompetensi dan profesio-

-

dharianto97.blogspot.com
rikasukirno.blogspot.com
suciptoardi.wordpress.com
dendaayu.wordpress.com
kurniawaalex.blogspot.com
isnainizone.blogspot.com slideshare.net
jendelailmudalampendidikan.blogspot.com
scribd.com dharianto97.blogspot.com

13 results

guru yang dapat digunakan untuk mendapatkan angka kredit yang dibutuhkan pada saat serti kasi dan kenaikan

Unique

Seminar Keikutsertaan dalam seminar merupakan alternatif keempat yang dapat ditempuh untuk mening- katkan
kompetensi

-

Unique

Tampaknya hal ini merupakan cara yang paling diminati dan sedang menjadi trend para guru

-

Unique

menjadi peserta seminar saja, tetapi lebih dari itu dapat menjadi penyeleng- gara dan pemakalah dalam

-

Unique

Forum seminar yang diselengarakan oleh dan untuk guru dapat menjadi wahana yang baik untuk

-

Unique

14 Tahun 2005 merupakan upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru yang diharapkan dapat berdampak pa-

-

Unique

profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat terhadap profesi keguruan, peningkatan kualitas calon guru dll
secara

-

Unique

Konsekuensi guru yang profesional adalah yang ber- sangkutan dituntut untuk selalu dinamis mengikuti
perkembangan

-

Unique

 Oleh karena itu, guru harus membangun dan mengembangkan dirinya, sehingga dia mampu menjadi pencetus

-

Unique

Komitmen tinggi dan budaya maju perlu ditumbuh kembangkan (Baedhowi, 2004) diantara stakeholder bidang
pendidikan,

-

Unique

semakin meningkat, kese- jahteraan dan perlindungan te- naga pendidik semakin terjamin, dan tenaga pendidik
semakin

-

Unique

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2007 tentang Standar Kuali kasi
Akademik

-

2 results

Masihkah Guru Ilmuan Diperjuangkan dalam Kompas, Rabu, 25 November 2009.15 TENTANG PENULIS Nanik
Hindaryatiningsih,

yandriana.wordpress.com
yandriana.wordpress.com

Unique

Menyelesaikan S1 Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang pada tahun 1993, Selama kuliah aktif di

-

Unique

Kemudian pada tahun 1990 berkarir di dunia perbankan sebagai Manajer Bidang Operasional di Bank

-

Unique

Dan selama bekerja, aktif mengikuti pelatihan kepemimpinan perbankan yang dselenggarakan oleh Bank Indonesia
dan

-

Unique

Selanjutnya pada tahun 2002 berkarir di dunia pendidikan sebagai staf pengajar tetap di FKIP

-

Unique

Jakarta.16 Tugas Akhir Semester Jurnal Ilmiah Pendidikan Mata Kuliah: Isu-isu Poleksosbudhankam, MP 704 Dosen
Pembina:

-

Unique

Reg: 7617100823 PROGRAM DOKTOR (S3 Kelas B) MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASACASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

-

Top plagiarizing domains: id.wikipedia.org (8 matches); hefce.ac.uk (7 matches); scribd.com (6 matches); sarjanaku.com (4 matches); cintabahasa.com (3 matches); rs-elisabeth.com (3 matches); kopertis12.or.id (3 matches); smup.unpad.ac.id (3 matches); pengumumancasn.com (3 matches); organisasi.org (3 matches);
rahmiatkins.blogspot.com (2 matches); sciencedirect.com (2 matches); issuu.com (2 matches); ainamulyana.blogspot.com (2 matches); suciptoardi.wordpress.com (2 matches); yandriana.wordpress.com (2 matches); dharianto97.blogspot.com (2 matches); jendelailmudalampendidikan.blogspot.com (2 matches);
dokumen.tips (2 matches); smkn1metro.sch.id (2 matches); academia.edu (2 matches); abdimadrasah.com (1 matches); agusprayugo.wordpress.com (1 matches); eurekapendidikan.com (1 matches); shentiald.blogspot.com (1 matches); alenmarlissmpn1gresik.wordpress.com (1 matches); albertosouza47.blogspot.com (1
matches); devamelodica.com (1 matches); jakarta-comunities.blogspot.com (1 matches); muhammadden1.blogspot.com (1 matches); bayangzone.blogspot.com (1 matches); ejournal.stainpamekasan.ac.id (1 matches); sitisariinah.blogspot.com (1 matches); apipsupendi05.blogspot.com (1 matches);
jubaidahjuju123.blogspot.com (1 matches); ciniruyusuf.blogspot.com (1 matches); samatigaraya.blogspot.com (1 matches); duniapelajar.com (1 matches); dendaayu.wordpress.com (1 matches); rikasukirno.blogspot.com (1 matches); dmazkerenzz.blogspot.com (1 matches); kurniawaalex.blogspot.com (1 matches);
isnainizone.blogspot.com (1 matches); alfallahu.blogspot.com (1 matches); slideshare.net (1 matches); blogcampuradukk.blogspot.com (1 matches); agpaiaceh.blogspot.com (1 matches); gurukita.com (1 matches); rytemis.wordpress.com (1 matches); fatimahazzahramutmainnah.blogspot.com (1 matches);
stainkudus.ac.id (1 matches); mualliminenamtahun.net (1 matches); amiwidya.com (1 matches); jatidiriguru.blogspot.com (1 matches); jimbastra b.studentjournal.ub.ac.id (1 matches); biayakuliah.xyz (1 matches); universitas.top (1 matches); international.ui.ac.id (1 matches); facebook.com (1 matches); foursquare.com (1
matches); infoduniakampus.blogspot.com (1 matches); info-bksman3banjar.blogspot.com (1 matches); mapcarta.com (1 matches); smamuhammadiyah1tasikmalayageo.blogspot.com (1 matches); alfysta.wordpress.com (1 matches); digilib.esaunggul.ac.id (1 matches); banguntapan62.blogspot.com (1 matches);
ashcompugraphics.blogspot.com (1 matches); abubakaralqadrie.blogspot.com (1 matches); langkahislamindonesia.blogspot.com (1 matches); islam-institute.com (1 matches); aipgi.org (1 matches); juliansyah99.blogspot.com (1 matches); le.upi.edu (1 matches); inherent-dikti.net (1 matches); jejakpendidikan.com (1
matches); jurnaldikbud.kemdikbud.go.id (1 matches); taliabupomai.blogspot.com (1 matches); skripsi-ptk-tesis.blogspot.com (1 matches); dedidwitagama.wordpress.com (1 matches); docs.com (1 matches); mynewblogpendidikandasar.blogspot.com (1 matches); bangkitgila.wordpress.com (1 matches);
lsafatumumdanolahraga.blogspot.com (1 matches); pro lguruideal.blogspot.com (1 matches); suriyatihalim.blogspot.com (1 matches); silvia16nitsuga.blogspot.com (1 matches); 0.r.bat.bing.com (1 matches);

1 PROFESIONALISME GURU PADA ERA UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN Oleh: Nanik Hindaryatiningsih Abstrak Pemberlakuan Undang-undang tentang Guru dan Dosen yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan kualitas guru
dan tenaga kependidikan. Lahirnya Undang-undang tentang Guru dan Dosen ini juga dilandasi oleh keinginan untuk memperjelas kedudukan dan fungsi guru dan tenaga kependidikan, mempertegas prinsip profesionalisme, mempertegas kuali kasi, kompetensi dan serti kasi, dan hal-hal lain yang terkait dengan
hak dan kewajiban tenaga pendidik termasuk pengangkatan dan perlindungan guru dan tenaga kependidikan. Idealnya, setelah adanya UU No. 14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan profesionalisme guru semakin baik. Faktanya,
profesienalisme guru masih rendah. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah mengapa profesionalisme guru masih rendah?. Bagaimana meningkatkan profesionalisme guru? Ini semua tergantung bagaimana mendapatkan guru profesional dan bagaimana memberdayakan guru sehingga mandiri dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Selain itu, kembali kepada guru sebagai pendidik, yang sudah seharusnya selalu berpegang teguh pada prinsip belajar seumur hidup. Kata Kunci : Undang-undang Guru dan Dosen, Profesionalisme Guru, Peningkatan Profesionalisme. The implementation of law no. 14 of 2005 on
teachers and lecturers is mainly intended to improve the quality of teachers and education personnel. The issuance of the law is also intended to have better understanding on the role and function, the principles of professionalism, the quali cation, the competency, the certi cation, and other things related to
rights and obligation of the teachers and education personnel , as well as their nomination and protection. The professionalism of teachers and education personnel is expected to be better after the issuance of Law no. 14 of 2005 and Government Regulation of Indonesia no. 19 of 2005 on the National Standard of
Education. But why is the teachers professionalism is still not as expected? This question is related to how to have professional teachers and how to make the teachers have self-con dence in improving the quality of education. In addition, as the teachers, they should understand and practice the motto of life-long
learning . Key Words: Law on Teachers and Lecturers, Teacher Professionalism, professional improvement.2 A. Pendahuluan Akhir-akhir ini isu tentang profesionalisme guru sangat gencar dibahas melalui media cetak dan diperbincangkan melalui media elektronik oleh banyak kalangan. Berdasarkan penelusuran
penulis, pembahasan tentang itu, misalnya melalui koran Kompas dilakukan pada beberapa kali terbitan antara lain pada hari Selasa, 24 November 2009; pada hari Rabu, 25 November 2009; pada hari Senin, 2 Desember 2009; dan pada hari Senin, 8 Desember 2009. Kesimpulan yang bisa ditarik dari perbincangan
dan pembahasan itu adalah  guru belum profesional. Mengapa masalah profesio- nalisme guru mendapat perhatian banyak pihak? Pengembangan profesionalisme guru menjadi perhatian secara global, salah satu alasan yang dapat dikemukakan karena guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan
informasi-informasi ilmu penge- tahuan dan teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era hiperkompetisi. Tugas guru adalah membantu peserta didik agar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan yang berkembang dalam dirinya.
Pemberdayaan peserta didik ini meliputi aspek-aspek kepribadian terutama aspek intelektual, sosial, emosional, dan keterampilan. Tugas mulia itu menjadi berat karena bukan saja guru harus mempersiapkan generasi muda memasuki abad pengetahuan, melainkan harus mempersiapkan diri agar tetap eksis, baik
sebagai individu maupun sebagai profesional. Jawaban pertanyaan ini bisa beragam, tetapi satu hal perlu digarisbawahi bahwa masalah itu bukanlah hal baru di negara kita. Sebagai masalah, telah muncul sejak pemerintah mulai membangun sistem pendidikan nasional. Bila sekarang diangkat3 kembali ke
permukaan dan dibahas oleh berbagai pihak, mungkin benar apa yang dinyatakan oleh Surakhmad (2000: 15) bahwa s elama perjalanan lebih dari setengah abad pendidikan nasional, mestinya Indonesia telah mampu melahirkan angkatan guru yang lebih sejahtera dan lebih profesional. Akan tetapi, yang terjadi
justru kebalikannya. Untuk hal ini kita tidak bisa menyalahkan guru karena menurut Makagiansar (2002: 62) bahwa: &guru tidak hidup dalam keterasingan. Ia adalah bagian dari sistem pendidikan dan serentak dengan itu, ia juga bagian dari budaya profesional yang jika merundung kekakuan dan keengganan pada
inovasi, maka tidak banyak yang dapat dilakukan oleh guru kecuali tunduk pada nilai-nilai sistem dan subbudaya yang berlaku. Tulisan ini disusun bukan sebagai cetak biru pemecahan masalah profesionalisme guru. Tulisan ini hanya ingin menelisik kebijakan pemerintah tentang konsep guru professional setelah
terbitnya Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen(selanjutnya disingkat UU No. 14 Tahun 2005) dan upaya apa yang perlu dilakukan mening- katkan profesionalisme guru. Dengan telah disahkannya UU No. 14 Tahun 2005 pada tanggal 30 Desember 2005, semua aspek yang berkaitan
dengan guru harus mengacu pada undang-undang tersebut. A. Guru Profesional menurut UU No. 14 Tahun 2005 Arti profesional menurut UU No. 14 Tahun, yaitu: Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (Pasal 1 Ayat 4). Pada bagian lain dinyatakan bahwa guru wajib memiliki kuali kasi akademik, kompetensi, serti kat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemam-4 puan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional(Pasal 8 UU No. 14 Tahun 2005). Mengacu pada kutipan rumusan pasal di atas, guru dituntut untuk memenuhi persyaratan yang sangat vital dan fundamental untuk menjadi guru profesional. Persyaratan dimaksud meliputi lima hal, yaitu: (1) kuali kasi,(2) kompetensi,(3)
serti kasi,(4) sehat jasmani dan rohani, dan (5) memiliki kemampu- an untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Uraian secara umum kelima persyaratan tersebut, sebagai berikut. 1. Kuali kasi Akademik Kuali kasi sebagaimana ter- tuang dalam Pasal 1 UU No. 14 Tahun 2005 adalah kuali kasi akademik,
yaitu ijazah jenjang pendidikan akade-mik yang harus dimiliki oleh guru. Ijazah tersebut mere eksikan kemampuan yang dipersyaratkan bagi guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik pada jenjang, jenis, dan satuan pendidikan atau matapela- jaran yang diampunya sesuai Standar Nasional Pendidikan (PP
No. 19 Tahun 2005). Kuali kasi akademik guru diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau program diploma empat (D-IV) pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan tenaga kependidikan dan/atau program pendidikan nonkependidikan. Kuali kasi akademik guru bagi
seseorang yang akan menjadi guru harus dipenuhi sebelum yang bersangkutan diangkat menjadi guru. 2. Memiliki Kompetensi Kompetensi adalah sepe- rangkat pengetahuan, keteram- pilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Selain
itu, kompetensi telah terbukti merupakan dasar yang kuat dan valid bagi pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan Pasal 8 UU No. 14 Tahun 2005 kompetensi guru meliputi empat hal: (1) kompetensi pedagogik,5 yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik; (2) kompetensi kepribadian, yaitu
kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa, serta menjadi teladan bagi peserta didik; (3) kompetensi sosial, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan e sien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar;
dan (4) kompe- tensi professional, yaitu kemampu- an penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. 3. Memiliki Serti kat Pendidik Serti kasi adalah proses pemberian serti kat untuk guru. Seti kat diberikan pada guru bila yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan untuk diberikan serti kat
pendidik. Serti kat pendi- dik diperoleh melalui program pendidikan profesi yang diseleng- garakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tena- ga kependidikan yang terakredita- si, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat, dan ditetapkan oleh pemerintah. Program
pendidikan profesi hanya diikuti oleh peserta didik yang telah memiliki kuali kasi akade- mik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV). Untuk lulusan program S-1 atau D-IV kependi- kan dititikberatkan pada pengua- tan kompetensi profesional, sedangkan untuk lulusan program S-1 atau D-IV nonkependidikan
dititikberatkan pada pengemba- ngan kompetensi pedagogik. 4. Sehat Jasmani dan Rohani Seorang yang berperan sebagai guru harus memiliki kesehatan jasmani dan rohani. Oleh karena itu, seorang guru tidak boleh memiliki cacad/ ketunaan secara jasmani seperti tunarungu, tunanetra, tunadaksa, dan
tunagrahita. Selain itu, seorang guru juga tidak boleh memiliki tunamental (rohani) seperti sakit jiwa atau kelainan mental lainnya. Walaupun demiki- an, khusus untuk penyelengga- raan pendidikan inklusif atau yang sejenisnya, persyaratan bagi6 guru tentang kesehatan jasmani, menda- patkan toleransi. Bagi
guru pada pendidikan seperti itu, yang bersangkutan bisa memiliki kon- disi ketunaan (rungu, daksa, dan netra). 5. Memiliki Kemampuan Mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional Penyelenggaraan pendidikan setiap negara pasti mempunyai tujuan. Tujuan tersebut akan diusahakan untuk dicapai dan untuk
Indonesia tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yakni: berkem - bangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan keberadaan guru profesional. Oleh karena itu, pengadaan guru baru hendaknya disesuaikan dengan tuntutan tujuan itu, sedangkan guru yang sudah ada secara bertahap
ditingkatkan keprofesionalannya agar siap mewujudkan tujuan itu. B. Realitas Guru Profesional Saat Ini Beberapa tahun yang lalu pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan profesionalisme guru dengan meningkatkan kuali kasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar mulai
tingkat persekolahan sampai perguruan tinggi. Program penyetaraan Diploma II bagi guru-guru SD, Diploma III bagi guru-guru SLTP dan Strata I (sarjana) bagi guru- guru SLTA. Meskipun demikian penyetaraan ini tidak bermakna banyak, kalau guru tersebut secara entropi kurang memiliki daya untuk melakukan
perubahan. Oleh karena itu, untuk lebih meningkatkan profesionalisme guru selain diadakannya penyeta- raan guru-guru, upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah7 program serti kasi. Idealnya, sete- lah adanya UU No. 14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendi- dikan yang berlaku selama lima tahun lebih, profesionalisme guru semakin baik. Ternyata, fakta di lapangan belum seperti itu. Menurut Suwignyo (Kompas, 25 November 2009) memang ada sejumlah kemajuan kebijakan pemerintah untuk memprofesi- sionalkan guru sesuai
amanah UU No. 14 Tahun 2005, tetapi belum tampak karakteristik keunggulan- nya. Apa yang dikatakan oleh Suwignyo ada benarnya karena setelah UU No. 14 Tahun 2005 diterapkan, persentase guru yang dianggap belum layak mengajar pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan masih sangat besar
jumlahnya. Dinianto (Pelita, 04 Februari 2010) yang mengutip pernyataan Fasli Djalal(saat itu sebagai Dirjen Dikdasmen) yang dilansir salah satu harian ibukota beberapa waktu lalu, bahwa Indo- sia memiliki jumlah guru sekitar 2,6 juta yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Hampir sete- ngah dari jumlah
guru di Indonesia tidak layak mengajar. Kuali kasi dan kompetensinya tidak mencukupi untuk mengajar di sekolah. Lebih rinci disebutkan, yang tidak layak mengajar atau menjadi guru sekitar 912.505. Terdiri atas 605.217 guru SD, 167.643 guru SMP, 75.684 guru SMA, dan 63.961 guru SMK. Pernyataan ini
disampaikan berke- naan dengan wacana guru profesional, guru yang kompeten sebagai syarat untuk memperoleh tunjangan profesi guru dan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Sulistiyo, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)(Kompas, 25 November 2009)
mengingatkan guru untuk intros- peksi diri apakah sudah menjalankan tugasnya secara profesional. Sebuah reposisi guru sangat diperlukan karena perannya tidak lagi hanya sebagai8 pengabdi pendidikan yang dicekoki rutinitas, tapi harus menjadi pendidik murni. Profesi guru harus mendapatkan kesempatankesempatan yang luas untuk mengembangkan sendiri pola pembelajarannya dan meningkat- kan kualitas pribadi sehingga bisa menghasilkan anak didik yang cerdas dan bermoral. Atau seperti yang ditegaskan oleh Napitupulu (2009: 2) dalam rumusannya ten- tang batasan pendidikan bahwa Pendidikan sebagai
usaha yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan. Banyak faktor yang menjadi sebab rendahnya profesionalisme guru antara lain; (1) masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini disebabkan oleh
banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri tidak ada; (2) belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju; (3) kemung- kinan disebabkan oleh adanya
perguruan tinggi swasta sebagai pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa mempehitungkan outputnya kelak di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesi keguruan; (4) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk
meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi. Akadum (1999) juga mengemukakan bahwa ada lima penyebab rendahnya profesiona- lisme guru; (1) masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total, (2) rentan dan rendah- nya kepatuhan guru terhadap norma dan etika
profesi keguruan, (3) pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari pengambilan kebijakan dan pihak-pihak terlibat. Hal ini terbukti dari masih belum mantapnya kelembagaan pencetak tenaga keguruan dan9 kependidikan, (4) masih belum smooth-nya perbedaan pendapat tentang
pro-porsi materi ajar yang diberikan kepada calon guru, (5) masih belum berfungsi PGRI sebagai organisasi profesi yang berupaya secara maksimal meningkatkan profesionalisme anggotanya. Kecenderungan PGRI bersifat politis memang tidak bisa disalahkan, terutama untuk menjadi pressure group agar dapat
meningkatkan kesejahteraan anggo- tanya. Namun demikian di masa mendatang PGRI sepantasnya mulai mengupayakan profesiona- lisme para anggotanya. Dengan melihat adanya faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya profesio- nalisme guru, pemerintah berupaya untuk mencari alternatif untuk
meningkatkan profesi guru. C. Upaya Peningkatan Profesio- lisme Guru Fakta masih banyaknya guru yang dianggap tidak layak mengajar atau menjadi guru sesuai penjelasan butir (C) di atas tentu merisaukan hati kita. Untuk menjawab permasalahan tersebut perlu diciptakan suatu sistem pembinaan profesional
bagi guru yang berfungsi memberi bantuan agar mereka dapat meningkatkan profesionalnya dengan berupaya menyelesaikan masalah yang hadapinya. Untuk memiliki guru yang profesional dapat ditempuh dengan menjawab 2 pertanyaan pokok yaitu bagaimana men- dapatkan guru profesional dan
bagaimana memberdayakan guru sehingga mandiri dalam mening- katkan mutu pendidikan. Kegiatan-kegiatan esensial untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam peningkatan mutu pendidikan yaitu: 1) rekrutmen guru mulai dari perencanaan guru, seleksi guru dan pengangkatan guru, 2) peningka- tan
motivasi kerja guru, 3) pengawasan kinerja guru, dan 4) peningkatan kemampuan guru. Butir 1 sampai dengan butir 3 bila guru yang dimaksud adalah guru pegawai negeri sipil, sepenuhya adalah tugas pemerintah, sedang-10 kan butir 4 selain tugas pemerintah juga ada pelibatan peran guru untuk
mewujudkannya. Dalam kaitan dengan itu, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan, yaitu: 1. Studi Lanjut Program Strata 2 Studi lanjut program Strata 2/Magister merupakan cara pertama yang dapat ditempuh oleh para guru dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalis- menya. Ada dua jenis program
magister yang dapat diikuti, yaitu program magister yang menyeleng- garakan program pendidikan ilmu murni dan ilmu pendidikan. Ada kecenderungan para guru lebih suka untuk mengikuti program ilmu pendidikan untuk mening- katkan kompetensi dan profesiona- lismenya. 2. Kursus dan Pelatihan
Keikutsertaan dalam kursus dan pelatihan merupakan cara kedua yang dapat ditempuh oleh guru untuk meningkatkan kom- petensi dan profesionalismenya. Walaupun tugas utama seorang guru adalah mengajar, tetapi tidak ada salahnya dalam rangka peningkatan kompetensi dan profesionalismenya juga perlu
dilengkapi dengan kemampuan meneliti dan menulis artikel/ buku. Oleh karena itu, guru-guru perlu juga mengikuti kursus atau pelatihan tentang teori dan metodologi penelitian pendidikan dan penulisan artikel ilmiah. Dengan mengikuti pelatihan- pelatihan semacam itu, guru dapat mengetahui dan
mempraktikkan penelitian pendidikan dan menuliskannya dalam bentuk laporan dan artikel yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, baik ilmiah maupun administratif yang berkaitan dengan profesinya sebagai guru. 3. Pemanfaatan Jurnal Jurnal yang diterbitkan oleh masyarakat profesi atau perguruan tinggi dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kompetensi dan profesionalisme. Artikel- artikel di dalam jurnal biasanya berisi tentang perkembangan terkini suatu disiplin tertentu.11 Dengan demikian, jurnal dapat digunakan untuk memutakhirkan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru. Dengan
memiliki bekal ilmu pengetahuan yang memadai guru dapat mengem- bangkan kompetensi dan profesio- nalismenya dalam mentransfer ilmu kepada peserta didik. Selain itu, jurnal-jurnal itu dapat dijadikan media untuk mengomunikasikan tulisan hasil pemikiran dan penelitian guru yang dapat digunakan untuk
mendapatkan angka kredit yang dibutuhkan pada saat serti kasi dan kenaikan pangkat. 4. Seminar Keikutsertaan dalam seminar merupakan alternatif keempat yang dapat ditempuh untuk mening- katkan kompetensi dan profesio- nalisme guru. Tampaknya hal ini merupakan cara yang paling diminati dan sedang
menjadi trend para guru dalam era UU No 14 Tahun 2005, karena dapat menjadi sarana untuk mendapatkan angka kredit. Melalui seminar, guru mendapatkan informasi-informasi baru ya ng berkaitan dengan ilmu yang digelutinya. Cara itu sah dan baik untuk dilakukan. Walau demikian, di masa-masa yang akan
datang akan lebih baik apabila guru tidak hanya menjadi peserta seminar saja, tetapi lebih dari itu dapat menjadi penyeleng- gara dan pemakalah dalam acara seminar. Forum seminar yang diselengarakan oleh dan untuk guru dapat menjadi wahana yang baik untuk mengomunikasikan berbagai hal yang
menyangkut bidang ilmu dan profesinya sebagai guru. E. Penutup Kebijakan mengadakan UU No. 14 Tahun 2005 merupakan upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru yang diharapkan dapat berdampak pa- da peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Profesionalisasi ha- rus dipandang sebagai proses
yang terus menerus. Dalam proses ini, pendidikan prajabatan, pen- didikan dalam jabatan termasuk12 penataran, pembinaan dari organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat terhadap profesi keguruan, peningkatan kualitas calon guru dll secara bersama-sama menentukan pe- ngembangan
profesionalisme sese- orang termasuk guru. Konsekuensi guru yang profesional adalah yang ber- sangkutan dituntut untuk selalu dinamis mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi. Sebagai pendidik, sudah seharusnya guru selalu berpegang teguh pada prinsip  belajar seumur hidup.
Oleh karena itu, guru harus membangun dan mengembangkan dirinya, sehingga dia mampu menjadi pencetus teori -teori baru dalam konteks pembelajarannya untuk peningkatan mutu pendidikan. Komitmen tinggi dan budaya maju perlu ditumbuh kembangkan (Baedhowi, 2004) diantara stakeholder bidang
pendidikan, karena faktor-faktor inilah yang pada dasarnya meru- pakan faktor utama penunjang keberhasilan implementasi suatu kebijakan. Dengan demikian, ada- nya Undang-undang Guru dan Dosen ini pendidikan di tanah air akan semakin meningkat, kese- jahteraan dan perlindungan te- naga pendidik
semakin terjamin, dan tenaga pendidik semakin kompeten.13 Daftar Pustaka Akadum. 1999. Potret Guru Memasuki Milenium Ketiga. Suara Pembaharuan.(Online) (http://www.suara Pembaharuan.com/News/1999/01/220199/OpEd, diakses 7 Juni 2001). Hlm. 1-2. Baedhowi. 2004. Implementasi Kebijakan Otonomi
Daerah Bidang Pendidikan: Studi Kasus di Kabupaten Kendal dan Kota Surakarta. Disertasi. Jakarta: Universitas Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Departemen
Pendidikan Nasional. 2005. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2007 tentang Standar
Kuali kasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dinanto, Siswadi. Profesionalisme Guru antara Kualitas, Gaji, dan Pengambian dalam Pelita, Kamis, 4 Februari 2010. Makagiansar, Makaminan. 2002. Saling Asih, Saling Asuh, Saling Asah suatu Renungan Bebas. Jakarta: Unesco.
Napitulu, Washington P. 2009. Pendidikan Nasional Kurindukan. Sulistyo. Guru Dituntut Perbaiki Kinerja dalam Kompas, Rabu, 25 November 2009.14 Surakhmad, Winarno. 2000. Masalah Ke(belum) terkaitan Kemampuan Profesional dan Kesejahteraan Guru dalamJurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional. Suwignyo. Masihkah Guru Ilmuan Diperjuangkan dalam Kompas, Rabu, 25 November 2009.15 TENTANG PENULIS Nanik Hindaryatiningsih, lahir di Bojonegoro 7 Nopember 1968. Menyelesaikan S1 Jurusan Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Malang pada tahun 1993, Selama kuliah aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam. Kemudian pada tahun 1990 berkarir di dunia perbankan sebagai Manajer Bidang Operasional di Bank Swasta Nasional di Malang. Dan selama bekerja, aktif mengikuti pelatihan kepemimpinan perbankan yang
dselenggarakan oleh Bank Indonesia dan pengetahuan perpajakan yang diselenggarakan Departemen Jendral Perpajakan. Selanjutnya pada tahun 2002 berkarir di dunia pendidikan sebagai staf pengajar tetap di FKIP Universitas Haluoleo Kendari. Melanjutkan pendidikan S2 di Program Pascasarjana Universitas
Haluoleo program Ilmu Manjemen mulai tahun 2007-2009. Saat ini penulis sedang menjalankan studi S3 Program Studi Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta.16 Tugas Akhir Semester Jurnal Ilmiah Pendidikan Mata Kuliah: Isu-isu Poleksosbudhankam, MP 704 Dosen Pembina: Prof. Dr. H.Muchlish R.
Luddin, MA Oleh: Nanik Hindaryatiningsih No. Reg: 7617100823 PROGRAM DOKTOR (S3 Kelas B) MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASACASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2011