SANTA ANGELA TAHUN PELAJARAN 2017-2018

  MODUL KIMIA KELAS X MIA

IKATAN KIMIA

IKATAN KIMIA

BAB 3 Unsur-unsur biasanya ditemukan di alam dalam keadaan tidak stabil dan unsur-unsur tersebut cenderung untuk membentuk senyawa yang lebih stabil. Pembentukan senyawa ini terjadi melalui ikatan kimia. Ikatan kimia yang

  terdapat dalam senyawa dapat berupa ikatan ion atau ikatan kovalen .

A. Teori Kestabilan Atom

  Selain gas mulia, hampir semua unsur yang ada di alam terdapat sebagai

  senyawa (gabungan dua unsur atau lebih yang terikat secara ikatan kimia).

  Semua ini menunjukkan bahwa di alam unsur-unsur tidak stabil dalam keadaan unsur bebas. Ketidakstabilan unsur-unsur ini ada hubungannya dengan konfigurasi elektron yang dimilikinya.

  Konsep ikatan kimia pertama kali dikemukakan oleh Gilbert Newton Lewis

dan Langmuir dari Amerika Serikat, serta Albrecht Kossel dari Jerman pada

tahun 1916. Adapun konsep tersebut sebagai berikut: Kenyataan bahwa gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar membentuk senyawa (sekarang telah dapat dibuat senyawa dari gas mulia Kr, Xe, dan Rn), merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memilki susunan elektron yang stabil .

  Setiap atom memiliki kecenderungan untuk mempunyai susunan elektron yang stabil seperti gas mulia, dengan cara melepaskan elektron, menerima elektron, atau menggunakan pasangan elektron secara bersama-sama .

  Mereka mengemukakan bahwa jumlah elektron pada kulit terluar dari dua

atom yang berikatan akan berubah sedemikian rupa sehingga konfigurasi

elektron kedua atom tadi sama dengan konfigurasi elektron gas mulia yaitu

mempunyai 8 elektron pada kulit terluarnya. Oleh karena itu pernyataan Kossel-Lewis ini disebut aturan oktet.

  Aturan oktet ini tidak berlaku untuk hidrogen sebab atom H akan

membentuk konfigurasi elektron seperti He yaitu mempunyai 2 elektron pada

kulit terluarnya pada saat membentuk ikatan yang disebut aturan duplet.

  8 Xe

   Struktur Lewis Pada saat atom-atom membentuk ikatan, hanya elektron-elektron pada kulit

terluar yang berperan yaitu elektron valensi. Struktur yang menggambarkan

elektron pada kulit terluar suatu atom disebut struktur Lewis.

  8 B.

  18

  32

  18

  8

  2

  86

  8 Rn

  18

  18

  8

  2

  54

  18

Tabel 3.1 Konfigurasi elektron unsur – unsur gas mulia

  2

  Unsu r Nomor

  Atom Konfigurasi Elektron

  He

  2

  2 Ne

  10

  8 Ar

  8

  18

  2

  8

  8 Kr

  36

  2

Gambar 3.1 G. N. Lewis (1875 - 1946)Tabel 3.2 Struktur Lewis unsur – unsur

  

Struktur Lewis berguna untuk memahami penggunaan elektron bersama pada

ikatan kovalen.

C. Ikatan Ion

  Ikatan ion (elektrovalen) adalah ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik

  • – menarik elektrostatik antara ion positif dan ion negatif, ini terjadi karena kedua

    ion tersebut memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar. Ikatan ion

    terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam) dengan atom yang

    menerima elektron (non logam). Atom yang melepas elektron berubah menjadi

    ion positif, sedangkan atom yang menerima elektron menjadi ion negatif. Antara

    ion-ion yang berlawanan muatan tersebut, terjadi tarik-menarik (gaya

    elektrostatik) yang disebut ikatan ion.

  Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion berupa zat padat kristal dengan struktur tertentu. Perhatikan beberapa contoh pembentukan senyawa ion beikut:

1. Pembentukan NaCl

  Garam dapur (NaCl) merupakan senyawa ionik yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Petani garam memperoleh kristal NaCl secara tradisional yaitu dengan cara menguapkan air laut dengan bantuan sinar matahari.

Gambar 3.2 Bentuk kristal NaCl

  

Natrium mempunyai kecenderungan untuk melepaskan elektron terluar

daripada klor karena energi ionisasinya lebih rendah dibandingkan dengan klor.

Untuk mencapai konfigurasi elektron stabil, natrium melepaskan satu elektron

terluarnya sedangkan klor menerima elektron. Pada pembentukan NaCl, satu

elektron dari Na akan diterima oleh Cl.

  • Cl + e → Cl
  • e Na → Na
    • Setelah terjadi perpindahan elektron, atom-atom tidak lagi bersifat netral

      tapi menjadi ion yang bermuatan. Atom Na melepaskan satu elektron menjadi

      • – + +

  

ion Na , sedangkan klor menerima satu elektron menjadi ion Cl . Ion Na dan

  • – Cl akan tarik-menarik dengan gaya elektrostatik sehingga berikatan.
    • e Na → Na

  Cl + e → Cl

  Na + Cl → NaCl

  2. 2 Pembentukan MgCl

  Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron untuk mencapai konfigurasi elektron stabil) Cl : 2, 8, 7 (menangkap 1 elektron untuk mencapai konfigurasi elektron stabil)

  • 2

  Mg + 2e → Mg

  • x 2

  Cl + e → Cl

  • 2

  Mg + 2Cl → MgCl

  2 3.

   Pembentukan MgO

  Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron) O : 2, 6 (menangkap 2 elektron)

  • 2

  Mg → Mg + 2e 2- 2-

  O + 2 e → O

  • 2 -2

  Mg + O → MgO

  Soal Latihan!

  1

  1. Mengapa unsur-unsur golongan VIIIA (gas mulia) bersifat stabil? 2. Bagaimana cara unsur-unsur selain golongan VIIIA mencapai kestabilan atau mencapai hukum oktet?

  3. Apa yang dimaksud dengan ikatan ion?

  4. Apakah syarat terjadinya ikatan ion?

  5. Tuliskan rumus senyawa ion yang terbentuk dari ikatan antara atom

  • – atom di bawah ini! Tentukan juga proses pembentukan ikatan ion yang terjadi! a.

  20 Ca dengan

  8 O b.

  13 Al dengan

  17 Cl c.

  19 K dengan

  16 S d.

  38 Sr dengan

  53 I e.

  13 Al dengan

  8 O f.

  19 K dengan

  53 I D.

   Ikatan Kovalen Tunggal Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan

  elektron secara bersama-sama oleh dua atom. Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (sesama atom non logam). Cara atom-atom saling mengikat dalam suatu molekul dinyatakan oleh rumus bangun atau rumus struktur. Rumus struktur diperoleh dari rumus Lewis dengan mengganti setiap pasangan elektron ikatan dengan sepotong garis.

  Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama sepasang elektron (setiap atom memberikan satu elektron untuk digunakan bersama). Pemakaian bersama pasangan elektron pada ikatan kovalen dapat digambarkan melalui struktur Lewis.

  Perhatikan contoh berikut: 4 1.

   Ikatan kovalen tunggal pada molekul CH

  Atom C memiliki konfigurasi elektron 2 4 , sehingga elektron valensinya

  4. Adapun konfigurasi elektron atom H adalah 1 sehingga elektron valensinya adalah 1. Jadi, dapat digambarkan struktur Lewis berikut: Untuk mencapai kestabilannya, atom C cenderung menerima 4 elektron, sedangkan atom H cenderung menerima 1 elektron. Atom C dapat berikatan dengan atom H dengan cara pemakaian elektron bersama sehingga 1 atom.

  Dan struktur ikatan kovalen tunggal yang terbentuk dapat dituliskan sebagai berikut:

  2. 2 Ikatan kovalen tunggal pada molekul H Atom H memiliki konfigurasi elektron 1 sehingga elektron valensinya 1.

  Untuk mencapai kestabilannya, atom H cenderung menerima 1 elektron. Jika 2 atom H saling berikatan, setiap atom H menyumbangkan 1 elektron untuk digunakan bersama sehingga elektron yang digunakan bersama jumlahnya 2.

3. Ikatan kovalen tunggal pada molekul HCl

E. Ikatan kovalen rangkap

  Dalam mencapai konfigurasi stabil gas mulia, dua atom tidak saja dapat memiliki ikatan melalui sepasang elektron tetapi juga dapat 2 atau 3 pasang.

Ikatan dengan dua pasang elektron milik bersama disebut ikatan rangkap dua

  (dilambangkan dengan dua garis) . Ikatan dengan tiga pasang elektron milik bersama disebut ikatan rangkap tiga (dilambangkan dengan tiga garis). Perhatikan contoh berikut:

  1. Ikatan kovalen rangkap dua pada molekul O 2 Atom O memiliki konfigurasi elektron 2 6 sehingga elektron valensinya 6.

  Untuk mencapai kestabilannya, atom O cenderung menerima 2 elektron. Jika 2 atom O saling berikatan, setiap atom O harus menyumbangkan 2 elektron untuk digunakan bersama sehingga elektron yang digunakan bersama jumlahnya 4.

  2. Ikatan kovalen rangkap dua pada molekul CO 2

  3. Ikatan kovalen rangkap tiga pada molekul N 2 Atom N memiliki konfigurasi elektron 2 5 sehingga elektron valensinya 5.

  Untuk mencapai kestabilannya, atom N cenderung menerima 3 elektron. Jika 2 atom N saling berikatan, setiap atom N harus menyumbangkan 3 elektron untuk digunakan bersama sehingga elektron yang digunakan bersama berjumlah 6.

  F. Ikatan Kovalen Koordinat Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dari pemakaian

  pasangan elektron bersama yang berasal dari salah satu atom yang memiliki pasangan elektron bebas. Contoh senyawa yang memiliki ikatan kovalen koordinasi adalah HNO

  3 , NH

  4 Cl, SO

3 , dan H

  2 SO 4 .

  Ciri dari ikatan kovalen koordinasi adalah pasangan elektron bebas dari salah satu atom yang dipakai secara bersama-sama, seperti pada contoh senyawa HNO

  3

  berikut ini. Tanda panah ( → ) menunjukkan pemakaian elektron dari atom N yang digunakan secara bersama oleh atom N dan O.

  G. Penyimpangan Aturan Oktet

  Ikatan kovalen terbentuk antara atom nonlogam dan atom nonlogam lainnya dengan cara pemakaian elektron bersama sehingga setiap atom yang terlibat memenuhi kaidah oktet/duplet. Akan tetapi, aturan itu ternyata banyak dilanggar dan gagal dalam meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur-unsur transisi dan postransisi. Pengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut: 1. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.

  Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4 termasuk dalam kelompok ini. Hal ini menyebabkan setelah semua elektron valensinya dipasangkan tetap belum mencapai oktet. Contohnya adalah BeCl

  2 , BCl 3 , dan AlBr 3 .

  2. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil.

  Contohnya adalah NO 2 , yang mempunyai elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17.

  3. Senyawa yang melampaui aturan oktet.

  Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang dapat menampung lebih dari 8 elektron pada kulit terluarnya (ingat, kulit M dapat menampung hingga 18 elektron). Beberapa contoh adalah PCl

  5 , SF 6 , ClF 3 , IF 7 , dan

  SbCl 5 .

H. Ikatan Kovalen Polar dan Nonpolar

  Kepolaran atau pengkutuban dalam ikatan kimia adalah suatu keadaan yang disebabkan distribusi (penyebaran) elektron tidak merata atau elektron lebih cenderung tertarik pada salah satu atom. Kepolaran erat kaitannya dengan keelektronegatifan dan bentuk molekul.

1) Ikatan Kovalen Polar

  Senyawa kovalen dikatakan polar jika senyawa tersebut memiliki perbedaan keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa yang berikatan kovalen terjadi pengutuban muatan. Ikatan kovalen tersebut dinamakan ikatan kovalen

  polar

  . Pada ikatan kovalen polar, distribusi elektron pada dua atom yang berikatan tidak merata. Artinya, salah satu atom lebih kuat menarik elektron ke arahnya (atom yang lebih elektronegatif), sehingga pada atom itu terkumpul elektron dan terbentuk kutub negatif, sedangkan atom yang elektronnya tertarik membentuk kutub positif, serta bentuk molekulnya asimetris atau tidak simetris. Contoh: Dalam pembentukan molekul HF, kedua elektron dalam ikatan kovalen digunakan tidak seimbang oleh inti atom H dan inti atom F sehingga terjadi pengutuban atau polarisasi muatan.

  Perbedaan keelektronegatifan atom H dan atom F cukup besar yaitu sekitar 1,9. Senyawa-senyawa lain yang bersifat kovalen polar dan memiliki perbedaan keelektronegatifan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Perbedaan keelektronegatifan senyawa

  Senyawa Perbedaan keelektronegatifan HF 1,9

  HCl 0,9 HBr 0,7

  HI 0,4

2) Ikatan Kovalen Nonpolar

  Pada ikatan kovalen nonpolar, distribusi elektron pada kedua atom yang saling berikatan merata. Artinya, tarikan elektron dari tiap – tiap atom sama besar (harga keelektronegatifan sama), sehingga tidak membentuk polarisasi muatan serta bentuk molekul akan menjadi simetris.

  Contoh: Dalam pembentukan molekul I

  2 , kedua elektron dalam ikatan

  kovalen digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom iodin tersebut. Oleh karena itu, tidak akan terbentuk muatan (tidak terjadi pengutuban atau polarisasi muatan).

  Soal Latihan!

  2

  1. Jelaskan pengertian ikatan kovalen tunggal, rangakap dua, rangkap tiga dan koordinasi!

  2. Jelaskan perbedaan ikatan kovalen polar dan nonpolar!

  3. Gambarkan struktur Lewis dan tentukan jenis ikatan kovalen yang terbentuk pada senyawa – senyawa berikut: a. H SiO C PCl C

  2 H

  2 H

  2 S c.

  2 e.

  4 g. 3 i.

  5 OH b. CS C C NH H

  2 H

  2 H

  2 CO

  3

  2 d.

  6 f.

  2 h. 3 j.

  4. Buktikan melalui struktur Lewis bahwa senyawa di bawah ini memiliki ikatan kovalen koordinasi: a. SO SO HNO O H

  2 SO

  4

  2 b.

  3 c.

  2 d.

  3 e.

  5. Urutkan tingkat kepolaran dari molekul-molekul berikut: a. HBr N c.

  2 b. FBr HF d.

I. Ikatan Logam

Gambar 3.3 Struktur kisi logam

  Ikatan logam merupakan ikatan kimia antara atom-atom logam, bukan merupakan ikatan ion maupun ikatan kovalen. Dalam suatu logam terdapat atom-atom sesamanya yang berikatan satu sama lain sehingga suatu logam akan bersifat kuat, keras, dan dapat ditempa.

  Kimia X MIA | 13 Elektron-elektron valensi dari atom-atom logam bergerak dengan cepat (membentuk lautan elektron) mengelilingi inti atom (neutron dan proton). Ikatan yang terbentuk sangat kuat sehingga menyebabkan ikatan antaratom logam sukar dilepaskan. Unsur-unsur logam pada umumnya merupakan zat padat pada suhu kamar dan kebanyakan logam adalah penghantar listrik yang baik.

  J. Perbedaan Sifat Fisika Senyawa Ion dan Kovalen Berikut merupakan tabel perbedaan senyawa ion dan senyawa kovalen.

Tabel 3.4 Sifat – sifat fisika senyawa ion dan kovalen

  

No Sifat Senyawa Ion Senyawa Kovalen

  • – sifat Fisika

  1 Titik didih dan titik Tinggi Rendah leleh

  2 Konduktivitas listrik Konduktor dalam Konduktor hanya bentuk lelehan dan dalam bentuk larutan larutan

  3 Kelarutan dalam air Umumnya larut Polar umumnya larut

  4 Kelarutan dalam Tidak larut Nonpolar umumnya pelarut nonpolar larut Kimia X MIA | 14

  K. Bentuk Molekul Sebelumnya telah dipelajari jenis ikatan kimia, yaitu ikatan ion dan ikatan kovalen. Ikatan ion merupakan ikatan yang terbentuk akibat serah terima elektron membentuk senyawa ion, sedangkan ikatan kovalen terbentuk karena pemakaian elektron bersama antar atom-atom dalam suatu molekul. Antara molekul yang satu dengan molekul lainnya, terdapat suatu interaksi atau gaya tarik-menarik yang mempengaruhi sifat fisis zat tersebut. Gaya tarik-menarik antar molekul yang satu dengan molekul yang lainnya disebut gaya antarmolekul. Gaya antarmolekul tesebut dipengaruhi oleh geometri/ bentuk molekul yang terlibat di dalamnya.

1. Geometri/Bentuk Molekul

  Geometri/ bentuk molekul berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Berikut ini merupakan geometri molekul dari beberapa molekul: Geometri molekul dapat ditentukan melalui percobaan, tetapi geometri molekul sederhana dapat diramal berdasarkan struktur elektron dalam molekul, yaitu teori tolak-menolak elektron-elektron kulit terluar atom pusatnya, yang disebut teori domain elektron.

  Kimia X MIA | 15 Bentuk molekul (geometri molekul) dari suatu molekul adalah cara

atom-atom tersusun dalam ruang tiga dimensi. Hal ini penting untuk

diketahui oleh para ahli kimia, sebab hal ini sering menjelaskan mengapa

reaksi-reaksi tertentu dapat terjadi, sedangkan yang lain tidak. Sebagai

contoh, dalam ilmu farmasi, geometri molekul dari suatu obat dapat

mengakibatkan reaksi-reaksi samping. Selain itu, geometri molekul juga

menjelaskan mengapa air mempunyai dwikutub (ujung positif pada atom H

dan ujung negatif pada atom O), sementara karbondioksida tidak.

  Teori VSEPR (Valence Shell Electron-Pair Repulsion) atau

Tolakan Pasangan Elektron Kulit Valensi memungkinkan para ahli kimia

untuk meramalkan geometri molekul dari molekul-molekul. Teori ini

mengasumsikan bahwa pasangan elektron di sekitar atom, baik itu bonding

pair (Pasangan Elektron Ikatan/ PEI) maupun lone pair/nonbonding pair

(Pasangan Elektron Bebas/PEB) , akan berada dalam jarak sejauh

mungkin untuk meminimalkan gaya tolakan di antara elektron tersebut.

Geometri pasangan elektron (domain elektron) adalah susunan pasangan

elektron, baik PEI maupun PEB di sekitar atom pusat. Berdasarkan jumlah

domain elektron, kita dapat meramalkan bentuk molekul.

  Untuk menentukan geometri molekul atau bentuk molekul dengan

menggunakan teori VSEPR, kita dapat mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Tentukan struktur Lewis molekul tersebut

  

2. Tentukan jumlah keseluruhan pasangan elektron total (domain elektron)

yang berada di sekitar atom pusat (ikatan rangkap dua dan rangkap tiga

masing-masing dianggap satu domain)

  

3. Dengan menggunakan tabel di bawah ini, tentukanlah geometri pasangan

elektron (domain elektron) Tipe Geometri PEI PEB Bentuk Molekul Molekul Elektron

  AX

  2 Linear

  2 Linear AX

  3 Segitiga

  3 Segitiga Planar Planar

  AX

  2 E

  1 Segitiga

  2

  1 Planar Bengkok

  Kimia X MIA | 16

  (SO

  2 , O 3 )

  AX

  4 Tetrahedral 4 Tetrahedral

  AX

  3 E

  1 Tetrahedral 3

  1 Segitiga Piramida/Trigonal Piramida (NH

  3 )

  AX

  2 E

  2 Tetrahedral 2

  2 Bengkok/ Bent (H

  2 O)

  AX

  5 Trigonal

  5 Trigonal Bipiramida Bipiramida

  AX

  4 E

  1 Trigonal

  4

  1 Bipiramida Jungkat- Jungkit/see-saw (SF

  4 )

  Kimia X MIA | 17 AX

  3 E

  2 Trigonal

  3

  2 Bipiramida Bentuk T/ T- Shape (ClF

  3 )

  AX

  2 E

  3 Trigonal

  2

  3 Bipiramida Linear (XeF

  2 )

  AX

  6 Oktahedral 6 Oktahedral

  AX

  5 E

  1 Oktahedral 5

  1 Segiempat Piramida

  AX

  4 E

  2 Oktahedral 4

  2 Segiempat datar/ segiempat planar Kimia X MIA | 18

  Uji Kompetensi Bab 3

  Secara garis besar, berikut ini adalah gaya antar molekul yang kita ketahui :

  a. di alam berwujud gas b. dapat bersenyawa dengan unsur lain c. memiliki energi paling rendah d. dapat menyumbangkan elektron valensinya e. memiliki kemampuan untuk bereaksi

  a. energi ionisasinya rendah b. afinitas elektronnya tinggi c. elektron valensinya maksimal d. wujudnya berupa gas monoatom e. jari-jari atomnya kecil 2. Suatu unsur dikatakan stabil jika . . . .

  c. Gaya nondipol – nondipol (Gaya London) 2. Ikatan Hidrogen 1. Unsur-unsur gas mulia bersifat stabil disebabkan oleh . . . .

  b. Gaya dipol

  a. Gaya dipol

  1. Gaya van Der Waals

  Suatu atom yang telah berikatan dengan atom lainnya akan membentuk molekul. Antar satu molekul dan molekul lainnya akan menimbulkan interaksi. Interaksi inilah yang disebut gaya antar molekul. Gaya antar molekul adalah gaya yang menyebabkan antar molekul menjadi terikat dalam satu kelompok atau merupakan interaksi antara molekul-molekul dalam suatu zat (unsur atau senyawa) melalui gaya elektrostatis. Gaya antar molekul ini sangat dipengaruhi oleh kepolaran dari masing-masing molekul.

  Kimia X MIA | 19 AX

   Gaya Antar Molekul

  4 Linear L.

  4 Oktahedral 2

  2 E

  3 Bentuk T AX

  3 Oktahedral 3

  3 E

  • – dipol (Gaya Orientasi)
  • – nondipol (Gaya

  3. Susunan elektron valensi gas mulia di bawah ini adalah oktet, kecuali . . .

  a. Xe Ne Kr He Ar b.

  c.

  d.

  e.

  4. Di antara ion-ion berikut, yang tidak mirip dengan konfigurasi elektron gas mulia terdekat adalah . . . .

  3 3+ 2+ – – – 2 a. N Al F Mg S b.

  c.

  d.

  e.

  5. Ion berikut yang tidak memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan ion

  • – 2 O adalah . . . .

  2

  • – 3 3+ 2+
  • – –

  a N b c F d e S Al Mg

  6. Pasangan ion berikut yang memiliki jumlah elektron valensi tidak sama adalah . . . .

  • – – + + 2+

    • a. dan Na Mg Ne O

  c. dan O

  e. dan Na

  2 2+ + – –

  b. dan Mg O N

  d. dan F 7. Senyawa yang terbentuk akibat ikatan ion adalah . . . .

  a. H MgCl CaF

  2 O dan NaCl c. 2 dan KF e. 2 dan HCl b. KCl dan CH NaBr dan SO

  2

  4 d.

  8. Jika unsur

  19 X bereaksi dengan 17 Y akan terbentuk . . . .

  a. senyawa kovalen dengan rumus XY b. senyawa kovalen dengan rumus XY

  2 c. senyawa ion dengan rumus XY d. senyawa ion dengan rumus XY

  2 e. senyawa ion dengan rumus X

2 Y 9. Pasangan senyawa yang mempunyai ikatan kovalen adalah . . . .

  a. CH NH H 4 dan H

2 O c. 3 dan KI e.

  2 O dan NaCl b. CH KCl dan CCl 4 dan NaCl d.

  4 10. Berikut ini adalah diagram elektron valensi pada molekul YZ 2 . Unsur Y dan Z adalah . . . .

  a.

argon dan krypton

b. kalsium dan klor c. belerang dan klor d.

oksigen dan hidrogen

e.

karbon dan oksigen

11. Ikatan rangkap dapat terjadi pada senyawa kovalen berikut kecuali pada . .

  Kimia X MIA | 20 a.

O CO C CH N

  2 H

  2 b.

  2 c.

  2 d.

  4 e.

  2 12. Senyawa yang mengandung ikatan kovalen polar adalah . . . .

  a.

BCl CH H CCl CO

  3 b.

  4 c.

  2 O d.

  4 e.

  2 13. Hidrogen dapat membentuk senyawa kovalen polar dengan unsur golongan halogen. Berikut ini yang paling polar adalah . . . .

a. HF HCl HBr HI HAt b.

  c.

  d.

  e.

  14. Atom X memiliki nomor atom 20 dan atom Y memiliki nomor atom 9, senyawa yang terbentuk antara X dan Y adalah . . . .

  a. X

  XY

  

2 Y

  2 Y

2 Y b.

  2 c. X

  3 d. XY e. X

  2 15. Unsur A terdapat dalam golongan nitrogen dan unsur B memiliki nomor atom 12 maka senyawa yang akan terbentuk dari kedua unsur tersebut

  adalah . . . .

  a. AB A A A A b.

  

2 B

  3 B

2 B c.

  3 d.

  2 e.

  3 B 16. Suatu atom X memiliki konfigurasi elektron 2 8 8 3. ika unsur X berikatan maka senyawa yang mungkin terbentuk adalah . . . .

  a. X BaX 2 (SO 4 )

  c. X HX HX

  3 b.

  3 Br d.

  3 e.

  4 17. Atom

6 C dapat berikatan dengan atom

  17 Cl menurut aturan Lewis. Senyawa tersebut adalah . . . .

  a.

CCl CCl CCl C C

  2 Cl

  3 Cl

  3 b.

  2 c.

  4 d.

  3 e.

  5 18. Suatu unsur dengan nomor atom 35 paling mudah membentuk ikatan ionik dengan unsur yang memiliki nomor atom . . . .

  a. 19 b. 16 c. 17 d. 20 e. 28 19. Pasangan berikut ini merupakan senyawa kovalen adalah . . . .

  a. NaBr dan MgBr HCl dan H P

  2 O 5 dan Al

  2 O

  2 c.

  2 O e.

  3 b. NaCl dan HF CaCl d. 2 dan MgO 20. Gas karbon dioksida yang dibutuhkan tumbuhan hijau untuk berfotosintesis terdiri atas satu atom karbon dan 2 atom oksigen. Keduanya berikatan secara

  . . . .

  a. ionik kovalen rangkap hidrogen c.

  e.

  b. kovalen tunggal kovalen koordinasi d.

  21. Jika keelektronegatifan Br, H, dan F masing-masing adalah 2,8; 2,1; dan 4,0. Manakah deret senyawa di bawah ini yang tersusun dengan urutan kepolaran semakin besar . . . .

  Kimia X MIA | 21 a. BrF, HBr, HF HF, BrF, HBr HF, HBr, BrF c.

  e.

  b. HBr, BrF, HF HBr, HF, BrF d.

  22. Unsur A (nonlogam) memiliki keelektronegatifan tinggi dan unsur B (nonlogam) memiliki satu elektron di kulit terluar. Ikatan antara A dan B adalah ikatan . . . .

  a. ionik kovalen rangkap tiga d.

  b. kovalen nonpolar kovalen polar e.

  c. kovalen rangkap dua 23. Unsur dengan konfigurasi elektron: 2, 8, 8, 2, jika akan mengikat unsur lain untuk membentuk senyawa, maka langkah terbaik dengan . . . .

  a. pelepasan 1 elektron, sehingga bermuatan 1+ b. pelepasan 2 elektron, sehingga bermuatan 2+ c. penangkapan 1 elektron, sehingga bermuatan 1– d. penangkapan 2 elektron, sehingga bermuatan 2– e. memasangkan 2 elektron dengan 2 elektron lainnya 24. Suatu unsur dengan konfigurasi elektron: 2, 6. Kecenderungan unsur tersebut bila akan berikatan dengan unsur lain adalah . . . .

  a. pelepasan 2 elektron, sehingga bermuatan 2+ b. pelepasan 4 elektron, sehingga bermuatan 4+ c. penyerapan 2 elektron, sehingga bermuatan 2– d. penyerapan 4 elektron, sehingga bermuatan 4– e. memasangkan 6 elektron 25. Unsur-unsur berikut membentuk ion positif, kecuali . . . .

  a.

  11 Na b.

  19 K c.

  20 Ca d.

  35 Br e.

  37 Rb 26. Diketahui data suatu senyawa adalah:

  (i) berikatan ion (ii) rumus ikatan XY2 (iii) jika dilarutkan dalam air menghantarkan listrik Dari data tersebut, X adalah unsur golongan . . . .

  a. IA b. VIA c. IIA d. VIIA e. IIIA 27. Di antara unsur-unsur golongan IVA yang memiliki sifat istimewa karena dapat membentuk rantai ikatan adalah unsur . . . .

  a. silikon arsen bismuth karbon

  b. antimon c.

  d.

  e. Kimia X MIA | 22

  28. Kecenderungan atom bermuatan positif adalah . . . .

  a. afinitas elektronnya besar energi ionisasinya besar d.

  b. energi ionisasinya kecil keelektronegatifannya sedang e.

  c. keelektronegatifannya besar 29. Unsur berikut ini yang cenderung menangkap elektron adalah . . . .

  a.

  11 Na b.

  16 S c.

  12 Mg d.

  18 Ar e.

  13 Al 30.

  16 Y membentuk senyawa dengan Unsur

  ikatan … dan rumus kimia . . . .

  19 X bereaksi dengan

  Y Y a.

ion; XY ion; X kovalen; X

c.

  2 e.

  2 b. ion; XY kovalen; XY 2 d.

  31. Unsur X dengan konfigurasi: 2, 8, 8, 2, akan berikatan dengan unsur Y dengan konfigurasi: 2, 8, 18, 7. Rumus kimia dan jenis ikatan yang terjadi adalah . . . .

  a. XY, ion c. XY 2 , ion e. X

  2 Y , ion b. XY, kovalen d. XY 2 , kovalen 32. Diketahui beberapa unsur dengan nomor atom sebagai berikut.

  11 Y ,

  16 Z ,

  9 X ,

19 A , dan 20 B . Pasangan unsur yang dapat membentuk ikatan ion adalah . . .

  c.

  e.

  a. A dan Y A dan B A dan X b.

  d. X dan Z B dan Y 33. Kelompok senyawa berikut ini yang seluruhnya berikatan ion adalah . . . .

  a. CaCl BaCl 2 , CaO, H

2 O, dan N

  2 O d. 2 , CaCl 2 , CaO, dan SF

  6 b. KCl, NaCl, SrCl KCl, CaO, NaCl, dan MgCl 2 , dan PCl

  5 e.

  2 c. MgCl 2 , SrO, NO 2 , dan SO

  2 34. 17. Pasangan senyawa berikut ini mempunyai ikatan kovalen, kecuali . . . .

  a. H H CH

  2 SO 4 dan NH

  3 c.

  

2 O dan HCl

e. 4 dan KCl b. HNO SO 3 dan CO

  2 d.

3 dan PCl

  5 A B C D E 35. Diketahui unsur-unsur: 8 , 12 ,

13 ,

16 , dan 17 . Pasangan berikut yang mempunyai ikatan kovalen adalah . . . .

  a. A dan D B dan C B dan D c.

  e.

  b. C dan D C dan E d.

  36. Kelompok senyawa di bawah ini yang semuanya berikatan kovalen adalah a. Cl SO

  2 O 7 , CO 2 , HCl, dan NaCl c. 2 , SO 3 , CH 4 , dan CaCl

  2 b. H NH

  2 O, HCl, SF 6 , dan CCl

  4 d. 3 , NO 2 , CO, dan MgO

  Kimia X MIA | 23 e. Ag

2 O, N

  2 O 3 , C

  2 H 2 , dan CO

  2 37. Molekul unsur berikut yang mempunyai ikatan kovalen rangkap dua adalah . . . .

  a. H Cl 2 (nomor atom H = 1) d. 2 (nomor atom Cl = 17) b. F N 2 (nomor atom F = 9) e. 2 (nomor atom N = 7) c. O 2 (nomor atom O = 8) 38. Molekul unsur berikut yang mempunyai ikatan kovalen rangkap tiga adalah . . . .

  a. H Cl 2 (nomor atom H = 1) d. 2 (nomor atom Cl = 17) b. F N 2 (nomor atom F = 9) e. 2 (nomor atom N = 7) c. O 2 (nomor atom O = 8) 39. Senyawa berikut mempunyai ikatan kovalen tunggal, kecuali . . . .

  a. H

2 O (nomor atom H = 1 dan O = 8 ) b.

  HCl (nomor atom H = 1 dan Cl = 17) c. NH 3 (nomor atom N = 7 dan H = 1) d. CH 4 (nomor atom C = 6 dan H = 1) e. CO 2 (nomor atom C = 6 dan O = 8) 40. Senyawa berikut ini bersifat polar, kecuali . . . .

  a. CO b. CO

  2 c. H

  2 O d. SO

  3 e. BF

  Kimia X MIA | 24

  Kimia X MIA | 25