Politik Lokal di Indonesia dari Otokrati (1)

Jurnal Ilmu Politik merupakan salah satu
kegiatan Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIpI)
untuk mengembangkan dan menyebarluaskan
ilmu politik, ilmu hubungan internasional, ilmu
pemerintahan dan ilmu administrasi negara. Jurnal
ini dapat dijadikan wadah atau forum saling tukar
pandang dan informasi di antara para cendekiawan, sa4ana, dan peminat serius masalah-

masalah politik. Sebagai bentuk pengabdian
kepada nusa dan bangsa, sekaligus mendorong
para sarjana dan cendekiawan untuk mengembangkan serta mendiseminasikan pemikiran

ilmiah

di

bidang ilmu politik, baik

kuantitatif maupun kualitatif.

DewanRedaksi


Prof. Dr. MaswadiRauf, MA
2. Prof. (Ris) Dr. IkrarNusaBhakti
J. Prof. (Ris) Dr. SyamsuddinHaris, M.Si
4. Dr.Alfitra Salamm,APU
5. Dr. Isbodroini Suyanto, MA
6. Prof. Dr. NurulAini

PemimpinRedaksi

Dr. TommiA. Legowo,

Redaksi Pelaksana

1.

1.

MA


Ir. Satrio Arismunandar, M. Si

2. Drs.Agus R. Rahman,
J. Moch. Nurhasim, S.IP,

Sekretaris Redaksi

MM, ME
M.Si

1. NinaAndriana, S.IP

2. YogiSetya

Permana, S.IP

Produksi dan Sirkulasi Prayogo,A.Md

Diterbitkan atas kerjasama AIPI dengan pustaka pelajar


secara

dliliil

DAFTAR ISI:
,uRNAt ILMU POLITIK EDISI 2t,2OtA

I

PENGANTARREDAKSI

TEORI

,'

.

r

I

t
I
:
:
:
.
'
I
I

:
i.
,
i
,

1
.
.


yosuff-9

MENUIUDESENTRALISASIBERKESEIMBANGAN
gaduWnsistiono-3[

_

s1

MENIMBANG 10 TAHUN PELAYANAN PUBLIK ERAOTONOMI DAERAH
Mode Suwsndi-ST
INOVASIPEMERINTAHANDAERAH:MENGAPAGAGAL?
Irwan Noor

-72

PEREMPUANDANPILKADALANGSLTNG:MERETASJALANKESETARAAN
DALAMPOLITIK?
S ri Budi Eko Wardani


-98

SATUDASAWARSAPEMEKARANDAERAHERAREFORMASI:

KEGAGALAN

OTONOMIDAERAH?

Tri Ratinaruati-L74

I

I

Agustino d,an Mohammad Agus

TELAAH

r


7

POLITIKLOKALDIINDONESIA:DARIOTOKRAIIKKEREFORMASIPOLITIK
Leo

r

_

KASUS

.

_

135

TRANSFORMASIOTONOMIDALAMTATAPEMERINTAHAN DESAMENGWI
XABUPATEN BADUNG
f WayanGedesuacana-lg7


Jurnal Ilmu politik, Edisi 21,

2010

I

mllil,.

POLITIK TOKAL DI INDONESIA: DARI
OTOKRATIK KE REFORMASI POLITIK
Leo Agustino dan Mohammad Agus Yusoff

Abstrak
Perubahan dramatis dalam perpolitikan lndonesia sejak kejatuhan rezim Soeharto telah
memberikan ruang bagi hadirnya demokrasi yang sesungguhnya. Politik toknt matjaiti lebih
terbuka dan meniadipenentupembangunan di daerah.Tulisan ini menganalisiskondisi politik

di tingkat lokal di Indonesia sebelum dan setelah reformasi


1998 sehingga dapat ditemukan
perubahan-perubahan apa saja yang terjadi.Tulisan ini menyimpulkan bahwakekuasaan rezim

orde baru sebelum reformasi telah menglnmbat mmguatnya perpolitiknn oleh etit lokat di
tingkat daerah yangmenghasilkan dua hal penting dalam perpolitikan lokal Pertama, kendali
politik di tingknt lokal dipimpin oleh elit yang merupakan kolnborasi dari penguasa pusat dan
lokal; dan kedua, munculnya orang-orang kuat di daerah. Setelah masa refonnasi, kolaborasi
antara elit pu*t dan lolal pun menghikng, namun justru emakin menguatkan posisi purgnsapenguasa lokal. Sehingga pemerintahan demokratis oleh rakyat yang sesunggtmya ditingkat
loka I t idak benar - benar d icap ai.

Kata kunci: politik lokal, polisentrisme, local strongmen (orang kuat lokal), otonomi,
redistricting.

-Jurnal llmu Politik, Edisi 21, 2010

I

Teori
Pendahuluan
erbincangan dan kaiian mengenai

politik lokal pascaOrde Baru se
lalu menarikperhatian. Ini karena

politik lokal pada masa itu memberikan
dampak yang diametral. Keadaaan ini
disebabkan oleh keadaan tarik menarik
kepentingan pusat dan daerah, ditambah

lagi dengan wujud otonomi daerah dan
pemekaran d aerah (redistrictingl.l
Percampuran ini memberikan corak

tersendiri terhadap politik lokal karena
hasilnya yangberaneka ragam. Tetapi jika

disederhanakan, keanekaragaman
tersebut menghadirkan dua implikasi.

Pertama, ia menghasilkan,kebaikan
bersama' bagi masyarakat, dan kedua,

sebaliknya.
'Kebaikan bersama, yang dimaksud

di sini seperti para pegawai negeri sipil
daerah yang kini lebih berwajah ,abdi
masyarakat', peningkatan pelayanan
administratif y*g lebih baik dan dekat
bagi publik, infrastruktur yang semakin
manusiawi, pelayanan kesehatan yang

cukup memuaskan-bahkan sangat

I

memuaskan di beberapa daerah, dan
masih banyak lagi lainnya. Selain itu,
kondisi politik lokal di Indonesia saat ini
juga menunjukkan realitas positifnya
dengan dibenarkannya masyarakat untuk

memilih kepala daerah secara langsung
yang sekaligus memberangus mekanisme
dropping elit dari pusat seperti yang
berlaku pada zaman Orde Baru, mulai
bermunculannya kepala-kepala daerah
perempuan, terealisasinya pembagian
keuangan pusat dan daerah yang lebih

adil dibandingkan sebelumnya, dan
lainnya.
Walaupun demikian, politik lokal

pascaOrde Baru pun menghadirkan
dampak negatif. Kajian ini memposisikan
untuk membahas perkara tersebut.
Dengan asumsi bahwa selalu ad,a
rider(s) dalam setiap transformasi

free_

politik,

begitu pula halnya ketika mekanisme
dan
logika baru politik hadirpasca / engsemya

Soeharto. Untuk pembahasan ini,
beberapa pertanyaan diajukan.
Mengapa

muncul dampak negatifpolitik di tingkat

lokal pascaOrde Baru? Apakah ini
disebabkan oleh legasi politik masa
lalu?

Penggunaan istilah pemekaran membingungkan
masyarakat dalam memahami makna
sebenamya- Ini karena pemekaran yu"g
u?.urir kata dari ,^"k";; J;g kali diasosiasikan
dengan bertambah beiarnya tut.,'.tu""rut,''J"perti
pengertiun ,r*to.. sebagai rayaknya
'mekamya'bunga. Tetapi yang
terjadi;rri.,,'"urririnyu'. r".iloriJu".ut

fustru mengalami pengeciranlarena

yung.rimekarkan

wilayah dae_.ut ir" aif.gii)tu- u"r,urupo
bagian
sesuai dengan keperruan 'pemekaran'.
Misatnya .yu*u eorui,'irru-r"uurr,,".
dimekarkan
wilayahnya meriiuti Banten ruut i"l,
k;rii" pemekaran berlaku, wirayah fawa Barat
justru berkurang dengan terbentrknya
provinsi Banten. ru.ununyo, penuris
rebih
bersepakatapabila istilah yang digunaki"
,i^trt
hal i'i adalah rr,t"iriiirti,,g utau penaraan
ulang wilayah' Namun, apabrla p"u*rrt"-u.aidasarkan
pa;; ;;il; yaitu tumbuhnya
daerah baru yang mengharuska;,;;k;rryrd
(be*ambahnlral tr,""r,rrr;.Uatan
cli ciaerah,
makna pemekaran yarig tepat uutuntunli"*ekaran
daerah, tetapi ,pemekaran jabatan,.

to

Jttrnul Ilmu politik, Ed,isi 21.2010

Teori
Apa sebenarnya dampak negatif itu?

Untuk mendapatkan temuan yang
otoritatif, metode pengumpulan data yang

digunakan bagi analisis tulisan ini
adalah studi literatur. Sumber literatur
dipilih secara selektif agar analisisnya

tralisasi. Polisentrisme diartikan secara
sederhana sebagai perjuangan kolektif
masyarakat atau daerah untuk menolak
gagasan (atau penguasa) lama yang
dianggap telah melemahkan identitas dan
kekuasaan mereka.

dapat mendeskripsikan keadaan atau
Merujuk beberapa sarjana seperti
kondisi sebenarnya sesuai dengan fokus Laclau & Mouffe,2 Escobar & Alvares,3
yang telah ditetapkan.
Mohan & Stokke,{ perjuangan atau
Guna mensistematikkan tulisan, gerakan seperti tergambar di atas biasapembagiannya disusun seperti berikut. nya dideskripsikan sebagai bentuk
Pertama, menelaah kembali unit analisis resistensi melawan 'pusat' yang selama
yang digunakan sebagai pisau 'bedah' masa sebelumnya (menghimpun dan
analisis; kedua, mengelaborasi politik menggerakan semua kekuatanya untuk)
lokal di Indonesia sebelum transferrmasi menundukkan daerah baik di dalam
politik tahun 1998; dan ketiga, memper- ataupun di luar arena politik formal.
bincangkan realitas politik lokal yang Akibatnya, ekonomi politik di aras lokal
terus berubah dengan menelaah politik menjadi tidak berkembang dan langsung
lokal sesudah Orde Baru.

Mengkaii Konsep dan Unit Analisis
Politik pascaOrde Baru merefleksikan logika dan mekanisme'politik baru'
bagi masyarakat (dan elit) di semua level

kepolitikan.'Politik baru' menggambarkan resistensi terhadap 'politik lama'
yang otokratik, represif, dan memusat
(sentralisme). Interpretasi atas'politik
baru' juga dipahami sebagai lahimya polisentrisme atas konsekuensi dari desen-

2
3
I

menguncup. Keadaan ini menimbulkan
pelbagai bentuk resistensi kultural
(misalnya gerakan akar rumput dan
menyeruaknya nilai-nilai local taisdom)

yang memerlukan pencarian alternatif

untuk pembangunan daerah. Dalam
bahasan mereka, masyarakat sipil dikon-

septualisasikan sebagai wadah perlawanan yang memungkinkan pemuncul-

an kembali identitas daerah yang tercerabut selama rezim otokratik berkuasa.
Masyarakeit sipil dalam banyak
kenyataan memang dianggap sebagai

E. Laclau, & C. Mouffe '1985. Hegemony and socialist strategy: touards n railicn! ttL:r:tc,tlttic
politics. Londcin: Verson.
A. Escobar, & S.E,. Alvarez, (eds.) 1992. The nmking of social nrcoements itr lttin Arnerica:
identity, stratery, and democrncy. Boulder: Westview.
G. Mohan, & stokke,
Participatory development and empowerment: the dangers
5-2900.
of localism. Third World Quarterly 21(2). Hlm. 247-158.

Jurnal llmu Politik, Edisi 21, 2010

tl

Teori
media bagi transformasi politik. Ini karena
masyarakat sipil bukan hanya sebagai
ikatan sosial di luar organisasi resmi yang

tahun 1980-an, ketika beberapa negara di
Eropa Timur runtuh.s Ini menunjukkan
bahwa peranan masyarakat sipil dalam

mampu menggalang solidaritas kemanusiaan bagi menciptakan kebaikan

menumbangkan kekuasaan rezim
otokratik tidak bisa dipandang remeh.

bersama di bawah prinsip egalitarianisme

Sebab

dan inklusivisme universal,s tetapi iuga

kan polisentrisme mengedapankan keper-

mempunyai kekuatan untuk mengimbangi kekuasaan pemerintah serta

kasaan masyarakat sipil sebagai penga-

wal aktivitas pemerintah melalui meka-

menghalangi tindak tanduk mereka yang

nisme chrcks nnd fuilances (pengawasan dan

bertentangan dengan nilai kemanusiaan.6
Masyarakat sipil juga dipercaya mampu

perimbangan).

memainkan peran sebagai pengawal

'politik baru' dan polisentrisme di

masyarakat umum dan dapa!

menghalangi pemerintah dari upaya
mendominasi dan memanipulasi masyarakat. Dengan arah yang tidak berlawanan, Chandhoke,T menambahkan bahwa
masyarakat sipil merupakan: " ... the site at
zohich society enter into relationship with the

state." Dari aspek inilah, masyarakat
berinteraksi dengan pemerintah untuk
memunculkan berbagai wacana kritis
yang obiektif dan rasional sehingga
mampu untuk meredam keinginan
penguasa yang berlaku otokratik.
Perlawanan melalui gerakan masya-

rakat sipil pernah berjaya pada akhir

itulah,'politik baru' yang mencuat-

Sebagai dampak dari tumbuhnya
Indonesia, lanskap politik

di level lokal

turut berubah. Otonomi daerah,
redistrictittg,dan pemilihan kepala daerah
langsung (Pilkada) atau pemilihan umum

kepala daerah (Pemilukada) adalah
sebagian wujudnya. Namun demikian,

tidak semua kemunculan 'politik baru'
menghadirkan'kebaikan bersama' bagi
warga masyarakat. Misalnya, di Indiasalah satu negara demokrasi besar di
dunia--demokratisasi yang mencetuskan
'politik baru' justru semakin memantapkan politik kasta dan kelas.e Akibatrrya,
politik lokal di India sangat dinamik dan
rentan akan ledakan manipulasi politik.

JL. Cohen, & A., Arato 1992. Ciail society and political theory.Cambridge: Massachussetts

Institute of Technology Press.
Gellner 1994. Conditions of liberty: ciail society and its rionls. London: Hamish Hamilton.

E.

Hlm.5.
N. Chandhoke 1995.Stnte and ciail society: Exploration in political theory.London:

Sage

Publication. Hlm. 8-13.

L. Diamond 1994. Rethinking civil society: Toward democratic consolidation. lournal of
Hlm. 151-159. Lihat juga Wellhoer, E.S. Democracy, facism and civil society.

Democracy 5(3).

Dlm.

S. Ro8teutscher (ed.).20{ll5.Dentocrnq and tlrc role of nssociatittns: Political, orgatrizntionn!
socinl contexs. London: Routledge. Hlm. 19-45.
T.B. Hansen 1999.The snffton waue: denrccrncy nnd Hintlu nationnlism in nnclern llrlin. Princeton:
Princeton University Press.

ntd

t2

Jurnal llmu Politih. Edisi 21. 2010

Teori
Hal yang lebih kurang sama terjadi

di Camagari, Brazil.'Politik baru, di
Camaqari mendorong munculnya

(locnl strongnrerr) yang kemudian menjadi

tokoh formal.

Kasus mengenai hadirnya elit politik
klientisme antara elit ekonomi dan politik informal dalam politik lokal memang
sehingga menyulut uttgouennbility y ang tengah mewabah di negara demokrasi

akut (tidak berfungsinya tata kepemerintahan secara efektif dan efisien). Efeknya

sangat nyata, yaitu: /perampasan'
keuangan daerah oleh para elit ekonomi
dan politik.'0 Para elit, baik yang duduk

baru pascaruntuhnya rezim otokratik. Di
Filipina-negara demokrasi yang dikenal
dengan gerakan people pozoer-dewasa

ini

diwarnai oleh menjamumya elit informal

yang gandrung menjadi elit formal

di kursi eksekutif maupun di legislatif,

politik.r' Para elit ini tidak hanya bermain

sama-sama memanfaatkan kas daerah
untuk mempertahankan klien (bawahan)

di kancah politik nasional, tetapi juga
menyusup ke arena lokal.r2 posisi ini
diincar karena hasilnya yang sangat

atau kroni mereka. Dengan cara memani-

pulasi badan pembuat kebijakan di level
lokal para elit di Camagari mengarahkan

menguntungkan bagi bos-bos ekonomi di

aparatur pemerintah untuk menghasilkan
keputusan politik yang menguntungkan

pengendalian dan pengaturan langsung
sumber-sumber daya (kekayaan daerah)

dirinya dan kroninya. Dampaknya tidak
sedikit bos ekonomi dan orang; kuat lokal

serta hak-hak istimewa di aras lokal.
Kendali atas konsesi lahan, kontrol

l0

kemudian hari, khususnya terhadap

G. Sconleitner 2004. Can public deliberation democratise state action?: municipal health

council and local democracy in Brazil. Dalam.lohn Harriss, Kristian Stokke,
& Olle'Tomquist.
(eds.) Politicirtg demouacy: thelocnl politicsof detnocratisafron. New york paigrave
Macmiilan.

Hlm.75-106.

iI

l-Sidel1999.Capital, coercion, and crinte:
Press.

12

bossism

in the Phililtpirtes, Stanford:Stanford University

Bos atau elit ekonomi di Filipina berangkat dari perpaduan antara bertahannya
dinasti
keluarga 'tuan tanah lama' (oligarki) dengan jaringin dan hubungan patron-klien
di antara
mereka. Beberapa keluarga oligarki lama (bos ekonomi) yu.tg *"ttyadi pemain
politik di
Filipina diantaranya: keluarga Lacson dan Montelibanos darf pro,ni.,si Negros, br^"ou,
dan Duranos dari Cebu, danJoson dan Diazezs dari Nueva Ecija. Cory Aquino
dan Gloria
Macapagal Arroyo juga berasal dari basis keluarga seperti ini. Selainberasal dari
kelurga
'oligarki lama', bos ekonomi yang bermain aikancin poltik juga beras al
d,anlocnl strctngtien

yang

menjadi broker ekonomi dan politik dan menikmati posisi monopolistik atas-cara
kekera.san dalam wilayah kekuasaan mereka masing-masing. setelah mempur.rvai
cukup

'modal', mereka kemudian bersaing dalam pemilihan parlerien
dan kepala daer.-,|r. Tidal
jarang.merekaterpilih. Ketika- mereka menjidi kepala daerah, wali kota
misalnya. rnereka
menialankan daerahnya layaknya daerah kekuaiaan pribadi. Atau, manak
ali para local
strongtnen itu anggota kongres. mereka tidak segan membangun mesin
politik dan keralaan
y1"g merentang di seluruh distrik atai provinsi. Iirplikasinya, mereka menjadi
Pi:dt
kelom.pok'oligarki baru'--sebagai pesaing 'oligaiki lama.' Uniuk pemLahasan lebih
lanjut,

hhatlbitl.

.,l,.irnal

llmu Politik, Edisi 2i,2010

t3

Teori
terhadap hukum, penentuan atas peng-

angkatan dan penunjukkan pegawai,
pembagian kontrak kerja, dan semacam-

quonya.

Hal serupa berlaku di Thailand.

Menyitir Sidel,'3 di beberapa pro-

Meruiuk pada kajian McVey dalam buku
Money and pozoer in prooincinl Thailand, ta
para bos lokal (dan iuga local strongmen)

vinsi seperti di Cavite dan Cebu, kawasan

menjadi realitas dalam kehidupan politik

pinggiran kota yang dipenuhi oleh

di Thailand. Para bos danlocal strongmcn
di Thailand dikenal dengan istilah chao

nya meniadi tuiuan para bos-bos ekonomi.

kemudahan bagi lahan industri, lapangan
golf, kompleks perumahan, dan wisata,
para bos ekonomi lokal yang telah meniadi

politisi banyak menggunakan kekuasaan
diskresinya unfuk menetapkan peruntukan pembangunan. Tidak hanya itu, di
tangan mereka penentuan pengembangan

kawasan, pembuatan ialan, penyusunan
kontrak, hingga penggunaan polisi untuk
meredam serikat buruh dan menggusur

permukiman liar menjadi hal yang
lumrah. Bahkan terkadang mereka tidak
sungkan menghalalkan segala cara untuk
menjaga kepentingan ekonomi dan sfnflrs

ti
ra
'5

pln @aca: iao poh) yang berarti 'bapak
pelindung."s Kehadiran 'bapak pelindung'ini bukan fenomena baru, tetapi
eksistensi mereka semakin menguat
pascademokratisasi tahun'1.973. Para
'bapak pelindung' dapat dikenali melalui
sifat monopolistik mereka dalam hampir
semua kegiatan ekonomi mulai dari
pertambangan, transportasi, pertanian,
penggilingan, percetakan, waralaba,
pabrik pengolahan, saham bank, dan
lainnya. Selain itu, para chao pao terlibat
aktif dalam usaha ilegal seperti

lbid.
Rt McVey (ed.).2000. Mo trcy and potoir in prouincialThailand.Copenhagen: Nordic Institute
of Asian Studies (NIAS).
Merujuk kajian McVey (2000), kehadiran mereka dapat digolongkan dalam tiga tahap.
Pertama, sebelum 1960. Ada dua kondisi yang mendoiong kemuniulanchaophoiyakni
ii;
bu-daya masyarakat yang mendukung tipe pemimpin titi-tatci yang jantan, kuat, dan
nekat; dan (ii) pengawasan dan kekuasaan pemerintih di tingkat daerlh pedalaman yang
tidak efektif. Dalam kondisi ini, peran'bapak pelindung' me4aai sangat permisif sebagaT
pemain yang menguasai arena politik di level \okaI (niddte tlistanci beizueen capitul ind

countryside). Kedua, antara tahun 1960-an hingga 7973, tatkala momentum yang

merupakan perpaduan antara datangnya investasi besar dari AS, rezim militer antikomunii
di bawah jenderal Sarit Thanarat (1958-1963) dan Jenderal Thanom Kittikachorn (1963-

1973) yang memasukkan wilayah pedesaan sebagai bagian dari pembangunan
infrastruktur. Dalam kondisi ini, 'bapak pelindung'mengguriakan pengaruhnyairntuk
ikut dalam Pro:T pembangunan tersebut; dan bahkan uniuk kepentin{an efisiensi dan
penarikan pajak lokal banyak dari mereka yang kemudian dipercayimenjadi kepala
desa. Ketiga, setelah runtuhnya rezim miriter pada 1.973, d,an dijalankannyu prlru,
demokratisasi melalui pengenalan politik elekto;al. Mereka mulai berkiprah di tingkat
nasional. Dalam bahasa lain, setelah tahun 1973 mereka bisa secara legal melakuian
aktivitas ekonomi dan- politiknya demi kepentingan sendiri
dan
kelompoknya di seluruh negara.

t4

^".rp.rrikulrrarga

Jurnal llmu Politik, Edisi ZI, 2010

Teori
perdagangan narkotika, perjudian, dan
penyelundupan.t6

Pada masa sebelum tahun 1923,
'bapak pelindung' dikenal karena kontrol_

duduki kursi parlemen seperti Narong
Wongwan (tersangka pedagang narkotika
yang ditolak masuk ke Amerika Serikat)
dan Kamnan Po (dikenal sebagai gortfather

nya yang menggurita terhadap
iajaran elit
politik di level lokal. Mereka
iuga disegani

dari Provinsi Chonburi).

karena kemampuannya mengendalikan
masyarakat melalui aparatur koersifnya
di daerah. Mereka juga menggunakan

menyatakan bahwa perubahan politik ke
arah demokrasi tidak selamanya berakhir
baik. Bahkan ada kalanya proses itu justru

17

Beberapa kasus di atas cukup untuk

kekuatan koersif ini sebagai modal memancing pembalikan
demokratisasi
pengakumulasi modal. Tetapi setelah seperti terjadi di
Nigeria pada 19g3, peru
tahun berlalu yang diwarnai proses padal992, dan Sierra-Leone
tahun 7997.ts
transformai politik ke arah demokrasi, Kalaupun proses
demokratisasi berjalan
'bapak pelindung' lebih dikenali sebagai
baik, selalu saja proses penyesuaian
broker ekonomi dan politik. Mengingat (ltolitical alignnrcnt
atau polit icnl adj usment)
posisinya yang strategis (memiliki atas perubahan politik
berlangsung cukup
pengaruh dan pengikut yang luas lagi pelik. Di antara
kepelikan tersebut adalah
banyak), tidak jarang patron dan kroni munculnya bos-bos
ekonomi yang me4jadi
mereka meminta dicarikan ,suara, dalam elit politik
formal maupun /occ I strongrten
setiap pemilihan umum nasional maupun dalam
politik lokal. Kehadiran mereka
lokal. Atas bantuan itu kroni-kroni,bapak
berkorelasi dengan ketergoncangan
pelindung' mendapat kekuasaan, se_ politik kekuasan pusat
akibat tercetusnya
hi.ggu memudahkannya untuk menagih polisentrisme yang
bercampur dengan
'upeti.' Bahkan beberapa chao pho besar
menguatnya politik identitas di daerah.
maju bersaing dan terpilih untuk men_ Kondisi ini
merupakan modtts atiaendi

D' Arglriros

2001' ' Democrocy, deuelopnent

ntd decettralizntiort itt proztincinl rhnilanl.surrey:

tbid.

D Nigeria, misalnya,

proses demokratisasi yang cukup p]nj1ng (dari tahun
1974 sampai
awal tahun 1980-an) mencetuskan kudeta oien y"enderal iu".r."'y""Jticlak
sabar dengan
proses tersebut, dan kembari mengelora Nigeiia
dengan .uru iu.rf ototratit