ANALISIS URBAN DAN ARSITEKTUR docx

URBAN PROBLEM
Carrying Capacity dan Perbaikan Kota
Victoria Vidya K / 61140037
Universitas Kristen Duta Wacana
Migrasi tentunya mengakibatkan penduduk desa yang dari desa berpindh ke kota dengan
begitu kepadatan penduduk pun terjadi akibat bertmabhnya penduduk kota. Terjadinya
migrasi tidak terlepas dari daya tarik dan daya dorong dari suatu kota bagi penduduk desa itu
snediri. Berikut ini adalah bagan mengenai daya tarik dan daya dorong migrasi itu;

PULL ( DAYA TARIK )

PUSH ( DAYA
DORONG )

1. PERMASALAHAN ALAM
2. INFRASTRUKTUR
TRANSPORTASI
3. INFRASTRUKTUR FASILITAS
UMUM

DAERAH KOTA YANG

FASILITASNYA MEWADAI
KEBUTUHAN PENDUDUK

AKHIRNYA KOTA SEMAKIN
PENUH APALAGI DENGAN
ADANYA KELAHIRAN ALAMI

Dari bagan tersebut kita dapat memahami bahwa migrasi yang merupakan salh satu faktor
dari carrying capacity (daya tapung) suau kota memiliki daya dorong dan daya tarik tersendiri
bagi penduduk desa untuk datang berkunjung maupun menetap ke kota. Daya dorong itu
antara lain ;
1. Daerah pedesaan yang tidak mewadai. Tidak memadai yang dimaksud disini adalah
suatu daerah yang tidak daapt dengan spenuhnya mendukung kegiatan penduduk desa
tersebut dikarenakan fasilitasnya yang tidak mewadai.
2. Infrastruktur transportasi, dimana fasilitas transportasi yang merupakan bagian vital
dari suatu desa sebagai peningkat daya hidup penduduknya. Contoh ; transportasi
untuk mengantar ke sekolah, pasar, kantor lurah, dan lain – lain tidak banyak tersedia
karena jumlahnya yang terbatas dan tidak semua penduduk desa punya kendaraan
juga akibat faktor ekonomi.
3. Infrastruktur fasilitas umum. Contoh ; di desa tidak terdapat banyak fasilitas umum

yang dapat menunjang kegiatan penduduk desa, karena faktor biaya yang tidak

mecukupi serta minimnya sumber daya manusia yang ada. Di desa tidak ada mall,
dikota ada mall, didesa tidak ada bandar udara , di kota ada bandar udara.

GOLONGAN

Masyarakat
golongan bawah

Banyak uang

Bisa memiliki
rumah, bahakan
tidak hanya satu

Masyarakat
golongan menengah
- atas


Sedikit uang

Tidak memiliki
rumah , karena
duitnya ditabung

Golongan menengah ke atas dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan hidup mereka
dibandingkan dengan golongan bawah, sehingga golongan bawah yang tidak dapat membeli
rumah memilih untuk tinggal dikolong jembatan sehingga mereka sering disebut dengan
sampah masyarakat.
Sebutan sampah masyarakat itu sendiri tentunya berdampak bagi image golongan masyarakat
bawah dimana negatif image yang terbentuk berupa :
1. Tercipta lingkungan tidak sehat, dikarenakan mereka membangun tempat tinggal
mereka tidak sesuai dengan semestinya serta dikolong jembatan bahkan dipinggiran
sungai yang tidak bersih.
2. Kriminal tinggi, ini didorong akibat memenuhi kebutuhan hidup mereka untuk itu
melakukan tindak kriminal demi mendapatkan penghasilan.
3. Statusnya ilegal, sebab masyarkat golongan bawah tidak memiliki rumah tetap dan
mereka membangun rumah mereka diatas tanah milik pemerintah bahkan orang lain
sehingga mereka dikatakan ilegal.


4. Penjual obat terlarang, ya karena umumnya juga mereka sampah masyarakat dianggap
mendapatkan duitnya dari penjual obat – obatan .
5. Lingkungan buruk, mereka tinggal diatas kolong jembatan dikarenakn tidak
mempunyai uang sehingga terciptalah lingkungan dimana mereka ingin mendapatkan
tempat tinggal tetap dengan berbagai cara.
6. Sangat miskin, dikarenakan mereka tidak memliki rumah seperti pada kebanyakan
orang umumnya dan rumah mereka yang mereka miliki sekarang itu dibangun dilahan
yang bukan menajdi pemiliknya.

URBAN PROBLEM

KEPADATAN
PENDUDUK ,
menyebabkan banyak
titik gelap sehingga
menimbulkan tindak
kriminal

SPEKULASI

LAHAN,
kurangnya air
bersih di kawasan
kumuh

PERTUMBUHAN
PENDUDUK, banyak
membangun secara
illegal

MASALAH
PERKOTAAN

LALU LINTAS, macet
diakibatkan terlalu
pada penduduk

PERUMAHAN,
Kurang tersedia
rumah sementara

dengan biaya murah

LINGKUNGAN,
penurunan kulitas
karena banyak
polusi

Di atas adalah sebagian dari permasalahan kota yang sering ditemukan .

1. Kepadatan penduduk menjadi masalah karena dengan semakin padatnya suatu kota makan
akan mengakibatkan kemacetan, perumahan kumuh, lebih banyaknya pengaguran karena
sedikit lahan pekerjaan dan memicu munculnya kejahatan demi mendapatkan uang.
2. Housing Shortage (perumahan), dimana kurangnya perumahan dengan biaya murah sehingga
berdampak bagi kaum low income yang akhirnya membangun rumah mereka dikolong
jembatan.
3. Degradasi lingkungan, penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan
pembangunan yang dicirikan oleh tidak berfungsinya secara baik komponen-komponen
lingkungan sebagaimana mestinya. Seperti pencemaran air sungai karena limbah, pencemaran
udara karena kendaraan , dan erosi yang diakibatkan penggalian illegal.


4. Pertumbuhan sektor infomal, munculnya tenaga kerja yang datang dari desa kekota
guna memperoleh pendapatan yang cukup untuk sekedar mempertahankan hidup

(survival). Mereka haru tinggal di pemukiman kumuh , dimana pelayanan publik
seperti listrik, air bersih, transportasi, kesehatan, dan pendidikan yang sangat minim.
5. Kemacetan lalu lintas, karena semakin banyak warga desa yang pindah ke kota
tentunya bertambahnya jumlah penduduk kota sehingga banyaknya kendaraan
bertambah dan kemacetanpun terjadi.
6. Infrastruktur, dimana terdapat masalah baik dalam sektor ekonomi maupun ke fasilitas
publik lainnya.
7. Spekulasi tanah, karena banyaknya warga yang membeli tanah dengan tanpa
melakukan penaalran yang baik dengan maksud harga tanah tersebut supaya naik
seiring berkembangnya jaman. Namun di satu sisi ekspetasi tersebut terkalahkan
dengan fakta lapagan bahwa biaya yang mahal sehingga tidak ada warga yang mau
membeli dan menginvestasikannya.
DINAMIKA KEHIDUPAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN
RENDAH

RIVERBANKS


VILLAGE

PUBLIC
TOILETTE

LOKAL STREET

LOW
INCOME
COMMU
NITY

PUBLIC WELL

CITY

UNDER THE
BRIDGE

OPEN SPACE


Bagan diatas memiliki maksud yaitu kehidupan penduduk yang
berpenghasilan rendah akibat dari perpindahannya dri desa kekota
yaitu ;
1. Riverbank(tepi sungai0, banyaknya penduduk desa yang
berpindah dari desa ke kota dan tinggal di tepian sungai karena
tidak memiliki duit untuk membeli rumah. Tidak jarang banyak
rumah mereka yang kena banjir.
2. Lokal jalan, mengganggu aktivitas lalu lintas jalan lokal tempat
mereka menetap karena mereka membangun rumah mereka
secara liar dan tidak tertib.
3. Sumur, karena kurangnya fasilitas penunjang aktivitas mereka
akibat minim biaya maka mereka memanfaatkan sumur sebagai
tempat mereka berkomunikasi antara warga satu dengan yang
lain sambil melakukan aktivitas mereka yaitu cuci baju.
4. Kamar mandi umum, ini juga fasilitas yang seharusnya privat
karena terbaatasnya tempat maka mereka membanguna kamar
mandi umum yang dimana kadang mereka susah emngaksesnya
karena harus mengantri dan minimnya kebersihan.


5. Kolong jembatan, banyak kita temukan banguna liar di kolong
jembatan karena mereka tidak memiliki biaya untuk menyewa
lahan itu juga akibat dari spekulasi tanah yang mengakibatkan
harga beli lahan yang mahal.
6. Ruang terbuka, ruang terbuka publik yang kurang sehingga tidak
ada fasilitas penunjang mereka untuk berinteraksi, bersosialisasi
dengan warga lainnya akibat minimnya lahan.