Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum (2)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan
dalam suatu sistem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk
mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan. Dalam kurikulum
terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan.
Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu,
pendidik, pejabat pendidikan, serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan
ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana
pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan
yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
Kelas merupakan tempat untuk melaksanakan dan menguji kurikulum.
Disana semua konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat, dan kemampuan
guru diuji dalam bentuk perbuatan, yang akan diwujudkan bentuk kurikulum
yang nyata dan hidup. Perwujudan konsep, prinsip, dan aspek-aspek kurikulum
tersebut seluruhnya terletak pada guru. Oleh karena itu, gurulah pemegang kunci
pelaksanaan dan keberhasilan kurikulum. dialah sebenarnya perencana,
pelaksana, penilai, dan pengembang kurikulum sesungguhnya.
Oleh karena itu, sudah sewajarnya para pendidik dan tenaga
kependidikan bidang pendidikan Islam memahami kurikulum serta berusaha
mengembangkannya. Maka pada makalah ini penulis akan membahas beberapa
pendekatan yang digunakan dalam rangka mengembangkan kurikulum
pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengembangan kurikulum?
1
2
2. Bagaimanakah pendekatan dalam pengembangan kurikulum?
C. Tujuan Masalah
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengertian pengembangan kurikulum.
2. Mengetahui pendekatan dalam pengembangan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum
Menurut Geane, Topter dan Alicia bahwa Pengembangan Kurikulum
adalah suatu proses dimana partisipasi pada berbagai tingkatan dalam membuat
keputusan tentang tujuan, bagaimana tujuan direalisasikan melalui proses belajar
mengajar dan apakah tujuan dan alat itu serasi dan efektif.1
Pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang merencanakan,
menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penelitian
terhadap kurikulum yang tidak berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi
kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.2
Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum adalah perencanaan kesempatankesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa peserta didik ke arah
perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan
tersebut telah terjadi pada setiap peserta didik.
Dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum adalah proses
penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan
kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan
ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
B. Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum
Yang dimaksudkan pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan
strategi
dan
metode
yang
tepat
dengan
mengikuti
langkah-langkah
pengembangan yang sistematis agar memperoleh kurikulum yang lebih baik.
1 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Madrasah Dan Perguruan
Tinggi, (Jakarta: Raja grafindo Persada, 2005), hlm. 10
2 Ibid., hlm. 38
4
Pendekatan dalam pengembangan kurikulum di antaranya, yaitu:
pendekatan subyek akademik, pendekatan humanistik, dan pendekatan
akuntabilitas,
1. Pendekatan Subyek Akademik
Pendekatan ini adalah pendekatan yang tertua, sejak sekolah yang
pertama berdiri kurikulumnya mirip dengan tipe ini. Kurikulum disajikan
dalam bagian-bagian ilmu pengetahuan, mata pelajaran yang di
intregasikan.
Ciri-ciri ini berhubungan dengan maksud, metode, organisasi dan
evaluasi. Pendekatan subjek akademis dalam menyusun kurikulum atau
program pendidikan didasarkan pada sistematisasi disiplin ilmu masingmasing.
Para ahli akademis terus mencoba mengembangkan sebuah
kurikulum yang akan melengkapi peserta didik untuk masuk ke dunia
pengetahuan, dengan
konsep dasar dan metode untuk mengamati,
hubungan antara sesama, analisis data, dan penarikan kesimpulan.
Pengembangan kurikulum subjek akademis dilakukan dengan cara
menetapkan lebih dahulu mata pelajaran apa yang harus dipelajari peserta
didik, yang diperlukan untuk persiapan pengembangan disiplin ilmu.3
Prioritas pendekatan ini adalah mengutamakan sifat perencanaan
program dan juga mengutamakan penguasaan bahan dan proses dalam
disiplin ilmu tertentu.4
2. Pendekatan Humanistik
Kurikulum ini berpusat pada siswa atau peserta didik (studentcentered) dan mengutamakan perkembangan afektif peserta didik sebagai
prasyarat dan sebagai bagian integral dari proses belajar. Para pendidik
humanistic meyakini bahwa kesejahteraan mental dan emosional peserta
didik harus dipandang sentral dalam kurikulum, agar proses belajar
memberikan hasil yang maksimal.5
3 Imam Mustaqim, Pendekatan pengembangan kurikulum.
http://imammalik11.wordpress.com/2013/11/11/ pendekatan-pengembangan-kurikulum/ diakses 22
September 2015, jam 20.15 WIB
4 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm
190
5 Afiful ikhwan,Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam,(Tulungagung: STAI
Muhammadiyah Tulungagung,2013) hal 136
5
Dalam evaluasi, kurikulum humanistik berbeda dengan yang biasa.
Model ini lebih mengutamakan proses dari pada hasil. Kalau kurikulum
yang
biasa
terutama
subjek
akademis
mempunyai
kriteria
pencapaian,maka dalam kurikulum humanistik tidak ada kriteria. Sasaran
mereka perkembangan anak supaya menjadi manusia yang lebih
terbuka,lebih berdiri sendiri. Kegiatan yang mereka lakukan hendak
bermanfaat bagi siswa. Kegiatan belajar yang baik adalah memberikan
pengalaman yang akan membantu para siswa memperluas akan dirinya
dan orang lain dan dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki.6
Kurikulum Humanistis memiliki kelemahan, antara lain:
a. Keterlibatan emosional tidak selamanya berdampak positif bagi
perkembangan individual peserta didik.
b. Meskipun kurikulum ini sangat menekankan
individu
tapi
kenyataannya terdapat keseragaman peserta didik.
c. Kurikulum ini kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat secara
keseluruhan.
d. Dalam kurikulum ini prisip-prinsip psikologis yang ada kurang
terhubungkan.7
3. Pendekatan Akuntabilitas
accountabilitas atau pertanggung jawaban. Pendekatanya yang
dikenal
sebagai
scientific
management
atau
manajemen
ilmiah,
menetapkan tugas-tugas spesifik yang harus diselesaikan dalam waktu
tertentu.
Suatu sistem yang akuntabe menentukan standar dan tujuan
spesifik yang jelas serta mengatur efektifitasnya berdasarkan taraf
keberhasilan siswa untuk mencapai standar itu. Gerakan ini mulai
dirasakan
di
perguruan
tinggi
Amerika
Serikat
dituntut
untuk
memerhatikan dan membuktikan keberhasilanya yang berstandar tinggi.
Agar memenuhi tuntutan itu,para pengembang kurikulum terpaksa
mengkhususkan tujuan pelajaran agar dapat mengukur prestasi belajar.
6 Ibid,137-138
7 Imam Mustaqim, Pendekatan pengembangan kurikulum.
http://imammalik11.wordpress.com/2013/11/11/pendekatan-pengembangan-kurikulum/ diakses 22
September 2015, jam 20.15 WIB
6
Dalam banyak hal, gerakan ini menuju kepada ujian akademis yang ketat
sebagai syarat memasuki universitas.8
.
8 Afiful ikhwan,Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam,(Tulungagung: STAI
Muhammadiyah Tulungagung,2013) hal 138
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dunia pendidikan diindonesia sudah berkali-kali mengalami perubahan
kurikulum. Setidaknya sudah tujuh kali perubahan kurikulum tercatat dalam
sejarah yakni kurikulum 1962, 1968, 1975, 1994, KBK, KTSP dan K13. Namun
hingga kini dunia pendidikan kita bisa dikatakan belum mampu melahirkan
generasi bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga cerdas
secara emosional, spiritual, dan sosial hal ini dibuktikan dengan kenyataan kian
maraknya kasus korupsi, kolusi, manipulasi yang dilakukan oleh orang-orang
yang kenyang dunia pendidikan. Kurikulum merupakan salah satu komponen
yang sangat penting dalam sebuah sistem pendidikan. Mengingat betapa
pentingnya komponen kurikulum dalam sebuah sistem pendidikan tersebut,
maka selama ini kurikulum selalu mengalami perubahan atau lebih tepatnya
penyempurnaan atau pengembangan hingga saat ini. Hal ini dilakukan agar
kurikulum bisa sejalan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Di dalam makalah ini kami hanya menguraikan tiga pendekatan yaitu:
1. Pendekatan subjek akademik, dimana pendekatan ini dalam menyususn
kurikulum atau program pendidikan didasarkan pada sistematisasi
disiplin ilmu masing-masing,
2. Pendekatan humanistik, dalam pengembangan kurikulum bertolak dari
ide memanusiakan manusia. Penciptaan konteks yang memberi peluang
manusia untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi harkat manusia
merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar
pengmbangan program pendidikan;
3. Pendekatan akuntabilitas , dalam pengembangan kurikulum menentukan
standar dan tujuan spesifik yang jelas serta mengatur efektifitasnya
berdasarkan taraf keberhasilan siswa untuk mencapai standar.
DAFTAR PUSTAKA
Afiful ikhwan, 2013 Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam,
Tulungagung: STAI Muhammadiyah Tulungagung.
Idi Abdullah 2007, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek,
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Muhaimin, 2005 Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Di Sekolah, Madrasah Dan Perguruan Tinggi,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
MustaqimImam
http://imammalik11.wordpress.com/2013/11/11/pendekatan
pengembangan - kurikulum diunggah pada tanggal 22 September 2015,
jam 20.15 WIB
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan
dalam suatu sistem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk
mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan. Dalam kurikulum
terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan.
Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu,
pendidik, pejabat pendidikan, serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan
ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana
pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan
yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
Kelas merupakan tempat untuk melaksanakan dan menguji kurikulum.
Disana semua konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat, dan kemampuan
guru diuji dalam bentuk perbuatan, yang akan diwujudkan bentuk kurikulum
yang nyata dan hidup. Perwujudan konsep, prinsip, dan aspek-aspek kurikulum
tersebut seluruhnya terletak pada guru. Oleh karena itu, gurulah pemegang kunci
pelaksanaan dan keberhasilan kurikulum. dialah sebenarnya perencana,
pelaksana, penilai, dan pengembang kurikulum sesungguhnya.
Oleh karena itu, sudah sewajarnya para pendidik dan tenaga
kependidikan bidang pendidikan Islam memahami kurikulum serta berusaha
mengembangkannya. Maka pada makalah ini penulis akan membahas beberapa
pendekatan yang digunakan dalam rangka mengembangkan kurikulum
pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengembangan kurikulum?
1
2
2. Bagaimanakah pendekatan dalam pengembangan kurikulum?
C. Tujuan Masalah
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengertian pengembangan kurikulum.
2. Mengetahui pendekatan dalam pengembangan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum
Menurut Geane, Topter dan Alicia bahwa Pengembangan Kurikulum
adalah suatu proses dimana partisipasi pada berbagai tingkatan dalam membuat
keputusan tentang tujuan, bagaimana tujuan direalisasikan melalui proses belajar
mengajar dan apakah tujuan dan alat itu serasi dan efektif.1
Pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang merencanakan,
menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penelitian
terhadap kurikulum yang tidak berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi
kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.2
Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum adalah perencanaan kesempatankesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa peserta didik ke arah
perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan
tersebut telah terjadi pada setiap peserta didik.
Dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum adalah proses
penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan
kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan
ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
B. Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum
Yang dimaksudkan pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan
strategi
dan
metode
yang
tepat
dengan
mengikuti
langkah-langkah
pengembangan yang sistematis agar memperoleh kurikulum yang lebih baik.
1 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Madrasah Dan Perguruan
Tinggi, (Jakarta: Raja grafindo Persada, 2005), hlm. 10
2 Ibid., hlm. 38
4
Pendekatan dalam pengembangan kurikulum di antaranya, yaitu:
pendekatan subyek akademik, pendekatan humanistik, dan pendekatan
akuntabilitas,
1. Pendekatan Subyek Akademik
Pendekatan ini adalah pendekatan yang tertua, sejak sekolah yang
pertama berdiri kurikulumnya mirip dengan tipe ini. Kurikulum disajikan
dalam bagian-bagian ilmu pengetahuan, mata pelajaran yang di
intregasikan.
Ciri-ciri ini berhubungan dengan maksud, metode, organisasi dan
evaluasi. Pendekatan subjek akademis dalam menyusun kurikulum atau
program pendidikan didasarkan pada sistematisasi disiplin ilmu masingmasing.
Para ahli akademis terus mencoba mengembangkan sebuah
kurikulum yang akan melengkapi peserta didik untuk masuk ke dunia
pengetahuan, dengan
konsep dasar dan metode untuk mengamati,
hubungan antara sesama, analisis data, dan penarikan kesimpulan.
Pengembangan kurikulum subjek akademis dilakukan dengan cara
menetapkan lebih dahulu mata pelajaran apa yang harus dipelajari peserta
didik, yang diperlukan untuk persiapan pengembangan disiplin ilmu.3
Prioritas pendekatan ini adalah mengutamakan sifat perencanaan
program dan juga mengutamakan penguasaan bahan dan proses dalam
disiplin ilmu tertentu.4
2. Pendekatan Humanistik
Kurikulum ini berpusat pada siswa atau peserta didik (studentcentered) dan mengutamakan perkembangan afektif peserta didik sebagai
prasyarat dan sebagai bagian integral dari proses belajar. Para pendidik
humanistic meyakini bahwa kesejahteraan mental dan emosional peserta
didik harus dipandang sentral dalam kurikulum, agar proses belajar
memberikan hasil yang maksimal.5
3 Imam Mustaqim, Pendekatan pengembangan kurikulum.
http://imammalik11.wordpress.com/2013/11/11/ pendekatan-pengembangan-kurikulum/ diakses 22
September 2015, jam 20.15 WIB
4 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm
190
5 Afiful ikhwan,Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam,(Tulungagung: STAI
Muhammadiyah Tulungagung,2013) hal 136
5
Dalam evaluasi, kurikulum humanistik berbeda dengan yang biasa.
Model ini lebih mengutamakan proses dari pada hasil. Kalau kurikulum
yang
biasa
terutama
subjek
akademis
mempunyai
kriteria
pencapaian,maka dalam kurikulum humanistik tidak ada kriteria. Sasaran
mereka perkembangan anak supaya menjadi manusia yang lebih
terbuka,lebih berdiri sendiri. Kegiatan yang mereka lakukan hendak
bermanfaat bagi siswa. Kegiatan belajar yang baik adalah memberikan
pengalaman yang akan membantu para siswa memperluas akan dirinya
dan orang lain dan dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki.6
Kurikulum Humanistis memiliki kelemahan, antara lain:
a. Keterlibatan emosional tidak selamanya berdampak positif bagi
perkembangan individual peserta didik.
b. Meskipun kurikulum ini sangat menekankan
individu
tapi
kenyataannya terdapat keseragaman peserta didik.
c. Kurikulum ini kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat secara
keseluruhan.
d. Dalam kurikulum ini prisip-prinsip psikologis yang ada kurang
terhubungkan.7
3. Pendekatan Akuntabilitas
accountabilitas atau pertanggung jawaban. Pendekatanya yang
dikenal
sebagai
scientific
management
atau
manajemen
ilmiah,
menetapkan tugas-tugas spesifik yang harus diselesaikan dalam waktu
tertentu.
Suatu sistem yang akuntabe menentukan standar dan tujuan
spesifik yang jelas serta mengatur efektifitasnya berdasarkan taraf
keberhasilan siswa untuk mencapai standar itu. Gerakan ini mulai
dirasakan
di
perguruan
tinggi
Amerika
Serikat
dituntut
untuk
memerhatikan dan membuktikan keberhasilanya yang berstandar tinggi.
Agar memenuhi tuntutan itu,para pengembang kurikulum terpaksa
mengkhususkan tujuan pelajaran agar dapat mengukur prestasi belajar.
6 Ibid,137-138
7 Imam Mustaqim, Pendekatan pengembangan kurikulum.
http://imammalik11.wordpress.com/2013/11/11/pendekatan-pengembangan-kurikulum/ diakses 22
September 2015, jam 20.15 WIB
6
Dalam banyak hal, gerakan ini menuju kepada ujian akademis yang ketat
sebagai syarat memasuki universitas.8
.
8 Afiful ikhwan,Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam,(Tulungagung: STAI
Muhammadiyah Tulungagung,2013) hal 138
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dunia pendidikan diindonesia sudah berkali-kali mengalami perubahan
kurikulum. Setidaknya sudah tujuh kali perubahan kurikulum tercatat dalam
sejarah yakni kurikulum 1962, 1968, 1975, 1994, KBK, KTSP dan K13. Namun
hingga kini dunia pendidikan kita bisa dikatakan belum mampu melahirkan
generasi bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga cerdas
secara emosional, spiritual, dan sosial hal ini dibuktikan dengan kenyataan kian
maraknya kasus korupsi, kolusi, manipulasi yang dilakukan oleh orang-orang
yang kenyang dunia pendidikan. Kurikulum merupakan salah satu komponen
yang sangat penting dalam sebuah sistem pendidikan. Mengingat betapa
pentingnya komponen kurikulum dalam sebuah sistem pendidikan tersebut,
maka selama ini kurikulum selalu mengalami perubahan atau lebih tepatnya
penyempurnaan atau pengembangan hingga saat ini. Hal ini dilakukan agar
kurikulum bisa sejalan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Di dalam makalah ini kami hanya menguraikan tiga pendekatan yaitu:
1. Pendekatan subjek akademik, dimana pendekatan ini dalam menyususn
kurikulum atau program pendidikan didasarkan pada sistematisasi
disiplin ilmu masing-masing,
2. Pendekatan humanistik, dalam pengembangan kurikulum bertolak dari
ide memanusiakan manusia. Penciptaan konteks yang memberi peluang
manusia untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi harkat manusia
merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar
pengmbangan program pendidikan;
3. Pendekatan akuntabilitas , dalam pengembangan kurikulum menentukan
standar dan tujuan spesifik yang jelas serta mengatur efektifitasnya
berdasarkan taraf keberhasilan siswa untuk mencapai standar.
DAFTAR PUSTAKA
Afiful ikhwan, 2013 Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam,
Tulungagung: STAI Muhammadiyah Tulungagung.
Idi Abdullah 2007, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek,
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Muhaimin, 2005 Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Di Sekolah, Madrasah Dan Perguruan Tinggi,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
MustaqimImam
http://imammalik11.wordpress.com/2013/11/11/pendekatan
pengembangan - kurikulum diunggah pada tanggal 22 September 2015,
jam 20.15 WIB