PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITME

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP
KOMITMEN ORGANISASI DAN KINERJA PEGAWAI SERTA
KINERJA LAYANAN
Studi Pada Layanan Kesehatan Puskesmas di Kalimantan Timur
Tetra Hidayati
Rahmawati
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman, Samarinda-Indonesia
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja
terhadap komitmen organisasi dan kinerja pegawai serta kinerja layanan pada
puskesmas di Kalimantan Timur.Penelitian ini menggunakan Structural Equation
Model (SEM) dengan PLS Software untuk pengolahan data. Data dikumpulkan
dari pegawai garis depan pada puskesmas di Kalimantan Timur. Unit analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah puskesmas di wilayah kalimantan
Timur yang diwakili oleh tiga kabupaten kota masing-masing adalah Samarinda,
Kutai kartanegara, dan Balikpapan masing-masing kabupaten kota 10 puskesmas
sehingga total sampel adalah 30 puskesmas.Hasil penelitian ini menemukan
bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen
organisasi; kepuasan kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja
pegawai; kepuasan kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja layanan;

komitmen organisasi berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja pegawai;
komitmen organisasi berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja layanan; dan
kinerja pegawai berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja layanan

Kata kunci : kepuasan kerja, komitmen organisasi dan kinerja karyawan serta

kinerja layanan

PENDAHULUAN
diberlakukannya

adalah sumber daya kunci untuk

Undang-Undang No 21 Tahun 1999

setiap industri sebab mereka produk

sebagaimana telah direvisi dengan

saat ini (Kermani, 2013). Jadi dalam


Undang-Undang No 32 Tahun 2004

rangka memberikan layanan pada

tentang Pemerintah Daerah, yang

masyarakat, Sumber daya manusia

sering disebut dengan

otonomi

memegang peranan sangat penting,

daerah

sejumlah

karena


Sejak

(otda),

ada

mereka

adalah

pelaku

fenomena menarik yang dilakukan

penghantar layanan tersebut melalui

oleh masing-masing daerah. Kalau

kinerja yang dihasilkan. Salah satu


sebelumnya

lebih

lembaga layanan publik yang sangat

bersifat sentralistik, tetapi dengan

penting keberadaannya dan dibutuh

undang-undang

kan

pemerintahan

pemerintahan

tersebut

lebih

desentralistik

masyarakat

kesehatan

adalah

melalui

layanan

puskesmas.

dimana daerah yaitu kabupaten/kota

Puskesmas adalah lembaga layanan


dan propinsi diberi wewenang secara

publik yang memiliki karakteristik

otonom untuk mengelola daerahnya

berbeda dengan lembaga layanan

dalam

publik yang lain. Hal ini disebabkan

beberapa

bidang

pemerintahan. Kewenanag tersebut

puskesmas


menjadi sarana bagi setiap kepala

sakit, yang membutuhkan layanan

daerah dalam mengoptimalkan tugas

yang berbeda dengan orang sehat

membangun dan mensejahterakan

pada umumnya.

masyarakat.
Kinerja pemerintah dinilai
dari kemampuannya menyediakan
layanan yang dibutuhkan masyarakat
secara

memuaskan.


konsumen

adalah

organisasi,

identitas

Kepuasan
faktor

sukses

penting bagi

organisasi yang efektif adalah pada
konsumen yang puas. Karyawan

melayani


Kepuasan
sebagai

alasan

organisasi

orang-orang

kerja

dianggap

untuk

komitmen

(Lincoln & Kalleberg,

1990 dalam Muhammed, 2013).

Agar

bersedia

melakukan

pekerjaannya dengan baik, bukan
hanya

dibutuhkan

kemampuan

melakukan pekerjaan, tetapi juga

dibutuhkan rasa puas dan komitmen

daerah perlu memastikan bahwa

terhadap organisasi. Ini disebabkan


kinerja layanan puskesmas telah

karena karyawan yang puas dan

sesuai dengan

memiliki komitmen , mereka akan

diketahui bagaimana

bersedia

memahami

melakukan

apa

yang

harapan ,

tugas

perlu

karyawawan
dan

tanggung

diharapkan organisasi. Seperti yang

jawabnya, dan dibutuhkan penilaian

ditemukan dalam banyak penelitian

masyarakat terkait bagaimana kinerja

bahwa

telah dilakukan berdasarkan persepsi

kepuasan

kerja

sebagai

penentu signifikan dari komitmen
organisasi

(Porter

et

al,1974;

Mottaz, 1987 dalam Mohammed et

masyarakat.
KAJIAN PUSTAKA

Meskipub demikian

Kepuasan Kerja

Kelleberg dan Mastekaasa’s (2001)

Kepuasan

al, 2013).

dalam

Suma et al (2013)

menunjukkan hubungan

belum

kepuasan

Pemerintah
yang

sebagai

pihak

tanggung

jawab

kesejahteraan

dan

memiliki

terhadap

kenyamanan layanan publik, perlu
memastikan bahwa layanan yang
diberikan oleh setiap aparat atau
pegawainya melalui kinerjanya telah
dirasakan sesuai dengan harapan
masyarakat.
pegawai

Untuk itu dibutuhkan

dengan

kinerja

baik

sehingga menimbulkan dampak pada
kepuasan masyarakat melalui kinerja
layanannya.
strategi

lebih

Untuk
lanjut

menentukan
Pemerintah

adalah

tingkat rasa puas individu bahwa
mereka

mendapat

setimpal

kerja dan komitmen organisasi .

kerja

aspek

dari

imbalan

yang

bermacam-macam

situasi

pekerjaan

organisasi tempat mereka

dari
bekerja

(tangkilisan, 2005:164). Kepuasan
kerja dapat dipahami melalui tiga
aspek.

Pertama,

kepuasan

kerja

merupakan bentuk respon pekerja
terhadap

kondisi

pekerjaan.Kedua,
sering
pekerjaan

lingkungan
kepuasan

ditentukan
atau

oleh

kinerja.

kerja
hasil
Ketiga,

kepuasan kerja terkait dengan sikap
lainnya

dan dimiliki oleh setiap

pekerja . Kepuasan kerja adalah hasil
dari persepsi karyawan mengenai
seberapa baik

pekerjaan mereka

memberikan hal yang dinilai penting

organisasi

(Luthan , 2006).

yang hampir sama yaitu proses pada

Menurut Smith, Kendal dan
hullin (Luthan,2006: 243)

mempunyai

individu

penekanan

(pegawai)

dalam

ada

mengidentifikasikan dirinya dengan

beberapa dimensi kepuasan kerja

nilai-nilai, aturan-aturan, dan tujuan

yang

organisasi serta membuat individu

dapat

digunakan

mengungkapkan

untuk

karakteristik

memiliki

keinginan

untuk

penting mengenai pekerjaan dimana

memelihara keanggotaannya dalam

orang

organisasi itu.

dapat

meresponnya

;

diantaranya adalah pekerjaan itu

Menurut Meyer dan Allen (1990),

sendiri,

ada

atasan, teman sekerja,

promosi dan gaji/ upah

tiga

komponen

komitmen

organisasi yaitu:
1. komitmen afektif (affective)
Di dalam komitmen afektif ada

Komitmen Organisasi
Spector,
menyatakan

dkk

(2000)

bahwa

ikatan

komitmen

emosional

kepada

karyawan

organisasinya,

yang

organisasi menggambarkan sejauh

dinyatakan dengan identifikasi,

mana individu mengidentifikasikan

dan keterlibatan dalam kegiatan –

dirinya

kegiatan organisasi.

dan

dilibatkan

organisasinya

dan

dengan
ingin

Karyawan

yang

meninggalkan organisasinya. Hal ini

komitmen

afektif

sejalan

melanjutkan

dengan

tidak

konsep

yang

memiliki
kuat

akan

keanggotaannya

diadaptasi dari pendapat Meyer dan

dengan organisasi karena mereka

Allen (1990) yang menyimpulkan

ingin melakukannya (wants to).

bahwa komitmen organisasi adalah

2.

keadaan psikologis yang mencirikan

(continuance)

Komitmen

Kontinuans

hubungan antara karyawan dengan

Komitmen kontinuans mengacu

organisasi, dan berimplikasi pada

pada kesadaran atas kerugian

keputusan

yang akan ditanggungnya bila

untuk

keanggotaannya
tersebut.

dalam

Komitmen

melanjutkan
organisasi
terhadap

meninggalkan
Karyawan

organisasinya.
yang

memiliki

komitmen

kontinuans

dasarnya

adalah

mempunyai

kebutuhan

kuat
mereka
untuk

melakukannya (need to).

ini

mengandung

pengertian bahwa individu merasa
memiliki kewajiban untuk tetap
menjadi

anggota

organisasi.

Karyawan yang memiliki tingkat
komitmen normatif tinggi merasa
bahwa mereka seharusnya atau
sepatutnya (ought to) tetap tinggal
dalam organisasinya.

Komitmen
Schultz dan Schultz (1990)
mengatakan

bahwa

faktor-faktor

personal

dan

faktor-faktor

organisasional dapat meningkatkan
komitmen terhadap organisasi. Lebih
lagi

Spector,

dkk

(2000)

menyebutkan beberapa hal yang
mempengaruhi komitmen terhadap
organisasi, yaitu:
1.

karakteristik

pekerjaan

(job

(reward)

yang

characteristics)

2.

Panghargaan

juga

mempengaruhi

komitmen

Kinerja pegawai
Kinerja yang sering disebut
dengan performance juga disebut
result (Cash and Fischer, 1987) yang
berarti apa yang telah dihasilkan oleh
individu karyawan. Istlah yang lain
adalah human output yang dapat
diukur dari productivity, absence,
turnover,

citizenship,

dan

satisfaction (Robbins, 2003). Kinerja

Hal – Hal Yang Menimbulkan

jauh

5. Karakter individu yang beragam

organisasi

3. Komitmen normatif (normative)
Definisi

4. Perlakuan karyawan baru

diterima
3. Kesempatan pekerjaan alternatif

pada individu juga disebut dengan
job performance, work outcome, task
performance (Baron and Greenberg,
1990).
Selanjutnya
mengemukakan
seseorang

As’ad

(1999)

bahwa

kinerja

merupakan

ukuran

sejauhmana keberhasilan seseorang
dalam

melakukan

tugas

pekerjaannya. Ada 3(tiga) faktor
utama yang berpengaruh pada kinerja
yaitu individu (kemampuan bekerja),
usaha

kerja

(keinginan

untuk

bekerja), dukungan organisasional
(kesempatan untuk bekerja).
Kinerja Layanan

layanan

adalah

dengan ketanggapan dan kemampuan

layanan

yang

petugas puskesmas dalam memenuhi

oleh pegawai

dan

kebutuhan pasar dan komunikasi

dirasakan oleh pengguna layanan.

pasien termasuk di dalamnya ramah

Kualitas

merupakan

dan kesungguhan. Sedangkan dari

dan sifat dari

pihak penyedia jasa dalam hal ini

Kinerja
bentuk

kualitas

ditunjukkan

layanan

keseluruhan ciri
produk

atau

pelayanan

yang

puskesmas, kualitas pelayanan terkait

berpengaruh pada kemampuannya

dengan

untuk memuaskan kebutuhan yang

dengan perkembangan

dinyatakan

tehnologi.

2009)

atau

.

tersirat

(kotler,

Kualitas

layanan

mencerminkan perbandingan antara
tingkat layanan yang disampaikan
perusahaan diperbandingkan dengan
ekspektasi
layanan

pelanggan.

Kualitas

diwujudkan

melalui

pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pelanggan

serta

ketepatan

penyampaiannya
mengimbangi
harapan

dalam
atau

melampaui

pelanggan

(Tjiptono

dkk,2008:78).

(2010)

bersifat

kualitas

layanan

multidimensional,

yaitu

kualitas menurut pemakai pelayanan
kesehatan dan menurut penyedia jasa
layanan

kesehatan.

Dari

segi

pemakai jasa pelayanan , kualitas
pelayanan

ilmu

terutama

berhubungan

sesuai

ilmu

dan

Menurut Azwar (1996) dalam
Indriati

(2010)

dirumuskan

secara
bahwa

umum
batasan

pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai

jasa

sesuai tingkat kepuasan rata-rata
penduduk, serta penyelenggaraannya
sesuai kode etik dan standar yang
telah

ditetapkan.

Dalam

usaha

meningkatkan kualitas pelayanan ,
perusahaan

harus

meningkatkan

komitmen dan kesadaran

Menurut Azwar (1996) dalam
Indriati

pemakaian

serta

kemampuan para pekerja, terutama
mereka yang langsung berkaitan
dengan konsumen.

Kerangka konseptual dalam penelitian
Kepuasan
kerja
(X1)

Kinerja
pegawai
(Y2)

Komitmen
Organisasi

Kinerja
layanan
Org (Y1)

Gambar : kerangka konseptual

METODE PENELETIAN

Hipotesis

Desain Penelitian

1. Kepuasan kerja
terhadap
pegawai

berpengaruh

Berdasarkan latar belakang masalah

komitmen organisasi

dan rumusan masalah yang ada

pada

puskesmas

di

Kalimantan Timur
2.

Kepuasan

kerja

dalam
berpengaruh

terhadap kinerja pegawai pada
puskesmas di kalimantan Timur
3.

Kepuasan

kerja

karakteristik masalah yang diteliti

berpengaruh

penelitian

ini

dapat

dikalsifikasikan sebagai penelitian
dengan

hipotesis.

melaksanakan

kegiatan

Peneliti
penelitian

terhadap fakta-fakta yang terjadi saat
ini dari suatu populasi

puskesmas

terhadap kinerja layanan pada

dalam hal ini dwakili oleh pegawai

puskesmas di kalimantan Timur

garis

4. Komitmen Organisasi berpengaruh

depan

dan

pengunjung

puskesmas.

terhadap kinerja pegawai pada
puskesmas di kalimantan Timur

Identifikasi Variabel
a. Variabel eksogen : kepuasan kerja

5. Komitmen organisasi berpengaruh

b. Variabel indogen:

komitmen

terhadap kinerja layanan pada

organisasi, kinerja pegawai, dan

puskesmas di kalimantan Timur

kinerja layanan.

2. Kutai Kartanegara yang diwakili
oleh 10 puskesmas

Definsi operasional
a. Komitmen organisasi
menggambarkan
individu

adalah

sejauh

:

mana

3. Balikpapan yang diwakili oleh 10
puskesmas

mengidentifikasikan

dirinya dan dilibatkan dengan

Alat dan Metode Pengumpulan

organisasinya dan tidak ingin

Data

meninggalkan organisasinya.
b. Kepuasan kerja adalah : tingkat

penelitian ini adalah data primer

perasaan individu baik secara

dengan

positif atau

kuesioner

negatif

terhadap

aspek-aspek dalam pekerjaannya.
c.

Data yang diperlukan dalam

Kinerja
prestasi

pegawai : adalah
karyawan

dalam

melaksanakan tugasnya.

yang

telah

disiapkan

dimana responden dapat memilih
jawaban

yang

sesuai

dengan

persepsinya (pertanyaan tertutup).
Pengukuran data yang dilakukan

d. Kinerja layanan : adalah penilaian
pengunjung

menggunakan alat yaitu

dalam penelitian ini adalah skala

puskesmas

likert dengan ukuran sebagai berikut:

bagaimana puskesmas dalam hal

1 = Sangat tidak setuju. 2 = Tidak

ini karyawan garis depan dalam

setuju, 3 = Netral, 4 = Setuju, 5 =

memberikan pelayanan terhadap

Sangat setuju.

pengunjung yang datang
Teknik Analisis Data
Teknik Pengambilan Sampel

Data

dianalisis

Penentuan sampel yang digunakan

menggunakan

dalam penelitian ini adalah Quota

Equation

Sampling yaitu menggunakan 30

Path Lease Square (PLS)

SEM
Modeling)

dengan

(Structural
program

puskesmas dari tiga kabupaten kota.
Kabupaten kota yang

menjadi

sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Samarinda yang diwakili oleh 10
puskesmas

Teknik Analisis Data
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian
dilakukan

dengan

pendekatan

Structural Equation Model (SEM)

model persamaan, dapat dilihat pada

dengan

gambar terlampir.

menggunakan

software

Partial Least Square (PLS). PLS

adalah model persamaan struktural
(SEM) yang berbasis komponen atau
varian

(variance).

Untuk

memperoleh data,penulis melakukan
pengukuran dengan menggunakan
Skala Likert, Sugiyono, (2010:93).
Dengan

bobot

pemberian

nilai

sebagai berikut :
a.

Jawaban “sangat tidak setuju”
diberi skor 1

b.

Dalam penelitian ini terdapat 4
konstruk dengan

antara 8 s.d 10 indikator dan
menggunakan skala interval 1 sampai
5.

Berdasarkan

reliabilitas sebagai berikut :
Tabel 2 : Hasil uji validitas dan
reliabilitas
Compo
AV

Jawaban “kurang setuju” diberi

site

E Reliabi
lity

skor 3
d.

Jawaban “setuju” diberi skor 4

Kepua

e.

Jawaban “sangat setuju” diberi

san
kerja

0,5
09

Komit 0,5
Dalam analisis dengan menggunakan

pengujian

gambar diperoleh nilai validitas dan

Jawaban “tidak setuju” diberi

skor 5

hasil

model pengukuran yang terlihat pada

skor 2
c.

jumlah indikator

men

81

R

Cronb

Squ

achs

are

Alpha

0,876

0,891

0,843

0,66
3

0,854

PLS ada 2 hal yang dilakukan yaitu:
Kinerj
Menila
i Outer Model atau Measurement
Model

a

pegaw 31

dan reliabilitas, koefisien determinasi
model dan koefisien jalur untuk

0,885

0,42
4

0,850

ai
Kinerj

Model pengukuran untuk uji validitas

0,5

a
layana

1,0
00

1,000

0,11
5

1,000

Bagian kedua menguji Discriminant

n

validity pada indikator refleksif.

Sumber : output PLS

Terdapat dua output yang digunakan
Bagian

pertama

.

Convergent

untuk

memeriksa

validitas

validity dari measurement model

diskriminan, yaitu cross loading dan

dengan

perbandingan akar AVE dengan

indikator

refleksif

dapat

dilihat dari korelasi antara masing-

korelasi

masing skor indikator dengan skor

(Solimun, 2010). Nilai cross loading

konstruknya (Ghozali, 2006). Chin

menunjukkan nilai tertinggi untuk

(1996) dalam Ghozali (2006) untuk

setiap variabel laten (data terlampir).

penelitian

pada

pengembangan

tahap
model,

antar

variabel

laten

awal
skala

pengukuran nilai 0,5 sampai dengan
0,6 dianggap masih dapat ditolelir.

Untuk menguji discriminant validity
dengan

membandingkan

akar

average Variance extracted (AVE)
untuk setiap variabel laten dengan

Berdasarkan hasil analisis, terdapat

koefisien korelasi

beberapa indikator yang terdiri dari

laten. Bilamana akar AVE lebih

variabel

besar dari korelasi antar variabel

kepuasan kerja (x11, x16,

x17, x18) , variabel
organisasi

(y17,y18)

komitmen
,

variabel

kinerja pegawai (y23, y27) dan

laten

tersebut

antar variabel

dengan

variabel

lainnya, maka discriminant validity
terpenuhi

variabel kinerja layanan (y31, y32,
y33, y34, y35, y37, y38, y39, y310)
memiliki nilai loading lebih kecil 0,5

Tabel

corelation of the latent variabel

sehingga dilakukan pengujian ulang
karena

tidak

memenuhi

kriteria

validitas konvergen. Pengujian ulang

Vari
abel

menghasilkan nilai loading lebih
besar dari 0,5 dari masing-masing
indikator sehingga dinyatakan valid

3 : Square root AVE dan

Kep
uasa
n
kerj

A Corelation of the latent
k
Kin
Kep Ko
Kin
ar
erj
uasa mit
erja
A
a
n
men
Lay
V
peg
kerj orga
ana
E
aw
a
nissi
n
ai
0,
71 1,00
3
0

a
0,
Ko
76
mit
0,70 1,00
men 2
4
0
orga
nissi
Kine 0.
72 0,60 0,62
rja
9
9
pega 9
wai
Kine 1,
00 0,28 0,33
rja
3
7
laya 0
nan
Sumber : output PLS

3. Pada variabel kinerja pegawai
, nilai akar AVE (0,710)
masih lebih tinggi daripada
kinerja

dengan

(0,654),
1,0
00

komitmen

kepemimpinan

(0,392), dan motivasi (0,477)
4. Pada variabel kinerja layanan,

0,2
44

nilai akar AVE (1,000) masih

1,0
00

lebih tinggi daripada kinerja
layanan

dengan

kinerja

pegawai (0,244), komitmen
Akar AVE untuk variabel kepuasan

organisasi

kerja, komitmen organisasi, kinerja

kepuasan kerja (0,283)

(0,337),

dan

pegawai , dan kinerja layanan 0.713,
Instrumen

0.762, 0.729, 1.000.

mempunyai

penelitian

yang

discriminant

validity

1. Pada variabel kepuasan kerja,

yang cukup, jika akar AVE untuk

nilai akar AVE (0,713) masih

setiap variabel laten yang lebih tinggi

lebih

daripada

dari koefisien korelasi antara variabel

dengan

laten tersebut dengan variabel laten

komitmen organisasi (0,704),

lainnya. Sehingga instrumen untuk

kinerja pegawai (0,609), dan

semua variabel bersifat memenuhi

kinerja layanan (0,283)

discriminant

tinggi

kepuasan

2. Pada

kerja

variabel

Komitmen

validity

(Solimun,

2010)

organisasi, nilai akar AVE
(0,762) masih lebih tinggi
daripada komitmen organisasi
dengan

kepuasan

(0,704),

kinerja

kerja
pegawai

(0,629), dan kinerja layanan
(0,337)

Bagian ketiga
reliability

menguji composite
yaitu

menguji

kekonsistenan pengertian butir-butir
instrumen
penilaian

penelitian
responden.

menurut
Instrumen

penelitian baik jika nilainya diatas
0,70. Dari tabel composite reliability

telah memenuhi angka diatas 0,70

itu, pemeriksan goodness of fit inner

sehingga

model juga dilihat dari nilai Q2

instrumen

penelitian

dikatakan reliabel.

predictive relevance. Nilai Q2 = 1- (1
– 0,663)(1 – 0,424)(1-0,115) =

Inner Model

0,828. Hal ini dapat diinterpretasikan

Pemeriksan goodness of fit inner

bahwa model cukup baik, yaitu

model dapat dilihat dari nilai R

mampu

Square untuk masig masing variabel

kinerja

endogen seperti terlihat pada tabel 2

Sedangkan sisanya (17,29%) oleh

diatas yaitu komitmen organisasi

variabel lain yang belum termasuk

(0,663), kinerja pegawai (0,424) dan

dalam penelitian ini.

menjelaskan
Layanan

fenomena

sebesar

82,8%.

kinerja layanan (0,115). Disamping
Tabel 4 : Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)

Original

Sample

Standard

Standard

Sample

Mean

Deviation

Error

(O)

(M)

(STDEV)

(STERR)

0,050924

0,045799

0,295202

0,295202

0,172507

komitor ->
0,396837
kinerja

0,420105

0,323055

0,323055

1,228389

komitor ->
0,298305
layanan

0,290341

0,392156

0,392156

0,760679

puaskerja 0,286122
> kinerja

0,287640

0,269592

0,269592

1,061317

puaskerja 0,814734
> komitor

0,825753

0,073843

0,073843

11,033337

puaskerja 0,009058
> layanan

0,038979

0,339607

0,339607

0,026671

kinerja ->
layanan

Sumber : Output PLS

T Statistics
(|O/STERR|)

Selanjutnya
koefisien

interpretasi

path

terhadap

1.

Pengaruh Kepuasan kerja

menghasilkan

terhadap Komitmen Organisasi

pengaruh kinerja pegawai terhadap

Hasil analisis menyatakan bahwa

kinerja layanan adalah sebesar 0,051

kepuasan

dan t-stat

positif dan signifikan terhadap

signifikan

0,172
1,96 (signifikan); dan kepuasan kerja
terhadap kinerja layanan sebesar
0,009 dengan t-test 0,027 < 1,96.
Berdasarkan hasil tersebut, dari 6
(enam) jalur yang diteliti hanya 1
(satu)

jalur

signifikan.

diantaranya
Meskipun

yang

demikian

bahwa semua variabel memiliki nilai
koefisien positif.

semakin

meningkatnya

dan

komitmen

normatif secara nyata .
Temuan penelitian ini didukung
oleh temuan Muhammed dan
Eleswed (2013) bahwa kepuasan
kerja berpengaruh positif dan
signifikan
organisasi.

terhadap

komitmen

Para

manajer

disarankan untuk meningkatkan
kepuasan kerja dengan tujuan
untuk mendapatkan komitmen (
Kreitner &

Kinicki, 2003).

Menurut Fletcher dan William
HASIL DAN PEMBAHASAN

(1992)

menyatakan

komitmen
mengindikasikan

bahwa

organisasi
kepuasan

karyawan dengan profil kariernya

Timur.

Keputusan

dalam

memberikan

makna

organisasi

dan

ini
bahwa

keinginannya untuk tetap bekerja

kepuasan kerja pegawai belum

dalam organisasi. Hasil studi ini

mampu mendorong kinerja secara

juga mendukung temuan dari

signifikan. Pengaruh yang tidak

Lappiere (2001) bahwa karyawan

signifikan

yang memiliki komitmen terhadap

bahwa

organisasi

merasa puas, secara

akan

ditunjukkan

diinterprestasikan

apabila

pegawai

individu

melalui keterlibatan yang tinggi

belum

dalam setiap pekerjaan karena

memperbaiki kinerjanya, tetapi

pekerjaan

memuaskan

secara keseluruhan pegawai yang

kebutuhan mereka. Menurutnya,

puas akan meningkatkan kinerja

karyawan

yang

memiliki

organisasi.

komitmen

pada

organisasi

tersebut

maupun pekerjaan percaya bahwa
kerja
bagi

merupakan
mereka.

penghargaan

Demikian

pula

dengan pendapat Stringer (2002)
dalam Wirawan (2007) bahwa
penghargaan

(recognation)

mengindikasikan bahwa anggota
organisasi merasa dihargai jika
mereka

dapat

menyelesaikan

tugas secara baik.
2.

tentu

telah

mereka

Penelitian

meta

akan

analisis

mengakumulasi dari 74 penelitian
yang

menghubungkan

antara

kepuasan kerja dan prestasi kerja
terhadap

12.192

orang.

Ditemukan bahwa terdapat suatu
hubungan

yang

lemah

antara

kepuasan kerja dan prestasi kerja
(Kreitner,2003:274). Temuan ini
mendukung

hasil

penelitian

Haeranie (2003) bahwa meskipuni

Pengaruh Kepuasan kerja

hasil

analisis

terhadap Kinerja Pegawai

menemukan

Hasil analisis menyatakan bahwa

kerja karyawan sudah tergolong

kepuasan kerja berpengaruh tidak

baik,

tetapi

belum

mampu

signifikan

mempengaruhi

kinerja

secara

Karyawan

yang

terhadap

Kinerja

pegawai puskesmas di Kalimantan

signifikan.

tingkat

diskriptif
kepuasan

bahagia

tidak

selalu

bekerja

produktif. Pada level organisasi
secara keseluruhan, bukan pada
level individual ditemukan bahwa
organisasi dengan karyawan yang
lebih puas cenderung menjadi
lebih

efektif

(Robbin,2006;

Luthan,2006). Hasil temuan tidak
sejalan dengan penelitian Tobing
(2009), bahwa kepuasan kerja
berpengaruh

secara

signifikan

terhadap kinerja karyawan.
3.

dirasakan memuaskan oleh para
pegguna jasa layanan puskesmas.
Temuan dalam penelitian ini tidak
mendukung

penelitian

sebelumnya
bahwa

yang

ada

menyatakan

pengaruh

yang

signifikan antara kepuasan kerja
dan kualitas layanan (kermani ,
2013).

Temuan

mendukung

ini

juga

pernyataan

yang

dikemukakan oleh Wisniewski.
(2001) bahwa kualitas layanan

Pengaruh Kepuasan kerja

adalah sebuah konsep yang telah

terhadap Kinerja layanan

menimbulkan minat yang besar

Hasil analisis menyatakan bahwa

dan perdebatan dalam literatur

kepuasan kerja berpengaruh tidak

penelitian

signifikan

konsensus dalam mendefinisikan

terhadap

Kinerja

layanan pada pegawai puskesmas
di Kalimantan Timur. Keputusan
ini memberikan makna bahwa
kepuasan kerja
selama

ini

yang diberikan
belum

mampu

mendorong kinerja layanan yang
dirasakan
pengguna

oleh
jasa

masyarakat
puskesmas.

.

Pengaruh yang tidak signifikan
diinterprestasikan bahwa apabila
pegawai telah merasa puas belum
bisa menjamin bahwa pelayanan

karena

tidak

ada

dan mengukur .
4.

Pengaruh

Organisasi

komitmen
terhadap Kinerja

pegawai
Hasil analisis menyatakan bahwa
komitmen organisasi berpengaruh
positif
terhadap

dan

tidak

signifikan

kinerja

pegawai

puskesmas di kalimantan Timur.
Temuan ini memberikan makna
bahwa komitmen organisasi yang
dimiliki pegawai belum mampu
mendorong peningkatan

kinerja

pegawai secara signifikan pada

kinerja

puskesmas di kalimantan Timur.

Davidhizar

Hasil

penelitian

ini

mendukung

tidak

penelitian

sebelumnya Taba (2004)
menyatakan

bahwa

yang

komitmen

organisasi berpengaruh langsung
positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja. Temuan Djawahir
(2002),

Davidhizar

(1996:23)

yang

menyatakan

bahwa

yang

(1996:23)

membuktikan

telah
melalui

penelitiannya bahwa Komitmen
organisasi

akan memberikan

kekuatan emosional yang lebih
besar.

Dengan

komitmen

akan

merasakan

karyawan

kebahagiaan (happiness) dalam
bekerja sehingga kinerja yang
ditampakkannya akan lebih baik.

karyawan

yang

memiliki

5.

komitmen

tinggi

terhadap

Organisasi

akan

cenderung

organisasinya

dipersyaratkan.

Pengaruh

komitmen
terhadap Kinerja

Layanan

melampaui batas kinerja yang

Hasil analisis menyatakan bahwa

disyaratkan,

komitmen organisasi berpengaruh

sebab komitmen

organisasional akan memberikan

positif

kekuatan emosional yang lebih

terhadap

besar

bahagia

puskesmas di kalimantan Timur.

pekerjaannya

Hal ini memberikan makna bahwa

serta

rasa

melaksanakan
sehingga

kinerjanyapun

lebih

dan

komitmen

tidak

signifikan

kinerja

layanan

organisasi

yang

tinggi, adalah benar ditemukan

dimiliki pegawai belum mampu

dalam penelitian ini.

mendorong

Hal ini disebabkan karyawan yang
memiliki komitmen yang tinggi
pada

pada

masyarakat.
Temuan ini tidak mendukung

memberikan

hasil penelitian yang dilakukan

yang terbaik bagi organisasinya,

oleh Maholtra & Avinandan ,

melainkan juga berupaya

yang

berupaya

tidak

pelayanan

signifikan

hanya

sekedar

organisasi

kinerja

secara

untuk

mencapai kinerja melampaui batas

menemukan

bahwa

komitmen Afektif dan komitmen

normatif berpengaruh positif dan

pegawai berpengaruh positif dan

signifikan

signifikan

terhadap

kualitas

layanan ; sedangkan komitmen

terhadap

kinerja

layanan.

keberlanjutan berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kualitas
layanan. Temuan penelitian

ini

juga tidak mendukung penelitian
yang

dilakukan

oleh

Kansal

(2012) yang menemukan bahwa
komitmen organisasi berpengaruh
signifikan

terhadap

kinerja

layanan.
6.

PENUTUP
Kesimpulan :
Penelitian ini menghasilkan temuan
sebagai berikut :
1. Hasil

penelitian

mengindikasikan

bahwa

kepuasan

sangat

kerja

dominan

Pengaruh Kinerja Pegawai

mempengaruhi

komitmen organisasi yaitu

terhadap Kinerja Layanan

sebesar 81,4 %. Hasil ini juga

Hasil analisis menyatakan bahwa

didukung

oleh

temuan

kinerja

penelitian bahwa

kepuasan

pegawai

organisasi

berpengaruh positif dan tidak

kerja

signifikan

terhadap

kinerja

mendorong tingkat komitmen

layanan

puskesmas

di

secara signifikan. Temuan ini

kalimantan

Timur.

ini

telah

memberikan makna bahwa kinerja

teori

pegawai

belum

mampu

menyatakan bahwa kepuasan

mendorong

secara

signifikan

kinerja

Hal

pelayanan

masyarakat

pada

pengguna

jasa

puskesmas.
Temuan

mampu

ini

penelitian

tidak
yang

dilakukan oleh widiasari (2012)
yang menyatakan bahwa kinerja

mampu

memperkuat

sebelumnya

kerja

yang

mempengaruhi

komitmen organisasi
2. Hasil

penelitian

mengindikasikan

penelitian

mendukung

telah

komitmen

bahwa
organisasi

berpengaruh lemah terhadap
kinerja pegawai yaitu sebesar
39,7%.

Temuan

pengaruh

yang lemah juga ditemukan

untuk

pada

pegawai dan kinerja layanan

variabel komitmen

terhadap

kinerja

yaitu

layanan

sebesar

pengaruh

29,8%;

kepuasan

kerja

terhadap

kinerja

sebesar

28,6%; pengaruh

kepuasan

pegawai

kerja

terhadap

kinerja layanan sebesar 9 %;
dan

pengaruh

pegawai

bahwa

variabel

keyakinan
kepuasan

komitmen organisasi, kinerja
pegawai dan kinerja layanan;
yang

dapat

dibuktikan hanya pengaruh
kepuasan
komitmen

kerja

terhadap

organisasi

;

sedangkan jalur yang lain
tidak memberikan pengaruh
yang signifikan.
Kelemahan penelitian ;
1. Meskipun
penelitian

telah

pegawai

mewakili

yang

puskesmas

pengunjung

dan
karena

kesibukannya

mengisi

kuisioner

tergesa-

dengan

gesa,

DAFTAR PUSTAKA

kerja berpengaruh terhadap

ternyata

digunakan

kinerja

layanan sebesar 5%.
ada

adalah

yang

kinerja

kinerja

terhadap

3. Walaupun

2. Sampel

variabel

dilakukan

ternyata

hasil

masih belum seperti yang
diharapkan. Ditemukan nilai
R Square (R2) masih rendah

As’ad,Moh.,
1999.
Psikologi
Industri, Edisi Keempat’
Yogyakarta :Liberty
Becker, Thomas E; Billings, Robert
S; Eveleth, Daniel M.,
Gilberth, Nicole L., (1996).
Foci and Bases of employee
Commitment : Implication
for
job
performance.
Academy of Management
Journal. Hal 464 – 482
Djawahir, 2002. “ Tantangan (makin)
sulit Tumbuhkan Komitmen
Karyawan,” Majalah Swa
Sembada, 21/ XVIII/ 10 – 23
oktober
Fletcher,C., and William, R., 1992. “
Performance
management,
job
satisfaction,
and
organizatonal commitment”,
British Journal management,
Vol. 7, No. 2, pp. 169-179
Haerani,
S.,
2004.Pengaruh
perubahan
organisasi
terhadap peluang karir, stress,

komitmen
organisasi,
kepuasan kerja dan kinerja.
Studi
pada
beberapa
perusahaan yang melakukan
merger di Makassar. Disertasi
Progaram Pasca Sarjana
Universitas
Hasanuddin,
Makassar
Indriaty,Dewi R.;2010. Analisis
Pengaruh Kualitas layanan
Jasa puskesmas Terhadap
Kepuasan
Pasien
pada
Puskesmas
Gunung
Jati
Semarang. Univ. Diponegoro
Kansal

,P;
2012.
Service
performance quality and
organizational commitment
of
customer contact
employees in Indian call
centers; The Result of the
studi were presented at
International Conference on
Applied Psycology, 24-25.

Kermany, Zhaleh Z, 2013. Astudy
linking
between
job
satisfaction and customer
satisfaction : A case study
of Iran Insurance; Kerman;
Iran; Journal of marketing
development
and
competitive vol 7 (4)
Kotler,
P;2009.
Manajemen
Pemasaran.
Penerbit
Erlangga.
Jakarta
Widiasari, Roro R, 2012. Pengaruh
kinerja Aparatur Pemerintah
terhadap kualitas pelayanan
publik,
Jurnal Spread,
Volume 2 no 2
Kreitner R., and Kinicki A., 2003.
Perilaku
organisasi.

(terjemahan) Edisi Pertama,
Jakarta.
Salemba
empat
Luthans , Fred,
2006.
Perilaku Oganisasi , Edisi
Sepuluh. Yogyakarta : Andi
Lieke, 2008. Pengaruh Kompensasi
dan Motivasi Kerja terhadap
Komitmen Organisasi di
Organisasi Pendidikan Islam.
Jurnal Psikologis Universitas
Guna Dharma
Luthans , F.,
2006.
Perilaku
Oganisasi , Edisi Sepuluh.
Yogyakarta : Andi
Maholtra,N ; Mukherjee , A. The
Relative
Influence
of
Organizational Commitment
and Job Satisfaction on
service Quality of CustomerContac
Employees
in
Banking Call Centers
Meyer, NJ and Allen J.P, 1990. The
Measurement and anticedents
of Affective, Continuance
and Normative Commitment
to The Organization, Journal
of Accupational Psycology.
Vol 63. N0.1. pp. 1-18
Muhammed, F ; Eleswed,M , 2013.
Job
satisfaction
and
Organizational commitment :
A
Corelational
Study
Bahrain,
International
Journal
of
Bussiness
Humanities and Tehnology,
Vol 2 No. 5
Robbins S.P., 2006. Organizational
Behavior (terjemahan ) jilid
2, Edisi ketujuh. Jakarta : PT
Buana Ilmu Populer

Solimun,2010. Analisis Multivariat
Permodelan
Structural
Metode Partial Least SquarePLS , Cetakan I, CV Citra
Malang, Malang
Sugiyono, 2005. Metode penelitian
Administrasi,
Bandung:
Alfabeta
Suma, S at.all ,2013. Job satisfaction
and
Organizational
commitment : The Case of
Shikodra
Municapility,
European
satisfaction
Journal vol 9 No 17
Taba,

M.I.,,
2004.
Pengaruh
Komitmen
organisasi,
Prestasi Kerja, dan Sistem
Imbalan Terhadap Kepuasan
Kerja
Karyawan
(Studi
perusahaan Perbankan di
Sulawesi Selatan ), Disertasi
PPS Unhas Makasar

Tangkilisan,H.S.N.,
2005.
Manajemen Publik, Grasindo,
Jakarta
Tjiptono, F dkk ; 2008. Pemasaran
strategik, penerbit andi, Yogyakarta.

Tobing, Diana sulianti KL, 2009.
Pengaruh
Komitmen
organisasional dan Kepuasan
Kerja
terhadap
Kinerja
Karyawan PT Perkebunan
Nusantara III di Sumatra
Utara. Jurnal Manajemen dan
kewirauahaan vol 11 no 1
Wisniewski, M. (2001). Assessing
customer satisfaction with
local authority services using
SERVQUAL. Total Quality
management, 12, 995-1002
Widiaswari,Roro R.; 2012. Pengaruh
Kinerja Aparatur
pemerintah terhadap
kualitas Pelayanan Publik
Di Kecamatan banjar baru,
Jurnal SPREAD,
Banjarmasin