Pentingnya Pembangunan Sistem Sanitasi Berbasis Lingkungan yang Mendukung Pelayanan Prima dalam Proses Pembelajaran di Badan Diklat Provinsi Banten

  Edisi 3 No. 2, Apr

  • – Jun 2016, p.14-21

  Gagasan

  

Pentingnya Pembangunan Sistem Sanitasi Berbasis

Lingkungan yang Mendukung Pelayanan Prima dalam Proses

Pembelajaran di Badan Diklat Provinsi Banten

  

Zaenal Ali Abidin

Widyaiswara Ahli Muda pada Badan Diklat Provinsi Banten

Jln. Raya Lintas Timur KM.4 Karang Tanjung, Pandeglang - Banten

  

(Diterima 14 Januari 2016; Diterbitkan 24 Mei 2016)

Abstract: Tulisan ini menggagas tentang pentingnya dibangun system sanitasi berbasis

lingkungan di sebuah lembaga diklat sebagai bagian dari pelayan prima dalam mendukung

proses pembelajaran.

  Keywords: sanitasi di lembaga diklat.

  

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Corresponding author: Zaenal Ali Abidin, E-mel. +62-85775111066.

  Pendahuluan

  Tugas utama pemerintah adalah memberikan pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya. Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sebagai Birokrasi adalah instrumen pelayanan yang dibentuk untuk mempermudah akses peserta pendidikan dan pelatihan (diklat) dalam hal ini CPNS maupun PNS, dan jika memungkinkan masyarakat pada umumnya terhadap pelayanan proses pembelajaran . Badan Diklat Provinsi Banten menjadi bagian penting dalam reformasi birokrasi dan revolusi mental, mewujudkan profesionalisme Aparatur Sipil Negara (PNS dan PPPK) , dan untuk mewujudkan birokrasi yang bersih, kompeten dan melayani, maka Badan Diklat Provinsi Banten pun ambil bagian dalam aksi diklat sejuta PNS yang telah dan tengah berlangsung dalam tahun 2015 - 2016 ini. Badan Diklat Provinsi Banten yang dibentuk sejak tahun 2001 telah menempati kantornya yang terletak di Kelurahan Kadu Merak, Kecamatan Karang Tanjung Kabupaten Pandeglang yang dahulu lebih dikenal dengan nama Kaburon. Lokasi ini disebut Kaburon menggambarkan suatu kawasan perkebunan penduduk yang rapat dengan pohon-pohon sehingga menyerupai kawasan hutan dengan tegakan yang rapat dan rimbun.

  Rimbunnya kawasan ini menjadi salah satu alasan ketertarikan Pemerintah Provinsi Banten pada tahun 2002 untuk memilih dan membebaskan kawasan ini sebagai aset kampus pendidikan dan latihan aparatur CPNS dan PNS se Provinsi Banten. Dengan rimbunnya kawasan ini seluas 19 Ha kemudian melalui beberapa tahap pembangunan akhirnya sejak tahun 2005 Badan Pendidikan dan Latihan Propinsi Banten mulai di operasikan. Saat ini kegiatan pelayanan/ perkantoran dilaksanakan oleh sekitar 167 orang pegawai, terdiri 87 org aparatur sipil negara mulai dari eselon 2, 3 sampai eselon 4 , Kelompok jabatan fungsional), Staf PNS, CPNS, dan 80 orang non PNS yang bekerja sebagai staf TKS, pramubakti, security, pengurus masjid, pengurus genset dan pompa air, serta instalasi listrik, tukang kebun , halaman dan taman, Koperasi, perpustakaan , berkantor di tempat ini, dan tak lama kemudian mulai juga dijadikan pusat pendidikan dan pelatihan bagi pegawai negeri di Provinsi Banten sesudah asrama Sultan Agung Tirtayasa dan Asrama Sultan Hasanudin sebagai tempat penginapannya selesai dan seterusnya dibangun guess house dan sarana ibadah ( yang dahulu sampai tahun 2011 masih mushola, kini Masjid Al Khosiyah) dan gedung serba guna dan bertambah pula jumlah widyaiswaranya menjadi 26 orang , maka semakin banyak kegiatan kediklatannya dan semakin banyak pula pesertanya. Sebagaimana telah diperkirakan, sebanyak 4200 orang dalam tahun 2015 telah mengikuti Diklat Prajabatan CPNS Golongan 1,2, dan 3 asal Kategori 1 dan 2.

  Seiring dengan waktu yang berjalan masa dioperasikannya Badan Diklat yang kini terakreditasi B tak terasa sudah memasuki tahun ke 11 (sebelas). Sebelas tahun bukan masa yang sebentar, banyak perubahan yang dilakukan dalam masa itu, penataan sarana prasarana olahraga , sarana outbon, taman, perpustakaan, masjid, kantin, halaman parkir, dan bangunan menambah semaraknya Badan Diklat Provinsi Banten sehingga Penyegaran Wasit Kyorugi Nasional (Wasit untuk nomor Kyorugi/Tanding/Fight), digelar oleh Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) pada 12-15 September 2013, kemudian pada tahun 2014 Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung mempercayakan para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk mengikuti diklat prajabatan golongan

  III yang diikuti oleh 75 orang peserta terhitung mulai tanggal 29 April hingga 22 Mei 2014 yang lalu. Bahkan tahun 2015 tepatnya 7- 9 Agustus dipakai Muktamar XIX dan Milad ke 100 Perguruan Mathlaul Anwar .

  Namun demikian ada pepatah yang mengatakan “Men Sana In Corpore Sano”, yang artinya dalam tubuh yang sehat, akan terdapat jiwa yang sehat. Akan tetapi masih banyak juga orang yang sakit dan biasanya karena pola hidup mereka sendiri yang kurang baik dan kebiasaan yang kurang baik sehingga dapat melemahkan dan merusak tubuh. Perihal kesehatan cukup mudah untuk dipahami, akan tetapi masih banyak orang yang sakit karena kurangnya pengetahuan tentang arti kesehatan ataupun karena lalai.

  Dalam pelayanan prima proses pembelajaran segala kebutuhan yang diperlukan peserta Diklat diupayakan dan sebaiknya telah siap sedia sesuai standar manajemen kediklatan, seperti pelayanan administrasi, transportasi, komunikasi, akomodasi, klinik kesehatan baik fisik maupun mental, kantin dan katering, fitness center, ruang makan , sumber energy, keamanan, dan hiburan . Semua fasilitas ini tidak hanya menampilkan mutu, citarasa menu , kenyamanan dalam proses pembelajaran saja, akan tetapi factor yang sangat penting adalah menyangkut kenyamanan dan kepastian atau jaminan ketertiban, keindahan, kebersihan untuk kesehatan sesuai tujuan orang menikmati fasilitas tersebut demi kelangsungan prose s pembelajarannya , khususnya yaitu “hygiene dan Sanitasi” (kesehatan dan kebersihan). Untuk itu dalam mengelola seluruh fasilitas yang ditawarkan secara professional haruslah sesuai dengan aturan kesehatan yang berlaku, sehingga peserta diklat utamanya, serta penyelenggara diklat pada umumnya mendapatkan kenikmatannya sendiri dengan jaminan kesehatan. Pada akhirnya terjadilah dalam core bisnis diklat , keunggulan dalam persaingan , khususnya dalam kualitas atau mutu pelayanan yang antara lain mencakup kebersihan sebagai jaminan kesehatan.

  Dari pengamatan terhadap prilaku peserta Diklat selama tahun 2013

  • – 2015 dari ruang makan, kemudian apa yang terjadi di Asrama, dan unit kesehatan, menunjukan adanya gap antara upaya pemenuhan kebutuhan peserta dengan realita yang mereka dapatkan, tetapi mereka diam dan menerima apa adanya, hal itu terutama terhadap dua hal yang tampaknya agar agak mendalam perlu diperhatikan dan dilandasi peraturan kediklatan, misalnya untuk Diklat Prajabatan ada Perkalan No. 18 tahun 2014 yang menyatakan bahwa Penyelenggaraan Diklat Prajabatan CPNS Pengangkatan dari Tenaga Honorer K1/K2 menggunakan prasarana yang responsive gender. Prasarana yang diperlukan meliputi: 1. Asrama; 2. Aula; 3. Ruang kelas; 4. Ruang makan; 5. Unit kesehatan; 6. Tempat ibadah.

  Tujuan penulisan ini sendiri adalah sebagai sumbangsih dalam mendiagnosis kebutuhan perubahan guna mewujudkan Badan Diklat yang bukan hanya unggul dan berdaya saing tapi juga ramah lingkungan, sehingga perlu dijelaskan telebih dahulu tentang pengertian hygiene, sanitasi, lingkungan dan apa itu E. coli.

  Pengertian hygiene, sanitasi, lingkungan dan E. coli

  Kata “hygiene” berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Southgate,H.A, 1986). Dalam sejarah Yunani, Hygiene berasal dari nama seorang Dewi yaitu Hygea (Dewi pencegah penyakit).

  Menu makanan bagi peserta Diklat tentunya hasil dari industri makanan/catering, sehingga penerapan standar hgiene yang tinggi perlu dilakukan dalam mengolah makanan agar mampu memproduksi dan mengawasi makanan yang aman untuk dikonsumsi baik oleh peserta diklat, panitia/penyelenggara maupun para widyaiswara/narasumber. Aman artinya bebas dari hal-hal yang membahayakan, merugikan dan bebas dari kerusakan, sehingga memuaskan peserta Diklat atau dengan kata lain tidak menimbulkan berbagai keluhan yang mengganggu proses pelayanan pembelajaran /mengikuti Diklat.

  Pengertian sanitasi antara lain sebagai berikut : 1.

  Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.

  2. Sanitasi adalah upaya menjaga pemeliharaan agar seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan agar hygienis (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya.

  3. Sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat (Dr.Azrul Azwar, MPH). Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha- usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Sedangkan hygiene adalah bagaimana cara orang memelihara dan juga melindungi diri agar tetap sehat.

  Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, bahwa yang dimaksud lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.

  Secara hukum maka wawasan dalam menyelenggarakan penegakan hukum pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia adalah Wawasan Nusantara. Terkait kediklatan, maka yang dimaksud lingkungan hidup Badan Diklat adalah adalah kesatuan ruang (kini dalam luasan lahan sekitar 17 Ha) dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia (pegawai Badan Dikat) peserta Dikat, serta keluarganya yang mengantar/menjemput, para tamu/undangan, dan mereka yang berkepentingan (stakeholder) dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain di sekitar Badan Diklat ini berada, misalnya mereka yang berada di kampung Kadu Beureum, kampung Jami, kampung Cigadung, kampung Cilembur dan sekitarnya.

  Mengingat topografi dan kontur dalam lingkungan Badan Diklat, maka perlu dimitigasi potensi bencana alam : kemarau panjang, gempa bumi, gunung berapi, tanah longsor, limbah organik dan non organik dari seluruh aktivitas peserta dan penyelenggara di Badan Diklat Adapun masalah Lingkungan hidup di Badan Diklat saat ini: operasi pembuangan sampah/limbah yang belum terkelola dengan sistemik ; polusi air dari limbah penghunian kamar asrama ; polusi udara /asap rokok di ruang makan dan koridor ber AC, perambahan taman suaka alam/suaka margasatwa dari para pemburu burung, dan ular, perburuan liar, pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan ; polusi tanah oleh E. coli dari limbah pup yang dalam jangka panjang dikhawatirkan mengganggu penyediaan air bersih khususnya bagi Kampung yang memiliki elevasi lebih rendah dari Badan Diklat .

  Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram

  negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini, dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E.

  

Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia

  yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein.

  Bakteri E coli bisa berbahaya dan menimbulkan dampak yang paling parah pada anak-anak atau

orang tua yang sistem kekebalannya lemah. Hal ini mungkin karena pertahanan tubuh alami pada

  anak-anak masih berkembang, dan orang dewasa yang memiliki kekebalan lemah, sehingga mereka tidak memiliki flora usus yang sehat dan antibodi yang diperlukan untuk menangkal infeksi. Orang dewasa yang sehat biasanya bisa bertahan dari akibat terburuk dari infeksi bakteri ini, karena unsur- unsur pada saluran pencernaan mereka masih berfungsi secara normal, serta pertahanan alami tubuh yang kuat akhirnya bisa menangkal bakteri ini.

  Kondisi sanitasi di Badan Diklat Provinsi Banten

  Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait. Di Badan Diklat Provinsi Banten, bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi dan cucian).

  Menyikapi kurun waktu operasi Badan Diklat yang lumayan lama, tentu dapat diamati sistem sanitasi yang diadakan di Badan Diklat ini, dan memicu munculnya beberapa pertanyaan: bagaimana saluran pembuangan limbah grey water? bagaimana pembuangan limbah black water? dimanakah penampungannya atau hilirnya? bagaimana pengelolaan untuk limbah-limbah itu? bagaimana kontribusi sampah di Badan Diklat? bagaimana cara mengolahnya? dan seterusnya.

  Hal itu menjadi bahan persoalan, karena dibawah Badan Diklat ini bukan tidak mungkin terdapat jalan mata air baku sumber air bersih untuk Kabupaten Pandeglang yang lebih dikenal dengan mata air Cilembur atau lebih dikenal sebagai mata air bersih Karang Tanjung, bahkan dengan ijin Pemerintah Kabupaten Pandeglang pabrik teh botol sosro juga telah berdiri, dan dipakai pula untuk distribusi air bersih oleh Pemda Pandeglang yang lebih dikenal dengan PDAM yang melayani masyarakat pandeglang di wilayah utara, dan juga dipakai sebagai pusat pengambilan air bersih oleh penjual air bersih dengan mobil tanki kapasitas 3000-6000 liter,sisanya untuk mengairi ratusan hektar pesawahan yang ada di bawahnya.

BADAN DIKLAT

  Ilustrasi Lokasi Badan Diklat Provinsi Banten dengan Desa Cilembur dimana terdapat Pabrik Minumam PT. Sosro. Mata air itu merupakan potensi sumberdaya alam yang diberikan Allah SWT untuk kemaslahatan umat manusia yang tidak habis-habis sampai sekarang. Namun demikian kekawatiran masyarakat lingkungan dengan sistem sanitasi yang tidak dikelola dengan benar oleh Badan Diklat akan berdampak negatif terhadap mata air dibawahnya dengan pencemaran air tanah yang dengan kasatmata tidak terlihat tetapi dikawatirkan penyerapan bakteri E. coli dari black water terhadap mata air sehingga dapat memcemari mata air itu. Hasil kalkulasi dampak kegiatan yang ada di Badan Diklat Provinsi Banten di Karang Tanjung, Pandeglang sebagai berikut: Dari satu tahun atau 12 bulan Badan Diklat menyelenggarakan pendidikan dan latihan efektifnya selama 10 bulan, dengan rata2 peserta 150 org ( Diklat Struktural, Teknis, fungsional, Prajabatan, Kepemimpinan, pertemuan, acara hajatan di GSG, dan sebagainya ) peserta dianggap menginap di Asrama selama 20 hari dalam 1 (satu) bulan, dimana setiap peserta dan lainnya akan mengunakan toilet/urinoir/kamar mandi untuk mandi dan pup. Jika 1 orang mandi menghabiskan 30 liter air (sumber who:2013) dan 1 orang Mandi sebanyak 2 kali sehari , maka dihabiskan 9.000 liter/hari atau = 180 000 liter air/bulan, setara dengan 30 tanki air kapasitas 6000 liter limbah grey water.

  Jika 1 orang pup = 0,6 kg tinja (sumber: who 2013) . maka akan dihasilkan 90 kg tinja/hari atau 1800 kg pup ( sama dengan 9 ekor kerbau @ 200kg) limbah black water. Limbah grey water dan black

  

water diperkirakan diserap oleh tanah secara terus menerus. Perhitungan di atas adalah perhitungan

  minimal, dan menurut data dan informasi yang dapat dikumpulkan, Badiklat Propinsi Banten limbah tinjanya belum pernah disedot. Tetapi solusinya bukan hanya dengat menyedot tinja, akan lebih baik kalau diselengarakan peninjauan kembali sistem sanitasinya, sehingga dampak negatip terhadap pencemaran lingkungan bisa segera dicegah dan diatasi dengan melakukan kegiatan kegiatan yang berhubungan dengan sistem sanitasi. Mengingat Badan Diklat adalah barometer penyelenggaraan pemerintahan kabupaten dan kota se-Provinsi Banten.

  Pentingnya program peningkatan sistem sanitasi berbasis lingkungan

  Sebagai benchmarking dikemukakan di sini Program SANIMAS atau Sanitasi Berbasis Masyarakat yaitu program untuk menyediakan prasarana pengolahan air limbah bagi masyarakat di daerah kumuh padat perkotaan. Menyusul kesuksesan pilot program di enam kota di tahun 2003-2004, mulai tahun 2005 Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk meningkatkan sumber daya dalam mendukung replikasi dan scaling-up pendekatan fasilitas sanitasi terdesentralisasi berbasis masyarakat.

  Dalam pembangunan fasilitas Sanimas, digunakan konsep pemberdayaan masyarakat untuk menjadikan masyarakat aktor utama dalam proses perencanaan, pembangunan, operasional dan pemeliharaan fasilitas sanitasi komunal, dengan tujuan agar fasilitas yang terbangun dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan. Konsep tersebut menggunakan prinsip-prinsip pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan berbasis-masyarakat seperti: pilihan yang diinformasikan sebagai dasar dalam pendekatan tanggap kebutuhan, air merupakan benda social dan ekonomi, pembangunan berwawasan lingkungan, peran aktif masyarakat, serta penerapan prinsip pemulihan biaya. Program SANIMAS ini dapat diadopsi dengan beberapa modifikasi sesuai kebutuhan didasarkan atas perhitungan minimal kemudian diterapkan dan dibangun di Badan Diklat.

  Pentingnya program peningkatan sistem sanitasi berbasis lingkungan

  Terkait aspek menjaga mutu penyelenggaraan pelayanan, khususnya pelayanan sanitasi dan hygiene oleh Badan Diklat, perlu kiranya Badan Diklat berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Banten, agar di Badan Diklat dibuat ruang /klinik khusus (fisik maupun mental) dan ditempatkan minimal seorang dokter umum dan seorang tenaga medis.

  Disain Pemipaan Sistem Sanitasi di Badan Diklat Provinsi Banten MASJID ASRAMA TIRTAYASA ASRAMA HASANUDIN PERPUSTAKAAN/ KOPERASI GUESS HOUSE A/B GUESS HOUSE C/D GUESS HOUSE E/F GUESS HOUSE G/H GUESS HOUSE I/J

  POS JAGA/KONTROL U T A R A

  KANTOR/ KELAS

INSTALASI PENGOLAHAN

  Penutup

  Dalam rangka mewujudkan visi Badan Diklat Provinsi Banten yang terpercaya dan berdaya Saing maka perlu dilakukan peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana diklat. Terkait dengan semakin tingginya tingkat kepenghunian asrama dan pemanfaatan fasilitas oleh semakin banyaknya peserta diklat maupun non diklat, maka kiranya tidak berlebihan dalam jangka panjang dan mengingat elevasi sarana prasarana Kantor Badan Diklat terhadap lingkungannya yang dikhawatirkan terjadi polusi E. coli, maka perlu dipikirkan dan diantisifasi dengan pembangunan sarana prasarana sistem sanitasi dan higiene Diklat, agar pelayanan prima proses pembelajaran terwujud dan berjalan efektif dan efisien, menuju terwujudnya Visi tersebut disamping menjadikan Badan Diklat Provinsi Banten yang ramah lingkungan. Tentunya perlu dilakukan semacam kajian pendahuluan/feasibility study untuk berbagai hal terkait topografi, mikrobiologi, ekologi, teknis konstruksi, teknologi, anggaran, social ekonomi, dan sebagainya.

  Daftar Pustaka

  http://muhammadnoval24.blogspot.co.id/p/pengertian-hygiene-dan-sanitasi-hygiene.html http://www.slideshare.net/infosanitasi/uu-231997-lingkungan-hidup https://www.google.co.id/#q=bakteri+e+coli http://www.alodokter.com/e-coli http://www.slideshare.net/metrosanita/tahapan-pelaksanaan-sanimas-sanitasi-berbasis-masyarakat http://www.slideshare.net/OswarMungkasa/sanimaspresntation-081002ina?related=2 http://stbm-indonesia.org/?page=tentang-stbm&command=stbm&id1=2 http://www.pu.go.id/main/view/9004Torgler, B. 2006. The Importance of Faith: Tax Morale and

  Religiosity. Journal of Economic Behavior dan Organization, 61(1), 81-109.