View of KARAKTER KERJA KERAS DALAM PEMBELAJARAN STATISTIK

6
KARAKTER KERJA KERAS DALAM
PEMBELAJARAN STATISTIK

Yennizar N. *
* Prodi Manajemen Pendidikan Islam STAI Muara Bulian
yenni.agus@gmail.com
Abstract
Statistics is a branch of mathematics. Mathematics is a
universal science that underlies the modern
developments, have an important role in a variety of
disciplines and promote the power of human thought. To
master and create the future technology required a
strong mastery of math early on. To equip students to
become ruler of technology capable of utilizing
knowledge in the life of the nation, it is not enough just to
equip the cognitive mastery, but necessary character
formation of students. By way mengintegralisasikan
value national character in every lesson, one of the
characters of hard work in statistical learning. By
learning math, then the character or the character of a

person can be fostered and developed. Statistical
learning is data obtained from observations by
calculation, it must be done with rigor, tenacity and
sincerely so as to get accurate data. Thus ideally
statistical learning can build on the personal character of
the hard work of students as a personality attached to
him.
Statistik adalah cabang matematika. Matematika adalah
ilmu universal yang mendasari perkembangan modern,
memiliki peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu
dan mempromosikan kekuatan pikiran manusia. Untuk
menguasai dan menciptakan teknologi masa depan
diperlukan penguasaan yang kuat dari matematika sejak
dini. Untuk membekali siswa untuk menjadi penguasa
teknologi yang mampu memanfaatkan pengetahuan

83

At-Tasyrih, Volume 2, Nomor 1, September 2016: 82-91


dalam kehidupan bangsa, itu tidak cukup hanya untuk
melengkapi penguasaan kognitif, tapi perlu pembentukan
karakter siswa. Dengan cara nilai mengintegralisasikan
karakter nasional di setiap pelajaran, salah satu karakter
kerja keras dalam belajar statistik. Dengan belajar
matematika, maka karakter atau karakter seseorang
dapat dibina dan dikembangkan. belajar statistik adalah
data yang diperoleh dari pengamatan dengan
perhitungan, hal itu harus dilakukan dengan ketelitian,
keuletan dan tulus sehingga untuk mendapatkan data
yang akurat. Dengan demikian pembelajaran idealnya
statistik dapat membangun karakter pribadi dari kerja
keras siswa sebagai kepribadian melekat pada dirinya.
Keywords:
Statistik

Karakter

Kerja


Keras,

Pembelajaran,

Pendahuluan
Ilmu statistik adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan
memperkembangkan prinsip-prinsip, metode dan prosedur yang
perlu ditempuh atau dipergunakan dalam rangka mengumpulkan
data angka, penyusunan atau pengaturan data angka, penyajian atau
penggambaran atau pelukisan data angka, penganalisisan terhadap
data angka, dan penarikan kesimpulan (conclusion), pembuatan
perkiraan (estimation), serta penyusunan ramalan (prediction) secara
ilmiah (dalam hal ini secara matematik) atas dasar kumpulan data
tersebut.1 Statistik merupakan cabang dari matematika, maka jika
kita hendak memperbaiki kualitas pendidikan statistika berarti sama
halnya kita melakukan perbaikan terhadap kualitas pendidikan
matematika. Matematika selama ini sering diasumsikan dengan
berbagai hal yang berkonotasi negatif, mulai dari matematika
sebagai ilmu yang sangat sulit, banyak rumus, tidak bisa
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya, salah satu sebab utama kesulitan memahami
matematika ialah karena sifatnya yang abstrak. 2 Bahasa matematika
adalah bahasa yang abstrak, bahasa yang dipenuhi dengan begitu
banyak lambang. Karena sifatnya yang abstrak, sering kali orang
awam mengira bahwa matematika itu tak ada hubungannya dengan
dunia nyata yang kongkret. Materi statistik sebagai bagian dari
1

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada: 2014), hlm. 4.
2
Alisah.E & Dharmawan, PE, Filsafat Dunia Matematika Pengantar
Untuk Memahami konsep-konsep Matematika, (Jakarta: Prestasi Pustaka:2007).
hlm. 3.

Karakter Kerja Keras Dalam Pembelajaran Statistik – Yennizar N. 84

matematika juga dipahami seperti bagian-bagian lain dari
matematika, yaitu sebatas pengetahuan tanpa keterkaitan dengan
pembentukan sikap dan keterampilan dalam mencari, membaca,

mengolah dan menyajikan data statistik. Padahal dibalik proses
mencari data, mengolah data, menyajikan data, membaca data
memilki banyak nilai-nilai kehidupan manusia.
Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah,
target dari pembelajaran tersebut lebih dominan ke tujuan kognitif
semata yang disebut intructional effect, tanpa memperhatikan tujuan
afektif dan psikomotor yang disebut nurturent effect. Artinya
pembelajaran matematika selama ini hanya mampu pada
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
berilmu saja. Hendaknya, pembelajaran mempunyai dampak
terhadap pembentukan kepribadian seseorang. Selama ini tujuan
pembelajaran matematika pada umumnya termasuk pembelajaran
statistik mengacu pada sisi kognitif saja.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan modern, mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai
dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan
matematika yang kuat sejak dini. Untuk membekali peserta didik
menjadi seorang penguasa teknologi yang mampu memanfaatkan
ilmunya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tidaklah cukup

hanya dengan membekali penguasaan kognitif saja, namun
diperlukan pembentukan karakter peserta didik. Dengan cara
mengintegralisasikan nilai karakter bangsa, salah satunya karakter
kerja keras dalam pembelajaran statistik.
Pendidikan Karakter
Ujung tombak dalam mempersiapkan generasi yang handal
adalah pendidikan, karena pendidikan mendorong memaksimalkan
potensi siswa. Potensi siswa akan terus digali agar muncul insan
yang dapat bersikap kritis, logis dan inovatif dalam menghadapi dan
menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi. Pengembangan
pendidikan tidak hanya berkutat pada domain kecerdasan intelektual,
namun lebih dari itu diarahkan pada upaya membentuk sistem
keyakinan dan karakter peserta didik sehingga mampu
mengembangkan potensi diri secara maksimal dan dapat menemukan
jati dirinya.
Pendidikan karakter merupakan gabungan dari dua kata yaitu
pendidikan dan karakter. Pengertian pendidikan menurut Ki Hajar
Dewantara mengatakan bahwa pendidikan umumnya berarti daya
upaya untuk menunjukkan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan
batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak dalam Taman


85

At-Tasyrih, Volume 2, Nomor 1, September 2016: 82-91

Siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar kita dapat
menuju kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak
yang kita didik selaras dengan dunianya. 3 Adapaun berkarakter
adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, dan berwatak. Kata
karakter berasal dari kataYunani charassein, yang berarti mengukir
sehingga terbentuk sebuah pola.4 Pendidikan karakter adalah proses
pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia
seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikiran, raga, serta
rasa dan karsa.5 Menurut Lickona (1992) bahwa pendidikan karakter
menekankan kepada tiga kelompok karakter yang baik, yaitu moral
knowing, moral feeling, moral action.6
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan
moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik buruk,
memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam

kehidupan sehari-hari. Matematika merupakan salah satu mata
pelajaran yang menjadi sasaran dalam penanaman karakter. Karakter
menjadi sorotan yang merupakan faktor penting dalam tercapainya
tujuan pembelajaran matematika.
Program pendidikan karakter di sekolah perlu dikembangkan
dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: Pertama,
Pendidikan karakter di sekolah harus dilaksnakan secara
berkelanjutan (kontinuitas). Hal ini mengandung arti bahwa proses
pengembangan nilai-nilai karakter merupakan proses penilaian yang
panjang, mulai awal peserta didik masuk sekolah hingga mereka
lulus sekolah pada satu satuan pendidikan.
Kedua, Pendidikan karakter hendaknya dikembangkan di
semua mata pelajaran terintegrasi, melalui pengembangan diri dan
budaya suatu satuan pendidikan. Pembinaan karakter bangsa
dilakukan dengan mengintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran,
dalam kegiatan kurikuler pelajaran, sehingga semua mata pelajaran
diarahkan pada pengembangan nilai-nilai karakter tersebut.
Pengembagan nilai-nilai karakter juga dapat dilakukan dengan
melalui pengembangan diri baik melalui konseling maupun kegiatan
ekstra kurikuler seperti kegiatan kepramukaan dan lain sebagainya.

Ketiga, sejatinya nilai-nilai karakter tidak diajarkan (dalam
bentuk pengetahuan), jika hal tersebut diintegrasikan dalam mata
pelajaran, kecuali bila dalam bentuk mata pelajaran agama (yang di
3

Fuad Ihsan, Dasar dan Kependidikan: Komponen MKDK (Jakarta:
Rineka Cipta :2005), hlm. 5.
4
Megawangi, Pendidikan Karakter, (Jakarta: BPMIGAS: 2004), hlm.25.
5
Samani dan Haryanto, Pendidikan Karakter. ( Bandung: PT Remaja
Rosdakarya: 2011), hlm. 35.
6
Lickona, T. Educating for Character, (New York: Bantam Books: 1992

Karakter Kerja Keras Dalam Pembelajaran Statistik – Yennizar N. 86

dalamnya mengandung ajaran) maka tetap diajarkan dengan proses
pengetahuan (knowing), melakukan (doing), dan akhirnya
membiasakan (habit).

Keempat, Proses pendidikan dilakukan peserta didik dengan
secara aktif (active learning) dan menyenangkan (enjoy full
learning). Proses ini menunjukkan bahwa proses pendidikan karakter
dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Sedangkan guru
menerapkan “tut wuri handayani” dalam setiap perilaku yang
ditunjukkan agama.
Selanjutnya, Lickona dan Davidson menyatakan bahwa
program pendidikan karakter hendaknya mengajarkan nilai-nilai
yang universal tertentu antara lain kerja keras dan peduli, baik hati
dan saling menghormati.7 Dan Covey menyatakan, “ As dangerous as
little knowledge is, even more dangerous is much knowledge without
a strong principled character” (sebahaya-bahayanya orang yang
sedikit pengetahuan, lebih berbahaya orang yang banyak
pengetahuan, namun karakternya tidak baik.8
Pembentukan Karakter Kerja Keras melalui Pembelajaran
Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tentunya dalam
kerangka suatu proses pendidikan membentuk manusia yang
diharapkan, yaitu” berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri

dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan pasal 1 ayat 2
mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.9
Melalui belajar matematika maka karakter atau watak
seseorang dapat dibina atau dikembangkan. Ini terjadi karena
belajar matematika dapat mengembangkan daya konsentrasi,
meningkatkan kemampuan mengeluarkan pendapat dengan singkat
7

Smith, Contemporary Character Education Principal Leadership , vol.
No. hlm. 16.
8
Bassiouny,dkk. The Importance of Character Education for Tweens as
Consumers, (Jurnal of Research in character Education. Vol.6, No.2) hlm. 37-61.
9
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pasal 1 ayat 1 dan 2.

87

At-Tasyrih, Volume 2, Nomor 1, September 2016: 82-91

dan tepat, berpikir rasional, dan mengambil keputusan secara tepat.10
Unsur-unsur kedisiplinan yang terdapat di dalam matematika
ternyata merupakan sarana yang baik untuk membina dan
mengembangkan karakter.Selanjutnya, karakter utama untuk
pelajaran matematika meliputi berpikir logis, kritis, kerja keras,
keingintahuan, kemandirian, percaya diri.
Kerja keras adalah suatu istilah yang melingkupi suatu upaya
yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam menyelesaikan
pekerjaan/yang menjadi tugasnya sampai tuntas. Kerja keras bukan
berarti bekerja sampai tuntas lalu berhenti, istilah yang kami maksud
adalah mengarah pada visi besar yang harus dicapai untuk
kebaikan/kemaslahatan manusia (umat) dan lingkungannya. 11 Dan
kerja keras adalah sebagai kemampuan mencurahkan atau
mengerahkan seluruh usaha dan kesungguhan, potensi yang dimiliki
sampai akhir masa suatu urusan hingga tujuan tercapai.12
Peserta didik harus dilatih untuk mampu bekerja keras. Bukan
hanya mampu bekerja keras, tetapi juga mampu bekerja cerdas,
ikhlas, dan tuntas. Dengan begitu kerja keras yang dilakukannya
akan bernilai ibadah di mata Tuhan pemilik langit dan bumi. Orang
yang senang bekerja keras pastilah akan menuai kesuksesan dari apa
yang telah dikerjakannya. Orang yang bekerja keras pasti mampu
mewujudkan impiannya menjadi kenyataan.
Beberapa hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa”
Anak-anak kurang mampu dari segi pengetahuan, dengan kerja keras
akan menghasilkan nilai yang lebih tinggi. 13 Selanjutnya integrasi
pendidikan karakter kerja keras dan kerja sama mampu memberi
sumbangan positif dalam pembentukan karakter dan berdampak pada
peningkatan prestasi akademik secara lebih merata pada semua
mahasiswa.14
Indikator nilai-nilai karakter kerja keras diantaranya
menyelesaikan semua tugas dengan baik dan tepat waktu, tidak putus
asa dalam menghadapi masalah, melakukan pekerjaan didahului
dengan perencanaan yang matang, dan tidak mudah menyerah dalam
menghadapi masalah. Bekerja keras juga harus dilakukan dalam
10

Sujono, Pengajaran Matematika Untuk Sekolah Menengah,
(Jakarta:Ditjen Dikti:1988), hlm. 19-20.
11
Dharma kesuma,dkk. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya:2011). Hlm. 17.
12
Hidayatullah, Pendidikan Karakter membangun Peradaban bangsa,
(Surakarta: Yuma Pustaka:2010), hlm..
13
Krashen,S, The hard work hypotesis: is doing your homework enough to
overcome the effects of poverty? Multicultural Education 12 (4) . PP. 16-19.
14
Ikhwanuddin, Implementasi Pendidikan Karakter kerja Keras dan Kerja
sama dalam Perkuliahan, ( UNY: Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II No 2. Juni
2012.

Karakter Kerja Keras Dalam Pembelajaran Statistik – Yennizar N. 88

lingkungan sekolah dengan cara antara lain: giat dan bersemangat
dalam belajar, bersikap aktif dalam belajar, tidak muda putus asa
dalam mengerjakan soal yang diberikan guru,tidak tergantung kepada
orang lain, dan rajin mengikuti kegiatan ekstra kurikuler untuk
meningkatkan potensi diri.
Pembelajaran matematika perlu juga diarahkan pada
pencapaian tujuan pendidikan yang berdiversifikasi. Beberapa tujuan
yang harus dicapai dalam pendidikan matematika adalah
membangkitkan peserta didik agar memiliki dorongan untuk tahu
dan paham, memiliki kemampuan mengumpulkan data, menemukan
makna, berpikir logis, memilih alternatif pilihan beserta akibatnya,
memahami manusia pada posisi manusiawi, dan menghargai
perbedaan pendapat.
Selanjutnya, pembelajaran matematika tidak hanya
mengandung nilai edukasi yang bersifat mencerdaskan siswa tetapi
juga nilai edukasi yang membantu membentuk pribadi siswa.15
Untuk dapat mengetahui apakah nilai edukasi pembentuk pribadi
siswa telah tercapai tidaklah mudah, diperlukan upaya terencana,
kontinu dan pengamatan yang cukup lama. Selama ini nilai-nilai
yang terkandung dalam pembelajaran matematika diharapkan akan
tercapai dengan sendirinya. Melalui pembelajaran matematika
diharapkan dengan sendirinya para siswa akan cermat dalam
melakukan pekerjaan, akan kritis dan konsisten dalam bersikap, akan
jujur , kerja keras dan lain sebagainya.Akan tetapi sekarang kita lebih
memerlukan perencanaan pembelajaran matematika yang secara
sengaja memasukkan pembelajaran nilai-nilai tersebut.
Dalam kegiatan pembelajaran matematika diperlukan strategi
pembelajaran yang dapat mengintegrasikan pembentukan karakter
peserta didik. Berikut adalah contoh kegiatan pembelajaran
matematika yang dapat mengintegrasikan nilai-nilai karakter yang
ingin ditanamkan.
1. Menyelesaikan tugas di dalam kelas, tugas pekerjaan rumah, dan
tugas terstruktur.
2. Menyelesaikan tugas sesuai batas waktu yang ditetapkan
3. Menyelesaikan tugas proyek
4. Tidak berhenti menyelesaikan masalah sebelum selesai
5. Melakukan tanya jawab berkaitan materi matematika dan
keterkaitan dengan persoalan kontekstual dengan nilai kerja
keras.

15

Soedjadi, R, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia (Konstatasi
keadaan masa kini menuju harapan masa depan), (Jakarta; Dirjen Dikti
Depdiknas:2000). Hlm. 66-67

89

At-Tasyrih, Volume 2, Nomor 1, September 2016: 82-91

Pembelajaran Statistika Membangun Karakter Kerja Keras
Statistika digunakan untuk menunjukkan tubuh pengetahuan
(body of knowledge) tentang cara-cara pengumpulan data, analisis
dan penafsiran data. Berbicara statistik tentu membicarakan data dan
mengolah data, fungsi statistika antara lain :
1. Statistik menggambarkan data dalam bentuk tertentu
2. Statistik dapat menyederhanakan data yang komplek menjadi
data yang sederhana dan mudah dimengerti
3. Statistik merupakan teknik untuk membuat perbandingan
4. Statistik dapat memperluas pengalaman individu
5. Statistik dapat mengukur besaran dari suatu gejala
6. Statistik dapat menentukan hubungan sebab akibat
Disini nampak jelas sekali bahwa statistik merupakan data
yang diperoleh dari hasil pengamatan melalui perhitungan atau
pengukuran, haruslah dikerjakan dengan ketelitian, keuletan dan
sungguh-sungguh sampai selesai sehingga mendapatkan data yang
akurat. Dengan mengerjakan data-data statistik sampai tuntas,
pantang menyerah dan menemukan kebenaran, dapat dikatakan
bahwa statistik juga mengajarkan nilai kerja keras, baik dalam
berpikir, bersikap dan bertindak/berperilaku atau menurut Lickona
(1992) sebagai karakter yang baik, yaitu moral knowing, moral
feeling, dan moral action. Bagaimana kita menyelesaikan data
melalui rumus matematika dengan kesungguhan mengolah data
tersebut, dan pantang menyerah, saat gagal dicoba lagi (trial and
error). Sehingga mendapatkan data yang benar-benar valid.
Mengajarkan materi atau bahan ajar tentang penyajian dan
pengolahan data pada sisiwa (mahasiswa) yang merupakan bagian
dari pelajaran matematika tentu memiliki tujuan sebagai bekal hidup
terkait dengan penguasaan ilmu dan juga nilai-nilai yang terkandung
dalam materi tersebut. Dengan mempelajari materi atau bahan ajar
statistik tersebut diharapkan peserta didik memiliki kompetensi
dalam mengumpulkan, membaca, mengolah, menyajikan, dan
menafsirkan data dengan benar, baik sebagai instructional effect
maupun nurturent effect.
Dengan demikian idealnya pembelajaran statistik dapat
membangun karakter kerja keras pada pribadi peserta didik sebagai
suatu kepribadian yang melekat pada dirinya sebagai nurturent effect,
disamping memahami instuctional effec.Sebuah usaha yang
dilakukan dengan giat atau kerja keras akan lebih maksimal, apabila
diiringi dengan ketekunan, keuletan dan ketelitian. Sikap kerja keras
harus diwujudkan dalam kehidupan nyata. Caranya dengan
menjalankan sesuatu secara sungguh-sungguh, istiqomah, dan tidak
mudah menyerah. Kemudian dapat dilihat karakter kerja keras
siswa, bagaimana seorang siswa membahas atau menyelesaikan soal

Karakter Kerja Keras Dalam Pembelajaran Statistik – Yennizar N. 90

statistika sampai menemukan suatu kesimpulan dari angka-angka
yang diperoleh.
Penutup
Berdasarkan uraian yang tentang karakter kerja keras
terhadap pembelajaran statistik, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran statistik yang dilaksanakan selama ini lebih
dominan ke tujuan kognitif semata, padahal melalui statistik
memiliki makna nilai ketelitian, keuletan dan sungguh-sungguh
sebagai pembentuk pribadi dengan karakter kerja keras.
2. Pembelajaran statistik semestinya mengembangkan kognisi,
afektif, dan psikomotor.
3. Pendidikan karakter di sekolah harus dilaksanakan secara
berkelanjutan (kontinuitas), terintegrasi disetiap mata pelajaran,
dan nilai karakter harus secara eksplisit dijabarkan dan diperkaya
dalam setiap pembelajaran.
Bibliografi
Alisah,E. & Dharmawan, P.E. (2007). Filsafat Dunia Matematika.
Pengantar untuk Memahami Konsep-konsep Matematika.
Jakarta. Prestasi Pustaka
Dharma kesuma,dkk (2011). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah, Bandung: PT Remaja RosdaKarya
Hidayatullah (2010), Pendidikan Karakter membangun Peradaban
bangsa, Surakarta: Yuma Pustaka
Ikhwanuddin (2012), Implementasi Pendidikan Karakter kerja Keras
dan Kerja sama dalam Perkuliahan, ( UNY: Jurnal Pendidikan
Karakter, Tahun II No 2
Krashen,S, The hard work hypotesis: is doing your homework
enough to overcome the effects of poverty? Multicultural
Education 12 (4)
Lickona, T. (1992). Educating for Character. New York: Bantam
Books
Megawangi. (2004). Pendidikan Karakter. Jakarta: BPMIGAS.
Samani dan Haryanto (2011), Pendidikan Karakter. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Smith, Contemporary Character Education Principal Leadership.
Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia
(Konstatasi keadaan masa kini menuju harapan masa depan).
Jakarta. Dirjen Dikti Depdiknas

91

At-Tasyrih, Volume 2, Nomor 1, September 2016: 82-91

Sudijono, Anas (2014) Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Sujono. (1988). Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah.
Jakarta: Ditjen Dikti.
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

Dokumen yang terkait

View of Ta’lîm al-Lughah al-‘Arabiyyah al-Badawiyyah li Taṭawwur al-Taqaddum ‘al al-Daulah al-Umawiyyah; al-Dirâsah al-Taḥlîliyyah Hîlâl al-Manhaj wa al-Ṭarîqah

0 1 28

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

0 1 5

View of PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA

0 1 14

6 ASPEK SOSIAL DALAM PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Abdul Mutalib Dosen Tetap Prodi Pendidikan Agama Islam STAI Muara Bulian abdulmutalibmpdigmail.com Abstract - View of ASPEK SOSIAL DALAM PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

0 0 21

5 PERAN PENGAJIAN ANTARA MAGHRIB ISYA (PAMI) DALAM MENGATASI BUTA AKSARA AL-QUR’AN DI DESA OLAK KECATAMAN MUARA BULIAN-BATANG HARI JAMBI Ansori Dosen Tetap Prodi Pendidikan Agama Islam STAI Muara Bulian ansori1183yahoo.co.id Abstract - View of PERAN PENGA

0 0 14

View of KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM SURAT LUQMAN AYAT 12-19

0 0 16

3 PERAN GURU DALAM MENANAMKAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL-FALAH KOTA JAMBI Dodi Harianto Dosen Tetap Prodi Pendidikan Agama Islam STAI Muara Bulian infostai-muarabulian.ac.id Abstract - View of PERAN GURU DALAM MENANAMK

0 1 9

2 PENDIDIKAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN SEBAGAI MITRA SEJAJAR LAKI-LAKI Amiruddin Dosen Tetap Prodi Manajemen Pendidikan Islam STAI Muara Bulian infostai-muarabulian.ac.id Abstract - View of PENDIDIKAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN SEBAGAI MITRA SEJAJAR LAKI

0 0 23

View of STRATEGI PROMOSI PERPUSTAKAAN KELILING BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI JAMBI DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA

0 2 18

View of PEMBELAJARAN DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK KEJIWAAN PESERTA DIDIK

0 0 10