QAR : A Reading Strategy To Enhance Non-English Department Students’ Reading Skill
WAHIDAH PUSPA DINA
Penerapan Strategi Pembelajaran Time Token untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas V MI Miftahul Huda Lamongan
TRI WAHYUNI, NURLAILALATULAQROMI,
DAN TIARA RETNO HARYANI QAR : A Reading Strategy To Enhance Non-English Department
Students’ Reading Skill
YULI SUHANDONO
Proses Metakognitif Siswa SMA dalam Pengajuan Masalah Geometri
RIZKA NUR OKTAVIANI
Penggunaan Media Kartu Sampiran dan Isi (Kasamsi) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Pantun dalam Subtema Memelihara Ekosistem Siswa Kelas V SD
RIRYN FATMAWATY The Influence of Affective Variables On EFL/ESL Learning and Teaching
MADEKHAN
Analisis Kebijakan dalam Ranperda Sistem Pendidikan Kabupaten Lamongan
Diterbitkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Lamongan
REFORMA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Vol V, No. 01, Juni 2017
DEWAN REDAKSI
Penanggung Jawab
: Rektor Universitas Islam Lamongan
Ketua Penyunting
: Dr. Madekhan, MSi
Wakil Ketua Penyunting
: Mohamad Nurman, SPd. MPd.
Penyunting Pelaksana
: Dian Lutfiyanti, SPd. MPd.
Husen, S.Ag. MPd. Drs. Syarif Hidayatullah Diah Astuty, MPd. Ryrin Fatmawati, MPd. Abdul Kholiq, M.Pd. Tiara Retno H., MPd.
Penyunting Ahli
: Drs. Tsalis Fahmi, MM.
R. Chusnu Yuli S. MPd, Dr. Fathurrahman, MM Hariyanto, SPd. M.IP M. Faizal Mubarok, MPd. Abdullah Farih, M.Pd
PENERBIT KANTOR
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Lamongan
Gedung A Universitas Islam Lamongan Jl. Veteran No. 53 A Lamongan Telp. (0322)324706/ 317116.
Email: fkipunisla@gmail.com
Mengutip ringkasan dan pernyataan atau mencetak ulang gambar atau tabel dari
jurnal ini harus mendapatkan ijin langsung dari penulis. Jurnal ini diedarkan sebagai tukaran untuk perguruan tinggi, lembaga penelitian dan perpustakaan di
dalam negeri.
REFORMA
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
ISSN : 2502 – 35856 Vol. V No. 01, Juni 2017
WAHIDAH PUSPA DINA 243
Penerapan Strategi Pembelajaran Time Token untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas V MI Miftahul Huda Lamongan
TRI WAHYUNI, NURLAILALATULAQROMI, DAN TIARA RETNO HARYANI
256
QAR : A Reading Strategy To Enhance Non- English Department Students’ Reading Skill
YULI SUHANDONO 263
Proses Metakognitif Siswa SMA dalam Pengajuan Masalah Geometri
RIZKA NUR OKTAVIANI 272
Penggunaan Media Kartu Sampiran dan Isi (Kasamsi) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Pantun dalam Subtema Memelihara Ekosistem Siswa Kelas V SD
RIRYN FATMAWATY 287
The Influence of Affective Variables On EFL/ESL Learning and Teaching
MADEKHAN 293
Analisis Kebijakan dalam Ranperda Sistem Pendidikan Kabupaten Lamongan
Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas V MI Miftahul Huda Lamongan WAHIDAH PUSPA DINA
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Agama Islam Universitas Islam Lamongan E-mail : wahidah.puspa.dina70@gmail.com
ABSTRAK:
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas V MIwMiftahul Huda pada mata pelajaran IPS. Dari 11 siswa keseluruhan 6 dinyatakan tidak tuntas dalam ulangan harian. Oleh karena itu perlu diterapkan strategi yang dinilai dapat meningkatkan hasil belajar siswa, salah satu strategi tersebut adalah strategi time token. Strategi time token dinilai tepat karena mempunyai banyak kelebihan dan sesuai dengan karakteristik siswa. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran time token dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa-siswi dalam pembelajaran IPS. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kurt Lewin yang terdiri atas dua siklus. PTK ini dapat dikatakan berhasil jika; 1) Sebanyak 90% siswa atau lebih termasuk dalam kategori tuntas, 2) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS kelas V yaitu sebesar 75, dan 3) Guru dapat melaksanakan proses pembelajaran sesuai rencana pembelajaran sebesar 85%. Dari kriteria ketuntasan tersebut, pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran time token dinyatakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Miftahul Huda pada mata pelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai siswa pada siklus 1 nilai rata-rata siswa sebesar 72 dengan persentase ketuntasan sebesar 64% meningkat pada siklus II sebesar 83 dengan 91%. Hasil observasi guru dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I sebesar 72 % mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 91%. Selain itu dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dengan persentase sebesar 64% mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 80%.
Kata Kunci : Strategi Time Token, Hasil Belajar IPS, Penelitian Tindakan Kelas.
Pendahuluan
Dihubung-kan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola
Secara bahasa, strategi bisa diartikan umum kegiatan guru dan anak didik
sebagai siasat, kiat, trik, atau cara. Sedang dalam perwujudan kegiatan belajar
secara umum, strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran
Jurnal Reforma Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | 243 Jurnal Reforma Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | 243
Kata atau istilah pembelajaran dan diartikan sebagai ―a plan, method, or series
penggunaannya masih tergolong baru, of activities designed to achieves a particular
yang mulai populer semenjak lahirnya education goal”. Jadi strategi pembelajaran
Undang-Undang Sistem Pendidikan dapat diartikan sebagai perencanaan
Nasional No.20 Tahun 2003. Menurut yang berisi tentang rangkaian kegiatan
ini pembelajaran yang didesain untuk mencapai tujuan
undang-undang
diartikan sebagai pola interaksi peserta pendidikan tertentu. Menurut Wina
didik dengan pendidik dan sumber Sanjaya istilah strategi, sebagaimana
belajar pada suatu lingkungan belajar. banyak istilah lainnya, dipakai dalam
Menurut pengertian ini, pembelajaran banyak konteks dengan makna yang
merupakan bantuan yang diberikan tidak selalu sama. Di dalam konteks
pendidik agar terjadi proses perolehan belajar mengajar, strategi berarti pola
ilmu dan pengetahuan, penguasaan, umum aktivitas guru-peserta didik dalam
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan perwujudan kegiatan belajar mengajar.
sikap dan keyakinan pada peserta didik. Sifat umum pola tersebut berarti bahwa
Dengan kata lain, pembelajaran adalah macam dan urutan perbuatan yang
proses untuk membantu peserta didik dimaksud tampak dipergunakan guru-
agar dapat belajar dengan baik. Namun peserta didik di dalam bermacam-macam
dalam implementasi-nya, sering kali kata peristiwa belajar. 2 pembelajaran ini diidentikkan dengan
kata mengajar. 4
merupakan perpaduan dari dua aktivitas Pembelajaran yang diidentikkan belajar dan mengajar. Aktivitas belajar
dengan kata ―mengajar‖ berasal dari kata secara metodologis cenderung lebih
dasar ―ajar‖ yang berarti petunjuk yang dominan
orang supaya mengajar secara instruksional dilakukan
diketahui. Kata pembelajaran yang oleh guru. Jadi, istilah pembelajaran
semula diambil dari kata ―ajar‖ ditambah adalah ringkasan dari kata belajar dan
awalan ―pe‖ dan akhiran ―an‖ menjadi mengajar.
kata ―pembelajaran‖, diartikan sebagai pembelajaran adalah penyederhanaan
proses, perbuatan, cara mengajar, atau dari kata belajar dan mengajar (BM),
3 Ahmad Susanto, Teori belajar dan pembelajaran di
1 Hamruni, strategi pembelajaran, Yogyakarta:Insan
sekolah dasar , Jakarta:Kencana, 2013, hlm 18-19 Madani, 2012, hlm 1 4 Ahmad Susanto, Teori belajar dan pembelajaran di
2 Hamruni, strategi pembelajaran,... hal 1-2 sekolah dasar, ... hal 19
244 | Jurnal “Reforma” Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA 244 | Jurnal “Reforma” Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA
Jadi pembelajaran merupakan proses merupakan berbagai teknik dan sumber belajar mengajar yang dilakukan oleh
daya terkait lainnya agar terjadi proses pendidik atau guru dan peserta didik
pembelajaran pada diri pembelajar. 8 atau siswa dalam rangka untuk mencapai
pembelajaran tujuan tertentu yaitu agar anak
Jadi
strategi
suatu perencanaan memperoleh baik ilmu pengetahuan,
merupakan
pembelajaran yang dilaksanakan dan kemahiran atau keterampilan serta sikap
disampaikan kepada peserta didik atau tabiat yang baik. Sehingga strategi
dengan metode pembelajaran. pembelajaran dapat diartikan sebagai
secara umum perencanaan
Kozma
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran rangkaian kegiatan yang didesain untuk
dapat diartikan sebagai setiap kegiatan mencapai tujuan pendidikan tertentu. 6 yang
yaitu yang dapat Strategi pembelajaran dan metode
dipilih,
memberikan fasilitas atau bantuan pembelajaran adalah dua hal yang saling
didik menunju berkaitan.
kepada
peserta
tujuan pembelajaran merupakan suatu perencanaan dalam
pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan Selain itu Kemp (1995) juga metode pembelajaran adalah cara
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran pembentukan atau pengertian peserta
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang (penerima informasi) terhadap suatu
harus dikerjakan guru dan peserta didik penyajian informasi/bahan ajar. Terdapat
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai tiga syarat utama berlangsungnya
secara efektif dan efisien. 10 Sehingga kegiatan belajar mengajar. Pertama
diatas strategi adalah siswa yang berperan sebagai
menurut
uraian
pembelajaran merupakan komponen penerima informasi, kedua adalah materi
yang penting dalam pembelajaran agar bahan yang akan disampaikan dan yang
hasil belajar yang diinginkan bisa ketiga adalah pengajar selaku pengantar
tercapai.
dan penyampai bahan ajar. 7 Secara sederhana, yang dimaksud Secara umum metode diartikan
dengan hasil belajar siswa adalah sebagai cara melakukan sesuatu. Secara
khusus metode pembelajaran diartikan
8 Zainal aqib, Model-model, Media dan Strategi
sebagai cara atau pola yang khas dalam
Pembelajaran Kontekstual Inovatif , Bandung: Yrama Widya, 2013, hlm 102
5 Ahmad Susanto, Teori belajar dan pembelajaran di 9 Zainal Aqib, Model-model,Media dan Strategi
sekolah dasar , Jakarta:Kencana, 2013, hlm.19 Pembelajaran Kontekstual inovatif , Bandung:
6 Hamruni, strategi pembelajaran. Yogyakarta:
Yrama Widya, 2013,hlm. Insan Madani, 2012, hlm.2 10 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi
7 Daryanto, Strategi dan Tahapan Mengajar, pada standar proses pendidikan , Jakarta: Kencana, Bandung:Yrama Widya, 2013, hlm 1 2006, hlm. 126
Jurnal Reforma Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | 245 Jurnal Reforma Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | 245
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, mengetahui apakah hasil belajar yang
kegiatan belajar. 11 Untuk
politik, antropologi, filsafat dan psikologi dicapai telah sesuai dengan tujuan yang
sosial. 13
dikehendaki dapat diketahui melalui
pendidikan IPS pada evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh
Tujuan
dasarnya untuk mendidik dan memberi Sunal
bekal kemampuan dasar kepada siswa merupakan proses penggunaan informasi
untuk mengembangkan diri sesuai bakat, untuk membuat pertimbangan seberapa
minat, kemampuan dan lingkungannya, efektif suatu program telah memenuhi
serta berbagai bekal bagi siswa untuk kebutuhan siswa. 12 melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
Jadi hasil belajar yang akan
lebih tinggi. 14
ditingkatkan tidak hanya berupa nilai tes Salah satu sekolah dasar yang masih siswa tetapi juga tingkat motivasi belajar
menggunakan strategi konvensional siswa dilihat dari aktivitas siswa saat
dalam pembelajaran IPS adalah MI pembelajaran.
Miftahul Huda Lamongan. Karena Seorang guru yang ingin hasil belajar
menggunakan strategi siswanya baik maka harus menggunakan
gurunya
pembelajaran konvensional atau kurang strategi pembelajaran yang tepat. Jika
variatif, maka hasil belajar peserta strategi yang digunakan tidak tepat,
didiknya kurang memuaskan. Hal ini maka hasil belajar yang ingin dicapai
bisa dilihat dari hasil ulangan harian tidak akan terpenuhi. Tetapi faktanya,
siswa kelas V pada mata pelajaran IPS masih banyak guru yang menggunakan
materi peristiwa sekitar proklamasi, 6 strategi konvensional. Strategi tersebut
dari 11 siswa nilainya dibawah KKM menempat-kan siswa sebagai objek.
(Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM Sehingga yang aktif dalam pembelajaran
mata pelajaran IPS di MI Miftahul Huda hanyalah guru dan hasil belajar siswa
yaitu 75. Karena itu perlu diadakannya yang ingin dicapai dalam suatu mata
penelitian untuk meningkatkan hasil pelajaran tidak akan terpenuhi.
belajarnya.
Salah satu mata pelajaran yang paling Ada berbagai strategi pembelajaran sering
digunakan dalam konvensional adalah IPS. Karena hampir
materi sekitar semua materinya adalah hafalan. IPS
pembelajarn
IPS
proklamasi, antara lain; TPS (Think Pair merupakan bagian dari kurikulum
Share), demonstrasi, dan time token. sekolah yang diturunkan dari isi materi
Strategi TPS dan demonstrasi kurang
11 Ahmad Susanto, Teori belajar dan pembelajaran di 13 Trianto,Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: sekolah dasar , Jakarta: Kencana, 2013, hlm.5 Bumi Aksara, 2010, hlm 78
12 Ahmad Susanto, Teori belajar dan pembelajaran di 14 Etin, Solihatin, Cooperative Learning, Jakarta: sekolah dasar..., hlm. 5 Bumi Aksara, 2007, hlm 23
246 | Jurnal “Reforma” Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA 246 | Jurnal “Reforma” Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA
pembelajaran. 16
dipilihlah strategi pembelajaran time
dari strategi token yang paling sesuai dengan
Adapun
sintak
pembelajaran time token ini dalam Huda karakteristik siswa. Strategi pembelajaran
(2013) adalah sebagai berikut; 1) Guru Time Token merupakan salah satu contoh
menjelaskan tujuan pembelajaran atau kecil dari penerapan pembelajaran
dasar, 2) Guru demokratis
kompetensi
kelas untuk pembelajaran yang demokratis adalah
melaksanakan kondisi klasikal, 3) Guru proses belajar yang menempatkan siswa
memberi tugas pada siswa untuk sebagai subjek. Sepanjang proses belajar,
memahami bacaan yang diberikan oleh aktivitas siswa menjadi titik perhatian
guru mengenai materi pembelajaran 4) utama. Dengan kata lain mereka selalu
Guru memberi sejumlah kupon berbicara dilibatkan secara aktif. Guru berperan
dengan waktu ± 30 detik per kupon pada mengajak siswa mencari solusi bersama
tiap siswa, 5) Guru meminta siswa terhadap permasalahan yang ditemui. 15 menyerahkan kupon terlebih dahulu Selain itu strategi time token sebelum
atau memberi mempunyai banyak kelebihan antara
berbicara
komentar. Satu kupon untuk satu lain; 1) mendorong siswa untuk
kesempatan berbicara. Siswa dapat meningkatkan inisiatif dan partisipasi; 2)
tampil lagi setelah bergiliran dengan menghindari dominasi siswa yang
siswa lainnya. Siswa yang telah habis pandai berbicara atau yang tidak
kuponnya tidak boleh bicara lagi. Siswa berbicara sama sekali; 3) membantu siswa
yang masih memegang kupon harus untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran;
berbicara sampai kuponnya habis.
4) meningkatkan kemampuan siswa Demikian seterusnya hingga semua anak dalam berkomunikasi (aspek berbicara);
berbicara, 6) Guru memberi sejumlah
5) melatih siswa untuk mengungkapkan nilai berdasarkan waktu yang digunakan pendapat; 6) menumbuh-kan kebiasaan
tiap siswa dalam berbicara. 17 pada siswa untuk saling mendengarkan,
Sebelum melaksanakan penelitian, berbagi, memberikan masukan, dan
indikator kinerja atau kriteria yang akan memiliki sikap keterbukaan terhadap
dicapai harus jelas. Indikator kinerja kritik; 7) mengajarkan siswa untuk
dalam Kunandar (2011) adalah suatu menghargai pendapat orang lain; 8)
kriteria yang digunakan untuk melihat mengajak siswa mencari solusi bersama
tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK terhadap permasalahan yang dihadapi;
16 Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan
Pembelajaran ... hlm 241
15 Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan 17 Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013, hlm 241 2013, hlm 241
Jurnal Reforma Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | 247 Jurnal Reforma Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | 247
Indikator kinerja PTK ini antara lain; pembelajaran time token dalam proses
1) Sebanyak 90% siswa atau lebih pembelajaran IPS dapat meningkatkan termasuk dalam kategori tuntas.; 2) KKM
hasil belajar siswa-siswi kelas V MI mata pelajaran IPS kelas V MI yaitu
Miftahul Huda ‖.
sebesar 75. 3) Guru dapat melaksanakan
masalah dan proses pembelajaran sesuai rencana
Sesuai
rumusan
tindakan yang telah ditentukan, maka pembelajaran sebesar 85%.
tujuan yang ingin dicapai dalam Dari uraian di atas dapat dirumuskan
penelitian tindakan kelas ini adalah; 1) permasalahan sebagai
Untuk mengetahui penggunaan strategi Bagaimana penerapan strategi pembel-
berikut:
token dalam ajaran time token dalam pembelajaran
pembelajaran
time
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS kelas V MI Miftahul
mata pelajaran IPS.; 2) Untuk mengetahui Huda?; 2) Bagaimana peningkatan hasil
peningkatan hasil belajar siswa-siswi belajar siswa kelas V MI Miftahul Huda
pembelajaran IPS dengan dalam
dalam
menggunakan strategi pembel-ajaran penerapan strategi pembelajaran time
time token .
token ?. Berdasarkan
rumusan
masalah
Metode
diatas, tindakan yang dipilih dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu
Penelitian ini merupakan Penelitian dengan
Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah proses pembelajaran
menggunakan
strategi
pengkajian masalah pembelajaran di menggunakan strategi pembelajaran ini
dalam kelas melalui refleksi diri dan diharapkan dalam pembelajaran IPS
upaya untuk memecahkannya dengan siswa-siswi kelas V MI Miftahul Huda
cara melakukan berbagai tindakan yang hasil belajarnya lebih meningkat lebih
terencana dalam situasi nyata serta memuaskan.
menganalisis setiap pengaruh dari Penelitian ini terbagi menjadi dua
tindakan tersebut. 19
Model penelitian yang digunakan berdasarkan model Kurt Lewin yakni
siklus, setiap
siklus
dilaksanakan
dalam PTK ini yaitu model Kurt Lewin. mengikuti
Kurt Lewin menjelaskan bahwa ada (planning), tindakan (acting), pengamatan
prosedur
perencanaan
empat hal yang harus dilakukan dalam (observing), dan refleksi (reflecting).
tindakan yakni Melalui dua siklus tersebut dapat diamati
proses
penelitian
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan penelitian tindakan
18 Kunandar, Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas , Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011,
19 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, Jakarta: hlm. 127 Kencana, 2013, hlm 149
248 | Jurnal “Reforma” Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA 248 | Jurnal “Reforma” Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA
dalam proses Perencanaan adalah menentukan
siswa
pembelajaran.
program perbaikan yang berangkat dari Dalam proses pelaksanaan yang suatu ide gagasan peneliti; sedangkan
dilakukan adalah: 1) Guru membagi tindakan
siswa menjadi tiga kelompok; 2) Setiap dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan
beberapa kupon perencanaan yang telah disusun oleh
siswa
diberikan
berbicara; beserta materi yang akan peneliti. Observasi adalah pengamatan
dibahas dalam proses pembelajaran; 3) yang dilakukan untuk mengetahui
Siswa yang mendapat kupon berbicara efektivitas tindakan atau mengumpulkan
diminta menjelaskan salah satu materi informasi tentang berbagai kelemahan
pelajaran tanpa melihat teks bacaan; 4) (kekurangan) tindakan yang telah
dalam kelompok dilakukan dan refleksi adalah kegiatan
Setiap
siswa
menjelaskan salah satu materi pelajaran analisis tentang hasil observasi hingga
tanpa melihat teks bacaan secara memunculkan
program
atau
bergantian; 5) Setiap siswa harus perencanaan baru. 21 menjelaskan salah satu materi pelajaran
PTK ini dilaksanakan dalam dua sampai kupon yang diberikan habis. 6) siklus. Siklus 1 terdiri atas perencanaan,
Setiap siswa diberikan lembar kerja yang pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
untuk mengetahui Dalam
digunakan
peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan adalah: 1) Melakukan analisis
melaksanakan pembelajaran dengan kurikulum untuk menentukan standar
menggunakan strategi time token. kompetensi dan kompetensi dasar yang
Dalam proses pengamatan ada akan disampaikan kepada siswa dengan
beberapa hal yang diamati dalam proses menggunakan strategi pembelajaran time
pembelajaran dengan menggunakan token ; 2) Membuat rencana pembelajaran
instrumen observasi pada siklus I yaitu: dengan menggunakan strategi pembel-
1) pelaksanaan mengajar guru di dalam ajaran time token 3) Membuat media
kelas; 2) aktivitas siswa dalam proses kupon berbicara; 3) Membuat lembar
pembelajaran.
refleksi dan peningkatan hasil belajar siswa setelah
kerja siswa
perencanaan ulang (replaning), guru dan melaksanakan pembelajaran dengan
peneliti atau pengamat mengevaluasi menggunakan metode time token; 4)
tingkat keberhasilan pembelajaran yang Membuat instrumen yang digunakan
telah dilakukan. Pada tahap ini hasil dalam siklus PTK yaitu instrumen
observasi guru dan siswa dianalisa dan observasi pelaksanaan mengajar guru di
dicari
kekurangannya. Setelah mengetahui kekurangan atau kelemahan
20 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, ... hlm 154 pada pembelajaran siklus I maka bisa 21 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, ... hlm 154
Jurnal Reforma Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | 249 Jurnal Reforma Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | 249
diharapkan memperoleh hasil yang dilaksanakan pada siklus selanjutnya.
yang
akan
maaksimal, banyak siswa yang antusias Seperti halnya siklus 1 dan siklus 2
dan memperhatikan dalam proses dalam PTK ini juga terdiri atas
pembelajaran.
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan Beberapa hal yang diamati dalam dan refleksi. berdasarkan replaning dari
proses pembelajaran IPS di kelas V MI siklus 1, planing siklus 2 yaitu: 1)
Miftahul Huda dengan menggunakan membuat rencana pembelajaran dengan
instrumen observasi pada siklus I yaitu: mengguna-kan strategi pembelajaran time
1) pelaksanaan mengajar guru di dalam token; 2) membuat media kupon
kelas; 2) aktivitas siswa dalam proses berbicara; 3) membuat lembar kerja siswa
pembelajaran.
untuk mengetahui peningkatan hasil Dalam tahap refleksi guru dan belajar siswa setelah melaksanakan
peneliti atau pengamat mengevaluasi pembelajaran dengan menggunakan
tingkat keberhasilan pembelajaran yang metode time token; 4) Membuat instrumen
telah dilakukan. Pada tahap ini hasil yang digunakan dalam siklus PTK yaitu
observasi guru dan siswa dianalisa dan instrumen
observasi
pelaksanaan
dicari kekurangannya.
mengajar guru di dalam kelas dan Data yang dikumpulkan dalam instrumen observasi aktivitas siswa
penelitian ini berupa data kualitatif dan dalam proses pembelajaran.
kuantitatif. Berikut ini penjabaran Dalam pelaksanaan guru membagi
mengenai data-data tersebut: 1) Data siswa menjadi tiga kelompok. Setiap
kualitatif yang dikumpulkan dalam siswa
penelitian ini berupa hasil observasi berbicara, beserta materi yang akan
aktivitas guru dan siswa; 2) Data dibahas dalam proses pembelajaran.
kuantitatif pada penelitian ini berupa Siswa yang mendapat kupon berbicara
hasil nilai belajar siswa pada siklus I dan diminta menjelaskan salah satu materi
siklus II. Data tersebut digunakan untuk pelajaran tanpa melihat teks bacaan.
mengetahui peningkatan hasil belajar Setiap siswa melakukannya secara
setelah diterapkannya strategi time token. bergantian sampai kupon yang diberikan
Cara mengumpulkan data dalam habis. Setelah itu setiap siswa diberikan
tindakan kelas ini lembar kerja yang digunakan untuk
penelitian
dilaksanakan dengan menggunakan mengetahui peningkatan hasil belajar
penelitian yakni siswa
beberapa
teknik
observasi untuk siswa dan guru, pembelajaran dengan menggunakan
setelah
melaksanakan
interview atau wawancara dan tes tulis metode time token.
yang diberikan kepada siswa. Hasil observasi pembelajaran IPS
Observasi dalam penelitian tindakan dengan menggunakan strategi pembel-
kelas
dilakukan untuk ajaran time token pada siklus II mengumpulkan data mengenai aktivitas
ini
250 | Jurnal “Reforma” Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA 250 | Jurnal “Reforma” Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA
menggunakan strategi time token. Wawancara
menggunakan teknik tindakan kelas ini dilaksanakan untuk
pengumpulan data dengan cara observasi mengumpulkan berbagai data mengenai
dan wawancara, pengumpulan data juga tingkat keberhasilan siswa pada mata
dilakukan melalui penilaian tes tulis. pelajaran IPS dengan menggunakan
digunakan untuk strategi
Penilaian
ini
mengetahui sejauh mana peningkatan Narasumber yang diwawancarai yaitu
hasil belajar siswa pada siklus I dan II. guru yang mengajar IPS di kelas V dan
Penyajian data pada penelitian ini siswa kelas V.
akan membagi menjadi dua bagian Alat pengumpulan data dalam
tahapan pelaporan, yaitu pada: Tahap penelitian tindakan kelas ini berupa tes
siklus I dan Tahap siklus II. tulis atau soal latihan yang diberikan
Pada pembelajaran pada siklus I kepada siswa .Tes tulis pada penelitian
diperoleh hasil observasi aktivitas siswa ini berupa latihan soal IPS materi
sebesar 27 sedangkan skor maksimalnya perjuangan
adalah 40, jadi persentasenya adalah 61% kemerdekaan Indonesia untuk siswa
dalam
mempersiapkan
yang berarti aktivitas siswa selama kelas V sesudah diadakan penelitian
kegiatan pembelajaran berada dalam tindakan kelas. Tes ini digunakan untuk
kategori cukup baik.
mengetahui peningkatan hasil belajar Selain itu pada hasil observasi aktivitas siswa setelah menerapkan strategi
guru dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran time token.
kegiatan belajar mengajar pada siklus I, ketrampilan yang dimiliki guru dalam
Hasil
mengajar mendapat jumlah skor 23 dari Data dalam hasil penelitian tindakan
jumlah skor maksimal 32. Dengan kelas ini diperoleh dengan menggunakan
demikian persentasenya adalah 72% yang beberapa teknik pengumpulan data yaitu
berarti aktivitas guru selama kegiatan observasi untuk siswa dan guru,
pembelajaran dalam kategori baik. interview atau wawancara untuk siswa
Pada hasil nilai belajar siswa yang dan guru, serta tes tulis yang diberikan
dicapai belum tuntas karena siswa yang kepada siswa.
memperoleh nilai ≥75 hanya sebesar 64% Observasi dilakukan untuk mengamati
lebih kecil dari persentase ketuntasan aktivitas guru dan aktivitas siswa kelas V
yang dikehendaki yaitu sebesar 90%. Dari saat
perolehan persentase ketuntasan belajar pembelajaran IPS materi peristiwa sekitar
melaksanakan
kegiatan
tersebut, maka kemampuan siswa pada proklamasi
mata pelajaran IPS materi peristiwa strategi time token. Wawancara untuk
dengan
menggunakan
sekitar proklamasi masih dikategorikan guru dan siswa dilaksanakan sebelum
cukup baik.
Jurnal Reforma Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | 251
Persentase ini lebih besar dari persentase pelaksanaan pada siklus I, nilai
Setelah mengetahui
hasil
dari
ketuntasan yang dikehendaki yaitu 90%. persentase ketuntasan yang diperoleh
Dari perolehan persentase ketuntasan oleh siswa sebesar 64% masih kurang
belajar tersebut menunjukkan bahwa dari nilai persentase yang diharapkan
kemampuan siswa pada mata pelajaran yaitu
IPS materi peristiwa sekitar proklamasi mempertimbangkan
sudah dikategorikan sangat baik. aktivitas guru dan siswa, maka masih
nilai
observasi
Adanya peningkatan aktivitas siswa perlu
untuk melakukan tindakan dan guru pada siklus I dan II dapat perbaikan, yaitu melakukan tindakan
dilihat dalam tabel dan diagram di siklus II. Pada siklus II diharapkan dapat
bawah ini.
memperbaiki kekurangan-kekurangan
Aspek
Siklus
Siklus Keterangan
yang terjadi pada siklus I, sehingga hasil
Peningkatan
I II
siklus II diharapkan akan menjadi lebih
Perolehan
27 32 Meningkat diharapkan.
baik dan mencapai nilai persentase yang
skor hasil
observasi
Tabel 1 Perbandingan aktivitas siswa pada siklus
Setelah melaksanakan siklus II, jumlah
I dan Siklus II
skor yang diperoleh adalah 32 sedangkan skor maksimalnya adalah 40, sehingga setelah dilakukan perhitungan persentase yang diperoleh adalah 80% yang berarti aktivitas
pembelajaran berada dalam kategori sangat baik.
Persentase
observasi
aktivitas siswa mengalami peningkatan
dari siklus I yang sebesar 61% menjadi
Diagram 1. Persentase aktivitas siswa pada
80% pada siklus II.
siklus I dan Siklus II
Pada hasil observasi aktivitas guru dalam
ketrampilan yang dimiliki guru dalam
mengajar mendapat skor 29 dari skor
23 29 Meningkat persentasenya adalah 91 % yang berarti
skor hasil
observasi
aktivitas guru
selama
kegiatan
Tabel 2 Perbandingan aktivitas guru pada siklus
pembelajaran dalam kategori sangat baik.
I dan Siklus II
Persentase ini mengalami peningkatan pada siklus I dari 72% menjadi 91%.
Pada siklus II nilai siswa juga mengalami peningkatan sebesar 91%.
252 | Jurnal “Reforma” Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA 252 | Jurnal “Reforma” Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA
Pada siklus II, guru melaksanakan pembelajaran
sesuai RPP seingga persentase kemampuan mengajar guru meningkat sebesar 91%. Persentase
Diagram 2 Persentase aktivitas guru pada siklus
tersebut sudah tergolong sangat baik, dan
I dan Siklus II
guru perlu memperta-hankannya untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Aspek
Siklus
Aktivitas siswa dalam pembelajaran
Siklus I
Keterangan
Peningkatan
II dengan menerapkan strategi time token, Perolehan
pada siklus I sudah cukup baik, rata-rata
walaupun masih ada beberapa anak yang nilai siswa
72 83 Meningkat
kurang
memperhatikan ketika
Tabel 3 Perbandingan rata-rata nilai siswa pada
pembelajaran. Hal ini bisa dilihat pada
siklus I dan Siklus II
lembar
siswa yang menunjukkan ada 2 siswa yang sangat baik, 4 siswa yang baik, 4 siswa yang cukup baik dan 1 siswa yang kurang baik dalam
observasi
proses
pembelajaran. Jadi
persentase
siswa dalam pembelajaran yaitu Sangat baik sebesar 18,18%, Baik dan cukup baik sebesar
aktivitas
Diagram 3 Persentase nilai sisswa pada siklus I
36,36% sedangkan yang kurang baik
dan II
hanya 9,09%.
Melihat dari hasil observasi aktivitas Pada siklus II aktivitas siswa dalam siswa dan guru yang sudah dijelaskan di pembelajaran lebih baik daripada siklus I. atas, dapat dikatakan penerapan strategi Jika pada siklus I masih ada siswa yang
time token cukup baik. Hal ini kurang, maka pada siklus II, semua siswa
ditunjukkan dari hasil tes formatif yang
melaksanakan pembelajaran diberikan kepada siswa. Dari siklus I
sudah
dengan baik. Hal ini bisa dilihat pada sebesar 64% meningkat menjadi 91%
siswa yang pada siklus II. menunjukkan ada 6 siswa yang sangat Berdasarkan
baik, 4 siswa yang baik dan 1 siswa yang pembelajaran, juga terjadi peningkatan
cukup baik proses pembelajaran. Jadi dari siklus I ke siklus II. Pada siklus 1,
siswa dalam guru tidak sepenuhnya melaksanakan
persentase
aktivitas
pembelajaran yaitu Sangat baik sebesar pembelajaran sesuai RPP sehingga
persentase kemampuan mengajar guru
Jurnal Reforma Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | 253
55%, Baik sebesar 36% dan yang cukup Kemudian pada siklus II mengalami baik sebesar 9,09%.
peningkatan.
Persentase ketuntasan
meningkat
menjadi 83. Sedangkan
Kesimpulan
persentase ketuntasan pada siklus I yang sebesar 64% dengan 7 siswa tuntas dan 4
Berdasarkan hasil penelitian tindakan siswa tidak tuntas. Pada siklus II kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus
persentase ketuntasan meningkat menjadi di kelas V MI Miftahul Huda pada mata
sebesar 91% dengan 10 siswa tuntas dan 1 pelajaran IPS, dapat disimpulkan bahwa; 1)
siswa tidak tuntas.
Proses pembelajaran dengan penerapkan Dari hasil penelitian tindakan kelas metode
token dengan menerapkan strategi time token berlangsung dengan baik, hal ini terlihat
pembelajaran
time
yang telah dilaksanakan, agar proses pada proses observasi guru dalam kegiatan
pembelajaran selanjutnya bisa berjalan pembelajaran pada siklus I sebesar 72 %
lebih baik dan lebih meningkatkan hasil sudah dalam kategori cukup baik dan
belajar serta prestasi peserta didik, maka mengalami peningkatan pada siklus II
untuk melaksanakan pembelajaran dengan sebesar 91% dalam kategori sangat baik.
strategi time token Selain itu dilihat dari hasil observasi
menerapkan
persiapan yang baik, aktivitas siswa pada siklus I masih
memerlukan
sehingga guru harus mampu membuat mendapat jumlah skor 27 dari skor
perencanaan pembelajaran dan media maksimalnya 40, sehingga persentase yang
kupon berbicara yang bisa meningkatkan diperoleh adalah 64%, hasil ini mengalami
semangat belajar siswa. Selain itu, sebelum peningkatan pada siklus II hasil observasi
proses perencanaan guru juga harus bisa aktivitas siswa sudah mendapat jumlah
memilih materi dan mata pelajaran yang skor 32 dari skor maksimalnya 40,
tepat dengan strategi ini agar pembelajaran sehingga persentase yang diperoleh adalah
berlangsung dan mendapat hasil yang 80%, sehingga dapat dikatakan juga
maksimal.
mengalami peningkatan. 2) Penerapan Dalam rangka meningkatkan prestasi strategi time token dapat meningkatan
belajar siswa, guru hendaknya lebih sering hasil belajar siswa kelas V MI Miftahul
menggunakan berbagai macam strategi, Huda pada mata pelajaran IPS. Hal ini
metode maupun media pembelajaran pada dapat dilihat dari siklus 1 dengan nilai
pembelajaran. Perlu adanya penelitian rata-ratanya yaitu 72 dan persentase
yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini ketuntasan pada siklus I sebesar 64%
hanya dilakukan di MI Miftahul Huda dengan 7 siswa tuntas dan 4 siswa tidak
Lamongan. Untuk penelitian yang serupa tuntas. Hasil nilai siswa tersebut cukup
hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan baik tetapi masih perlu diadakan
agar diperoleh hasil yang lebih baik. perbaikan karena belum memenuhi
kriteria ketuntasan.
254 | Jurnal “Reforma” Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA
Daftar Pustaka
Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media dan Strategi
Pembelajaran
Kontekstual
inovatif . Bandung: Yrama Widya Daryanto, 2013. Strategi dan Tahapan Mengajar. Bandung:Yrama Widya Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Hamruni, 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani Huda, Miftahul. 2013.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kunandar, 2011. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi pada standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana
Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan. Jakarta:Kencana Solihatin, Etin. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara Susanto,Ahmad. 2013. Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar . Jakarta: Kencana
Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
Jurnal Reforma Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | 255
Reading Skill TRI WAHYUNI, NURLAILALATULAQROMI, DAN TIARA RETNO HARYANI
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Lamongan
Abstrak:
Question Answer Relationship (QAR) strategy is a teaching strategy in teaching reading comprehension. By applying the strategy, teacher can assist the students to comprehend a reading text easier though they have a limit vocabulary. This strategy allows students to comprehend the text by relating the questions and the answers that can be classified into two big categories, “in the text” and “in my head”. At the end of the teaching learning process, students are supposed to be creative in comprehending a text using the QAR strategy. By implementing the strategy, the students are expected to extend the reading materials and continue to read more written materials
Kata kunci: Question Answer Relationship (QAR), Reading Skill
Introduction
tertiary level of education, Non-English department students learn English
Reading is a complex activity which differently from English department does not only involve pronunciation but
students. The non-English department also visual, psycholinguistics, and
students learn English for academic intellectual activities. Reading as an
purpose (EAP), while English department intellectual activity involves words
students learn general English. As a recognition,
compulsory course, EAP is taught in the interpretation, critical reading, and
literal
understanding,
beginning of the study year to make the creative comprehension. Recognizing the
students equip with a study skill that is words can be done by looking up the
considered important to support their words in the dictionary, Crawly and
study in the following years (Robbinson, Mountain (in Par, 2011). In order to
1991:100 and Sulistyo, 2008:2). enhance the students‘ study skill, the
Reading is a multifaceted activity. integration of academic content and
According to Braunger and Lewis (2001), English language is first developed
more than just (Martinez, 2002:79); therefore, reading is a
reading
means
understanding meaning stated implicitly primary skill to teach. Furthermore, in
and explicitly. They claim that reading is
256 | Jurnal “Reforma” Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA 256 | Jurnal “Reforma” Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA
this study. It is intended to give an idea make meaning. Meanwhile the teaching
which might be applied in non-English of English in tertiary level, especially for
department classes to make the students non-English department students, is
read actively.
aimed at providing the students to comprehend
references written in English. Regarding
Description of Qar Strategy
to those concepts, reading is emphasized An important issue to be observed in
as the basis of classroom activities in this study is the reading strategy in
teaching and learning process of non- reading comprehension instruction, i.e.
English department students. Question Answer Relationship (QAR)
Related to the teaching of English for non-English department in university, a
strategy. QAR strategy shows the readers to explore the text from the information
lot of research shows that the teaching in the text itself (bottom up approach)
and learning process is not managed well. and from the readers‘ experiential This condition has been taken place for background knowledge (top down
almost thirty years (Sulistyo, 2008:2). approach) to construct the meaning of the
Moreover, the problem arises when
text.
students try to understand English texts. Hamra (1996, in Hamra and Satriana,
QAR strategy can be an alternative to help the students to focus on analyzing
2010:27) claims that in general, students reading texts. Raphael and Pearson (1982)
of non-English department find it have devised the QAR strategy as a way
difficult to comprehend reading materials for students to understand that the
in English as foreign language. As a answer to a question is directly related to
result, they do not enjoy reading English the type of question that is asked. QAR
texts. In addition, the phenomenon also happens in Indonesia. The reading skill of
strategy helps students in differentiating among questions on the basis of where
Indonesian students to read English texts the answer can be foun d: either ―in the was very low because the teaching book‖ or ―in my head‖. If answers are ―in technique use seems monotonous.
By understanding the characteristics the book‖ the questions will be a literal
and identifying the problems of non- type because the answers are ―right
English department students as stated there‖ in the text. If the questions are ―in
my head‖, inferential questions have previously, a suitable teaching technique
been posed and readers must use their is required to solve the problem. The
own background knowledge to compose technique should guarantee the effective
that require information which is not teaching which makes the students learn
provided in the text.
(Mukminatien, 2011:214). Considering
Jurnal Reforma Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | 257
The two categories of questions, in
Purpose For Using Qar Strategy
the book and in my head, can be further delineated into four categories. For
The purpose of the QAR strategy is to questions that can be found ―in the
improve student reading comprehensions book‖, students will either find them
by having them think creatively and ―right there‖ in one place in the text, or
working cooperatively to think about the they will have to ―think and search‖, also
selected text they are reading in order to called ―search and find‖. For these types
ask questions and know where to find the of questions, students will need to search
answers.
at several places in the text to find the
answer. Questi ons from the ―in my head‖
How To Use Qar Strategy
category are going to be ―author and you‖ questions, where the student will Here are the steps of using QAR
Strategy,
need to use their own background
(a)
Explain the two broad categories of questions
knowledge and experiences in addition to
(and the four
the textual information to answer the
subcategories) to students as an
question. They might also be classified as ―on my own‖ questions, where the introduction to the QAR strategy.
and types of student will rely solely on background comprehension questions are categorized experiences and knowledge to supply the into two big groups; those are in the text answer (Frank, Grossi, & Stanfield, and in my head (Raphael, 1986). It means 2006)It is described in Table 1.
The
levels
that actually the readers can find answers
In the text
In my head
Right There
Author and You
of certain questions in the text and in my
The answer is in the
The answer is not
head.
text and is usually easy
explicitly stated in the
to find. The words used
text. The students need to
in the question and the
think about what they
Type 1: In the Text
words used for the
already know, what the
answer can usually be
author tells them in the
In this type, the answers are right
found in the same
text, and how it fits
there in the text. The answers can be
sentences
together.
Think and search
On my own
found in the text explicitly. These types of
The answer is in the
The answer is not text-
questions are literal. There are ―Right
text, but the words
based. Students may be
used in the question
able to answer the
There‖ and ―Think and Search‖. In the
and those used for the
question without reading
right there type, the answer is in one
answer are not in the
the selection by using
same sentences.
their own experiences and
sentence of the text; the question and
Students need to think
background knowledge.
about different parts of
answer usually have the same wording.
the text and how ideas
Answers usually are one-word or short-
can be put together before answering the
phrase responses. There is usually only
question.
one right answer to Right There
Table 1 : The QAR in Charts
questions.
258 | Jurnal “Reforma” Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA
Some examples of phrases used for know...?, have you ever...?, would you Right There questions are who is....?,
ever...?
where is...?, what is...?, when is...?, how many...?, and when did...?
(b) The teacher models the QAR process
In the think and search type, the
by using a short reading passage
answer is found in several parts of the In this step, the teacher read the text. The question and answer have
story and questions to the students. Then different wordings. Answers are usually
identify which QAR are indicated short answers.
through the questions given. The teacher Some examples of phrases used for
need to practice in identifying the QAR's Think and Search questions are for what
with the class. Finally, the teacher and reason...?, how did...?, why was...?, and
student answer and discuss the questions. what caused...?
(c) The teacher should gradually increase Type 2: In My Head
the length and complexity of the texts
In this type, students must use their
used with QAR
prior knowledge to answer these types of The students continue to use QAR questions. There are ―Author and Me‖
throughout the year, across the and ―On My Own‖. In the type of Author
curriculum in science, social studies, and Me, the answer to the question comes
health, etc.
from both clues in the text and students' prior
Teaching Procedures Of Qar
synthesize the text to fully understand
Strategy
the question. Some examples of phrases used for
QAR is a questioning strategy that author and me questions are would
emphasizes on the relationship which you...?, which character...?, did you agree
exists between the question, the text, and with...?, what did you think of...?.
the background of the reader. In this In the type of On My Own, the
strategy, students are taught to use four answer comes entirely from students'
question/answer relationships (QAR's) to prior knowledge. These questions require
find the information they need to answer inferential and evaluative thinking. The
the question. The general teaching answers do not require information from
procedures of QAR strategy which is the text but do require that students make
adopted from Raphael (1982) stated that some type of judgment about or elate to
firstly, the teacher introduces QAR and the topic of the text.
explains the four types of QAR. Some examples of phrases used for
Secondly, the teacher models the On My Own questions are do you
QAR process by using a short reading passage. In this case, the teacher read the
Jurnal Reforma Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | 259 Jurnal Reforma Vol. V No. 01, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISLA | 259
Scenario activities
Teacher activities
Students’ activities
the students identify which QAR's are
stage
evidenced through the questions given.
Whilst
1. Asking students
1. Forming and sitting
Reading
to sit in group
in their group and
The teacher practices identifying the
Activities
and distributing
receiving
QAR's with the class. Finally, the teacher worksheet
the student‘s
worksheet
2. Paying attention to
and student answer and discuss the
2. Engaging
the text being read
questions. 3. Discussing the
students to read
the text silently
content of the text
After that, the teacher provides
and individually
with their group
3. independent practice. The teacher should 4. Encouraging the Paying teacher‘s
students to
instruction,
gradually increase the length and
discuss the