Nur Efendi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Jl. Mojopahit 666B Sidoarjo Telp (031) 8945444 Kode Pos 61215, e-mail: nurefendi17ymail.com ABSTRACT - PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING DIPADUKAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN METAKOG
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
ISSN 2087-9016
PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING
DIPADUKAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PENINGKATAN
KEMAMPUAN METAKOGNITIF BELAJAR BIOLOGI SISWA
SMA BERKEMAMPUAN AKADEMIK BERBEDA
DI KABUPATEN SIDOARJO
Nur Efendi
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Jl. Mojopahit 666B Sidoarjo Telp (031) 8945444 Kode Pos 61215, e-mail:
nurefendi17@ymail.com
ABSTRACT
In the globalization era, the world is developed without the boundary, the
development of the sciences and technologies have been needed by people in the
nation, to increase the quality of education. In the biology (sciences) has been
needed to adapt student-centered learning paradigm than the teacher-centered. The
purposes of the study are to apply the Reciprocal Teaching (RT), Think Pair Share
(TPS), Reciprocal Teaching Plus Think Pair Share (RT+TPS) learning strategic to
increase the metacognitive ability in learning biology for the senior high school
students in Sidoarjo with different academic capability. The study is a quasi
experiment. The research design is pre-post test non-equivalent control group design
with the 4x2 factorial pattern. The total sample is 240 students. Data are subjected to
the ANACOVA statistic and followed by the LSD test with 0.05 significance degree.
The result of inferential analysis indicates that the learning strategy and academic
capability influenced the metacognitive ability students. The average score
metacognitive ability remarks in the RT+TPS with remarks 77.73 and the higher
1.65% than TPS with remarks 76.44, but the really different and the higher 2.92%
than RT with remarks 75.45, 4.33% than the Conventional with remarks 74.36. The
average score met cognitive ability remarks Up students academic capability
performs is 76.53 is the really different and the higher 1.39% than the Down student
academic capability performs is 75.46. The average score RT+TPS strategy learning
in the Up academic capability with the remarks 78.93 and the higher 1.42% than
TPS-Up academic with remarks 77.82, but the really different and the higher 4.86%
than RT-Up academic with remarks 75.10, 5,91% than the Conventional-Up
academic with remarks 74.27. The average score metacognitive ability strategy
learning RT+TPS-Up academic is really different and higher 3.05% than RT+TPSDown academic with remarks 76.53. The RT+TPS strategy learning application
have the best result to increase the metacognitive ability in learning biology if it is
compared with the RT, TPS, or Conventional strategy learning on the Up or Down
students academic capability performs. This strategy can be used for the largest
biology learning and as the alternative to manage the instruction learning in the
class, the factor fundamental to make decision for the stake holders, and the first
research for the references continuous research.
85
Nur Efendi
Keywords: Reciprocal Teaching Plus Think Pair
metacognitive ability biology study students.
Share
pembelajaran
PENDAHULUAN
ciri: dunia tanpa batas, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kesadaran
terhadap hak dan kewajiban asasi
manusia, kerjasama dan kompetisi
antar bangsa menuntut setiap manusia
suatu
meningkatkan
bangsa
kualitas
untuk
pendidikan
(Tilaar, 2002). Biologi merupakan
bagian dari sains yang memiliki dua
dimensi yang bersifat mendasar, yakni
dimensi proses dan produk. Biologi
sebagai dimensi proses mengandung
keterampilan, nilai, dan sikap yang
harus dimiliki seseorang atau siswa
untuk
mendapatkan
dan
mengembangkan pengetahuan biologi,
dimensi proses ini sangat terkait
dengan
kemampuan
metakognisi
siswa. Biologi sebagai dimensi produk
merupakan wujud dari hasil belajar
siswa, meliputi: sumber fakta, sumber
teori, sumber prinsip, dan sumber
konsep.
Sekolah
(1)
mengembangkan
daya
penalaran untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dalam
kehidupan
sehari-hari,
(2)
mengembangkan keterampilan
proses
untuk
konsep-konsep
memperoleh
biologi
dan
menumbuhkan nilai dan sikap
ilmiah, (3) menerapkan konsep
dan
prinsip
biologi
untuk
menghasilkan
karya
yang
berkaitan dengan kebutuhan
manusia (Depdiknas, 2004: 5).
Adapun materi pembelajaran biologi
kelas X semester II, yang terdiri dari
pokok bahasan: 1) keanekaragaman
hayati
(biodiversitas),
2)
dunia
tumbuhan (kingdom plantae), 3) dunia
hewan
(kingdom
animalia),
4)
ekosistem, dan 5) pencemaran dan
perubahan lingkungan, maka sangat
diperlukan
pembelajaran
adanya
strategi
yang
dapat
mengembangkan dimensi proses dan
Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
biologi
the
Menengah Atas (SMA) adalah:
Pada era globalisasi, dengan ciri-
pada
(RT+TPS),
(KTSP),
tujuan
produk
sesuai
dengan
apa
yang
ditetapkan pada kurikulum melalui
keterlibatan siswa langsung dalam
86
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
kegiatan
pembelajaran,
ISSN 2087-9016
Kabupaten Sidoarjo merupakan
seperti:
melakukan observasi,
daerah dengan penduduk yang padat,
mendemonstrasikan langkah-langkah,
membutuhkan
berdiskusi
peserta didik yang tinggi. Jumlah
secara
mempresentasikan
kelompok,
hasil
kerja
kelompok dan menghasilkan karya.
Menurut
Wilson
(2001),
paradigma
pendidikan
berbasis
kompetensi
mencakup
kurikulum,
tingkat
kompetensi
SMA Negeri dan Swasta di Sidoarjo
adalah 35 sekolah. Hasil survei awal
bulan Juni-Agustus 2010 dan Mei-Juli
2011
menunjukkan
bahwa
pembelajaran yang dilakukan oleh
yang
guru di kelas sebagian besar masih
menekankan pada standar atau hasil.
berpusat pada guru (teacher-centered)
Kurikulum berisi bahan ajar yang
63,64%,
diberikan kepada peserta didik melalui
yang berpusat pada siswa (student-
proses
Proses
centered) 36,36%. Hasil survei terkait
dengan
pedagogi,
dan
penilaian
pembelajaran.
pembelajaran
dilaksanakan
dengan
menggunakan
pedagogi
yang
sedangkan
strategi
Reciprocal
pembelajaran
pembelajaran
Teaching
menunjukkan
metode
bahwa 17,65% guru mengenal strategi
mengajar. Tingkat keberhasilan belajar
ini dan 82,35% belum mengenal,
yang dicapai siswa dapat dilihat pada
sedangkan
hasil belajar, yang mencakup ujian,
pembelajaran
tugas-tugas, dan pengamatan sebagai
36,37% guru mengenal dan 63,63 %
dimensi produk. Dengan demikian,
guru belum mengenal (Efendi, 2011).
mencakup
strategi
atau
untuk
Think
strategi
Pair
Share
biologi
Berdasarkan hasil survei ini
tidak hanya ditentukan oleh siswa saja,
menunjukkan bahwa kualitas guru
tetapi
dalam
dalam mengelola pembelajaran masih
mengelola pembelajaran juga sangat
rendah dan perlu ditingkatkan untuk
menentukan. Oleh sebab itu, upaya
mencapai ketuntasan hasil belajar
peningkatan mutu pembelajaran guru-
yang ditetapkan dan kompetensi yang
guru biologi SMA sangat diperlukan
lainnya.
guna ketercapaian hasil belajar yang
memberikan informasi kepada siswa,
ditetapkan.
tanpa melibatkan siswa dalam proses
keberhasilan
peran
pembelajaran
serta
guru
Guru
hanya
sekedar
untuk mendapatkan informasi tersebut.
87
Nur Efendi
Adapun
kriteria
belajar
yang
ketuntasan
ditetapkan
hasil
konsep
pada
menjadi
kurikulum KTSP adalah individual
maupun
prinsip
bermakna.
biologi
Pembelajaran
seperti ini, sejalan dengan empat visi
,
pendidikan menuju abad ke-21 versi
artinya siswa yang memperoleh nilai
UNESCO, yaitu: 1) learning to think
75 dalam satu kelas sebanyak 85 %
(belajar berpikir), 2) learning to do
(Hutabarat,
(belajar berbuat/hidup), 3) learning to
dan
klasikal
2005;
Wulandari
dan
live together (belajar hidup bersama),
Muchlis, 2011).
atas,
4) learning to be (belajar menjadi diri
dalam
sendiri) (Sidi, 2001). Untuk mencapai
kemampuan
ketuntasan pembelajaran biologi ini
metakognitif yang dimiliki oleh siswa
sikap kemandirian peserta didik sangat
masih
diperlukan. Cerminan peserta didik
Selain
keadaan
kemampuan
guru
memberdayakan
kurang,
di
hasil
survei
menunjukkan bahwa terdapat 11,37%
yang
guru yang pernah mengembangkan
learner, strategic learner, dan self-
keterampilan metakognisi, sedangkan
regulated learner.
yang
keterampilan
belum
belum
menerapkan
metakognisi
memahami
karena
langkah-langkah
adalah
independent
Cerminan ketiga sikap peserta
88,63% belum pernah. Sebagian besar
guru
mandiri
didik
mandiri
dikembangkan
pengajaran
tersebut
melalui
dua
arah
Menurut
dapat
pendekatan
(reciprocal
Palinscar
dan
dalam memberdayakan keterampilan
teaching).
metakognisi dan belum menyadari
Brown (1984), pengajaran dua arah
bahwa
(reciprocal teaching) merupakan suatu
keterampilan
metakognisi
dapat memengaruhi proses dan hasil
pendekatan
pembelajaran
yang
belajar siswa.
melatihkan keterampilan metakognisi
penerapan
melalui empat strategi, yaitu: 1)
pembelajaran yang mengacu pada
menyusun pertanyaan-pertanyaan dari
pendekatan
teks bacaan dan jawabannya, 2)
Perlu
diperkenalkan
adanya
konstruktivis
pada
guru,
untuk
yang
membuat
rangkuman
(ringkasan)
proses
informasi-informasi penting dari teks
pembelajaran bagaimana untuk belajar
bacaan, 3) membuat prediksi, dan 4)
(learning how to learn), sehingga
mengidentifikasi hal-hal yang kurang
menekankan
pada
88
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
jelas
dan
memberikan
klarifikasi
Semua uraian tersebut ternyata sejalan
dengan
(penjelasan).
ISSN 2087-9016
hasil
penelitian
yang
menyatakan
menerapkan reciprocal teaching ini,
bahwa 1) keterampilan yang dilatihkan
telah berhasil meningkatkan prestasi
dan bentuk aktivitas yang dilakukan
belajar yang rendah (Palincsar dan
oleh siswa selama kegiatan belajar,
Brown, 1984; Palinscar dalam Slavin
dalam reciprocal teaching berdampak
1994). Kelemahan pada pengajaran
positif
dua arah (reciprocal teaching) ini
Ibrahim
(2008)
terhadap
komunikasi
kemampuan
siswa,
karena
selama
adalah
kejenuhan
siswa
yang
mengajukan
dihadapkan pada pemahaman text
pertanyaan, mengomentari jawaban
books saja (terutama pada siswa yang
teman yang lain, 2) menurut Keller
pasif)
(1987) yang dialihbahasakan oleh
mendapat bagian untuk menjadi “guru
Kardi (2002), pada teori motivasi
siswa”, padahal banyak siswa yang
ARCS
Relevance,
aktif ingin terlibat dalam dialog
Confidence, Satisfaction), siswa akan
terutama ingin menjadi ”guru siswa”
termotivasi jika apa yang dipelajarinya
(Khabibah, 1999; Efendi, 2005).
pembelajaran
siswa
(Attention,
dan
tidak
semua
siswa
menarik perhatiannya, relevan dengan
Mereduksi kelemahan yang ada,
kebutuhan siswa, apa yang mereka
pembelajaran reciprocal teaching ini
pelajari menyebabkan mereka puas,
dapat diciptakan suasana pembelajaran
dan
yang
menambah
percaya
dirinya.
lebih
menekankan
arti
reciprocal
kebersamaan, seperti think pair share.
teaching, siswa aktif mencari tahu
Sesuai dengan namanya think pair
informasi
share,
Dalam
pembelajaran
yang
menjawab
diperlukan
pertanyaannya
untuk
sendiri
maka
sintaks
strategi
ini
adalah: 1) diawali dengan “thinking”
sehingga relevan dengan kebutuhan
dengan
mereka sendiri, 3) selama kegiatan
pertanyaan atau isu terkait dengan
belajar
membuat
pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta
untuk
didik, 2) “pairing”, guru meminta
mengajar
rangkuman,
siswa
jadi
dilatih
cara
guru
mengajukan
menemukan ide pokok di dalam bahan
siswa
bacaan
berdiskusi, 3) “sharing”, hasil diskusi
dan
ini
merupakan
keterampilan penting untuk belajar.
berpasang-pasangan
antar-siswa
di
tiap-tiap
untuk
pasangan
89
Nur Efendi
dibicarakan dengan pasangan seluruh
3. Apakah ada pengaruh interaksi
strategi
kelas (Suprijono, 2009).
Perpaduan
pembelajaran
kemampuan
akademik
dan
terhadap
antara
strategi
reciprocal
teaching
kemampuan metakognitif biologi
dengan think pair share merupakan
siswa SMA di Kabupaten Sidoarjo?
pembelajaran
suatu alternatif strategi pembelajaran
yang
dapat
menciptakan
dilakukan
untuk
pembelajaran
yang
METODE PENELITIAN
Rancangan dan Prosedur Penelitian
Penelitian
menyenangkan dan bermakna bagi
ini
merupakan
yang
penelitian eksperimen semu atau quasi
disampaikan oleh guru dapat menjadi
eksperimen yang dilakukan dengan
hasil pengetahuan
menggunakan
siswa,
sehingga
informasi
yang diperoleh
faktorial
(4x2) The Non-Equivalent Control-
siswa secara mendalam.
Berdasarkan
rancangan
uraian
di
atas,
Group
Design
(Pretest-Posttest-
dilakukan penelitian dengan judul
Control Group Design) (Sugiyono,
”Pengaruh Pembelajaran Reciprocal
2006). Adapun variabel penelitian
Teaching Dipadukan Think Pair Share
iniadalah: 1) variabel bebas: strategi
terhadap
pembelajaranreciprocal teaching,think
Peningkatan
Kemampuan
Metakognitif Belajar Biologi Siswa
pair
SMA
Akademik
dipadukan think pair share, dan
Sidoarjo”,
konvensional (sebagai kontrol), 2)
Berkemampuan
Berbeda
dengan
di
Kabupaten
rumusan
permasalahan
ada
variabel
reciprocal
moderator:
kemampuan
pengaruh
strategi
terikat: kemampuan metakognitifdan
pembelajaran terhadap peningkatan
hasil belajar biologi siswa.
kemampuan metakognitif belajar
Populasi dan Sampel
biologi siswa SMA di Kabupaten
Populasi
Populasi yang digunakan pada
Sidoarjo?
2. Apakah ada pengaruh kemampuan
akademik
teaching
akademik atas dan bawah, 3) variabel
penelitian sebagai berikut.
1. Apakah
share,
terhadap
kemampuan
penelitian ini adalah Siswa SMA kelas
X
semester
II
tahun
13
SMA
pelajaran
metakognitif belajar biologi siswa
2011/2012pada
Negeri
SMA di Kabupaten Sidoarjo?
(SMAN 1 Tarik, SMAN 1 Krian,
90
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
ISSN 2087-9016
SMAN 1 Wonoayu, SMAN 1 Taman,
akademik atas (AA) adalah 120 siswa
SMAN 1 Waru, SMAN 1 Gedangan,
(strategi RT= 30 siswa, TPS= 30
SMAN 1 Sidoarjo, SMAN 2 Sidoarjo,
siswa,
SMAN 3 Sidoarjo, SMAN 4 Sidoarjo,
Konvensional= 30 siswa) dan 2) siswa
SMANOR
1
berkemampuan akademik bawah (AB)
Krembung, SMAN 1 Porong) di
dengan jumlah 120 siswa (strategi
Kabupaten Sidoarjo.
RT= 30 siswa, TPS= 30 siswa,
Sidoarjo,
SMAN
30
RT+TPS=
siswa,
RT+TPS= 30 siswa, Konvensional=
30 siswa).
Sampel
Sampel
penelitian
adalah
sejumlah individu dari populasi yang
Waktu dan Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan
dijadikan sampel penelitian dengan
penelitian
pada
menggunakan teknik multiple stage
bulan Juli-Agustus 2010 dan Januari-
sampling yaitu pengambilan sampel
Mei 2012 semester genap tahun
secara bertahap, dengan rincian: a)
pelajaran 2011/2012 di SMA Negeri
penentuan
Kabupaten Sidoarjo.
sekolah
berkemampuan
akademik atas dan bawah dilakukan
dengan teknik stratified sampling,
Instrumen Penelitian
dengan memperhatikan nilai hasil
Instrumen Tes
Ujian Nasional (UN) SMP tahun
Instrumen tes yang digunakan
pelajaran 2010/2011 yang digunakan
berupa essay test yang bertujuan untuk
sebagai
untuk
mengukur pemahaman konsep. Aspek
masuk ke SMA, b) penentuan kelas
kognitif yang diukur adalah dimensi
eksperimen dilakukan dengan teknik
proses dari ranah kognitif menurut
random sampling yaitu pengambilan
Anderson,
sampel secara acak, sebagai sampel
menjadi: mengingat (C1), memahami
siswa berkemampuan akademik atas
(C2), menerapkan (C3), menganalisis
(AA) dan berkemampuan akademik
(C4),
bawah
yang
mencipta (C6). Sebelum instrumen
ditentukan. Jumlah total sampel siswa
soal digunakan, maka terlebih dahulu
adalah 240 siswa, terdiri dari: 1)
dilakukan uji validasi, reliabilitas, uji
dasar
(AB)
penerimaan
pada
sekolah
dkk
(2001)
mengevaluasi
dibedakan
(C5),
dan
sampel untuk siswa berkemampuan
91
Nur Efendi
tingkat kesukaran soal, dan uji daya
koefisien korelasi skor setiap butir
beda soal.
soal
dengan
skor
menggunakan
total
Korelasi
dengan
Product
Moment Pearson (Sugiyono, 2007).
Rubrik Penskoran
Rubrik hasil belajar siswa yang
mengacu pada pemahaman konsep
Uji Reliabilitas Instrumen Tes
sebagai hasil belajar ranah kognif,
Reliabilitas menunjukkan pada
diadaptasi dari Hart (1994) terdiri dari
tingkat keterandalan sesuatu yang
skor penilaian dari interval 0-4, yang
dapat dipercaya dan dapat diandalkan
diperoleh
siswa
(ingatan),
C2
(penerapan),
melalui
tes:
C1
(Arikunto,
(pemahaman),
C3
reliabilitas instrumen dalam penelitian
C5
ini digunakan rumus Alpha Cronbach
C4
(analisis),
(evaluasi), dan C6 (mencipta).
2006).
Untuk
menguji
(Sugiyono, 2007:184). Penghitungan
dilakukan
dengan
menggunakan
program SPSS 16 for Windows.
Uji Validasi, Reliabilitas, Tingkat
Kesukaran
dan
Daya
Pembeda
Uji Tingkat Kesukaran Soal
Uji
Instrumen Tes
tingkat
kesukaran
ini
bertujuan untuk memperoleh soal yang
PengujianValiditas Instrumen Tes
Uji validitas instrumen hasil
belajar
kognitif
bertujuan
untuk
baik, dimana soal yang baik adalah
soal yang tidak terlalu mudah atau
tidak terlalu
sukar. Bilangan yang
mengetahui tingkat kesesuaian soal
menunjukkan sukar dan mudahnya
agar dapat mengukur
apa yang
suatu soal disebut indeks kesukaran
validitas
dan dilambangkan dengan P (difficulty
seharusnya
menyangkut
diukur.
Uji
validitas
konstruksi,
index).
Adapun
validitas isi, dan validitas kriteria
kategori
dilakukan
ditunjukkan pada Tabel 2.
oleh
para
ahli
tingkat
pengklasifikasian
kesukarannya
(pembimbing). Uji lapangan yang
merupakan validitas empirik sebagai
uji validitas butir (Sugiyono, 2007).
Validitas butir tes dihitung dengan
92
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
ISSN 2087-9016
Tabel 2. Pengklasifikasian Kategori Tingkat Kesukaran Soal
Nilai P
P 0,30
0,30 ≤ P ≤ 0,70
P> 0,70
(Sumber: Arikunto, 2006:210)
Kategori
Sukar
Sedang
Mudah
tingkat kesukaran, hanya saja sebelum
Uji Daya Beda
Uji
pembeda
soal
adalah
dilakukan penghitungan terlebih dahulu
suatu
soal
dalam
dilakukan
siswa
diperoleh dari yang tinggi sampai yang
berkemampuan tinggi dengan siswa
rendah. Rumus yang digunakan untuk
berkemampuan
mencari daya beda soal sebagai berikut.
kemampuan
membedakan
antara
rendah.
Cara
yang
pengurutan
skor
yang
digunakan sama dengan menentukan
Uji daya beda = Pkemampuan tinggi – Pkemampuan rendah (3)
Adapun pengklasifikasian kategori daya beda ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengklasifikasian Kategori Daya Beda
Nilai P
0,00-0,20
0,21-0,40
0,41-0,70
0,71-1,00
(Sumber: Arikunto, 2006: 218)
setelah perlakuan dengan strategi
Pengumpulan Data
Data
dengan
Kategori
jelek (poor)
cukup (satisfactory)
baik (good)
baik sekali (excellent)
penelitian
diperoleh
langkah-langkah
sebagai
pembelajaran.
c. Observasi,
berikut.
pengamatan
a. Tes Awal (pre-test), dilakukan untuk
kegiatan
mengetahui
hasil
belajar
sebelum
penerapan
siswa
strategi
Akhir
mengetahui
melalui
kerjasama
selama
pembelajaran
dengan
lembar observasi.
d. Angket, diberikan kepada guru dan
siswa untuk mengetahui respons
pembelajaran.
b. Tes
dilaksanakan
(post-test),
hasil
belajar
untuk
mereka terhadap penerapan strategi
siswa
pembelajaran.
93
Nur Efendi
Pengaruh
Analisis Data
Data yang telah terkumpulkan
dianalisis
dengan
menggunakan
Strategi
Pembelajaran
terhadap Kemampuan Metakognitif
Siswa
Hasil analisis kovarians pada
statistik sebagai berikut.
a. Analisis deskriptif, untuk melihat
Tabel 4 menunjukkan bahwa F hitung
kemampuan
variabel strategi pembelajaran adalah
metakognitif dan hasil belajar siswa
sebesar 7,68 dengan tingkat signifikansi
sebelum dan sesudah pembelajaran.
0,00
deskripsi
persentase
b. Anacova (Analysis of Covarians)
yang
masih
lebih
kecil
dibandingkan
alpha
0,05
yang
dengan rancangan faktorial (4x2)
digunakan sebagai standar pengujian.
untuk menguji hipotesis penelitian
Dengan demikian H0
yang ditetapkan.
hipotesis penelitian yang menyatakan
bahwa
terdapat
ditolak dan
pengaruh
terhadap
strategi
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran
kemampuan
Hasil
metakognitif siswa diterima, artinya
metakognitif
penerapan strategi pembelajaran yang
merupakan salah satu variabel hasil
berbeda menyebabkan perolehan nilai
belajar siswa yang dianalisis dalam
kemampuan metakognitif yang berbeda
penelitian
pula.
Kemampuan
ini.
Kemampuan
dengan
Dengan adanya pengaruh yang
penilaian
signifikan ini, maka analisis dilanjutkan
yang
dengan uji LSD untuk mengetahui
dikembangkan oleh Corebima (2008).
perbedaan rata-rata nilai kemampuan
Rubrik
untuk
metakognitif siswa pada setiap level
menilai tes esai siswa yang dilakukan
strategi pembelajaran. Hasil analisis
sebelum dan sesudah penerapan strategi
selengkapnya disajikan pada Tabel 5.
metakognitif
siswa
menggunakan
keterampilan
diukur
rubrik
metakognitif,
tersebut
digunakan
pembelajaran (pre-post test). Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisis kovarians.
94
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
ISSN 2087-9016
Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji LSD Strategi Pembelajaran terhadap Skor Nilai Kemampuan
Metakognitif Siswa.
Strategi Pembelajaran
Pre-test
Post-test
PosCor
LSD
Konvensional
10,32
73,93
74,36
a
Reciprocal Teaching (RT)
12,10
75,65
75,45
ab
Think Pair Share (TPS)
11,76
76,85
76,44
bc
RT+TPS
12,46
78,07
77,73
c
Ket. Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan, sedangkan
huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan.
Berdasarkan Tabel 5, terlihat bahwa
metakognitif pada kelompok strategi
rata-rata terkoreksi nilai kemampuan
pembelajaran Think Pair Share (TPS)
metakognitif siswa yang paling tinggi
tidak berbeda nyata dan lebih tinggi
pada kelompok strategi pembelajaran
1,29 % dari Reciprocal Teaching (RT),
Reciprocal Teaching dipadukan Think
tetapi berbeda nyata dan lebih tinggi
Pair Share (RT+TPS) dengan nilai
2,72% dari konvensional. Sedangkan
77,73, kemudian diikuti Think Pair
rata-rata terkoreksi nilai kemampuan
Share
dengan
(TPS)
nilai
76,44,
metakognitif
strategi
pembelajaran
Reciprocal Teaching (RT) dengan nilai
Reciprocal
75,45, dan konvensional dengan nilai
berbeda nyata dan lebih tinggi 1,45%
74,36.
dari konvensional.
Berdasarkan perbedaan
Teaching
(RT)
tidak
notasi,
dapat dijelaskan pula bahwa rata-rata
Pengaruh
terkoreksi
terhadap Kemampuan Metakognitif
nilai
kemampuan
metakognitif siswa pada kelompok
strategi
pembelajaran
Reciprocal
Kemampuan
Akademik
Siswa
Hasil
analisis
kovarians
Teaching dipadukan Think Pair Share
menunjukkan bahwa F hitung variabel
(RT+TPS) tidak berbeda nyata dan
kemampuan akademik adalah 3,98
lebih tinggi 1,65% dari Think Pair
dengan tingkat signifikansi 0,047 yang
Share (TPS), tetapi berbeda nyata dan
masih lebih kecil dibandingkan dengan
lebih tinggi 2,92% dari Reciprocal
alpha 0,05 sehingga H0 ditolak. Dengan
Teaching
(RT),
4,33%
dari
Konvensional.
terkoreksi
H0 ,
maka
hipotesis
penelitian yang menyatakan bahwa
Selanjutnya, hasil uji LSD juga
menunjukkan
ditolaknya
bahwa
nilai
terdapat
pengaruh
kemampuan
rata-rata
akademik siswa terhadap kemampuan
kemampuan
metakognitif siswa diterima, artinya
95
Nur Efendi
kemampuan
akademik
siswa
yang
bahwa
rata-rata
terkoreksi
berbeda menyebabkan perbedaan nilai
kemampuan
kemampuan
Hasil
kelompok siswa akademik atas adalah
analisis selengkapnya disajikan pada
76,53 berbeda nyata dan lebih tinggi
Tabel 6. Berdasarkan perbedaan notasi
1,39% dari siswa akademik bawah
pada tabel tersebut, dapat dijelaskan
75,46.
metakognitif.
metakognitif
nilai
siswa
Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji LSD Kemampuan Akademik terhadap Skor Nilai Kemampuan
Metakognitif Siswa.
Kemampuan Akademik
Pre-test
Post-test
PosCor
LSD
Akademik Bawah
10,77
75,32
75,46
a
Akademik Atas
12,55
76,94
76,53
b
Ket. Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan, sedangkan
huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan.
Interaksi Strategi Pembelajaran dan
akademik siswa terhadap kemampuan
Kemampuan
metakognitif siswa diterima. Hasil uji
Akademik
terhadap
Kemampuan Metakognitif Siswa
LSD dari interaksi tersebut dapat
kovarians
disajikan pada Tabel 7. Berdasarkan
menunjukkan bahwa F hitung variabel
perbedaan notasi pada tabel tersebut,
interaksi strategi pembelajaran dengan
dapat
kemampuan akademik siswa adalah
terkoreksi
3,17 dengan tingkat signifikansi 0,025
metakognitif siswa yang paling tinggi
yang masih lebih kecil dibandingkan
adalah kelompok strategi pembelajaran
dengan alpha 0,05 sehingga H0 ditolak.
RT+TPS akademik atas dengan nilai
Dengan ditolaknya H0, maka hipotesis
78,93 dan nilai terkoreksi terendah
penelitian yang menyatakan bahwa
strategi
terdapat pengaruh interaksi strategi
akademik atas dengan nilai 74,27.
Hasil
pembelajaran
analisis
dan
dijelaskan
bahwa
nilai
pembelajaran
rata-rata
kemampuan
Konvensional
kemampuan
Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji LSD Interkasi Strategi dan Tingkat Kemampuan Akademik
terhadap Skor Nilai Kemampuan Metakognitif.
Strategi Pembelajaran
Konvensional
Konvensional
Think Pair Share (TPS)
Reciprocal Teaching (RT)
Reciprocal Teaching (RT)
Akademik
Atas
Bawah
Bawah
Atas
Bawah
Pre-test
11,51
9,13
10,39
12,73
11,47
Post-test
73,58
74,28
74,84
75,55
75,76
PosCor
74,27
74,46
75,07
75,10
75,81
LSD
a
a
ab
ab
ab
96
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
ISSN 2087-9016
(RT+TPS)
Bawah
12,09
76,38
76,53
bc
Think Pair Share (TPS)
Atas
13,13
78,86
77,82
cd
(RT+TPS)
Atas
12,84
79,77
78,93
d
Ket. Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan, sedangkan
huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan.
Berdasarkan notasi LSD pada
Tabel
7
dapat
dijelaskan
sebagai
c. Rata-rata
terkoreksi
kemampuan
kelompok
berikut.
a. Rata-rata
strategi
RT+TPS
akademik
strategi
siswa
pembelajaran
RT+TPS akademik atas berbeda
siswa
nyata dan lebih tinggi 3,05% dari
pembelajaran
RT+TPS akademik bawah. Rata-
metakognitif
kelompok
metakognitif
nilai
terkoreksi
kemampuan
nilai
tidak
rata terkoreksi TPS akademik atas
berbeda nyata dan lebih tinggi
berbeda nyata dan lebih tinggi
1,42% dari TPS akademik atas,
3,54% TPS akademik bawah. Rata-
tetapi berbeda nyata dan lebih tinggi
rata terkoreksi RT akademik atas
dengan 4,86% dari RT akademik
tidak berbeda nyata dan lebih
atas, dan 5,91% dari Konvensional
rendah 0,94% dari RT akademik
akademik atas. Selanjutnya, untuk
bawah.
rata-rata terkoreksi TPS akademik
Konvensional akademik atas tidak
atas berbeda nyata dan lebih tinggi
berbeda nyata dan lebih rendah
3,50% dari RT akademik atas dan
0,25% dari konvensional akademik
dan
bawah.
4,56%
dari
atas
konvensional
Rata-rata
terkoreksi
akademik atas, sedangkan rata-rata
terkoreksi RT akademik atas tidak
PEMBAHASAN
berbeda nyata dan lebih tinggi
Pengaruh
1,10% dari konvensional atas.
terhadap Kemampuan Metakognitif
b. Rata-rata
terkoreksi
nilai
kemampuan metakognitif RT+TPS
Strategi
Pembelajaran
Siswa
Berdasarkan
uji
anakova
tidak berbeda
pengaruh
strategi
pembelajaran
nyata dengan RT akademik bawah
terhadap
kemampuan
metakognitif
dan TPS akademik bawah, tetapi
siswa,
berbeda nyata dan lebih tinggi
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
2,71% dari konvensional akademik
strategi
bawah.
Teaching dipadukan Think Pair Share
akademik bawah
maka
hasil
analisis
pembelajaran
yang
Reciprocal
97
Nur Efendi
terhadap
(RT+TPS)
kemampuan
pembelajaran ini terlihat pada materi
metakognitif siswa diterima. Rata-rata
pelajaran
skor nilai kemampuan metakognitif
(biodiversitas) maupun materi lainnya.
siswa dengan strategi pembelajaran
Siswa terlihat sangat serius dalam
RT+TPS lebih tinggi dibandingkan
perdebatan
dengan
dibahas,
strategi
pembelajaran
keanekaragaman
tentang
seperti:
hayati
materi
yang
keanekaragaman
konvensional. Hasil yang sama juga
tingkat gen, tingkat spesies, tingkat
terlihat
ekosistem,
dan
usaha
pelestarian
Think Pair Share (TPS) dan Reciprocal
keanekaragaman
hayati
Indonesia.
Teaching (RT), di mana rata-rata skor
Suasana ini jarang ditemukan pada
nilai kemampuan metakognitif siswa
strategi
untuk
pembelajaran
karena
dari
konvensional
guru
lebih
banyak
mendominasi
pembelajaran
dengan
pada
kedua
tersebut
lebih
strategi
strategi
tinggi
pembelajaran
strategi
pembelajaran konvensional.
Pada ketiga strategi pembelajaran
pembelajaran
pada
strategi
menjelaskan
materi
kesempatan
konvensional,
pembelajaran
kepada
siswa,
siswa
untuk
tersebut (RT+TPS, RT, dan TPS), siswa
sehingga
menunjukkan partisipasi yang aktif
berpartisipasi dalam diskusi menjadi
dalam kegiatan pembelajaran. Mereka
kurang.
sangat antusias dalam mengerjakan
konvensional frekuensi siswa dalam
LKS yang disediakan sesuai dengan
mengajukan
tahapan pembelajaran yang digunakan.
menjawab pertanyaan masih rendah.
Pada
pembelajaran
pertanyaan
maupun
Siswa merasa mendapat kesempatan
Hasil penelitian ini sesuai dengan
untuk dapat menyampaikan pendapat,
pendapat Silver, dkk. (1996) yang
sesuai dengan apa yang ada dalam
menyatakan bahwa dengan strategi
pikirannya. Terutama pada strategi
interpersonalpada Reciprocal Teaching
pembelajaran
siswa
(RT), siswa memperoleh pengetahuan
mempunyai kesempatan diskusi secara
baru dan melatih keterampilan penting
intensif pada kelompok berpasangannya
melalui
dan antar-kelompok berpasangan dalam
individu
kelas. Dengan demikian, siswa dapat
kelompok terfokus, sehingga dapat
menjadi pebelajar bagi dirinya sendiri
menambah wawasandan pengetahuan
maupun
sebelumnya. Pendapat yang lain juga
RT+TPS,
teman-temannya.
Suasana
berbagi
dan
pribadi,
sosial,
kesadaran
pembelajaran
98
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
disampaikan oleh Costa dan O’Leary
Pengaruh
dalam
Warouw
menjelaskan
terhadap Kemampuan Metakognitif
siswa
dapat
Siswa
Berdasarkan
kemampuan
lebih
jika
pengaruh
kelompok-
terhadap
baik
dalam
kelompok belajar kooperatif. Hasil
siswa,
penelitian
dengan
Akademik
yang
meningkatkan
berpartisispasi
Kemampuan
(2009)
bahwa
metakognitif
ISSN 2087-9016
uji
anakova
kemampuan
akademik
kemampuan
maka
metakognitif
hasil
analisis
yang
juga
berhubungan
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
keterampilan
metakognisi
kemampuan akademik siswa terhadap
yang
seperti hasil penelitian Susantini (2004)
kemampuan
menyatakan dalam penelitiannya bahwa
diterima.
melalui
kemampuan
metakognisi
menjadi
siswa mampu
mengakui
sikap
hasil
skor
nilai
metakognitif
siswa
kelompok
siswa
berkemampuan
jujur,
berani
akademik
atas
lebih
dan
dapat
dibandingkan dengan siswa akademik
belajar
secara
bawah. Pada kegiatan pembelajaran
kesalahan,
meningkatkan
Rata-rata
siswa
mandiri,
pebelajar
menumbuhkan
metakognitif
nyata. Demikian pula hasil penelitian
juga
Suratno (2009), menunjukkan bahwa
kelompok akademik atas lebih aktif dan
keterampilan metakognisi bermanfaat
bertanggungjawab pada tugas yang
bagi
mengalami
harus diselesaikan pada LKS sesuai
model
dengan tahapan pembelajaran yang
pembelajaran kooperatif (Jigsaw-RT).
digunakan, berpartisipasi secara aktif
Pendapat
untuk
dalam diskusi, sedangkan siswa pada
penelitian
kelompok akademik bawah cenderung
tersebut juga disampaikan Sarwinda
pasif, sering bercanda, dan kurang
(2011) yang menyatakan bahwa strategi
bersemangat
pembelajaran
Teaching
pembelajaran, terutama pada materi
Dipadukan Think Pair Share(RT+TPS)
yang membutuhkan tingkat pemikiran
memberikan peluang kepada siswa
yang tinggi.
siswa
yang
pembelajaran
melalui
yang
mempertegas
sama,
berbagai
Reciprocal
untuk dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif.
terlihat
bahwa
tinggi
siswa
pada
pada
kegiatan
Temuan penelitian ini sejalan
dengan
Tumbel
(2011)
yang
menjelaskan bahwa faktor intelegensi
99
Nur Efendi
merupakan salah satu faktor yang
merupakan
efektif
memahami
dalam
mempengaruh
salah
satu
cara
perbedaan
untuk
pencapaian
keberhasilan pembelajaran. Siswa yang
akademik dari siswa (Tumbel, 2011).
cerdas
Hal
ini
senada
dengan
kegiatan belajar, karena lebih mudah
Yuwono
(2012)
yang
menyatakan
menangkap dan memahami pelajaran
bahwa
mana
kebolehan
serta lebih mudah dalam mengingatnya.
metakognitif
Dijelaskan pula lebih lanjut bahwa
pencapaian,
siswa yang cerdas akan lebih mudah
tergantung pada pola motivasi siswa.
akan
berpikir
lebih
kreatif
berhasil
dan
dalam
lebih
sejauh
pendapat
mempengaruhi
sebenarnya
sangat
cepat
mengambil keputusan, berbeda dengan
Interaksi Strategi Pembelajaran dan
siswa yang kurang cerdas atau lamban
Kemampuan
cenderung
Kemampuan Metakognitif Siswa
memiliki
kemampuan
berpikir kreatif yang rendah (Sarwinda,
Akademik
Berdasarkan
terhadap
uji
anakova
pengaruh strategi pembelajaran dan
2011).
Rujukan
tersebut
memberikan
kemampuan
akademik
terhadap
gambaran bahwa siswa berkemampuan
kemampuan metakognitif siswa, maka
akademik tinggi memiliki kesadaran
hasil analisis yang menunjukkan bahwa
metakognitif yang lebih baik, sehingga
terdapat pengaruh interaksi strategi
dapat menggunakan untuk mengontrol
pembelajaran
proses-proses kognitif dan memiliki
akademik siswa terhadap kemampuan
kesadaran dalam memotivasi kegiatan
metakognitif siswa diterima. Rata-rata
belajar yang dilakukan. Hal ini sejalan
skor nilai kemampuan metakognitif
dengan Peters (2000) yang menyatakan
siswa kelompok strategi pembelajaran
bahwa
RT+TPS berkemampuan akademik atas
keterampilan
metakognitif
dan
bermanfaat untuk menjadikan siswa
berbeda
menjadi
karena
dibandingkan
mendorong mereka menjadi dirinya
Konvensional
sendiri
atas
akademik atas, tetapi tidak berbeda
pemikiran dan pembelajaran sendiri.
nyata dan lebih tinggi dari TPS
Metakognitif bermanfaat
akademik
pebelajar
mandiri,
serta menjadi
pencapaian
akademik
penilai
untuk
siswa
dan
nyata
kemampuan
kemampuan
dan
lebih
dengan
atas.
RT
tinggi
dan
berkemampuan
Tingginya
nilai
metakognitif
ini
100
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
ISSN 2087-9016
merupakan implikasi dari penerapan
dalam setiap kegiatan pembelajaran
sintaks (tahapan) strategi pembelajaran
yang telah disampaikan, contoh: pada
Strategi
RT+TPS.
pembelajaran
materi
pelajaran
dunia
tumbuhan
hasil
(Kingdom Plantae), siswa kelihatan
pengembangan perangkat pembelajaran
serius mengerjakan LKS sendiri dengan
yang memadukan strategi pembelajaran
membaca
Reciprocal
(RT)dengan
pertanyaan dan identifikasi kata-kata
Think Pair Share (TPS). Jika dilihat
sulit, menjawab dan mengklarifikasi
berdasarkan sintaks pada RT+TPS,
kata-kata sulit (RT-Think). Guru aktif
memperlihatkan ciri RT yaitu membaca
mendatangi
dan
bacaan,
berpasangan yang satu ke kelompok
dan
berpasangan lainnya untuk memantau
merupakan
RT+TPS
Teaching
mencari
ide
membuat
pokok
pertanyaan
mengidentifikasi
menjawab
kata-kata
pertanyaan
sulit,
dan
teks
bacaan,
siswa
membuat
dari
kelompok
kegiatan
pembelajaran,
sedangkan
siswa
melaksanakan
kegiatan
sulit,
pembelajaran dengan baik, membaca
membuat rangkuman, dan memprediksi
dan memahami teks bacaan yang
dalam
pasangan.
dibagikan dan mengerjakan LKS sesuai
Penambahan unsur TPS adalah saling
dengan tahapan strategi pembelajaran
berdiskusi untuk menyamakan persepsi
secara
dalam perumusan ide pokok bacaan,
berpasangannya (RT-Pair). Pada tahap
pertanyaan dan jawaban, identifikasi
RT-Share, kegiatan berlanjut dengan
dan
guru memberikan sedikit ulasan tentang
mengklarifikasi
kata-kata
kelompok
klarifikasi
kata-kata
sulit,
dilanjutkan merangkum, dan prediksi
materi
seksama
untuk
dengan
kelompok
menstimuli
seluruh
untuk
kelompok berpasangan siswa untuk
dipresentasikan secara berbagi (RT-
aktif berdiskusi dalam kelas dengan
Share) dengan kelompok berpasangan
menggunakan
lainnya
Kegiatan
terlihat aktif dalam diskusi tersebut.
pembelajaran ini memperlihatkan pola
Keadaan ini sejalan dengan pemikiran
pembelajaran
Nur (1997) yang menyatakan bahwa
(RT-Think,
RT-Pair)
dalam
yang
kelas.
memberdayakan
kemampuan metakognitif.
peta
konsep,
siswa
apabila seorang siswa berorientasi pada
Wujud dari keberhasilan strategi
visual, maka membuat suatu peta
pembelajaran RT+TPS juga terlihat
konsep merupakan cara baik baginya
101
Nur Efendi
untuk
memahami
dan
mengikat
sesuai dengan pandangan Blakey, dkk.
(1990),
sejumlah besar informasi baru.
Hasil dari pembahasan diskusi
yang
metakognisi
mengemukakan
ialah
berpikir
tentang
siswa
mampu
pemikiran, mengetahui “apa yang kita
bahwa
dunia
ketahui” dan “apa yang tidak kita
Plantae)
ketahui”. Selanjutnya Pierce (2004)
dibedakan menjadi: kelompok lumut
mengemukakan metakognitif sebagai
(Bryophyta), paku (Pterydophyta), dan
suatu apresiasi dari apa yang telah kita
tumbuhan berbiji (Spermatophyta), b)
ketahui, bersama-sama dengan suatu
siswa
pengertian
dari
tumbuhan tersebut, c) siswa dapat
pembelajaran
dan
apa
menjelaskan
kelompok
pengetahuan
dan
keterampilan-
kehidupan
keterampilan
tersebut,
yaitu:
a)
mengklasifikasikan
tumbuhan
(Kingdom
dapat
tumbuhan
memahami
ciri-ciri
peranan
tersebut
bagi
itu
tugas-tugas
yang
diperlukan,
yang
manusia. Kegiatan yang sama, juga
dikombinasikan dengan ketangkasan
terjadi pada materi pelajaran untuk
untuk membuat kesimpulan yang benar,
keanekaragaman hayati (Biodiversitas),
tentang bagaimana cara menerapkan
dunia
pengetahuannya yang strategis pada
hewan
ekosistem,
(Kingdom
serta
perubahan
Animalia),
pencemaran
lingkungan.
pembelajaran
pandangan
ini,
Kegiatan
sejalan
Suharlik
(2011)
menyatakan
bahwa
pembelajaran
Reciprocal
dan
situasi terentu.
Pada sintaks
RT-Pair dan RT-
dengan
Share dapat meningkatkan kemampuan
yang
siswa untuk menggali, menyaring, dan
strategi
Teaching
menanyakan
diskusi
ide-ide
dan
baru.
Tingkat
perdebatan
dalam
dipadukan Think Pair Share (RT+TPS)
kelompok
dapat diterapkan dalam pembelajaran
kelompok lainnya dalam kelas dapat
biologi pada materi keanekaragaman
meningkatkan
mahluk hidup.
metakognitif siswa, berkomunikasi, dan
Pada
sintaks
RT-Think
dapat
pemikiran
memotivasi
menyatakan
bagaimana
cara
dalam
untuk
berpikir
memahami
pengetahuan yang akan dicapai. Hal ini
maupun
kemampuan
interaksi sosial. Hal ini sejalan dengan
meningkatkan kesadaran siswa untuk
diri
berpasangan
Mulbar
bahwa
(2008)
yang
metakognitif
memiliki dua komponen, yaitu: a)
pengetahuan
metakognitif
102
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
(metacognitive
b)
dengan pola pikir yang menggunakan
metakognitif
keterampilan metakognitif mereka yang
Pengetahuan
ada pada ketiga strategi pembelajaran
knowledge)
keterampilan
(metacognitive
skills).
metakognitif
ISSN 2087-9016
dan
berkaitan
dengan
(RT+TPS,
TPS,
maka
RT),
pengetahuan deklaratif, pengetahuan
kemamampuan metakognitif siswa akan
prosedural
semakin rendah. Flavel (1997) dalam
dan
pengetahuan
kondisional, sedangkan keterampilan
Veenman
(2006)
mengemukakan
kognitif berkaitan dengan keterampilan
bahwa metakognitif memainkan peran
perencanaan, prediksi, monitoring, dan
dalam
evaluasi.
Selanjutnya
proses
pembelajaran.
Sumampouw
(2011),
nilai
Yuwono (2012), mengemukakan pula
RT+TPS
bahwa terdapat hubungan positif antara
akademik bawah tidak berbeda nyata
metakognitif dan pencapaian akademik.
Rata-rata
kemampuan
terkoreksi
metakognitif
Pada
dengan RT akademik bawah dan TPS
rata-rata
skor
nilai
akademik bawah, tetapi berbeda nyata
kemampuan metakognitif siswa pada
dan
kelompok
lebih
tinggi
2,71%
dari
strategi pembelajaran RT
bawah.
berkemampuan akademik atas tidak
Keadaan ini menunjukkan pada siswa
berbeda nyata dan lebih rendah 0,94%
berkemampuan
bawah
dari RT akademik bawah, menunjukkan
metakognitif
bahwa peranan guru dalam mengelola
konvensional
memiliki
akademik
akademik
kemampuan
yang rata-rata rendah sehingga tingkat
pembelajaran
perbedaan mereka tentang berpikir
sehingga
terhadap apa yang mereka pikirkan
memahami,
masih
menerapkan
belum
kelihatan,
namun
sangat
kemampuan
perbedaan ini lebih nyata terjadi pada
pembelajaran
strategi
pembelajaran
konvensional.
keberhasilan
Pada pembelajaran ini
rata-rata skor
Keadaan
ini
diperlukan,
guru
dalam
menginovasi,
dan
sintaks
strategi
menjadi
pembelajaran
menunjukkan
kunci
tersebut.
bahwa
nilai kemampuan metakognitif siswa
meskipun strategi pembelajaran sama
ada pada tingkat yang paling rendah
dengan
yaitu
dengan
mengelola pembelajaran tidak sama,
tersebut.
maka hasil kemampuan metakognitif
ketiga
74,46,
dibandingkan
kelompok
strategi
Artinya, semakin siswa tidak distimulus
siswa
kemampuan
juga
tidak
guru
sama.
dalam
Menurut
103
Nur Efendi
Achmadi dalam Khabibah (1999: 27),
berkemampuan akademik atas
kelemahan pembelajaran
berbeda nyata dan lebih tinggi
Reciprocal
Teaching adalah:a) butuh waktu yang
dari siswa akademik bawah.
lama, b) sangat sulit diterapkan jika
c. Rata-rata skor nilai kemampuan
pengetahuan
siswa
tentang
materi
metakognitif siswa kelompok
prasyarat kurang, c) adakalanya siswa
strategi pembelajaran RT+TPS
tidak mampu akan semakin tidak suka
akademik atas berbeda nyata
dengan pembelajaran tersebut, d) tidak
dan lebih tinggi RT akademik
mungkin seluruh siswa akan mendapat
atas dan konvensional akademik
giliran untuk menjadi ”guru siswa”.
atas, tetapi tidak berbeda nyata
dan
lebih
PENUTUP
akademik
Simpulan
terkoreksi
maka
dapat
dari
atas.
nilai
TPS
Rata-rata
kemampuan
metakognitif siswa kelompok
Berdasarkan analisis data dan
pembahasan
tinggi
strategi pembelajaran RT+TPS
diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut.
akademik atas berbeda nyata
1. Terdapat
dan lebih tinggi dari RT+TPS
pengaruh
pembelajaran
akademik
strategi
dan
kemampuan
terhadap
kemampuan
akademik bawah.
2. Penerapan
strategi
pembelajaran
metakognitif siswa.
RT+TPS memiliki hasil yang lebih
a. Rata-rata skor nilai kemampuan
baik
dalam
meningkatkan
metakognitif siswa pada strategi
kemampuan metakognitif dan hasil
pembelajaran
belajar
Reciprocal
biologi
siswa,
jika
Teaching dipadukan Think Pair
dibandingkan dengan strategi RT,
Share (RT+TPS) berbeda nyata
TPS, maupun Konvensional pada
dan lebih tinggi dari Reciprocal
siswa berkemampuan akademik atas
Teaching
konvensional,
dan
(RT)
tetapi
tidak
maupun
siswa
berkemampuan
akademik bawah.
berbeda nyata dan lebih tinggi
dari Think Pair Share (TPS).
Saran
b. Rata-rata skor nilai kemampuan
metakognitif
siswa
Berdasarkan
telah
dijelaskan,
kesimpulan
yang
maka
dapat
104
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
dikemukakan
beberapa
saran
atau
ISSN 2087-9016
dalam pendidikan, di mana dengan
rekomendasi penelitian sebagai berikut.
program
1. Bagi
pembelajaran dapat lebih maksimal
guru
biologi,
strategi
ini
diharapkan
pembelajaran Reciprocal Teaching
dan
Dipadukan
metakognitif belajar biologi siswa.
Think
Pair
Share
(RT+TPS) terbukti memiliki hasil
yang
lebih
kemampuan
3. Bagi peneliti lanjutan maupun guru,
dalam
temuan penelitian ini dapat menjadi
kemampuan
penelitian awal bagi peneliti yang
baik
meningkatkan
meningkatkan
metakognitif belajar biologi siswa,
ingin
jika dibandingkan dengan strategi
pembelajaran
pembelajaran
TeachingDipadukan
Konvensional,
mengkaji
strategi
Reciprocal
Think
Pair
dengan
pola
sehingga dapat digunakan secara
Share
luas dalam pembelajaran biologi
pemberdayaan
dan salah satu alternatif pilihan
metakognitif
pada
dalam mengelola pembelajaran di
dipadukan
dengan
dalam kelas.
pembelajaran lain untuk mereduksi
2. Bagi pengambil kebijakan (stake
pada
holder),
penelitian
dihasilkannya
ini
perangkat
pembelajaran Reciprocal Teaching
Dipadukan
Think
Pair
(RT+TPS),
Reciprocal
dan
Teaching(RT),
Share
(TPS)
pertimbangan
Share
Think
dapat
Pair
dijadikan
dalam
mengambil
keputusan
untuk
kepentingan
pendidikan,
seperti:
peningkatan
kualitas tenaga pendidik ini dengan
cara seminar maupun pelatihan
(workshop)
penerapan
strategi-
strategi pembelajaran inovatif serta
perubahan-perubahan
paradigma
(RT+TPS)
kejenuhan
kemampuan
yang
siswa
dialami
atau
strategi
siswa
selama pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W., Krathwohl, D.R.,
Airasian, P.W., Cruikshank,
K.A., Mayer, R.E., Pintrich,
P.R., James R. & Wittrock,
M.C. (Eds.). (2001). A taxonomy
for learning, teaching, and
assessing: a revision of bloom’s
taxonomy
of
education
objectives. New York: Addison
Wesley Longman, Inc.
Arikunto,
S.
(2006).
Prosedur
penelitian suatu pendekatan
praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Blakey, Elaine, S. & Sheila. (1990).
Developing
metacognition.
Erick
Digest.
EIC
Clearinghouse of Information
105
Nur Efendi
Resources Syracuse NY:ED
327218.
(http://amazon.com/xc/obidos/re
direct.tag) diakses 8 Januari
2010.
Galyam, N. & Le Grange, L. (2005).
Improving thinking skills in
science of learners with (dis)
abilities. South African Journal
Education. Vol 25 (4) 239-246.
Corebima. A.D. (2000). Pemberdayaan
penalaran
siswa
untuk
menyiapkan
generasi
berkualitas. Makalah Seminar
disampaikan di SLTPN 2
Malang.
Hart, D. (1994). Authentic assessment a
hand book for educators.
California, New York: AddisonWesley Publishing Company.
Corebima, A.D. (2008). Pemahaman
tentang
asesmen
autentik.
Makalah
disajikan
dalam
Rangka Diklat Sertifikasi Guru.
Malang: Universitas Negeri
Malang.
Hutabarat, D. (2005). Pengembangan
perangkat pembelajaran biologi
sma,
yang
berorientasi
pendekatan reciprocal teaching
dalam bahan kajian sistem
reproduksi.
Tesis
tidak
diterbitkan.
Surabaya:
Pascasarjana UNESA.
Departemen
Pendidikan
Nasional
Republik Indonesia. (2004).
Kurikulum
pendidikan
menengah. garis-garis besar
program pengajaran (GBPP)
sekolah lanjutan tingkat atas.
Jakarta: DEPDIKNAS.
Ibrahim, M. (2008). Pembelajaran
sains:
reciprocal
teaching
(pembelajaran
resiprok).
(sainsmuslimin.blogspot.com/…
./pembelajaran-sains.htmlcached-similar) diakses 22
Oktober 2010.
Efendi,
Kardi, S. (2002). Strategi motivasi
model
ARCS.
Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
N.
(2005).
Penerapan
pengajaran terbalik (reciprocal
teaching) untuk menuntaskan
hasil belajar siswa sltp pada
pokok
bahasan
perkembangbiakan tumbuhan.
Tesis
tidak
diterbitkan.
Surabaya:
Pascasarjana
UNESA.
Efendi, N. (2011). Deskripsi umum
profil guru dan karakteristik
pembelajaran biologi dalam
meningkatkan hasil belajar
siswa di SMA Kabupaten
Sidoarjo. Makalah Seminar
Nasional
disampaikan
di
FMIPA UNESA pada Tanggal
10 Desember 2011. Surabaya:
Unesa University Press.
Khabibah, S. (1999). Pengembangan
perangkat
pembelajaran
bedasarkan prinsip pengajaran
terbalik pada pokok bahasan
persamaan linear di SMU. Tesis
tidak diterbitkan. Surabaya:
Pascasarjana
Universitas
Negeri Surabaya.
Mulbar, U. (2008). Metakognisi
mahasiswa
dalam
menyelesaikan
masalah
matematika.
Usmanmulbar.
Files.
Wordpress.com/2008/04/makala
106
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
h-seminar-nasional di bandungusman- mulbar.doc.
Nindiasari, H. (2004). Pembelajaran
metakognitif
untuk
meningkatkan pemahaman dan
koneksi matematik siswa smu
ditinjau dari perkembangan
kognitif siswa. Tesis tidak
diterbitkan. Malang: Program
Pascasarjana UM.
Nur,
M. (1997). Keterampilanketerampilan
metakognitif.
Makalah disampaikan bulan
Desember 1997 pada Workshop
Penelitian Elqa IKIP Surabaya.
Palincsar, A. & Brown, A. (1984).
Reciprocal
teaching
of
comprehension-fostering
and
comprehension-monitoring
activities.
cognition
and
instruction, 2, 117-175.
Pierce,
W. (2004). Metacognition:
study strategies, monitoring, and
motivation. a greatly expanded
text version of workshop
presented November 17, 2004,
at Prince George’s Community
College.
(http://
academic.pgcc.edu/wpierce/MCCCCTR/metacognit
ion.htm) diakses 15 Nopember
2009.
ISSN 2087-9016
Berbeda terhadap Hasil Belajar
Kognitif dan Keterampilan
Berpikir Kreatif pada Siswa
SMA Negeri 1 Batu dan SMA
Negeri 1 Grati. Tesis tidak
dipublikasikan.
Malang:
Universitas Negeri Malang.
Sidi, I. J. (2001). Menuju masyarakat
belajar: menggagas paradigma
baru pendidikan. Jakarta: Logos
Wacana Ilmu.
Silver, H.F., Hanson, J.R., Strong, R.W.
& Schwartz, P.B. (1996).
Teaching styles & strategies.
Trenton, NJ: The Thoughtful
Education Press.
Slavin,
R.E. (1994). Educational
psychology:
theories
and
practice.
Fourth
Edition.
Massachussetts: Allyn and
Bacon Publishers.
Sugiyono. (2006). Statistika untuk
penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2007). Metode penelitian
kuantitatif, kualitatif dan R & D,
Bandung, Alfabeta.
Peters, M. (2000). Does constructivist
epistemology have a place in
nurse education. Journal of
nursing education 39, no. 4:
166-170.
Suharlik. (2011). Pengaruh Strategi
Pembelajaran Integrasi ThinkPair-Share dan Reciprocal
Teaching
terhadap
Hasil
Belajar Kognitif dan Retensi
Biologi Siswa Berkemampuan
Akademik Berbeda di SMAN 1
Batu. Tesis tidak diterbitkan.
Malang: Universitas Negeri
Malang.
Sarwinda, W. (2011). Pengaruh
Strategi Pembelajaran Think
Pair
Share
Dipadukan
Reciprocal
Teaching
dan
Kemampuan Akademik yang
Sumampouw, M.H. (2011). Kajian
perkuliahan
dan
asesmen
genetika dalam memberdayakan
keterampilan
metakognitif,
berpikir
tingkat
tinggi,
107
Nur Efendi
keterampilan
proses,
dan
retensi mahasiswa jurusan
biologi S1 dan S2 Universitas
Negeri Malang. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Suprijono, A. (2009). Cooperative
learning: teori & aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Suratno. (2009). Pengaruh strategi
kooperatif
jigsaw
dan
reciprocal teaching terhadap
keterampilan metakognisi dan
hasil belajar biologi siswa SMA
berkemampuan atas dan bawah
di Jember. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Sus
ISSN 2087-9016
PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING
DIPADUKAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PENINGKATAN
KEMAMPUAN METAKOGNITIF BELAJAR BIOLOGI SISWA
SMA BERKEMAMPUAN AKADEMIK BERBEDA
DI KABUPATEN SIDOARJO
Nur Efendi
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Jl. Mojopahit 666B Sidoarjo Telp (031) 8945444 Kode Pos 61215, e-mail:
nurefendi17@ymail.com
ABSTRACT
In the globalization era, the world is developed without the boundary, the
development of the sciences and technologies have been needed by people in the
nation, to increase the quality of education. In the biology (sciences) has been
needed to adapt student-centered learning paradigm than the teacher-centered. The
purposes of the study are to apply the Reciprocal Teaching (RT), Think Pair Share
(TPS), Reciprocal Teaching Plus Think Pair Share (RT+TPS) learning strategic to
increase the metacognitive ability in learning biology for the senior high school
students in Sidoarjo with different academic capability. The study is a quasi
experiment. The research design is pre-post test non-equivalent control group design
with the 4x2 factorial pattern. The total sample is 240 students. Data are subjected to
the ANACOVA statistic and followed by the LSD test with 0.05 significance degree.
The result of inferential analysis indicates that the learning strategy and academic
capability influenced the metacognitive ability students. The average score
metacognitive ability remarks in the RT+TPS with remarks 77.73 and the higher
1.65% than TPS with remarks 76.44, but the really different and the higher 2.92%
than RT with remarks 75.45, 4.33% than the Conventional with remarks 74.36. The
average score met cognitive ability remarks Up students academic capability
performs is 76.53 is the really different and the higher 1.39% than the Down student
academic capability performs is 75.46. The average score RT+TPS strategy learning
in the Up academic capability with the remarks 78.93 and the higher 1.42% than
TPS-Up academic with remarks 77.82, but the really different and the higher 4.86%
than RT-Up academic with remarks 75.10, 5,91% than the Conventional-Up
academic with remarks 74.27. The average score metacognitive ability strategy
learning RT+TPS-Up academic is really different and higher 3.05% than RT+TPSDown academic with remarks 76.53. The RT+TPS strategy learning application
have the best result to increase the metacognitive ability in learning biology if it is
compared with the RT, TPS, or Conventional strategy learning on the Up or Down
students academic capability performs. This strategy can be used for the largest
biology learning and as the alternative to manage the instruction learning in the
class, the factor fundamental to make decision for the stake holders, and the first
research for the references continuous research.
85
Nur Efendi
Keywords: Reciprocal Teaching Plus Think Pair
metacognitive ability biology study students.
Share
pembelajaran
PENDAHULUAN
ciri: dunia tanpa batas, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kesadaran
terhadap hak dan kewajiban asasi
manusia, kerjasama dan kompetisi
antar bangsa menuntut setiap manusia
suatu
meningkatkan
bangsa
kualitas
untuk
pendidikan
(Tilaar, 2002). Biologi merupakan
bagian dari sains yang memiliki dua
dimensi yang bersifat mendasar, yakni
dimensi proses dan produk. Biologi
sebagai dimensi proses mengandung
keterampilan, nilai, dan sikap yang
harus dimiliki seseorang atau siswa
untuk
mendapatkan
dan
mengembangkan pengetahuan biologi,
dimensi proses ini sangat terkait
dengan
kemampuan
metakognisi
siswa. Biologi sebagai dimensi produk
merupakan wujud dari hasil belajar
siswa, meliputi: sumber fakta, sumber
teori, sumber prinsip, dan sumber
konsep.
Sekolah
(1)
mengembangkan
daya
penalaran untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dalam
kehidupan
sehari-hari,
(2)
mengembangkan keterampilan
proses
untuk
konsep-konsep
memperoleh
biologi
dan
menumbuhkan nilai dan sikap
ilmiah, (3) menerapkan konsep
dan
prinsip
biologi
untuk
menghasilkan
karya
yang
berkaitan dengan kebutuhan
manusia (Depdiknas, 2004: 5).
Adapun materi pembelajaran biologi
kelas X semester II, yang terdiri dari
pokok bahasan: 1) keanekaragaman
hayati
(biodiversitas),
2)
dunia
tumbuhan (kingdom plantae), 3) dunia
hewan
(kingdom
animalia),
4)
ekosistem, dan 5) pencemaran dan
perubahan lingkungan, maka sangat
diperlukan
pembelajaran
adanya
strategi
yang
dapat
mengembangkan dimensi proses dan
Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
biologi
the
Menengah Atas (SMA) adalah:
Pada era globalisasi, dengan ciri-
pada
(RT+TPS),
(KTSP),
tujuan
produk
sesuai
dengan
apa
yang
ditetapkan pada kurikulum melalui
keterlibatan siswa langsung dalam
86
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
kegiatan
pembelajaran,
ISSN 2087-9016
Kabupaten Sidoarjo merupakan
seperti:
melakukan observasi,
daerah dengan penduduk yang padat,
mendemonstrasikan langkah-langkah,
membutuhkan
berdiskusi
peserta didik yang tinggi. Jumlah
secara
mempresentasikan
kelompok,
hasil
kerja
kelompok dan menghasilkan karya.
Menurut
Wilson
(2001),
paradigma
pendidikan
berbasis
kompetensi
mencakup
kurikulum,
tingkat
kompetensi
SMA Negeri dan Swasta di Sidoarjo
adalah 35 sekolah. Hasil survei awal
bulan Juni-Agustus 2010 dan Mei-Juli
2011
menunjukkan
bahwa
pembelajaran yang dilakukan oleh
yang
guru di kelas sebagian besar masih
menekankan pada standar atau hasil.
berpusat pada guru (teacher-centered)
Kurikulum berisi bahan ajar yang
63,64%,
diberikan kepada peserta didik melalui
yang berpusat pada siswa (student-
proses
Proses
centered) 36,36%. Hasil survei terkait
dengan
pedagogi,
dan
penilaian
pembelajaran.
pembelajaran
dilaksanakan
dengan
menggunakan
pedagogi
yang
sedangkan
strategi
Reciprocal
pembelajaran
pembelajaran
Teaching
menunjukkan
metode
bahwa 17,65% guru mengenal strategi
mengajar. Tingkat keberhasilan belajar
ini dan 82,35% belum mengenal,
yang dicapai siswa dapat dilihat pada
sedangkan
hasil belajar, yang mencakup ujian,
pembelajaran
tugas-tugas, dan pengamatan sebagai
36,37% guru mengenal dan 63,63 %
dimensi produk. Dengan demikian,
guru belum mengenal (Efendi, 2011).
mencakup
strategi
atau
untuk
Think
strategi
Pair
Share
biologi
Berdasarkan hasil survei ini
tidak hanya ditentukan oleh siswa saja,
menunjukkan bahwa kualitas guru
tetapi
dalam
dalam mengelola pembelajaran masih
mengelola pembelajaran juga sangat
rendah dan perlu ditingkatkan untuk
menentukan. Oleh sebab itu, upaya
mencapai ketuntasan hasil belajar
peningkatan mutu pembelajaran guru-
yang ditetapkan dan kompetensi yang
guru biologi SMA sangat diperlukan
lainnya.
guna ketercapaian hasil belajar yang
memberikan informasi kepada siswa,
ditetapkan.
tanpa melibatkan siswa dalam proses
keberhasilan
peran
pembelajaran
serta
guru
Guru
hanya
sekedar
untuk mendapatkan informasi tersebut.
87
Nur Efendi
Adapun
kriteria
belajar
yang
ketuntasan
ditetapkan
hasil
konsep
pada
menjadi
kurikulum KTSP adalah individual
maupun
prinsip
bermakna.
biologi
Pembelajaran
seperti ini, sejalan dengan empat visi
,
pendidikan menuju abad ke-21 versi
artinya siswa yang memperoleh nilai
UNESCO, yaitu: 1) learning to think
75 dalam satu kelas sebanyak 85 %
(belajar berpikir), 2) learning to do
(Hutabarat,
(belajar berbuat/hidup), 3) learning to
dan
klasikal
2005;
Wulandari
dan
live together (belajar hidup bersama),
Muchlis, 2011).
atas,
4) learning to be (belajar menjadi diri
dalam
sendiri) (Sidi, 2001). Untuk mencapai
kemampuan
ketuntasan pembelajaran biologi ini
metakognitif yang dimiliki oleh siswa
sikap kemandirian peserta didik sangat
masih
diperlukan. Cerminan peserta didik
Selain
keadaan
kemampuan
guru
memberdayakan
kurang,
di
hasil
survei
menunjukkan bahwa terdapat 11,37%
yang
guru yang pernah mengembangkan
learner, strategic learner, dan self-
keterampilan metakognisi, sedangkan
regulated learner.
yang
keterampilan
belum
belum
menerapkan
metakognisi
memahami
karena
langkah-langkah
adalah
independent
Cerminan ketiga sikap peserta
88,63% belum pernah. Sebagian besar
guru
mandiri
didik
mandiri
dikembangkan
pengajaran
tersebut
melalui
dua
arah
Menurut
dapat
pendekatan
(reciprocal
Palinscar
dan
dalam memberdayakan keterampilan
teaching).
metakognisi dan belum menyadari
Brown (1984), pengajaran dua arah
bahwa
(reciprocal teaching) merupakan suatu
keterampilan
metakognisi
dapat memengaruhi proses dan hasil
pendekatan
pembelajaran
yang
belajar siswa.
melatihkan keterampilan metakognisi
penerapan
melalui empat strategi, yaitu: 1)
pembelajaran yang mengacu pada
menyusun pertanyaan-pertanyaan dari
pendekatan
teks bacaan dan jawabannya, 2)
Perlu
diperkenalkan
adanya
konstruktivis
pada
guru,
untuk
yang
membuat
rangkuman
(ringkasan)
proses
informasi-informasi penting dari teks
pembelajaran bagaimana untuk belajar
bacaan, 3) membuat prediksi, dan 4)
(learning how to learn), sehingga
mengidentifikasi hal-hal yang kurang
menekankan
pada
88
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
jelas
dan
memberikan
klarifikasi
Semua uraian tersebut ternyata sejalan
dengan
(penjelasan).
ISSN 2087-9016
hasil
penelitian
yang
menyatakan
menerapkan reciprocal teaching ini,
bahwa 1) keterampilan yang dilatihkan
telah berhasil meningkatkan prestasi
dan bentuk aktivitas yang dilakukan
belajar yang rendah (Palincsar dan
oleh siswa selama kegiatan belajar,
Brown, 1984; Palinscar dalam Slavin
dalam reciprocal teaching berdampak
1994). Kelemahan pada pengajaran
positif
dua arah (reciprocal teaching) ini
Ibrahim
(2008)
terhadap
komunikasi
kemampuan
siswa,
karena
selama
adalah
kejenuhan
siswa
yang
mengajukan
dihadapkan pada pemahaman text
pertanyaan, mengomentari jawaban
books saja (terutama pada siswa yang
teman yang lain, 2) menurut Keller
pasif)
(1987) yang dialihbahasakan oleh
mendapat bagian untuk menjadi “guru
Kardi (2002), pada teori motivasi
siswa”, padahal banyak siswa yang
ARCS
Relevance,
aktif ingin terlibat dalam dialog
Confidence, Satisfaction), siswa akan
terutama ingin menjadi ”guru siswa”
termotivasi jika apa yang dipelajarinya
(Khabibah, 1999; Efendi, 2005).
pembelajaran
siswa
(Attention,
dan
tidak
semua
siswa
menarik perhatiannya, relevan dengan
Mereduksi kelemahan yang ada,
kebutuhan siswa, apa yang mereka
pembelajaran reciprocal teaching ini
pelajari menyebabkan mereka puas,
dapat diciptakan suasana pembelajaran
dan
yang
menambah
percaya
dirinya.
lebih
menekankan
arti
reciprocal
kebersamaan, seperti think pair share.
teaching, siswa aktif mencari tahu
Sesuai dengan namanya think pair
informasi
share,
Dalam
pembelajaran
yang
menjawab
diperlukan
pertanyaannya
untuk
sendiri
maka
sintaks
strategi
ini
adalah: 1) diawali dengan “thinking”
sehingga relevan dengan kebutuhan
dengan
mereka sendiri, 3) selama kegiatan
pertanyaan atau isu terkait dengan
belajar
membuat
pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta
untuk
didik, 2) “pairing”, guru meminta
mengajar
rangkuman,
siswa
jadi
dilatih
cara
guru
mengajukan
menemukan ide pokok di dalam bahan
siswa
bacaan
berdiskusi, 3) “sharing”, hasil diskusi
dan
ini
merupakan
keterampilan penting untuk belajar.
berpasang-pasangan
antar-siswa
di
tiap-tiap
untuk
pasangan
89
Nur Efendi
dibicarakan dengan pasangan seluruh
3. Apakah ada pengaruh interaksi
strategi
kelas (Suprijono, 2009).
Perpaduan
pembelajaran
kemampuan
akademik
dan
terhadap
antara
strategi
reciprocal
teaching
kemampuan metakognitif biologi
dengan think pair share merupakan
siswa SMA di Kabupaten Sidoarjo?
pembelajaran
suatu alternatif strategi pembelajaran
yang
dapat
menciptakan
dilakukan
untuk
pembelajaran
yang
METODE PENELITIAN
Rancangan dan Prosedur Penelitian
Penelitian
menyenangkan dan bermakna bagi
ini
merupakan
yang
penelitian eksperimen semu atau quasi
disampaikan oleh guru dapat menjadi
eksperimen yang dilakukan dengan
hasil pengetahuan
menggunakan
siswa,
sehingga
informasi
yang diperoleh
faktorial
(4x2) The Non-Equivalent Control-
siswa secara mendalam.
Berdasarkan
rancangan
uraian
di
atas,
Group
Design
(Pretest-Posttest-
dilakukan penelitian dengan judul
Control Group Design) (Sugiyono,
”Pengaruh Pembelajaran Reciprocal
2006). Adapun variabel penelitian
Teaching Dipadukan Think Pair Share
iniadalah: 1) variabel bebas: strategi
terhadap
pembelajaranreciprocal teaching,think
Peningkatan
Kemampuan
Metakognitif Belajar Biologi Siswa
pair
SMA
Akademik
dipadukan think pair share, dan
Sidoarjo”,
konvensional (sebagai kontrol), 2)
Berkemampuan
Berbeda
dengan
di
Kabupaten
rumusan
permasalahan
ada
variabel
reciprocal
moderator:
kemampuan
pengaruh
strategi
terikat: kemampuan metakognitifdan
pembelajaran terhadap peningkatan
hasil belajar biologi siswa.
kemampuan metakognitif belajar
Populasi dan Sampel
biologi siswa SMA di Kabupaten
Populasi
Populasi yang digunakan pada
Sidoarjo?
2. Apakah ada pengaruh kemampuan
akademik
teaching
akademik atas dan bawah, 3) variabel
penelitian sebagai berikut.
1. Apakah
share,
terhadap
kemampuan
penelitian ini adalah Siswa SMA kelas
X
semester
II
tahun
13
SMA
pelajaran
metakognitif belajar biologi siswa
2011/2012pada
Negeri
SMA di Kabupaten Sidoarjo?
(SMAN 1 Tarik, SMAN 1 Krian,
90
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
ISSN 2087-9016
SMAN 1 Wonoayu, SMAN 1 Taman,
akademik atas (AA) adalah 120 siswa
SMAN 1 Waru, SMAN 1 Gedangan,
(strategi RT= 30 siswa, TPS= 30
SMAN 1 Sidoarjo, SMAN 2 Sidoarjo,
siswa,
SMAN 3 Sidoarjo, SMAN 4 Sidoarjo,
Konvensional= 30 siswa) dan 2) siswa
SMANOR
1
berkemampuan akademik bawah (AB)
Krembung, SMAN 1 Porong) di
dengan jumlah 120 siswa (strategi
Kabupaten Sidoarjo.
RT= 30 siswa, TPS= 30 siswa,
Sidoarjo,
SMAN
30
RT+TPS=
siswa,
RT+TPS= 30 siswa, Konvensional=
30 siswa).
Sampel
Sampel
penelitian
adalah
sejumlah individu dari populasi yang
Waktu dan Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan
dijadikan sampel penelitian dengan
penelitian
pada
menggunakan teknik multiple stage
bulan Juli-Agustus 2010 dan Januari-
sampling yaitu pengambilan sampel
Mei 2012 semester genap tahun
secara bertahap, dengan rincian: a)
pelajaran 2011/2012 di SMA Negeri
penentuan
Kabupaten Sidoarjo.
sekolah
berkemampuan
akademik atas dan bawah dilakukan
dengan teknik stratified sampling,
Instrumen Penelitian
dengan memperhatikan nilai hasil
Instrumen Tes
Ujian Nasional (UN) SMP tahun
Instrumen tes yang digunakan
pelajaran 2010/2011 yang digunakan
berupa essay test yang bertujuan untuk
sebagai
untuk
mengukur pemahaman konsep. Aspek
masuk ke SMA, b) penentuan kelas
kognitif yang diukur adalah dimensi
eksperimen dilakukan dengan teknik
proses dari ranah kognitif menurut
random sampling yaitu pengambilan
Anderson,
sampel secara acak, sebagai sampel
menjadi: mengingat (C1), memahami
siswa berkemampuan akademik atas
(C2), menerapkan (C3), menganalisis
(AA) dan berkemampuan akademik
(C4),
bawah
yang
mencipta (C6). Sebelum instrumen
ditentukan. Jumlah total sampel siswa
soal digunakan, maka terlebih dahulu
adalah 240 siswa, terdiri dari: 1)
dilakukan uji validasi, reliabilitas, uji
dasar
(AB)
penerimaan
pada
sekolah
dkk
(2001)
mengevaluasi
dibedakan
(C5),
dan
sampel untuk siswa berkemampuan
91
Nur Efendi
tingkat kesukaran soal, dan uji daya
koefisien korelasi skor setiap butir
beda soal.
soal
dengan
skor
menggunakan
total
Korelasi
dengan
Product
Moment Pearson (Sugiyono, 2007).
Rubrik Penskoran
Rubrik hasil belajar siswa yang
mengacu pada pemahaman konsep
Uji Reliabilitas Instrumen Tes
sebagai hasil belajar ranah kognif,
Reliabilitas menunjukkan pada
diadaptasi dari Hart (1994) terdiri dari
tingkat keterandalan sesuatu yang
skor penilaian dari interval 0-4, yang
dapat dipercaya dan dapat diandalkan
diperoleh
siswa
(ingatan),
C2
(penerapan),
melalui
tes:
C1
(Arikunto,
(pemahaman),
C3
reliabilitas instrumen dalam penelitian
C5
ini digunakan rumus Alpha Cronbach
C4
(analisis),
(evaluasi), dan C6 (mencipta).
2006).
Untuk
menguji
(Sugiyono, 2007:184). Penghitungan
dilakukan
dengan
menggunakan
program SPSS 16 for Windows.
Uji Validasi, Reliabilitas, Tingkat
Kesukaran
dan
Daya
Pembeda
Uji Tingkat Kesukaran Soal
Uji
Instrumen Tes
tingkat
kesukaran
ini
bertujuan untuk memperoleh soal yang
PengujianValiditas Instrumen Tes
Uji validitas instrumen hasil
belajar
kognitif
bertujuan
untuk
baik, dimana soal yang baik adalah
soal yang tidak terlalu mudah atau
tidak terlalu
sukar. Bilangan yang
mengetahui tingkat kesesuaian soal
menunjukkan sukar dan mudahnya
agar dapat mengukur
apa yang
suatu soal disebut indeks kesukaran
validitas
dan dilambangkan dengan P (difficulty
seharusnya
menyangkut
diukur.
Uji
validitas
konstruksi,
index).
Adapun
validitas isi, dan validitas kriteria
kategori
dilakukan
ditunjukkan pada Tabel 2.
oleh
para
ahli
tingkat
pengklasifikasian
kesukarannya
(pembimbing). Uji lapangan yang
merupakan validitas empirik sebagai
uji validitas butir (Sugiyono, 2007).
Validitas butir tes dihitung dengan
92
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
ISSN 2087-9016
Tabel 2. Pengklasifikasian Kategori Tingkat Kesukaran Soal
Nilai P
P 0,30
0,30 ≤ P ≤ 0,70
P> 0,70
(Sumber: Arikunto, 2006:210)
Kategori
Sukar
Sedang
Mudah
tingkat kesukaran, hanya saja sebelum
Uji Daya Beda
Uji
pembeda
soal
adalah
dilakukan penghitungan terlebih dahulu
suatu
soal
dalam
dilakukan
siswa
diperoleh dari yang tinggi sampai yang
berkemampuan tinggi dengan siswa
rendah. Rumus yang digunakan untuk
berkemampuan
mencari daya beda soal sebagai berikut.
kemampuan
membedakan
antara
rendah.
Cara
yang
pengurutan
skor
yang
digunakan sama dengan menentukan
Uji daya beda = Pkemampuan tinggi – Pkemampuan rendah (3)
Adapun pengklasifikasian kategori daya beda ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengklasifikasian Kategori Daya Beda
Nilai P
0,00-0,20
0,21-0,40
0,41-0,70
0,71-1,00
(Sumber: Arikunto, 2006: 218)
setelah perlakuan dengan strategi
Pengumpulan Data
Data
dengan
Kategori
jelek (poor)
cukup (satisfactory)
baik (good)
baik sekali (excellent)
penelitian
diperoleh
langkah-langkah
sebagai
pembelajaran.
c. Observasi,
berikut.
pengamatan
a. Tes Awal (pre-test), dilakukan untuk
kegiatan
mengetahui
hasil
belajar
sebelum
penerapan
siswa
strategi
Akhir
mengetahui
melalui
kerjasama
selama
pembelajaran
dengan
lembar observasi.
d. Angket, diberikan kepada guru dan
siswa untuk mengetahui respons
pembelajaran.
b. Tes
dilaksanakan
(post-test),
hasil
belajar
untuk
mereka terhadap penerapan strategi
siswa
pembelajaran.
93
Nur Efendi
Pengaruh
Analisis Data
Data yang telah terkumpulkan
dianalisis
dengan
menggunakan
Strategi
Pembelajaran
terhadap Kemampuan Metakognitif
Siswa
Hasil analisis kovarians pada
statistik sebagai berikut.
a. Analisis deskriptif, untuk melihat
Tabel 4 menunjukkan bahwa F hitung
kemampuan
variabel strategi pembelajaran adalah
metakognitif dan hasil belajar siswa
sebesar 7,68 dengan tingkat signifikansi
sebelum dan sesudah pembelajaran.
0,00
deskripsi
persentase
b. Anacova (Analysis of Covarians)
yang
masih
lebih
kecil
dibandingkan
alpha
0,05
yang
dengan rancangan faktorial (4x2)
digunakan sebagai standar pengujian.
untuk menguji hipotesis penelitian
Dengan demikian H0
yang ditetapkan.
hipotesis penelitian yang menyatakan
bahwa
terdapat
ditolak dan
pengaruh
terhadap
strategi
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran
kemampuan
Hasil
metakognitif siswa diterima, artinya
metakognitif
penerapan strategi pembelajaran yang
merupakan salah satu variabel hasil
berbeda menyebabkan perolehan nilai
belajar siswa yang dianalisis dalam
kemampuan metakognitif yang berbeda
penelitian
pula.
Kemampuan
ini.
Kemampuan
dengan
Dengan adanya pengaruh yang
penilaian
signifikan ini, maka analisis dilanjutkan
yang
dengan uji LSD untuk mengetahui
dikembangkan oleh Corebima (2008).
perbedaan rata-rata nilai kemampuan
Rubrik
untuk
metakognitif siswa pada setiap level
menilai tes esai siswa yang dilakukan
strategi pembelajaran. Hasil analisis
sebelum dan sesudah penerapan strategi
selengkapnya disajikan pada Tabel 5.
metakognitif
siswa
menggunakan
keterampilan
diukur
rubrik
metakognitif,
tersebut
digunakan
pembelajaran (pre-post test). Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisis kovarians.
94
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
ISSN 2087-9016
Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji LSD Strategi Pembelajaran terhadap Skor Nilai Kemampuan
Metakognitif Siswa.
Strategi Pembelajaran
Pre-test
Post-test
PosCor
LSD
Konvensional
10,32
73,93
74,36
a
Reciprocal Teaching (RT)
12,10
75,65
75,45
ab
Think Pair Share (TPS)
11,76
76,85
76,44
bc
RT+TPS
12,46
78,07
77,73
c
Ket. Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan, sedangkan
huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan.
Berdasarkan Tabel 5, terlihat bahwa
metakognitif pada kelompok strategi
rata-rata terkoreksi nilai kemampuan
pembelajaran Think Pair Share (TPS)
metakognitif siswa yang paling tinggi
tidak berbeda nyata dan lebih tinggi
pada kelompok strategi pembelajaran
1,29 % dari Reciprocal Teaching (RT),
Reciprocal Teaching dipadukan Think
tetapi berbeda nyata dan lebih tinggi
Pair Share (RT+TPS) dengan nilai
2,72% dari konvensional. Sedangkan
77,73, kemudian diikuti Think Pair
rata-rata terkoreksi nilai kemampuan
Share
dengan
(TPS)
nilai
76,44,
metakognitif
strategi
pembelajaran
Reciprocal Teaching (RT) dengan nilai
Reciprocal
75,45, dan konvensional dengan nilai
berbeda nyata dan lebih tinggi 1,45%
74,36.
dari konvensional.
Berdasarkan perbedaan
Teaching
(RT)
tidak
notasi,
dapat dijelaskan pula bahwa rata-rata
Pengaruh
terkoreksi
terhadap Kemampuan Metakognitif
nilai
kemampuan
metakognitif siswa pada kelompok
strategi
pembelajaran
Reciprocal
Kemampuan
Akademik
Siswa
Hasil
analisis
kovarians
Teaching dipadukan Think Pair Share
menunjukkan bahwa F hitung variabel
(RT+TPS) tidak berbeda nyata dan
kemampuan akademik adalah 3,98
lebih tinggi 1,65% dari Think Pair
dengan tingkat signifikansi 0,047 yang
Share (TPS), tetapi berbeda nyata dan
masih lebih kecil dibandingkan dengan
lebih tinggi 2,92% dari Reciprocal
alpha 0,05 sehingga H0 ditolak. Dengan
Teaching
(RT),
4,33%
dari
Konvensional.
terkoreksi
H0 ,
maka
hipotesis
penelitian yang menyatakan bahwa
Selanjutnya, hasil uji LSD juga
menunjukkan
ditolaknya
bahwa
nilai
terdapat
pengaruh
kemampuan
rata-rata
akademik siswa terhadap kemampuan
kemampuan
metakognitif siswa diterima, artinya
95
Nur Efendi
kemampuan
akademik
siswa
yang
bahwa
rata-rata
terkoreksi
berbeda menyebabkan perbedaan nilai
kemampuan
kemampuan
Hasil
kelompok siswa akademik atas adalah
analisis selengkapnya disajikan pada
76,53 berbeda nyata dan lebih tinggi
Tabel 6. Berdasarkan perbedaan notasi
1,39% dari siswa akademik bawah
pada tabel tersebut, dapat dijelaskan
75,46.
metakognitif.
metakognitif
nilai
siswa
Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji LSD Kemampuan Akademik terhadap Skor Nilai Kemampuan
Metakognitif Siswa.
Kemampuan Akademik
Pre-test
Post-test
PosCor
LSD
Akademik Bawah
10,77
75,32
75,46
a
Akademik Atas
12,55
76,94
76,53
b
Ket. Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan, sedangkan
huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan.
Interaksi Strategi Pembelajaran dan
akademik siswa terhadap kemampuan
Kemampuan
metakognitif siswa diterima. Hasil uji
Akademik
terhadap
Kemampuan Metakognitif Siswa
LSD dari interaksi tersebut dapat
kovarians
disajikan pada Tabel 7. Berdasarkan
menunjukkan bahwa F hitung variabel
perbedaan notasi pada tabel tersebut,
interaksi strategi pembelajaran dengan
dapat
kemampuan akademik siswa adalah
terkoreksi
3,17 dengan tingkat signifikansi 0,025
metakognitif siswa yang paling tinggi
yang masih lebih kecil dibandingkan
adalah kelompok strategi pembelajaran
dengan alpha 0,05 sehingga H0 ditolak.
RT+TPS akademik atas dengan nilai
Dengan ditolaknya H0, maka hipotesis
78,93 dan nilai terkoreksi terendah
penelitian yang menyatakan bahwa
strategi
terdapat pengaruh interaksi strategi
akademik atas dengan nilai 74,27.
Hasil
pembelajaran
analisis
dan
dijelaskan
bahwa
nilai
pembelajaran
rata-rata
kemampuan
Konvensional
kemampuan
Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji LSD Interkasi Strategi dan Tingkat Kemampuan Akademik
terhadap Skor Nilai Kemampuan Metakognitif.
Strategi Pembelajaran
Konvensional
Konvensional
Think Pair Share (TPS)
Reciprocal Teaching (RT)
Reciprocal Teaching (RT)
Akademik
Atas
Bawah
Bawah
Atas
Bawah
Pre-test
11,51
9,13
10,39
12,73
11,47
Post-test
73,58
74,28
74,84
75,55
75,76
PosCor
74,27
74,46
75,07
75,10
75,81
LSD
a
a
ab
ab
ab
96
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
ISSN 2087-9016
(RT+TPS)
Bawah
12,09
76,38
76,53
bc
Think Pair Share (TPS)
Atas
13,13
78,86
77,82
cd
(RT+TPS)
Atas
12,84
79,77
78,93
d
Ket. Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan, sedangkan
huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan.
Berdasarkan notasi LSD pada
Tabel
7
dapat
dijelaskan
sebagai
c. Rata-rata
terkoreksi
kemampuan
kelompok
berikut.
a. Rata-rata
strategi
RT+TPS
akademik
strategi
siswa
pembelajaran
RT+TPS akademik atas berbeda
siswa
nyata dan lebih tinggi 3,05% dari
pembelajaran
RT+TPS akademik bawah. Rata-
metakognitif
kelompok
metakognitif
nilai
terkoreksi
kemampuan
nilai
tidak
rata terkoreksi TPS akademik atas
berbeda nyata dan lebih tinggi
berbeda nyata dan lebih tinggi
1,42% dari TPS akademik atas,
3,54% TPS akademik bawah. Rata-
tetapi berbeda nyata dan lebih tinggi
rata terkoreksi RT akademik atas
dengan 4,86% dari RT akademik
tidak berbeda nyata dan lebih
atas, dan 5,91% dari Konvensional
rendah 0,94% dari RT akademik
akademik atas. Selanjutnya, untuk
bawah.
rata-rata terkoreksi TPS akademik
Konvensional akademik atas tidak
atas berbeda nyata dan lebih tinggi
berbeda nyata dan lebih rendah
3,50% dari RT akademik atas dan
0,25% dari konvensional akademik
dan
bawah.
4,56%
dari
atas
konvensional
Rata-rata
terkoreksi
akademik atas, sedangkan rata-rata
terkoreksi RT akademik atas tidak
PEMBAHASAN
berbeda nyata dan lebih tinggi
Pengaruh
1,10% dari konvensional atas.
terhadap Kemampuan Metakognitif
b. Rata-rata
terkoreksi
nilai
kemampuan metakognitif RT+TPS
Strategi
Pembelajaran
Siswa
Berdasarkan
uji
anakova
tidak berbeda
pengaruh
strategi
pembelajaran
nyata dengan RT akademik bawah
terhadap
kemampuan
metakognitif
dan TPS akademik bawah, tetapi
siswa,
berbeda nyata dan lebih tinggi
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
2,71% dari konvensional akademik
strategi
bawah.
Teaching dipadukan Think Pair Share
akademik bawah
maka
hasil
analisis
pembelajaran
yang
Reciprocal
97
Nur Efendi
terhadap
(RT+TPS)
kemampuan
pembelajaran ini terlihat pada materi
metakognitif siswa diterima. Rata-rata
pelajaran
skor nilai kemampuan metakognitif
(biodiversitas) maupun materi lainnya.
siswa dengan strategi pembelajaran
Siswa terlihat sangat serius dalam
RT+TPS lebih tinggi dibandingkan
perdebatan
dengan
dibahas,
strategi
pembelajaran
keanekaragaman
tentang
seperti:
hayati
materi
yang
keanekaragaman
konvensional. Hasil yang sama juga
tingkat gen, tingkat spesies, tingkat
terlihat
ekosistem,
dan
usaha
pelestarian
Think Pair Share (TPS) dan Reciprocal
keanekaragaman
hayati
Indonesia.
Teaching (RT), di mana rata-rata skor
Suasana ini jarang ditemukan pada
nilai kemampuan metakognitif siswa
strategi
untuk
pembelajaran
karena
dari
konvensional
guru
lebih
banyak
mendominasi
pembelajaran
dengan
pada
kedua
tersebut
lebih
strategi
strategi
tinggi
pembelajaran
strategi
pembelajaran konvensional.
Pada ketiga strategi pembelajaran
pembelajaran
pada
strategi
menjelaskan
materi
kesempatan
konvensional,
pembelajaran
kepada
siswa,
siswa
untuk
tersebut (RT+TPS, RT, dan TPS), siswa
sehingga
menunjukkan partisipasi yang aktif
berpartisipasi dalam diskusi menjadi
dalam kegiatan pembelajaran. Mereka
kurang.
sangat antusias dalam mengerjakan
konvensional frekuensi siswa dalam
LKS yang disediakan sesuai dengan
mengajukan
tahapan pembelajaran yang digunakan.
menjawab pertanyaan masih rendah.
Pada
pembelajaran
pertanyaan
maupun
Siswa merasa mendapat kesempatan
Hasil penelitian ini sesuai dengan
untuk dapat menyampaikan pendapat,
pendapat Silver, dkk. (1996) yang
sesuai dengan apa yang ada dalam
menyatakan bahwa dengan strategi
pikirannya. Terutama pada strategi
interpersonalpada Reciprocal Teaching
pembelajaran
siswa
(RT), siswa memperoleh pengetahuan
mempunyai kesempatan diskusi secara
baru dan melatih keterampilan penting
intensif pada kelompok berpasangannya
melalui
dan antar-kelompok berpasangan dalam
individu
kelas. Dengan demikian, siswa dapat
kelompok terfokus, sehingga dapat
menjadi pebelajar bagi dirinya sendiri
menambah wawasandan pengetahuan
maupun
sebelumnya. Pendapat yang lain juga
RT+TPS,
teman-temannya.
Suasana
berbagi
dan
pribadi,
sosial,
kesadaran
pembelajaran
98
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
disampaikan oleh Costa dan O’Leary
Pengaruh
dalam
Warouw
menjelaskan
terhadap Kemampuan Metakognitif
siswa
dapat
Siswa
Berdasarkan
kemampuan
lebih
jika
pengaruh
kelompok-
terhadap
baik
dalam
kelompok belajar kooperatif. Hasil
siswa,
penelitian
dengan
Akademik
yang
meningkatkan
berpartisispasi
Kemampuan
(2009)
bahwa
metakognitif
ISSN 2087-9016
uji
anakova
kemampuan
akademik
kemampuan
maka
metakognitif
hasil
analisis
yang
juga
berhubungan
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
keterampilan
metakognisi
kemampuan akademik siswa terhadap
yang
seperti hasil penelitian Susantini (2004)
kemampuan
menyatakan dalam penelitiannya bahwa
diterima.
melalui
kemampuan
metakognisi
menjadi
siswa mampu
mengakui
sikap
hasil
skor
nilai
metakognitif
siswa
kelompok
siswa
berkemampuan
jujur,
berani
akademik
atas
lebih
dan
dapat
dibandingkan dengan siswa akademik
belajar
secara
bawah. Pada kegiatan pembelajaran
kesalahan,
meningkatkan
Rata-rata
siswa
mandiri,
pebelajar
menumbuhkan
metakognitif
nyata. Demikian pula hasil penelitian
juga
Suratno (2009), menunjukkan bahwa
kelompok akademik atas lebih aktif dan
keterampilan metakognisi bermanfaat
bertanggungjawab pada tugas yang
bagi
mengalami
harus diselesaikan pada LKS sesuai
model
dengan tahapan pembelajaran yang
pembelajaran kooperatif (Jigsaw-RT).
digunakan, berpartisipasi secara aktif
Pendapat
untuk
dalam diskusi, sedangkan siswa pada
penelitian
kelompok akademik bawah cenderung
tersebut juga disampaikan Sarwinda
pasif, sering bercanda, dan kurang
(2011) yang menyatakan bahwa strategi
bersemangat
pembelajaran
Teaching
pembelajaran, terutama pada materi
Dipadukan Think Pair Share(RT+TPS)
yang membutuhkan tingkat pemikiran
memberikan peluang kepada siswa
yang tinggi.
siswa
yang
pembelajaran
melalui
yang
mempertegas
sama,
berbagai
Reciprocal
untuk dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif.
terlihat
bahwa
tinggi
siswa
pada
pada
kegiatan
Temuan penelitian ini sejalan
dengan
Tumbel
(2011)
yang
menjelaskan bahwa faktor intelegensi
99
Nur Efendi
merupakan salah satu faktor yang
merupakan
efektif
memahami
dalam
mempengaruh
salah
satu
cara
perbedaan
untuk
pencapaian
keberhasilan pembelajaran. Siswa yang
akademik dari siswa (Tumbel, 2011).
cerdas
Hal
ini
senada
dengan
kegiatan belajar, karena lebih mudah
Yuwono
(2012)
yang
menyatakan
menangkap dan memahami pelajaran
bahwa
mana
kebolehan
serta lebih mudah dalam mengingatnya.
metakognitif
Dijelaskan pula lebih lanjut bahwa
pencapaian,
siswa yang cerdas akan lebih mudah
tergantung pada pola motivasi siswa.
akan
berpikir
lebih
kreatif
berhasil
dan
dalam
lebih
sejauh
pendapat
mempengaruhi
sebenarnya
sangat
cepat
mengambil keputusan, berbeda dengan
Interaksi Strategi Pembelajaran dan
siswa yang kurang cerdas atau lamban
Kemampuan
cenderung
Kemampuan Metakognitif Siswa
memiliki
kemampuan
berpikir kreatif yang rendah (Sarwinda,
Akademik
Berdasarkan
terhadap
uji
anakova
pengaruh strategi pembelajaran dan
2011).
Rujukan
tersebut
memberikan
kemampuan
akademik
terhadap
gambaran bahwa siswa berkemampuan
kemampuan metakognitif siswa, maka
akademik tinggi memiliki kesadaran
hasil analisis yang menunjukkan bahwa
metakognitif yang lebih baik, sehingga
terdapat pengaruh interaksi strategi
dapat menggunakan untuk mengontrol
pembelajaran
proses-proses kognitif dan memiliki
akademik siswa terhadap kemampuan
kesadaran dalam memotivasi kegiatan
metakognitif siswa diterima. Rata-rata
belajar yang dilakukan. Hal ini sejalan
skor nilai kemampuan metakognitif
dengan Peters (2000) yang menyatakan
siswa kelompok strategi pembelajaran
bahwa
RT+TPS berkemampuan akademik atas
keterampilan
metakognitif
dan
bermanfaat untuk menjadikan siswa
berbeda
menjadi
karena
dibandingkan
mendorong mereka menjadi dirinya
Konvensional
sendiri
atas
akademik atas, tetapi tidak berbeda
pemikiran dan pembelajaran sendiri.
nyata dan lebih tinggi dari TPS
Metakognitif bermanfaat
akademik
pebelajar
mandiri,
serta menjadi
pencapaian
akademik
penilai
untuk
siswa
dan
nyata
kemampuan
kemampuan
dan
lebih
dengan
atas.
RT
tinggi
dan
berkemampuan
Tingginya
nilai
metakognitif
ini
100
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
ISSN 2087-9016
merupakan implikasi dari penerapan
dalam setiap kegiatan pembelajaran
sintaks (tahapan) strategi pembelajaran
yang telah disampaikan, contoh: pada
Strategi
RT+TPS.
pembelajaran
materi
pelajaran
dunia
tumbuhan
hasil
(Kingdom Plantae), siswa kelihatan
pengembangan perangkat pembelajaran
serius mengerjakan LKS sendiri dengan
yang memadukan strategi pembelajaran
membaca
Reciprocal
(RT)dengan
pertanyaan dan identifikasi kata-kata
Think Pair Share (TPS). Jika dilihat
sulit, menjawab dan mengklarifikasi
berdasarkan sintaks pada RT+TPS,
kata-kata sulit (RT-Think). Guru aktif
memperlihatkan ciri RT yaitu membaca
mendatangi
dan
bacaan,
berpasangan yang satu ke kelompok
dan
berpasangan lainnya untuk memantau
merupakan
RT+TPS
Teaching
mencari
ide
membuat
pokok
pertanyaan
mengidentifikasi
menjawab
kata-kata
pertanyaan
sulit,
dan
teks
bacaan,
siswa
membuat
dari
kelompok
kegiatan
pembelajaran,
sedangkan
siswa
melaksanakan
kegiatan
sulit,
pembelajaran dengan baik, membaca
membuat rangkuman, dan memprediksi
dan memahami teks bacaan yang
dalam
pasangan.
dibagikan dan mengerjakan LKS sesuai
Penambahan unsur TPS adalah saling
dengan tahapan strategi pembelajaran
berdiskusi untuk menyamakan persepsi
secara
dalam perumusan ide pokok bacaan,
berpasangannya (RT-Pair). Pada tahap
pertanyaan dan jawaban, identifikasi
RT-Share, kegiatan berlanjut dengan
dan
guru memberikan sedikit ulasan tentang
mengklarifikasi
kata-kata
kelompok
klarifikasi
kata-kata
sulit,
dilanjutkan merangkum, dan prediksi
materi
seksama
untuk
dengan
kelompok
menstimuli
seluruh
untuk
kelompok berpasangan siswa untuk
dipresentasikan secara berbagi (RT-
aktif berdiskusi dalam kelas dengan
Share) dengan kelompok berpasangan
menggunakan
lainnya
Kegiatan
terlihat aktif dalam diskusi tersebut.
pembelajaran ini memperlihatkan pola
Keadaan ini sejalan dengan pemikiran
pembelajaran
Nur (1997) yang menyatakan bahwa
(RT-Think,
RT-Pair)
dalam
yang
kelas.
memberdayakan
kemampuan metakognitif.
peta
konsep,
siswa
apabila seorang siswa berorientasi pada
Wujud dari keberhasilan strategi
visual, maka membuat suatu peta
pembelajaran RT+TPS juga terlihat
konsep merupakan cara baik baginya
101
Nur Efendi
untuk
memahami
dan
mengikat
sesuai dengan pandangan Blakey, dkk.
(1990),
sejumlah besar informasi baru.
Hasil dari pembahasan diskusi
yang
metakognisi
mengemukakan
ialah
berpikir
tentang
siswa
mampu
pemikiran, mengetahui “apa yang kita
bahwa
dunia
ketahui” dan “apa yang tidak kita
Plantae)
ketahui”. Selanjutnya Pierce (2004)
dibedakan menjadi: kelompok lumut
mengemukakan metakognitif sebagai
(Bryophyta), paku (Pterydophyta), dan
suatu apresiasi dari apa yang telah kita
tumbuhan berbiji (Spermatophyta), b)
ketahui, bersama-sama dengan suatu
siswa
pengertian
dari
tumbuhan tersebut, c) siswa dapat
pembelajaran
dan
apa
menjelaskan
kelompok
pengetahuan
dan
keterampilan-
kehidupan
keterampilan
tersebut,
yaitu:
a)
mengklasifikasikan
tumbuhan
(Kingdom
dapat
tumbuhan
memahami
ciri-ciri
peranan
tersebut
bagi
itu
tugas-tugas
yang
diperlukan,
yang
manusia. Kegiatan yang sama, juga
dikombinasikan dengan ketangkasan
terjadi pada materi pelajaran untuk
untuk membuat kesimpulan yang benar,
keanekaragaman hayati (Biodiversitas),
tentang bagaimana cara menerapkan
dunia
pengetahuannya yang strategis pada
hewan
ekosistem,
(Kingdom
serta
perubahan
Animalia),
pencemaran
lingkungan.
pembelajaran
pandangan
ini,
Kegiatan
sejalan
Suharlik
(2011)
menyatakan
bahwa
pembelajaran
Reciprocal
dan
situasi terentu.
Pada sintaks
RT-Pair dan RT-
dengan
Share dapat meningkatkan kemampuan
yang
siswa untuk menggali, menyaring, dan
strategi
Teaching
menanyakan
diskusi
ide-ide
dan
baru.
Tingkat
perdebatan
dalam
dipadukan Think Pair Share (RT+TPS)
kelompok
dapat diterapkan dalam pembelajaran
kelompok lainnya dalam kelas dapat
biologi pada materi keanekaragaman
meningkatkan
mahluk hidup.
metakognitif siswa, berkomunikasi, dan
Pada
sintaks
RT-Think
dapat
pemikiran
memotivasi
menyatakan
bagaimana
cara
dalam
untuk
berpikir
memahami
pengetahuan yang akan dicapai. Hal ini
maupun
kemampuan
interaksi sosial. Hal ini sejalan dengan
meningkatkan kesadaran siswa untuk
diri
berpasangan
Mulbar
bahwa
(2008)
yang
metakognitif
memiliki dua komponen, yaitu: a)
pengetahuan
metakognitif
102
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
(metacognitive
b)
dengan pola pikir yang menggunakan
metakognitif
keterampilan metakognitif mereka yang
Pengetahuan
ada pada ketiga strategi pembelajaran
knowledge)
keterampilan
(metacognitive
skills).
metakognitif
ISSN 2087-9016
dan
berkaitan
dengan
(RT+TPS,
TPS,
maka
RT),
pengetahuan deklaratif, pengetahuan
kemamampuan metakognitif siswa akan
prosedural
semakin rendah. Flavel (1997) dalam
dan
pengetahuan
kondisional, sedangkan keterampilan
Veenman
(2006)
mengemukakan
kognitif berkaitan dengan keterampilan
bahwa metakognitif memainkan peran
perencanaan, prediksi, monitoring, dan
dalam
evaluasi.
Selanjutnya
proses
pembelajaran.
Sumampouw
(2011),
nilai
Yuwono (2012), mengemukakan pula
RT+TPS
bahwa terdapat hubungan positif antara
akademik bawah tidak berbeda nyata
metakognitif dan pencapaian akademik.
Rata-rata
kemampuan
terkoreksi
metakognitif
Pada
dengan RT akademik bawah dan TPS
rata-rata
skor
nilai
akademik bawah, tetapi berbeda nyata
kemampuan metakognitif siswa pada
dan
kelompok
lebih
tinggi
2,71%
dari
strategi pembelajaran RT
bawah.
berkemampuan akademik atas tidak
Keadaan ini menunjukkan pada siswa
berbeda nyata dan lebih rendah 0,94%
berkemampuan
bawah
dari RT akademik bawah, menunjukkan
metakognitif
bahwa peranan guru dalam mengelola
konvensional
memiliki
akademik
akademik
kemampuan
yang rata-rata rendah sehingga tingkat
pembelajaran
perbedaan mereka tentang berpikir
sehingga
terhadap apa yang mereka pikirkan
memahami,
masih
menerapkan
belum
kelihatan,
namun
sangat
kemampuan
perbedaan ini lebih nyata terjadi pada
pembelajaran
strategi
pembelajaran
konvensional.
keberhasilan
Pada pembelajaran ini
rata-rata skor
Keadaan
ini
diperlukan,
guru
dalam
menginovasi,
dan
sintaks
strategi
menjadi
pembelajaran
menunjukkan
kunci
tersebut.
bahwa
nilai kemampuan metakognitif siswa
meskipun strategi pembelajaran sama
ada pada tingkat yang paling rendah
dengan
yaitu
dengan
mengelola pembelajaran tidak sama,
tersebut.
maka hasil kemampuan metakognitif
ketiga
74,46,
dibandingkan
kelompok
strategi
Artinya, semakin siswa tidak distimulus
siswa
kemampuan
juga
tidak
guru
sama.
dalam
Menurut
103
Nur Efendi
Achmadi dalam Khabibah (1999: 27),
berkemampuan akademik atas
kelemahan pembelajaran
berbeda nyata dan lebih tinggi
Reciprocal
Teaching adalah:a) butuh waktu yang
dari siswa akademik bawah.
lama, b) sangat sulit diterapkan jika
c. Rata-rata skor nilai kemampuan
pengetahuan
siswa
tentang
materi
metakognitif siswa kelompok
prasyarat kurang, c) adakalanya siswa
strategi pembelajaran RT+TPS
tidak mampu akan semakin tidak suka
akademik atas berbeda nyata
dengan pembelajaran tersebut, d) tidak
dan lebih tinggi RT akademik
mungkin seluruh siswa akan mendapat
atas dan konvensional akademik
giliran untuk menjadi ”guru siswa”.
atas, tetapi tidak berbeda nyata
dan
lebih
PENUTUP
akademik
Simpulan
terkoreksi
maka
dapat
dari
atas.
nilai
TPS
Rata-rata
kemampuan
metakognitif siswa kelompok
Berdasarkan analisis data dan
pembahasan
tinggi
strategi pembelajaran RT+TPS
diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut.
akademik atas berbeda nyata
1. Terdapat
dan lebih tinggi dari RT+TPS
pengaruh
pembelajaran
akademik
strategi
dan
kemampuan
terhadap
kemampuan
akademik bawah.
2. Penerapan
strategi
pembelajaran
metakognitif siswa.
RT+TPS memiliki hasil yang lebih
a. Rata-rata skor nilai kemampuan
baik
dalam
meningkatkan
metakognitif siswa pada strategi
kemampuan metakognitif dan hasil
pembelajaran
belajar
Reciprocal
biologi
siswa,
jika
Teaching dipadukan Think Pair
dibandingkan dengan strategi RT,
Share (RT+TPS) berbeda nyata
TPS, maupun Konvensional pada
dan lebih tinggi dari Reciprocal
siswa berkemampuan akademik atas
Teaching
konvensional,
dan
(RT)
tetapi
tidak
maupun
siswa
berkemampuan
akademik bawah.
berbeda nyata dan lebih tinggi
dari Think Pair Share (TPS).
Saran
b. Rata-rata skor nilai kemampuan
metakognitif
siswa
Berdasarkan
telah
dijelaskan,
kesimpulan
yang
maka
dapat
104
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
dikemukakan
beberapa
saran
atau
ISSN 2087-9016
dalam pendidikan, di mana dengan
rekomendasi penelitian sebagai berikut.
program
1. Bagi
pembelajaran dapat lebih maksimal
guru
biologi,
strategi
ini
diharapkan
pembelajaran Reciprocal Teaching
dan
Dipadukan
metakognitif belajar biologi siswa.
Think
Pair
Share
(RT+TPS) terbukti memiliki hasil
yang
lebih
kemampuan
3. Bagi peneliti lanjutan maupun guru,
dalam
temuan penelitian ini dapat menjadi
kemampuan
penelitian awal bagi peneliti yang
baik
meningkatkan
meningkatkan
metakognitif belajar biologi siswa,
ingin
jika dibandingkan dengan strategi
pembelajaran
pembelajaran
TeachingDipadukan
Konvensional,
mengkaji
strategi
Reciprocal
Think
Pair
dengan
pola
sehingga dapat digunakan secara
Share
luas dalam pembelajaran biologi
pemberdayaan
dan salah satu alternatif pilihan
metakognitif
pada
dalam mengelola pembelajaran di
dipadukan
dengan
dalam kelas.
pembelajaran lain untuk mereduksi
2. Bagi pengambil kebijakan (stake
pada
holder),
penelitian
dihasilkannya
ini
perangkat
pembelajaran Reciprocal Teaching
Dipadukan
Think
Pair
(RT+TPS),
Reciprocal
dan
Teaching(RT),
Share
(TPS)
pertimbangan
Share
Think
dapat
Pair
dijadikan
dalam
mengambil
keputusan
untuk
kepentingan
pendidikan,
seperti:
peningkatan
kualitas tenaga pendidik ini dengan
cara seminar maupun pelatihan
(workshop)
penerapan
strategi-
strategi pembelajaran inovatif serta
perubahan-perubahan
paradigma
(RT+TPS)
kejenuhan
kemampuan
yang
siswa
dialami
atau
strategi
siswa
selama pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W., Krathwohl, D.R.,
Airasian, P.W., Cruikshank,
K.A., Mayer, R.E., Pintrich,
P.R., James R. & Wittrock,
M.C. (Eds.). (2001). A taxonomy
for learning, teaching, and
assessing: a revision of bloom’s
taxonomy
of
education
objectives. New York: Addison
Wesley Longman, Inc.
Arikunto,
S.
(2006).
Prosedur
penelitian suatu pendekatan
praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Blakey, Elaine, S. & Sheila. (1990).
Developing
metacognition.
Erick
Digest.
EIC
Clearinghouse of Information
105
Nur Efendi
Resources Syracuse NY:ED
327218.
(http://amazon.com/xc/obidos/re
direct.tag) diakses 8 Januari
2010.
Galyam, N. & Le Grange, L. (2005).
Improving thinking skills in
science of learners with (dis)
abilities. South African Journal
Education. Vol 25 (4) 239-246.
Corebima. A.D. (2000). Pemberdayaan
penalaran
siswa
untuk
menyiapkan
generasi
berkualitas. Makalah Seminar
disampaikan di SLTPN 2
Malang.
Hart, D. (1994). Authentic assessment a
hand book for educators.
California, New York: AddisonWesley Publishing Company.
Corebima, A.D. (2008). Pemahaman
tentang
asesmen
autentik.
Makalah
disajikan
dalam
Rangka Diklat Sertifikasi Guru.
Malang: Universitas Negeri
Malang.
Hutabarat, D. (2005). Pengembangan
perangkat pembelajaran biologi
sma,
yang
berorientasi
pendekatan reciprocal teaching
dalam bahan kajian sistem
reproduksi.
Tesis
tidak
diterbitkan.
Surabaya:
Pascasarjana UNESA.
Departemen
Pendidikan
Nasional
Republik Indonesia. (2004).
Kurikulum
pendidikan
menengah. garis-garis besar
program pengajaran (GBPP)
sekolah lanjutan tingkat atas.
Jakarta: DEPDIKNAS.
Ibrahim, M. (2008). Pembelajaran
sains:
reciprocal
teaching
(pembelajaran
resiprok).
(sainsmuslimin.blogspot.com/…
./pembelajaran-sains.htmlcached-similar) diakses 22
Oktober 2010.
Efendi,
Kardi, S. (2002). Strategi motivasi
model
ARCS.
Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
N.
(2005).
Penerapan
pengajaran terbalik (reciprocal
teaching) untuk menuntaskan
hasil belajar siswa sltp pada
pokok
bahasan
perkembangbiakan tumbuhan.
Tesis
tidak
diterbitkan.
Surabaya:
Pascasarjana
UNESA.
Efendi, N. (2011). Deskripsi umum
profil guru dan karakteristik
pembelajaran biologi dalam
meningkatkan hasil belajar
siswa di SMA Kabupaten
Sidoarjo. Makalah Seminar
Nasional
disampaikan
di
FMIPA UNESA pada Tanggal
10 Desember 2011. Surabaya:
Unesa University Press.
Khabibah, S. (1999). Pengembangan
perangkat
pembelajaran
bedasarkan prinsip pengajaran
terbalik pada pokok bahasan
persamaan linear di SMU. Tesis
tidak diterbitkan. Surabaya:
Pascasarjana
Universitas
Negeri Surabaya.
Mulbar, U. (2008). Metakognisi
mahasiswa
dalam
menyelesaikan
masalah
matematika.
Usmanmulbar.
Files.
Wordpress.com/2008/04/makala
106
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
h-seminar-nasional di bandungusman- mulbar.doc.
Nindiasari, H. (2004). Pembelajaran
metakognitif
untuk
meningkatkan pemahaman dan
koneksi matematik siswa smu
ditinjau dari perkembangan
kognitif siswa. Tesis tidak
diterbitkan. Malang: Program
Pascasarjana UM.
Nur,
M. (1997). Keterampilanketerampilan
metakognitif.
Makalah disampaikan bulan
Desember 1997 pada Workshop
Penelitian Elqa IKIP Surabaya.
Palincsar, A. & Brown, A. (1984).
Reciprocal
teaching
of
comprehension-fostering
and
comprehension-monitoring
activities.
cognition
and
instruction, 2, 117-175.
Pierce,
W. (2004). Metacognition:
study strategies, monitoring, and
motivation. a greatly expanded
text version of workshop
presented November 17, 2004,
at Prince George’s Community
College.
(http://
academic.pgcc.edu/wpierce/MCCCCTR/metacognit
ion.htm) diakses 15 Nopember
2009.
ISSN 2087-9016
Berbeda terhadap Hasil Belajar
Kognitif dan Keterampilan
Berpikir Kreatif pada Siswa
SMA Negeri 1 Batu dan SMA
Negeri 1 Grati. Tesis tidak
dipublikasikan.
Malang:
Universitas Negeri Malang.
Sidi, I. J. (2001). Menuju masyarakat
belajar: menggagas paradigma
baru pendidikan. Jakarta: Logos
Wacana Ilmu.
Silver, H.F., Hanson, J.R., Strong, R.W.
& Schwartz, P.B. (1996).
Teaching styles & strategies.
Trenton, NJ: The Thoughtful
Education Press.
Slavin,
R.E. (1994). Educational
psychology:
theories
and
practice.
Fourth
Edition.
Massachussetts: Allyn and
Bacon Publishers.
Sugiyono. (2006). Statistika untuk
penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2007). Metode penelitian
kuantitatif, kualitatif dan R & D,
Bandung, Alfabeta.
Peters, M. (2000). Does constructivist
epistemology have a place in
nurse education. Journal of
nursing education 39, no. 4:
166-170.
Suharlik. (2011). Pengaruh Strategi
Pembelajaran Integrasi ThinkPair-Share dan Reciprocal
Teaching
terhadap
Hasil
Belajar Kognitif dan Retensi
Biologi Siswa Berkemampuan
Akademik Berbeda di SMAN 1
Batu. Tesis tidak diterbitkan.
Malang: Universitas Negeri
Malang.
Sarwinda, W. (2011). Pengaruh
Strategi Pembelajaran Think
Pair
Share
Dipadukan
Reciprocal
Teaching
dan
Kemampuan Akademik yang
Sumampouw, M.H. (2011). Kajian
perkuliahan
dan
asesmen
genetika dalam memberdayakan
keterampilan
metakognitif,
berpikir
tingkat
tinggi,
107
Nur Efendi
keterampilan
proses,
dan
retensi mahasiswa jurusan
biologi S1 dan S2 Universitas
Negeri Malang. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Suprijono, A. (2009). Cooperative
learning: teori & aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Suratno. (2009). Pengaruh strategi
kooperatif
jigsaw
dan
reciprocal teaching terhadap
keterampilan metakognisi dan
hasil belajar biologi siswa SMA
berkemampuan atas dan bawah
di Jember. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Sus