Nur Efendi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Jl. Mojopahit 666B Sidoarjo Telp (031) 8945444 Kode Pos 61215, e-mail: nurefendi17ymail.com ABSTRACT - PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING DIPADUKAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN METAKOG

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013

ISSN 2087-9016

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING
DIPADUKAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PENINGKATAN
KEMAMPUAN METAKOGNITIF BELAJAR BIOLOGI SISWA
SMA BERKEMAMPUAN AKADEMIK BERBEDA
DI KABUPATEN SIDOARJO
Nur Efendi
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Jl. Mojopahit 666B Sidoarjo Telp (031) 8945444 Kode Pos 61215, e-mail:
nurefendi17@ymail.com

ABSTRACT
In the globalization era, the world is developed without the boundary, the
development of the sciences and technologies have been needed by people in the
nation, to increase the quality of education. In the biology (sciences) has been
needed to adapt student-centered learning paradigm than the teacher-centered. The
purposes of the study are to apply the Reciprocal Teaching (RT), Think Pair Share
(TPS), Reciprocal Teaching Plus Think Pair Share (RT+TPS) learning strategic to

increase the metacognitive ability in learning biology for the senior high school
students in Sidoarjo with different academic capability. The study is a quasi
experiment. The research design is pre-post test non-equivalent control group design
with the 4x2 factorial pattern. The total sample is 240 students. Data are subjected to
the ANACOVA statistic and followed by the LSD test with 0.05 significance degree.
The result of inferential analysis indicates that the learning strategy and academic
capability influenced the metacognitive ability students. The average score
metacognitive ability remarks in the RT+TPS with remarks 77.73 and the higher
1.65% than TPS with remarks 76.44, but the really different and the higher 2.92%
than RT with remarks 75.45, 4.33% than the Conventional with remarks 74.36. The
average score met cognitive ability remarks Up students academic capability
performs is 76.53 is the really different and the higher 1.39% than the Down student
academic capability performs is 75.46. The average score RT+TPS strategy learning
in the Up academic capability with the remarks 78.93 and the higher 1.42% than
TPS-Up academic with remarks 77.82, but the really different and the higher 4.86%
than RT-Up academic with remarks 75.10, 5,91% than the Conventional-Up
academic with remarks 74.27. The average score metacognitive ability strategy
learning RT+TPS-Up academic is really different and higher 3.05% than RT+TPSDown academic with remarks 76.53. The RT+TPS strategy learning application
have the best result to increase the metacognitive ability in learning biology if it is
compared with the RT, TPS, or Conventional strategy learning on the Up or Down

students academic capability performs. This strategy can be used for the largest
biology learning and as the alternative to manage the instruction learning in the
class, the factor fundamental to make decision for the stake holders, and the first
research for the references continuous research.

85

Nur Efendi

Keywords: Reciprocal Teaching Plus Think Pair
metacognitive ability biology study students.

Share

pembelajaran
PENDAHULUAN

ciri: dunia tanpa batas, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kesadaran
terhadap hak dan kewajiban asasi

manusia, kerjasama dan kompetisi
antar bangsa menuntut setiap manusia
suatu

meningkatkan

bangsa
kualitas

untuk
pendidikan

(Tilaar, 2002). Biologi merupakan
bagian dari sains yang memiliki dua
dimensi yang bersifat mendasar, yakni
dimensi proses dan produk. Biologi
sebagai dimensi proses mengandung
keterampilan, nilai, dan sikap yang
harus dimiliki seseorang atau siswa
untuk


mendapatkan

dan

mengembangkan pengetahuan biologi,
dimensi proses ini sangat terkait
dengan

kemampuan

metakognisi

siswa. Biologi sebagai dimensi produk
merupakan wujud dari hasil belajar
siswa, meliputi: sumber fakta, sumber
teori, sumber prinsip, dan sumber
konsep.

Sekolah


(1)

mengembangkan

daya

penalaran untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dalam
kehidupan

sehari-hari,

(2)

mengembangkan keterampilan
proses

untuk


konsep-konsep

memperoleh
biologi

dan

menumbuhkan nilai dan sikap
ilmiah, (3) menerapkan konsep
dan

prinsip

biologi

untuk

menghasilkan

karya


yang

berkaitan dengan kebutuhan
manusia (Depdiknas, 2004: 5).
Adapun materi pembelajaran biologi
kelas X semester II, yang terdiri dari
pokok bahasan: 1) keanekaragaman
hayati

(biodiversitas),

2)

dunia

tumbuhan (kingdom plantae), 3) dunia
hewan

(kingdom


animalia),

4)

ekosistem, dan 5) pencemaran dan
perubahan lingkungan, maka sangat
diperlukan
pembelajaran

adanya

strategi

yang

dapat

mengembangkan dimensi proses dan


Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan

biologi

the

Menengah Atas (SMA) adalah:

Pada era globalisasi, dengan ciri-

pada

(RT+TPS),

(KTSP),

tujuan

produk


sesuai

dengan

apa

yang

ditetapkan pada kurikulum melalui
keterlibatan siswa langsung dalam
86

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
kegiatan

pembelajaran,

ISSN 2087-9016


Kabupaten Sidoarjo merupakan

seperti:

melakukan observasi,

daerah dengan penduduk yang padat,

mendemonstrasikan langkah-langkah,

membutuhkan

berdiskusi

peserta didik yang tinggi. Jumlah

secara

mempresentasikan

kelompok,
hasil

kerja

kelompok dan menghasilkan karya.
Menurut

Wilson

(2001),

paradigma

pendidikan

berbasis

kompetensi

mencakup

kurikulum,

tingkat

kompetensi

SMA Negeri dan Swasta di Sidoarjo
adalah 35 sekolah. Hasil survei awal
bulan Juni-Agustus 2010 dan Mei-Juli
2011

menunjukkan

bahwa

pembelajaran yang dilakukan oleh

yang

guru di kelas sebagian besar masih

menekankan pada standar atau hasil.

berpusat pada guru (teacher-centered)

Kurikulum berisi bahan ajar yang

63,64%,

diberikan kepada peserta didik melalui

yang berpusat pada siswa (student-

proses

Proses

centered) 36,36%. Hasil survei terkait
dengan

pedagogi,

dan

penilaian

pembelajaran.

pembelajaran

dilaksanakan

dengan

menggunakan

pedagogi

yang

sedangkan

strategi

Reciprocal

pembelajaran

pembelajaran

Teaching

menunjukkan

metode

bahwa 17,65% guru mengenal strategi

mengajar. Tingkat keberhasilan belajar

ini dan 82,35% belum mengenal,

yang dicapai siswa dapat dilihat pada

sedangkan

hasil belajar, yang mencakup ujian,

pembelajaran

tugas-tugas, dan pengamatan sebagai

36,37% guru mengenal dan 63,63 %

dimensi produk. Dengan demikian,

guru belum mengenal (Efendi, 2011).

mencakup

strategi

atau

untuk
Think

strategi
Pair

Share

biologi

Berdasarkan hasil survei ini

tidak hanya ditentukan oleh siswa saja,

menunjukkan bahwa kualitas guru

tetapi

dalam

dalam mengelola pembelajaran masih

mengelola pembelajaran juga sangat

rendah dan perlu ditingkatkan untuk

menentukan. Oleh sebab itu, upaya

mencapai ketuntasan hasil belajar

peningkatan mutu pembelajaran guru-

yang ditetapkan dan kompetensi yang

guru biologi SMA sangat diperlukan

lainnya.

guna ketercapaian hasil belajar yang

memberikan informasi kepada siswa,

ditetapkan.

tanpa melibatkan siswa dalam proses

keberhasilan

peran

pembelajaran

serta

guru

Guru

hanya

sekedar

untuk mendapatkan informasi tersebut.
87

Nur Efendi
Adapun

kriteria

belajar

yang

ketuntasan
ditetapkan

hasil

konsep

pada

menjadi

kurikulum KTSP adalah individual

maupun

prinsip

bermakna.

biologi

Pembelajaran

seperti ini, sejalan dengan empat visi

,

pendidikan menuju abad ke-21 versi

artinya siswa yang memperoleh nilai

UNESCO, yaitu: 1) learning to think

75 dalam satu kelas sebanyak 85 %

(belajar berpikir), 2) learning to do

(Hutabarat,

(belajar berbuat/hidup), 3) learning to

dan

klasikal

2005;

Wulandari

dan

live together (belajar hidup bersama),

Muchlis, 2011).
atas,

4) learning to be (belajar menjadi diri

dalam

sendiri) (Sidi, 2001). Untuk mencapai

kemampuan

ketuntasan pembelajaran biologi ini

metakognitif yang dimiliki oleh siswa

sikap kemandirian peserta didik sangat

masih

diperlukan. Cerminan peserta didik

Selain

keadaan

kemampuan

guru

memberdayakan

kurang,

di

hasil

survei

menunjukkan bahwa terdapat 11,37%

yang

guru yang pernah mengembangkan

learner, strategic learner, dan self-

keterampilan metakognisi, sedangkan

regulated learner.

yang

keterampilan
belum

belum

menerapkan

metakognisi

memahami

karena

langkah-langkah

adalah

independent

Cerminan ketiga sikap peserta

88,63% belum pernah. Sebagian besar
guru

mandiri

didik

mandiri

dikembangkan
pengajaran

tersebut
melalui

dua

arah

Menurut

dapat

pendekatan
(reciprocal

Palinscar

dan

dalam memberdayakan keterampilan

teaching).

metakognisi dan belum menyadari

Brown (1984), pengajaran dua arah

bahwa

(reciprocal teaching) merupakan suatu

keterampilan

metakognisi

dapat memengaruhi proses dan hasil

pendekatan

pembelajaran

yang

belajar siswa.

melatihkan keterampilan metakognisi
penerapan

melalui empat strategi, yaitu: 1)

pembelajaran yang mengacu pada

menyusun pertanyaan-pertanyaan dari

pendekatan

teks bacaan dan jawabannya, 2)

Perlu

diperkenalkan

adanya

konstruktivis
pada

guru,

untuk
yang

membuat

rangkuman

(ringkasan)

proses

informasi-informasi penting dari teks

pembelajaran bagaimana untuk belajar

bacaan, 3) membuat prediksi, dan 4)

(learning how to learn), sehingga

mengidentifikasi hal-hal yang kurang

menekankan

pada

88

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
jelas

dan

memberikan

klarifikasi

Semua uraian tersebut ternyata sejalan
dengan

(penjelasan).

ISSN 2087-9016

hasil

penelitian

yang

menyatakan

menerapkan reciprocal teaching ini,

bahwa 1) keterampilan yang dilatihkan

telah berhasil meningkatkan prestasi

dan bentuk aktivitas yang dilakukan

belajar yang rendah (Palincsar dan

oleh siswa selama kegiatan belajar,

Brown, 1984; Palinscar dalam Slavin

dalam reciprocal teaching berdampak

1994). Kelemahan pada pengajaran

positif

dua arah (reciprocal teaching) ini

Ibrahim

(2008)

terhadap

komunikasi

kemampuan

siswa,

karena

selama

adalah

kejenuhan

siswa

yang

mengajukan

dihadapkan pada pemahaman text

pertanyaan, mengomentari jawaban

books saja (terutama pada siswa yang

teman yang lain, 2) menurut Keller

pasif)

(1987) yang dialihbahasakan oleh

mendapat bagian untuk menjadi “guru

Kardi (2002), pada teori motivasi

siswa”, padahal banyak siswa yang

ARCS

Relevance,

aktif ingin terlibat dalam dialog

Confidence, Satisfaction), siswa akan

terutama ingin menjadi ”guru siswa”

termotivasi jika apa yang dipelajarinya

(Khabibah, 1999; Efendi, 2005).

pembelajaran

siswa

(Attention,

dan

tidak

semua

siswa

menarik perhatiannya, relevan dengan

Mereduksi kelemahan yang ada,

kebutuhan siswa, apa yang mereka

pembelajaran reciprocal teaching ini

pelajari menyebabkan mereka puas,

dapat diciptakan suasana pembelajaran

dan

yang

menambah

percaya

dirinya.

lebih

menekankan

arti

reciprocal

kebersamaan, seperti think pair share.

teaching, siswa aktif mencari tahu

Sesuai dengan namanya think pair

informasi

share,

Dalam

pembelajaran

yang

menjawab

diperlukan

pertanyaannya

untuk
sendiri

maka

sintaks

strategi

ini

adalah: 1) diawali dengan “thinking”

sehingga relevan dengan kebutuhan

dengan

mereka sendiri, 3) selama kegiatan

pertanyaan atau isu terkait dengan

belajar

membuat

pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta

untuk

didik, 2) “pairing”, guru meminta

mengajar

rangkuman,

siswa

jadi

dilatih

cara

guru

mengajukan

menemukan ide pokok di dalam bahan

siswa

bacaan

berdiskusi, 3) “sharing”, hasil diskusi

dan

ini

merupakan

keterampilan penting untuk belajar.

berpasang-pasangan

antar-siswa

di

tiap-tiap

untuk

pasangan
89

Nur Efendi
dibicarakan dengan pasangan seluruh

3. Apakah ada pengaruh interaksi
strategi

kelas (Suprijono, 2009).
Perpaduan

pembelajaran

kemampuan

akademik

dan
terhadap

antara

strategi

reciprocal

teaching

kemampuan metakognitif biologi

dengan think pair share merupakan

siswa SMA di Kabupaten Sidoarjo?

pembelajaran

suatu alternatif strategi pembelajaran
yang

dapat

menciptakan

dilakukan

untuk

pembelajaran

yang

METODE PENELITIAN
Rancangan dan Prosedur Penelitian
Penelitian

menyenangkan dan bermakna bagi

ini

merupakan

yang

penelitian eksperimen semu atau quasi

disampaikan oleh guru dapat menjadi

eksperimen yang dilakukan dengan

hasil pengetahuan

menggunakan

siswa,

sehingga

informasi

yang diperoleh

faktorial

(4x2) The Non-Equivalent Control-

siswa secara mendalam.
Berdasarkan

rancangan

uraian

di

atas,

Group

Design

(Pretest-Posttest-

dilakukan penelitian dengan judul

Control Group Design) (Sugiyono,

”Pengaruh Pembelajaran Reciprocal

2006). Adapun variabel penelitian

Teaching Dipadukan Think Pair Share

iniadalah: 1) variabel bebas: strategi

terhadap

pembelajaranreciprocal teaching,think

Peningkatan

Kemampuan

Metakognitif Belajar Biologi Siswa

pair

SMA

Akademik

dipadukan think pair share, dan

Sidoarjo”,

konvensional (sebagai kontrol), 2)

Berkemampuan

Berbeda
dengan

di

Kabupaten

rumusan

permasalahan

ada

variabel

reciprocal

moderator:

kemampuan

pengaruh

strategi

terikat: kemampuan metakognitifdan

pembelajaran terhadap peningkatan

hasil belajar biologi siswa.

kemampuan metakognitif belajar

Populasi dan Sampel

biologi siswa SMA di Kabupaten

Populasi
Populasi yang digunakan pada

Sidoarjo?
2. Apakah ada pengaruh kemampuan
akademik

teaching

akademik atas dan bawah, 3) variabel

penelitian sebagai berikut.
1. Apakah

share,

terhadap

kemampuan

penelitian ini adalah Siswa SMA kelas
X

semester

II

tahun
13

SMA

pelajaran

metakognitif belajar biologi siswa

2011/2012pada

Negeri

SMA di Kabupaten Sidoarjo?

(SMAN 1 Tarik, SMAN 1 Krian,
90

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113

ISSN 2087-9016

SMAN 1 Wonoayu, SMAN 1 Taman,

akademik atas (AA) adalah 120 siswa

SMAN 1 Waru, SMAN 1 Gedangan,

(strategi RT= 30 siswa, TPS= 30

SMAN 1 Sidoarjo, SMAN 2 Sidoarjo,

siswa,

SMAN 3 Sidoarjo, SMAN 4 Sidoarjo,

Konvensional= 30 siswa) dan 2) siswa

SMANOR

1

berkemampuan akademik bawah (AB)

Krembung, SMAN 1 Porong) di

dengan jumlah 120 siswa (strategi

Kabupaten Sidoarjo.

RT= 30 siswa, TPS= 30 siswa,

Sidoarjo,

SMAN

30

RT+TPS=

siswa,

RT+TPS= 30 siswa, Konvensional=
30 siswa).

Sampel
Sampel

penelitian

adalah

sejumlah individu dari populasi yang

Waktu dan Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan

dijadikan sampel penelitian dengan

penelitian

pada

menggunakan teknik multiple stage

bulan Juli-Agustus 2010 dan Januari-

sampling yaitu pengambilan sampel

Mei 2012 semester genap tahun

secara bertahap, dengan rincian: a)

pelajaran 2011/2012 di SMA Negeri

penentuan

Kabupaten Sidoarjo.

sekolah

berkemampuan

akademik atas dan bawah dilakukan
dengan teknik stratified sampling,

Instrumen Penelitian

dengan memperhatikan nilai hasil

Instrumen Tes

Ujian Nasional (UN) SMP tahun

Instrumen tes yang digunakan

pelajaran 2010/2011 yang digunakan

berupa essay test yang bertujuan untuk

sebagai

untuk

mengukur pemahaman konsep. Aspek

masuk ke SMA, b) penentuan kelas

kognitif yang diukur adalah dimensi

eksperimen dilakukan dengan teknik

proses dari ranah kognitif menurut

random sampling yaitu pengambilan

Anderson,

sampel secara acak, sebagai sampel

menjadi: mengingat (C1), memahami

siswa berkemampuan akademik atas

(C2), menerapkan (C3), menganalisis

(AA) dan berkemampuan akademik

(C4),

bawah

yang

mencipta (C6). Sebelum instrumen

ditentukan. Jumlah total sampel siswa

soal digunakan, maka terlebih dahulu

adalah 240 siswa, terdiri dari: 1)

dilakukan uji validasi, reliabilitas, uji

dasar

(AB)

penerimaan

pada

sekolah

dkk

(2001)

mengevaluasi

dibedakan

(C5),

dan

sampel untuk siswa berkemampuan
91

Nur Efendi
tingkat kesukaran soal, dan uji daya

koefisien korelasi skor setiap butir

beda soal.

soal

dengan

skor

menggunakan

total

Korelasi

dengan
Product

Moment Pearson (Sugiyono, 2007).

Rubrik Penskoran
Rubrik hasil belajar siswa yang
mengacu pada pemahaman konsep

Uji Reliabilitas Instrumen Tes

sebagai hasil belajar ranah kognif,

Reliabilitas menunjukkan pada

diadaptasi dari Hart (1994) terdiri dari

tingkat keterandalan sesuatu yang

skor penilaian dari interval 0-4, yang

dapat dipercaya dan dapat diandalkan

diperoleh

siswa

(ingatan),

C2

(penerapan),

melalui

tes:

C1

(Arikunto,

(pemahaman),

C3

reliabilitas instrumen dalam penelitian

C5

ini digunakan rumus Alpha Cronbach

C4

(analisis),

(evaluasi), dan C6 (mencipta).

2006).

Untuk

menguji

(Sugiyono, 2007:184). Penghitungan
dilakukan

dengan

menggunakan

program SPSS 16 for Windows.
Uji Validasi, Reliabilitas, Tingkat
Kesukaran

dan

Daya

Pembeda

Uji Tingkat Kesukaran Soal
Uji

Instrumen Tes

tingkat

kesukaran

ini

bertujuan untuk memperoleh soal yang
PengujianValiditas Instrumen Tes
Uji validitas instrumen hasil
belajar

kognitif

bertujuan

untuk

baik, dimana soal yang baik adalah
soal yang tidak terlalu mudah atau
tidak terlalu

sukar. Bilangan yang

mengetahui tingkat kesesuaian soal

menunjukkan sukar dan mudahnya

agar dapat mengukur

apa yang

suatu soal disebut indeks kesukaran

validitas

dan dilambangkan dengan P (difficulty

seharusnya
menyangkut

diukur.

Uji

validitas

konstruksi,

index).

Adapun

validitas isi, dan validitas kriteria

kategori

dilakukan

ditunjukkan pada Tabel 2.

oleh

para

ahli

tingkat

pengklasifikasian
kesukarannya

(pembimbing). Uji lapangan yang
merupakan validitas empirik sebagai
uji validitas butir (Sugiyono, 2007).
Validitas butir tes dihitung dengan
92

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013

ISSN 2087-9016

Tabel 2. Pengklasifikasian Kategori Tingkat Kesukaran Soal
Nilai P
P 0,30
0,30 ≤ P ≤ 0,70
P> 0,70
(Sumber: Arikunto, 2006:210)

Kategori
Sukar
Sedang
Mudah

tingkat kesukaran, hanya saja sebelum

Uji Daya Beda
Uji

pembeda

soal

adalah

dilakukan penghitungan terlebih dahulu

suatu

soal

dalam

dilakukan

siswa

diperoleh dari yang tinggi sampai yang

berkemampuan tinggi dengan siswa

rendah. Rumus yang digunakan untuk

berkemampuan

mencari daya beda soal sebagai berikut.

kemampuan
membedakan

antara

rendah.

Cara

yang

pengurutan

skor

yang

digunakan sama dengan menentukan

Uji daya beda = Pkemampuan tinggi – Pkemampuan rendah (3)

Adapun pengklasifikasian kategori daya beda ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengklasifikasian Kategori Daya Beda
Nilai P
0,00-0,20
0,21-0,40
0,41-0,70
0,71-1,00
(Sumber: Arikunto, 2006: 218)

setelah perlakuan dengan strategi

Pengumpulan Data
Data
dengan

Kategori
jelek (poor)
cukup (satisfactory)
baik (good)
baik sekali (excellent)

penelitian

diperoleh

langkah-langkah

sebagai

pembelajaran.
c. Observasi,

berikut.

pengamatan

a. Tes Awal (pre-test), dilakukan untuk

kegiatan

mengetahui

hasil

belajar

sebelum

penerapan

siswa
strategi

Akhir

mengetahui

melalui

kerjasama

selama

pembelajaran

dengan

lembar observasi.
d. Angket, diberikan kepada guru dan
siswa untuk mengetahui respons

pembelajaran.
b. Tes

dilaksanakan

(post-test),
hasil

belajar

untuk

mereka terhadap penerapan strategi

siswa

pembelajaran.

93

Nur Efendi
Pengaruh

Analisis Data
Data yang telah terkumpulkan
dianalisis

dengan

menggunakan

Strategi

Pembelajaran

terhadap Kemampuan Metakognitif
Siswa
Hasil analisis kovarians pada

statistik sebagai berikut.
a. Analisis deskriptif, untuk melihat

Tabel 4 menunjukkan bahwa F hitung

kemampuan

variabel strategi pembelajaran adalah

metakognitif dan hasil belajar siswa

sebesar 7,68 dengan tingkat signifikansi

sebelum dan sesudah pembelajaran.

0,00

deskripsi

persentase

b. Anacova (Analysis of Covarians)

yang

masih

lebih

kecil

dibandingkan

alpha

0,05

yang

dengan rancangan faktorial (4x2)

digunakan sebagai standar pengujian.

untuk menguji hipotesis penelitian

Dengan demikian H0

yang ditetapkan.

hipotesis penelitian yang menyatakan
bahwa

terdapat

ditolak dan

pengaruh

terhadap

strategi

HASIL DAN PEMBAHASAN

pembelajaran

kemampuan

Hasil

metakognitif siswa diterima, artinya
metakognitif

penerapan strategi pembelajaran yang

merupakan salah satu variabel hasil

berbeda menyebabkan perolehan nilai

belajar siswa yang dianalisis dalam

kemampuan metakognitif yang berbeda

penelitian

pula.

Kemampuan

ini.

Kemampuan
dengan

Dengan adanya pengaruh yang

penilaian

signifikan ini, maka analisis dilanjutkan

yang

dengan uji LSD untuk mengetahui

dikembangkan oleh Corebima (2008).

perbedaan rata-rata nilai kemampuan

Rubrik

untuk

metakognitif siswa pada setiap level

menilai tes esai siswa yang dilakukan

strategi pembelajaran. Hasil analisis

sebelum dan sesudah penerapan strategi

selengkapnya disajikan pada Tabel 5.

metakognitif

siswa

menggunakan
keterampilan

diukur

rubrik
metakognitif,

tersebut

digunakan

pembelajaran (pre-post test). Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisis kovarians.

94

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013

ISSN 2087-9016

Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji LSD Strategi Pembelajaran terhadap Skor Nilai Kemampuan
Metakognitif Siswa.
Strategi Pembelajaran
Pre-test
Post-test
PosCor
LSD
Konvensional
10,32
73,93
74,36
a
Reciprocal Teaching (RT)
12,10
75,65
75,45
ab
Think Pair Share (TPS)
11,76
76,85
76,44
bc
RT+TPS
12,46
78,07
77,73
c
Ket. Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan, sedangkan
huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan.

Berdasarkan Tabel 5, terlihat bahwa

metakognitif pada kelompok strategi

rata-rata terkoreksi nilai kemampuan

pembelajaran Think Pair Share (TPS)

metakognitif siswa yang paling tinggi

tidak berbeda nyata dan lebih tinggi

pada kelompok strategi pembelajaran

1,29 % dari Reciprocal Teaching (RT),

Reciprocal Teaching dipadukan Think

tetapi berbeda nyata dan lebih tinggi

Pair Share (RT+TPS) dengan nilai

2,72% dari konvensional. Sedangkan

77,73, kemudian diikuti Think Pair

rata-rata terkoreksi nilai kemampuan

Share

dengan

(TPS)

nilai

76,44,

metakognitif

strategi

pembelajaran

Reciprocal Teaching (RT) dengan nilai

Reciprocal

75,45, dan konvensional dengan nilai

berbeda nyata dan lebih tinggi 1,45%

74,36.

dari konvensional.

Berdasarkan perbedaan

Teaching

(RT)

tidak

notasi,

dapat dijelaskan pula bahwa rata-rata

Pengaruh

terkoreksi

terhadap Kemampuan Metakognitif

nilai

kemampuan

metakognitif siswa pada kelompok
strategi

pembelajaran

Reciprocal

Kemampuan

Akademik

Siswa
Hasil

analisis

kovarians

Teaching dipadukan Think Pair Share

menunjukkan bahwa F hitung variabel

(RT+TPS) tidak berbeda nyata dan

kemampuan akademik adalah 3,98

lebih tinggi 1,65% dari Think Pair

dengan tingkat signifikansi 0,047 yang

Share (TPS), tetapi berbeda nyata dan

masih lebih kecil dibandingkan dengan

lebih tinggi 2,92% dari Reciprocal

alpha 0,05 sehingga H0 ditolak. Dengan

Teaching

(RT),

4,33%

dari

Konvensional.

terkoreksi

H0 ,

maka

hipotesis

penelitian yang menyatakan bahwa

Selanjutnya, hasil uji LSD juga
menunjukkan

ditolaknya

bahwa
nilai

terdapat

pengaruh

kemampuan

rata-rata

akademik siswa terhadap kemampuan

kemampuan

metakognitif siswa diterima, artinya
95

Nur Efendi
kemampuan

akademik

siswa

yang

bahwa

rata-rata

terkoreksi

berbeda menyebabkan perbedaan nilai

kemampuan

kemampuan

Hasil

kelompok siswa akademik atas adalah

analisis selengkapnya disajikan pada

76,53 berbeda nyata dan lebih tinggi

Tabel 6. Berdasarkan perbedaan notasi

1,39% dari siswa akademik bawah

pada tabel tersebut, dapat dijelaskan

75,46.

metakognitif.

metakognitif

nilai
siswa

Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji LSD Kemampuan Akademik terhadap Skor Nilai Kemampuan
Metakognitif Siswa.
Kemampuan Akademik
Pre-test
Post-test
PosCor
LSD
Akademik Bawah
10,77
75,32
75,46
a
Akademik Atas
12,55
76,94
76,53
b
Ket. Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan, sedangkan
huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan.

Interaksi Strategi Pembelajaran dan

akademik siswa terhadap kemampuan

Kemampuan

metakognitif siswa diterima. Hasil uji

Akademik

terhadap

Kemampuan Metakognitif Siswa

LSD dari interaksi tersebut dapat

kovarians

disajikan pada Tabel 7. Berdasarkan

menunjukkan bahwa F hitung variabel

perbedaan notasi pada tabel tersebut,

interaksi strategi pembelajaran dengan

dapat

kemampuan akademik siswa adalah

terkoreksi

3,17 dengan tingkat signifikansi 0,025

metakognitif siswa yang paling tinggi

yang masih lebih kecil dibandingkan

adalah kelompok strategi pembelajaran

dengan alpha 0,05 sehingga H0 ditolak.

RT+TPS akademik atas dengan nilai

Dengan ditolaknya H0, maka hipotesis

78,93 dan nilai terkoreksi terendah

penelitian yang menyatakan bahwa

strategi

terdapat pengaruh interaksi strategi

akademik atas dengan nilai 74,27.

Hasil

pembelajaran

analisis

dan

dijelaskan

bahwa

nilai

pembelajaran

rata-rata

kemampuan

Konvensional

kemampuan

Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji LSD Interkasi Strategi dan Tingkat Kemampuan Akademik
terhadap Skor Nilai Kemampuan Metakognitif.
Strategi Pembelajaran
Konvensional
Konvensional
Think Pair Share (TPS)
Reciprocal Teaching (RT)
Reciprocal Teaching (RT)

Akademik
Atas
Bawah
Bawah
Atas
Bawah

Pre-test
11,51
9,13
10,39
12,73
11,47

Post-test
73,58
74,28
74,84
75,55
75,76

PosCor
74,27
74,46
75,07
75,10
75,81

LSD
a
a
ab
ab
ab

96

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013

ISSN 2087-9016

(RT+TPS)
Bawah
12,09
76,38
76,53
bc
Think Pair Share (TPS)
Atas
13,13
78,86
77,82
cd
(RT+TPS)
Atas
12,84
79,77
78,93
d
Ket. Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan, sedangkan
huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan.

Berdasarkan notasi LSD pada
Tabel

7

dapat

dijelaskan

sebagai

c. Rata-rata

terkoreksi

kemampuan
kelompok

berikut.
a. Rata-rata

strategi

RT+TPS

akademik

strategi

siswa

pembelajaran

RT+TPS akademik atas berbeda

siswa

nyata dan lebih tinggi 3,05% dari

pembelajaran

RT+TPS akademik bawah. Rata-

metakognitif

kelompok

metakognitif

nilai

terkoreksi

kemampuan

nilai

tidak

rata terkoreksi TPS akademik atas

berbeda nyata dan lebih tinggi

berbeda nyata dan lebih tinggi

1,42% dari TPS akademik atas,

3,54% TPS akademik bawah. Rata-

tetapi berbeda nyata dan lebih tinggi

rata terkoreksi RT akademik atas

dengan 4,86% dari RT akademik

tidak berbeda nyata dan lebih

atas, dan 5,91% dari Konvensional

rendah 0,94% dari RT akademik

akademik atas. Selanjutnya, untuk

bawah.

rata-rata terkoreksi TPS akademik

Konvensional akademik atas tidak

atas berbeda nyata dan lebih tinggi

berbeda nyata dan lebih rendah

3,50% dari RT akademik atas dan

0,25% dari konvensional akademik

dan

bawah.

4,56%

dari

atas

konvensional

Rata-rata

terkoreksi

akademik atas, sedangkan rata-rata
terkoreksi RT akademik atas tidak

PEMBAHASAN

berbeda nyata dan lebih tinggi

Pengaruh

1,10% dari konvensional atas.

terhadap Kemampuan Metakognitif

b. Rata-rata

terkoreksi

nilai

kemampuan metakognitif RT+TPS

Strategi

Pembelajaran

Siswa
Berdasarkan

uji

anakova

tidak berbeda

pengaruh

strategi

pembelajaran

nyata dengan RT akademik bawah

terhadap

kemampuan

metakognitif

dan TPS akademik bawah, tetapi

siswa,

berbeda nyata dan lebih tinggi

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

2,71% dari konvensional akademik

strategi

bawah.

Teaching dipadukan Think Pair Share

akademik bawah

maka

hasil

analisis

pembelajaran

yang

Reciprocal

97

Nur Efendi
terhadap

(RT+TPS)

kemampuan

pembelajaran ini terlihat pada materi

metakognitif siswa diterima. Rata-rata

pelajaran

skor nilai kemampuan metakognitif

(biodiversitas) maupun materi lainnya.

siswa dengan strategi pembelajaran

Siswa terlihat sangat serius dalam

RT+TPS lebih tinggi dibandingkan

perdebatan

dengan

dibahas,

strategi

pembelajaran

keanekaragaman

tentang
seperti:

hayati

materi

yang

keanekaragaman

konvensional. Hasil yang sama juga

tingkat gen, tingkat spesies, tingkat

terlihat

ekosistem,

dan

usaha

pelestarian

Think Pair Share (TPS) dan Reciprocal

keanekaragaman

hayati

Indonesia.

Teaching (RT), di mana rata-rata skor

Suasana ini jarang ditemukan pada

nilai kemampuan metakognitif siswa

strategi

untuk

pembelajaran

karena

dari

konvensional

guru

lebih

banyak

mendominasi

pembelajaran

dengan

pada

kedua

tersebut

lebih

strategi

strategi
tinggi

pembelajaran

strategi

pembelajaran konvensional.
Pada ketiga strategi pembelajaran

pembelajaran
pada

strategi

menjelaskan

materi

kesempatan

konvensional,
pembelajaran

kepada

siswa,

siswa

untuk

tersebut (RT+TPS, RT, dan TPS), siswa

sehingga

menunjukkan partisipasi yang aktif

berpartisipasi dalam diskusi menjadi

dalam kegiatan pembelajaran. Mereka

kurang.

sangat antusias dalam mengerjakan

konvensional frekuensi siswa dalam

LKS yang disediakan sesuai dengan

mengajukan

tahapan pembelajaran yang digunakan.

menjawab pertanyaan masih rendah.

Pada

pembelajaran

pertanyaan

maupun

Siswa merasa mendapat kesempatan

Hasil penelitian ini sesuai dengan

untuk dapat menyampaikan pendapat,

pendapat Silver, dkk. (1996) yang

sesuai dengan apa yang ada dalam

menyatakan bahwa dengan strategi

pikirannya. Terutama pada strategi

interpersonalpada Reciprocal Teaching

pembelajaran

siswa

(RT), siswa memperoleh pengetahuan

mempunyai kesempatan diskusi secara

baru dan melatih keterampilan penting

intensif pada kelompok berpasangannya

melalui

dan antar-kelompok berpasangan dalam

individu

kelas. Dengan demikian, siswa dapat

kelompok terfokus, sehingga dapat

menjadi pebelajar bagi dirinya sendiri

menambah wawasandan pengetahuan

maupun

sebelumnya. Pendapat yang lain juga

RT+TPS,

teman-temannya.

Suasana

berbagi
dan

pribadi,
sosial,

kesadaran

pembelajaran

98

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
disampaikan oleh Costa dan O’Leary

Pengaruh

dalam

Warouw

menjelaskan

terhadap Kemampuan Metakognitif

siswa

dapat

Siswa
Berdasarkan

kemampuan
lebih

jika

pengaruh

kelompok-

terhadap

baik

dalam

kelompok belajar kooperatif. Hasil

siswa,

penelitian
dengan

Akademik

yang

meningkatkan

berpartisispasi

Kemampuan

(2009)

bahwa

metakognitif

ISSN 2087-9016

uji

anakova

kemampuan

akademik

kemampuan
maka

metakognitif

hasil

analisis

yang

juga

berhubungan

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

keterampilan

metakognisi

kemampuan akademik siswa terhadap

yang

seperti hasil penelitian Susantini (2004)

kemampuan

menyatakan dalam penelitiannya bahwa

diterima.

melalui

kemampuan

metakognisi

menjadi

siswa mampu

mengakui

sikap

hasil

skor

nilai

metakognitif

siswa

kelompok

siswa

berkemampuan

jujur,

berani

akademik

atas

lebih

dan

dapat

dibandingkan dengan siswa akademik

belajar

secara

bawah. Pada kegiatan pembelajaran

kesalahan,

meningkatkan

Rata-rata

siswa

mandiri,

pebelajar

menumbuhkan

metakognitif

nyata. Demikian pula hasil penelitian

juga

Suratno (2009), menunjukkan bahwa

kelompok akademik atas lebih aktif dan

keterampilan metakognisi bermanfaat

bertanggungjawab pada tugas yang

bagi

mengalami

harus diselesaikan pada LKS sesuai

model

dengan tahapan pembelajaran yang

pembelajaran kooperatif (Jigsaw-RT).

digunakan, berpartisipasi secara aktif

Pendapat

untuk

dalam diskusi, sedangkan siswa pada

penelitian

kelompok akademik bawah cenderung

tersebut juga disampaikan Sarwinda

pasif, sering bercanda, dan kurang

(2011) yang menyatakan bahwa strategi

bersemangat

pembelajaran

Teaching

pembelajaran, terutama pada materi

Dipadukan Think Pair Share(RT+TPS)

yang membutuhkan tingkat pemikiran

memberikan peluang kepada siswa

yang tinggi.

siswa

yang

pembelajaran

melalui

yang

mempertegas

sama,

berbagai

Reciprocal

untuk dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif.

terlihat

bahwa

tinggi

siswa

pada

pada

kegiatan

Temuan penelitian ini sejalan
dengan

Tumbel

(2011)

yang

menjelaskan bahwa faktor intelegensi
99

Nur Efendi
merupakan salah satu faktor yang

merupakan

efektif

memahami

dalam

mempengaruh

salah

satu

cara

perbedaan

untuk

pencapaian

keberhasilan pembelajaran. Siswa yang

akademik dari siswa (Tumbel, 2011).

cerdas

Hal

ini

senada

dengan

kegiatan belajar, karena lebih mudah

Yuwono

(2012)

yang

menyatakan

menangkap dan memahami pelajaran

bahwa

mana

kebolehan

serta lebih mudah dalam mengingatnya.

metakognitif

Dijelaskan pula lebih lanjut bahwa

pencapaian,

siswa yang cerdas akan lebih mudah

tergantung pada pola motivasi siswa.

akan

berpikir

lebih

kreatif

berhasil

dan

dalam

lebih

sejauh

pendapat

mempengaruhi
sebenarnya

sangat

cepat

mengambil keputusan, berbeda dengan

Interaksi Strategi Pembelajaran dan

siswa yang kurang cerdas atau lamban

Kemampuan

cenderung

Kemampuan Metakognitif Siswa

memiliki

kemampuan

berpikir kreatif yang rendah (Sarwinda,

Akademik

Berdasarkan

terhadap

uji

anakova

pengaruh strategi pembelajaran dan

2011).
Rujukan

tersebut

memberikan

kemampuan

akademik

terhadap

gambaran bahwa siswa berkemampuan

kemampuan metakognitif siswa, maka

akademik tinggi memiliki kesadaran

hasil analisis yang menunjukkan bahwa

metakognitif yang lebih baik, sehingga

terdapat pengaruh interaksi strategi

dapat menggunakan untuk mengontrol

pembelajaran

proses-proses kognitif dan memiliki

akademik siswa terhadap kemampuan

kesadaran dalam memotivasi kegiatan

metakognitif siswa diterima. Rata-rata

belajar yang dilakukan. Hal ini sejalan

skor nilai kemampuan metakognitif

dengan Peters (2000) yang menyatakan

siswa kelompok strategi pembelajaran

bahwa

RT+TPS berkemampuan akademik atas

keterampilan

metakognitif

dan

bermanfaat untuk menjadikan siswa

berbeda

menjadi

karena

dibandingkan

mendorong mereka menjadi dirinya

Konvensional

sendiri

atas

akademik atas, tetapi tidak berbeda

pemikiran dan pembelajaran sendiri.

nyata dan lebih tinggi dari TPS

Metakognitif bermanfaat

akademik

pebelajar

mandiri,

serta menjadi

pencapaian

akademik

penilai

untuk
siswa

dan

nyata

kemampuan

kemampuan

dan

lebih

dengan

atas.

RT

tinggi
dan

berkemampuan

Tingginya

nilai

metakognitif

ini
100

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113

ISSN 2087-9016

merupakan implikasi dari penerapan

dalam setiap kegiatan pembelajaran

sintaks (tahapan) strategi pembelajaran

yang telah disampaikan, contoh: pada

Strategi

RT+TPS.

pembelajaran

materi

pelajaran

dunia

tumbuhan

hasil

(Kingdom Plantae), siswa kelihatan

pengembangan perangkat pembelajaran

serius mengerjakan LKS sendiri dengan

yang memadukan strategi pembelajaran

membaca

Reciprocal

(RT)dengan

pertanyaan dan identifikasi kata-kata

Think Pair Share (TPS). Jika dilihat

sulit, menjawab dan mengklarifikasi

berdasarkan sintaks pada RT+TPS,

kata-kata sulit (RT-Think). Guru aktif

memperlihatkan ciri RT yaitu membaca

mendatangi

dan

bacaan,

berpasangan yang satu ke kelompok

dan

berpasangan lainnya untuk memantau

merupakan

RT+TPS

Teaching

mencari

ide

membuat

pokok

pertanyaan

mengidentifikasi
menjawab

kata-kata
pertanyaan

sulit,
dan

teks

bacaan,

siswa

membuat

dari

kelompok

kegiatan

pembelajaran,

sedangkan

siswa

melaksanakan

kegiatan

sulit,

pembelajaran dengan baik, membaca

membuat rangkuman, dan memprediksi

dan memahami teks bacaan yang

dalam

pasangan.

dibagikan dan mengerjakan LKS sesuai

Penambahan unsur TPS adalah saling

dengan tahapan strategi pembelajaran

berdiskusi untuk menyamakan persepsi

secara

dalam perumusan ide pokok bacaan,

berpasangannya (RT-Pair). Pada tahap

pertanyaan dan jawaban, identifikasi

RT-Share, kegiatan berlanjut dengan

dan

guru memberikan sedikit ulasan tentang

mengklarifikasi

kata-kata

kelompok

klarifikasi

kata-kata

sulit,

dilanjutkan merangkum, dan prediksi

materi

seksama

untuk

dengan

kelompok

menstimuli

seluruh

untuk

kelompok berpasangan siswa untuk

dipresentasikan secara berbagi (RT-

aktif berdiskusi dalam kelas dengan

Share) dengan kelompok berpasangan

menggunakan

lainnya

Kegiatan

terlihat aktif dalam diskusi tersebut.

pembelajaran ini memperlihatkan pola

Keadaan ini sejalan dengan pemikiran

pembelajaran

Nur (1997) yang menyatakan bahwa

(RT-Think,

RT-Pair)

dalam

yang

kelas.

memberdayakan

kemampuan metakognitif.

peta

konsep,

siswa

apabila seorang siswa berorientasi pada

Wujud dari keberhasilan strategi

visual, maka membuat suatu peta

pembelajaran RT+TPS juga terlihat

konsep merupakan cara baik baginya
101

Nur Efendi
untuk

memahami

dan

mengikat

sesuai dengan pandangan Blakey, dkk.
(1990),

sejumlah besar informasi baru.
Hasil dari pembahasan diskusi

yang

metakognisi

mengemukakan

ialah

berpikir

tentang

siswa

mampu

pemikiran, mengetahui “apa yang kita

bahwa

dunia

ketahui” dan “apa yang tidak kita

Plantae)

ketahui”. Selanjutnya Pierce (2004)

dibedakan menjadi: kelompok lumut

mengemukakan metakognitif sebagai

(Bryophyta), paku (Pterydophyta), dan

suatu apresiasi dari apa yang telah kita

tumbuhan berbiji (Spermatophyta), b)

ketahui, bersama-sama dengan suatu

siswa

pengertian

dari

tumbuhan tersebut, c) siswa dapat

pembelajaran

dan

apa

menjelaskan

kelompok

pengetahuan

dan

keterampilan-

kehidupan

keterampilan

tersebut,

yaitu:

a)

mengklasifikasikan
tumbuhan

(Kingdom

dapat

tumbuhan

memahami

ciri-ciri

peranan
tersebut

bagi

itu

tugas-tugas
yang

diperlukan,

yang

manusia. Kegiatan yang sama, juga

dikombinasikan dengan ketangkasan

terjadi pada materi pelajaran untuk

untuk membuat kesimpulan yang benar,

keanekaragaman hayati (Biodiversitas),

tentang bagaimana cara menerapkan

dunia

pengetahuannya yang strategis pada

hewan

ekosistem,

(Kingdom

serta

perubahan

Animalia),

pencemaran

lingkungan.

pembelajaran
pandangan

ini,

Kegiatan

sejalan

Suharlik

(2011)

menyatakan

bahwa

pembelajaran

Reciprocal

dan

situasi terentu.
Pada sintaks

RT-Pair dan RT-

dengan

Share dapat meningkatkan kemampuan

yang

siswa untuk menggali, menyaring, dan

strategi
Teaching

menanyakan
diskusi

ide-ide

dan

baru.

Tingkat

perdebatan

dalam

dipadukan Think Pair Share (RT+TPS)

kelompok

dapat diterapkan dalam pembelajaran

kelompok lainnya dalam kelas dapat

biologi pada materi keanekaragaman

meningkatkan

mahluk hidup.

metakognitif siswa, berkomunikasi, dan

Pada

sintaks

RT-Think

dapat

pemikiran

memotivasi

menyatakan

bagaimana

cara

dalam
untuk

berpikir
memahami

pengetahuan yang akan dicapai. Hal ini

maupun

kemampuan

interaksi sosial. Hal ini sejalan dengan

meningkatkan kesadaran siswa untuk
diri

berpasangan

Mulbar
bahwa

(2008)

yang

metakognitif

memiliki dua komponen, yaitu: a)
pengetahuan

metakognitif
102

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
(metacognitive

b)

dengan pola pikir yang menggunakan

metakognitif

keterampilan metakognitif mereka yang

Pengetahuan

ada pada ketiga strategi pembelajaran

knowledge)

keterampilan
(metacognitive

skills).

metakognitif

ISSN 2087-9016

dan

berkaitan

dengan

(RT+TPS,

TPS,

maka

RT),

pengetahuan deklaratif, pengetahuan

kemamampuan metakognitif siswa akan

prosedural

semakin rendah. Flavel (1997) dalam

dan

pengetahuan

kondisional, sedangkan keterampilan

Veenman

(2006)

mengemukakan

kognitif berkaitan dengan keterampilan

bahwa metakognitif memainkan peran

perencanaan, prediksi, monitoring, dan

dalam

evaluasi.

Selanjutnya

proses

pembelajaran.

Sumampouw

(2011),

nilai

Yuwono (2012), mengemukakan pula

RT+TPS

bahwa terdapat hubungan positif antara

akademik bawah tidak berbeda nyata

metakognitif dan pencapaian akademik.

Rata-rata
kemampuan

terkoreksi
metakognitif

Pada

dengan RT akademik bawah dan TPS

rata-rata

skor

nilai

akademik bawah, tetapi berbeda nyata

kemampuan metakognitif siswa pada

dan

kelompok

lebih

tinggi

2,71%

dari

strategi pembelajaran RT

bawah.

berkemampuan akademik atas tidak

Keadaan ini menunjukkan pada siswa

berbeda nyata dan lebih rendah 0,94%

berkemampuan

bawah

dari RT akademik bawah, menunjukkan

metakognitif

bahwa peranan guru dalam mengelola

konvensional

memiliki

akademik

akademik

kemampuan

yang rata-rata rendah sehingga tingkat

pembelajaran

perbedaan mereka tentang berpikir

sehingga

terhadap apa yang mereka pikirkan

memahami,

masih

menerapkan

belum

kelihatan,

namun

sangat

kemampuan

perbedaan ini lebih nyata terjadi pada

pembelajaran

strategi

pembelajaran

konvensional.

keberhasilan

Pada pembelajaran ini

rata-rata skor

Keadaan

ini

diperlukan,
guru

dalam

menginovasi,

dan

sintaks

strategi

menjadi
pembelajaran
menunjukkan

kunci
tersebut.
bahwa

nilai kemampuan metakognitif siswa

meskipun strategi pembelajaran sama

ada pada tingkat yang paling rendah

dengan

yaitu

dengan

mengelola pembelajaran tidak sama,

tersebut.

maka hasil kemampuan metakognitif

ketiga

74,46,

dibandingkan

kelompok

strategi

Artinya, semakin siswa tidak distimulus

siswa

kemampuan

juga

tidak

guru

sama.

dalam

Menurut
103

Nur Efendi
Achmadi dalam Khabibah (1999: 27),

berkemampuan akademik atas

kelemahan pembelajaran

berbeda nyata dan lebih tinggi

Reciprocal

Teaching adalah:a) butuh waktu yang

dari siswa akademik bawah.

lama, b) sangat sulit diterapkan jika

c. Rata-rata skor nilai kemampuan

pengetahuan

siswa

tentang

materi

metakognitif siswa kelompok

prasyarat kurang, c) adakalanya siswa

strategi pembelajaran RT+TPS

tidak mampu akan semakin tidak suka

akademik atas berbeda nyata

dengan pembelajaran tersebut, d) tidak

dan lebih tinggi RT akademik

mungkin seluruh siswa akan mendapat

atas dan konvensional akademik

giliran untuk menjadi ”guru siswa”.

atas, tetapi tidak berbeda nyata
dan

lebih

PENUTUP

akademik

Simpulan

terkoreksi

maka

dapat

dari

atas.
nilai

TPS

Rata-rata
kemampuan

metakognitif siswa kelompok

Berdasarkan analisis data dan
pembahasan

tinggi

strategi pembelajaran RT+TPS

diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut.

akademik atas berbeda nyata

1. Terdapat

dan lebih tinggi dari RT+TPS

pengaruh

pembelajaran
akademik

strategi

dan

kemampuan

terhadap

kemampuan

akademik bawah.
2. Penerapan

strategi

pembelajaran

metakognitif siswa.

RT+TPS memiliki hasil yang lebih

a. Rata-rata skor nilai kemampuan

baik

dalam

meningkatkan

metakognitif siswa pada strategi

kemampuan metakognitif dan hasil

pembelajaran

belajar

Reciprocal

biologi

siswa,

jika

Teaching dipadukan Think Pair

dibandingkan dengan strategi RT,

Share (RT+TPS) berbeda nyata

TPS, maupun Konvensional pada

dan lebih tinggi dari Reciprocal

siswa berkemampuan akademik atas

Teaching
konvensional,

dan

(RT)
tetapi

tidak

maupun

siswa

berkemampuan

akademik bawah.

berbeda nyata dan lebih tinggi
dari Think Pair Share (TPS).

Saran

b. Rata-rata skor nilai kemampuan
metakognitif

siswa

Berdasarkan
telah

dijelaskan,

kesimpulan

yang

maka

dapat
104

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
dikemukakan

beberapa

saran

atau

ISSN 2087-9016

dalam pendidikan, di mana dengan

rekomendasi penelitian sebagai berikut.

program

1. Bagi

pembelajaran dapat lebih maksimal

guru

biologi,

strategi

ini

diharapkan

pembelajaran Reciprocal Teaching

dan

Dipadukan

metakognitif belajar biologi siswa.

Think

Pair

Share

(RT+TPS) terbukti memiliki hasil
yang

lebih

kemampuan

3. Bagi peneliti lanjutan maupun guru,

dalam

temuan penelitian ini dapat menjadi

kemampuan

penelitian awal bagi peneliti yang

baik

meningkatkan

meningkatkan

metakognitif belajar biologi siswa,

ingin

jika dibandingkan dengan strategi

pembelajaran

pembelajaran

TeachingDipadukan

Konvensional,

mengkaji

strategi
Reciprocal
Think

Pair

dengan

pola

sehingga dapat digunakan secara

Share

luas dalam pembelajaran biologi

pemberdayaan

dan salah satu alternatif pilihan

metakognitif

pada

dalam mengelola pembelajaran di

dipadukan

dengan

dalam kelas.

pembelajaran lain untuk mereduksi

2. Bagi pengambil kebijakan (stake
pada

holder),

penelitian

dihasilkannya

ini

perangkat

pembelajaran Reciprocal Teaching
Dipadukan

Think

Pair

(RT+TPS),

Reciprocal
dan

Teaching(RT),
Share

(TPS)

pertimbangan

Share

Think

dapat

Pair

dijadikan

dalam

mengambil

keputusan

untuk

kepentingan

pendidikan,

seperti:

peningkatan

kualitas tenaga pendidik ini dengan
cara seminar maupun pelatihan
(workshop)

penerapan

strategi-

strategi pembelajaran inovatif serta
perubahan-perubahan

paradigma

(RT+TPS)

kejenuhan

kemampuan

yang

siswa

dialami

atau

strategi

siswa

selama pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W., Krathwohl, D.R.,
Airasian, P.W., Cruikshank,
K.A., Mayer, R.E., Pintrich,
P.R., James R. & Wittrock,
M.C. (Eds.). (2001). A taxonomy
for learning, teaching, and
assessing: a revision of bloom’s
taxonomy
of
education
objectives. New York: Addison
Wesley Longman, Inc.
Arikunto,
S.
(2006).
Prosedur
penelitian suatu pendekatan
praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Blakey, Elaine, S. & Sheila. (1990).
Developing
metacognition.
Erick
Digest.
EIC
Clearinghouse of Information
105

Nur Efendi
Resources Syracuse NY:ED
327218.
(http://amazon.com/xc/obidos/re
direct.tag) diakses 8 Januari
2010.

Galyam, N. & Le Grange, L. (2005).
Improving thinking skills in
science of learners with (dis)
abilities. South African Journal
Education. Vol 25 (4) 239-246.

Corebima. A.D. (2000). Pemberdayaan
penalaran
siswa
untuk
menyiapkan
generasi
berkualitas. Makalah Seminar
disampaikan di SLTPN 2
Malang.

Hart, D. (1994). Authentic assessment a
hand book for educators.
California, New York: AddisonWesley Publishing Company.

Corebima, A.D. (2008). Pemahaman
tentang
asesmen
autentik.
Makalah
disajikan
dalam
Rangka Diklat Sertifikasi Guru.
Malang: Universitas Negeri
Malang.

Hutabarat, D. (2005). Pengembangan
perangkat pembelajaran biologi
sma,
yang
berorientasi
pendekatan reciprocal teaching
dalam bahan kajian sistem
reproduksi.
Tesis
tidak
diterbitkan.
Surabaya:
Pascasarjana UNESA.

Departemen
Pendidikan
Nasional
Republik Indonesia. (2004).
Kurikulum
pendidikan
menengah. garis-garis besar
program pengajaran (GBPP)
sekolah lanjutan tingkat atas.
Jakarta: DEPDIKNAS.

Ibrahim, M. (2008). Pembelajaran
sains:
reciprocal
teaching
(pembelajaran
resiprok).
(sainsmuslimin.blogspot.com/…
./pembelajaran-sains.htmlcached-similar) diakses 22
Oktober 2010.

Efendi,

Kardi, S. (2002). Strategi motivasi
model
ARCS.
Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.

N.
(2005).
Penerapan
pengajaran terbalik (reciprocal
teaching) untuk menuntaskan
hasil belajar siswa sltp pada
pokok
bahasan
perkembangbiakan tumbuhan.
Tesis
tidak
diterbitkan.
Surabaya:
Pascasarjana
UNESA.

Efendi, N. (2011). Deskripsi umum
profil guru dan karakteristik
pembelajaran biologi dalam
meningkatkan hasil belajar
siswa di SMA Kabupaten
Sidoarjo. Makalah Seminar
Nasional
disampaikan
di
FMIPA UNESA pada Tanggal
10 Desember 2011. Surabaya:
Unesa University Press.

Khabibah, S. (1999). Pengembangan
perangkat
pembelajaran
bedasarkan prinsip pengajaran
terbalik pada pokok bahasan
persamaan linear di SMU. Tesis
tidak diterbitkan. Surabaya:
Pascasarjana
Universitas
Negeri Surabaya.
Mulbar, U. (2008). Metakognisi
mahasiswa
dalam
menyelesaikan
masalah
matematika.
Usmanmulbar.
Files.
Wordpress.com/2008/04/makala

106

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 20113
h-seminar-nasional di bandungusman- mulbar.doc.
Nindiasari, H. (2004). Pembelajaran
metakognitif
untuk
meningkatkan pemahaman dan
koneksi matematik siswa smu
ditinjau dari perkembangan
kognitif siswa. Tesis tidak
diterbitkan. Malang: Program
Pascasarjana UM.
Nur,

M. (1997). Keterampilanketerampilan
metakognitif.
Makalah disampaikan bulan
Desember 1997 pada Workshop
Penelitian Elqa IKIP Surabaya.

Palincsar, A. & Brown, A. (1984).
Reciprocal
teaching
of
comprehension-fostering
and
comprehension-monitoring
activities.
cognition
and
instruction, 2, 117-175.
Pierce,

W. (2004). Metacognition:
study strategies, monitoring, and
motivation. a greatly expanded
text version of workshop
presented November 17, 2004,
at Prince George’s Community
College.
(http://
academic.pgcc.edu/wpierce/MCCCCTR/metacognit
ion.htm) diakses 15 Nopember
2009.

ISSN 2087-9016

Berbeda terhadap Hasil Belajar
Kognitif dan Keterampilan
Berpikir Kreatif pada Siswa
SMA Negeri 1 Batu dan SMA
Negeri 1 Grati. Tesis tidak
dipublikasikan.
Malang:
Universitas Negeri Malang.
Sidi, I. J. (2001). Menuju masyarakat
belajar: menggagas paradigma
baru pendidikan. Jakarta: Logos
Wacana Ilmu.
Silver, H.F., Hanson, J.R., Strong, R.W.
& Schwartz, P.B. (1996).
Teaching styles & strategies.
Trenton, NJ: The Thoughtful
Education Press.
Slavin,

R.E. (1994). Educational
psychology:
theories
and
practice.
Fourth
Edition.
Massachussetts: Allyn and
Bacon Publishers.

Sugiyono. (2006). Statistika untuk
penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2007). Metode penelitian
kuantitatif, kualitatif dan R & D,
Bandung, Alfabeta.

Peters, M. (2000). Does constructivist
epistemology have a place in
nurse education. Journal of
nursing education 39, no. 4:
166-170.

Suharlik. (2011). Pengaruh Strategi
Pembelajaran Integrasi ThinkPair-Share dan Reciprocal
Teaching
terhadap
Hasil
Belajar Kognitif dan Retensi
Biologi Siswa Berkemampuan
Akademik Berbeda di SMAN 1
Batu. Tesis tidak diterbitkan.
Malang: Universitas Negeri
Malang.

Sarwinda, W. (2011). Pengaruh
Strategi Pembelajaran Think
Pair
Share
Dipadukan
Reciprocal
Teaching
dan
Kemampuan Akademik yang

Sumampouw, M.H. (2011). Kajian
perkuliahan
dan
asesmen
genetika dalam memberdayakan
keterampilan
metakognitif,
berpikir
tingkat
tinggi,
107

Nur Efendi
keterampilan
proses,
dan
retensi mahasiswa jurusan
biologi S1 dan S2 Universitas
Negeri Malang. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Suprijono, A. (2009). Cooperative
learning: teori & aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Suratno. (2009). Pengaruh strategi
kooperatif
jigsaw
dan
reciprocal teaching terhadap
keterampilan metakognisi dan
hasil belajar biologi siswa SMA
berkemampuan atas dan bawah
di Jember. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Sus