lingkungan dalam manajemen strategis (1)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan dunia yang mengalami perubahan seperti adanya globalisasi,
control masyarakat dan perkembangan teknologi, memberikan dampak bagi
perkembangan suatu negara maupun bisnis. Control masyarakat terhadap pelaksanaan
kegiatan pemerintahan maupun perusahaan, sehingga pemerintah maupun pemimpin
perusahaan tidak dapat membuat kebijakan yang mengabaikan kepentingan
masyarakat. Oleh sebab itu dalam menjalankan kegiatannya perlu adanya keselarasan
antara kompetensi yang dimiliki perusahaan maupun pemerintah dengan lingkungan
yang ada di luar organisasi (perusahaan dan pemerintah).
Pertimbangan global praktis berdampak pada keputusan strategis, batas-batas
negara diabaikan.Untuk mengetahui dan menghargai dunia dari perspektif orang lain
telah menjadi masalah hidup atau mati untuk bisnis. Dengan demikian perlu adanya
kegiatan dalam pengambilan keputusan yang disesuaikan antara kemampuan yang
dimiliki dengan lingkungan yang ada di sekitar sehingga perlunya adanya manajemen
strategi. Menopang manajemen strategis tergantung pada manajer mendapat
pengertian mengenai pesaing, pasar, harga, pemasok, distributor, pemerintah,
kreditor, pemegang saham dan pelanggan diseluruh dunia. Harga dan mutu dari
produk dan jasa perusahaan harus dapat bersaing di seluruh dunia, bukan hanya di
pasar lokal.

Persaingan yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan pemahaman
mekanisme pasar (standar dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian
produk (barang dan jasa) yang mampu menciptakan nilai tambah. Oleh karena itu,
peningkatan daya saing organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh
aspek kreativitas, kapasitas, teknologi yang diguna-kan dan jangkauan pemasaran

1

yang dicapai. Hal tersebut diwujudkan dari tampilan produk, produktivitas yang tinggi dan pelayanan yang baik.

1.2 Tujuan
Dari paparan latar belakang diatas, tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Mendeskripsikan Proses Manajemen strategis
2. Menjelaskan perlunya analisis yang integrative dan intuisi dalam
manajemen strategis
3. Mendefinisikan dan memberikan contoh dari istilah-istilah kunci
dalam manajen strategis
4. Mendiskusikan hakikat aktivitas perumusan, implementasi dan
evaluasi strategi
5. Mendeskripsikan manfaat manajemen strategis

6. Menjelaskan etika dalam manajemen strategis
7. Menjelaskan keuntungan dan kerugian jika perusahaan masuk ke pasar
global
Selain itu tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata
kuliah manajemen strategi Asuhan Bapak Sudjana, SE., MM.

2

BAB II:
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Manajemen Strategis
Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam
merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas
fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuan. Manajemen
strategis berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran,
keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta system
informasi computer untuk mencapai keberhasilan organisasional. Istilah manajemen
strategis digunakan untuk merujuk pada perumusan, implementasi, dan evaluasi
strategis, sedangkan perencanaan strategis merujuk hanya pada perumusan strategis.
Tujuan manajemen strategis adalah untuk mengeksploitasi serta menciptakan

berbagai peluang baru dan berbeda untuk esok, perencanaan jangka panjang dan
jangka pendek serta berusaha untuk mengoptimalkan tren-tren dewasa ini untuk esok.
Rencana strategis adalah teknik permainan sebuah perusahaan. Persis seperti
sebuah tim sebak bola memerlukan taknik main yang baik agar menang,suatu
perusahaan mesti memiliki rencana strategis yang baik untuk dapat bersaing dengan
sukses. Rencana strategis dihasilkan dari pilihan manajerial yang sulit atas banyak
alternatif yang baik, dan hal ini menandakan komitmen pada pasar, kebijakan,

3

prosedur, dan operasi tertentu di atas tindakan yang lain “yang kalah
menguntungkan”.

2.1.1 Tahap-Tahap Manajemen Strategis
Proses manajemen strategis terdiri atas tiga tahap yaitu :
1. Perumusan strategis
Perumusan strategis mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan
ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal,
penetapan tujuan jangka panjang,pencarian strategi alternative, dan pemilihan strategi
tertentu untuk mencapai tujuan. Isu-isu perumusan strategi mencakup penentuan

bisnia apa yang akan dimasuki, bisnis apa yang tidak akan dijalankan, bagaimana
mengalokasikan sumberdaya, perlukah ekspansi atau diversifikasi operasi dilakukan,
perlukah perusahaan terjun ke pasar internasional, perlukah merger atau
penggabungan usaha dibuat, dan bagaimana menghindari pengambilalihan yang
merugikan.
2. Penerapan strategis
Penerapan strategis mengharuskan perusahaan menetapkan tujuan tahunan, membuat
kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya, sehingga
strategi-strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan. Penerapan strategis
mencakup pengembangan budaya yang supportif pada strategi, penciptaan struktur

4

organisasional yang efektif, pengerahan ulang upaya-upaya pemasaran, penyiapan
anggaran, pengembangan serta pemanfaatan system informasi, dan pengairan
kompetensi karyawan dengan kinerja organisasi.
Penerapan strategi disebut dengan tahap aksi dari manajemen strategis.
Menerapkan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk melaksanakan
strategi yang telah dirumuskan. Seringkali dianggap sebagai tahap yang paling sulit
dalam manajemen strategis, penerapan atau implementasi strategi membutuhkan

disiplin, komitmen, dan pengorbanan personal. Keberhasilanya tergantung pada
kemampuan manajer, memotivasi karyawan, yang lebih merupakan seni daripada
pengetahuan. Keterampilan interpersonal sangat penting bagi penerapan strategi yang
berhasil. Dan ini sangat mempengaruhi arah gerak sebuah organisasi.
3

Penilaian strategis

Ini adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Manajer mesti tahu kapan strategi
tertentu tidak berjalan dengan baik, penilaian maupun evaluasi strategi merupakan
salah satu cara untuk memperoleh informasi. Tiga aktivitas penilaian strategi yang
mendasar yaitu :
a)

Peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan

strategi saat ini.
b) Pengukuran kinerja.
c) Pengambilan langkah korektif
Aktivitas perumusan, penerapan, dan penilaian strategis terjadi di tiga level

hierarki di sebuah organisasi besar: korporat, divisional atau unit bisnis strategis, dan
fungsional. Dengan menjaga komunikasi dan interaksi antar manajemer dan
karyawan lintas tingkat hierarki, manajemen strategis membantu sebuah perusahaan
untuk menjadi suatu tim yang kompetitif. Sebagaian besar bisnis berskala kecil dan

5

besar tidak memiliki divisi atau unit bisnis strategis, mereka hanya mempunyai
korporat atau fungsional. Namun demikian, manajer dan karyawan di dua level ini
mesti aktif terlibat di dalam aktivitas manajemen strategis.
2.1.2 Mengintegrasikan Intuisi dan Analisis
Proses manajemen strategis dapat di deskripsikan sebagai sebuah pendekatan
yang obyektif, logis, dan sistematis untuk membuat keputusan-keputusan besar dalam
organisasi. Manajemen strategis betusaha mengorganisir informasi kualitatif dan
kuantitatif sedemikian rupa, sehingga memungkinkan diambilnya keputusan yang
efektif dalam kondisi ketidakpastian yang melingkupi. Namun manajemen strategis
bukan ilmu murni yang mampu menawarkan pendekatan yang nyaman, rapi, dan
sangat jelas.
Berdasarkan pengalaman, penilaian, dan perasaan masa lalu, kebanyakan
orang mengakui bahwa intusi sangat penting untuk membuat keputusan strategis yang

baik. Intusisi secara khusus berguna untuk membuat keputusan dalam situasi yang
ditandai oleh ketidakpastian. Intuisi juga membantu ketika terdapat berbagai variable
yang saling terkait atau ketika orang mesti memilih dari beberapa alternative yang
masuk akal. Beberapa manajer dan pemilik bisnis mengaku memiliki kemampuan
luar biasa untuk menggunakan intuisi dalam membangun strategi yang cemerlang.
Walaupun beberapa organisasi dewasa ini dapat bertahan dan berkembang
pesat karena memiliki orang-orang jenius yang memimpin mereka, kebanyakan yang
lain tidak seberuntung itu. Sebagian besar memanfaatkan manajemen strategis,
yangdi dasarkan pada integrasi intuisi dan analisis dalam pengambilan keputusan.
Memilih pendekatan intuitif dan analitik dalam pengambilan keputusan bukanlah
sebuah proposisi yang saling bertentangan. Pemikiran analitik dan pemikiran intuitif
melengkapi satu sama lain.
2.1.3 Mengadaptasi perubahan

6

Proses manajemen strategi didasarkan pada keyakinan bahwa organisasi mesti
secara terus menerus memonitor berbagai peristiwa dan trend internal serta eksternal,
sehingga perubahan dapat dibuat pada waktu ketika dibutuhkan. Laju perubahan
mempengaruhi organisasi sangat drastis. Untuk bertahan semua organisasi harus

mampu dengan cerdik mengidentifikasi serta menyesuiakan diri dengan perubahan.
Manajemen strategis bertujuan membantu organisasi untuk beradaptasi secara efektif
terhadap perubahan dalam jangka panjang.
Perdagangan maya dan globalisasi merupakan perubahan eksternal yang
mengubah bisnis dan masyarakat saat ini. Dalam peta politik, batas-batas antarnegara
bisa jadi jelas, tetapi dalam peta kompetitif yang menunjukkan aliran riil aktivitas
keuangan dan industri, batas-batas tersebut semakin mengabur. Aliran informasi yang
cepat telah menyamarkan batas-batas nasional, sehingga orang disegenap penjuru
dunia semakin dapat melihat bagaimana orang lain di belahan dunia yang berbeda.
Dan ini menjadikan sebuah dunia tanpa bataslengkap dengan warga global, pesaing
global, konsumen global, pemasok global, dan distribusi global.
2.2 Istilah-istilah Kunci Dalam Manajemen Strategis
Sebelum lebih jauh mendiskusikan manajemen strategis, kita perlu
mendefinisikan Sembilan istilah kunci : keunggulan kompetitif, penyusunan strategis,
pernyataan visi dan misi, peluang dan ancaman eksternal, kekuatan dan kelemahan
internal, tujuan jangka panjang, strategi, tujuan tahunan serta kebijakan.
1)

Keunggulan Kompetitif
Pada intinya, manajemen strategis adalah tentang bagaimana memperoleh


dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Ini dapat diartikan sebagai “segala
sesuatu yang dapat dilakukan dengan jauh baik oleh sebuah perusahaan bila
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan saingan”. Ketika suatu perusahaan
dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh perusahaan saingan, iti

7

dapat merepresentasikan keunggulan kompetitif. Memperoleh dan mempertahankan
keunggulan kompetitif sangat penting bagi keberhasilan jangka panjang sebuah
organisasi.
Normalnya, sebuah perusahaan dapat mempertahankan suatu keunggulan
kompetitifnya selama kurun waktu tertentu saja sebab perusahaan-perusahaan saingan
akan segera meniru dan mendesak keunggulan tersebut. Sebuah perusahaan mesti
berjuang untuk meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dengan cara :


Terus menerus beradaptasi pada perubahan dalam trend serta kegiatan

eksternal dan kemampuan, kompetensi, serta sumberdaya internal, dan



Efektif merumuskan, menerapkan dan menilai berbagai strategi yang

semakin menguatkan faktor-faktor tersebut.
Semakin banyak perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif dengan
memanfaatkan internet untuk penjualan langsung dan untuk komunikasi dengan
pemasok, konsumen, kreditor, mitra, pemegang saham, klien, dan pesaing yang
tersebar secara global. Perdagangan maya memungkinkan perusahaan untuk menjual
produk, mengiklankan, membeli suplai, melacak inventori, meniadakan kerja
administratif konvensional, serta berbagai informasi. Secara total perdagangan maya
meminimalisir pengeluaran dan mengatasi masalah yang terkait dengan jarak, waktu
dan ruang dalam melaksanakan bisnis. Dan demikian menghasilkan layanan
konsumen yang lebih baik, efisiensi yang lebih besar, produl yang lebih bagus, dan
profitabilitas yang tinggi.
2)

Penyusunan Strategi
Penyusunan strategis adalah individu-individu yang paling bertanggung


jawab bagi keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi. Para penyusun strategi
memiliki beragam gelar jabatan, seperti pejabat eksekutif kepala, presiden, pemilik,
ketua dewan direksi, direktur eksekutif, penasehat, dekan, atau wirausahawan.
8

Penyusunan strategis membantu sebuah organisasi mengumpulkan, menganalisis,
serta mengorganisasi informasi. Mereka melacak kecenderungan industry dan
kompetitif, mengembangkan peramalan dan analisis scenario, mengevaluasi kinerja
korporat dan individual, mencari peluang pasar, mengidentifikasi ancaman terhadap
bisnis, dan mengembangkan rancangan aksi yang kreatif. Para perencana strategis
umumnya berperan sebagai pendukung atau staff. Biasanya ditemukan di level
manajemen atas, mereka memiliki otoritas yang sangat besar untuk membuat
keputusan di dalam perusahaan.
Penyusunan strategi berbeda dari organisasi itu sendiri, dan perbedaanperbedaan ini mesti diperhatikan di dalam perumusan, penerapan, dan penilaian
strategi. Beberapa penyususnan strategi tidak akan mempertimbangkan tipe-tipe
strategi tertentu karena filosofi personal mereka. Para penyusun strategi berbeda-beda
dalam hal sikap, nilai, etika, kesediaan untuk mengambil risiko, memperhatikan
tanggung jawab social, keuntungan tujuan jangka pendek versus tujuan jangka
panjang, dan gaya manajemen.
3)

Pernyataan Visi dan Misi
Organisasi dewasa ini mengembangkan suatu pernyataan visi untuk

menjawab pertanyaan, “ Kita ingin menjadi seperti apa ?” mengembangkan
penyataan visi sering kali dipandang sebagai langkah pertama dari perencanaan
strategis, bahkan mendahului pembuatan pernyataan misi. Banyak pernyataan visi
berupa satu kalimat tunggal.
Pernyataan misi adalah “ pernyataan tujuan yang secara jelas membedakan
satu bisnis dari perusahaan-perusahaaan lain yang sejenis. Sebuah pernyataan visi
menunjukkan cakupan operasi perusahaan dalam hal produk dan pasar. Pernyataan
misi

yang

jelas

melukiskan

nilai

dan

prioritas

dari

sebuah

organisasi.

Mengembangkan sebuah pernyataan misi memaksa penyusun strategi untuk berfikir
mengenai hakikat dan cakupan operasi saat ini dan menilai potesi pasar dan aktivitas

9

di masa yang akan datang. Pernyataan misi secara umum menggambarkan arah masa
depan suatu organisasi.
4)

Peluang Dan Ancaman Eksternal
Ini menunjukkan pada berbagai trend dan kejadian ekonomi, sosial, budaya,

demografis, lingkungan hidup, politik, hukum, pemerintahan, teknologi, dan
kompetitif yang dapat secara signifikan menguntungkan atau merugikan suatu
organisasi di masa yang akan datang. Sebagian besar peluang dan ancaman berada di
luar kendali organisasi, maka karena itulah kata eksternal dipilih disini. Perubahanperubahan ini menciptakan jenis konsumen yang berbeda dan konsekuensinya
kebutuhan akan tipe produk, jasa, dan strategi yang juga berbeda. Ancaman eksternal
yang serius akhir-akhir ini yang semakin menggerus pangsa pasar adalah sistem
penjualan online.
Peluaang dan ancaman lain bisa jadi meliputi munculnya aturan perundangundangan yang baru, introduksi produk baru oleh pesaing, bencana nasional, atau
penurunan nilai dollar. Kekuatan pesaing juga menjadi sebuah ancaman. Salah satu
aspek utama dari manajemen strategis adalah perusahaan perlu merumuskan berbagai
strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang eksternal dan menghindari atau
meminimalkan dampak ancaman eksternal. Karena alas an ini identifikasi,
pengawasan, dan evalusi peluang dan ancaman eksternal sangat penting bagi
keberhasilan.
5)

Kekuatan dan Kelemahan Internal
Kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas terkontrol suatu

organisasi yang mampu dijalankan dengan sangat baik atau buruk. Mereka muncul
dalam manajemen, pemasaran, keuangan, operasi, penelitian dan pengembangan, dan
aktivitas sistem informasi manajemen suatu bisnis. Mengidentifikasi serta
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal organisasional dalam wilayah

10

fungsional suatu bisnis merupakan sebuah aktivitas manajemen strategis yang
esensial. Organisasi berjuang sekaligus meniadakan kelemahan internal.
Kelemahan dan keuntungan keuntungan relatif adalah informasi yang
penting, dan dapat ditentukan lebih oleh elemen-elemen keberadaan daripada kinerja.
Faktor internal dapat ditentukan dengan sejumlah cara, termasuk menghitung rasio,
mengukur kinerja, dan membandingkan dengan pencapaian masa lalu dan rata-rata
industri. Berbagai macam survey juga bisa dilakukan untuk menilai faktor-faktor
internal seperti semangat kerja, efektifitas produksi, dan loyalitas konsumen.
6)

Tujuan Jangka Panjang
Tujuan dapat didefinisikan sebagai hasil-hasil spesifik yang ingin diraih oleh

suatu organisasi terkait dengan misi dasarnya. Jangka panjang berarti lebih dari satu
tahun. Tujuan sangat penting bagi keberhasilan organisasional sebab ia menyatakan
arah, membantu dalam evaluasi, menciptakan sinergi, menjelaskan prioritas,
memfokuskan kordinasi, dan menyediakan landasan bagi aktivitas perencanaan,
pengorganisasian, pemotivasian, serta pengontrolan. Tujuan sebaiknya menantang,
terukur,

konsisten,

masuk

akal

serta

jelas.

dalam

sebuah

perusahaan

multidimensional, tujuan harus ditetapkan untuk keseluruhan perusahaan dan untuk
tiap-tiap divisi.
7)

Strategi
Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak

dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi,
pengembangan produk, penetrasi pasar, likuiditas, dan joint ventura. Strategi adalah
aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumberdaya
perusahaan dalam jumlah besar. Selain itu, strategi mempengaruhi perkembangan
jangkan panjang perusahaan, biasanya untuk lima tahun ke depan, dan karenanya
berorientasi ke masa yang akan datang. Strategi mempunyai konsekuensi multifungsi

11

atau multidimensi serta perlu mempertimbangkan, baik faktor eksternal maupun
internal yang dihadapi perusahaan.
8)

Tujuan Tahunan
Tujuan tahunan adalah tonggak jangka pendek yang mesti dicapai organisasi

untuk meraih tujuan jangka panjangnya. Seperti tujuan jangka panjang, tujuan
tahunan mesti terukur, kuantitatif, menantang, realistis, konsisten, dan terprioritas.
Tujuan tersebut ditetapkan di level korporat, divisional, dan fungsional dalam sebuah
organisasi besar. Tujuan tahunan mesti dibuat untuk bidang manajemen, pemasaran,
keuangan, produksi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi
manajemen. Serangkaian tujuan tahunan penting dalam penerapan strategi, sementara
tujuan jangka panjang terutama penting dalam perumusan strategis. Tujuan tahunan
merepresentasikan dasar bagi pengalokasian sumberdaya.
9)

Kebijakan
Kebijakan adalah sarana yang dengan tujuan tahuanan akan dicapai.

Kebijakan, meliputi pedoman, aturan, dan prosedur yang ditetapkan untuk
mendukung upaya pencapaian tujuan yang tersurat. Kebijakan adalah panduan untuk
mengambil keputusan dan menangani situasi yang repetitif atau berulang-ulang.
Kebijakan sangat penting bagi penerapan atau implementasi strategi sebab
mereka menjabarkan pengharapan organisasi pada karyawan dan manajernya.
Kebijakan memungkinkan konsistensi dan kordinasi di dalam dan antar departemen
organisasional. Banyak riset menunjukkan bahwa angkatan kerja sehat dapat secara
lebih efektif dan efisien mengimplementasikan strategi.
2.3 Model Manajemen Strategis

12

Proses manajemen strategis dapat dengan cukup mudah dipelajari dan
diaplikasikan dengan menggunakan sebuah model. Setiap model merepresentasikan
proses tertentu. Kerangka kerja diilustrasikan di gambar dibawah ini :

Gambar :Sebuah Model Manajemen Strategis Komprehensif

Menjala
nkan
Audit
External

Pengembang

Penetapa
n Tujuantujuan
Jangka
Panjang

an
Pernyataan
Visi Dan Misi

Menciptakan,

Mengimpl

Mengevaluaas

entasikan

i dan Memilih

strategi

Mengimplentasi
kan strategi
pemasaran,
keuangan,
akuntansi,
litbang, isu MIS

Mengukur
dan
mengevalu
asi kinerja

Menjalank
an Audit
Internal

Perumus
an

Penerapa
n

13

Penilaian
Strategi

Sumber : Fred R David, “ How Companies Define Their Mission,” Long Range Planning 22, no.3 : 40

Ini merupakan sebuah model komprehensif dari proses manajemen strategis
yang diterima secara luas. Model ini tidak menjamin keberhasilan, tetapi
merepresentasikan sebuah pendekatan yang jelas dan praktis untuk merumuskan,
menerapkan, dan menilai strategi.
Menilai visi, misi, tujuan, dan strategi yang dimiliki suatu organisasi saat ini
merupakan titik mula yang logis untuk manajemen startegis sebab situasi dan kondisi
perusahaan saat ini memungkinkan menghalangi strategi tertentu dan bahkan
mendikte langkah aksi khusus. Setiap organisasi mempunyai visi, misi, tujuan, dan
strategi,

meskipun

elemen-elemen

ini

tidak

dirancang,

dituliskan,

atau

dikomunikasikan secara sadar.
Proses manajemen strategis dinamis dan terus menerus. Satu perubahan di
salah satu komponen utama dalam model tersebut dapat mendorong perubahan
disalah satu atau semua komponen lain. Dan juga penyelenggaraan pertemuan
manajemen strategis secara periodik perlu dilakukan ini bertujuan untuk mendorong
kreativitas dan keterbukaan dari para partisipan. Komunikasi yang baik dan umpan
balik dibutuhkan di dalam keseluruhan proses manajemen strategis.
Penerapan proses manajemen strategis umumnya lebih formal di organisasiorganisasi yang lebih besar atau mapan. Formalitas disini merujuk pada partisipan,
tanggungjawab, otoritas, tugas, dan pendekatan yang ditetapkan. Bisnis yang lebih
kecil cenderung lebih tidak formal. Perusahaan yang bersaing dalam lingkungan yang
kompleks senantiasa berubah dengan cepat, seperti perusahaan teknologi, cenderung
lebih formal dalam perencanaan strategis mereka. Perusahaan yang memiliki banyak
devisi, produk, pasar cenderung lebih formal dalam mengaplikasikan konsep
manajemen strategis. Formalitas yang lebih besar dalam menerapkan proses

14

manajemen strategis umumnya secara positif terkait dengan biaya, cakupan, akurasi,
dan keberhasilan rencana di semua jenis dan ukuran organisasi.
2.4 Manfaat-Manfaat Manajemen Strategis
Manfaat utama dari manajemen strategis untuk membantu organisasi
merumuskan strategi-strategi yang lebih baik melalui penggunaan pendekatan
terhadap pilihan strategi yang lebih sistematis, logis, dan rasioanal. Ini tentunya akan
terus menjadi manfaat terbesar dari manajemen strategis, namun berbagai riset kini
menunjukkan bahwa proses, alih-alih keputusan atau dokumen, merupakan
konstribusi yang lebih penting dari manajemen strategis. Komunikasi adalah kunci
bagi manajemen strategis yang berhasil. Melalui keterlibatan di dalam prosesnya,
manajer dan karyawan berkomitmen untuk mendukung organisasi. Dialog dan
partisipasi merupakan bahan penyusun penting.
Pelaksanaan manajemen strategis utamanya adalah proses untuk mencapai
pemahaman dan komitmen dari semua manajer dan karyawan. Pemahaman
merupakan manfaat paling penting, serta diikuti oleh komitmen. Manfaat besar pada
akhirnya adalah hadirnya peluang bahwa proses tersebut menyediakan ruang yang
mampu memperdayakan individu. Pemberdayaan merupakan tindakan meningkatkan
efektifitas karyawan dengan mendorong mereka berpartisipasi di dalam pembuatan
keputusan dan untuk mengambil inisiatif serta menggunakan imajinasi mereka.
Semakin banyak perusahaan dan lembaga menggunakan manajemen strategis
untuk membuat keputusan yang efektif. Nsmun, manajemen atrategis sendiri
bukanlah jaminan keberhasilan, ia bisa tidak berfungsi jika dijalankan dengan baik
dan benar.
2.4.1 Keuntungan Keuangan
Organisasi

yang

menggunakan

konsep

manajemen

strategis

lebih

menguntungkan dan berhasil daripada yang tidak. Bisnis menggunakan berbagai

15

konsep manajemen strategis menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam penjuaan,
profitabilitas, dan produktivitas dibandingkan dengan perusahaan yang tanpa aktivitas
perencanaan strategi yang sistematis.perusahaan yang berkinerja tinggi cenderung
membuat perencanaan sistematis untuk mempersiapkan diri menghadapi fluktuasi
masa depan dalam lingkungan internal dan eksternal. Dan juga biasanya
menunjukkan kinerja keuangan jangka panjang yang relatif lebih baik.
Perusahaan berkinerja tinggi membuat keputusan yang lebih cerdas dengan
antisipasi yang baik terhadap konsekuensi jangka pendek dan panjang. Disisi lain,
perusahaan yang berkinerja kurang baik sering sibuk dengan berbagai aktifitas jangka
pendek yang tidak mencerminkan perkiraan yang baik akan kondisi yang akan
datang. Para penyusun strategi di organisasi yang kurang baik sering kali terlena oleh
upaya menyeleseikan berbagai persoalan internal dan memenuhi waktu kerja
administratif. Mereka biasanya meremehkan kekuatan pesaing dan menganggap
terlampau tinggi kekuatan perusahaan mereka sendiri. Dan juga sering kali
menyatakan bahwa kinerja yang buruk disebabkan oleh beragam faktor yang tak
terkontrol, seperti ekonomi yang lesu, perubahan teknologi, atau persaingan dari
perusahaan asing.
2.4.2 Keuntungan Non-Keuangan
Selain membantu oerubahan menghindari bencana keuangan, manajemen
strategi menawarkan keuntungan nyata lain, seperti meningkatnya kesadaran akan
ancaman eksternal, membaiknya pemahaman akan strategi pesaing, naiknya
produktivitas karyawan, menurunnya resistensi pada perubahan, dan pemahaman
yang lebih jelas akan relasi kinerja dan imbalan. Manajemen strategis meningkatkan
kapabilitas pencegahan persoalan organisasi sebab ia mendorong interaksi
antarmanajer di semua level divisional dan fungsional.
Selain memberdayakan manajer dan karyawan, manajemen strategis sering
menciptakan keteraturan dan disiplin pada suatu perusahaan yang dengan cara lain

16

kacau. Ia bisa menjadi awal dari sebuah system manajerial yang efisien dan efektif,
dan juga membangkitkan kembali kepercayaan pada strategi bisnis yang saat itu
dijalankan atau menunjukkan perlunya aksi-aksi korektif. Proses manajemen strategis
menyediakan landasan untuk mengidentifikasi dan merasionalisasi perlunya
perubahan dilakukan oleh semua manajer dan karyawan di sebuah perusahaan. Ia
membantu untuk melihat perubahan sebagai suatu peluang bukan sebuah ancaman.

Greenley menyatakan bahwa manajemen strategis menawarkan keuntungankeuntungan berikut :
a. Memungkinkan identifikasi, pemprioritasan, dan pemanfaatan peluang yang
muncul.
b. Menyediakan pandangan yang objektif tentang persoalan manajemen.
c. Merepresentasikan sebuah kernagka kerja untuk aktivitas koordinasi dan
kontrol yang baik.
d. Meminimalkan efek dari kondisi dan perubahan yang tidak menguntungkan.
e. Memungkinkan keputusan besar yang mampu mendukung tujuan yang sudah
ditetapkan.
f. Memungkinkan alokasi yang lebih efektif dari waktu dan sumberdaya untuk
mengejar peluang yang telah diidentifikasi.
g. Memungkinkan pengalokasian sumberdaya yang lebih sedikit untuk
memperbaiki kesalahan atau membuat berbagai keputusan ad-hoc.

17

h. Menciptakan kerangka kerja bagi komunikasi internal antarpersonal.
i. Membantu mengintegrasikan perilaku individual menjadi upaya bersama.
j. Menyediakan landasan untuk mengklarifikasi tanggung jawab individual.
k. Mendorong hadirnya pemikiran ke depan.
l. Menyediakan pendekatan kooperatif, terintegrasi, dan antusias untuk
menangani persoalan dan peluang.
m. Mendorong perilaku yang positif terhadap perubahan.
n. Menciptakan kedisiplinan dan formalitas pada manajemen bisnis.
2.5 Mengapa Beberapa Perusahaan Tidak Melakukan Perencanaan Strategis
Beberapa perusahaan tidak melakukan perencanaan strategis, sementara
beberapa perusahaan yang lain menjalankannya, seperti tidak menerima dukungan
dari para manajer dan karyawan. Beberapa alas an untuk tiada atau buruknya
perencanaan strategis adalah :


Struktur penghargaan yang buruk



Dalam pergulatan untuk bertahan



Menyia-nyiakan waktu



Terlampau mahal



Kemalasan



Puas dengan keberhasilan

18



Takut gagal



Kepercayaan diri yang berlebihan



Pengalaman buruk masa lalu



Kepentingan pribadi



Ketakutan akan sesuatu yang belum jelas



Perbedaan pendapat



Kecurigaan

2.6 Lubang Perangkap Dalam Manajemen Strategis
Perencanaan strategis merupakan sebuah proses menuntut, rumit, dan
komplek yang menuntun organisasi ke wilayah yang belum terjamah. Ia tidak
menyediakan resep siap pakai untuk meraih keberhasilan, menawarkan kerangka
kerja untuk menghadapi pertanyaan dan memecahkan masalah. Waspada terhadap
lubang-lubang perangkap potensial dan siap untuk menghadapinya sangat penting
bagi keberhasilan.
Beberapa lubang perangkap untuk diwaspadai dan dihindari dalam
perencanaan strategis adalah :


Menggunakan perencanaan strategis untuk meraih control atau keputusan dan
sumberdaya.



Melakukan perencanaan strategis hanya untuk memuaskan persyaratan
akreditasi dan regulative.



Terlalu tergesa-gesa beralih dari pengembangan misi ke perumusan strategi.

19



Gagal mengkomunikasikan rencana kepada para karyawan, yang terus bekerja
dalam kegamangan.



Manajer puncak membuat banyak keputusan intuitif yang berlawanan dengan
rencana formal.



Gagal menggunakan rencana sebagai standar untuk mengukur kinerja.



Mendelegasikan perencanaan kepada “perencana”

alih-alih melibatkan

manajer.


Gagal untuk melibatkan semua karyawan kunci dalam seluruh fase
perencanaan.



Gagal untuk menciptakan iklim kolaboratif yang mendukung perubahan.



Menganggap perencanaan tidak penting atau tidak perlu.



Menjadi terpaku pada persoalan-persoalan yang yang dihadapi saat ini,
sehingga tidak mampu membuat persiapan yang memadai.



Bersikap terlalu formal dalam perencanaan, sehingga fleksibilitas dan
kretivitas terhambat.

2.7 Panduan untuk Manajemen Strategis yang Efektif
Kegagalan untuk mengikuti paduan khusus dalam menjalankan manajemen
strategis dapat memunculkan kritisme terhadap proses dan menciptakan persoalan
bagi organisasi. Satu bagian integral dari penilaian strategis merupakan evaluasi atas
kualitas proses manajemen strategis tersebut.
Manajemen strategis tidak boleh menjadi sebuah mekanisme birikratis untuk
memperjuangkan dan melanggengkan kepentingan pribadi. Ini mesti menjadi sebuah

20

proses reflektif yang membuat para manajer dan karyawan di dalam sebuah
organisasi lebih familiar dengan isu-isu strategi kunci dan alternatif yang masuk akal
untuk menyeleseikan beragam persoalan. Manajemen strategis tidak boleh menjadi
ritualistik, tak terjangkau, terpaku, atau terlalu formal, dapat diprediksi, dan kaku.
Salah satu peran utama penyusunan strategis adalah memfasilitasi proses
pembelajaran dan perubahan organisasional secara terus-menerus.
Sebuah panduan penting untuk manajemen strategis yang efektif adalah
keterbukaan. Kesediaan dan keinginan untuk mempertimbangkan informasi baru,
sudut pandang baru, gagasan baru, dan kemungkinan baru adalah hal yang penting;
semua organisasi mesti memiliki semangat untuk mencari dan belajar. Manajer dan
karyawan mesti mampu mendeskripsikan posisi para penyusun strategi, disiplin
semacam ini akan mendorong munculnya pemahaman dan pembelajaran.
Keputusan strategi harus memilih seperti antara pertimbangan jangka panjang
versus jangka pendek atau memaksimalkan keuntungan versus meningkatkan
kekayaan pemegang saham. Pemilihan strategi melibatkan penilaian dan prefensi
subjektif. Dalam banyak kasus, kurangnya objektivitas di dalam perumusan strategi
mengakibatkan hilangnya keunggulan kompetitif dan profitabilitas. Kebanyakan
dewasa ini menyadari bahwa berbagai konsep dan teknik manajemen strategis dapat
meningkatkan efektivitas keputusan. Faktor-faktor subjektif seperti sikap terhadap
risiko, konsen tanggung jawab soaial, dan budaya organisasional akan selalu
mempengaruhi keputusan perumusan strategis, tetapi organisasi perlu seobjektif
mungkin dalam mempertimbangkan berbagai faktor kualitatif.
2.8 Etika Bisnis dan Manajemen Strategis
Etika bisnis dapat didefinisikan sebagai prinsip-prinsip dalam organisasi yang
menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan dan perilaku. Etika bisnis yang baik
merupakan salah satu prasyarat manajemen strategis yang baik. Kesadaran yag terus
meningkat mengenai pentingnya etika bisnis. Para penyusun strategis adalah individu

21

yang paling bertanggung jawab untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip etika yang
baik dipertimbangkan dan dipraktikkan di dalam organisasi. Semua perumusan,
penerapan, dan penilaian strategis mempunyai konsekuensi etis.
Sekedar memiliki kode etik tidak cukup untuk memastikan perilaku bisnis
yang etis. Kode etik dipandang sebagai trik kehumasan, serangkaian ungkapan klise,
atau riasan bibir saja. Untuk memastikan bahwa kode etik itu dibaca, dipahami,
diyakini, dan diingat, organisasi perlu mengadakan lokakarya etika periodik untuk
membuat orang peka terhadap situasi tempat kerja dengan isu-isu etika mungkin
muncul. Jika karyawan melihat contoh hukuman yang diberikan untuk pelanggaran
kode etik dan imbalan untuk pelaksanaanya, hal ini membantu menegaskan
pentingnya kode etik sebuah perusahaan.
Para penyusun strategis bertanggung jawab secara moral pada perusahaan.
Dan juga bertanggung jawab untuk mengembangkan, mengkomunikasikan dan
melaksanakan kode etik bisnis untuk organisasi mereka. Salah satu bagian integral
dari tanggung jawab semua manajer adalah menunjukkan kepemimpinan etika
melalui contoh dan demontrasi yang terus-menerus. Manajer memegang posisi yang
memungkinkan mereka untuk mempengaruhi serta mendidik banyak orang. Ini
membuat manajer bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menerapkan cara
pengambilan keputusan yang etis.
Beberapa tindakan bisnis yang dapat digolongkan tidak etis mencakup iklan
atau label yang menyesatkan, berbahaya bagi lingkungan hidup, keamanan produk
dan jasa buruk, hasil penggelapan, perdagangan orang dalam, produk dumping atau
cacat di pasar asing, kurangnya pemberian kesempatan yang setara bagi kaum
perempuan dan minoritas, harga yang terlampau tinggi, pengambilalihan yang
diwarnai pertikaian, pemindahan pekerjaan ke luar negeri, dan pemerasan buruh yang
tidak tergabung dalam serikat buruh.

22

Program-program pelatihan etika menekankan praktik bisnis yang etis,
perkembangan dan diskusi kode etik, dan prosedur untuk mendiskusikan serta
melaporkan perilaku yang tidak etis. Perusahaan juga dapat mendukung pengambilan
keputusan yang etis dan strategis dengan memasukkan pertimbangan-pertimbangan
etis ke dalam rencana jangka panjangnya, mengintegrasikan proses pengambilan
keputusan yang etis ke dalam proses penilaian kinerja, dengan mendorong pelaporan
praktik-praktik yang tidak etis, dengan memonitor kinerja departemen dan korporat
terkait dengan berbagai isu etis.
2.9 Membandingkan Bisnis dan Strategi Militer
Satu perbedaan mendasar antara strategi militer dan bisnis adalah bahwa
strategi bisnis dirumuskan, diterapkan, dan dinilai dengan asumsi kompetesi,
sementara strategi militer didasarkan atas asumsi konflik. Namun demikian, konflik
militer dan persaingan bisnis sangat mirip, sehingga banyak teknik manajemen
strategis dapat diterapkan. Para penyusun strategis bisnis memiliki akses ke wawasan
berharga para pemikir militer yang telah diolah selama kurun waktu yang panjang.
Perumusan dan penerapan strategis yang unggul dapat mengalahkan keunggulan
lawan dalam hal jumlah dan sumberdaya.
Baik organisasi bisns maupun militer mesti beradaptasi pada perubahan dan
terus-menerus memperbaiki diri agar sukses. Tak jarang, perusahaan tidak mau
mengubah strategi mereka ketika kondisi lingkungan dan persaingan membutuhkan
adanya perubahan.
2.10 Hakikat Persaingan Global
Organisasi yang menjalankan operasi bisnis lintas batas negara disebut
perusahaan internasional atau perusahaan multinasonal. Istilah perusahaan induk
merujuk kepada perusahaan yang berinvestasi pada operasi internasional, sementara
negara tuan rumah adalah negara tempat bisnis tersebut dijalankan. Secara

23

konseptual, proses manajemen strategis sama untuk perusahaan multinasional
sebagaimana perusahaan yang murni domestik, namun demikian prosesnya lebih
kompleks untuk perusahaan internasional karena hadirnya lebih banyak variabel dan
relasi. Peluang dan ancaman sosial, budaya, demografis, lingkungan hidup, politik,
pemerintahan, hukum, teknologi, dan kompetitif yang dihadapi sebuah perusahaan
multidimensional nyaris tak terbatas, dan jumlah serta kompleksitas faktor-faktor ini
terus meningkat secara dramatis seiring jumlah produk yang dihasilkan dan jumlah
wilayah geografis yang dilayani.
Lebih banyak waktu dan tenaga yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi berbagai tren serta kejadian eksternal dalam perusahaan multinasional
daripada dalam perusahaan domestik. Jarak geografis perbedaan budaya dan nasional,
dan keberagaman praktik bisnis sering kali membuat komunikasi antara kantor pusat
domestik dan operasi diluar negeri sulit. Implementasi strategi bisa jadi lebih sulit
karena budaya yang berbeda mempunyai norma, nilai, dan etika kerja yang berbeda.
Kemajuan dalam komunikasi semakin mengerat dan mempersatukan negara,
budaya, serta organisasi di seluruh penjuru dunia. Susunan pesaing di hampir semua
industri saat ini bersifat global.
2.10.1 Keuntungan dan Kerugian Operasi Internasional
Perusahaan

memiliki

banyak

alasan

untuk

merumuskan

dan

mengimplementasikan strategi yang menginisiasi, melanjutkan, atau memperluas
keterlibatan mereka dalam operasi bisnis lintas batas nasional. Keuntungan
terbesarnya adalah perusahaan dapat memperoleh konsumen baru bagi produk dan
jasa mereka, dan dengan demikian, meningkatkan pemasukkan mereka. Pertumbuhan
pemasukan dan laba merupakan tujuan organisasional yang umum dan jarang
menjadi perkecualian bagi para pemegang saham sebab hal itu merupakan sebuah
ukuran keberhasilan organisasional.

24

Selain mengupayakan pertumbuhan, perusahaan memiliki beberapa alasan
untuk mengawali, melanjutkan, dan memperluas operasi internasional :
a. Operasi asing dapat menyerap kelebihan kapasitas, mengurangi biaya unit,
dan membelah risiko ekonomi ke pasar yang luas.
b. Operasi asing memungkinkan perusahaan untuk membangun fasilitas
produksi berbiaya rendah di lokasi-lokasi dengan bahan mentah atau buruhnya
murah.
c. Persaingan di pasar luar negeri mungkin tidak ada, atau persaingan tersebut
bisa jadi tidak seintens di pasar domestik.
d. Operasi asing dapat menghasilkan tarif yang lebih murah, pajak yang rendah,
dan penerimaan politis yang lebih baik di negeri lain.
e. Joint venture memungkinkan perusahaan untuk mempelajari teknologi,
budaya, dan praktik bisnis dari orang lain dan membuat kontrak dengan
konsumen, pemasok, kreditor, dan distribusi diluar negeri.
f. Banyak pemerintah dan Negara asing menawarkan beragam insentif untuk
mendorong investasi luar negeri di lokasi-lokasi tertentu.
g. Skala

ekonomi

dapat

dicapai

dari

operasi

global

alih-alih

hanya

mengandalkan pasar domestik. Produksi dalam skala yang lebih besar dan
efisien yang lebih baik memungkinkan volume penjualan yang lebih tinggi
dan penawaran harga yang lebih rendah.
Kekuatan prestise sebuah perusahaan di pasar domestik akan sangat
terdongkrak di mata berbagai kelompok pemegang saham jika perusahaan
berkompetisi secara global. Prestise yang naik tersebut dapat diterjemahkan menjadi

25

daya tawar yang lebih solid di antara para kreditor, pemasok, distributor, dan
kelompok penting lainnya.
Juga terdapat beberapa potensi kerugian bila perusahaan memutuskan untuk
mengawali, melanjutkan, atau memperluas bisnis lintas batas negara. Salah satu
risikonya adalah bahwa operasi asing dapat sewaktu-waktu direbut oleh faksi
nasionalistik dalam sebuah negara. Kerugian-kerugian meliputi :
1. Perusahaan berhadapan dengan kekuatan sosial, budaya, demografis,
lingkungan, politis, pemerintahan, hukum, teknologis, ekonomis, dan
kompetitif yang berbeda dan serng kali sedikit saja dipahaminya ketika
menjalankan bisnis secara internasional.
2. Kelemahan pesaing di Negara-negara asing sering sekali dibesar-besarkan,
sementara

kekuatan

mereka

dianggap

enteng.

Usaha

untuk

selalu

mendapatkan informasi terbaru mengenai jumlah dan hakikatnya pesaing
lebih sulit manakala menjalankan bisnis secara internasional.
3. Sistem bahasa, budaya, dan nilai berbeda antar satu negara dan negara lain,
dan ini bisa menciptakan hambatan bagi komunikasi dan persoalan dalam
mengatur manusia.
4. Memperoleh pemahaman mengenai berbagai organsasi regional, seperti
Komunitas Ekonomi Eropa, Wilayah Perdagangan Bebas Amerika Latin, dan
Finance Corporation tidaklah mudah, seringkali merupakan kewajiban
manakala menjalankan bisnis secara internasional.

26

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Semua perusahaan memiliki strategi bahkan jika perusahaan tersebut
informal, tidak terstruktur atau sporadik. Semua organisasi menuju ke suatu tempat,
tetapi sayangnya beberapa organisasi tidak tahu kemana mereka mengarah. Oleh
karna itulah diperlukannya manajemen strategi dalam organisasi. Manajemen
strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan,
mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional
yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuan.
Dalam manajemen strategi ada beberapa tahapan yang harus dicapai yaitu
mulai dari perumusan strategi, penerapan dan yang terakhir yaitu penilaian. Adapun
istilah kunci dalam manajemen strategi yaitu keunggulan kompetitif, penyusunan
strategi, pernyataan visi dan misi, peluang dan ancaman external, kekuatan dan
kelemahan internal, tujuan jangka panjang, streategi, tujuan tahunan dan kebijakan.
Jika kesembilan istilah kunci tersebut digabungkan akan menjadi suatu model
manajemen strategi yang komprehensif. Manajemen strategis dalam sebuah
organisasi akan memberikan manfaat baik yang bersifat keuangan maupun non
keuangan. Daiantaranya yaitu membantu perusahaan menghindari bencana keuangan
dan meningkatkan kesadaran akan ancaman eksternal.

27

DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. 2010. Manajemen Strategis Konsep Buku 1 Edisi 12. Jakarta: Salemba
Empat.

28