JURNAL LENTERA BISNIS KEPERCAYAAN DIRI D

JURNAL LENTERA BISNIS

VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

KEPERCAYAAN DIRI DAN EFIKASI DIRI
TERHADAP KEMATANGAN KARIR MAHASISWA
DI POLITEKNIK LP3I JAKARTA
KAMPUS JAKARTA UTARA
Oleh :
Agung Edi Rustanto
Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta
Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450
Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 - 31904599
Email :ajunk_eccy@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Kepercayaan diri dan efikasi diri terhadap kematanagan karir
mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara”. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui besarnya pengaruh kepercayaan diri dan efikasi diri terhadap kematangan karir
mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara. Jenis penelitianyang digunakan
dalam penelitin ini yaitu deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini yaitu seluruh

mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara berjumlah 400 dan teknik
sampling yang digunakan yaitu dengan simple random sampling yang merujuk pada pendapat
Gay dan Diehl (1992)menghasilkan sample sebanyak 40 mahasiswa. Instrument yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan analisis data yang digunakan yaitu regresi
berganda. Hasil penelitian ini yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan kepercayaan diri
terhadap kematangan karir mahasiswa di Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara
sebesar 57,5%.Terdapat pengaruh positif dan signifikan efikasi diri terhadap kematangan
karir mahasiswa di Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara sebesar 79,6%.Terdapat
pengaruh positif dan signifikan kepercayaan diri dan efikasi diri terhadap kematangan karir
mahasiswa di Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara sebesar 82,3%.
Kata Kunci : Kepercayaan Diri, Efikasi Diri, Karir Mahasiswa

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kematangan karir menjadi salah satu
kendala para pencari kerja dan juga para
mahasiswa yang akan menghadapi dunia
kerja. Mahasiswa sebagai calon pekerja
setelah lulus diharapkan akan dengan cepat
mendapatkan pekerjaan akan tetapi justru

jumlah pengangguran dengan latar
belakang
pendidikan
yang
sudah
memasuki perguruan tinggi masih
terbilang tinggi. Biro Pusat Statistik,

jumlah pengangguran pada Februari 2010
mencapai 8,59 juta orang atau 7,41 % dari
total angkatan kerja., pengangguran
terbuka yang terbesar berasal dari lulusan
diploma I/II/III sebesar 15,71 %, diikuti
lulusan Universitas (S1) sebesar 14,24 %.
(Badan Pusat Statistik, 2010).
Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara yang dilakukan kepada 10
mahasiswa di Politeknik LP3I Jakarta
Kampus Jakarta Utara diketahui bahwa
para mahasiswa masih belum memiliki

perencanaan yang detail, pengumpulan
informasi mengenai pekerjaan hanya
1

JURNAL LENTERA BISNIS

sebatas bertanya kepada teman, dan
pengambilan keputusan tentang pekerjaan
apa yang akan difokuskan untuk diraih
masih belum jelas. Mahasiswa cenderung
menjalani perkembangan karirnya dengan
pasrah atau dapat dikatakan apapun yang
terjadi besok tidak mereka rencanakan.
Mahasiswa mengaku masih belum secara
proaktif mengumpulkan informasi terkait
dunia kerja secara up to date.
Fenomena di atas menjelaskan
bahwa kematangan karir yang dimiliki
mahasiswa
masih

sangat
kurang.
Kematangan karir dipengaruhi oleh
banyak faktor yang diantaranya yaitu
efikasi diri (self-efficacy) dan motivasi
kerja mahasiswa. Asumsi dari hubungan
antar variabel tersebut adalah efikasi diri
dan motivasi kerja mahasiswa masih
kurang. Efikasi diri berdasarkan pendapat
para ahli dapat diartikan sebagai keyakinan
seseorang
mengenai
kemampuannya
dalam mengatasi beraneka ragam situasi
yang muncul dalam hidupnya.Motivasi
kerja hasil dari pendapat para ahli dapat
disimpulkan sebagai sesuatu
yang
menimbulkan semangat atau dorongan
kerja.

Berdasarkan kondisi di atas maka
peneliti ingin mengetahui seberapa besar
pengaruh efikasi diri dan motivasi kerja
mempengaruhi
kematangan
karir
mahasiswa di Politeknik LP3I Jakarta
Kampus Jakarta Utara dengan melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Efikasi
Diri dan Motivasi Kerja terhadap
Kematangan
Karir
Mahasiswa
di
Politeknik LP3I Jakarta Kampus Jakarta
Utara”.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah
diatas, dapat diidentifikasi masalahnya
sebagai berikut:

1. Kematangan karir yang kurang
menyebabkan banyak pengangguran
2. Kematangan
karir
mahasiswa
Politeknik LP3I Jakarta Kampus
Jakarta Utara masih kurang.

VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

3. Motivasi kerja yang rendah dapat
menyebabkan kematangan karir
mahasiswa kurang
4. Efikasi
dirimempengaruhi
kematangan
karir
mahasiswa
Politeknik LP3I Jakarta Kampus
Jakarta Utara.

5. Motivasi kerja berpengaruh terhadap
kematangan
karir
mahasiswa
Politeknik LP3I Jakarta Kampus
Jakarta Utara.
Batasan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah
diatas, peneliti membatasi masalah yang
dibahas dalam penelitian sebagai berikut:
1. Efikasi
dirimempengaruhi
kematangan
karir
mahasiswa
Politeknik LP3I Jakarta Kampus
Jakarta Utara.
2. Motivasi kerjaberpengaruh terhadap
kematangan
karir

mahasiswa
Politeknik LP3I Jakarta Kampus
Jakarta Utara.
3. Efikasi diri dan motivasi kerja
terhadap
kematangan
karir
mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta
Kampus Jakarta Utara.
Perumusan masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas,
perumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu:
1. Seberapa besar pengaruh efikasi diri
terhadap
kematangan
karirmahasiswa Politeknik LP3I
Jakarta Kampus Jakarta Utara.
2. Seberapa besar pengaruh motivasi
kerja terhadap kematangan karir

mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta
Kampus Jakarta Utara.
3. Seberapa besar pengaruh efikasi
diridan motivasi kerja terhadap
kematangan
karir
mahasiswa
Politeknik LP3I Jakarta Kampus
Jakarta Utara.

2

JURNAL LENTERA BISNIS

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah
diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk:
1. Mengetahui besarnya
pengaruh

efikasi
diri
terhadap
minat
wirausaha mahasiswa Politeknik
LP3I Jakarta Kampus Jakarta
Utara.
2. Mengetahui besarnya
pengaruh
motivasi kerja terhadap minat
wirausaha mahasiswa Politeknik
LP3I Jakarta Kampus Jakarta
Utara.
3. Mengetahui besarnya
pengaruh
efikasi diridan motivasi kerja
terhadap
minat
wirausaha
mahasiswa Politeknik LP3I Jakarta

Kampus Jakarta Utara.
Kegunaan Penelitian
Penelitian
ilmiah
yang
akan
dilakukan penulis ini mudah-mudahan
dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
maupun
pihak-pihak
lain
yang
berkepentingan. Kegunaan penelitian
secara akademis dan dalam implementasi
adalah:
1. Manfaat akademis
Penelitian ini berguna dalam
memberikan pengetahuan untuk
mengetahui besarnya pengaruh
efikasi diri dan motivasi kerja
terhadap
kematangan
karir
mahasiswa.
2. Manfaat dalam implementasi
Penelitian ini dapat digunakan
sebagai dasar dalam meningkatkan
kematangan
karir
mahasiswa
melalui peningkatan efikasi diri
dan motivasi kerja mahasiswa.

LANDASAN TEORI
Kajian Pustaka
Percaya Diri
Thursan
Hakim
(2005:
6)
menyatakan pengertian rasa percaya diri

VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

merupakan keyakinan seseorang terhadap
segala aspek kelebihan yang dimilikinya
dan keyakinan tersebut membuatnya
merasa mampu untuk bisa mencapai
berbagai tujuan di dalam hidupnya..
Sedangkan Yusuf Luxory (2004: 4)
menyatakan bahwa, percaya diri adalah
hasil dari percampuran antara pikiran dan
perasaan yang melahirkan perasaan rela
terhadap diri sendiri.
Berdasarkan uraian di atas secara
umum dapat disimpulkan bahwasannya
percaya diri adalah sikap percaya dan
yakin akan kemampuan yang dimiliki,
yang dapat membantu seseorang untuk
memandang dirinya dengan positif dan
realistis sehingga ia mampu bersosialisasi
secara baik dengan orang lain. Percaya diri
seseorang juga banyak dipengaruhi oleh
tingkat dan keterampilan yang dimiliki..
1. Aspek-Aspek Percaya Diri
Menurut
Lauster
(dalam
Fasikhah, 1994: 4), terdapat beberapa
aspek- aspek untuk menilai self
confidence dalam diri individu,
diantaranya:
a. Percaya kepada kemampuan
sendiri
Suatu keyakinan atas diri sendiri
terhadap segala fenomena yang
terjadi yang ber-hubungan dengan
kemampuan
individu
untuk
mengevaluasi serta mengatasi
fenomena yang terjadi tersebut.
b. Bertindak
mandiri
dalam
mengambil keputusan
Dapat
bertindak
dalam
mengambil keputusan terhadap
apa yang dilakukan secara
mandiri tanpa adanya keterlibatan
orang lain. Selain itu, mempunyai
kemampuan untuk meyakini
tindakan
yang
diambilnya
tersebut.
c. Memiliki konsep diri yang positif
Adanya penilaian yang baik dari
dalam diri sendiri, baik dari
pandangan maupun tindakan yang
dilakukan yang menimbulkan rasa
positif terhadap diri sendiri.
3

JURNAL LENTERA BISNIS

d. Berani mengungkapkan pendapat
Adanya suatu sikap untuk mampu
mengutarakan sesuatu dalam diri
yang ingin diungkapkan pada
orang lain tanpa ada paksaan atau
hal yang dapat menghambat
mengungkapkan
perasaan
tersebut.
Efikasi Diri (Self Efficacy)
Efikasi diri memberikan dasar bagi
motivasi manusia, kesejahteraan, dan
prestasi pribadi (Dede Rahmat Hidayat,
2011:156) Self-Efficacy merupakan salah
satu faktor personal yang menjadi perantara
atau mediator dalam interaksi antara faktor
perilaku dan faktor lingkungan. Self-Efficacy
dapat menjadi penentu keberhasilan
performansi dan pelaksanaan pekerjaan.
Self-Efficacy juga sangat mempengaruhi
pola pikir, reaksi emosional, dalam membuat
keputusan (Mujiadi, 2003:86).
Pengertian-pengertian
tersebut
memberikan pemahaman kepada peneliti
bahwa
Self-Efficacy
adalah
sebuah
keyakinan subjektif individu untuk mampu
mengatasi permasalahan-permasalan atau
tugas, serta melalukan tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Komponen Efikasi Diri
Bandura (1986:78) mengungkapkan
bahwa perbedaan Self-Efficacy pada setiap
individu terletak pada tiga komponen, yaitu
magnitude, strength dan generality. Masingmasing mempunyai implikasi penting di
dalam performansi, yang secara lebih jelas
dapat diuraikan sebagai berikut:
Pertama, Magnitude (tingkat kesulitan
tugas), yaitu masalah yang berkaitan dengan
derajat kesulitan tugas individu. Komponen
ini berimplikasi pada pemilihan perilaku
yang akan dicoba individu berdasar
ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan
tugas. Individu akan berupaya melakukan
tugas tertentu yang ia persepsikan dapat
dilaksanakannya dan ia akan menghindari
situasi dan perilaku yang ia persepsikan di
luar batas kemampuannya. Kedua, Strength
(kekuatan keyakinan), yaitu berkaitan
dengan kekuatan pada keyakinan individu

VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat
dan mantap pada individu akan mendorong
untuk gigih dalam berupaya mencapai
tujuan, walaupun mungkin belum memiliki
pengalaman–pengalaman
yang
menunjang.Ketiga, Generality (generalitas),
yaitu hal yang berkaitan cakupan luas bidang
tingkah laku di mana individu merasa yakin
terhadap kemampuannya. Individu dapat
merasa yakin terhadap kemampuan dirinya,
tergantung pada pemahaman kemampuan
dirinya yang terbatas pada suatu aktivitas
dan situasi tertentu atau pada serangkaian
aktivitas dan situasi yang lebih luas dan
bervariasi.
Kematangan Karir
Kematangan karir merupakan aspek
yang perlu dimiliki siswa untuk menunjang
karir dimasa depan. Pengertian kematangan
karir yang diungkapkan oleh B. Hasan
(2006:
127),
menyatakan
bahwa
Kematangan karir yaitu sikap dan
kompetensi
yang
berperan
untuk
pengambilan keputusan karir. Super
berpendapat bahwa keberhasilan dan
kesiapan remaja untuk memenuhi tugastugas yang terorganisir yang terdapat dalam
setiap tahapan perkembangan karir disebut
sebagai kematangan karir (Gonzales, 2008:
749). Kematangan karir seseorang juga
dipengaruhi oleh usia, menurut (Gonzales,
2008: 749). Kesesuaian dengan usia yang
dimaksudkan dalam definisi ini, adalah
berdasarkan teori Life-Span, Life-Space dari
Super, yang mengatakan bahwa setiap
individu pada jenjang usia tertentu
mempunyai peran yang harus dijalankan
sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Kesimpulan kematangan karir dari
beberapa pendapat tersebut adalah sikap dan
kompetensi individu dalam menentukan
keputusan karir yang ditunjang oleh faktor
kognitif dan afektif dengan meningkatkan
pengetahuan dan keahlian.
Faktor-faktor Kematangan Karir
Menurut Donald E. Super (Sharf,
1992: 155-159), menyatakan bahwa
kematangan karir remaja dapat diukur
dengan indikator-indikator sebagai berikut:

4

JURNAL LENTERA BISNIS

a. Perencanaan karir (career planning).
Aspek perencanaan karir menurut Super
(Sharf, 1992: 156), merupakan aktivitas
pencarian informasi dan seberapa besar
keterlibatan individu dalam proses
tersebut.
b. Eksplorasi karir (career exploration).
Menurut Super (Sharf, 1992:157)
merupakan kemampuan individu untuk
melakukan pencarian informasi karir
dari berbagai sumber karir, seperti
kepada orang tua, saudara, kerabat,
teman, guru bidang studi, konselor
sekolah, dan sebagainya.
c. Pengetahuan
tentang
membuat
keputusan karir (decision making).
Aspek ini menurut Super (Sharf, 1992:
157) adalah kemampuan siswa dalam
menggunakan
pengetahuan
dan
pemikiran dalam membuat perencanaan
karir.
d. Pengetahuan (informasi) tentang dunia
kerja (world of work information).
Aspek ini terdiri dari dua komponen
menurut Super (Sharf, 1992: 158),
yakni
terkait
dengan
tugas
perkembangan, yaitu individu harus
tahu minat dan kemampuan diri,
mengetahui cara orang lain mempelajari
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
pekerjaan dan mengetahui alasan orang
berganti pekerjaan.
e. Pengetahuan
tentang
kelompok
pekerjaan
yang
lebih
disukai
(knowledge of preferred occupational
group). Aspek ini menurut Super
(Sharf, 1992: 158) adalah siswa diberi
kesempatan untuk memilih satu dari
beberapa pilihan pekerjaan, dan
kemudian ditanyai mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pekerjaan
tersebut.
f. Realisasi keputusan karir (realisation).
Realisasi keputusan karir adalah
perbandingan
antara
kemampuan
individu dengan pilihan karir pekerjaan
secara realistis. Aspek ini menurut
Super (Sharf, 1992: 159), antara lain:
memiliki pemahaman yang baik tentang
kekuatan
dan
kelemahan
diri
berhubungan dengan pekerjaan yang
diinginkan, mampu melihat faktor-

VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

faktor
yang
mendukung
dan
menghambat karir yang diinginkan,
mampu mengambil manfaat membuat
keputusan karir yang realistik Individu
yang memiliki kematangan karir yang
baik berarti telah memiliki orientasi
karir (career orientation).

Kerangka Pemikiran
Dari penjelasan di atas dan
penelitian
terdahulu,
maka
dapat
dirumuskan kerangkan pemikiran teoritis
bahwa kematangan karir dipengaruhi oleh
kepercayaan diri dan efikasi diri
mahasiswa di Politeknik LP3I Jakarta
Kampus Jakarta Utara.
Dari penjelasan diatas, maka dapat
ilustrasikan
dalam
bentuk
gambar
kerangka pemikiran teoritis sebagai
berikut:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Hipotesis
1. Kepercayaan diri berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kematangan
karir mahasiswa di Politeknik LP3I
Jakrta Kampus Jakarta Utara.
2. Efikasi diri berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kematangan karir
mahasiswa di Politeknik LP3I Jakrta
Kampus Jakarta Utara.
3. Kepercayaan diri dan Efikasi diri
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kematangan karir mahasiswa
di Politeknik LP3I Jakrta Kampus
Jakarta Utara.

METODE PENELITIAN
Desain Penelitian dan Responden
1. Pendekatan Penelitian
5

JURNAL LENTERA BISNIS

Penelitian
ini
menggunakan
penedekatan penelitian kuantitatif karena
data yang dianalisis berupa data angka
yang kemudian dideskripsikan. Metode
penelitan yang digunakan yaitu metode
penelitian deskriptif.
2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah
mahasiswa LP3I Jakarta Kampus Jakarta
Utara yang ditentukan dengan teknik
random sampling Sampel pada penelitian
ini dipilih dengan menggunakan teknik
random sampling berdasarkan pendapat
Gay dan Diehl (1992) yang berpendapat
bahwa :
1) Jika penelitian bersifat deskriptif
maka sampel minimum adalah 10%
dari populasi
2) Jika penelitiannya korelasional,
sampel minimumnya adalah 30
subyek
3) Apabila
penelitian
kausal
perbandingan, sampelnya sebanyak
30 subjek per group
4) Apabila penelitian eksperimental,
sampel minimumnya adalah 15
subjek per group
Berdasarkan Pendapat di atas, dalam
penelitian ini menggunakan sample
dengan jumlah 40 subyek/mahasiswa.

VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

Tabel 1
Kisi-kisi angket

2. Validitas dan Reliabilitas
a. Uji validitas instrumen
Saifuddin Azwar mengemukakan
bahwa menyeleksi item sebagai kriteria
pemilihan item berdasarkan korelasi
item total, biasanya digunakan batasan r
≥0,30.
b. Uji Reliabilitas instrumen
Reliabilitas menunjukkan sejauh
mana alat ukur dapat diandalkan
sebagai alat pengumpul dataUntuk uji
reliabilitas instrumen, digunakan rumus
Alpha
dari
Cronbach
(Burhan
Nurdiyanto, dkk. 2003:350) sebagai
berikut :

3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kampus
LP3I Jakarta Kampus Jakarta Utara.
Pengukuran variabel
1. Instrumen penelitian

Keterangan:
r11= reliabilitas instrumen
Σ i 2 = Jumlah varian butir
k = Banyaknya butir pertanyaan
2
= Varian total

Teknik Analisis Data
1. Analisis deskriptif
a. Analisis data statistik deskriptif
Analisis
statistik
deskriptif
dalam
penelitian
kuantitatif,
dilakukan
untuk
menjawab
pertanyaan masalah yang mengarah
kepada gambaran variabel yang
6

JURNAL LENTERA BISNIS

diteliti, sehingga karakteristik yang
dimiliki oleh data tersebut dan
gambaran empiris tentang variabel
yang diteliti dapat dipahami.
b. Uji Persyaratan Analisis
Dalam penelitian ini sebelum
dilakukan analisis dengan regresi,
dilakukan uji persyaratan analisis
dahulu.Uji persyaratan dilakukan untuk
pengujian hipotesis dapat dilanjutkan
atau tidak.
2. Pengujian Kriteria Statistik
Uji signifikansi dalam penelitian
ini bertujuan untuk menguji kebenaran
dan kesalahan dari hasil hipotesis dari
sampel. Uji statistik ini terdiri :
a. Analisis regresi linear berganda
Tujuan digunakannya analisis
regresi linier berganda ini adalah
untuk mengetahui apakah variabel
bebas
secara
bersama-sama
mempengaruhi variabel terikat
Y = b1X1+ b2X2 + e

Dimana :
Y = Kematangan Karir Mahasiswa
b1 = Koefisien regresi Kepercayaan Diri
b2 = Koefisien regresi Efikasi Diri
X1 = Motivasi Kepercayaan Diri
X2 = Metode Efikasi Diri
e = Varians pengganggu

3. Uji Hipotesis
a. Uji statistik t
Pengambilan keputusan dengan
tingkat signifikansi (α) = 0,05
ditentukan sebagai berikut:
1) Jika tingkat signifikansi t
hitung > 0,05 atau t hitung < t
tabel, maka H0 diterima.
2) Jika tingkat signifikansi t
hitung < 0,05 atau t hitung > t
tabel, maka H0 ditolak.
b. Uji Statistik F
Tujuan dari uji statistik F ini pada
dasarnya adalah menunjukkan apakah

VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

semua variabel bebas yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel
terikat atau untuk menguji apakah
model
regresi
yang
dihasilkan
signifikan atau tidak. Hipotesis nol (H0)
yang hendak diuji adalah apakah semua
parameter dalam model sama dengan
nol atau H0 : β1 = β2 = ……= βk = 0
yang artinya adalah semua variabel
independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel
dependen.
Hipotesis alternatifnya (Ha), tidak
semua parameter simultan sama dengan
nol, atau H0 : β1 ≠ β2 ≠……≠ βk ≠ 0
yang artinya adalah semua variabel
independen secara simultan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen (Kuncoro, 2001).
Kriteria pengujian :
1) Jika tingkat signifikansi F > 0,05
atau F hitung < F tabel, maka H0
diterima.
2) Jika tingkat signifikansi F < 0,05
atau F hitung > F tabel, maka H0
ditolak.
c. Koefisien Determinasi
Koefisien
Determinasi(R2)
digunakan untuk mengukur seberapa
jauh
kemampuan
model
dalam
menerangkan variasi variabel atau
seberapa besar pengaruh variabel
independent terhadap dependen. Nilai
koefisien determinasi ada diantara nol
dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan
variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas.
Jadwal Penenelitian
1. Jadwal Penelitian
Waktu penelitian dilakukan
dari mulai bulan februari sampai
denganapril2014

7

JURNAL LENTERA BISNIS

HASIL DAN PEMBAHASAN

VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

Dari gambar di tas terlihat data
kepercayaan dirimenyebar mendekati
normal.

Analisis Deskriptif, Histogram, dan
Frekuensi Kepercayaan Diri
a. Analisis Deskriptif Kepercayaan
Diri
Dalam
analisis
deskriptif
kepercayaan diri mahasiswa dapat
diketahui mean, standar deviasi, skor
maksimum dan skor minimum seperti
yang ditunjukan pada tabel sebagai
berikut:

Analisis Deskriptif, Histogram, dan
Frekuensi Efikasi Diri
a. Analisis Deskriptif Efikasi Diri
Dalam analisis deskriptif efikasi
diri mahasiswa dapat diketahui mean,
standar deviasi, skor maksimum dan
skor minimum seperti yang ditunjukan
pada tabel sebagai berikut :

Tabel. 3.
Analisis Deskriptif Kepercayaan Diri

Tabel. 4
Analisis Deskriptif Efikasi Diri

Dari data di atas terlihat bahwa
rata-rata data kepercayaan dirisebesar
83,3500, standar deviasinya sebesar
10,20947dengan nilai maksimum
sebesar 100,00dan nilai minimum
sebesar 62,00.

Dari data di atas terlihat bahwa
rata-rata data efikasi dirisebesar
81,2250, standar deviasinya sebesar
12,70269dengan nilai maksimum
sebesar 100,00dan nilai minimum
sebesar 50,00.

b. Histogram Kepercayaan Diri
Dari
gambar
histogram
kepercayaan
diridapat
diketahui
normal
atau
tidaknya
data
kepercayaan
diriseperti
yang
ditunjukan pada gambar berikut :

b. Histogram Efikasi Diri
Dari gambar histogram efikasi
diridapat diketahui normal atau
tidaknya data efikasi diriseperti yang
ditunjukan pada gambar berikut :

Gambar 2
HistogramKepercayaan Diri

Gambar 3.
HistogramEfikasi Diri

Dari gambar di tas terlihat data
efikasi dirimenyebar mendekati normal.

8

JURNAL LENTERA BISNIS

Analisis Deskriptif, Histogram, dan
Frekuensi Kematangan Karir
a. Analisis Deskriptif Kematangan
Karir
Dalam
analisis
deskriptif
kematangan karir mahasiswa dapat
diketahui mean, standar deviasi, skor
maksimum dan skor minimum seperti
yang ditunjukan pada tabel sebagai
berikut :
Tabel. 5.
Analisis Deskriptif Kematangan Karir

Dari data di atas terlihat bahwa
rata-rata data kematangan karirsebesar
82,9000, standar deviasinya sebesar
13,08709dengan nilai maksimum
sebesar 100,00dan nilai minimum
sebesar 55,00.
b. Histogram Kematangan Karir
Dari
gambar
histogram
kematangan karirdapat diketahui
normal atau tidaknya data kematangan
karirseperti yang ditunjukan pada
gambar berikut :
Gambar 4.
HistogramKematangan Karir

VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk
mengetahui apakah model regresi yang
dibuat dapat digunakan sebagai alat
prediksi yang baik. Uji asumsi klasik yang
akan
dilakukan
adalah
uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,
dan uji normalitas.
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah variabel terikat dan
variabel bebas dalam model regresi
mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah yang
memiliki distribusi normal atau mendekati
normal. Jika Responden ≤ 50 maka yang
digunakan adalah tabel Shapiro-Wilk dan
data dikatakan memiliki distribusi normal
jika p ≥ 0,05 pada tabel tests of
normality. Dengan demikian untuk
dapat mengetahui normalitas data,
perlu mengacu pada tabel tersebut.
Berikut tabel tests of normality:
Tabel. 6.
Tests of Normality

Dari tabel di atas dapat diketahui
bahwa p atau (sig) pada tabel ShapiroWilk yaitu secara keseluruhan lebih dari
0.05 sehingga data pada ketiga variabel
dikatakan memiliki distribusi normal.

DAFTAR PUSTAKA
Abraham H. Maslow. 1993. Motivasi dan
Kepribadian. Jakarta: PT. Pustaka
Binawan Presindo
Dari gambar di tas terlihat data
kematangan
karir
menyebar
mendekati normal.

Angelis, De Barbara. 2003. Confidence
Sumber Sukses Dan Kemandirian.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

9

JURNAL LENTERA BISNIS

VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

Bandura, A. (1997). Self efficacy: The
exercise of control. New York:
Freeman.

Luxory, Yusuf. 2004. Mengatasi Rasa
Tidak Percaya Diri anak. Jakarta:
Media Kompitindo.

Bimo Walgito. 1994. Psikologi Sosial
Suatu
Pengantar.
Yogyakarta:
Fakultas Psikologi UGM.

Mujiadi. 2003. Psikologi Perkembangan.
Yogyakarta:
Gadjah
Mada
University Press.

Dede Rahmat Hidayat. 2005. Teori Dan
Aplikasi Psikologi Kepribadian
dalam
Konseling.
Yogyakarta:
Ghalia Indonesia

Paul, J. Centi. 1993. Mengapa Rendah
Diri?. Yogyakarta: Kanisus

Fasikhah, S.S. 1994. Peranan kompetensi
sosial pada T.L koping remaja akhir.
Tesis. Yogyakarta: Program P.S
UGM Yogyakarta.
Gonzalez, Manuel Alvarez. 2008. Career
Maturity: A Priority for Secondary
Education. Electronic Journal of
Research in Educatonal Psychologi
(No. 16 Vol. 6 (3). 2008). p. 749772.
Hasan, B. 2006. Career Maturity of
Indians Adolescents as A Function of
Self Concept, Vocational Aspiration
and Gender. Journal of the
IndianAcademy
of
Applied
Psychology (No. 2 Vol. 32 February
2006). p. 127-134.
Hurlock, Elizabeth, B. 1993.
Perkembangan Anak, Erlangga.
Jakarta: Erlangga.
Iswidharmanjaya, Derry, dkk. 2004. Suatu
Hari Menjadi Lebih Percaya Diri.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Lauster, Peter. 2008. Tes Kepribadian.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Levinson, Edward M et. al. 1998. Six
Approaches to the Assessment of
Career Maturity. Journal of
Counseling
and
Development
(Vol.76 Iss.4 Fall 1998). p. 475.

Peale, Norman V. 2006. Bila Anda Fikir
Bisa Anda Pasti Bisa”. Jakarta:
Gunungjati.
Powell, Darrell F and Luzzo, Darrell
Anthony. 1998. Evaluating Factors
Associated with the Career Maturity
of High School Students. The Career
Development Quarterly (Vol. 47 Iss.
2 December 1998). p. 145.
Reivich & Shatté. 2002. The Resilience
Factor: 7 Essential Skills for
OvercomingLife’s Inevitable
Obstacles. New York City:
Broadway Books.
Richard, George, et.al. 2007. Career
Maturity of Students in Accelerated
Versus Traditional Programs. The
Career Development Quarterly (Vol.
56 Iss. 2 December 2007). p. 171.
Sharf, Richard S. 1992. Applying Career
Development Theory To Counseling.
California: Books/Cole Publishing
Company.
Smedley, et. al. 2003. Differences in
Career Maturity among Adjudicated
and Nonadjudicated Male Students
with and without Disabilities.
Journal of Employment Counseling
(September 01, 2003). p. 110.
Stoltz, Paul Gordon. 2000. Mengubah
Hambatan
Menjadi
Peluang.
Jakarta: PenerbitGrasindo.

10

JURNAL LENTERA BISNIS

Thantaway. 2005. Kamus Bimbingan dan
Konseling. Jakarta: Grasindo.
Thursan hakim. 2005. Belajar Secara
Efektif. Jakarta: puspa swara.
Tri Muji Ingarianti. 2009. Hubungan
Antara Adversity Quotient Dengan

VOL. 5 NO. 2 NOVEMBER 2016 / ISSN 2252-9993

Kematangan Karir Pada Remaja.
Laporan Penelitian. UMM Malang.
W. S Winkel & Sri Hastuti. 2005.
Bimbingan dan Konseling di
Institusi Pendidikan. Yogyakarta:
FKIP Universitas Sanata Dharma.

11