USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA APL
USULAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
APLIKASI GREEN WALL MENGGUNAKAN SIRIH BELANDA
(Scindapsus aureus) TANAMAN ANTI POLUTAN SEBAGAI SOLUSI
SARANA PENGHIJAUAN DAERAH PERKOTAAN
Bidang Kegiatan :
PKM GAGASAN TERTULIS
disusun oleh :
Devy Setyana
Devi Urianty M R
M. Lutfi Almer H
Baiq Amarwati T
105100701111039
105100707111001
105100701111031
115101001111003
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
(Angkatan 2010)
(Angkatan 2010)
(Angkatan 2010)
(angkatan 2011)
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1.Judul Kegiatan
: Aplikasi Green Wall Menggunakan Sirih
Belanda (Scindapsus aureus) Tanaman
Anti Polutan Sebagai Solusi Sarana
Penghijauan Daerah Perkotaan
: ( ) PKM AI () PKM-GT
2. Bidang Kegiatan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a) Nama Lengkap
: Devy Setyana
b) NIM
: 105100701111039
c) Jurusan
: Teknologi Industri Pertanian
d) Universitas
: Universitas Brawijaya
e) Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Sumbersari Gg 4 No 259B /
085755790811
f) Alamat email
: [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan
: 3 orang
5. Dosen Pendamping
a) Nama Lengkap dan Gelar
: Nimas Mayang Sabrina S., STP, MP,MSc
b) NIP
: 841130 10 1 2 0159
c) Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Soekarno Hatta PTP I No 7 Malang /
083845337447
Malang, 28 Februari 2012
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknologi Industri
Pertanian
Ketua Pelaksana Program
(Dr. Ir. Wignyanto, MS)
NIP. 19521102 198103 1 001
(Devy Setyana)
NIM. 105100701111039
Pembantu Rektor
Bid. Kemahasiswaan
Dosen Pendamping
(Ir. H. RB. Ainurrasyid, MS)
NIP. 195506181981031002
(Nimas M.S.S., STP,MP,MSc)
NIP. 841130 10 1 2 0159
KATA PENGANTAR
Fungsi penghijauan di perumahan selain memiliki nilai estetis juga dapat
ditekankan sebagai penyerap CO2, penghasil oksigen, penyerap polutan dan
peredam kebisingan. Kontribusi kelompok tanaman dalam penyerapan CO2 serta
polutan di udara tergantung banyak faktor seperti jenis tanaman, kerimbunan, dan
ketinggian tanaman, jumlah emisi karbon, suhu, kecepatan angin, kepadatan dan
ketinggian bangunan. Karya ini memperlihatkan sebarapa besar potensi sebuah
tanaman untuk mengurangi polusi yang sekarang ini menjadi salah satu
permasalahan global di Indonesia. Ide-ide kreatif dari seluruh masyarakat akan
selalu dibutuhkan untuk terus berkembang menjadi lebih baik ke depan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih banyak
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini
yaitu:
1. Allah SWT yang memberikan kesehatan serta kesempatan untuk membuat
karya tulis ini.
2. Orangtua yang sangat membantu pemberian motivasi serta nasehat yang
bermanfaat dalam proses penulisan yang cukup banyak menyita waktu.
3. Ibu Nimas Mayang Sabrina S., STP, MP, MSc dari Jurusan Teknologi Industri
Pertanian Universitas Brawijaya (TIP UB) yang selalu membimbing kami.
4. Teman-teman lain yang telah memberi motivasi bagi penulisan karya tulis ini.
Karya ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi serta wacana
yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya.
Malang, 28 Februari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................i
Halaman Pengesahan..............................................................................................ii
Kata Pengantar.......................................................................................................iii
Daftar Isi................................................................................ ................................iv
Daftar Tabel............................................................................................................iv
Daftar Gambar........................................................................................................iv
Ringkasan...............................................................................................................1
PENDAHULUAN
Latar
Belakang.................................................................................................................2
Tujuan.....................................................................................................................2
Manfaat...................................................................................................................2
GAGASAN
Konsep Penerapan Green Architecture yang Diterapkan
Conserving Energy.....................................................................,,,,,,.......................3
Working with Climate..............................................................................................3
Minimize New Resource..........................................................................................3
RespectFor User......................................................................................................4
Respect For Site.......................................................................................................4
Holism.....................................................................................................................4
Green
Wall.........................................................................................................................4
Gagasan Baru yang Ditawarkan..............................................................................5
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan................................................7
Langkah-langkah Strategis Implementasi Gagasan.................................................8
KESIMPULAN
Inti
Gagasan...................................................................................................................8
Teknik Implementasi Gagasan................................................................................8
Prediksi Keberhasilan Gagasan...............................................................................9
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................................9
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..............................................................................10
LAMPIRAN
Gambar 3. Diagram POAC (Planning – Organizing – Actuating – Controlling)
Penerapan Green Wall Sirih Belanda (Scindapsus aureus)...................................12
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Identifikasi pelaksana, sumber dana dan program Green Wall sirih
belanda...................................................................................................................7
Tabel 2. Peranan elemen terkait dalam pengembangan Green Wall Indonesia.....7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tanaman Sirih belanda (Scindapsus aureus)......................................5
Gambar 2. Contoh Penerapan Green Wall............................................................6
Gambar 3. Diagram POAC (Planning – Organizing – Actuating – Controlling)
Penerapan Green Wall Sirih Belanda (Scindapsus aureus)..................................12
RINGKASAN
Green Wall adalah dinding yang dipenuhi oleh hijauan, sehingga terlihat
alami, menambah suplai oksigen serta memperindah struktur bangunan. Green
Wall sangat cocok untuk digalakkan di daerah perkotaan, yang notabene lahan
(tanah) sudah sangat terbatas dan polusi yang memerlukan penyerapan oleh
tumbuh-tumbuhan. Dengan Green Wall, intensitas ruang hijau dapat diperluas,
tidak terbatas hanya di taman-taman atau menanam tanaman di pot di lahan
mendatar, namun di setiap dinding, pagar, di luar maupun dalam ruangan dapat
menjadi area hijau yang menyejukkan pandangan serta menyegarkan pernafasan
(Goklik, 2011). Salah satu tanaman yang sesuai adalah sirih belanda (Scindapsus
aureus) yang sudah terbukti sebagai tanaman anti polusi terbesar. Sirih belanda
dapat dengan efektif menyerap formaldehida dan benzena. Dalam sehari, sirih
belanda dapat menyerap 54% dari total benzena 0.156 ppm. Untuk formaldehida,
dari 18 ppm dapat dihilangkan sebesar 67%. Selain itu, karbonmonoksida sebesar
113 ppm dapat dihilangkan hingga 75% (ppm = parts per million) (Catur, 2007).
Dari hari ke hari kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan alam
untuk menekan efek pemanasan global semakin tinggi, itu bisa dilihat dari
banyaknya rumah-rumah yang didirikan atas konsep Green Architecture. Namun
tidak banyak yang menerapkan konsep ini karena membutuhkan biaya besar dan
biasanya dibuat dengan modul-modul yang sudah jadi, itupun kebanyakan bahan
impor karena di Indonesia sendiri masih sulit didapatkan. Terlebih lagi kita harus
memahami terlebih dahulu konsep pembuatannya, karena memakai sistem
pengairan untuk mencukupi nutrisi tanaman (Contractor, 2011). Oleh karena itu
diperlukan sebuah konsep untuk membuat Green Architecture dengan tanaman
yang mudah diterapkan.
Karya tulis ini bertujuan untuk merumuskan penerapan Green Architecture
dengan konsep Green Wall yang implementatif, efektif dan efesien dalam
mengatasi permasalahan polusi. Konsep tersebut ditunjang oleh beberapa teori
yaitu Conserving Energy, Working with Climate, Minimize New Resources,
Respect for User, Respect for Site, dan Holism yang merupakan beberapa konsep
Green Architecture. Gagasan ini ditulis dengan analisis dari beberapa
permasalahan yang terjadi pada penerapan Green Architecture, yang dikombinasi
dengan solusi logis berdasarkan tinjauan pustaka yang ada.
Berdasarkan hasil analisis ntuk mengatasi permasalahan penerapan Green
Architecture maka dilakukan strategi berupa Green Wall dengan tanaman sirih
belanda (Scindapsus aureus) sebagai salah satu penerapan Green Architecture.
Dari segi kemudahan dalam penanaman, sirih belanda merupakan tanaman yang
praktis karena dapat merambat sendiri memenuhi pagar dan bisa tumbuh
diberbagai kondisi lingkungan. Dari segi ekonomis, sirih belanda tanaman yang
cukup murah dan mudah didapatkan. Tanaman ini juga merupakan tanaman
penyerap polusi yang efektif. Terlibatnya pihak – pihak terkait diharapkan mampu
menindaklanjuti konsep ini agar bisa diterapkan kepada masyarakat. Strategi
Green Wall ini membantu memberikan solusi dalam penerapan Green
Architecture yang praktis sebagai sarana pengurangan polutan serta mampu
menjadi suatu gerakan terpola dan bermanfaat untuk melestarikan lingkungan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Polusi merupakan masalah yang sampai sekarang masih menjadi salah satu
permasalahan utama di dunia global. Tak bisa dipungkiri, saat ini pemanasan
global semakin bertambah. Seiring kemajuan jaman, berdirinya pabrik yang sudah
pasti akan menghasilkan limbah, begitupun populasi manusia yang semakin
bertambah berpengaruh pada meningkatnya jumlah limbah yang dihasilkan, baik
itu dari rumah tangga atau gas buang yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor
(Rizky, 2010). Berbagai upaya untuk mengatasi polusi sudah sering kali
diwacanakan, seperti pengurangan kendaraan maupun membatasi penggunaan
bahan bakar. Namun hal itu tak cukup untuk memberikan solusi dalam
pengurangan polusi.
Dari hari ke hari pun kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan
alam untuk menekan efek pemanasan global semakin tinggi, itu bisa dilihat dari
banyaknya rumah-rumah yang didirikan atas konsep Green Architecture. Namun
tidak banyak yang menerapkan konsep ini karena membutuhkan biaya besar dan
biasanya dibuat dengan modul-modul yang sudah jadi, itupun kebanyakan bahan
impor karena di Indonesia sendiri masih sulit didapatkan. Terlebih lagi kita harus
memahami terlebih dahulu konsep pembuatannya, karena memakai sistem
pengairan untuk mencukupi nutrisi tanaman (Contractor, 2011). Oleh karena itu
diperlukan sebuah konsep untuk membuat Green Architecture dengan tanaman
yang mudah diterapkan. Yaitu menggunakan Green Wall, dimana Green Wall itu
sendiri merupakan dinding yang dipenuhi oleh hijuan, sehingga terlihat alami,
menambah suplai oksigen serta memperindah struktur abangunan. Green Wall
sangat cocok untuk digalakkan di daerah perkotaan, yang notabene lahan (tanah)
sudah sangat terbatas, dan polusi yang memerlukan penyerapan oleh tumbuhtumbuhan.
Dengan Green Wall, intensitas ruang hijau dapat diperluas, tidak terbatas
hanya di taman-taman atau menanam tanaman di pot di lahan mendatar, namun di
setiap dinding, pagar, di luar maupun dalam ruangan dapat menjadi area hijau
yang menyejukkan pandangan serta menyegarkan pernafasan (Goklik, 2011).
Green Wall salah satu konsep Green Architecture yang mudah diterapkan dengan
tanaman sirih belanda (Scindapsus aureus) sebagai tanaman rambat anti polusi
yang sudah terbukti secara efektif menyerap formaldehida, benzene dan
karbonmonoksida.
Tujuan
Karya tulis ini bertujuan untuk merumuskan penerapan Green Architecture
dengan konsep Green Wall yang implementatif, efektif dan efesien dalam
mengatasi permasalahan polusi.
Manfaat
Manfaat karya tulis ini adalah memperkaya pengetahuan masyarakat
tentang penerapan Green Wall dan dampaknya terhadap lingkungan serta menjadi
rekomendasi terhadap pengembangan solusi pengatasan polusi di Indonesia.
GAGASAN
Konsep Penerapan Green Architecture yang Diterapkan :
Conserving Energy (Hemat Energi)
Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar
atau energi listrik (sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi
bangunan). Bangunan dibangun sehingga meminimalkan kebutuhan bahan bakar
untuk mendukung kinerjanya, dengan penggunaan material atau perletakkan
elemen-elemen bangunan untuk memodifikasi iklim sehinngga sesuai dengan
kebutuhan (Rukayah, 2003). Dengan mengembangkan konsep ‘Rumah Hijau’ kita
bisa mengurangi pemborosan energi, kita bisa menghambat pemenasan dunia.
‘Konsep Rumah Hijau’ mampu menekan penggunaan listrik secara signifikan
dengan kenyamanan yang jauh lebih baik. Penataan kawasan pun menjadi rapi,
indah dan asri (Raditya, 2010)
Working with Climate (Memperhatikan Kondisi Iklim)
Konsep ini merupakan bangunan yang dirancang sesuai dengan iklim dan
energi alam. Dengan menyesuaikan iklim, energi akan dapat dihemat. Misalnya
pada Guest House for Missionaries di Dar-es-Salaam, Tanzania, site terletak pada
daerah panas lembab, dan pergerakan udara secara menerus penting untuk
mendapatkan kondisi yang nyaman dilakukan dengan peninggian ruang - ruang
dan dengan adanya ruang diantara sayap bangunan yang memberikan aliran udara
yang bebas juga dibantu oleh jendela berdaun lebar. Atap dari bahan baja tahan
karat yang dicat putih sehingga memantulkan radiasi matahari, dan ventilasi
dibawahnya membuang panas yang tidak terpantulkan (Rukayah, 2003).
Salah satu prinsip Green Architecture adalah working with climate
(bekerjasama dengan iklim). Wilayah Indonesia yang beriklim tropis dengan ciriciri udara panas-lembab, curah hujan rata-rata cukup tinggi dan sinar matahari
yang bersinar sepanjang tahun, diperlukan penanganan khusus dalam merancang
bangunan Healthy House pada daerah tropis. Perencanaan dengan
mempertimbangkan kondisi lingkungan ini akan memperoleh hasil yang
maksimal. Tidak jarang kita temui bangunan dibuat tanpa memperhitungkan
aspek iklim, misalnya dengan menggunakan dinding kaca keseluruhan, padahal
pantulan sinar dan panas matahari menambah panas dalam ruangan (Hardi, 2010).
Minimize New Resources
Konsep ini merupakan mendisain bangunan dengan mengoptimalkan
kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan
dapat digunakan di masa mendatang. Bangunan direncang sehingga
meminimalkan pemakaian sumber-sumber baru, pada akhir penggunaannya,
untuk membuat sumber bagi arsitektur yang lainnya. Misalnya rehabilitasi dan
penggunaan kembali bangunan yang telah ada (Rukayah, 2003).
Respect for User
Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user merupakan
konsep dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna
bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya (Raditya, 2010). Suatu Green
Architecture mengenali kebutuhan semua orang yang berhubungan dengannya.
Sebuah rancang bangunan yang sangat memperhatikan semua pengguna bangunan
dan memenuhi semua kebutuhannya.
Respect for Site
Suatu bangunan akan ‘ringan menyentuh bumi’, suatu bangunan yang
memboroskan energi, membuat polusi, dan asing dengan penggunanya tidak
‘ringan menyentuh bumi’. Hal ini juga berhubungan dengan material untuk
membangun. Bangunan yang akan dibangun, nantinya tidak sampai merusak
kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak
aslinya masih ada dan tidak berubah (tidak merusak lingkungan). Tidak
berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut.
Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak
aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih
ada dan tidak berubah (Raditya, 2010).
Holism
Menetapkan seluruh prinsip Green Architecture secara keseluruhan /
Holism yaitu ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai
kebutuhan bangunan kita. Semua prinsip perlu disatukan dengan pendekatan
menyeluruh pada unsur lingkungan buatan, walaupun tidaklah mudah untuk
menyatukannya. Suatu nilai penting dari bangunan bukanlah kemampuannya
memecahkan semua masalah, tetapi menunjukkan suatu jalan dalam memecahkan
suatu masalah (Rukayah, 2003).
Green Wall
Green Wall adalah dinding yang dipenuhi oleh hijauan, sehingga terlihat
alami, menambah suplai oksigen serta memperindah struktur bangunan. Green
Wall sangat cocok untuk digalakkan di daerah perkotaan, yang notabene lahan
(tanah) sudah sangat terbatas, dan polusi yang memerlukan penyerapan oleh
tumbuh-tumbuhan. Dengan Green Wall, intensitas ruang hijau dapat diperluas,
tidak terbatas hanya di taman-taman atau menanam tanaman di pot di lahan
mendatar, namun di setiap dinding, pagar, di luar maupun dalam ruangan dapat
menjadi area hijau yang menyejukkan pandangan serta menyegarkan pernafasan
(Goklik, 2011). Green Wall ini memiliki dua fungsi utama yaitu: di luar bangunan
sebagai penambah estetika eksterior bangunan dan sebagai pengurang panas di
dalam bangunan. Sebagai tempat yang bernilai komersial, fungsi estetika lebih
kuat dari fungsi pengurang panas. Perancangan Green Wall ini didasarkan pada
sebuah konsep dasar yaitu sebagai elemen pembentuk estetika dan insulator panas
bagi bangunan. Green Wall dapat diaplikasikan di dalam ruangan maupun di luar
ruangan. Green Wall juga dapat mengakomodasi setiap aktivitas yang ada seperti:
sebagai rancang gerbang pada pintu masuk dan drop area, rancang aktivitas
dalam ruangan yang memerlukan efek perbaikan suhu dan kualitas visual, setting
aktivitas social gathering di plasa belakang. Namun, yang menjadi fokus
perancangan ini adalah Green Wall yang berada di luar ruangan. Green
Wall memiliki dua manfaat yaitu manfaat lingkungan dan manfaat komersial
(Natural dalam Nugraha, 2011).
Manfaat lingkungan yang diberikan seperti: meningkatkan insulasi thermal
bagi bangunan, meredam bising, mengurangi efek tampias hujan, membersihkan
kondisi air yang kurang baik, membersihkan udara, dan menyehatkan lingkungan
tempat tinggal dan manusianya. Manfaat komersial yang diberikan berupa:gre en
branding dari
bangunan
sebuah
perusahaan,
green
star
rating
point, meningkatkan nilai seni bangunan, menghemat ruang, dan meningkatkan
produktivitas karyawan. Green Wall membuat udara lebih bersih. Sebuah
penelitian menyebutkan, bila tanaman di bagian atap atau dinding mempunyai
tebal sekitar 10 cm, maka dapat mengurangi pemakaian AC sekitar 25 persen
(Nugraha, 2011).
Gagasan Baru yang di Tawarkan
Konsep Green Wall dengan sirih belanda (Scindapsus aureus)
Berdasarkan fakta empiris yang ada dan solusi yang pernah ditawarkan,
maka upaya terobosan untuk meningkatkan penerapan Green Architecture dapat
dilakukan melalui strategi penerapan Green Wall sebagai berikut :
1. Menggunakan tanaman sirih belanda (Scindapsus aureus)
a. Untuk mendapatkan nilai kemudahan dalam penanaman, maka tanaman
yang di gunakan adalah sirih belanda (Scindapsus aureus) yang
merupakan tanaman rambat yang bisa merambat sendiri serta tanaman
jenis ini dapat menutup dinding secara rapat dan sempurna. Selain itu
tanaman ini termasuk tanaman yang dapat hidup dengan lingkungan apa
pun. Bisa di tanah, di gabus, hanya dengan air pun hidup. Sirih belanda
juga terkenal dapat diletakkan didalam rumah atau kepanasan diluar
rumah.
Gambar 1. Tanaman Sirih belanda (Scindapsus aureus) ( Mailto, 2012 )
b. Dari segi ekonomis, sirih belanda memiliki harga cukup murah. Bisa mulai
hanya Rp. 5000 saja.
c. Dilihat dari fungsi tanaman, sirih belanda dapat dengan efektif menyerap
formaldehida dan benzena. Dalam sehari, sirih belanda dapat menyerap
54% dari total benzena 0.156 ppm. Untuk formaldehida, dari 18 ppm dapat
dihilangkan sebesar 67%. Selain itu, karbonmonoksida sebesar 113 ppm
dapat dihilangkan hingga 75%. (ppm = parts per million). Penyerapan gas–
gas polusi ditandai dengan menguningnya daun sirih belanda (Catur,
2007).
2. Penerapan Green Wall dengan sirih belanda
a. Penerapan Green Wall dengan sirih belanda ini dapat menggunakan semua
jenis dinding. Tidak perlu lagi menggunakan media tanam yang lain.
Gambar 2. Contoh Penerapan Green Wall (Ilustri. 2011)
b. Sirih belanda hanya perlu diletakkan pada sudut – sudut dinding yang
kemudian akan merambat sendiri keseluruh bagian dinding.
c. Untuk perawatan, tanaman ini hanya perlu disirami air dan pemupukan
pada induk tanamannya. Selain itu perlu disiangi dan pengawasan agar
tanaman ini tidak menghancurkan dinding. Kelebihan tanaman ini ialah
gerakan merambat dengan cepat dan warna daun kuning atau hijau
kekuningan ini berfungsi sebagai salah satu tanaman antipolutan dengan
kapasitas penyerapan yang besar. Namun, saat terlalu banyak yang
diserap daunnya akan jenuh dan menua. Daun seperti inilah yang wajib
dipangkas agar daun muda sirih belanda bisa tumbuh lagi.
Strategi ini merupakan solusi yang mampu menjawab permasalahan yang
terjadi. Strategi Green Wall ini membantu memberikan solusi dalam penerapan
Green Architecture yang praktis sebagai sarana pengurangan polutan. Selain itu
konsep ini mampu menjadi ajang aktualisasi prestasi dan penemuan anak bangsa
melalui teknologi yang dihasilkan serta mampu menjadi suatu gerakan terpola dan
bermanfaat untuk melestarikan lingkungan.
Pihak-pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan
Gagasan ini dapat terwujud melalui partisipasi aktif pihak-pihak sebagai
berikut :
Tabel 1. Identifikasi pelaksana, sumber dana dan program Green Wall sirih
belanda
Pelaksana
Sumber dana
Program yang diterapkan
Pemerintah Kota
APBD pemerintah untuk Penggunaan
pengembangan daerah
pewajiban
Green Wall
LSM (Lembaga Swadaya
masyarakat)
Pengajuan
usulan
penerapan Green Wall
sebagai program pelestarian
lingkungan
yang
berwkelanjutan
Pelatihan & pelaksanaan
pembuatan Green Wall
kepada masyarakat, serta
peluang pasar kedepan
Kalangan akademisi
(mahasiswa/Perguruan
Tinggi)
Dana hibah penelitian dan
pengabdian dan pemerintah
dari pemerintah dan pihak
perusahaan - perusahaan
besar
melalui
progam
Coorporate
Social
Responsibility (CSR)
APBN
Pelatihan & pelaksanaan
pembuatan
Green
Architecture
berbasis
Green
Wall
kepada
masyarakat, serta peluang
kerjasama pemerintah.
Departemen Pertanian
peraturan
pelaksanaan
Pelatihan pembudidayaan
Sirih
Belanda
untuk
diberikan pada masyarakat.
Untuk pengembangan Green Wall sebagai dasar penerapan Green
Architecture, berkut ini merupakan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan
Green Wall :
Tabel 2. Peranan elemen terkait dalam pengembangan Green Wall Indonesia
No.
1
Lembaga
Lembaga Penelitian
2
Dinas Pekerjaan Umum
3
Universitas / Institut
Pertanian
4
Pemerintah
Peranan
Melakukan riset metode pertanian yang sesuai
untuk diterapkan pada konsep Green Wall agar
mampu menghasilkan output berkualitas.
Perbaikan infrastruktur bangunan dan perawatan
penerapan Green Wall.
Melakukan riset bibit unggul mengenai potensi
tanaman sirih belanda yang sesuai dengan
karakteristik penerapan Green Wall.
- Kebijakan dan arahan untuk menerapkan konsep
Green Wall pada setiap bangunan.
- Melakukan pelatihan tentang penerapan Green
Wall secara bertahap kepada masyarakat.
Langkah-langkah Strategis Implementasi Gagasan
Gagasan penerapan konsep Green Wall ini dapat diimplementasikan
dengan baik apabila didukung oleh hal-hal strategis sebagai berikut :
1. Adanya riset berkelanjutan dalam pengembangan pemanfaatan tanaman sirih
belanda di Indonesia.
2. Pemerintah menggandeng LSM untuk membantu mensosialisasikan penerapan
Green Wall kepada masyarakat.
3. Komitmen antara pemerintah dan masyarakat untuk menjadikan Indonesia
menjadi negara yang peduli terhadap lingkungan sekitar maupun global.
4. Penyusunan undang-undang untuk menetapkan penerapan Green Wall untuk
mengurangi polusi lingkungan.
5. Mengetahui data hasil kesehatan dari penerapan Green Wall sirih belanda.
6. Mengukur tingkat penurunan polutan setelah penerapan Green Wall sirih
belanda.
7. Pembentukan tim controlling di setiap daerah.
Langkah – langkah tersebut diatas merupakan uraian dari penerapan konsep
POAC (Planning – Organizing – Actuating – Controlling).
KESIMPULAN
Inti Gagasan
Gagasan penerapan Green Wall menggunakan sirih belanda ini pada
dasarnya meliputi penerapan perbaikan konsep Green Architecture yang lebih
praktis, penerapan sirih belanda sebagai tanaman anti polutan, penyusunan
kebijakan pemerintah yang menunjang keberlangsungan program, dan pencitraan
potensi sirih belanda di Indonesia melalui sektor pertanian.
Teknik Implementasi Gagasan
Langkah-langkah implementasi untuk mewujudkan gagasan Green
Architecture berbasis Green Wall menggunakan sirih belanda ini adalah :
1. Identifikasi potensi pengaruh penerapan Green Wall terhadap lingkungan.
2. Melakukan pendekatan secara bertahap kepada tokoh masyarakat sebagai awal
pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat.
3. Konsultasi permasalahan lingkungan dan sosialisasi keseluruhan program
Green Architecture berbasis Green Wall yang akan dilaksanakan.
4. Melakukan mekanisme koordinasi dengan membagi tugas terhadap pihak yang
terlibat.
5. Mobilisasi warga untuk melaksanakan program yang di sepakati bersama.
6. Melakukan mekanisme evaluasi secara periodik dan profesional.
Prediksi Keberhasilan Gagasan
Gagasan penerapan Green Architecture berbasis Green Wall menggunakan
sirih belanda ini memiliki beberapa keuntungan. Dari segi kemudahan dalam
penanaman, sirih belanda (Scindapsus aureus) mampu merambat sendiri serta
dapat menutup dinding secara rapat dan sempurna. Selain itu tanaman ini
termasuk tanaman “bandel” yang dapat hidup dengan lingkungan apa pun. Dari
segi ekonomis, sirih belanda memiliki harga cukup murah yaitu sekitar Rp. 5000.
Dilihat dari fungsi tanaman, sirih belanda dapat dengan efektif menyerap polusi
seperti benzena, formaldehida dan karbonmonoksida. Keberhasilan dari
keseluruhan gagasan ini nantinya ditentukan oleh seberapa besar tingkat
penurunan polusi udara pada daerah yang telah menerapkan konsep ini. Jika
gagasan ini diterapkan secara konsisten diseluruh penjuru Indonesia, maka segera
Indonesia akan memiliki lingkungan yang bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Butaru. 2009. Green Building A Sustainable Consept for
Construction
Development in Indonesia. http://bulletin.penataanruang.net Diakses
Tanggal 28 Februari 2012 Pukul: 23.36 WIB
Catur. 2007. Berikan udara segar untuk rumah anda dengan mudah dan murah.
http://akuinginhijau.org Diakses Tanggal 13 Februari 2012 Pukul:
08.09 WIB
Contractor
B. 2011. Membuat Green Wall sendiri Untuk Rumah
http://www.imagebali.net/design/ib.jpg. Diakses Tanggal 13 Februari
2012 Pukul: 15.48 WIB
Goklik. 2011. Green Wall .http://www.Gardenvisit.com Diakses Tanggal 28
Februari 2012 Pukul: 15.12 WIB
Hardi. 2010. Green Architecture. http://s2.wp.com/i/favicon.ico. Diakses Tanggal
27 Februari 2012 Pukul: 15.04 WIB
Ilustri. 2011. Dinding Hijau (Grenn Wall). http://www.trisigma.co.id Diakses
Tanggal 28 Februari 2012 Pukul: 23.14 WIB
Kharisma R. 2011. Global Warming Building (GWB) di Technopark Surakarta.
Surakarta: UMS
Mailto. 2012. Epipremnum pictum. http://www.tropicalplantbook.com Diakses
Tanggal 28 Februari 2012 Pukul: 23.50 WIB
Nugraha A G A. 2011. Perancangan green wall pada marketing office Sentul
City, Bogor. Bogor: IPB
Raditya.
2010.
Konsep
Bangunan
Go
Green
Masa
Depan.
http://www.radityashare.com Diakses Tanggal 28 Februari 2012
Pukul: 12.43 WIB
Rizky A. 2010. Green Urban VerticalL Container House dengan Pendekatan
Green Metabolism [Rumah Container Bertingkat dengan Pendekatan
Green Metabolist].Surakarta: UMS
Rukayah S. 2003. Penekanan Desain Arsitektur Organik dan Green Architecture
pada Perancangan Pusat Rekreasi dan Klub Pemancingan di
Rawapening, Kabupaten Semarang. Jurnal Vol. 1, 2003.
Woro. 2010. Makalah Polusi Udara. Polusi-udara.pdf. Diakses tanggal 5 Januari
2012 Pukul: 7.38 WIB
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ketua kelompok
Nama
NIM
Jurusan / Fakultas
Tempat, tanggal lahir
HP
Alamat
Email
: Devy Setyana
: 105100701111039
: Teknologi Industri Pertanian/ FTP
: Magetan, 20 September 1992
: 085755790811
: Jl.Sumbersari gg 4 No. 259B Malang
: [email protected]
Tertanda
Devy Setyana
Anggota 1
Nama
NIM
Jurusan / Fakultas
Tempat, tanggal lahir
HP
Alamat
Email
: Devi Urianty Miftahul Rohmah
: 105100707111001
: Teknologi Industri Pertanian/ FTP
: Nganjuk, 24 Januari 1992
: 085730104241
: Jl. Kertosariro No. 30 Malang
: [email protected]
Tertanda
Devi Urianty M. R
Anggota 2
Nama
NIM
Jurusan / Fakultas
Tempat, tanggal lahir
HP
Alamat
Email
: M. Lutfi Almer Hasan
: 105100701111031
: Teknologi Industri Pertanian/ FTP
: Malang, 16 Juni 1992
: 085269995506
: sigura-gura 5
: [email protected]
Tertanda
M. Lutfi Almer H
Anggota 3
Nama
NIM
Jurusan / Fakultas
Tempat, tanggal lahir
HP
Alamat
Email
: Baiq Amarwati Tartillah
: 115101001111003
: Teknologi Industri Pertanian/ FTP
: Jayapura, 24 Agustus 1993
: 085269995506
: Jl. Kertorahayu 36A Malang
: [email protected]
Tertanda
Baiq Amarwati Tartillah
BIODATA DOSEN PENDAMPING
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Nama Lengkap dan Gelar
Golongan Pangkat dan NIP
Telp
Alamat
Jabatan Fungsional
Jabatan Struktural
Fakultas/Program Studi
Perguruan Tinggi
: Nimas Mayang Sabrina S., STP, MP, MSc
: III b / 841130 10 1 2 0159
: 083845337447
: Jalan Soekarno Hatta PTP I No 7 Malang
: Tenaga Pengajar
:: Tekn. Pertanian / TIP
: Universitas Brawijaya
Dosen Pendamping
Nimas M.S.S., STP,MP,MSc
LAMPIRAN
Gambar 3. Diagram POAC (Planning – Organizing – Actuating – Controlling)
Penerapan Green Wall Sirih Belanda (Scindapsus aureus)
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
APLIKASI GREEN WALL MENGGUNAKAN SIRIH BELANDA
(Scindapsus aureus) TANAMAN ANTI POLUTAN SEBAGAI SOLUSI
SARANA PENGHIJAUAN DAERAH PERKOTAAN
Bidang Kegiatan :
PKM GAGASAN TERTULIS
disusun oleh :
Devy Setyana
Devi Urianty M R
M. Lutfi Almer H
Baiq Amarwati T
105100701111039
105100707111001
105100701111031
115101001111003
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
(Angkatan 2010)
(Angkatan 2010)
(Angkatan 2010)
(angkatan 2011)
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1.Judul Kegiatan
: Aplikasi Green Wall Menggunakan Sirih
Belanda (Scindapsus aureus) Tanaman
Anti Polutan Sebagai Solusi Sarana
Penghijauan Daerah Perkotaan
: ( ) PKM AI () PKM-GT
2. Bidang Kegiatan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a) Nama Lengkap
: Devy Setyana
b) NIM
: 105100701111039
c) Jurusan
: Teknologi Industri Pertanian
d) Universitas
: Universitas Brawijaya
e) Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Sumbersari Gg 4 No 259B /
085755790811
f) Alamat email
: [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan
: 3 orang
5. Dosen Pendamping
a) Nama Lengkap dan Gelar
: Nimas Mayang Sabrina S., STP, MP,MSc
b) NIP
: 841130 10 1 2 0159
c) Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Soekarno Hatta PTP I No 7 Malang /
083845337447
Malang, 28 Februari 2012
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknologi Industri
Pertanian
Ketua Pelaksana Program
(Dr. Ir. Wignyanto, MS)
NIP. 19521102 198103 1 001
(Devy Setyana)
NIM. 105100701111039
Pembantu Rektor
Bid. Kemahasiswaan
Dosen Pendamping
(Ir. H. RB. Ainurrasyid, MS)
NIP. 195506181981031002
(Nimas M.S.S., STP,MP,MSc)
NIP. 841130 10 1 2 0159
KATA PENGANTAR
Fungsi penghijauan di perumahan selain memiliki nilai estetis juga dapat
ditekankan sebagai penyerap CO2, penghasil oksigen, penyerap polutan dan
peredam kebisingan. Kontribusi kelompok tanaman dalam penyerapan CO2 serta
polutan di udara tergantung banyak faktor seperti jenis tanaman, kerimbunan, dan
ketinggian tanaman, jumlah emisi karbon, suhu, kecepatan angin, kepadatan dan
ketinggian bangunan. Karya ini memperlihatkan sebarapa besar potensi sebuah
tanaman untuk mengurangi polusi yang sekarang ini menjadi salah satu
permasalahan global di Indonesia. Ide-ide kreatif dari seluruh masyarakat akan
selalu dibutuhkan untuk terus berkembang menjadi lebih baik ke depan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih banyak
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini
yaitu:
1. Allah SWT yang memberikan kesehatan serta kesempatan untuk membuat
karya tulis ini.
2. Orangtua yang sangat membantu pemberian motivasi serta nasehat yang
bermanfaat dalam proses penulisan yang cukup banyak menyita waktu.
3. Ibu Nimas Mayang Sabrina S., STP, MP, MSc dari Jurusan Teknologi Industri
Pertanian Universitas Brawijaya (TIP UB) yang selalu membimbing kami.
4. Teman-teman lain yang telah memberi motivasi bagi penulisan karya tulis ini.
Karya ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi serta wacana
yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya.
Malang, 28 Februari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................i
Halaman Pengesahan..............................................................................................ii
Kata Pengantar.......................................................................................................iii
Daftar Isi................................................................................ ................................iv
Daftar Tabel............................................................................................................iv
Daftar Gambar........................................................................................................iv
Ringkasan...............................................................................................................1
PENDAHULUAN
Latar
Belakang.................................................................................................................2
Tujuan.....................................................................................................................2
Manfaat...................................................................................................................2
GAGASAN
Konsep Penerapan Green Architecture yang Diterapkan
Conserving Energy.....................................................................,,,,,,.......................3
Working with Climate..............................................................................................3
Minimize New Resource..........................................................................................3
RespectFor User......................................................................................................4
Respect For Site.......................................................................................................4
Holism.....................................................................................................................4
Green
Wall.........................................................................................................................4
Gagasan Baru yang Ditawarkan..............................................................................5
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan................................................7
Langkah-langkah Strategis Implementasi Gagasan.................................................8
KESIMPULAN
Inti
Gagasan...................................................................................................................8
Teknik Implementasi Gagasan................................................................................8
Prediksi Keberhasilan Gagasan...............................................................................9
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................................9
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..............................................................................10
LAMPIRAN
Gambar 3. Diagram POAC (Planning – Organizing – Actuating – Controlling)
Penerapan Green Wall Sirih Belanda (Scindapsus aureus)...................................12
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Identifikasi pelaksana, sumber dana dan program Green Wall sirih
belanda...................................................................................................................7
Tabel 2. Peranan elemen terkait dalam pengembangan Green Wall Indonesia.....7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tanaman Sirih belanda (Scindapsus aureus)......................................5
Gambar 2. Contoh Penerapan Green Wall............................................................6
Gambar 3. Diagram POAC (Planning – Organizing – Actuating – Controlling)
Penerapan Green Wall Sirih Belanda (Scindapsus aureus)..................................12
RINGKASAN
Green Wall adalah dinding yang dipenuhi oleh hijauan, sehingga terlihat
alami, menambah suplai oksigen serta memperindah struktur bangunan. Green
Wall sangat cocok untuk digalakkan di daerah perkotaan, yang notabene lahan
(tanah) sudah sangat terbatas dan polusi yang memerlukan penyerapan oleh
tumbuh-tumbuhan. Dengan Green Wall, intensitas ruang hijau dapat diperluas,
tidak terbatas hanya di taman-taman atau menanam tanaman di pot di lahan
mendatar, namun di setiap dinding, pagar, di luar maupun dalam ruangan dapat
menjadi area hijau yang menyejukkan pandangan serta menyegarkan pernafasan
(Goklik, 2011). Salah satu tanaman yang sesuai adalah sirih belanda (Scindapsus
aureus) yang sudah terbukti sebagai tanaman anti polusi terbesar. Sirih belanda
dapat dengan efektif menyerap formaldehida dan benzena. Dalam sehari, sirih
belanda dapat menyerap 54% dari total benzena 0.156 ppm. Untuk formaldehida,
dari 18 ppm dapat dihilangkan sebesar 67%. Selain itu, karbonmonoksida sebesar
113 ppm dapat dihilangkan hingga 75% (ppm = parts per million) (Catur, 2007).
Dari hari ke hari kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan alam
untuk menekan efek pemanasan global semakin tinggi, itu bisa dilihat dari
banyaknya rumah-rumah yang didirikan atas konsep Green Architecture. Namun
tidak banyak yang menerapkan konsep ini karena membutuhkan biaya besar dan
biasanya dibuat dengan modul-modul yang sudah jadi, itupun kebanyakan bahan
impor karena di Indonesia sendiri masih sulit didapatkan. Terlebih lagi kita harus
memahami terlebih dahulu konsep pembuatannya, karena memakai sistem
pengairan untuk mencukupi nutrisi tanaman (Contractor, 2011). Oleh karena itu
diperlukan sebuah konsep untuk membuat Green Architecture dengan tanaman
yang mudah diterapkan.
Karya tulis ini bertujuan untuk merumuskan penerapan Green Architecture
dengan konsep Green Wall yang implementatif, efektif dan efesien dalam
mengatasi permasalahan polusi. Konsep tersebut ditunjang oleh beberapa teori
yaitu Conserving Energy, Working with Climate, Minimize New Resources,
Respect for User, Respect for Site, dan Holism yang merupakan beberapa konsep
Green Architecture. Gagasan ini ditulis dengan analisis dari beberapa
permasalahan yang terjadi pada penerapan Green Architecture, yang dikombinasi
dengan solusi logis berdasarkan tinjauan pustaka yang ada.
Berdasarkan hasil analisis ntuk mengatasi permasalahan penerapan Green
Architecture maka dilakukan strategi berupa Green Wall dengan tanaman sirih
belanda (Scindapsus aureus) sebagai salah satu penerapan Green Architecture.
Dari segi kemudahan dalam penanaman, sirih belanda merupakan tanaman yang
praktis karena dapat merambat sendiri memenuhi pagar dan bisa tumbuh
diberbagai kondisi lingkungan. Dari segi ekonomis, sirih belanda tanaman yang
cukup murah dan mudah didapatkan. Tanaman ini juga merupakan tanaman
penyerap polusi yang efektif. Terlibatnya pihak – pihak terkait diharapkan mampu
menindaklanjuti konsep ini agar bisa diterapkan kepada masyarakat. Strategi
Green Wall ini membantu memberikan solusi dalam penerapan Green
Architecture yang praktis sebagai sarana pengurangan polutan serta mampu
menjadi suatu gerakan terpola dan bermanfaat untuk melestarikan lingkungan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Polusi merupakan masalah yang sampai sekarang masih menjadi salah satu
permasalahan utama di dunia global. Tak bisa dipungkiri, saat ini pemanasan
global semakin bertambah. Seiring kemajuan jaman, berdirinya pabrik yang sudah
pasti akan menghasilkan limbah, begitupun populasi manusia yang semakin
bertambah berpengaruh pada meningkatnya jumlah limbah yang dihasilkan, baik
itu dari rumah tangga atau gas buang yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor
(Rizky, 2010). Berbagai upaya untuk mengatasi polusi sudah sering kali
diwacanakan, seperti pengurangan kendaraan maupun membatasi penggunaan
bahan bakar. Namun hal itu tak cukup untuk memberikan solusi dalam
pengurangan polusi.
Dari hari ke hari pun kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan
alam untuk menekan efek pemanasan global semakin tinggi, itu bisa dilihat dari
banyaknya rumah-rumah yang didirikan atas konsep Green Architecture. Namun
tidak banyak yang menerapkan konsep ini karena membutuhkan biaya besar dan
biasanya dibuat dengan modul-modul yang sudah jadi, itupun kebanyakan bahan
impor karena di Indonesia sendiri masih sulit didapatkan. Terlebih lagi kita harus
memahami terlebih dahulu konsep pembuatannya, karena memakai sistem
pengairan untuk mencukupi nutrisi tanaman (Contractor, 2011). Oleh karena itu
diperlukan sebuah konsep untuk membuat Green Architecture dengan tanaman
yang mudah diterapkan. Yaitu menggunakan Green Wall, dimana Green Wall itu
sendiri merupakan dinding yang dipenuhi oleh hijuan, sehingga terlihat alami,
menambah suplai oksigen serta memperindah struktur abangunan. Green Wall
sangat cocok untuk digalakkan di daerah perkotaan, yang notabene lahan (tanah)
sudah sangat terbatas, dan polusi yang memerlukan penyerapan oleh tumbuhtumbuhan.
Dengan Green Wall, intensitas ruang hijau dapat diperluas, tidak terbatas
hanya di taman-taman atau menanam tanaman di pot di lahan mendatar, namun di
setiap dinding, pagar, di luar maupun dalam ruangan dapat menjadi area hijau
yang menyejukkan pandangan serta menyegarkan pernafasan (Goklik, 2011).
Green Wall salah satu konsep Green Architecture yang mudah diterapkan dengan
tanaman sirih belanda (Scindapsus aureus) sebagai tanaman rambat anti polusi
yang sudah terbukti secara efektif menyerap formaldehida, benzene dan
karbonmonoksida.
Tujuan
Karya tulis ini bertujuan untuk merumuskan penerapan Green Architecture
dengan konsep Green Wall yang implementatif, efektif dan efesien dalam
mengatasi permasalahan polusi.
Manfaat
Manfaat karya tulis ini adalah memperkaya pengetahuan masyarakat
tentang penerapan Green Wall dan dampaknya terhadap lingkungan serta menjadi
rekomendasi terhadap pengembangan solusi pengatasan polusi di Indonesia.
GAGASAN
Konsep Penerapan Green Architecture yang Diterapkan :
Conserving Energy (Hemat Energi)
Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar
atau energi listrik (sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi
bangunan). Bangunan dibangun sehingga meminimalkan kebutuhan bahan bakar
untuk mendukung kinerjanya, dengan penggunaan material atau perletakkan
elemen-elemen bangunan untuk memodifikasi iklim sehinngga sesuai dengan
kebutuhan (Rukayah, 2003). Dengan mengembangkan konsep ‘Rumah Hijau’ kita
bisa mengurangi pemborosan energi, kita bisa menghambat pemenasan dunia.
‘Konsep Rumah Hijau’ mampu menekan penggunaan listrik secara signifikan
dengan kenyamanan yang jauh lebih baik. Penataan kawasan pun menjadi rapi,
indah dan asri (Raditya, 2010)
Working with Climate (Memperhatikan Kondisi Iklim)
Konsep ini merupakan bangunan yang dirancang sesuai dengan iklim dan
energi alam. Dengan menyesuaikan iklim, energi akan dapat dihemat. Misalnya
pada Guest House for Missionaries di Dar-es-Salaam, Tanzania, site terletak pada
daerah panas lembab, dan pergerakan udara secara menerus penting untuk
mendapatkan kondisi yang nyaman dilakukan dengan peninggian ruang - ruang
dan dengan adanya ruang diantara sayap bangunan yang memberikan aliran udara
yang bebas juga dibantu oleh jendela berdaun lebar. Atap dari bahan baja tahan
karat yang dicat putih sehingga memantulkan radiasi matahari, dan ventilasi
dibawahnya membuang panas yang tidak terpantulkan (Rukayah, 2003).
Salah satu prinsip Green Architecture adalah working with climate
(bekerjasama dengan iklim). Wilayah Indonesia yang beriklim tropis dengan ciriciri udara panas-lembab, curah hujan rata-rata cukup tinggi dan sinar matahari
yang bersinar sepanjang tahun, diperlukan penanganan khusus dalam merancang
bangunan Healthy House pada daerah tropis. Perencanaan dengan
mempertimbangkan kondisi lingkungan ini akan memperoleh hasil yang
maksimal. Tidak jarang kita temui bangunan dibuat tanpa memperhitungkan
aspek iklim, misalnya dengan menggunakan dinding kaca keseluruhan, padahal
pantulan sinar dan panas matahari menambah panas dalam ruangan (Hardi, 2010).
Minimize New Resources
Konsep ini merupakan mendisain bangunan dengan mengoptimalkan
kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan
dapat digunakan di masa mendatang. Bangunan direncang sehingga
meminimalkan pemakaian sumber-sumber baru, pada akhir penggunaannya,
untuk membuat sumber bagi arsitektur yang lainnya. Misalnya rehabilitasi dan
penggunaan kembali bangunan yang telah ada (Rukayah, 2003).
Respect for User
Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user merupakan
konsep dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna
bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya (Raditya, 2010). Suatu Green
Architecture mengenali kebutuhan semua orang yang berhubungan dengannya.
Sebuah rancang bangunan yang sangat memperhatikan semua pengguna bangunan
dan memenuhi semua kebutuhannya.
Respect for Site
Suatu bangunan akan ‘ringan menyentuh bumi’, suatu bangunan yang
memboroskan energi, membuat polusi, dan asing dengan penggunanya tidak
‘ringan menyentuh bumi’. Hal ini juga berhubungan dengan material untuk
membangun. Bangunan yang akan dibangun, nantinya tidak sampai merusak
kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak
aslinya masih ada dan tidak berubah (tidak merusak lingkungan). Tidak
berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut.
Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak
aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih
ada dan tidak berubah (Raditya, 2010).
Holism
Menetapkan seluruh prinsip Green Architecture secara keseluruhan /
Holism yaitu ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai
kebutuhan bangunan kita. Semua prinsip perlu disatukan dengan pendekatan
menyeluruh pada unsur lingkungan buatan, walaupun tidaklah mudah untuk
menyatukannya. Suatu nilai penting dari bangunan bukanlah kemampuannya
memecahkan semua masalah, tetapi menunjukkan suatu jalan dalam memecahkan
suatu masalah (Rukayah, 2003).
Green Wall
Green Wall adalah dinding yang dipenuhi oleh hijauan, sehingga terlihat
alami, menambah suplai oksigen serta memperindah struktur bangunan. Green
Wall sangat cocok untuk digalakkan di daerah perkotaan, yang notabene lahan
(tanah) sudah sangat terbatas, dan polusi yang memerlukan penyerapan oleh
tumbuh-tumbuhan. Dengan Green Wall, intensitas ruang hijau dapat diperluas,
tidak terbatas hanya di taman-taman atau menanam tanaman di pot di lahan
mendatar, namun di setiap dinding, pagar, di luar maupun dalam ruangan dapat
menjadi area hijau yang menyejukkan pandangan serta menyegarkan pernafasan
(Goklik, 2011). Green Wall ini memiliki dua fungsi utama yaitu: di luar bangunan
sebagai penambah estetika eksterior bangunan dan sebagai pengurang panas di
dalam bangunan. Sebagai tempat yang bernilai komersial, fungsi estetika lebih
kuat dari fungsi pengurang panas. Perancangan Green Wall ini didasarkan pada
sebuah konsep dasar yaitu sebagai elemen pembentuk estetika dan insulator panas
bagi bangunan. Green Wall dapat diaplikasikan di dalam ruangan maupun di luar
ruangan. Green Wall juga dapat mengakomodasi setiap aktivitas yang ada seperti:
sebagai rancang gerbang pada pintu masuk dan drop area, rancang aktivitas
dalam ruangan yang memerlukan efek perbaikan suhu dan kualitas visual, setting
aktivitas social gathering di plasa belakang. Namun, yang menjadi fokus
perancangan ini adalah Green Wall yang berada di luar ruangan. Green
Wall memiliki dua manfaat yaitu manfaat lingkungan dan manfaat komersial
(Natural dalam Nugraha, 2011).
Manfaat lingkungan yang diberikan seperti: meningkatkan insulasi thermal
bagi bangunan, meredam bising, mengurangi efek tampias hujan, membersihkan
kondisi air yang kurang baik, membersihkan udara, dan menyehatkan lingkungan
tempat tinggal dan manusianya. Manfaat komersial yang diberikan berupa:gre en
branding dari
bangunan
sebuah
perusahaan,
green
star
rating
point, meningkatkan nilai seni bangunan, menghemat ruang, dan meningkatkan
produktivitas karyawan. Green Wall membuat udara lebih bersih. Sebuah
penelitian menyebutkan, bila tanaman di bagian atap atau dinding mempunyai
tebal sekitar 10 cm, maka dapat mengurangi pemakaian AC sekitar 25 persen
(Nugraha, 2011).
Gagasan Baru yang di Tawarkan
Konsep Green Wall dengan sirih belanda (Scindapsus aureus)
Berdasarkan fakta empiris yang ada dan solusi yang pernah ditawarkan,
maka upaya terobosan untuk meningkatkan penerapan Green Architecture dapat
dilakukan melalui strategi penerapan Green Wall sebagai berikut :
1. Menggunakan tanaman sirih belanda (Scindapsus aureus)
a. Untuk mendapatkan nilai kemudahan dalam penanaman, maka tanaman
yang di gunakan adalah sirih belanda (Scindapsus aureus) yang
merupakan tanaman rambat yang bisa merambat sendiri serta tanaman
jenis ini dapat menutup dinding secara rapat dan sempurna. Selain itu
tanaman ini termasuk tanaman yang dapat hidup dengan lingkungan apa
pun. Bisa di tanah, di gabus, hanya dengan air pun hidup. Sirih belanda
juga terkenal dapat diletakkan didalam rumah atau kepanasan diluar
rumah.
Gambar 1. Tanaman Sirih belanda (Scindapsus aureus) ( Mailto, 2012 )
b. Dari segi ekonomis, sirih belanda memiliki harga cukup murah. Bisa mulai
hanya Rp. 5000 saja.
c. Dilihat dari fungsi tanaman, sirih belanda dapat dengan efektif menyerap
formaldehida dan benzena. Dalam sehari, sirih belanda dapat menyerap
54% dari total benzena 0.156 ppm. Untuk formaldehida, dari 18 ppm dapat
dihilangkan sebesar 67%. Selain itu, karbonmonoksida sebesar 113 ppm
dapat dihilangkan hingga 75%. (ppm = parts per million). Penyerapan gas–
gas polusi ditandai dengan menguningnya daun sirih belanda (Catur,
2007).
2. Penerapan Green Wall dengan sirih belanda
a. Penerapan Green Wall dengan sirih belanda ini dapat menggunakan semua
jenis dinding. Tidak perlu lagi menggunakan media tanam yang lain.
Gambar 2. Contoh Penerapan Green Wall (Ilustri. 2011)
b. Sirih belanda hanya perlu diletakkan pada sudut – sudut dinding yang
kemudian akan merambat sendiri keseluruh bagian dinding.
c. Untuk perawatan, tanaman ini hanya perlu disirami air dan pemupukan
pada induk tanamannya. Selain itu perlu disiangi dan pengawasan agar
tanaman ini tidak menghancurkan dinding. Kelebihan tanaman ini ialah
gerakan merambat dengan cepat dan warna daun kuning atau hijau
kekuningan ini berfungsi sebagai salah satu tanaman antipolutan dengan
kapasitas penyerapan yang besar. Namun, saat terlalu banyak yang
diserap daunnya akan jenuh dan menua. Daun seperti inilah yang wajib
dipangkas agar daun muda sirih belanda bisa tumbuh lagi.
Strategi ini merupakan solusi yang mampu menjawab permasalahan yang
terjadi. Strategi Green Wall ini membantu memberikan solusi dalam penerapan
Green Architecture yang praktis sebagai sarana pengurangan polutan. Selain itu
konsep ini mampu menjadi ajang aktualisasi prestasi dan penemuan anak bangsa
melalui teknologi yang dihasilkan serta mampu menjadi suatu gerakan terpola dan
bermanfaat untuk melestarikan lingkungan.
Pihak-pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan
Gagasan ini dapat terwujud melalui partisipasi aktif pihak-pihak sebagai
berikut :
Tabel 1. Identifikasi pelaksana, sumber dana dan program Green Wall sirih
belanda
Pelaksana
Sumber dana
Program yang diterapkan
Pemerintah Kota
APBD pemerintah untuk Penggunaan
pengembangan daerah
pewajiban
Green Wall
LSM (Lembaga Swadaya
masyarakat)
Pengajuan
usulan
penerapan Green Wall
sebagai program pelestarian
lingkungan
yang
berwkelanjutan
Pelatihan & pelaksanaan
pembuatan Green Wall
kepada masyarakat, serta
peluang pasar kedepan
Kalangan akademisi
(mahasiswa/Perguruan
Tinggi)
Dana hibah penelitian dan
pengabdian dan pemerintah
dari pemerintah dan pihak
perusahaan - perusahaan
besar
melalui
progam
Coorporate
Social
Responsibility (CSR)
APBN
Pelatihan & pelaksanaan
pembuatan
Green
Architecture
berbasis
Green
Wall
kepada
masyarakat, serta peluang
kerjasama pemerintah.
Departemen Pertanian
peraturan
pelaksanaan
Pelatihan pembudidayaan
Sirih
Belanda
untuk
diberikan pada masyarakat.
Untuk pengembangan Green Wall sebagai dasar penerapan Green
Architecture, berkut ini merupakan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan
Green Wall :
Tabel 2. Peranan elemen terkait dalam pengembangan Green Wall Indonesia
No.
1
Lembaga
Lembaga Penelitian
2
Dinas Pekerjaan Umum
3
Universitas / Institut
Pertanian
4
Pemerintah
Peranan
Melakukan riset metode pertanian yang sesuai
untuk diterapkan pada konsep Green Wall agar
mampu menghasilkan output berkualitas.
Perbaikan infrastruktur bangunan dan perawatan
penerapan Green Wall.
Melakukan riset bibit unggul mengenai potensi
tanaman sirih belanda yang sesuai dengan
karakteristik penerapan Green Wall.
- Kebijakan dan arahan untuk menerapkan konsep
Green Wall pada setiap bangunan.
- Melakukan pelatihan tentang penerapan Green
Wall secara bertahap kepada masyarakat.
Langkah-langkah Strategis Implementasi Gagasan
Gagasan penerapan konsep Green Wall ini dapat diimplementasikan
dengan baik apabila didukung oleh hal-hal strategis sebagai berikut :
1. Adanya riset berkelanjutan dalam pengembangan pemanfaatan tanaman sirih
belanda di Indonesia.
2. Pemerintah menggandeng LSM untuk membantu mensosialisasikan penerapan
Green Wall kepada masyarakat.
3. Komitmen antara pemerintah dan masyarakat untuk menjadikan Indonesia
menjadi negara yang peduli terhadap lingkungan sekitar maupun global.
4. Penyusunan undang-undang untuk menetapkan penerapan Green Wall untuk
mengurangi polusi lingkungan.
5. Mengetahui data hasil kesehatan dari penerapan Green Wall sirih belanda.
6. Mengukur tingkat penurunan polutan setelah penerapan Green Wall sirih
belanda.
7. Pembentukan tim controlling di setiap daerah.
Langkah – langkah tersebut diatas merupakan uraian dari penerapan konsep
POAC (Planning – Organizing – Actuating – Controlling).
KESIMPULAN
Inti Gagasan
Gagasan penerapan Green Wall menggunakan sirih belanda ini pada
dasarnya meliputi penerapan perbaikan konsep Green Architecture yang lebih
praktis, penerapan sirih belanda sebagai tanaman anti polutan, penyusunan
kebijakan pemerintah yang menunjang keberlangsungan program, dan pencitraan
potensi sirih belanda di Indonesia melalui sektor pertanian.
Teknik Implementasi Gagasan
Langkah-langkah implementasi untuk mewujudkan gagasan Green
Architecture berbasis Green Wall menggunakan sirih belanda ini adalah :
1. Identifikasi potensi pengaruh penerapan Green Wall terhadap lingkungan.
2. Melakukan pendekatan secara bertahap kepada tokoh masyarakat sebagai awal
pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat.
3. Konsultasi permasalahan lingkungan dan sosialisasi keseluruhan program
Green Architecture berbasis Green Wall yang akan dilaksanakan.
4. Melakukan mekanisme koordinasi dengan membagi tugas terhadap pihak yang
terlibat.
5. Mobilisasi warga untuk melaksanakan program yang di sepakati bersama.
6. Melakukan mekanisme evaluasi secara periodik dan profesional.
Prediksi Keberhasilan Gagasan
Gagasan penerapan Green Architecture berbasis Green Wall menggunakan
sirih belanda ini memiliki beberapa keuntungan. Dari segi kemudahan dalam
penanaman, sirih belanda (Scindapsus aureus) mampu merambat sendiri serta
dapat menutup dinding secara rapat dan sempurna. Selain itu tanaman ini
termasuk tanaman “bandel” yang dapat hidup dengan lingkungan apa pun. Dari
segi ekonomis, sirih belanda memiliki harga cukup murah yaitu sekitar Rp. 5000.
Dilihat dari fungsi tanaman, sirih belanda dapat dengan efektif menyerap polusi
seperti benzena, formaldehida dan karbonmonoksida. Keberhasilan dari
keseluruhan gagasan ini nantinya ditentukan oleh seberapa besar tingkat
penurunan polusi udara pada daerah yang telah menerapkan konsep ini. Jika
gagasan ini diterapkan secara konsisten diseluruh penjuru Indonesia, maka segera
Indonesia akan memiliki lingkungan yang bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Butaru. 2009. Green Building A Sustainable Consept for
Construction
Development in Indonesia. http://bulletin.penataanruang.net Diakses
Tanggal 28 Februari 2012 Pukul: 23.36 WIB
Catur. 2007. Berikan udara segar untuk rumah anda dengan mudah dan murah.
http://akuinginhijau.org Diakses Tanggal 13 Februari 2012 Pukul:
08.09 WIB
Contractor
B. 2011. Membuat Green Wall sendiri Untuk Rumah
http://www.imagebali.net/design/ib.jpg. Diakses Tanggal 13 Februari
2012 Pukul: 15.48 WIB
Goklik. 2011. Green Wall .http://www.Gardenvisit.com Diakses Tanggal 28
Februari 2012 Pukul: 15.12 WIB
Hardi. 2010. Green Architecture. http://s2.wp.com/i/favicon.ico. Diakses Tanggal
27 Februari 2012 Pukul: 15.04 WIB
Ilustri. 2011. Dinding Hijau (Grenn Wall). http://www.trisigma.co.id Diakses
Tanggal 28 Februari 2012 Pukul: 23.14 WIB
Kharisma R. 2011. Global Warming Building (GWB) di Technopark Surakarta.
Surakarta: UMS
Mailto. 2012. Epipremnum pictum. http://www.tropicalplantbook.com Diakses
Tanggal 28 Februari 2012 Pukul: 23.50 WIB
Nugraha A G A. 2011. Perancangan green wall pada marketing office Sentul
City, Bogor. Bogor: IPB
Raditya.
2010.
Konsep
Bangunan
Go
Green
Masa
Depan.
http://www.radityashare.com Diakses Tanggal 28 Februari 2012
Pukul: 12.43 WIB
Rizky A. 2010. Green Urban VerticalL Container House dengan Pendekatan
Green Metabolism [Rumah Container Bertingkat dengan Pendekatan
Green Metabolist].Surakarta: UMS
Rukayah S. 2003. Penekanan Desain Arsitektur Organik dan Green Architecture
pada Perancangan Pusat Rekreasi dan Klub Pemancingan di
Rawapening, Kabupaten Semarang. Jurnal Vol. 1, 2003.
Woro. 2010. Makalah Polusi Udara. Polusi-udara.pdf. Diakses tanggal 5 Januari
2012 Pukul: 7.38 WIB
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ketua kelompok
Nama
NIM
Jurusan / Fakultas
Tempat, tanggal lahir
HP
Alamat
: Devy Setyana
: 105100701111039
: Teknologi Industri Pertanian/ FTP
: Magetan, 20 September 1992
: 085755790811
: Jl.Sumbersari gg 4 No. 259B Malang
: [email protected]
Tertanda
Devy Setyana
Anggota 1
Nama
NIM
Jurusan / Fakultas
Tempat, tanggal lahir
HP
Alamat
: Devi Urianty Miftahul Rohmah
: 105100707111001
: Teknologi Industri Pertanian/ FTP
: Nganjuk, 24 Januari 1992
: 085730104241
: Jl. Kertosariro No. 30 Malang
: [email protected]
Tertanda
Devi Urianty M. R
Anggota 2
Nama
NIM
Jurusan / Fakultas
Tempat, tanggal lahir
HP
Alamat
: M. Lutfi Almer Hasan
: 105100701111031
: Teknologi Industri Pertanian/ FTP
: Malang, 16 Juni 1992
: 085269995506
: sigura-gura 5
: [email protected]
Tertanda
M. Lutfi Almer H
Anggota 3
Nama
NIM
Jurusan / Fakultas
Tempat, tanggal lahir
HP
Alamat
: Baiq Amarwati Tartillah
: 115101001111003
: Teknologi Industri Pertanian/ FTP
: Jayapura, 24 Agustus 1993
: 085269995506
: Jl. Kertorahayu 36A Malang
: [email protected]
Tertanda
Baiq Amarwati Tartillah
BIODATA DOSEN PENDAMPING
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Nama Lengkap dan Gelar
Golongan Pangkat dan NIP
Telp
Alamat
Jabatan Fungsional
Jabatan Struktural
Fakultas/Program Studi
Perguruan Tinggi
: Nimas Mayang Sabrina S., STP, MP, MSc
: III b / 841130 10 1 2 0159
: 083845337447
: Jalan Soekarno Hatta PTP I No 7 Malang
: Tenaga Pengajar
:: Tekn. Pertanian / TIP
: Universitas Brawijaya
Dosen Pendamping
Nimas M.S.S., STP,MP,MSc
LAMPIRAN
Gambar 3. Diagram POAC (Planning – Organizing – Actuating – Controlling)
Penerapan Green Wall Sirih Belanda (Scindapsus aureus)