PEMAKNAAN REMAJA TERHADAP PENGGAMBARAN S (1)

PEMAKNAAN REMAJA TERHADAP PENGGAMBARAN SOSOK AYAH DALAM
IKLAN DAILY PRODUCT DI TELEVISI

JURNAL
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh :
TRI ANDAYANI
0911220125

Program Studi Ilmu Komunikasi
Peminatan Public Relations

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015

JURNAL
PEMAKNAAN REMAJA TERHADAP PENGGAMBARAN SOSOK AYAH DALAM

IKLAN DAILY PRODUCT DI TELEVISI

Tri Andayani / 0911220125
Ilmu Komunikasi
ABSTRAK
Daily product yang memiliki segmentasi keluarga selalu menampilkan perempuan
dalam iklannya. Perempuan sebagai seorang ibu dalam rumah tangga dianggap memiliki
kendali atas keuangan keluarga dan pemilihan produk-produk yang digunakan di
keluarganya. Iklan Pepsodent dan Oreo muncul dengan warna baru yaitu menampilkan lakilaki yang berperan sebagai ayah yang bersama anak-anak mereka. Dengan metode reception
analysis penelitian ini berusaha menguraikan bagaimana penggambaran sosok ayah yang
ditampilkan dalam iklan daily product serta pemaknaan oleh remaja sebagai audiens yang
memiliki beragam latar belakang. Dari hasil analisis encoding terhadap iklan daily product
menghasilkan wacana dominan bahwa sosok ayah dalam iklan daily product digambarkan
sebagai sosok yang multitasking yang mampu melakukan pekerjaan baik di sektor publik
maupun domestik. Dari hasil analisis decoding, remaja dengan latar belakang gender,
pendidikan serta keluarga yang berbeda menghasilkan pemaknaan yang beragam pula dalam
memaknai penggambaran sosok ayah dalam iklan daily product. Iklan sebagai sesuatu yang
powerful juga mencitrakan sosok ayah ideal adalah seperti yang ada dalam iklan daily
product. Informan menyetujui citra yang ditawarkan iklan daily product mengenai sosok
ayah ideal. Remaja sebagai audiens juga menilai sosok ayah dalam iklan sebagai sosok ayah

ideal dan memiliki pengharapan mengenai nilai tersebut.

Kata kunci: iklan, daily product, gender keluarga, remaja, reception analysis

laki-laki dan perempuan telah memiliki

PENDAHULUAN
Gender

merupakan

harapan-

harapan budaya terhadap laki-laki dan
perempuan (Lips, 2008, h. 4. Pembedaan
peran tersebut juga terjadi pada level
paling mikro dalam masyarakat yaitu
keluarga. Pada lingkup keluarga peran

batasan tersendiri. Pada sebuah keluarga

seorang ayah memiliki fungsi produksi,
sedangkan seorang ibu memiliki fungsi
reproduksi

(Goode,

2007,

h.

41).

Pandangan ini juga didukung oleh budaya
patriarki

yang

menilai

bahwa


ayah

memiliki ruang lingkup publik sedangkan

televisi

ibu memiliki ruang lingkup yang domestik

bekeluarga digambarkan berbeda dengan

(Mosse, 2007, h. 65). Budaya patriarki

peran perempuan berkeluarga. Penelitian

yang melekat pada masyarakat tersebut

ini dilakukan dengan metode analisis isi

juga tidak terlepas dari pengaruh media


kuantitatif pada 944 iklan televisi Amerika

massa.

yang tayang saat prime time. Laki-laki
Media

saat

ini

juga

telah

menunjukan bagaimana konstruksi peran
gender yang ada pada masyarakat saat ini.
Salah satu bentuk kontruksi gender oleh
media


yaitu

banyaknya

iklan

yang

menampilkan perempuan dalam perannya
sebagai ibu. Berbeda dengan perempuan,
hingga saat ini terhitung masih jarang

Seperti yang dikatakan (Kurnia, 2004)
penampakan taki-laki dalam media identik
dengan “active, adventurous, powerfull,
sexually aggressive and largely uninvolved
in human relationship

Menurut penelitian Gayle Kaufman

dalam jurnal “The Potrayal of Men’s
Family Roles in Televisions Commercials”
menemukan fakta bahwa dalam iklan

laki-laki

yang

sudah

selalu ditampilkan jauh dari rumah dan
sangat jarang tampil di dalam rumah
dibandingkan

dengan

perempuan

(Kaufman,


1999).

Laki-laki

ditampilkan

dalam

kegiatan

sering
bermain

dengan anak, selain itu juga terdapat
beberapa kegiatan lain seperti membaca
dan makan bersama anak.
Daily product merupakan barang

program acara maupun sosok laki-laki
yang mewakili peran ayah dalam media.


peran

pemenuhan kebutuhan sehari-hari . Pada
dasarnya terdapat dua macam barang yang
umunya dibeli oleh masyarakat yaitu
barang konsumen (consumer goods) dan
barang

tahan

lama

(durable

goods)

(Jefkins, 1994, h. 39). Iklan merupakan
pesan-pesan


penjualan

yang

bersifat

persuasif yang diarahkan kepada para
calon pembeli yang paling potensial atas
produk barang atau jasa tertentu. Selain

berisi tentang informasi sebuah produk,

perempuan dalam

iklan juga dapat memberikan informasi

product cenderung memilih perempuan

berupa


yang ditampilkan sebagai sosok ibu dalam

representasi

pengetahuan

(knowledge) tertentu (Piliang, 2003, h.

iklannya.

281). Salah satu bentuk ilusi yang sering

parameter seorang ibu yang dianggap

magnet dalam iklan adalah penggunaan

memiliki kendali atas pemilihan kebutuhan

sosok perempuan dalam iklan, tidak dapat

rumah tangganya. Namun beberapa tahun

dipungkiri penggunaan sosok perempuan

terakhir mulai muncul iklan-iklan daily

dapat membuat sebuah iklan menjadi lebih

product yang menampilkan sosok laki-laki

menarik. Dalam sebuah riset tentang

dalam iklannya. Iklan-iklan tersebut antara

stereotype gender dalam iklan dijelaskan

lain iklan Pepsodent, Oreo, Kecap Sedap,

bahwa “Ads continue to show women in

SoKlin Lantai, Aqua, Wall’s Selection

the home— cooking, cleaning, taking care

Double

of the kids, needing the help of a man, or

tampilan laki-laki pada iklan lainnya,

simply as a decorative piece” (Kaufman,

dalam iklan tersebut laki-laki tampil

1999).

berperan sebagai seorang ayah.

Berbanding

terbalik

dengan

Hal

iklannya. iklan daily

Dutch,

tersebut

dll.

dikarenakan

Berbeda

dengan

perempuan, sosok laki-laki sebatas muncul

Pada iklan daily product, ayah

pada iklan-iklan produk khusus laki-laki

ditampilkan sebagai sosok yang menguasai

saja. Laki-laki selalu ditampilan sebagai

berbagai pekerjan rumah tangga serta fasih

sosok yang maskulin, kuat, aktif serta

dalam mengurus anak-anak. Gambaran

macho dalam setiap kemunculannya dalam

laki-laki

iklan.

menampilkan image tentang sosok ayah
Berbeda dengan produk-produk

khusus

laki-laki,

kebanyakan

Daily

menggunakan

dalam

iklan

daily

product

yang penuh kehangatan, kebersamaan,

product

keharmonisan serta berbagi peran .Pada

sosok

kenyataannya hal tersebut sangat sulit

ditemukan dalam kehidupan sehari-hari

Rumusan Masalah

pada keluarga yang ada di masyarakat
patriarki.

Berdasarkan latar belakang diatas
maka rumusan masalah pada penelitian ini

Seorang

anak

baik

laki-laki

adalah:

Bagaimanan pemaknaan remaja

maupun perempuan yang telah memasuki

terhadap penggambaran sosok ayah dalam

usia remaja yang telah mendapatkan

iklan daily product di televisi?

pembelajaran mengenai konsep gender
dianggap

telah

pengetahuan

memiliki

dasar

TINJAUAN PUSTAKA

mengenai konsep peran
Gender dalam Keluarga

gender dalam keluarga. Dengan demikian
Menurut Collins dalam Abdullah (2006, h.
menarik untuk diteliti yaitu bagaimana
149) didalam struktur keluarga peran
pemaknaan remaja terhadap konsep peran
suami cenderung sebagai pemberi tugas
gender

dalam

keluarga

khususnya
(order-giver ),

sementara

istri

sebagai

penggambaran sosok ayah dalam iklan
pelaksana (order-taker ). Istri bertugas
daily product. Untuk mengetahui tentang

dalam peranan utama rumah tangga,
pemaknaan tersebut dibutuhkan penelitian
namun suami sering memberikan ide
yang mengkaji iklan secara menyeluruh
dalam

mengatur

dan

merencanakan

dari segi analisis kontekstual wacana
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
media dan wacana khalayak. Hal tersebut
rumah tangganya dikarenakan waktu yang
dapat dilakukan dengan reception analysis.
dimiliki oleh seorang suami yang terbatas
Dalam reception analysis khalayak tidak
karena lebih banyak dihabiskan untuk
hanya menerima pesan secara pasif tetapi
Akibat strereotipe yang memberi
khalayak aktif

melakukan interpretasi
label pada laki-laki dan perempuan, maka

pesan atau yang disebut proses encoding.
terjadilah pembagian kerja berdasarkan
jenis kelamin pada keluarga. Anak laki-

laki dan perempuan dididik secara tradsisi

Media memberikan begitu banyak

dan adat menurut konstruksi sosial dan

informasi kepada kita. Salah satunya

bukan atas kemauan pribadi.

adalah

Konsep Peran Gender Berdasarkan

mengenai

Budaya Patriarki

Nugroho, 2008, h. 6) mengatakan bahwa

Patriarki adalah konsep bahwa laki-

memberikan

kita

gender.

pengetahuan

Gallery

(dalam

gender tidak bersifat universal namun

laki memegang kekuasaan atas semua

bervariasi

peran penting dalam masyarakat (Mosse,

masyarakat yang lain dari waktu ke waktu

2007,

patriarki

sehingga dapat dibentuk dan diubah

memberikan pemahaman mengenai peran

bergantung pada tempat, waktu, suku,

gender pada laki-laki dan perempuan sejak

budaya, status sosial. Menurut (Wood,

dini. Sejak kecil perempuan diajarkan

2007, h. 23) gender tidak lah bersifat

untuk memiliki kewajiban melakukan

mutlak

tugas rumah. Dengan beban kewajiban

pembelajaran. Salah satunya pembelajaran

tersebut perempuan diharapkan untuk

mengenai gender adalah melalui media

tinggal dirumah sehingga mereka hanya

massa.

memiliki

Iklan

h.

65).

rung

Masyarakat

lingkup

domestik.

Masyarakat patriarki juga memberikan

dari

masyarakat

melainkan

Televisi

satu

melalui

sebagai

ke

proses

Praktik

Penandaan

label kepada perempuan sebagai sosok

Sebuah iklan biasanya terdiri dari

yang lemah lembut, pasif serta penurut,

tiga elemen tanda yaitu gambar objek atau

sebaliknya, laki-laki dididik untuk agresif,

produk yang diiklankan, gambar benda-

pergi ke luar dan juga bermain di luar

benda disekitar objek yang memberikan

rumah (Beauvoir, 2003, h. 231).

konteks pada objek tersebut serta teks yang

Gender dan media

memberikan keterangan tertulis, yang satu
sama

lainnya

saling

mengisi

dalam

menciptakan ide, gagasan, konsep atau

metodologi Reception analysis yaitu yang

makna sebuah iklan (Piliang, 2003, h.

pertama

280).

mempunyai

khalayak. Dalam hal ini dapat dilakukan

tingkatan-tingkatan makna yang kompleks,

dengan wawancara kelompok (focus grup

mulai dari makna yang eksplisit yaitu

discussion)

makna berdasarkan apa yang tampak

mendalam individu. Yang kedua yaitu

(denotative), serta makna yang lebih

menganalisis temuan dari hasil jalannya

mendalam yang berkaitan dengan ideologi

focus grup discussion atau wawancara,

dan kultural (conotative) (Piliang, 2003, h.

analisis

280).

pendapat

Selain

itu

iklan

mengumpulkan

atau

dengan

dilakukan
dari

mempertimbangkan
Reception analysis adalah metode

yang merujuk pada sebuah komparasi
antara analisis tekstual wacana media dan
khalayak,

interpretasinya

dari

wawancara

dengan

melihat

informan

dalam

mengkonstruksi wacana dominan dengan

Reception Analysis

wacana

data

merujuk

yang

hasil

pada

konteks

seperti cultural setting dan konteks atas isi

interaksi

antara

pewawancara dan informan serta

latar

belakang sosio kultural. Yang ketiga yaitu
interpretasi terhadap pengalaman bermedia
dari khalayak. Dengan hal ini peneliti
dapat melihat bagaimana pola penerimaan
dari khalayak tersebut.

media (Jensen, 2002 h. 139). Analisis
resepsi

memandang

khalayak

sebagai

audiens aktif dalam mempersepsi pesan
dan memproduksi makna, tidak hanya
sekedar menjadi individu pasif yang
menerima makna yang dikonstruksikan
oleh media. Menurut (Jensen, 2002, h.
139) terdapat tiga unsur utama dalam

Stuart Hall (1980) menyatakan tiga pola
atau posisi khalayak dalam decoding yaitu:
Dominant

hegemonic:

yaitu

ketika

khalayak menerima pemaknaan sesuai
dengan

wacana

dominan

(preferred

reading) yang dikehendaki oleh media.
Negotiated reading: yaitu ketika khalayak

mengakui adanya legitimasi dari kode

hegemonic reading, negotiated reading

hegemonic,

mengadaptasi

dan oppositional reading. Selanjutnya

pembacaan sendiri berdasarkan kondisi

mengaitkan pemaknaan oleh informan

sosial mereka. Oppositional reading: yaitu

dengan latar belakang yang dimilikinya.

namun

ketika khalayak

memahami

wacana

dominan dari teks namun menolaknya

HASIL DAN PEMBAHASAN

dengan menghasilkan pembacaan radikal

Wacana Dominan

terhadap

Dari hasil analisis denotasi dan konotasi

teks

atau

yang

berlawanan

pada keempat iklan yang menjadi objek

dengan wacana dominan

penelitian didapatkan wacana dominan
METODE PENELITIAN
yang hampir sama dari keempat iklan
Teknik analisis data
tersebut.

Wacana

dominan

yang

Teknik analisis data dalam penelitian ini
ditawarkan dari keempat iklan tersebut
dilakukan dengan cara yang pertama
antara lain (1) Ayah dalam keempat iklan
mengumpulkan data yang diperlukan yaitu
digambarkan sebagai sosok ayah ideal.
iklan yang menjadi objek penelitian untuk
Ayah dalam iklan digambarkan melakukan
kemudian

dianalisis

dan

ditentukan
tanggung jawabnya sebagai pencari nafkah

wacana dominan dari teks tersebut. Kedua
dengan baik, berpenampilan menarik serta
yaitu melakukan analisis dan interpretasi
dekat dengan anak. Sosok ayah dalam
dari hasil focus grup discussion (FGD).
iklan digambarkan sebagai sosok yang
Yang ketiga temuan yang muncul dari
tidak berjarak dengan anaknya. Hal ini
analisis dan interpretasi dari hasil focus
ditunjukan
grup

discussion

(FGD)

dengan

berbagai

kegiatan

kemudian
menyenangkan

yang

dilakukan

ayah

dibandingkan dengan wacana dominan
dengan anaknya, ayah dalam keempat
untuk kemudian dikelompokan kedalam
iklan juga terlihat sangat menikmati
tiga kelompok pemaknaan yaitu: dominant

kebersamaannya dengan anak. hal tersebut

Putri, Faisal, Anggi, Iga, Bagus Juhandi

menguatkan mitos yang telah ada bagi

dan

seorang anak yaitu bahwa bersama ayah

hegemonic position. Berdasarkan analisis

dapat diartikan sebagai kegiatan bermain.

decoding yang telah dilakukan peneliti

(2)

anak

para informan yang berada pada posisi

merupakan tugas tambahan bagi ayah

negotiated position sependapat dengan

diluar tanggung jawabnya sebagai pencari

pesan yang disampaikan oleh encoder.

nafkah

kebutuhan

Dalam hal ini yaitu mereka sepakat dengan

keluarga. Meskipun hanya sebatas tugas

wacana dominan mengenai kriteria sosok

tambahan bagi seorang ayah, ayah dalam

ayah ideal yang dikonstruksikan oleh

keempat iklan tersbut terlihat luwes dalam

media dari segi penampilan dan juga

mengurus

Membangun

kedekatan dengan anak seperti yang ada di

kedekatan antara ayah dan anak dapat

dalam iklan. para informan dalam posisi

dilakukan di wilayah publik maupun

dominant hegemonic juga sepakat bahwa

domestik.

product

mengurus serta mendidik anak merupakan

sosok

tugas tambahan bagi seorang ayah dan hel

melakukan

tersebut dapat dilakukan di wilayah publik

Mendidik

dan

guna

memenuhi

anak.

(4)

menampilkan
multitasking

berbagai

mengurus

(3)

Iklan
ayah

dan

macam

Daily

sebagai

mampu
pekerjaan

termasuk

pekerjaan rumah tangga dan mengurus

temuan

pada

dominant

Negotiated Position

Sementara itu informan lainnya
yaitu

Reta, Ira dan Ardiansyah dapat

dikategorikan ke dalam the negotiated

Dominant Hegemonic position

Berdasarkan

berada

maupun domestik.

anak yang biasanya dilakukan seorang ibu.
Posisi Audiens

Alfiza

peneliti

mayoritas informan baik dari kelompok
FGD laki-laki dan perempuan yaitu Santi,

position. Berdasarkan analisis decoding

yang telah dilakukan peneliti,

para

informan yang berada pada the negotiated

position

melakukan

beberapa

seleksi

Oppositional Code Position

mengenai isi pesan yang disampaikan
Sementara itu, dari keseluruhan
encoder.

Mereka mengakui mengakui
informan baik informan dalam kelompok

adanya legitimasi dari kode hegemonic
FGD laki-laki dan perempuan tidak ada
mengenai

penggambaran

sosok

ayah
yang berada pada oppositional code

dalam iklan daily product

seperti yang
position. pada posisi oppositional code

dikonstrusikan oleh media,

dan sesuai
ketika khalayak

memahami

wacana

dengan wacana dominan hasil analisis
dominan dari teks namun menolaknya
encoding yang telah dilakukan peneliti

dengan menghasilkan pembacaan radikal
sebelumnya. Namun disamping menerima
terhadap

teks

atau

yang

berlawanan

kode hegemonic dari media mengadaptasi
dengan wacana dominan yang ditawarkan.
pembacaan sendiri berdasarkan kondisi
sosial mereka. Dalam hal Reta, Ira dan
Diskusi Hasil
Ardiansyah yang yang berada pada the
Secara keseluruhan sosok ayah
negotiated position sependapat dengan

dalam iklan daily product digambarkan
kriteria sosok ayah yang ideal sesuai
sebagai sosok ayah yang ideal, dengan
dengan yang disampaikan oleh encoder,
penampilan yang menarik ayah dalam
mereka memaknai sosok ayah dalam iklan
iklan digambarkan bertanggung jawab atas
sebagai sosok ayah yang ideal namun
tugasnya sebagai pencari nafkah untuk
mereka menilai bahwa sosok ayah dalam
memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain
iklan bisa berperan sedekat dan sehangat
melakukan tanggung jawabnya dalam
itu dengan anak karena faktor waktu yang
pekerjaan

ayah

dalam

iklan

juga

dimiliki ayah.
digambarkan

dekat

dengan

anak.

Meskipun mengurus dan mendidik anak
merupakan tugas tambahan, ayah dalam

iklan digambarkan luwes dalam interaksi

Iklan

sebagai

sesuatu

yang

dengan anak dan terlihat tidak berjarak

powerful mencitrakan bahwa sosok ayah

dengan anak.

iklan daily product juga

ideal seperti yang ada dalam iklan daily

memberikan

penggambaran

bahwa

product. Iklan adalah sebuah bentuk

dapat

tontonan yang mengiringi sebuah produk,

dilakukan ayah di wilayah publik maupun

yang menawarkan citra-citra sebagai acuan

domestik.

juga

nilai dan moral masyarakat (baik/buruk,

yang

benar/salah) (Piliang, 2003, h. 289). Iklan

melakukan

daily product menghilangkan sosok ibu

berbagai macam pekerjaan salah satunya

dalam perannya mengurus anak, sosok

yaitu

biasanya

ayah digambarkan dengan baik dapat

pekerjaan tersebut identik dilakukan oleh

menggantikan pekerjaan yang biasanya

seorang ibu.

dilakukan oleh seorang ibu. Berbeda

mengurus

ditampilkan
multitasking

dan

mendidik

Ayah

dalam

sebagai
dan

mengurus

anak

iklan
sosok

mampu

anak yang

Penggambaran ayah sebagai sosok
yang multitasking diperkuat Simone De
Beauvoir, dalam bukunya The Second Sex
disebutkan bahwa laki-laki merupakan
sosok sempurna, dan perempuan tidak
lebih dari sekedar pelengkap yang tidak
diharapkan kehadirannya (Beauvoir, 2003,

dengan iklan, dalam realitas nyata jarang
ditemui sosok ayah ideal dan juga sangat
dekat

dengan

anak

seperti

yang

ditampilkan dalam iklan. Realitas sosial
yang ditawarkan dalam iklan mempunyai
jarak (gap) dengan realitas sesungguhnya
(Piliang, 2003, h. 264).

h. 85). Simone juga menambahkan bahwa

PENUTUP

dianggap sebagai sebuah benda sedangkan

Kesimpulan

laki-laki memiliki prinsip “lebih baik dan

(1) Sosok ayah dalam iklan daily poduct

lebih hebat” guna meraih dominasinya

digambarkan sebagai sosok ayah yang

(Beauvoir, 2003, h. 116).

ideal. Dalam iklan ayah ditampilkan

melakukan

pekerjaan

anak

keluarganya sosok ayah beprran sebagai

diluar tugasnya untuk mencari nafkah.

money maker dalam keluarga sehinga ibu

Kegiatan membangun kedekatan antara

merupakan memiliki kendali penuh atas

ayah dan anak dapat dilakukan di wilayah

pengasuhan anak.

publik maupun domestik. Ayah dalam

informan berada pada Negotiated Position

iklan mewakili laki laki sebagai sosok

sepakat dengan wacana dominan yang

multitasking

berbagai

dan

macam

mengurus

mampu

melakukan

pekerjaan

termasuk

Sementara

tiga

ditawarkan dalam iklan namun juga
mengadaptasi

pembacaan

sendiri

mengurus anak yang biasanya dilakukan

berdasarkan kondisi sosial mereka.

seorang ibu.

(4) Perbedaan pemaknaan yang diberikan

(2) Para informan memberikan pendapat

informan mengenai penggambaran sosok

yang beragam mengenai penggambaran

ayah

sosok ayah dalam iklan daily product

dilatarbelakangi banyak faktor antara lain

sehingga menghasilkan pemaknaan yang

gender, latar belakang kondisi keluarga

beragam

serta latar belakang pendidikan.

pula.

Keberagaman

tersebut

dalam

iklan

daily

product

muncul karena adanya perbedaan latar
belakang

pendidikan

dan

juga

latar

DAFTAR PUSTAKA

belakang sosial khususnya keluarga.
(3) Informan berjumlah sembilan orang
berada pada posisi dominant hegemonic
dan sepakat dengan wacana dominan.
Pemaknaan informan yang berada pada
posisi

dominant

hegemonic

dilatarbelakangi oleh

kesamaaan latar

belakang

dimana

keluarga

dalam

Beauvoir, S. (2003). Second sex, Jakarta :
Pustaka Promethea.
Bungin, B.A. (2008). Konstruksi sosial
media massa . Jakarta: Kencana Prenad
Media Group.
Carter, C. & Steiner, L. (2004). Media and
Gender : Open University Press. England.
Connell, R.W. (2005). Masculinities. Los
Angeles: University of Californian Press.
Danesi, M. (2010). Pengantar Memahami
semiotika Media . Yogyakarta: Jalasutra.

Fakih, M. (1999). Analsis gender dan
tranformasi sosial. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Feist, Jess, & Feist, G.J. (2010). Teori
Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika
Goode, W. (2007). Sosiologi Keluarga .
Jakarta: Bumi Aksara.
Hasan & Sandi, S. (2011). Pengantar
cultural studies. Jakarta: Ar-ruzz Media.

Neuman, L. (2007). Basic of social
research qualitative amd quantitative
approach. Boston : Pearson
Education Inc.
Nugroho, R. (2008). Gender dan strategi
pengarustamaannya di Indonesia .
Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Peck, J. C. (1995). Wanita dan keluarga .
Yogyakarta: Kanisus.

Huberman & Miles. (1992). Data
kualitatif. Jakarta:UI press.

Hall, S. (1980). Encoding/Decoding.
Culture, Media, Language. New York :
Routledge.

Ivy, D. (2004). Gender speak personal
effectiveness in gender communication .
New York: McGraws hills.

Sobur, A. (2003). Semiotika Komunikasi.
Bandung: Rosdakarya.

Jefkins, F. (1997). Advertising
(periklanan), Jakarta : Erlangga.

Piliang, Y. A. (2003). Hipersemiotika
(Tafsir Cultural Studies atas Matinya
Makna.Yogyakarta: Jalasutra

Jensen, K.B. & Jankowski, N. W. (Eds.).
(2002). A Handbook Of Qualitative
Methodologies For Mass Communication.
New York: Routledge.

Wood, J. T. (2005). Gendered Lives:
communication, gender & culture,
Wadsworth Engage Learning,
Amerika

Lips, H. (2008). Sex and gender an
introduction. New York: Mc Graw Hills
Littlejohn, S. W. (2008), Theories of
Human Commnucation,
9th Edition, Wadworth:Albuquerque, New
Mexico.
Mosse & Julia, C. (2007). Gender dan
pembangunan. Yogykarta: Pustaka Pelajar
Mufidah,ch. (2003). Paradigma gender .
Malang: Bayumedia Publishing
Nazir, M. (2002). Metodologi penelitian,
Jakartta: Ghalia Indonesia.

Jurnal
Kurnia,
N.
(2004).
Representasi
Maskulinitas dalam Iklan. Jurnal
Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik
Volume 8, Nomor 1, Juli 2004 (17 36).
Kaufman, G. (1999). The Portrayal of
Men’s Family Roles in Television’s
Commercials. Sex roles,
Vol 41, no 5/6, 1999 Davidson
College

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26