PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BONEKA JARI TE

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BONEKA JARI TERHADAP KEMAMPUAN
BERCERITA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK BHAYANGKARI 06 SALIDO

Megi Desfita, Dadan Suryana
Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Universitas Negeri
Padang
megidesfita7@gmail.com

Abstrak
Bercerita merupkan awal bagi anak untuk belajar berbicara dan berinteraksi
dengan orang lain, hal ini bermanfaat untuk kelangsungan hidup anak di lingkungannya
untuk masa depan. Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk
mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhan anak. Anak-anak yang memiliki
kemampuan

berbahasa

yang

baik


umumnya

memiliki

kemampuan

dalam

mengungkapkan pikiran, perasaan, serta tindakan interaktif dengan baik pula. Untuk
meningkatkan bercerita pada anak guru membutuhkan media yang sangat menarik. salah
satu media yang digunakan dalam meningkatkan bercerita pada anak adalah melalui
boneka jari . boneka jari merupakan sebuah media pembelajaran yang bersifat edukatif
menggunakan boneka yang dimainkan dengan ujung jari tangan yang terbuat dari kain
yang

tidak

mudah

bertiras.


Melalui

media

boneka

jari

ini

dapat

meningkatkankemampuan bahasa pada anak..penelitian ini di lakukan pada anak
kelompok B di TK Bhayangkari 06 Salido.

Kata kunci: Boneka Jari, Kemampuan Bercerita

Page 1


PENDAHULUAN
Pendidikan adalah merupakan

perilaku serta beragama ), bahasa dan

aset penting bagi kemajuan sebuah

komunikasi, sesuai dengan keunikan

Negara. Negara yang maju dapat

dan tahap-tahap perkembangan yang

dilihat

dilalui oleh anak usia dini.
Taman Kanak-kanak

dari


tingkat

keberhasilan

pendidikan di Negara tersebut. Oleh
karena itu setiap warga Negara harus
mengikuti jenjang pendidikan, baik
jenjang pendidikan anak usia dini,
pendidikan

dasar,

pendidikan

(TK)

merupakan suatu lembaga PAUD pada
jalur formal yang melayani anak usia
4-6 tahun. TK bertujuan membantu
anak


mengembangkan

berbagai

potensi baik psikis maupun fisik yang

menengah maupun tinggi.
Mengacu pada

Undang-

meliputi moral dan nilai-nilai agama,

undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal

sosial emosional, kognitif, bahasa,

1 Butir 14 tentang Sistem Pendidikan


fisikmotorik, kemandirian untuk siap

Nasional: “Pendidikan Anak Usia Dini

memasuki pendidikan dasar.
Anak merupakan generasi

(PAUD)

adalah

suatu

upaya

pembinaan yang ditujukan bagi anak
sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun

yang


pemberian

dilakukan

rangsangan

melalui
pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut”.

bangsa yang harus dipersiapkan sejak
dini baik dari segi fisik maupun
rohaninya,

agar


seluruh

aspek

perkembangan pada anak berkembang
secara optimal. Setiap anak yang lahir
sudah

memiliki

potensi

masing-

masing dalam diri anak. Potensi itu
akan berkembang dengan optimal
apabila orang tua dan para pendidik

PAUD merupakan salah satu

bentuk penyelenggaraan pendidikan

memberikan stimulus kepada anak

pada

secara terus menerus.
Salah satu kemampuan yang

peletakkan dasar ke arah pertumbuhan

harus dikembangkan pada masa anak

dan perkembangan fisik
( koordinasi motorik halus dan kasar),

usia

yang


menitik

beratkan

kecerdasan ( daya piker, daya cipta,
kecerdasan

emosi,

kecerdasan

spiritual) sosial emosional ( sikap dan

dini

adalah

kemampuan

berbahasa. Oleh karena itu TK atau

pendidikan pra sekolah merupakan
wahana yang sangat penting dalam
mengembangkan bahasa anak. Bahasa

merupakan

alat

untuk

pembelajaran anak usia dini adalah

mengekspresikan ide dan bertanya,

kekonkretan,

dan bahasa juga menghasilkan konsep

diharapkan dapat mempelajari sesuatu

dan kategori-kategori untuk berpikir.

secara nyata. Prinsip kekonkretan

Melalui

tersebut

bahasa

anak

dapat

artinya

bahwa

mengisyaratkan

perlunya

berkomunikasi, mengekspresikan ide

digunakan

dengan lingkungan sekitarnya.

penyampai pesan dari guru kepada

Ada

beberapa

kemampuan

bahasa anak yang perlu dikembangkan

6 tahun sudah bisa bercerita tentang
gambar

yang

disediakan,

menceritakan

pengalaman

secara

sederhana,

mendengar

dan

menceritakan

cerita

secara

urut,

bercerita menggunakan kata ganti
(aku, saya, kamu dan mereka ). Dalam
mengembangkan

kemampuan

bercerita pada anak agar lebih menarik
perhatian anak, diperlukan adanya
media

pembelajaran

mendukung

yang

dalam

dapat
proses

pembelajaran. Di mana penggunaan
media

pembelajaran

dapat

memperjelas penyajian pesan dan
informasi

sehingga

dapat

mengarahkan perhatian anak serta
memotivasi anak dalam mengikuti
pembelajaran. Dalam pembelajaran
anak usia dini media sangat berperan
penting di dalamnya, sebab prinsip

sebagai

saluran

anak agar pesan dapat diterima anak
dengan baik.

salah satunya kemampuan bercerita
pada anak. Idealnya pada anak usia 5-

media

anak

Melalui pengamatan peneliti di
TK Bhayangkari 06 Salido bahwa
bahasa anak dalam bercerita belum
berkembang dengan baik. Dimana di
TK

Bhayangkari

menggunakan

06

media

Salido

buku

atau

majalah untuk melatih kemampuan
bercerita anak. Selain itu, guru masih
menggunakan metode ceramah dalam
bercerita

yang

menyebabkan

pembelajaran menjadi kurang menarik
bagi anak. Berdasarkan latar belakang
permasalahan
berinisiatif

tersebut
melakukan

peneliti
penelitian

dengan judul “Pengaruh Penggunaan
Media

Boneka

Jari

Terhadap

Kemampuan Bercerita Anak di Taman
Kanak-Kanak Bhayangkari 06 Salido.

PEMBAHASAN

disampaikan dalam bentuk pesan,
informasi atau hanya sebuah dongeng

A. Pengertian Bercerita
Bahasa

yang untuk didengarkan dengan rasa

merupakan

alat

menyenangkan. Sedangkan menurut

komunikasi utama bagi seorang anak

Moeslichatoen

untuk

menyebutkan

mengungkapkan

berbagai

( 2004
bercerita

: 157

)

merupakan

keinginan maupun kebutuhan anak.

salah satu pemberian pengalaman

Anak-anak

belajar

yang

memiliki

bagi

anak

TK

dengan

kemampuan berbahasa yang baik

membawakan cerita kepada anak

umumnya

secara lisan. Cerita yang dibawakan

memiliki

kemampuan
pikiran,

guru harus menarik, dan mengundang

perasaan, serta tindakan interaktif

perhatian anak dan tidak lepas dari

dengan baik pula.

tujuan pendidikan bagi anak TK.

dalam

mengungkapkan

Dari pendapat di atas dapat

Menurut Susanto ( 2011: 74 )
bahasa adalah alat untuk berpikir,

disimpulkan

bahwa

mengekspresikan

merupakan

kegiatan

diri

dan

disampaikan

pendapat Sunarto ( 2006: 136 )

menggunakan alat atau tanpa alat,

bahasa merupakan alat komunikasi

disampaikan dengan menarik agar

yang digunakan oleh seseorang dalam

mengundang perhatian anak sehingga

pergaulannya

tujuan pembelajaran tercapai.

hubungannya

lisan

yang

berkomunikasi. Sedangkan menurut

atau

secara

bercerita
dengan

dengan orang lain.
Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan

bahwasanya

bahasa

merupakan alat untuk berkomunikasi
dengan orang lain, yang tujuannya
untuk

mengungkapkan

pikiran,

perasaan dan tindakan.
Menurut Dhieni ( 2009 : 6.3 )
bercerita adalah suatu kegiatan yang
dilakukan

seseorang

B. Pengertian Media

secara

lisan

kepada orang lain dengan alat atau
tanpa alat tentang apa yang harus

Menurut

Sadiman

dalam

Kustandi ( 2011:7 ) mengemukakan,
bahwa media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Sedangkan menurut
yamin ( 2009:148 ) “ media adalah
suatu

perangkat

yang

dapat

menyalurkan informasi dari sumber
ke penerima informasi “. Dari dua
pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwasanya

suatu

adalah media yang hanya dapat

perantara atau perangkat yang bisa

dilihat. Media visual terdiri atas

menyampaikan pesan dari pengirim

media yang diproyeksikan dan tidak

pesan ( guru ) ke penerima pesan

diproyeksikan.

2)

(anak

defenisi

adalah

yang

menurut

pesan dalam bentuk auditif (yang

pembelajaran

dapat didengar). 3) Media Audio

merupakan sistem, yang terdiri atas

Visual, merupakan kombinasi dari

berbagai

media audio dan visual disebut media

).

media

adalah

Menyinggung

pembelajaran,
Rusman(

2010:1

)

komponen

yang

saling

berhubungan satu dengan yang lain.
metode

mengandung

Berdasarkan pendapat di atas,

evaluasi.

maka dapat disimpulkan bahwa media

Kustandi

bermain boneka jari adalah jenis

( 2011:6 ) “ pembelajaran adalah

media visual yaitu media yang dapat

suatu kegiatan yang bertujuan “. Dari

dilihat dan dirasakan oleh peserta

pendapat di atas dapat disimpulkan

didik.

Sedangkan

dan

audio,

pandang dengar.

komponen tersebut meliputi : tujuan,
materi,

media

Media

menurut

pembelajaran merupakan suatu sistem
yang terdiri dari berbagai komponen (

C. Media Boneka Jari

tujuan, materi, metode dan evaluasi )
dimana

komponen-komponen

itu

Menurut Eliyawati ( 2005 : 71)

harus saling melengkapi satu dengan

mengatakan bahwa boneka jari adalah

yang lainnya agar mencapai tujuan

boneka yang dibuat dari kain yang

pembelajaran itu sendiri.

tidak mudah bertiras. Kain dibentuk

Setelah

istilah

sesuai dengan figur cerita, satu narasi

media dan pembelajaran, maka dapat

cerita dapat sepuluh boneka, dan

disimpulkan

media

penyelesaian boneka dijahit dengan

sebuah

tusuk feston. Sedangkan menurut

sarana untuk meningkatkan kegiatan

Sukerti ( 2013 ) boneka jari adalah

proses belajar dan mengajar. Media

salah satu bentuk media pembelajaran

dalam proses pembelajaran dapat

yang bisa digambar langsung di ujung

dikelompokkan

beberapa

jari tangan atau dapat pula dibuat dari

jenis. Menurut Eliyawati (2005: 114-

kain atau bahan lainnya yang dibentuk

118) menyatakan jenis-jenis media

menyerupai

pendidikan adalah:1) Media Visual,

bentuk dengan berbagai macam sifat

pembelajaran

menganalisa
bahwa
itu

adalah

menjadi

wajah

atau

berbagai

yang

dapat

dimainkan

dengan

menggunakan ujung jari tangan.

disimpulkan bahwa boneka jari adalah
pembelajaran

dapat

mengembangkan

imajinasi, keaktifan dan menambah

Dari pendapat di atas dapat
sebuah media

pembelajar

suasana gembira pada siswa dalam
kegiatan pembelajaran.

yang

Dari pendapat di atas dapat

bersifat edukatif menggunakan boneka

disimpulkan

yang dimainkan dengan ujung jari

penggunaan

tangan. Adapun tujuan boneka jari

mengembangkan

menurut Eliyawati ( 2005 : 71 ) adalah

meningkatkan

keterampilan,

mengembangkan

kreativitas,

anak,

mempertinggi

bahasa

anak,

keterampilan

bahwa

tujuan

boneka

jari

dapat
bahasa,

imajinasi

serta

dan

menambah suasana gembira pada anak

kreativitas anak, belajar bersosialisasi

saat belajar. peneliti memilih Media

dan

boneka

bergotong

melatih

royong

keterampilan

disamping
jari

jemari

jari

karena

mampu

memberikan motivasi dan minat anak

tangan. Sedangkan menurut Sukerti

dalam

(2013 ) tujuan penggunaan boneka jari

perkembangan bahasa pada anak dapat

sebagai media pembelajran adalah

meningkat.

menimbulkan

daya

membangkitkan

tarik

minat

bercerita

sehingga

baspek

dan
bagi

PENUTUP

komunikasi utama bagi seorang anak

Pendidikan anak usia dini

untuk

mengungkapkan

berbagai

adalah suatu upaya pembinaan yang

keinginan maupun kebutuhan anak.

ditujukan kepada anak sejak lahir

Anak-anak

samapai dengan usia enam tahun,

kemampuan berbahasa yang baik

dilakukan

umumnya

melalui

pemberian

ransangan

pendidikan

membantu

pertumbuhan

untuk

dalam

yang
memiliki

memiliki
kemampuan

mengungkapkan

pikiran,

dan

perasaan, serta tindakan interaktif

perkembangan jasmani agar anak

dengan baik pula. Dengan adanya

memiliki kesiapan dalam memasuki

media boneka jari ini agar anak lebih

pendidikan

tertarik

lebih

lanjut.

Dengan

mengajarkan anak-anak kemampuan
Berbahasa. Bahasa merupakan alat

dan

bersemangat

dalam

mengenal berbagai cerita tentu saja

mampu mengembangkan bahasa pada

Manual dan Digital. Jakarta:

anak uisa dini.

Ghalia Indonesia.

.

Moeslichatoen.
DAFTAR PUSTAKA

2004.

Pengajaran

Metode
di

Taman

Kanak-Kanak. Jakarta: PT
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik.

Jakarta:

Rineka

Rineka Cipta.
Sunarto

Rayandra.

2011.

Kreatif

Peserta

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan

Media

Pembelajaran.

Anak Usia Dini: Pengantar

Jakarta:

Dalam Berbagai Aspeknya.

Gaung Persada (GP) Press.
Nurbiana.

2006.

Didik. Jakarta : Rineka Cipta

Mengembangkan

Dhieni,

Hartono.

Perkembangan

Cipta.
Asyar,

dan

2006.

Pengembangan

Jakarta: Kencana Pranada
Media Group.

Metode
Bahasa.

Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Dasar

Jakarta: Universitas Terbuka.

Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Depdiknas.

Dwi Tati Sukerti, 2013, Peningkatan
Hasil Belajar Siswa Pada
Pembelajaran
Sederhana

Percakapan
Dengan

Menggunakan Boneka Jari
Dikelas I. Artikel.

2010.

Statistika.

Padang:

Sukabina Press.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan

Eliyawati, Cucu. 2005. Pemilihan dan
Pengembangan

Syafril.

Sumber

Belajar Untuk Anak Usia
Dini. Jakarta: Depdiknas.
Kustandi, Cecep & Sutjipto, Bambang.
2011. Media Pembelajaran

Nasional.

Jakarta:

Sinar

Grafika.
Yamin, Martianis & Sanan, Jamilah
Sabri. 2013. Panduan PAUD
Pendidikan Anak Usia Dini.
Ciputat: Referensi.