Tujuan dari pemerintahan Orde Baru

Tujuan dari pemerintahan Orde Baru
1.

Mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama

2.

Penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia

3.

Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen

4.
Menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna
mempercepat proses pembangunan bangsa.
Latar belakang lahirnya Orde Baru :
Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30
September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung lama
Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana pemerintah melakukan devaluasi rupiah
dan kenaikan harga bahan bakar menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat

Rakyat melakukan demonstrasi menuntut agar PKI berserta Organisasi Masanya dibubarkan
serta tokoh-tokohnya diadili
Pembentukankesatuan aksi berupa Front Pancasila yang selanjutnya lebih dikenal dengan
Angkatan 66untuk menghacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30 September 1965
Kesatuan aksi Front Pancasila pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR mengajukan
tuntutan TRITURA (Tri Tuntutan Rakyat) yang berisi :
1.

Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya

2.

Pembersihan Kabinet Dwikora

3.

Penurunan Harga-harga barang.

Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet Seratus
Menteri tidak juga memuaskan rakyat

Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili
tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil dilakukan
meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub)
Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang bergejolak
tak juga berhasil

Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang
ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi
keadaan negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan.
Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara kekuasaan masa
Sukarno(Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yang menandai sebuah masa baru sete
lah pemberontakan PKI tahun 1965.
Orde baru lahir sebagai upaya untuk :
Mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama.
Penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia.
Melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat
proses pembangunan bangsa.
Latar belakang lahirnya Orde Baru :
1.


Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965.

2.
Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30 Septem
ber 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung lama.
3.
Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600% sedangkan upa
ya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga bahan bakar menyebabkan timbul
nya keresahan masyarakat.
4.
Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan besarbesaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut agar PKI berserta Or
ganisasi Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili.
5.
Kesatuan aksi (KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat bergabung membe
ntuk Kesatuan Aksi berupa “Front Pancasila” yang selanjutnya lebih dikenal dengan “Angkatan
66” untuk menghacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30 September 1965.
6.
Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR mengaju
kan tuntutan”TRITURA”(Tri Tuntutan Rakyat) yang berisi :

ü

Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya

ü

Pembersihan Kabinet Dwikora

ü

Penurunan Harga-harga barang.

7.
Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet Seratus
Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut duduk tokoh
-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.
8.
Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili
tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil dilakukan
meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub).

9.
Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang bergejola
k tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (SUPERSE
MAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk
mengatasi keadaan negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan.
Upaya menuju pemerintahan Orde Baru :
Setelah dikelurkan Supersemar maka mulailah dilakukan penataan pada kehidupan berbangsa da
n bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Penataan dilakukan di dalam lingkungan le
mbaga tertinggi negara dan pemerintahan.
Dikeluarkannya Supersemar berdampak semakin besarnya kepercayaan rakyat kepada pemerinta
h karena Suharto berhasil memulihkan keamanan dan membubarkan PKI.
Munculnya konflik dualisme kepemimpinan nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan karena saa
t itu Soekarno masih berkuasa sebagai presiden sementara Soeharto menjadi pelaksana pemerinta
han.
Konflik Dualisme inilah yang membawa Suharto mencapai puncak kekuasaannya karena akhirny
a Sukarno mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.
Pada tanggal 23 Februari 1967, MPRS menyelenggarakan sidang istimewa untuk mengukuhkan
pengunduran diri Presiden Sukarno dan mengangkat Suharto sebagai pejabat Presiden RI. Denga
n Tap MPRS No. XXXIII/1967 MPRS mencabut kekuasaan pemerintahan negara dan menarik k
embali mandat MPRS dari Presiden Sukarno .

12 Maret 1967 Jendral Suharto dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia. Peristiwa i
ni menandai berakhirnya kekuasaan Orde Lama dan dimulainya kekuasaan Orde Baru.
Pada Sidang Umum bulan Maret 1968 MPRS mengangkat Jendral Suharto sebagai Presiden Rep
ublik Indonesia.
Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara kekuasaan masa
Sukarno(Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yang menandai sebuah masa baru sete
lah pemberontakan PKI tahun 1965.
Orde baru lahir sebagai upaya untuk :

Mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama.
Penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia.
Melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat
proses pembangunan bangsa.
Latar belakang lahirnya Orde Baru :
1.

Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965.

2.

Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30 Septem
ber 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung lama.
3.
Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600% sedangkan upa
ya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga bahan bakar menyebabkan timbul
nya keresahan masyarakat.
4.
Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan besarbesaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut agar PKI berserta Or
ganisasi Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili.
5.
Kesatuan aksi (KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat bergabung membe
ntuk Kesatuan Aksi berupa “Front Pancasila” yang selanjutnya lebih dikenal dengan “Angkatan
66” untuk menghacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30 September 1965.
6.
Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR mengaju
kan tuntutan”TRITURA”(Tri Tuntutan Rakyat) yang berisi :
ü

Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya


ü

Pembersihan Kabinet Dwikora

ü

Penurunan Harga-harga barang.

7.
Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet Seratus
Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut duduk tokoh
-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.
8.
Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili
tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil dilakukan
meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub).

9.
Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang bergejola
k tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (SUPERSE

MAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk
mengatasi keadaan negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan.
Upaya menuju pemerintahan Orde Baru :
Setelah dikelurkan Supersemar maka mulailah dilakukan penataan pada kehidupan berbangsa da
n bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Penataan dilakukan di dalam lingkungan le
mbaga tertinggi negara dan pemerintahan.
Dikeluarkannya Supersemar berdampak semakin besarnya kepercayaan rakyat kepada pemerinta
h karena Suharto berhasil memulihkan keamanan dan membubarkan PKI.
Munculnya konflik dualisme kepemimpinan nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan karena saa
t itu Soekarno masih berkuasa sebagai presiden sementara Soeharto menjadi pelaksana pemerinta
han.
Konflik Dualisme inilah yang membawa Suharto mencapai puncak kekuasaannya karena akhirny
a Sukarno mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.
Pada tanggal 23 Februari 1967, MPRS menyelenggarakan sidang istimewa untuk mengukuhkan
pengunduran diri Presiden Sukarno dan mengangkat Suharto sebagai pejabat Presiden RI. Denga
n Tap MPRS No. XXXIII/1967 MPRS mencabut kekuasaan pemerintahan negara dan menarik k
embali mandat MPRS dari Presiden Sukarno .
12 Maret 1967 Jendral Suharto dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia. Peristiwa i
ni menandai berakhirnya kekuasaan Orde Lama dan dimulainya kekuasaan Orde Baru.
Pada Sidang Umum bulan Maret 1968 MPRS mengangkat Jendral Suharto sebagai Presiden Rep

ublik Indonesia.

Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara kekuasaan masa
Sukarno(Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yang menandai sebuah masa baru sete
lah pemberontakan PKI tahun 1965.
Orde baru lahir sebagai upaya untuk :
Mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama.
Penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia.
Melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat
proses pembangunan bangsa.
Latar belakang lahirnya Orde Baru :
1.

Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965.

2.
Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30 Septem
ber 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung lama.

3.
Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600% sedangkan upa
ya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga bahan bakar menyebabkan timbul
nya keresahan masyarakat.
4.
Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan besarbesaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut agar PKI berserta Or
ganisasi Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili.
5.
Kesatuan aksi (KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat bergabung membe
ntuk Kesatuan Aksi berupa “Front Pancasila” yang selanjutnya lebih dikenal dengan “Angkatan
66” untuk menghacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30 September 1965.
6.
Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR mengaju
kan tuntutan”TRITURA”(Tri Tuntutan Rakyat) yang berisi :
ü

Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya

ü

Pembersihan Kabinet Dwikora

ü

Penurunan Harga-harga barang.

7.
Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet Seratus
Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut duduk tokoh
-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.
8.
Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili
tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil dilakukan
meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub).
9.
Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang bergejola
k tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (SUPERSE
MAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk
mengatasi keadaan negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan.
Upaya menuju pemerintahan Orde Baru :

Setelah dikelurkan Supersemar maka mulailah dilakukan penataan pada kehidupan berbangsa da
n bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Penataan dilakukan di dalam lingkungan le
mbaga tertinggi negara dan pemerintahan.
Dikeluarkannya Supersemar berdampak semakin besarnya kepercayaan rakyat kepada pemerinta
h karena Suharto berhasil memulihkan keamanan dan membubarkan PKI.
Munculnya konflik dualisme kepemimpinan nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan karena saa
t itu Soekarno masih berkuasa sebagai presiden sementara Soeharto menjadi pelaksana pemerinta
han.
Konflik Dualisme inilah yang membawa Suharto mencapai puncak kekuasaannya karena akhirny
a Sukarno mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.
Pada tanggal 23 Februari 1967, MPRS menyelenggarakan sidang istimewa untuk mengukuhkan
pengunduran diri Presiden Sukarno dan mengangkat Suharto sebagai pejabat Presiden RI. Denga
n Tap MPRS No. XXXIII/1967 MPRS mencabut kekuasaan pemerintahan negara dan menarik k
embali mandat MPRS dari Presiden Sukarno .
12 Maret 1967 Jendral Suharto dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia. Peristiwa i
ni menandai berakhirnya kekuasaan Orde Lama dan dimulainya kekuasaan Orde Baru.
Pada Sidang Umum bulan Maret 1968 MPRS mengangkat Jendral Suharto sebagai Presiden Rep
ublik Indonesia.
Lahirnya rde baru tidak bisa dipisahkan dengan peristiwa G 30 S/PKI 1965. Gerakan 30 S/PKi
1965 yang telah mengakibatkan terjadinya kekacauan terhadap tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara dianggap sebagai penyimpangan terhadap UUD ’45 dan Pancasila. Oleh karena itu,
munculah keinginan untuk menempatkan UUD ’45 dan Pancasila sebagai landasan kehidupan
berbanga dan bernegara secara murni dan konsekuen.
Keinginan tersebut Nampak dari maraknya demo-demo dari kesatuan aksi dari maraknya demodemo dari kesatuan-kesatuan aksi seperti KAPI, KAPPI, dan juga KASI.kesatuan-kesatuan aksi
tersebut kemudian menggabungkan diri dalam front pancasila yang nantinya kita kenal dengan
angkatan 66. Dan salah satu aksinya yaitu pada tanggal 12 januari 1966 yang mngeluarkan tritura
yang isinya:
a) Pembubaran PKI beserta massanya
b) Pembersihan cabinet dwikora
c) Penurunan harga-harga barang.
Aksi demo semakin kuat setelah tangga 24 februari 1966 para mahasiswa menentang pelantikan
cabinet 100 menteri yang melibatkan orang-orang PKI, dalam aksinya para demonstar dihadang
oleh pasukan keamanan yang kemudian menyebabkan terjadinya bentrokan. Dalam insiden
tersebut seorang mahasiswa yaitu haris rahman hakim tewas, insiden inilah yang mengakibatkan
aksi-aksi mereka.
Semakin kuatnya demonstrasi berakbit pada tidak kondusifnya situasi keamanan dan situasi di
Indonesia.

LATAR BELAKANG LAHIRNYA ORDE
BARU
1. Adanya gerakan G30 S/PKI
1. Sebelum tragedi


Adanya aksi-aksi agitasi (hasutan), demonstrasi, dan unjuk kekuatan oleh
PKI



PKI melakukan aksi propaganda politik untuk memprovokasi rakyat
dengan cara:


memunculkan slogan yang berusaha memprovokasi buruh dan
petani untuk mengadakan pengambilan lahan pertanian dan
perkebunan



Mempersenjatai BTI demi kepentingan politik PKI untuk
melakukan perampasan tanah-tanah pengusaha dan mengadakan
aksi-aksi kekerasan



Mengembuskan isu “Dewan Jenderal” akan melakukan kudeta
pemerintahan Sukarno



Pembentukan angkatan kelima (buruh dan tani diberi latihan
militer dan dipersenjatai)

2. Aksi tragedi


Kudeta diawali dengan aksi penculikan dan pembunuhan terhadap
jenderal-jenderal angkatan darat

3. Setelah tragedi


Penumpasan G30 S/PKI dengan cara


Mayjen Soeharto mengambil alih jabatan angkatan darat



Soeharto merebut kembali penguasaan ojek-objek vital



Soeharto meminta rakyat bersatu untuk menghadapi G30 S/PKI



Operasi militer di Bandara Halim P. Yang diduga menjadi basis
PKI



Membentuk operasi militer di Jawa Tengah, spt, MMC, Trisula

b. Kekosongan pimpinan angkatan darat
c. Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa di depan gedung DPR
1. Mahasiswa menyampaikan Tritura


Bubarkan PKI dan Ormas-ormasnya



Lakukan retoling kabinet Dwikora



Turunkan harga

d. Perubahan kabinet Dwikora/100 menteri
e. Tertembaknya mahasiswa Arif Rahman Hakim

ISI ORDE BARU : PERALIHAN DAN
PERKEMBANGAN
1. Orde baru ialah suatu tatanan suatu tatanan seluruh kehidupan rakyat bangsa dan negara
yang diletakan pada kemurnian pelaksanaan pancasila dan uud 1945 / senagai koreksi
terhadap penyelewengan-penyelewengan yang terjadi pada masa lalu.
2. Orde baru diawali oleh presiden Sukarno mengeluarkan surat perintah yang berisi tentang
pemulihan keamanan dan jaminan keamanan bagi presiden sukarno untuk presiden
suharto yang biasa dikenal supersemar 1966.

TINDAK LANJUT SUPERSEMAR
Jenderal suharto mengambil tindakan untuk menindaklanjutin supersemar yaitu:
1. Tanggal 12 maret 1966

Melarang aktivitas PKI serta ormas-ormasnya dan organisasi yang berlindung dan
bernaung/seasas dengan PKI.
2. Tanggal 18 maret 1966
Mengadakan penangkapan terhadap 15 orang menteri negara yang terlibat atau dicurigai
terlibat dalam G30 S/PKI.
3. Tanggal 27 maret 1966
Membentuk kabinet dwikora yang disempurnakan untuk menjalankan pemerintahan
tokoh yang di kabinet jelas terlihat dalam G30 S/PKI.
4. Tanggal 20 juni-15 juli 1966 diadakan sidang umum IV MPRS dengan hasil sbb:
a. Ketetapan MPRS Nomor IX/MPRS/1966 tentang Surat Perintah
Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia/Pemimpin
Besar Revolusi /Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
Republik Indonesia;
b. Ketetapan MPRS Nomor X/MPRS/1966 tentang kedudukan Semua Lembagalembaga Negara Tingkat Pusat dan Daerah pada Posisi dan Fungsi Yang di Atur
dalam Undang-undang Dasar 1945;
c. Ketetapan MPRS Nomor XI/MPRS/1966 tentang Pemilihan Umum;
d. Ketetapan MPRS Nomor XII/MPRS/1966 tentang Penegasan Kembali Landasan
Kebijaksanaan Politik Luar Negeri Republik Indoenesia;
e. Ketetapan MPR Nomor XIII/MPRS/1966 Tentang Kabinet Ampera;
f. Ketetapan MPRS Nomor XIV/MPRS/1966 tentang Pembentukan Panitia-panitia
Ad Hoc MPRS yang bertugas melakukan penelitian Lembaga-lembaga Negara,
Penyusunan Bagan Pembagian Kekuasaan di antara Lembaga-lembaga Negara
menurut Sistem Undang-Undang Dasar 1945 dan Penyusunan Perincian Hak-hak
Asasi Manusia;
g. Ketetapan MPRS Nomor XV/MPRS/1966 tentang pemilihan/ Penunjukan Wakil
Presiden dan Tata Cara Pengangkatan Pejabat Presiden;
h. Ketetapan MPRS Nomor XVI/MPRS/1966 tentang pengertian Mandataris MPRS;
i. Ketetapan MPRS Nomor XVII/MPRS/1966 tentang Pemimpin Besar Revolusi;
j. Ketetapan MPRS Nomor XVIII/MPRS/1966 tetang Peninjauan Kembali
Ketetapan MPRS Nomor III/MPRS/1963

k. Ketetapan MPRS Nomor XIX/MPRS/1966 Tentang Peninjauan Kembali Produkproduk Legislatif Negara di Luar Produk MPRS yang tidak sesuai dengan
Undang-Undang Dasar 1945;
l. Ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966 tentang Memorandum DPR-GR
mengenai Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Peratutan
Perundangan Republik Indonesia;
m. Ketetapan MPRS Nomor XXI/MPRS/1966 tentang Pemberian Otonomi Seluasluasnya Kepala Daerah;
n. Ketetapan MPRS Nomor XXII/MPRS/1966 tentang Kepartaian, Keormasan dan
Kekaryaan.
o. Ketetapan MPRS Nomor XXIII/MPRS/1966 Tentang Pembaharuan
Kebijaksanaan Landasan Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan;
p. Ketetapan MPRS Nomor XXIV/MPRS/1966 tentang Kebijakan dalam Bidang
Pertahanan Keamanan;
q. Ketetapan MPRS Nomor XXIV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis
Indonesia, Pernyataan Sebagai Organisasi terlarang di seluruh Wilayah Negara
Republik Indonesia bagi Partai Komunis Indonesia dan Larangan Setiap Kegiatan
untuk Menyebarkan atau Mengembangkan Faham atau Ajaran
Komunis/Marxisme Leninisme;
r. Ketetapan MPRS Nomor XXVI/MPRS/1966 tentang Pembentukan Panitia
Peneliti Ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno;
s. ketetapan MPRS Nomor XXVII/MPRS/1966 Tentang Agama, Pendidikan dan
Kebudayaan;
t. Ketetapan MPRS Nomor XXVIII/MPRS/1966 tentang Kebijaksanaan
Peningkatan Kesejahteraan Rakyat;
u. Ketetapan MPRS Nomor XXIV/MPRS/1966 Tentang Pengangkatan Pahlawan
Ampera;
v. Ketetapan MPRS Nomor XXX/MPRS/1966 tentang Pencabutan Bintang “Maha
Putera” Kelas III dari D.N. Aidit;
w. Ketetapan MPRS Nomor XXXI/MPRS/1966 tentang Penggantian Sebutan
“Paduka Yang Mulia” (P.Y.M) dengan sebutan “Bapak/Ibu” atau
“Saudara/Saudari”;
x. Ketetapan MPRS Nomor XXXII/MPRS/1966 tentang Pembinaan Pers.

5. PROGAM KABINET AMPERA 25 juli 1966
a. Memperbaiki kehidupan rakyat.
b. Melaksanakan pemilihan umum dengan batas waktu yang ditentukan oleh MPRS.
c. Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif untuk kepentingan nasional.
d. Melanjutkan perjuangan anti kolonialisme dan imperialisme dalam segala bentuk
manifestasinya.
6. KEBIJAKAN PEMERINTAH ORDE BARU
a. Di bidang politik


pembentukan kabinet pembangunan dengan tugas:
o penciptaan stabilitas politik dan ekonomi.
o penyusunan dan pelaksanaan rencana pembangunan 5 tahun.
o pelaksanaan peilihan umum.
o pengikisan habis sisa-sisa gerakan 30 september.
o pembersihan aparatur di pusat dan daerah dari pengurus G30
S/PKI.



pembubaran PKI dan ormas-ormasnya secara tuntas.



penyederhanaan dan pengelompokan parpol.



pelembagaan ideologi dwifungsi abri.



pemilihan umum.



mengadakan penentuan pendapat rakyat.

b. Di bidang ekonomi


keadaan ekonomi di awal orde baru.
o sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian sehingga
struktur perekonomian indonesia lebih condong ke sektor
pertanian.

o komoditas indonesia dari bahan mentah menghadapi persaingan di
pasaran internasional sehingga devisa negara lemah.
o tingkat investasi rendah dan kurangnya tenaga ahli di bidang
industri sehingga industri dalam negeri kurang berkembang.
o tingkat pendapatan rata-rata rakyat indonesia sangat rendah.
o produksi nasional bruto indonesia sangat rendah.
o indonesia sebagai pengimpor beras terbesar di dunia.
o tingkat inflasi yang sangat tinggi dikarenakan gerakan G30 S/PK.


kebijakan pertumbuhan ekonomi bertumpu pada progam trilogi
pembangunan.
o pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
o pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
o stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis.



pelaksanaan pola umum 5 tahunan (PELITA)
o pelita I : 1 april 1969-31 maret 1974. tujuan : meningkatkan taraf
hidup rakyat dan lebih menekankan pada bidang pembangunan dan
pertanian.
o pelita II : 1 april 1974-31 maret 1979. hasil : meningkatkan
pertumbuhan ekonomi rata-rata 7 % setahun.
o pelita III : siklus 5 tahun. menekankan pada trilogi pembangunan.
o pelita IV : hasil : KB, swasembada pangan, rumah.
o pelita V : sasaran. sektor pertanian dan industri untuk di ekspor.
o pelita VI : sasaran. sektor pertanian dan industri untuk di ekspor.



pinjaman luar negeri.
berdampak pada kesulitan membayar hutang pada masa berikutnya
dan hilangnya indonesia untuk mengatur arah dan kebijakan

perekonomian indonesia karena segala pinjaman luar negeri
membawa konsekuensi indonesia harus mengikutu haluan politik
negeri donor.


konglomerasi ekonomi.