BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran TGT Siswa Kelas 4 SD Negeri Seworan Wonosegoro Boyolal
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Seworan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali pada semester 2 tahun pelajaran 2015/2016
Subyek penelitian adalah siswa kelas 4 SD Negeri Seworan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Siswa kelas 4 ini berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki pada semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.
SD Negeri Seworan terletak di lingkungan pedesaan yang jauh dari keramaian. Sebagian penduduknya bermata pencaharian bertani dan pedagang. Kondisi ini menyebabkan perhatian orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya masih kurang. Dengan demikian motivasi untuk belajar sangat rendah..
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel Independen dan variabel dependen. Variabel independen pada penelitian ini adalah model pembelajaran TGT. Model pembelajaran TGT pada KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya melalui langkah-langkah menyimak penyajian materi perkembangan teknologi, membentuk kelompok belajar @ 5 siswa, belajar dalam kelompok, bermain turnamen dengan model kuis-kuis, enerima penghargaan.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Hasil belajar adalah besarnya skor atau angka yang diperoleh dari skor proses belajar dan skor hasil belajar yang mencakup aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian dengan model spiral yang dikemukakan oleh Kemmis, S. Dan Mc. Taggart, R.
Prosedur PTK ini terdiri 2 siklus agar berfungsi secara efektif. Masing- masing siklus ada 3 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan dan observasi, dan tahap refleksi.
Gambar 3.1
PTK ModelSpiral dari Kemmis S. dan Mc.Taggart, R Sumber:
Pada perencanaan penelitian ini akan dilakukan dua siklus, yang masing- masing siklus berisi perencanaan, tindakan dan observasi, serta refleksi. Perencaraan siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut:
3.3.1. Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan penelitian siklus I peneliti perlu membuat perencanaan sebelum melakukan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menganalisis kekurangan pembelajaran yang telah ditemukan saat kegiatan observasi.
b) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I. (Lampiran 1) c) Menyusun perangkat RPP yakni materi, media, instrumen tes dan non tes.
d) Menyusun lembar observasi tindakan sebagai panduan bagi observer dalam
b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan dan obsevasi dilaksanakan dalam waktu yang sama. Observasi mencakup aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dan diukur menggunakan intrumrn rubrik pengukuran. Pada pelaksanaan tindakan siklus 1 guru mengimplementasikan tindakan penerapan model pembelajaran TGT dengan KD
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya yang sesuai dengan RPP yang telah
disiapkan yakni terdapat kegiatan awal, inti, dan penutup. RPP secara rinci dapat dilihat pada lampiran 1.
c. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran pada siklus I. Refleksi dilakukan atas dasar hasil observasi dan tes formatif siswa. Setelah tahap siklus I selesai dilaksanakan, maka diperoleh nilai. Nilai tersebut akan dianalisis, hasil analisis data digunakan untuk melihat keberhasilan maupun kekurangan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Game Tournament) TGT. Setelah itu melakukan perbaikan terhadap kekurangan pada proses pembelajaran untuk diterapkan pada siklus II. Dari hasil analisis data diadakan tindak lanjut apabila tindakan yang telah dilakukan tidak menghasilkan peningkatan terhadap hasil belajar IPS pada materi mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3.3.2 Siklus II
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan penelitian siklus II, perlu membuat perencanaan sebelum melakukan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi masalah- masalah yang ada dalam siklus I. 2) Menganalisis permasalahan dalam pembelajaran yang dilakukan pada siklus I. 3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). (Lampiran 2) 4) Menyusun perangkat RPP yakni materi, instrumen tes dan non tes.
b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan dan obsevasi dilaksanakan dalam waktu yang sama. Observasi mencakup aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dan diukur menggunakan intrumrn rubrik penilaian. Pada pelaksanaan tindakan siklus
II akan dilaksanakan dengan 1 kali pertemuan. Pada tahap ini, guru mengimplementasikan tindakan penerapan model pembelajaran dengan 2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya yang telah disiapkan yakni terdapat kegiatan awal, inti, dan penutup. RPP secara rinci dapat dilihat pada lampiran 2.
c. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran pada siklus II. Refleksi dilakukan atas dasar observasi dan hasil tes formatif siswa. Setelah tahap siklus II selesai dilaksanakan, maka diperoleh nilai. Nilai tersebut akan dianalisis, hasil analisis data digunakan untuk melihat keberhasilan maupun kekurangan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran e TGT (Teams Game Tournament). Selanjutnya hasil analisis dari siklus I dan siklus II dibandingkan. Apabila pada siklus II hasil analisis yang didapat lebih baik dari siklus I, maka dianggap penerapan model pembelajaran TGT (Teams Game Tournament ) telah berhasil.
3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Alat Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari skor tes, skor sikap, dan skor keterampilan dan data sekunder yang diperoleh dari hasil belajar pada semester I tahun pelajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknis tes dan nontes. Teknik tes yang digunakan dalam penenlitian ini adalah tes formatif yang disajikan dalam bentuk pilihan ganda. Teknik nontes yang digunakan dalam penelitan ini berupa sikap dan keterampilan siswa.
Instrumen penelitian berupa butir-butir soal tes¸ lembar pengamatan yang dillengkapi dengan rubrik pengukuran sikap, dan rubrik pengukuran keterampilan. ganda. Pelaksanaan tes dilakukan secara lisan pada saat siswa mengikuti turnamen akademik. Kisi-kisi instrumen pengukuran disajikan melalui lampiran 2 dan 3.
Rubrik pengukuran afektif dan psikomotorik dibuat agar penilaian proses pembelajaran lebih terarah. Rubik penilaian sikap digunkakan untuk mengukur aspek sikap dan rubrik penilaian ketrampilan digunakan untuk mengukur aspek ketrampilan. Palaksanan penilaian sikap dan ketrampilan dilakukan pada saat siswa mengikuti proses pembelajaran.
3.5 Uji Instrumen Penilaian Uji Validitas Instrumen
Instrumen penilain dalam sebuah penelitian harus valid. Menurut Sugiyono sebuah instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2011:348). Untuk mengetahui kesejajaran diperlukan teknik yang tepat. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Arikunto, 2006:170). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar adalah sebagai berikut: Keterangan: rxy = Koefisien korelasi pearson x = Variabel bebas y = Variabel terikat n = Jumlah data Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16,0. Ada berbagai pendapat tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen. Kriteria validitas intrumen menurut Sugiyono (2011:373) menyatakan instrumen tes formatif pada siklus 1 dan siklus 2 diberikan, maka sebelumnya perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen butir soal formatif untuk siklus 1 dan siklus 2 dilakukan pada 28 siswa di SDN Kauman Kidul Kota Salatiga. Butir soal terdiri dari 25 butir dan berbentuk soal pilihan ganda. Hasil uji validitas siklus 1 dengan bantuan SPSS 22,0 disajikan melalui tabel 3.1 di halaman berikut:
Tabel 3.1
10 10 .424 Valid
24 24 .472 Valid
23 23 .710 Valid
22 22 .409 Valid
21 21 .409 Valid
20 20 -.019 Tidak Valid
19 19 -.275 Tidak Valid
18 18 .731 Valid
17 17 .135 Tidak Valid
16 16 .025 Tidak Valid
15 15 .433 Valid
14 14 .397 Valid
13 13 .464 Valid
12 12 .665 Valid
11 11 .180 Tidak Valid
9 9 .409 Valid
Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus 1 Sumber: olahan SPSS
8 8 .665 Valid
7 7 .504 Valid
6 6 .344 Valid
5 5 .406 Valid
4 4 .527 Valid
3 3 .635 Valid
2 2 .627 Valid
1 1 .802 Valid
Keterangan
Nomor Nomor Soal Corrected Item to Total Correlation
Distribusi hasil uji validitas butir soal pada siklus 2,secara rinci dapat
validitas, apabila corrected item to total correlation ≤ 0,374, artinya butir soal tidak valid, maka 5 butir soal nomor 11, 16, 17, 19, dan 20, dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian.
corrected item to total correlation di bawah 0,374. Berdasarkan klasifikasi
Berdasarkan tabel 3.1 nampak bahwa butir soal nomor 11, 16, 17, 19, 20,
25 25 .407 Valid
25 25 .414 Valid
18
12
13 13 .047 Tidak Valid
14 14 .539 Valid
15 15 .539 Valid
16 16 -.310 Tidak Valid
17 17 .593 Valid
18
19 19 -.196 Tidak Valid
11 11 .395 Valid
20
20 .572 Valid
21
21 .395 Valid
22 22 .621 Valid
23 23 .559 Valid
24
24 .572 Valid
12
10 .510 Valid
Tabel 3.2
3 .593 Valid
Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus 2 Sumber :olahan SPSS
Berdasarkan tabel 3.2 nampak bahwa butir soal nomor 12, 13, 16, 18 dan 19 corrected item to total correlation di bawah 0,374. Berdasarkan klasifikasi validitas, apabila corrected item to total correlation
≤ 0,374, artinya butir soal tidak valid, maka 5 butir soal nomor 12, 13, 16, 18 dan 19 dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian. Lebih jelasnya perhitungan uji validitas tes formatif piliha n ganda siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat di lampiran 6 dan lampiran 7.
Nomor Nomor Soal Corrected Item- Total
Correlation Keterangan
1 1 .553 Valid
2 2 .510 Valid
3
4
10
4 .525 Valid
5 5 .513 Valid
6
6 .553 Valid
7 7 .457 Valid
8 8 .572 Valid
9
9 .457 Valid
- .004 Tidak Valid
- .152 Tidak Valid
Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2011:348).
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soal pilihan ganda untuk tes formatif siklus 1 dan siklus 2. Untuk menentukan koefisien reliabilitas dengan KR20 (Sugiyon, 2011: 359) adalah: Keterangan: k = jumlah item dalam instrumen
pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1
qi = 1-pi st2 = varians totalUji reliabilitas tes dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 22,0 dan intrepetasi terhadap koefisien reliabilitas yang dinyatakan dalam
Cronbach’s Alpha. Seperti yang terdapat dalam buku Evaluasi Proses dan Hasil
Belajar yang ditulis oleh Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:92) yang tersaji melalui tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3
Indeks Reliabilitas No Indeks Interpretasi 1 0,80-1,00 Sangat reliabilitas
2 0,60-0,80 Reliabilitas 3 0,40-0,60 Cukup reliabel 4 0,20-0,40 Agak reliabel 5 <0,20 Kurang reliabel
Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:88) hasil yang diperoleh pada siklus 1 adalah Cronbach’s Alpha sebesar 0,862, artinya
reliabilitas butir soal sangat reliabelitas, sehingga instrumen butir soal siklus 1
digunakan dalam penelitian. Hasil uji reliabilitas instrumen butir soal siklus 2
diperolehCronbach’s Alpha sebesar 0,852, artinya reliabilitas butir soal siklus 2
sangat reliabilitas, sehingga butir soal dapat digunakan dalam penelitian. Untuk lebih
jelasnya distribusi reliabilitas instrumen butir soal siklus 1 dan siklus 2, secara rinci
disajikan melalui tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4
Distribusi Uji Reliabilitas Instrumen Butir Soal Siklus 1 dan Siklus 2
No siklus Jumlah butir soal interpretasi
Cronbach’s1
1 25 0,862 Sangat reliabilitas
2
2 25 0,852 Sangat reliabilitas
Sumber: Olahan SPSS
Tingkat Kesukaran Butir Soal
Menurut Slameto dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:82), tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus seperti berikut ini.
Keterangan : B = Jumlah peserta didik yang menjawab betul N = Jumlah peserta didik P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar
Menurut Aiken dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:83), tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarrnya berkisar 0,00-1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat menggunakan tingkat kesukaran yang dapat dilihat pada tabel 3.5 halaman berikut ini.
Tabel 3.5.
Kriteria Tingkat Kesukaran
Rentang nilai Tingkat kesukaran0,01 Sukar
- – 0,25
0,276 Sedang
– 0,750,76 Mudah
– 1,00
Sumber: Aiken dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:83)
Tingkat kesukaran butir soal siklus 1 dan siklus 2 dilakukan dengan analisis
butir soal. Hasil analisis butir sooal siklus 1 terdiri dari 25 soal, semua soal
mempunya tingkat kesukaran sedang.Hasil analisis butir soal siklus 2 terdiri dari 25 butir soal, terdapat 24 butir soal tingkat kesukaran soal sedang, dan terdapat 1 butir soal tingkat kesukaran mudah. Secara rinci, besarnya tingkat kesukaran butir soal siklus 2 disajikan melalui tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.6
Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 2Nomor Butir Soal Interpretasi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, Sedang 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25
20 Mudah
Sumber: Olah data primer Lebih jelasnya penghitungan tingkat kesukaran butir soal siklus 1 dan siklus 2 dapat di lihat di lampiran 6 dan 7.
3.6 Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan yang akan dicapai dalam penelitian ini, apabila hasil belajar IPS siswa dikatakan tuntas dengan KKM ≥ 80, mencapai minimal 70% dari seluruh siswa pada siklus 1, karena siswa perlu adaptasi dengan model pembelajaran TGT (Teams Game Tournament), dan pada siklus 2, seluruh siswa (100%) mencapai hasil belajar berdasarkan ketuntasan belajar, karena penelitian ini memiliki target hasil semaksimal mungkin.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik diskriptif komparatif. Teknik diskriptif komparatif yaitu teknik analisis data menggunakan persentase untuk membandingkan hasil belajar IPS berdasarkan ketuntasan hasil belajar, skor rata-rata, skor minimum, dan skor maksimum pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.