ASAS ASAS OTONOMI DAERAH (1)
ASAS – ASAS OTONOMI
DAERAH
Makalah ini untuk melengkapi tugas individu Otonomi Daerah
Disusun oleh :
Reza Rafansa
PENDIDIKAN
I L M U
( 4115140783)
PANCASILA
EGARAAN
S O S I A L
I LMU
U N I V E R S I T A S
DAN
KEWARGAN
P O L I T I K
S O S I A L
N E G E R I
2015
1
J A K A R T A
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa , atas
rahmat dan hidayah-Nya, Penulis
dapat menyelesaikan makalah
tentang “ Asas – Asas Otonomi Daerah “
Makalah
ini untuk
melengkapi tugas individu matakuliah Otonomi D erah di Univeritas
Negeri Jakarta . Makalah ini berisi tentang pengertian tentang
Otonomi daerah , pemerintahan daerah , dan pengertian asas
asas otonomi daerah .
Saya selaku Penulis laporan ini berharap dengan adanya
makalah ini , khususnya kami dapat menuntaskan tugas matakuliah
Otonomi
daerah
dan
pada
umumnya
saya
pun
mendapatkan
pembelajaran tentang asas – asas otonomi daerah yang digunakan
oleh Indonesia .
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan laporan ini sampai dengan selesai . kami
menyadari bahwa laporan
ini masih jauh dari kesempurnaan , oleh
karenanya kritikan dan saran yang membangun sangat berarti bagi
saya
dan mohon memaklumi apabila ada segala kekurangan dalam
hal penulisan laporan ini.
Mudah mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
saya
selaku penulis dan terlebih bagi semua pihak yang membaca
makalah ini .
Jakarta , Oktober 2015
ttd
2
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata
pengantar………………………………………………………………………………
……………………………….ii
Daftar
isi
………………………………………………………………………………………………
………………………..iii
BAB
I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………
………………….……...1
A. Latar
belakang........................................................................................
............... 1
B. Rumusan
masalah.........................................................................................
.........2
C. Tujuan
Penulisan.......................................................................................
.............2
3
BAB
II
PEMBAHASAN……………………………………………………………………..
……………….....…….…...3
A. Pengertian
Otonomi
daerah ...............................................................................3-4
B. Asas
–
asas
Otonomi
Daerah ................................................................................5
1. Sentralisasi ..............................................................................
........................5
2. Desentralisasi ..........................................................................
.....................5-8
3. Dekonsentrasi ..........................................................................
.....................8-9
4. Tugas
dan
pembantuan ............................................................................
..10-11
BAB
III
PENUTUP……………………………………………………………..
……………………………………………..12
A. Kesimpulan....................................................................................
.........................12
B. Saran.............................................................................................
..........................12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..
………………………………….…...13
BAB I
4
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia meliputi pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Pemerintahan pusat di jalankan oleh presiden, seperti yang di
atur dalam pasal 4 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi ”presiden republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD”. Dalam menjalankan
pemerintahan, presiden di Bantu oleh wakil presiden, menteri-menteri, dan kepala
lembaga pemerintahan nondepartemen. Kesemua tingkatan tersebut kemudian di
sebut pemerintah pusat atau pemerintah.
Amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi
luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta
masyarakat. Disamping itu daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing
dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan
dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia Kelembagaan Pemerintah Daerah merupakan
elemen dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan di suatu daerah, selain elemen
urusan pemerintahan dan kapasitas aparatur pemerintah daerah itu sendiri.
Dalam mengatur pemerintahan daerah diperlukan beberapa asas asas yang mampu
mengakomodir urusan pemerintahan daerah sekaligus mengakomodir relasi antara
pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah . Untuk itu dalam penjelasan ini
akan disampaikan beberapa penjelasan tentang Otonomi daerah beserta asas asas
penyelenggarannya .
b. Rumusan Masalah
5
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1) Apa pengertian Pemerintahan Daerah?
2) Apa otonomi daerah itu?
3) Apa asas-asas Otonomi daerah?
c. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui pengertian pemerintahan Daerah.
2) Untuk mengetahui otonomi daerah itu.
3) Untuk mengetahui asas-asas pemerintahan daerah.
BAB II
6
PEMBAHASAN
A. Pengertian Otonomi Daerah
Pengertian “otonomi” secara bahasa adalah “berdiri sendiri”
atau “dengan pemerintahan sendiri”. Sedangkan “daerah”
adalah
suatu
“wilayah”
atau
“lingkungan
pemerintah”.
Dengan demikian pengertian secara istilah “otonomi daerah”
adalah “wewenang/kekuasaan pada suatu wilayah/daerah yang
mengatur dan mengelola untuk kepentingan wilayah/daerah
masyarakat itu sendiri.”
Pengertian yang lebih luas lagi adalah wewenang/kekuasaan
pada suatu wilayah/daerah yang mengatur dan mengelola
untuk
kepentingan
wilayah/daerah
masyarakat
itu
sendiri
mulai dari ekonomi, politik, dan pengaturan perimbangan
keuangan termasuk pengaturan sosial, budaya, dan ideologi
yang
sesuai
dengan
tradisi
adat
istiadat
daerah
lingkungannya.
Otonomi daerah sesungguhnya bukanlah hal yang baru di
Indonesia. Sampai saat ini Indonesia sudah beberapa kali
merubah
peraturan
perundang
–
undangan
tentang
pemerintahan daerah yang menandakan bagaimana otonomi
daerah di Indonesia berjalan secara dinamis. Semenjak awal
kemerdekaan
peraturan
kebijakan
samapi
sekarang
telah
terdapat
perundang-undangan
yang
mengatur
Otonomi
Daerah.
UU
1/1945
beberapa
menganut
tentang
sistem
otonomi daerah rumah tangga formil. UU 22/1948 memberikan
hak otonomi dan medebewind yang seluas-luasnya kepada
Daerah. Selanjutnya UU 1/1957 menganut sistem otonomi ril
yang seluas-luasnya. Kemudian UU 5/1974 menganut prinsip
otonomi daerah yang nyata dan bertanggung. UU 22/1999
7
menganut
prinsip
otonomi
daerah
yang
luas,
nyata
dan
bertanggungjawab.
Sedangkan saat ini di bawah UU 32/2004 dianut prinsip
otonomi seluas – luasnya, nyata dan bertanggung jawab.
Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia pun banyak
dikatakan sebagai otonomi daerah setengah hati, masih
banyak kekurangan yang mewarnai pelaksanaan otonomi
daerah seperti kurangnya koordinasi pusat dan daerah serta
masalah – masalah lain yang kemudian berdampak terhadap
masyarakat itu sendiri. Penyelenggaraan desentralisasi
mensyaratkan pembagian urusan pemerintahan antara
Pemerintah dengan daerah otonom.
Pemerintahan Daerah berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah pasal 1 ayat 2, adalah sebagai berikut : “Pemerintahan Daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintahan daerah dan DPRD
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluasluasnya dalam sistem dan prinsip NegaraKesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945”
Melihat definisi pemerintahan daerah seperti yang telah dikemukakan diatas,maka
yang dimaksud pemerintahan daerah disini adalah penyelenggaraan daerah
otonom oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi dan unsur
penyelenggara pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan
perangkat daerah.
Pembagian urusan pemerintahan tersebut didasarkan pada pemikiran
bahwa selalu terdapat berbagai urusan pemerintahan yang
8
sepenuhnya/tetap menjadi kewenangan Pemerintah. Keinginan untuk
mewujudkan suatu pemerintahan yang baik melalui otonomi daerah
memang bukanlah hal yang mudah, masih banyak hal yang perlu
diperhatikan untuk dapat menciptakan otonomi daerah yang maksimal
demi menciptakan pemerintahan khususnya pemerintahan daerah
yang lebih baik. Inilah yang kemudian menjadi dasar pemikiran penulis
untuk mengidentifkasi permasalahan yang ada mengenai otonomi
daerah sehingga nantinya menjadi bahan pemikiran bersama guna
mewujudkan suatu pemerintahan yang baik sesuai dengan asas – asas
umum pemerintahan yang baik.
B. Asas Asas Otonomi Daerah
Asas-asas Pemerintahan Daerah Asas-asas untuk menyelenggarakan pemerintahan
daerah, pada dasarnya ada 4 yaitu :
1. Sentralisasi
2. Desentralisasi
3. Dekonsentrasi
4. Tugas Pembantuan
1. Sentralisasi
Sentralisasi yaitu sistem pemerintahan di mana segala kekuasaan dipusatkan di
pemerintah pusat. Menurut J. In het Veld, kelebihan sentralisasi adalah menjadi
landasan kesatuan kebijakan lembaga atau masyarakat dapat mencegah nafsu
memisahkan diri dari negara dan dapat meningkatkan rasa persatuan
meningkatkan rasa persamaan dalam perundang-undangan, pemerintahan dan
pengadilan sepanjang meliputi kepentingan seluruh wilayah dan bersifat serupa
terdapat hasrat lebih mengutamakan umum daripada kepentingan daerah,
golongan atau perorangan, masalah keperluan umum menjadi beban merata dari
seluruh pihak tenaga yang lemah dapat dihimpun menjadi suatu kekuatan yang
9
besar meningkatkan daya guna dan hasil guna dalam penyelenggaraan
pemerintahan meskipun hal tersebut belum merupakan suatu kepastian tenaga
yang lemah dapat dihimpun menjadi suatu kekuatan yang besar.
2. Desentralisasi
Desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ada beberapa alasan perlunya pemerintah pusat mendesentralisasikan
kekuasaan kepada pemerintah daerah, yaitu :
segi politik, desentralisasi dimaksudkan untuk mengikutsertakan warga
dalam proses kebijakan, baik untuk kepentingan daerah sendiri maupun
untuk mendukung politik dan kebijakan nasional melalui pembangunan
proses demokrasi di lapisan bawah.
segi manajemen pemerintahan, desentralisasi dapat meningkatkan
efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas publik terutama dalam penyediaan
pelayanan publik.
segi
kultural,
desentralisasi
untuk
memperhatikan
kekhususan,
keistimewaan suatu daerah, seperti geografis, kondisi penduduk,
perekonomian, kebudayaan, atau latar belakang sejarahnya.
kepentingan pemerintah pusat, desentralisasi dapat mengatasi kelemahan
pemerintah pusat dalam mengawasi program-programnya.
segi
percepatan
pembangunan,
desentralisasi
dapat
meningkatkan
persaingan positif antar daerah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat sehingga mendorong pemerintah daerah untuk melakukan
10
inovasi
dalam
rangka
meningkatkan
kualitas
pelayanan
kepada
masyarakat.
Desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah didasarkan pada :
dilihat dari sudut politik, desentralisasi dimaksudkan untuk mencegah
penumpukan kekuasaan pada satu pihak saja yang apda akhirnya dapat
menimbulkan
tirani.
Penyelenggaraan
desentralisasi
dianggap
sebagai
pendemokrasian, untuk menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan dan melatih
diri dalam menggunakan hak-hak demokrasi dari sudut teknis organisatoris
pemerintahan, desentralisasi adalah untuk mencapai suatu pemerintahan yang
efesien.
Kelebihan desentralisasi :
1. mengurangi bertumpuknya pekerjaan di pusat pemerintahan.
2. dalam menghadapi masalah yang mendesak yang membutuhkan tindakan yang
cepat, daerah tidak perlu menunggu instruksi lagi dari pemerintah pusat.
3. dapat mengurangi birokrasi dalam arti buruk karena setiap kebutusan dapat
segera dilaksanakan.
4. mengurangi kemungkinan kesewenang-wenangan dari pemerintah pusat.
5. dapat memberikan kepuasan bagi daerah karena sifatnya lebih langsung.
Kelemahan desentralisasi :
1) karena besarnya organ-organ pemerintah, maka struktur pemerintahan
bertambah kompleks yang mempersulit koordinasi.
11
2) keseimbangan dan keserasian antara bermacam-macam kepentingan dan daerah
dapat lebih mudah terganggu.
3) dapat mendorong timbulnya fanatisme daerah.
4) keputusan yang diambil memerlukan waktu yang lama.
5) diperlukan biaya yang lebih banyak.
Konsep desentralisasi mengandung beberapa kebaikan, yaitu :
Memberikan penilaian yang tepat terhadap daerah dan penduduk yang
beraneka ragam.
Meringankan beban pemerintah, karena pemerintah pusat tidak
mungkin mengenal seluruh dan segala kepentingan dan kebutuhan
setempat dan tidak mungkin dapat mengetahui bagaimana memenuhi
kebutuhan tersebut sebaik-baiknya.
Dapat dihindarkan adanya beban yang melampaui batas dari perangkat
pusat oleh sebab tunggakan kerja.
Unsur individu atau daerah lebih menonjol karena dalam ruang lingkup
yang sempit seseorang dapat lebih mempergunakan pengaruhnya
daripada dalam masyarakat yang lebih luas.
12
Masyarakat
setempat
dapat
kesempatan
ikut
serta
dalam
penyelenggaraan pemerintahan, sehingga ia tidak akan merasa sebagai
obyek saja.
Meningkatkan turut sertanya masyarakat setempat dalam melakukan
kontrol terhadap segala tindakan dan tingkah laku pemerintah.
3. Dekosentrasi
Dekonsentrasi yaitu pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di
wilayah tertentu. Oleh karena itu, di daerah terdapat suatu wilayah yang
merupakan wilayah kerja pejabat yang menerima sebagian wewenang dari
pejabat pusat. Wilayah kerja pejabat untuk pejabat pusat yang berada di
daerah disebut wilayah administrasi.
Wilayah
administrasi
adalah
wilayah
kerja
pejabat
pusat
yang
menyelenggarakan kebijakan administrasi di daerah sebagai wakil dari
pemerintah pusat. Wilayah administrasi terbentuk akibat diterapkannya asas
dekonsentrasi.
Pejabat
pusat
akan
membuat
kantor-kantor
beserta
kelengkapannya di wilayah administrasi yang merupakan cabang dari kantor
pusat. Kantor-kantor cabang yang berada diwilayah administrasi inilah yang
disebut dengan instansi vertikal. Disebut vertikal karena berada di bawah
kontrol langsung kantor pusat.
Jadi, instansi vertikal adalah lembaga pemerintah yang merupakan cabang dari
kementrian pusat yang berada di wilayah administrasi sebagai kepanjangan
tangan dari departemen pusat Kelebihan dekonsentrasi adalah sebagai berikut :
Secara politis, eksistensi dekonsentrasi akan dapat mengurangi keluhankeluhan daerah, protes-protes daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat.
13
Secara ekonomis, aparat dekonsentrasi dapat membantu pemerintah dalam
merumuskan perencanaan dan pelaksanaan melalui aliran informasi yang
intensif yang disampaikan dari daerah ke pusat. Mereka dapat diharapkan
melindungi rakyat daerah dari eksploitasi ekonomi yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang memanfaatkan ketidakacuhan masyarakat akan
ketidakmampuan masyarakat menyesuaikan diri dengan kondisi ekonomi
modern.
Dekonsentrasi memungkinkan terjadinya kontak secara langsung antara
pemerintah dengan yang diperintah/rakyat kehadiran perangkat dekonsentrasi
di daerah dapat mengamankan pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat atau
kebijakan nasional di bidang politik, ekonomi, dan administrasi dapat menjadi
alat yang efektif untuk menjamin persatuan dan kesatuan nasional.
4. Tugas Pembantuan
Tugas Pembantuanyaitu penugasan dari pemerintah kepada daerah
dan/atau desa, dari pemerintah propinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, dari
pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. Tugas
pembantuan dalam bahasa Belanda disebut medebewind. Tugas pembantuan dapat
diartikan sebagai pemberian kemungkinan kepada pemerintah pusat/ pemerintah
daerah yang tingkatannya lebih atas untuk dimintai bantuan kepada pemerintah
daerah/pemerintah
daerah
yang
tingkatannya
14
lebih
rendah
di
dalam
menyelenggarakan tugas-tugas atau kepentingan-kepentingan yang termasuk
urusan rumah tangga daerah yang dimintai bantuan tersebut.
Tujuan diberikannya tugas pembantuan adalah : untuk lebih meningkatkan
efektivitas dan efesiensi penyelenggaraan pembangunan serta pelayanan umum
kepada masyarakat bertujuan untuk memperlancar pelaksanaan tugas dan
penyelesaian permasalahan serta membantu mengembangkan pembangunan
daerah dan desa sesuai dengan potensi dan karakteristiknya.
Ada beberapa latar belakang perlunya diberikan tugas pembantuan kepada daerah
dan desa, yaitu :
• adanya peraturan perundang-undangan yang membuka peluang dilakukannya
pemberian tugas pembantuan dari pemerintah kepada daerah dan desa dan dari
pemerintah daerah kepada desa (Pasal 18A UUD 1945 sampai pada UU
pelaksananya : UU Nomor 32 Tahun 2004 dan UU Nomor 33 Tahun 2004).
• adanya political will atau kemauan politik untuk memberikan pelayanan yang
lebih baik kepada seluruh lapisan masyarkat dengan prinsip lebih murah, lebih
cepat, lebih mudah dan lebih akurat.
• adanya keinginan politik untuk menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan
dan pemberian pelayanan kepada masyarakat secara lebih ekonomis, lebih efesien
dan efektif, lebih transparan dan akuntabel.
• kemajuan negara secara keseluruhan akan sangat ditentukan oleh kemajuan
daerah dan desa yang ada di dalam wilayahnya.
15
• citra masyarakat akan lebih mudah diukur oleh masyarakat melalui maju atau
mundurnya suatu desa atau daerah.
Citra inilah yang akan memperkuat atau memperlemah dukungan masyarakat
terhadap pemerintah yang sedang berkuasa Dasar pertimbangan pelaksanaan asas
tugas pembantuan antara lain :
• keterbatasan kemampuan pemerintah dan atau pemerintah daerah.
• sifat sesuatu urusan yang sulit dilaksanakan dengan baik tanpa mengikutsertakan
pemerintah daerah.
•
perkembangan
dan
kebutuhan
masyarakat,
sehingga
sesuatu
urusan
pemerintahan akan lebih berdaya guna dan berhasil guna apabila ditugaskan
kepada pemerintah daerah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Otonomi
daerah
wilayah/daerah
yang
wewenang/kekuasaan
mengatur
dan
pada
suatu
mengelola
untuk
kepentingan wilayah/daerah masyarakat itu sendiri mulai dari
ekonomi,
politik,
dan
pengaturan
16
perimbangan
keuangan
termasuk pengaturan sosial, budaya, dan ideologi yang sesuai
dengan tradisi adat istiadat daerah lingkungannya.
Asas – Asas Otonomi daerah yang saat ini digunakan
Indonesia :
1. Desentralisasi
2. Dekonsentrasi
3. Tugas dan Pembantuan
B. SARAN
Dalam penyelenggaraan Otonomi daerah sangat diperlukan ketiga asas
tersebut untuk itu pengoptimalan sinergritas antara ketiga asas itu perlu
direalisasikan agar menjadi sebuah pemerintahan daerah otonom yang baik
dan sesuai dengan cita cita daertah masing masing untuk meningkatkan
kesejahteraan daerah , dan pembangunan ekonomi sosial serta budaya dalam
penyelenggaraan Otonomi Daerah
DAFTAR PUSTAKA
Arenawati. 2011. Bahan Ajar Administrasi Pemerintahan Daerah: Sejarah, Konsep, dan
Praktik Otonomi Daerah. Serang.
17
Romli, Lili. 2007. Potret Otonomi Daerah dan Wakil Rakyat di Tingkat Lokal.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widjaja, HAW. 2007. Penyelenggaraan otonomi di Indonesia dalam rangka Sosialisasi
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta: RajaGrafndo
Persada.
18
DAERAH
Makalah ini untuk melengkapi tugas individu Otonomi Daerah
Disusun oleh :
Reza Rafansa
PENDIDIKAN
I L M U
( 4115140783)
PANCASILA
EGARAAN
S O S I A L
I LMU
U N I V E R S I T A S
DAN
KEWARGAN
P O L I T I K
S O S I A L
N E G E R I
2015
1
J A K A R T A
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa , atas
rahmat dan hidayah-Nya, Penulis
dapat menyelesaikan makalah
tentang “ Asas – Asas Otonomi Daerah “
Makalah
ini untuk
melengkapi tugas individu matakuliah Otonomi D erah di Univeritas
Negeri Jakarta . Makalah ini berisi tentang pengertian tentang
Otonomi daerah , pemerintahan daerah , dan pengertian asas
asas otonomi daerah .
Saya selaku Penulis laporan ini berharap dengan adanya
makalah ini , khususnya kami dapat menuntaskan tugas matakuliah
Otonomi
daerah
dan
pada
umumnya
saya
pun
mendapatkan
pembelajaran tentang asas – asas otonomi daerah yang digunakan
oleh Indonesia .
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan laporan ini sampai dengan selesai . kami
menyadari bahwa laporan
ini masih jauh dari kesempurnaan , oleh
karenanya kritikan dan saran yang membangun sangat berarti bagi
saya
dan mohon memaklumi apabila ada segala kekurangan dalam
hal penulisan laporan ini.
Mudah mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
saya
selaku penulis dan terlebih bagi semua pihak yang membaca
makalah ini .
Jakarta , Oktober 2015
ttd
2
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata
pengantar………………………………………………………………………………
……………………………….ii
Daftar
isi
………………………………………………………………………………………………
………………………..iii
BAB
I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………
………………….……...1
A. Latar
belakang........................................................................................
............... 1
B. Rumusan
masalah.........................................................................................
.........2
C. Tujuan
Penulisan.......................................................................................
.............2
3
BAB
II
PEMBAHASAN……………………………………………………………………..
……………….....…….…...3
A. Pengertian
Otonomi
daerah ...............................................................................3-4
B. Asas
–
asas
Otonomi
Daerah ................................................................................5
1. Sentralisasi ..............................................................................
........................5
2. Desentralisasi ..........................................................................
.....................5-8
3. Dekonsentrasi ..........................................................................
.....................8-9
4. Tugas
dan
pembantuan ............................................................................
..10-11
BAB
III
PENUTUP……………………………………………………………..
……………………………………………..12
A. Kesimpulan....................................................................................
.........................12
B. Saran.............................................................................................
..........................12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..
………………………………….…...13
BAB I
4
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia meliputi pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Pemerintahan pusat di jalankan oleh presiden, seperti yang di
atur dalam pasal 4 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi ”presiden republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD”. Dalam menjalankan
pemerintahan, presiden di Bantu oleh wakil presiden, menteri-menteri, dan kepala
lembaga pemerintahan nondepartemen. Kesemua tingkatan tersebut kemudian di
sebut pemerintah pusat atau pemerintah.
Amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi
luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta
masyarakat. Disamping itu daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing
dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan
dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia Kelembagaan Pemerintah Daerah merupakan
elemen dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan di suatu daerah, selain elemen
urusan pemerintahan dan kapasitas aparatur pemerintah daerah itu sendiri.
Dalam mengatur pemerintahan daerah diperlukan beberapa asas asas yang mampu
mengakomodir urusan pemerintahan daerah sekaligus mengakomodir relasi antara
pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah . Untuk itu dalam penjelasan ini
akan disampaikan beberapa penjelasan tentang Otonomi daerah beserta asas asas
penyelenggarannya .
b. Rumusan Masalah
5
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1) Apa pengertian Pemerintahan Daerah?
2) Apa otonomi daerah itu?
3) Apa asas-asas Otonomi daerah?
c. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui pengertian pemerintahan Daerah.
2) Untuk mengetahui otonomi daerah itu.
3) Untuk mengetahui asas-asas pemerintahan daerah.
BAB II
6
PEMBAHASAN
A. Pengertian Otonomi Daerah
Pengertian “otonomi” secara bahasa adalah “berdiri sendiri”
atau “dengan pemerintahan sendiri”. Sedangkan “daerah”
adalah
suatu
“wilayah”
atau
“lingkungan
pemerintah”.
Dengan demikian pengertian secara istilah “otonomi daerah”
adalah “wewenang/kekuasaan pada suatu wilayah/daerah yang
mengatur dan mengelola untuk kepentingan wilayah/daerah
masyarakat itu sendiri.”
Pengertian yang lebih luas lagi adalah wewenang/kekuasaan
pada suatu wilayah/daerah yang mengatur dan mengelola
untuk
kepentingan
wilayah/daerah
masyarakat
itu
sendiri
mulai dari ekonomi, politik, dan pengaturan perimbangan
keuangan termasuk pengaturan sosial, budaya, dan ideologi
yang
sesuai
dengan
tradisi
adat
istiadat
daerah
lingkungannya.
Otonomi daerah sesungguhnya bukanlah hal yang baru di
Indonesia. Sampai saat ini Indonesia sudah beberapa kali
merubah
peraturan
perundang
–
undangan
tentang
pemerintahan daerah yang menandakan bagaimana otonomi
daerah di Indonesia berjalan secara dinamis. Semenjak awal
kemerdekaan
peraturan
kebijakan
samapi
sekarang
telah
terdapat
perundang-undangan
yang
mengatur
Otonomi
Daerah.
UU
1/1945
beberapa
menganut
tentang
sistem
otonomi daerah rumah tangga formil. UU 22/1948 memberikan
hak otonomi dan medebewind yang seluas-luasnya kepada
Daerah. Selanjutnya UU 1/1957 menganut sistem otonomi ril
yang seluas-luasnya. Kemudian UU 5/1974 menganut prinsip
otonomi daerah yang nyata dan bertanggung. UU 22/1999
7
menganut
prinsip
otonomi
daerah
yang
luas,
nyata
dan
bertanggungjawab.
Sedangkan saat ini di bawah UU 32/2004 dianut prinsip
otonomi seluas – luasnya, nyata dan bertanggung jawab.
Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia pun banyak
dikatakan sebagai otonomi daerah setengah hati, masih
banyak kekurangan yang mewarnai pelaksanaan otonomi
daerah seperti kurangnya koordinasi pusat dan daerah serta
masalah – masalah lain yang kemudian berdampak terhadap
masyarakat itu sendiri. Penyelenggaraan desentralisasi
mensyaratkan pembagian urusan pemerintahan antara
Pemerintah dengan daerah otonom.
Pemerintahan Daerah berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah pasal 1 ayat 2, adalah sebagai berikut : “Pemerintahan Daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintahan daerah dan DPRD
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluasluasnya dalam sistem dan prinsip NegaraKesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945”
Melihat definisi pemerintahan daerah seperti yang telah dikemukakan diatas,maka
yang dimaksud pemerintahan daerah disini adalah penyelenggaraan daerah
otonom oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi dan unsur
penyelenggara pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan
perangkat daerah.
Pembagian urusan pemerintahan tersebut didasarkan pada pemikiran
bahwa selalu terdapat berbagai urusan pemerintahan yang
8
sepenuhnya/tetap menjadi kewenangan Pemerintah. Keinginan untuk
mewujudkan suatu pemerintahan yang baik melalui otonomi daerah
memang bukanlah hal yang mudah, masih banyak hal yang perlu
diperhatikan untuk dapat menciptakan otonomi daerah yang maksimal
demi menciptakan pemerintahan khususnya pemerintahan daerah
yang lebih baik. Inilah yang kemudian menjadi dasar pemikiran penulis
untuk mengidentifkasi permasalahan yang ada mengenai otonomi
daerah sehingga nantinya menjadi bahan pemikiran bersama guna
mewujudkan suatu pemerintahan yang baik sesuai dengan asas – asas
umum pemerintahan yang baik.
B. Asas Asas Otonomi Daerah
Asas-asas Pemerintahan Daerah Asas-asas untuk menyelenggarakan pemerintahan
daerah, pada dasarnya ada 4 yaitu :
1. Sentralisasi
2. Desentralisasi
3. Dekonsentrasi
4. Tugas Pembantuan
1. Sentralisasi
Sentralisasi yaitu sistem pemerintahan di mana segala kekuasaan dipusatkan di
pemerintah pusat. Menurut J. In het Veld, kelebihan sentralisasi adalah menjadi
landasan kesatuan kebijakan lembaga atau masyarakat dapat mencegah nafsu
memisahkan diri dari negara dan dapat meningkatkan rasa persatuan
meningkatkan rasa persamaan dalam perundang-undangan, pemerintahan dan
pengadilan sepanjang meliputi kepentingan seluruh wilayah dan bersifat serupa
terdapat hasrat lebih mengutamakan umum daripada kepentingan daerah,
golongan atau perorangan, masalah keperluan umum menjadi beban merata dari
seluruh pihak tenaga yang lemah dapat dihimpun menjadi suatu kekuatan yang
9
besar meningkatkan daya guna dan hasil guna dalam penyelenggaraan
pemerintahan meskipun hal tersebut belum merupakan suatu kepastian tenaga
yang lemah dapat dihimpun menjadi suatu kekuatan yang besar.
2. Desentralisasi
Desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ada beberapa alasan perlunya pemerintah pusat mendesentralisasikan
kekuasaan kepada pemerintah daerah, yaitu :
segi politik, desentralisasi dimaksudkan untuk mengikutsertakan warga
dalam proses kebijakan, baik untuk kepentingan daerah sendiri maupun
untuk mendukung politik dan kebijakan nasional melalui pembangunan
proses demokrasi di lapisan bawah.
segi manajemen pemerintahan, desentralisasi dapat meningkatkan
efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas publik terutama dalam penyediaan
pelayanan publik.
segi
kultural,
desentralisasi
untuk
memperhatikan
kekhususan,
keistimewaan suatu daerah, seperti geografis, kondisi penduduk,
perekonomian, kebudayaan, atau latar belakang sejarahnya.
kepentingan pemerintah pusat, desentralisasi dapat mengatasi kelemahan
pemerintah pusat dalam mengawasi program-programnya.
segi
percepatan
pembangunan,
desentralisasi
dapat
meningkatkan
persaingan positif antar daerah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat sehingga mendorong pemerintah daerah untuk melakukan
10
inovasi
dalam
rangka
meningkatkan
kualitas
pelayanan
kepada
masyarakat.
Desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah didasarkan pada :
dilihat dari sudut politik, desentralisasi dimaksudkan untuk mencegah
penumpukan kekuasaan pada satu pihak saja yang apda akhirnya dapat
menimbulkan
tirani.
Penyelenggaraan
desentralisasi
dianggap
sebagai
pendemokrasian, untuk menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan dan melatih
diri dalam menggunakan hak-hak demokrasi dari sudut teknis organisatoris
pemerintahan, desentralisasi adalah untuk mencapai suatu pemerintahan yang
efesien.
Kelebihan desentralisasi :
1. mengurangi bertumpuknya pekerjaan di pusat pemerintahan.
2. dalam menghadapi masalah yang mendesak yang membutuhkan tindakan yang
cepat, daerah tidak perlu menunggu instruksi lagi dari pemerintah pusat.
3. dapat mengurangi birokrasi dalam arti buruk karena setiap kebutusan dapat
segera dilaksanakan.
4. mengurangi kemungkinan kesewenang-wenangan dari pemerintah pusat.
5. dapat memberikan kepuasan bagi daerah karena sifatnya lebih langsung.
Kelemahan desentralisasi :
1) karena besarnya organ-organ pemerintah, maka struktur pemerintahan
bertambah kompleks yang mempersulit koordinasi.
11
2) keseimbangan dan keserasian antara bermacam-macam kepentingan dan daerah
dapat lebih mudah terganggu.
3) dapat mendorong timbulnya fanatisme daerah.
4) keputusan yang diambil memerlukan waktu yang lama.
5) diperlukan biaya yang lebih banyak.
Konsep desentralisasi mengandung beberapa kebaikan, yaitu :
Memberikan penilaian yang tepat terhadap daerah dan penduduk yang
beraneka ragam.
Meringankan beban pemerintah, karena pemerintah pusat tidak
mungkin mengenal seluruh dan segala kepentingan dan kebutuhan
setempat dan tidak mungkin dapat mengetahui bagaimana memenuhi
kebutuhan tersebut sebaik-baiknya.
Dapat dihindarkan adanya beban yang melampaui batas dari perangkat
pusat oleh sebab tunggakan kerja.
Unsur individu atau daerah lebih menonjol karena dalam ruang lingkup
yang sempit seseorang dapat lebih mempergunakan pengaruhnya
daripada dalam masyarakat yang lebih luas.
12
Masyarakat
setempat
dapat
kesempatan
ikut
serta
dalam
penyelenggaraan pemerintahan, sehingga ia tidak akan merasa sebagai
obyek saja.
Meningkatkan turut sertanya masyarakat setempat dalam melakukan
kontrol terhadap segala tindakan dan tingkah laku pemerintah.
3. Dekosentrasi
Dekonsentrasi yaitu pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di
wilayah tertentu. Oleh karena itu, di daerah terdapat suatu wilayah yang
merupakan wilayah kerja pejabat yang menerima sebagian wewenang dari
pejabat pusat. Wilayah kerja pejabat untuk pejabat pusat yang berada di
daerah disebut wilayah administrasi.
Wilayah
administrasi
adalah
wilayah
kerja
pejabat
pusat
yang
menyelenggarakan kebijakan administrasi di daerah sebagai wakil dari
pemerintah pusat. Wilayah administrasi terbentuk akibat diterapkannya asas
dekonsentrasi.
Pejabat
pusat
akan
membuat
kantor-kantor
beserta
kelengkapannya di wilayah administrasi yang merupakan cabang dari kantor
pusat. Kantor-kantor cabang yang berada diwilayah administrasi inilah yang
disebut dengan instansi vertikal. Disebut vertikal karena berada di bawah
kontrol langsung kantor pusat.
Jadi, instansi vertikal adalah lembaga pemerintah yang merupakan cabang dari
kementrian pusat yang berada di wilayah administrasi sebagai kepanjangan
tangan dari departemen pusat Kelebihan dekonsentrasi adalah sebagai berikut :
Secara politis, eksistensi dekonsentrasi akan dapat mengurangi keluhankeluhan daerah, protes-protes daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat.
13
Secara ekonomis, aparat dekonsentrasi dapat membantu pemerintah dalam
merumuskan perencanaan dan pelaksanaan melalui aliran informasi yang
intensif yang disampaikan dari daerah ke pusat. Mereka dapat diharapkan
melindungi rakyat daerah dari eksploitasi ekonomi yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang memanfaatkan ketidakacuhan masyarakat akan
ketidakmampuan masyarakat menyesuaikan diri dengan kondisi ekonomi
modern.
Dekonsentrasi memungkinkan terjadinya kontak secara langsung antara
pemerintah dengan yang diperintah/rakyat kehadiran perangkat dekonsentrasi
di daerah dapat mengamankan pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat atau
kebijakan nasional di bidang politik, ekonomi, dan administrasi dapat menjadi
alat yang efektif untuk menjamin persatuan dan kesatuan nasional.
4. Tugas Pembantuan
Tugas Pembantuanyaitu penugasan dari pemerintah kepada daerah
dan/atau desa, dari pemerintah propinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, dari
pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. Tugas
pembantuan dalam bahasa Belanda disebut medebewind. Tugas pembantuan dapat
diartikan sebagai pemberian kemungkinan kepada pemerintah pusat/ pemerintah
daerah yang tingkatannya lebih atas untuk dimintai bantuan kepada pemerintah
daerah/pemerintah
daerah
yang
tingkatannya
14
lebih
rendah
di
dalam
menyelenggarakan tugas-tugas atau kepentingan-kepentingan yang termasuk
urusan rumah tangga daerah yang dimintai bantuan tersebut.
Tujuan diberikannya tugas pembantuan adalah : untuk lebih meningkatkan
efektivitas dan efesiensi penyelenggaraan pembangunan serta pelayanan umum
kepada masyarakat bertujuan untuk memperlancar pelaksanaan tugas dan
penyelesaian permasalahan serta membantu mengembangkan pembangunan
daerah dan desa sesuai dengan potensi dan karakteristiknya.
Ada beberapa latar belakang perlunya diberikan tugas pembantuan kepada daerah
dan desa, yaitu :
• adanya peraturan perundang-undangan yang membuka peluang dilakukannya
pemberian tugas pembantuan dari pemerintah kepada daerah dan desa dan dari
pemerintah daerah kepada desa (Pasal 18A UUD 1945 sampai pada UU
pelaksananya : UU Nomor 32 Tahun 2004 dan UU Nomor 33 Tahun 2004).
• adanya political will atau kemauan politik untuk memberikan pelayanan yang
lebih baik kepada seluruh lapisan masyarkat dengan prinsip lebih murah, lebih
cepat, lebih mudah dan lebih akurat.
• adanya keinginan politik untuk menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan
dan pemberian pelayanan kepada masyarakat secara lebih ekonomis, lebih efesien
dan efektif, lebih transparan dan akuntabel.
• kemajuan negara secara keseluruhan akan sangat ditentukan oleh kemajuan
daerah dan desa yang ada di dalam wilayahnya.
15
• citra masyarakat akan lebih mudah diukur oleh masyarakat melalui maju atau
mundurnya suatu desa atau daerah.
Citra inilah yang akan memperkuat atau memperlemah dukungan masyarakat
terhadap pemerintah yang sedang berkuasa Dasar pertimbangan pelaksanaan asas
tugas pembantuan antara lain :
• keterbatasan kemampuan pemerintah dan atau pemerintah daerah.
• sifat sesuatu urusan yang sulit dilaksanakan dengan baik tanpa mengikutsertakan
pemerintah daerah.
•
perkembangan
dan
kebutuhan
masyarakat,
sehingga
sesuatu
urusan
pemerintahan akan lebih berdaya guna dan berhasil guna apabila ditugaskan
kepada pemerintah daerah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Otonomi
daerah
wilayah/daerah
yang
wewenang/kekuasaan
mengatur
dan
pada
suatu
mengelola
untuk
kepentingan wilayah/daerah masyarakat itu sendiri mulai dari
ekonomi,
politik,
dan
pengaturan
16
perimbangan
keuangan
termasuk pengaturan sosial, budaya, dan ideologi yang sesuai
dengan tradisi adat istiadat daerah lingkungannya.
Asas – Asas Otonomi daerah yang saat ini digunakan
Indonesia :
1. Desentralisasi
2. Dekonsentrasi
3. Tugas dan Pembantuan
B. SARAN
Dalam penyelenggaraan Otonomi daerah sangat diperlukan ketiga asas
tersebut untuk itu pengoptimalan sinergritas antara ketiga asas itu perlu
direalisasikan agar menjadi sebuah pemerintahan daerah otonom yang baik
dan sesuai dengan cita cita daertah masing masing untuk meningkatkan
kesejahteraan daerah , dan pembangunan ekonomi sosial serta budaya dalam
penyelenggaraan Otonomi Daerah
DAFTAR PUSTAKA
Arenawati. 2011. Bahan Ajar Administrasi Pemerintahan Daerah: Sejarah, Konsep, dan
Praktik Otonomi Daerah. Serang.
17
Romli, Lili. 2007. Potret Otonomi Daerah dan Wakil Rakyat di Tingkat Lokal.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widjaja, HAW. 2007. Penyelenggaraan otonomi di Indonesia dalam rangka Sosialisasi
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta: RajaGrafndo
Persada.
18