Modernisasi Angkutan Umum dengan Aplikas

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
“MODERNISASI ANGKUTAN UMUM KOTA DENGAN APLIKASI
PENUNJANG ‘ANGKOOT ME’ SEBAGAI IMPLEMENTASI IT DALAM
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR”

BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASANTERTULIS

Diusulkan oleh:
Oktatetavino Yusuf utta
Angkatan 2014
Nanda tasetya amungkas
Angkatan 2014
Intan Nutul Amalia
Angkatan 2014
Rifda Mufdaa estati
Angkatan 2014
Aptinita Dwisna Hapsati
Angkatan 2014

3614100040

1314100028
1314100124
2814100033
3614100064

1

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Surabaya merupakan salah satu kota dengan tingkat kepadatan penduduk
yang tinggi. Salah satu dampak dari hal tersebut adalah semakin banyaknya
pengguna kendaraan pribadi yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Pada
beberapa tahun terakhir ini di Kota Surabaya menunjukkan kecenderungan adanya
peningkatan pada penggunaan kendaraan pribadi, baik kendaraan roda dua
maupun roda empat.
Sebenarnya, Pemerintah Surabaya telah menyediakan banyak fasilitas
transportasi umum untuk digunakan masyarakat Surabaya dan untuk
menyelesaikan masalah kemacetan lalu lintas. Hal ini dikarenakan kurangnya

pelayanan yang nyaman dan aman dari segi moda angkutan umum maupun sistem
yang kurang teratur. Masyarakat yang masih kesulitan mencari rute atau jadwal
angkutan umum karena kekurangan informasi. Masalah mengenai kurang
disiplinnya pengemudi juga menjadi permasalahan, banyak angkutan umum yang
menurunkan penumpang di tempat yang tidak semestinya dan mengakibatkan
kemacetan lalu lintas. Lamanya perjalanan dan ketersediaan angkutan di lapangan
membuat angkutan umum belum bisa menjadi pilihan untuk mengatasi
pergerakan kota yang serba cepat. Ini menimbulkan tingginya penggunaan
kendaraan pribadi sebagai moda pergerakan masyarakat.
Menurut data, pengguna kendaraan umum, khususnya bus kota
menunjukkan kecenderungan menurun. Jumlah penumpang bus kota yang
berangkat dari Terminal Joyoboyo sebanyak 361.560 orang pada tahun 2009 turun
menjadi 165.384 orang pada tahun 2010 atau terjadi penurunan sebesar 54,26%,
sementara jumlah penumpang angkutan kota sebanyak 1.386.453 orang pada
tahun 2009 dan sebanyak 4.286.800 orang pada tahun 2010 atau terjadi
peningkatan sebesar 209%. Selain itu, banyak angkutan kota pada rute dan jam
tertentu mengangkut penumpang kurang dari 25%.
Selanjutnya, tulisan ini akan menganalisis penyelesaian masalah yang
telah diuraikan diatas dengan menggunakan aplikasi berbasis smartphone
bernama “Angkoot Me” sebagai penunjang perkembangan pembangunan

angkutan umum kota di Surabaya.
1.2

Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan dari dibuatnya tulisan ini adalah
menguraikan penggunaan IT dalam bentuk aplikasi Angkoot Me sebagai
penunjang perkembangan angkutan umum. Selain itu, manfaat penyusunan tulisan
ini adalah sebagai sarana penyelesaian masalah transportasi umum dengan
menggunakan IT. Masalah transportasi tersebut di antaranya adalah kesulitan
masyarakat dalam mencari angkutan umum, ketidakdisiplinan pihak pengemudi
angkutan umum, dan juga keefetivitasan waktu mencari angkutan umum yang
masih kurang.
2

GAGASAN
II.1

Kondisi Kekinian
Berdasarkan data yang didapatkan dari Dishub Surabaya (2012), terdapat
58 trayek angkutan umum berjenis MPU dan 25 trayek bus beroperasi di

Surabaya. Trayeknya tersebar pada terminal tipe A yaitu Terminal Purabaya dan
Tambak Oso Wilangun, terminal tipe B yaitu Terminal Joyoboyo, dan terminal
tipe C yaitu Terminal Bratang, Manukan, Menanggal, Benowo, Keputih,
Kenjeran, Kalimas Barat, Balongsari, Dukuh Kupang, dan Kedung Cowek.
Terminal tipe A lebih menekankan pada angkutan antar kota, sedangkan tipe B
memiliki trayek antar kota tapi lebih banyak trayek dalam kota. Untuk tipe C
berfungsi untuk menghubungkan aktifitas perdagangan dan pendidikan di dalam
kota.
Transportasi umum semakin kurang diminati oleh masyarakat Indonesia.
Pada tahun 2005, pemakaian angkutan umum hanya mencapai 36 persen. Dari
tahun 2005 sampai tahun 2011, minat masyarakat memakai angkutan umum
tinggal 11 persen[ CITATION Adi12 \l 1057 ]. Hal tersebut disebabkan
masyarakat mengalami kesulitan untuk mendapatkan angkutan umum, yang
antara lain informasi trayek yang kurang jelas, jadwal kedatangan angkutan umum
yang tidak menentu, serta kapasitas angkutan umum yang datang tidak selalu
tersedia. Informasi trayek memuat lintasan pergerakan angkutan umum yang
menghubungkan titik asal ke titik tujuan dengan melalui rute yang ada. Tanpa
informasi trayek yang jelas, calon penumpang akan kesulitan untuk menentukan
angkutan jenis apa yang akan digunakan.
Jadwal kedatangan angkutan umum yang tidak menentu membuat calon

penumpang harus menunggu kedatangan angkutan dan tidak mengetahui seberapa
lama mereka akan mendapatkan angkutan yang digunakan. Kadang kapasitas
angkutan umum tidak tersedia padahal mereka sudah menunggu angkutan dalam
waktu yang cukup lama. Dari sekitar dua juta kendaraan bermotor, jumlah
kendaraan pribadi 86%, angkutan umum 2,51%, dan sisanya 11,49% adalah
angkutan barang. Selain itu, 57% perjalanan orang menggunakan angkutan umum,
sehingga proporsi angkutan penumpang menjadi tidak seimbang, yaitu 2,51%
angkutan umum harus melayani 57% perjalanan orang, sedangkan 86% angkutan
pribadi hanya melayani 43% perjalanan orang sehingga peluang terjadinya
kelebihan kapasitas penumpang pada angkutan umum sangat besar [ CITATION
Ofy99 \l 1057 ].
Penurunan minat masyarakat terhadap angkutan umum juga disebabkan
oleh pengemudi angkutan umum memiliki kedisiplinan berkendara yang rendah.
Pada tahun 2012, ada 7.727 kasus pelanggaran yang melibatkan angkutan umum.
Dari 7.727 kasus pelanggaran yang dilakukan oleh angkutan umum yakni
melanggar rambu letter P (dilarang parkir) sebanyak 2.927 kasus pelanggaran.
Ditambah dengan pelanggaran turun atau naik penumpang tidak pada tempatnya

3


sebanyak 2.250 kasus pelanggaran, serta untuk pelanggaran rambu letter S yakni
1.734 kasus [ CITATION Fai12 \l 1057 ]. Selain itu, pengemudi angkutan
menggunakan penumpang sebagai andalan untuk dijadikan sumber pendapatan
mereka. Kenyataan tersebut menyebabkan fenomena mengejar setoran menjadi
tujuan mutlak. Akibatnya adalah persaingan memperebutkan penumpang dan
armada angkutan umum yang senang berhenti di tempat sembarangan menjadi
tidak terelakkan sehingga banyak armada angkutan umum overload penumpang.
Para pengemudi angkutan sering dengan tiba-tiba mengambil jalur kiri dan
berhenti mendadak di sepanjang jalan sehingga menyebabkan kemacetan akibat
penumpukan kendaraan dibelakang angkutan.
Kemacetan yang sering ditimbulkan menyebabkan masyarakat lebih
memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi daripada angkutan umum, seperti
sepeda motor karena lebih efektif dan efisien. Seperti disampaikan Sukarto (2006)
angkutan umum kurang memberi jaminan rasa aman dan ketepatan waktu yang
diinginkan penumpang. Penggunaan angkutan umum menyita lebih banyak waktu
karena kondisi suatu jalan sering tidak menentu karena kemacetan di kota, hal
tersebut diperparah dengan angkutan yang berjalan lambat karena kebiasaannya
untuk mencari dan menambah penumpang agar penghasilan yang didapatkan
pengemudi angkutan lebih banyak.
II.2


Solusi yang Pernah Ditawarkan
Pemerintah telah menerapkan beberapa solusi untuk mengatasi berbagai
masalah mengenai transportasi umum. Namun sebagian besar dari upaya ini
belum memberikan hasil yang optimal. Berikut ini adalah solusi yang diberikan
oleh pemerintah untuk permasalahan transportasi umum.
1.

Mengatasi masalah mengenai kesulitan penumpang dalam mendapatkan
angkutan umum terdapat beberapa solusi sebagai berikut.

Pemerintah telah membangun terminal atau tempat berkumpulnya
angkutan umum lainnya yang menyediakan fasilitas berupa ruang
tunggu angkutan umum yang nyaman dan juga dilengkapi dengan
tempat duduk dan papan informasi angkutan umum yang menjelaskan
tentang petunjuk jurusan, tarif, dan jadwal perjalanan. Hanya saja
fasilitas ini masih kurang digunakan dengan baik oleh masyarakat dan
juga kurang efektif, karena informasi hanya diletakkan di terminal atau
pusat berkumpulnya angkutan umum saja.


Gambar 1. Informasi
jadwal keberangkatan bus
di Terminal Purabaya
Bungurasih.

4

(sumber: wisata.kompasiana.com)
Ismoyo (2014), Susetyo (2012), dan Cahyono (2007) mengajukan
gagasan tentang emetaan jalur trayek angkutan umum dan fasilitas
sosial berbasis WebGIS. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan
sistem yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi
secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. Sistem tersebut adalah
sistem informasi yang menyajikan informasi dalam bentuk grafis
dengan menggunakan peta sebagai antar muka. Sistem tersebut
digunakan untuk mempermudah masyarakat mengetahui berapa banyak
rute angkutan kota yang beroperasi. Sedangkan Retnaningsih (2013)
menggagas sistem informasi jasa angkutan umum kota Surakarta
berbasis web yang menyajikan informasi mengenai jadwal
keberangkatan, rute atau jalur yang dilalui dan tarif angkutan umum.

2. Mengatasi masalah mengenai pengemudi angkutan umum yang kurang
disiplin terdapat beberapa solusi sebagai berikut.

Penegakkan hukum mengenai angkutan umum. Angkutan/bus
kota menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat
sehingga terjadi penumpukan kendaraan di belakang yang
menimbulkan kemacetan karena berkurangnya kapasitas jalan dengan
adanya halte liar. Pemerintah juga telah membuat peraturan melalui
undang-undang yang mengatur mengenai angkutan umum tapi
penerapannya masih belum efektif dan sanksi yang diberikan masih
kurang tegas.

Pengadaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) bagi angkutan
umum. Dalam UU No. 22 tahun 2009 tertulis bahwa perusahaan
angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan minimal,
memenuhi bagi penggunanya berupa: keamanan, keselamatan,
kenyamanan,
keterjangkauan,
kesetaraan,
keteraturan

dan
mengakomodir kebutuhan penyandang cacat.
3. Mengatasi masalah mengenai kurangnya efektivitas waktu dalam hal
pencarian angkutan umum terdapat beberapa solusi sebagai berikut.
Indrawati (2014) mengembangkan website untuk mencari rute
terpendek angkutan kota dengan menggunakan algoritma SMA*
(Simplified Memory-Bounded A*) yang memperhitungkan tarif
angkutan sebenarnya dengan tarif perkiraan.

Menggunakan aplikasi yang menyediakan layanan informasi
mengenai angkutan umum dan rutenya melalui smartphone atau gadget
lainnya. Beberapa aplikasinya adalah Waze, GoogleMaps, AppAja, dan
aplikasi serupa yang dapat digunakan untuk mengetahui jalan tercepat
menuju tempat yang ingin dituju(rute perjalanan) dan kondisi terkini
mengenai kondisi lalu lintas. Kelemahan dari solusi ini adalah hanya
menekankan pada informasi kondisi lalu lintas dan juga mengenai rute.
5

Sedangkan aplikasi AppAja sudah mengaplikasikan informasi atau
petunjuk rute angkutan umum, tetapi hanya segi pengguna atau

penumpang saja.

Gambar 3. Aplikasi mengenai informasi rute dan angkutan umum, Waze (kiri) dan
AppAja(kanan)

(Sumber: www.waze.com dan www.appaja.com)
II.3

Gagasan Baru yang Ditawarkan

Gagasan baru yang ditawakan adalah sistem transportasi berbasis
teknologi informasi dengan aplikasi penunjang “Angkoot Me”. Aplikasi ini
berbasis mobile-GIS, yang dapat menganalisis estimasi waktu perjalanan pada
angkutan umum dengan informasi jarak antara penumpang, angkutan, dan tujuan.
GIS (Geographic Information System) atau Sistem Informasi Berbasis
Pemetaan dan Geografi yang dimaksud adalah sebuah alat bantu manajemen
berupa informasi berbantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan
dan analisis terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka
bumi. Teknologi GIS mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database
yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan,
serta analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai
keuntungan yang mampu ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambargambar petanya (Cahyono, 2007). Sutesyo (2012) menjelaskan tentang
perkembangan GIS menjadi semakin fleksibel dan mampu digunakan di luar
kantor secara mobile, integrasi cara kerja perangkat lunak/ keras untuk
pengaksesan data dan layanan geospasial melalui perangkat bergerak via jaringan
kabel atau nirkabel.
Angkutan umum adalah kendaraan bermotor yang dipergunakan untuk
kegiatan pengangkutan orang dan/atau barang yang disediakan untuk umum
dengan dipungut bayaran selain dengan cara persewaan baik dalam trayek
maupun tidak dalam trayek, sepanjang menggunakan plat dasar nomor polisi
dengan warna kuning (Safitri, 2012). Angkutan umum biasa juga disebut
angkutan kota atau disingkat angkot. Perpaduan dari angkot dan kata kerja angkut
menjadi “Angkoot Me” dengan Me dari bahasa inggris ‘Pick Me’ yang artinya
‘Angkut Aku’.

6

Konsep “Angkoot Me” sendiri dimaksudkan untuk memenuhi tiga aspek
dalam sistem transportasi berkelanjutan yaitu, aksesibilitas, kesetaraan, dan
dampak lingkungan. Aplikasi ini dapat memberikan informasi mengenai jaringan
dan keragaman rute angkutan umum dengan tingkat intregasi yang tinggi.
Sehingga memudahkan seluruh kalangan masyarakat dalam akses angkutan
dengan informasi yang ada.
Seperti yang disampaikan Tujuan yang paling penting adalah menarik
minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum karena kemudahan
masyarakat dalam mengetahui trayek angkutan umum, estimasi waktu yang
dibutuhkan pada perjalanan, estimasi kedatangan angkutan yang dipilih, dan
kapasitas angkutan umum yang tersedia.
Aplikasi “Angkoot Me” juga digunakan pengemudi angkutan umum,
sebagai arahan rute, tempat pemberhentian yang sesuai aturan lalu lintas, dan
informasi lokasi calon penumpang. Baik pengemudi dan calon penumpang
mengetahui lokasi mereka sehingga aplikasi Angkoot Me memberikan
kemudahan kepada kedua belah pihak.
Berikut merupakan alur kerja dan ilustrasi grafis dari aplikasi “Angkoot
Me”

(a)

(b)

Gambar 4. (a) Alur Kerja Aplikasi “Angkoot Me”
(b) Alur Sistem Aplikasi “Angkoot Me”

Berdasarkan gambar 4, dapat diketahui bahwa faktor utama pendukung
aplikasi Angkoot Me adalah device pengemudi angkutan yang terhubung dengan
satelit GPS. Informasi mengenai estimasi waktu perjalanan angkutan mencapai
keberadaan calon penumpang, estimasi waktu angkutan mencapai tujuan, estimasi
tarif angkutan, dan kapasitas angkutan dapat diakses dengan mudah oleh calon
7

penumpang menggunakan smartphone, pc, maupun tablet. Sebelum calon
penumpang melakukan perjalanan, calon penumpang memilih rute jalan yang
akan digunakan terlebih dahulu berdasarkan beberapa opsi yang diberikan oleh
aplikasi Angkoot Me. Secara bersamaan, informasi mengenai angkutan umum
juga dapat diakses oleh pemerintah sehingga pemerintah dapat melakukan
pengawasan dengan mudah dan juga dapat melakukan peningkatan pelayanan
angkutan umum kepada masyarakat. Selain pemerintah, berdasarkan informasi
yang didapatkan dari aplikasi tersebut, pihak kepolisian juga dapat melakukan
pengawasan terhadap perjalanan angkutan umum serta menindaklanjuti
pengemudi angkutan umum apabila melakukan pelanggaran lalu lintas sehingga
dapat mengurangi kasus pelanggaran lalu lintas dan kondisi jalan di wilayah kota
Surabaya menjadi lebih tertata rapi.

Gambar 5. Ilustrasi Grafis Aplikasi “Angkoot Me”

Berdasarkan gambar 5, dapat dilihat bahwa penggunakan aplikasi
“Angkoot Me” sangat mudah. Calon penumpang hanya perlu menginput lokasi
keberadaannya dan lokasi yang akan dituju menggunakan angkutan umum.
Setelah melakukan penginputan lokasi, data lokasi tersebut akan diproses dan
kemudian aplikasi Angkoot Me akan memberikan beberapa opsi yang dapat
digunakan oleh calon penumpang sesuai dengan lokasi yang diinputkan. Beberapa
opsi tersebut juga dilengkapi dengan gambaran rute sehingga memudahkan calon
penumpang untuk mempertimbangkan angkutan mana yang akan digunakan untuk
mencapai lokasi tujuan.
Gagasan tentang Angkoot Me ini merupakan modifikasi dari gagasangagasan yang pernah ditawarkan sebelumnya. Gagasan-gagasan yang pernah
ditawarkan sebelumnya ditinjau kembali untuk mengetahui segala sesuatu yang
dapat mendukung atau menghambat gagasan tersebut. Segala sesuatu yang dapat
mendukung eksekusi gagasan dipertahankan dan yang menghambat gagasan
tersebut dianalisis kemudian dicari solusinya sehingga muncullah gagasan
mengenai Angkoot Me. Perbandingan antara gagasan yang pernah ditawarkan
dengan gagasan baru “Angkoot Me” dapat dilihat pada tabel 1.

8

Tabel 1. Perbandingan gagasan baru dan gagasan yang pernah ditawarkan dalam
menyelesaikan permasalahan kondisi kekinian
Masalah
Gagasan yang Pernah
Kondisi
Gagasan Baru yang Ditawarkan
Ditawarkan
Kekinian
Calon penumpang tidak hanya
Informasi yang disediakan
1.Kesulitan
dapat melihat rute, tapi juga
pemerintah hanya ada di
penumpang
mengetahui angkutan yang
terminal, dan kurang
dalam
ditunggu akan tiba dalam berapa
komunikatif untuk
mendapatkan
lama secara langsung. Rute juga
menggambarkan rute yang
angkutan
lebih mudah dipahami karena
dibutuhkan calon penumpang.
berbentuk peta.
Polisi tidak bisa ada 24 jam
Adanya informasi realtime
2.Pengemudi
untuk mengatur lalu lintas,
keberadaan angkutan umum
angkutan
sehingga pengemudi angkutan
karena adanya aplikasi “Angkoot
umum yang
umum sering kali tidak
Me” membuat fungsi control
tidak disiplin mematuhi peraturan lalu lintas
lalu lintas oleh kepolisian
yang ada.
menjadi lebih mudah
Sebagian besar aplikasi yang ada Dengan adanya fungsi analisis
3.Efektivitas
belum dapat digunakan dalam
estimasi waktu dan rute tercepat,
waktu yang
menghitung estimasi atau pilihan efektivitas waktu dapat
kurang
rute pada angkutan umum.
terpenuhi.
Tabel 2. Kelemahan gagasan dan solusi untuk mengatasinya
Kelemahan Gagasan
Solusi
1. Belum adanya
Pemerintah kota bekerjasama dengan sektor swasta sebagai
sarana untuk
sponsor untuk melakukan perombakan angkutan umum dan
mendukung
penambahan sarana prasarana pendukung lainnya.
berjalannya aplikasi
Kembali ke solusi pada poin 1, sarana pendukung pada halte
2. Tidak semua orang
yang terintegrasi dengan program, sehingga calon
memiliki
penumpang yang tidak memiliki smartphone tetap bias
smartphone
mengetahui informasi angkutan umum dan vitur ‘angkut
aku’ atau “Angkoot Me”.
Sosialisai dan pendidikan dasar perlu diberikan terhadap
3. Pengemudi yang
pengemudi, sehingga bias menggunakan alat yang telah
awam teknologi dan
terpasang pada unit angkutan umumnya. Pemasaran aplikasi
persebaran aplikasi
dan sistem dilakukan melalui media sosial sebagai tren baru
ke masyarakat
pada masyarakat untuk menggunakan angkutan umum.

II.4

Pihak-pihak yang Berperan dalam Gagasan
Pihak-pihak yang berperan dalam mendukung terlaksananya gagasan
tersebut adalah pemerintah, kepilisian, sektor swasta, pengemudi angkutan, dan
juga masyarakat sebagai pengguna angkutan umum. Peran dan manfaat dijelaskan
pada tabel sebagai berikut.

9

Tabel 3. Peran dan manfaat pihak-pihak yang melaksanakan gagasan
Pihak-pihak
Peran
Manfaat
- Sebagai penyedia pelayanan
- Memiliki fungsi kontrol
transportas (membangun sarana
terhadap pergerakan
dan prasarana)
transportasi umum yang
1. Pemerintah
- Pembuat dan perencana kebijakan
ada di kota
Kota
transportasi kota (Perencanaan
- Pengawasan terhadap
jaringan jalan dan transportasi)
pelayanan publik lebih
- Penanggung jawab layanan
mudah dilakukan
- Pelaksana sistem di lapangan
- Lebih mudah
2. Pengemudi
- Tingkat disiplin yang lebih
mendapatkan penumpang
Angkutan
meningkat sehingga mengurangi
- Lebih aman dalam
pelanggaran lalu lintas
berkendara
- Mengetahui informasi
- Pengguna utama aplikasi dan
3. Masyarakat
yang up-to-date tentang
angkutan umum
sebagai
angkutan umum
- Sebagai input data dalam analisis
pengguna
- Lebih nyaman dalam
pergerakan penumpang dan
angkutan
berkendara pada angkutan
kapasitas penumpang
umum
- Sebagai pembuat kebijakan lalu
- Penertiban dan
lintas yang dimasukkan kedalam
pengawasan lalu lintas
4. Kepolisian
aplikasi sebagai pengawasan
pada angkutan umum
terhadap pelanggaran
lebih mudah dilakukan
- Karena penggunaannya
- Sebagai sponsor yang membantu
diperuntukkan untuk
5. Sektor
pendanaan pada sistem transportasi
berbagai kalangan yang
Swasta
- Sebagai media partner yang
melalui seluruh wilayah
membantu proses sosialisasi sistem
Surabaya, sponsor
terjamin

II.5

Langkah Strategis Gagasan
Berdasarkan kondisi kekinian dan gagasan yang telah dikemukakan, maka
dirumuskan langkah-langkah yang diperlukan untuk pencapaian tujuan adalah
sebagai berikut:
1. Pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana angkutan umum
Untuk memperbaiki pelayanan angkutan umum yang ada tentu
diperlukan perbaikan angkutan umum yang sudah ada menjadi lebih
nyaman dan aman. Perbaikan ini juga diperlukan untuk memenuhi
berjalannya aplikasi “Angkoot Me”. Seperti GPS yang dipasang pada
setiap angkutan umum sehingga dapat diketahui letak setiap angkutan.
Diperlukan juga device yang memiliki aplikasi “Angkoot Me” khusus
untuk supir angkutan yang aman digunakan saat berkendara, dengan
fungsi untuk menunjukkan trayek, penumpang yang ada, dan area
pemberhentian yang seharusnya.

10

Selain perbaikan pada kendaraan, diperlukan perbaikan pada halte dan
tempat pemberhentiaan yang aman dan nyaman, dengan rambu lalu lintas
yang jelas dan device dengan aplikasi “Angkoot Me” yang bisa digunakan
oleh penumpang umum yang tidak memiliki aplikasi tersebut di
smartphone-nya.
2. Pemusatan pengaturan angkutan umum
Salah satu masalah pengaturan transportasi umum yang disampaikan
Aminah (2009) adalah pengendalian trayek yang rumit karena pembagian
trayek antar beberapa operator dan sistem setoran, mengakibatkan tiadanya
yang bertanggung-jawab atas pelayanan yang disediakan pada trayek.
Sehingga langkah strategis yang harus dilakukan adalah pengaturan ulang
peraturan operasi setiap trayek, operator setiap trayek dipegang langsung
oleh pemerintah sehingga terpusat dan lebih mudah melakukan pengaturan
maupun pengawalan. Pihak swasta yang menjadi operator seharusnya teta
dibawah pengendali pemerintah.
Dengan sistem yang terpusat, pendataan, pengendalian, dan
pengawasan angkutan lebih mudah dilakukan. Karena aplikasi “Angkoot
Me” sendiri membutuhkan data yang terintregasi secara keseluruhan.
3. Pembuatan aplikasi “Angkoot Me” yang menarik dan mudah digunakan
Aplikasi “Angkoot Me” dibuat dengan basis web-GIS yang bekerja
seperti aplikasi Google Maps atau Waze, yang menggunakan GPS sebagai
penentu lokasi. Aplikasi ini berfungsi untuk menunjukkan trayek angkutan
umum, estimasi waktu yang dibutuhkan pada perjalanan, estimasi
kedatangan angkutan yang dipilih, dan kapasitas angkutan umum yang
tersisa. Dilengkapi dengan pilihan “Angkoot Me” yang berarti ‘angkut
aku’, sebagai pemberitahuan kepada supir angkutan umum akan adanya
penumpang pada suatu pemberhentian, sehingga angkutan umum tidak
perlu menunggu penumpang pada suatu pemberhentian pada waktu yang
lama seperti kondisi sekarang.
Aplikasi ini perlu dibuat sesederhana mungkin sehingga dapat
digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat. Walaupun begitu, desain
aplikasi tetap harus dibuat enak dipandang sehingga bisa menarik, karena
manfaat aplikasi ini hanya bisa maksimal jika digunakan masyarakat luas.
Pembangunan sarana prasarana serta pembuatan aplikasi dilaksanakan
secara bersamaan dengan tingkat kepentingan yang sama, karena keduanya
diperlukan sebagai sistem yang saling terkait dan tidak bisa terlaksana
dengan maksimal secara terpisah.
4. Sosialisasi sistem angkutan umum dan aplikasi “Angkoot Me”
Sosialisasi berupa demo penggunaan secara langsung maupun video
melalui media dan jejaring sosial. Dapat juga dilakukan kerjasama dengan
merk-merk dagang telepon genggam, sehingga aplikasi ini sudah terinstall

11

sebagai bagian dari pembelian. Selain itu, kerjasama juga perlu dilakukan
dengan provider jaringan telepon genggam sehingga penggunaan aplikasi
bisa tidak berbayar.
Selain sosialisasi dalam bentuk pemasaran, perlu juga dilakukan
sosialisasi kepada pengemudi angkutan umum dan operator angkutan
sehingga dapat menjalankan sistem sesuai dengan yang seharusnya.
Banyaknya pengemudi yang masih awam teknologi juga perlu diberikan
pelatihan secara massal, ini juga sebagai bentuk pemberdayaan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia.
5. Pelaksanaan, pemantauan, dan perawatan sarana dan prasarana
Setelah sistem angkutan umum dengan aplikasi penunjang “Angkoot
Me” dapat berjalan dengan baik, pelaksanaan pelayanan transportasi
umum yang baik perlu dipertahankan dengan melakukan pemantauan dan
perawatan secara berkala. Banyak layanan publik di Indonesia yang
dibangun dengan biaya besar tidak dapat bertahan lama karena tidak
adanya pemantauan dan perawatan yang baik. Maka sangat perlu dibentuk
bagian tersendiri pada Dinas Perhubungan sehingga sarana serta prasarana
yang sudah dibangun dapat beroperasi secara optimal.

12

PENUTUP
Kesimpulan
Gagasan pada tulisan ini memiliki inti perbaikan pelayanan angkutan
umum melalui perkembangan infrastruktur dengan menggunakan teknologi
melalui aplikasi “Angkoot Me” sehingga mengurangi pemborosan energi dengan
meningkatan penggunaan transportasi umum.
Teknik implementasi untuk mewujudkan gagasan perbaikan pelayanan
angkutan umum melalui perkembangan infrastruktur dengan aplikasi penunjang
“Angkoot Me” antara lain adalah:
i. Merumuskan sistem transportasi berbasis IT yang dijalankan oleh
pemerintah untuk masyarakat, dengan menekankan pada pembukaan lahan
pekerjaan berpenghasilan tetap dan peningkatan pelayanan publik pada
sektor transportasi.
ii. Membangun dan mengembangkan angkutan umum eksisting sehingga
memiliki teknologi yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem
transportasi umum berbasis IT.
Output yang diharapkan dari gagasan ini antara lain hilangnya kesenjangan
pada masyarakat di jalan dengan penggunaan angkutan umum secara merata,
penghematan energi dengan berkurangnya pengguna kendaraan pribadi, dan
menurunnya tingkat kemacetan di kota Surabaya.

13

DAFTAR PUSTAKA
Aminah, S. 2009. Transportasi Publik dan Aksesibilitas Masyarakat Perkotaan.
Surabaya: Jurusan Ilmu Politik FISIP Universitas Airlangga.
Cahyono, E. D. 2007. Sistem Informasi Geografis Angkutan Umum di Surabaya
Berbasis Web. Surabaya: Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
Dinas Perhubungan Kota Surabaya. 2012. Profil Terminal di Surabaya Jawa
Timur, Pemerintah Kota Surabaya, Surabaya.
Haryono, Sigit. 2010. Analisis Kualitas Pelayanan Angkutan Umum (Bus Kota) di
Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional Veteran.
Indrawati, Youllia. 2014. Pengembangan Website untuk Mencari Rute Terpendek
Angkutan Kota dengan Menggunakan Algoritma SMA* (Studi Kasus Wisata
Kota Bandung). Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Ismoyo, Damar. 2014. Pemetaan Jalur Trayek Angkutan Umum dan Fasilitas
Sosial berbasis WebGIS (Studi Kasus: Kecamatan Rangkasbitung, Banten).
Semarang: Universitas Diponegoro.
Pratama, A. F. (2012, Februari 16). Minat Masyarakat Gunakan Angkutan Umum
Tinggal 11%. Dipetik April 29, 2015, dari Tribunnews.com:
http://www.tribunnews.com/nasional/2012/02/16/minat-masyarakat-gunakanangkutan-umum-tinggal-11
Retnaningsih, R. 2013. Rancang Bangun Sistem Informasi Jasa Angkutan Umum
Kota Surakarta Berbasis Web. Jurnal Ilmiah Go Infotech, 19(3).
Rizki, F. (2012, Juli 25). Pengemudi Angkot Masih Rendah Kesadaran
Berlalulintasnya. Dipetik April 29, 2015, dari Aktual.co:
http://www.aktual.co/sosial/131723pengemudi-angkot-masih-rendahkesadaran-berlalulintasnyaSafitri, Luluk. 2012. Minat Masyarakat terhadap Angkutan Umum Lyn P di
Surabaya. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Sukarto, H. (2006). Pemilihan Model Transportasi di DKI Jakarta dengan Analisis
Kebijakan "Proses Hirarki Analitik". Jurnal Teknik Sipil , Volume 3 No. 1.
Susetyo, D. B. (2012). Pembuatan Aplikasi Peta Rute Bus Trans Jogja Berbasis
Mobile GIS Menggunakan Smartphone Android. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Tamin, O. Z. (1999). Konsep Manajemen Kebutuhan Transportasi (MKT) sebagai
Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan di DKI Jakarta.
Bandung: Institut Teknologi Bandung.

14

15