SEJARAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENUR

REVISI MAKALAH
“Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam Menurut Utsman Bin
Affan”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Dosen Pembimbing :
Moh. Idris Tunru, M.Ag
Penyusun :
Siti Nurjannah Tiloli
Nim : 15.2.3.006

Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah & Ilmu Keguruan (Ftik)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO
1439 H / 2017 M

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyanyang , kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidaya, dan inaya-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Pemikiran Utsman bin Affan dalam
Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam ” .
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami.
Terlepas semua itu ,saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tatabahasanya . Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembacanya
agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang “Pemikiran
Utsman bin Affan dalam Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam ” dapat
memberikan manfaat .

Wassalamualaikum Wr.Wb

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………..……………………………………………..ii

DAFTAR ISI……..………………………………………………...…………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………..…………………………………………..……1
B. Rumusan Masalah ………………………..…………...……………..……2
BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi Utsman bin Affan…………………………………..……………3
B. Proses pengangkatan Utsman bin Affan…………………………..………7
C. Perkembangan Islam pada masa Utsman bin Affan……..…..……......…..8
D. Peran Utsman bin Affan Dalam Berbagai Aspek Kehidupan...………….10
E. Ragam Penyebab Terjadinya Kekacauan dalam Pemerintahan Utsman bin
Affan…………………………………………………..…………………15

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………..…………………..20

BAB II
PENDAHULUAN
A.


Latar Belakang
Islam merupakan agama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw,

sehingga membawa bangsa Arab dari masa keterbelakangan, bodoh dan lainnya
menjadi bangsa yang maju dan terkenal sampai sekarang ini. Pada masa
perkembangannya, Islam mengalami beberapa kali pergantian khalifah untuk
meneruskan perjuangan menegakkan agama Allah, meskipun ada beberapa
tahapan-tahapan pemerintahan yang ada,
Islam mengalami kemajuan dan juga mengalami kemunduran. Akan tetapi
hal ini tidak menyurutkan Islam berkembang dan dianut oleh banyak manusia di
muka bumi ini. Setelah Nabi wafat maka dakwah Islamiyah diteruskan oleh
Khulafaurrasyidin, yaitu sahabat-sahabat Nabi yang di pandang bijaksana, dapat
mempimpin jalannya pemerintahan dan mampu memberikan pengarahan terhadap
dakwah Islam. Yang pada kenyataannya inilah nanti, akan meneruskan dakwah
Rasulullah untuk menyebarkan agama fitrah ini dan selanjutnya yang memegang
amanah dakwah Islamiyah.
Terbunuhnya khalifah kedua, Umar Bin Khatab menandakan permukaan
zaman baru. Pada waktu itu kaum muslimin memang tidak bergeser dari janjijanji dan prinsip mereka, tetapi mereka didesak oleh adanya hubungan-hubungan
baru dan adat istiadat yang melanda mereka juga oleh kesulitan sehingga mereka
meninggalkan hasrat dan kehendaknya dalam percaturan dunia.

Untuk menghadapi dan mengatasi semua itu, takdir Allah telah memanggil
Utsman bin Affan untuk memikul beban tanggung jawab yang mengerikan yaitu
tanggung jawab untuk memelihara dan mempertahankan jiwa dan kehidupan
periode kenabian, juga bertangung jawab dalam menanggulangi pengaruh zaman
kerajaan. Serta bertanggung jawab untuk memperluas wilayah kekuasaan islam.
Utsman

bin

Affan

merupakan

khalifah

ketiga

dari

urutan


khulafa’urrasyidin beliau termasuk salah seorang tokoh yang sangat dihormati

dan disegani oleh masyarakat. Selain berkedudukan tinggi, dia juga sangat kaya
raya, pemalu, dan ucapannya enak didengar. Sehingga, masyarakat sangat
mencintainya. Utsman ibnu „Affan ibnu Abil Ash ibnu Umaiyah dilahirkan di
waktu Rasulullah berusia lima tahun dan masuk Islam atas seruan Abu Bakar Ash
Shiddiq. Beliau terhitung saudagar besar dan kaya, dan sangat pemurah
menafkahkan kekayaannya untuk kepentingan agama Islam.

B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis dapat merumuskan masalah

sebagai berikut:
1. Bagaimana kelahiran Usman bin Affan?
2. Bagaimana proses pengangkatan Usman bin Affan?
3. Bagaimana perkembangan Islam pada masa Utsman bin Affan ?
4. Bagaimana peran Utsman bin Affan dalam berbagai aspek kehidupan ?

5. Apa saja ragam penyebab terjadinya kekacauan dalam pemerintahan
Utsman bin Affan ?

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Biografi Utsman bin Affan
Khalifah utsman bin Affan memiliki nama lengkap Utsman bin Affan bin Abdi

Syams bin Abdi Manaf bin Qushay al-Quraisy, ia dekenal dengan sebutan Abu
Abdullah.1Utsman bin affan adalah anak dari Abil Ash ibnu Umaiyah. Dilahirkan di
waktu Rasulullah berusia 5 tahun dan masuk Islam atas seruan Abu Bakar ash
Shiddiq.Utsman bin Affan Abi al-„Ash berasal dari Bani Umayyah, yang lahir

pada tahun 47 sebelum hijrah. Ia termasuk hartawan dan bangsawan Quraisy pada
masa jahiliah. Demi membela Islam, ia rela mengorbankan hartanya dalam jumlah
yang besar.2
Nabi Muhammad Saw menikahkan Utsman bin Affan dengan putri beliau
yang bernama Ruqayyah. Ketika Ruqayyah wafat, beliau menikahkan Utsman bin

Affan kembali dengan putri beliau yang lain, yaitu Ummu Kultsum. Oleh karena
itu, ia mendapat gelar “Dzul Nuraian” (yang memiliki dua cahaya).
Setelah Umar bin Khatab meninggal dunia, Utsman bin Affan dibaiat
menjadi Khalifah ketiga.3 Ia memerintahkan sejak tahun 644 (umur 69-70 tahun)
hingga 656 (selama 11-12 tahun). Selain itu, sahabat Nabi yang satu ini memiliki
sifat yang sangat pemalu. Jasanya yang terbesar adalah membukukan al-Qur‟an.4
Utsman bin Affan menikahi 8 wanita, 4 diantaranya meninggal dunia, yaitu
Fakhosyah, Ummul Banin, Ramlah, dan Nailah. Dari perkawinannya, lahirlah 8

1
2

Safrudin Aziz. Pemikiran Pendidikan Islam. (Yogyakarta: KALEMEDIA, 2015), h. 54
Masdar Farid Mas‟udi, Syarah Konstitusi; UUD 1945 dalam Prespekrtif Islam (Jakarta:

Pustaka Alvabet , 2011), h. 104
3

Syekh Muhammad al-Gazali, Al-qur’an Kitab Zaman Kita; Mengaplikasikan Pesan


Kitab Suci dalam Konteks Masa Kini (Bandung: Mizan, 2008), h. 229
4

Jabir Qumaihah, Berposisi Menurut Islam (Jakarta: Gema Insani Press, 1990), h. 90.

anak laki-laki, Abdullah al-Akbar, Abdullah al-Ashgar, Amru, Umar, Khalid, AlWalid, Sa‟id, dan Abdul Muluk, serta 8 orang anak perempuan.
Utsman bin Affan lahir dari seorang wanita bernama Arwa binti Kuriz bin
Rabiah. Ia masuk Islam atas ajakan Abu Bakar dan termasuk golongan
assabiqunal awwalun (golongan yang pertama-tama masuk Islam).5
Nabi Muhammad Saw menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi
yang paling jujur dan rendah hati diantara kaum muslimin. Diriwayatkan oleh
Muslim bahwa Aisyah bertanya kepada nabi Muhammad Saw, “Abu Bakar
masuk, tetapi engkau biasa saja dan tidak memberikan perhatian khusus. Lalu,
Umar bin Khatab masuk, engkaupun biasa saja dan tidak memberikan perhatian
khusus. Akan tetapi, ketika Utsman bin Affan masuk, engkau terus duduk dan
membetulkan pakaian, mengapa ?”
Nabi Muhammad Saw menjawab “Apakah aku tidak malu terhadap orang
yang malaikat saja malu kepadanya?”
Saat seruan hijrah pertama oleh Nabi Muhammad Saw ke Hbasyiah karena
meningkatnya tekanan kaum Quraisy terhadap umat Islam, Utsman bin Affan

bersama istri dan kaum muslimin lainnya memenuhi seruan tersebut dan hiijrah ke
Habasyiah hingga tekanan dari dari kaum Quraisy reda. Tak lama tinggal di
Mekkah, Utsman bin Affan mengikuti Nabi Muhammad Saw untuk hijrah ke
Madinah.6
Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman bin Affan dikirim oleh Nabi
Muhammad Saw untuk menemui Abu Sufyan di Makkah. Utsman bin Affan
diperintahkandi perintahkan oleh Nabi Muhammad Saw untuk menegaskan bahwa

5

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,2013), h. 37

6

Abdul Wahab Najjar, Al-Khulafa’ Al Rasyidin, Ensiklopedi tematis, (Jakarta: PT. Ichtiar

Baru Van Hoeve, 2002), h.40

rombongan dari madinah hanya akan beribadah di Ka‟bah, lalu segera kembali ke
Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Makkah.7

Utsman bin Affan adalah seorang ahli ekonomi yang terkenal, tetapi jiwa
sosialnya juga sangat tinggi. Ia tidak segan-segan mengeluarkan kekayaannya
untuk kepentingan agama dan masyarakat umum sebagai contoh adalah sebagai
berikut :
a. Utsman bin Affan membeli sumur yang jernih airnya dari seorang
Yahudi seharga 200.000 dirham (2,5 kg emas pada waktu itu),
sumur itu di wakafkan olehnya demi kepentingan rakyat.
b. Utsman bin Affan memperluas Masjid Nabawi dan membeli tanah
di sekitarnya.
c. Utsman bin Affan mendermakan 1.000 ekor unta dan 70 ekor kuda,
ditambah 1.000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk,
yang nilainya sama dengan sepertiga biaya ekspedisi tersebut.
d. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Utsman bin Affan juga pernah
memberikan gandum yang diangkut dengan 1.000 unta untuk
membantu kaum miskin yang menderita pada musim kering.8
Ibnu Umar segera masuk memenuhi Utsman bin Affan, lantas
mendorongnya agar ia jangan sampai menaggalkan kekhaalifahannya. Sebab,
dengan begitu, berarti ia telah membuat sunnah yang jelek. Sehingga, setiap kali
orang-orang tidak menyenangi sang pemimpin, mereka akan mencopot paksa
kepemimpinan tersebut.9


7

Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001). h.

486.
8

Hafiz Ali, Pemikiran Politik Islam (Jakarta: Serambi, 2006), h. 358
Zuhair Mahmud al-Humawi, Wasiat-wasiat Akhir Hayat dari Rasulullah, Abu Bakar,
dll. (Jakarta: Gema Insani Press,2003), h. 30
9

Utsman bin Affan menyadari bahwa inilah fitnah yang sejak jauh-jauh hari
telah di beritakan oleh Nabi Muhammad Saw. Oleh karena itu, Utsman bin Affan
hanya bisa bersabar dan menyerahkan urusannya kepada Allah Swt.
Akhirnya, orang-orang Khawarij tersebut memanjat rumah Utsman bin
Affan, lalu pedang-pedang mereka mengairkan darah Utsman bin Affan yang
suci. Saat itu, Utsman bin Affan berpuasa dan membaca al-Qur‟an. Tetesan darah
pertamanya saat ia membaca firman Allah Swt berikut :

      
“…..Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. dan Dia-lah yang
Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.al-Baqarah[2]: 137)
Pada malam hari sebelum Utsman bin Affan meninggal dunia, ia
bermimpi bertemu Nabi Muhammad Saw dan beliau berucap,”wahai Utsman,
berbukalah bersama kami.” 10
Tatkalah subuh Utsman bin Affan berpuasa dan meninggal pada hari iti
juga. Ia wafat pada bulan haji tahun 35 H, dalam usia 85 tahun, setelah menjabat
sebgai khalifah selama 12 tahun. Ia di makamkan di perkuburan Baqi di Madinah.
Ada riwayat yang menyebutkan bawa jenazah Utsman bin Affan baru di kubur
setelah 3 hari meninggal dunia. 11
Al-„Ala bin Fadhl meriwayatkan dari ayahnya, dan ia berkata, “Setelah
Utsman bin Affan terbunuh, orang-orang memeriksa semua lemari miliknya, dan
mereka menemukan ebuah kotak terkunci, merekapun membukanya . di dalam
kotak itu, terdapat sebuah bejana kecil, yang di dalamnya di dapati pula sehelai
kertas yang berisi sebuah tulisan atau wasiat ini sebagai berikut :

10

Majdi Fathi Sayyid, Mari Mengenal Khulafaur Rasyidin (Jakarta: Gema Insanai Press,

2010), h. 9
11

19

Jamil Ahmad, Seratus Muslim Terkemuka (Tanpa Kota: Tim Pustaka Firdaus, 1984), h.

“ dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. Utsman bin Affan beraksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan, selain
Allah. Tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwasannya Nabi Muhammad adalah hamba
dan rasul-Nya. Utsman bin Affan beraksi pula bahwa sesungguhnya surga dan
neraka itu benar adanya, serta sesungguhnya Allah pasti akan membangkitkan
semua penghuni nkubut pada hari yang tidak tidak ada keraguan padanya.
Sesungguhnya, Allah tidak menyalahi janji-Nya. Atas keyakinan itulah, Utsman
bin Affan hidup, mati, dan di bangkitkan kelak, insya Allah’Azza wa jalla.”12
B.

Proses Pengangkatan Khalifah Utsman bin Affan
Seperti janji yang dikatakan oleh Umar bin Khatab dalam pidato

inagurasinya sebagai khalifah, ia telah membentuk majelis khusus untuk
pemilihan khalifah berikutnya. Majelis atau panitia pemilihan itu terdiri atas enam
sahabat dari berbagai kelompok social yang ada. Mereka adalah Ali bin Abi
Thalib, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Zubair, Sa‟ad bin Abi Waqas,
dan Thalhah. Namun saat pemilihan berlangsung, Thalhah tidak sempat hadir,
sehingga lima dari enam anggota panitia yang melakukan pemilihan.13
Dalam sebuah riwayat, di jelaskan bahwa Abdurrahman bin Auf sebagai
ketua tim pelaksannan pemilihan khalifah, pasca wafatnya Umar bin Khatab,
berkata pada Utsman di suatu tempat, “jika aku tidak membayarmu, wahai
Utsman, maka siapa yang engkau usulkan?”
Utsman bin Affan menjawab, „Ali bin Abi Thalib.”
Kemudian, Adurrahman bin Auf bermusyawarah dengan tokoh-tokoh
lainnya, dan ternyata mayoritas memilih Utsman bin Affan sebagai khalifah.

12

Ahmad Usairy, Sejarah Islam Sejak Nabbi Adam hingga Abad XX, (Jakarta: Akbar,

2003), h. 180
13

Abu Su‟ud, islamologi Ajaran dan Peranannya dalam Perdaban Umat Manusia

(Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h.60.

Menyimak dari percakapan kedua sahabat tersebut , maka tampaklah
bahwa sesungguhnya Utsman bin Affan dan Ali bin Abi thalib tidak ambisius
menjadi khalifah, justru kedunya saling mempersilakan untuk menentukan
khalifah secara musyawarah.14
Dalam riwayat lainnya, disebutkan bahwa Abdurrahman bin Auf berkata
kepada Ali bin Abi Thalib sambil memegang tangannya, “Engkau mempunyai
hubungan kerabat dengan Nabi Muhammad Saw. Dan, sebagai mana yang
diketahui, engkau lebih dulu masuk Islam. Demi Allah, jika aku memilihmu,
engkau mesti berbuat adil. Namun, bila aku memilih Utsman bin Affan, engkau
harus patuh dan taat..”
Kemudian, Abdurrahman bin Auf langsung membaiatnya saat itu juga,
diikuti oleh para sahabat dan kaum muslimin. Orang kedua yang membaiat
Utsman adalah Ali bin Abi Thalib.
Dengan demikian, kaum muslim bersepakat menerima Utsman bin Affan
sebagai khalifah setelah Umar bin Khatab.15
Adapun indicator model pemerintahan Utsman bin Affan dapat diketahui
dari pidato pembaitan sebagai khalifah dan gaya kepemimpinan, yaitu :
Amma ba‟du, sesungguhnya tugas ini telah dipikulkan kedaku dan aku
telah menerimanya, dan sesungguhnya aku adalah seorang mutabi‟ (yakni
pengikut sunnah Rasul Saw) dan bukanlah seorang mubtadi‟ (yakni seorang yang
berbuat bit‟ah). Ketahuilah bahwa kalisan berhak menuntut aku mengenai 3 hal
selain kitab Allah dan Sunnah Rasul, yakni mengikuti apa yang telah di lakukan
oleh orang-orang sebelumku dalam hal-hal yang sekalian bersepakat dan telah
kamu menjadikan kebiasaan baru yang layak bagi ahli kebajikan dalam hal-hal

14

Amin Abdullah, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka Book

Publisher, 2007), h.89-90.
15

Musthafa Murad, Kisah Kehidupan Utsman bin Affan (Jakarta: Zaman,2007), h.51-52

yang belum kamu jadikan sebagai kebiasaan dan mencegah diriku dari bertindak
atas kamu kecuali dalam hal-hal yang kamu sendiri telah menyebabkannya.16
C.

Perkembangan Islam Pada Masa Kekhalifahan Utsman bin Affan
Pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan merupakan masa yang paling

makmur dan sejahtera. Konon,rakyatnya bisa berhaji berkali-kali.bahkan, seorang
budak dijual berdasarkan berat timbangannya.
Utsman bin Affan khalifah pertama yang melakukan perluasan Masjidil
Haram (Makkah) dan Masjid Nabawi (Madinah), karena semakin ramainya umat
Islam yang menjalankan rukun Islam yang ke lima (haji). Ia yang mencetuskan ide
polisi bagi rakyatnya, sekaligus membuat bangunan khusus untuk mahkama dan
mengadili perkara. Hal ini belum pernah di lakukan oleh khalifah sebelumnya,
Abu Bakar dan Umar bi Khatab bisanyamenadili suatu pekara di masjid.17
Pada Utsman bin Affan pula , kekuatan Islam melebarkan ekspansinya.
Untuk pertama kalinya, Islam mempunyai armada laut yang tangguh. Muawiyah
bin Abi Sufyan, yang menguasai wilayah Syria, Palestina, dan Lebanon,
membangun armada itu.18
Sekitar 1.700 kapal dipakai untuk mengembangkan wilayah ke pulaupulau di Laut Tengah. Sedangkan, siprus dan pulau Rodhes di gempur.
Konstantinopel pun sempat dikepung. Wilayah-wilayah yang berhasil ditaklukkan
antara lain Armenia, Kaukaz (Caucasus), Khurasan, Kirman (sebuah kota di timur
Iran), Sijistan (sebuahkawasan kono di antara Iran dan Afganistan), Afrika
(Tunis), dan Cyprus.

16

Abu A‟la Maududi, Khilafah dan Kerajaan, Mizan, h. 121-122

17

Hamdani Anwar, Masa Khulafaur Rosyidin, Ensiklopedi Tematis 2, (Jakarta: PT Ichtiar

Baru Van Hoeve, 2002), h.44-45
18

2010), h. 8

Majdi Fathi Sayyid, Mari Mengenal Khulafaur Rasyidin (Jakarta: Gema Insanai Press,

Selain itu, prestasihnya yang diraih selama Utsman bin Affan menjadi
khalifah adalah sebagai berikut :
a. Menaklukkan Syria, kemudian mengangkat Mu‟awiyah sebagai
gubernurnya.
b. Menaklukkan Afrika Utara, lalu mengangkat Amr bin Ash sebagai
gubernur di sana.
c. Menaklukkan daerah Arjan dan Persia.
d. Menaklukkan Khurasan dan Nashabur di Iran.
e. Memperluas Masjid Nabawi (Madinah) dan Masjidil Haram
(Makkah).
f. Membukukan dan meresmikan mushaf yang disebut mushaf
Utsmani, yaitu kitab suci al-Qur‟an yang di pakai oleh seluruh
umat Islam di dunia saat ini. Utsman bin Affan membuat lima
salinan dari al-Qur‟an ini, lantas menyebarkannya ke berbagai
wilayah Islam.
g. Setiap Jum‟at, Utsman bin Affan memerdekakan seorang budak
(bila ada).
Secara umum, para pencatat sejarah membagi masa pemerintahan Utsman
bin Affan menjadi dua priode, yaitu periode kemajuan (periode I) dan periode
kemunduran (periode II) sampai ia terbunuh.19
D.

Peran Utsman bin Affan Dalam Berbagai Aspek Kehidupan
Beberapa peran Utsman bin Affan dalam berbagai aspek kehidupan,

diantaranya sebagai berikut:
1. Bidang Perekonomian
Dari segi ekonomi, yaitu tentang pelaksanaan baitul maal, Ustman hanya
melanjutkan pelaksanaan yang telah dilakukan pada masa sebelumnya, yaitu Abu
Bakar dan Umar. Namun, pada masa Utsman, Ia dianggap telah melakukan
korupsi karena terlalu banyak mengambil uang dari baitul maal untuk diberikan
19

Istianah Abu Bakar, Sejarah Peradaban Islam, UIN Malang Press: 2008, h. 37

kepada kerabat-kerabatnya. Padahal, tujuan dari pemberian uang tersebut karena
Utsman ingin menjaga tali silaturahim. Selain itu, disamping dari segi baitul maal,
Utsman juga meningkatkan pertanian.Ia memerintahkan untuk menggunakan
lahan-lahan yang tak terpakai sebagai lahan pertanian.20
Dari segi pajak, Utsman sama seperti dari segi baitul maal, melanjutkan
perpajakan yang telah ada pada masa Umar. Namun sayangnya, pada masa
Utsman pemberlakuan pajak tidak berjalan baik sebagaimana ketika masa Umar.
Pada masa Utsman, demi memperlancar ekonomi dalam hal perdagangan, ia
banyak melakukan perbaikan fasilitas, seperti perbaikan jalan-jalan dan
sebagainya.21
2. Sosial Budaya dan Pendidikan
Dari dimensi sosial budaya, ilmu pengetahuan berkembang dengan baik.
Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan erat kaitannya dengan
perluasan wilayah Islam. Dengan adanya perluasan wilayah, maka banyak para
sahabat yang mendatangi wilayah tersebut dengan tujuan mengajarkan agama
Islam. Selain itu, adanya pertukaran pemikiran antara penduduk asli dengan para
sahabat juga menjadikan ilmu pengetahuan berkembang dengan baik. Utsman
juga membangun mahkamah peradilan. Hal ini merupakan sebuah terobosan,
karena sebelumnya peradilan dilakukan di masjid. Utsman juga melakukan
penyeragaman bacaan Al Qur‟an juga perluasan Masjid Haram dan Masjid
Nabawi.22
Penyeragaman bacaan dilakukan karena pada masa Rasulullah SAW,
Beliau memberikan kelonggaran kepada kabilah-kabilah Arab untuk membaca
dan menghafalkan Al Qur‟an menurut lahjah (dialek) masing-masing. Seiring
bertambahnya wilayah Islam, dan banyaknya bangsa-bangsa yang memeluk
agama Islam, pembacaan pun menjadi semakin bervariasi. Akhirnya sahabat

20

Ahmad Amin, Islam dari Masa ke Masa, (Bandung: Rosdakarya), h. 75

21

Jabir Qumaihah, Berposisi Menurut Islam (Jakarta: Gema Insani Press, 1990), h.87.

22

Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era

Rasulullah Sampai Indonesia, (Jakarta: Putra Grafika, 2007), h. 38

Huzaifah bin Yaman mengusulkan kepada Utsman untuk menyeragamkan
bacaan. Utsman pun lalu membentuk panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit
untuk menyalin mushaf yang disimpan oleh Hafsah dan menyeragamkan bacaan
Qur‟an. Dan itulah karya monumental yang dipersembahkan kepada umat Islam
ialah pembukuan mushaf Al-Qur‟an.23 Perluasan Masjid Haram dan Masjid
Nabawi sendiri juga dilakukan karena semakin bertambah banyaknya umat
muslim yang melaksanakan haji setiap tahunnya.
Pada masa khalifah Utsman bin Affan, pelaksanaan pendidikan Islam tidak
jauh berbeda dengan pada masa sebelumnya. Pendidikan di masa ini hanya
melanjutkan apa yang telah ada, namunhanya sedikit yang terjadi perubahan yang
mewarnai pendidikan Islam.
Proses pelaksanaan pola pendidikan pada masa Utsman ini lebih ringan
dan lebih mudah di jangkau oleh seluruh pesertadidik yang ingin menuntut ilmu
dan belajar Islamdan dari segi pusat pendidikan juga lebih banyak, sebab masa ini
para sahabat bisa memilih tempat yang mereka inginkan untuk memberikan
pendidikan pada masyarakat.24
Khalifah Utsman sudah merasa cukup dengan pendidikan yang sudah
berjalan, namun begitu ada satu usaha yang cemerlangyang telah terjadi dimasa
ini yang berpengaruh di masa pendidikan Islam, yaitu untuk mengumpulkan
tulisan ayat-ayat al-Qur‟an. Berdasarkan hal ini khlaifah Utsman memerintahkan
pada tim untuk penyalinan tersebut, adapun tim tersebut adalah : Zaid bin Tsabit,
Abdullah bin Zubair, dan Abdurrahman bin Harist.
Bila terjadi pertikaian bacaan, maka harus diambil pedoman kepada dialek
suku Quraisy, sebab al-Qur‟an ini di turunkan menurut dialek mereka sesuai
dengan lisan Qurasy, karena al-Qur‟an diturunkan dengan lisan Quraisy. Zaid bi
Tsabit bukan orang Quraisy sedangkan ketiganya adalah orang Quraisy.

23

Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 105

24

Ahmad Syalaby, Sejarah Kebudayaan Islam, Al-Husna Zikra (Jakarta, 2000). h. 266

Tugas mendidik dan mengajar umat pada masa Utsman diserahkan pada
umat itu sendiri, artinya pemerintah tidak mengangkat guru-guru, dengan
demikian para pendidik sendiri melaksanakan tugasnya hanya dengan
mengharapkan dengan ridho Allah semata.Pada masa Utsman tidak banyak
perkembangan yang terjadi dibidang pendidikan, kalau dibandingkan dengan
masa kekhalifan Umar bin Khatab.25
Pada masa Utsman bin Affan tidak banyak terjadi perkembangan
pendidikan, kalau dibandingkan dengan masa kekhalifahan Umar bin Khatab,
sebab pada masa khalifah Utsman urusan pendidikan diserahkan kepada rakyatnya
saja. Dan apa bila dilihat dari segi kondisi pemerintahan Utsman banyak timbul
pergolakkan dalam masyarakat sebagai akibat ketidaksenangan mereka terhadap
kebijakan Utsman yang mengangkat kerabatnya dalam jabatan pemerintahan.26
Ilmu Pengetahuan Masa Khulafaur Rasyidin
Kesuksesan Rasulullah SAW dalam mengemban amanah dilanjutkan oleh
Khulafaur Rasyidin, yaitu Khalifah yang empat (Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin
Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib). Pertumbuhan ilmu
pengetahuan masa Khulafaur Rasyidin masih berkisar pada ilmu yang bersumber
dari Al-Quran dan Al-Hadist, hal ini karena pertumbuhan ilmu pengetahuan masih
dekat dengan sumbernya, yaitu para sahabat Nabi yang sanadnya langsung pada
Rasulullah SAW dan berkembangnya ilmu-ilmu tersebut seiring dengan
penyebaran Islam ke berbagai daerah pada masa itu. Adapun ilmu-ilmu yang lahir
pada periode Khulafaur Rasyidin sebagai berikut :
1. Ilmu qiraat, yaitu ilmu yang erat kaitannya dengan membaca dan
memahami Al-Quran, ilmu ini muncul pada masa Khalifah Utsman bin
Affan, sebab munculnya adalah karena adanya beberapa dialek bahasa

h. 170

25

Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana 2011). h. 49

26

Syed Mahmudunnasir, Islam, Konsepsi dan Sejarahnya, Bandung: Rosda Karya, 1991),

dalam membaca dan memahaminya dan dikhawatirkan terjadi kesalahan
dalam membaca dan memahaminya, oleh karena itu diperlukan
standarisasi bacaan dengan kaidah-kaidah tersendiri.27
2. Tafsir Al-Quran, yaitu ilmu untuk memahami ayat-ayat Al-Quran
sebagaimana telah diterangkan oleh Rasulullah SAW, baik dengan ayatayat Al-Quran atau dengan Sunnahnya. Tokohnya yaitu Ali bin Abi
Thalib, Abdullah ibnu Abbas, Abdullah ibnu Mas‟ud, dan Abdullah ibnu
Ka‟ab.28
3. Ilmu Hadist, dalam memutuskan masalah tidak bisa dilepaskan dari AlQuran dan Al-Hadist sebagai sumber utama. Tokohnya antara lain,
Abdullah ibnu Mas‟ud, Ma‟gal ibnu Yasar, Ibadah ibnu as-Samit dan Abu
Darda.
4. Khat Al-Quran, yaitu ilmu yang berkaitan dengan penulisan Al-Quran.
Pada masa Rasulullah SAW telah dikenal ilmu Khat Al-Quran, yaitu
dilakukan setelah Rasulullah mendapatkan wahyu. Kemudian pada masa
Abu Bakar

diadakan

pembukuan

Al-Quran dan ditulis

dengan

menggunakan khat Kufi dari Irak, dan untuk surat menyurat serta
semacamnya menggunakan khat Naskhi dari Syam dan sekitarnya.
5. Ilmu fikih, tokohnya : Umar bin Khattab, Zaid bin Sabit (Madinah),
Abdullah bin Abbas (Mekkah), Abdullah bin Mas‟ud (Kufah), Anas bin
Malik (Basrah), Muaz bin Jabal (Syiria), dan Abdullah bin Amr bin Ash
(Mesir).
6. Ilmu Nahwu, ilmu ini berkembang di Basrah dan di Kufah. Tokoh pelopor
pertama dalam bidang ini adalah Ali bin Abi Thalib.
7. Ilmu Sastra, pertumbuhan sastra pada masa Khulafaur Rasyidin sangat
dipengaruhi dengan Al-Quran sebagai sumber inspirasi untuk kegiatan
sastra, karena dalam berdakwah diperlukan bahasa yang indah.29

27

28

Istianah Abu Bakar, Sejarah Peradaban Islam, (UIN-Malang Press, 2008), h. 45

Zaenal Abidin Ahmad, Ilmu Politik Islam III, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h. 129
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, jilid 1, (Jakarta: UI Press,
1985, cetakan kelima), h. 45
29

8. Ilmu Arsitektur, dimulai dari Masjid Quba oleh Rasulullah. Beberapa
bangunan kota yang didirikan pada masa Khulafaur Rasyidin adalah kota
Basrah tahun 14 -15 H dengan arsitek Utbah Ibnu Gazwah, kota Kufah
dibangun pada tahun 17 H dengan arsitek Salman al-Farisi, serta kota
Fustat yang dibangun pada tahun 21 H atas usulan Khalifah Umar bin
Khattab.30
Tokoh Ilmuwan Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Tokoh-tokoh ilmuwan masa Khulafaur Rasyidin antara lain :
1. Ahli Tafsir Al-Quran : Ali bin Abi Thalib, Abdullah ibnu Abbas, Abdullah
ibnu Mas‟ud, dan Abdullah ibnu Ka‟ab.
2. Ahli Ilmu Hadist : Abdullah ibnu Mas‟ud, Ma‟gal ibnu Yasar, Ibadah ibnu
as-Samit dan Abu Darda.
3. Ahli Ilmu Fikih, tokohnya : Umar bin Khattab, Zaid bin Sabit, Abdullah
bin Abbas, Abdullah bin Mas‟ud, Anas bin Malik, Muaz bin Jabal, dan
Abdullah bin Amr bin Ash.
4. Ahli Ilmu Nahwu : Ali bin Abi Thalib.
5. Ahli Ilmu Arsitektur : Utbah Ibnu Gazwah, dan Salman al-Farisi.
E.

Ragam Penyebab Terjadinya Kekacauan dalam Pemerintahan Utsman bin
Affan
Pada mulanya, pemerintahan Utsman bin Affan berjalan dengan lancar.

Hanya saja, Gubernur Kuffah yang bernama Mughirah bin Syu‟bah dipecat oleh
Utsman bin Affan, lalu diganti oleh Sa‟ad bin Abi Waqas, atas dasar wasiat dari
Umar bin Khatab. Kemudian ia juga memecat sebagian pejabat tinggi dan
pembesar yang kurang baik guna mempermudah pengeturan. Lowongan para

30

Hamdani Anwar, Masa Khulafaur Rosyidin, Ensiklopedi Tematis 2, (Jakarta: PT Ichtiar
Baru Van Hoeve, 2002), h. 49

kursi pejabat dan pembesar itu diisis dengan dan di ganti dengan family-familinya
yang berkompeten dalam bidangnya tersebut31.
Tindakan Utsman yang terkesan nepotisme tersebut mengundang protes
dari orang-orang yang dipecat. Maka, datanglah gerombolan yang dipimpin oleh
Abdullah bin Saba‟, yang menuntut agar para pejabat yang diangkat oleh Utsman
diprcat pula. Usulan-usulan Abdullah bin Saba‟ itu pun di tolak oleh Utsman bin
Affan.32
Pada masa kekhalifan Utsman bin Affan-lah aliran Syiah lahir dan
Abdullah Bin Saba‟ disebut sebagai pencetus aliran Syi‟ah tersebut.
Karena merasa sakit hati, Abdullah bin Saba‟ kemudian membuat
propoganda yang hebat dalam bentuk semboyan anti Bani Umayah, termasuk
Utsman bin Affan. Seterusnya penduduk setempat banyak yang termakan hasutan
Abdullah bin Saba‟. Sebagai akibatnya, datanglah sejumlah besar (ribuan)
penduduk daerah ke madinah yang menuntut kepada Khalifah, tuntutan dari
banyak daerah ini tidak dikabulkan oleh khalifah, kecuali tuntutan dari Mesir,
yaitu agar Utsman memecat Gubernur Mesir, Abdullah bin Abi Sarah, dan
menggantinya dengan Muhammad bin Abi Bakar.
Karena tuntutan orang mesir itu telah dikabulkan oleh khalifah, maka
mereka kembali ke mesir, tetapi sebelum mereka kembali ke mesir, mereka
bertemu dengan seseorang yang ternyata diketahui membawa surat yang
mengatasnamakan Utsman bin Affan. Isinya adalah perintah agar Gubernur Mesir
yang lama yaitu Abdulah bin Abi sarah membunuh Gubernur Muhammad Abi
Bakar (Gubernur baru) Karena itu, mereka kembali lagi ke madinah untuk
meminta tekad akan membunuh Khalifah karena merasa dipermainkan.33

31
32

Hanun Asrohah, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Wacana Ilmu, 2001), h. 36
Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Periode Klasik, Pertengahan, dan

Modern (Yogyakarta,2015). h. 227.
33

17

Jamil Ahmad, Seratus Muslim Terkemuka (Tanpa Kota: Tim Pustaka Firdaus, 1984), h.

Setelah surat diperiksa, terungkap bahwa yang membuat surat itu adalah
Marwan bin Hakam. Tetapi mereka melakukan pengepungan terhadap khalifah
dan menuntut dua hal :
1. Supaya Marwan bin Hakam di qishas (hukuman bunuh karena membunuh
orang).
2. Supaya Khalifah Utsman meletakan jabatan sebagai Khalifah.
Kedua tuntutan yang pertama, karena Marwan baru berencana membunuh
dan belum benar-benar membunuh. Sedangkan tuntutan kedua, beliau berpegang
pada pesan Rasullulah SAW; “Bahwasanya engkau Utsman akan mengenakan
baju kebesaran. Apabila engkau telah mengenakan baju itu, janganlah engkau
lepaskan”
Setelah mengetahui bahwa khalifah Utsman tidak mau mengabulkan
tuntutan mereka, maka mereka lanjutkan pengepungan atas beliau sampai empat
puluh hari. Situasi dari hari kehari semakin memburuk. Rumah beliau dijaga ketat
oleh sahabat-sahabat beliau, Ali bin Thalib, Zubair bin Awwam, Muhammad bin
Thalhah, Hasan dan Husein bin Ali bin Abu Thalib. Karena kelembutan dan kasih
sayangnya, beliau menanggapi pengepung-pengepung itu dengan sabar dan tutur
kata yang santun.
Hingga suatu hari, tanpa diketahui oleh pengawal-pengawal rumah beliau,
masuklah kepala gerombolan yaitu Muhammad bin Abu Bakar (Gubernur Mesir
yang Baru) dan membunuh Utsman bin Affan yang sedang membaca Al-Qur‟an.
Dalam riwayat lain, disebutkan yang membunuh adalah Aswadan bin Hamrab dari
Tujib, Mesir. Riwayat lain menyebutkan pembunuhnya adalah Al Ghafiki dan
Sudan bin Hamran.
Beliau wafat pada bulan haji tahun 35 H. dalam usia 82 tahun setelah
menjabat sebagai Khalifah selama 12 tahun. Beliau dimakamkan di kuburan Baqi
di Madinah. Wallahu A‟lam.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Usman bin affan adalah anak dari Abil Ash ibnu Umaiyah. Dilahirkan di waktu

Rasulullah berusia 5 tahun dan masuk Islam atas seruan Abu Bakar ash Shiddiq.Utsman

bin Affan Abi al-„Ash berasal dari Bani Umayyah, yang lahir pada tahun 47
sebelum hijrah. Ia termasuk hartawan dan bangsawan Quraisy pada masa jahiliah.
Dalam riwayat lainnya, disebutkan bahwa Abdurrahman bin Auf berkata
kepada Ali bin Abi Thalib sambil memegang tangannya, “Engkau mempunyai
hubungan kerabat dengan Nabi Muhammad Saw. Dan, sebagai mana yang
diketahui, engkau lebih dulu masuk Islam. Demi Allah, jika aku memilihmu,
engkau mesti berbuat adil. Namun, bila aku memilih Utsman bin Affan, engkau
harus patuh dan taat..”
Kemudian, Abdurrahman bin Auf langsung membaiatnya saat itu juga,
diikuti oleh para sahabat dan kaum muslimin. Orang kedua yang membaiat
Utsman adalah Ali bin Abi Thalib.
Dengan demikian, kaum muslim bersepakat menerima Utsman bin Affan
sebagai khalifah setelah Umar bin Khatab.
prestasihnya yang diraih selama Utsman bin Affan menjadi khalifah
adalah sebagai berikut :

a. Menaklukkan Syria, kemudian mengangkat Mu‟awiyah sebagai
gubernurnya.
b. Menaklukkan Afrika Utara, lalu mengangkat Amr bin Ash sebagai
gubernur di sana.
c. Menaklukkan daerah Arjan dan Persia.
d. Menaklukkan Khurasan dan Nashabur di Iran.
e. Memperluas Masjid Nabawi (Madinah) dan Masjidil Haram
(Makkah).
f. Membukukan dan meresmikan mushaf yang disebut mushaf
Utsmani, yaitu kitab suci al-Qur‟an yang di pakai oleh seluruh
umat Islam di dunia saat ini. Utsman bin Affan membuat lima
salinan dari al-Qur‟an ini, lantas menyebarkannya ke berbagai
wilayah Islam.
g. Setiap Jum‟at, Utsman bin Affan memerdekakan seorang budak
(bila ada).
Peran Utsman bin Affan Dalam Berbagai Aspek Kehidupan
a. Bidang Perekonomian
b. Pendidikan dan Social Budaya
Ragam Penyebab Terjadinya Kekacauan dalam Pemerintahan Utsman bin
Affan Pada mulanya, pemerintahan Utsman bin Affan berjalan dengan lancar.
Hanya saja, Gubernur Kuffah yang bernama Mughirah bin Syu‟bah dipecat oleh
Utsman bin Affan, lalu diganti oleh Sa‟ad bin Abi Waqas, atas dasar wasiat dari
Umar bin Khatab. Kemudian ia juga memecat sebagian pejabat tinggi dan
pembesar yang kurang baik guna mempermudah pengeturan. Lowongan para
kursi pejabat dan pembesar itu diisis dengan dan di ganti dengan family-familinya
yang berkompeten dalam bidangnya tersebut.
Tindakan Utsman yang terkesan nepotisme tersebut mengundang protes
dari orang-orang yang dipecat. Maka, datanglah gerombolan yang dipimpin oleh
Abdullah bin Saba‟, yang menuntut agar para pejabat yang diangkat oleh Utsman

dipecat pula. Usulan-usulan Abdullah bin Saba‟ itu pun di tolak oleh Utsman bin
Affan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amin, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher, 2007.
Ahmad, Jamil, Seratus Muslim Terkemuka Tanpa Kota: Tim Pustaka Firdaus,
1984.
Ahmad, Zaenal Abidin, Ilmu Politik Islam III, Jakarta: Bulan Bintang, 1977.
al-Gazali. Syekh Muhammad, Al-qur’an Kitab Zaman Kita; Mengaplikasikan
Pesan Kitab Suci dalam Konteks Masa Kini Bandung: Mizan, 2008.
al-Humawi, Zuhair Mahmud, Wasiat-wasiat Akhir Hayat dari Rasulullah, Abu
Bakar, dll. Jakarta: Gema Insani Press,2003.
Ali, Hafiz, Pemikiran Politik Islam Jakarta: Serambi, 2006.
Amin, Ahmad, Islam dari Masa ke Masa, Bandung: Rosdakarya.2005
Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2010.
Anwar, Hamdani, Masa Khulafaur Rosyidin, Ensiklopedi Tematis 2, Jakarta: PT
Grafindo
Aziz, Safrudin. Pemikiran Pendidikan Islam. Yogyakarta: KALEMEDIA, 2015.
Bakar, Istianah Abu, Sejarah Peradaban Islam, UIN Malang Press: 2008.
Asrohah, Hanun, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Wacana Ilmu, 2001.
Hasan. Hasan Ibrahim, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Kalam Mulia,
2001.
Ahmad, Jamil, Seratus Muslim Terkemuka Tanpa Kota: Tim Pustaka Firdaus,
1984.
Mahmudunnasir, Syed, Islam, Konsepsi dan Sejarahnya, Bandung: Rosda Karya,
1991.
Mas‟udi, Masdar Farid, Syarah Konstitusi; UUD 1945 dalam Prespekrtif Islam
Jakarta: Pustaka Alvabet , 2011
Maududi, Abu A‟la, Khilafah dan Kerajaan, Jakarta: Mizan.
Murad, Musthafa, Kisah Kehidupan Utsman bin Affan Jakarta: Zaman,2007.
Najjar, Abdul Wahab, Al-Khulafa’ Al Rasyidin, Ensiklopedi tematis, Jakarta: PT.
Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002.
Nasution, Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, jilid 1, Jakarta: UI
Press, 1985, cetakan kelima.
Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam Jakarta: Kencana 2011.
Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan
Era Rasulullah Sampai Indonesia, Jakarta: Putra Grafika, 2007.

Qumaihah, Jabir, Berposisi Menurut Islam Jakarta: Gema Insani Press, 1990.
Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Periode Klasik, Pertengahan,
dan Modern Yogyakarta,2015.
Sayyid, Majdi Fathi, Mari Mengenal Khulafaur Rasyidin Jakarta: Gema Insanai
Press, 2010.
Su‟ud, Abu, islamologi Ajaran dan Peranannya dalam Perdaban Umat Manusia
Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Syalaby, Ahmad, Sejarah Kebudayaan Islam, Al-Husna Zikra Jakarta, 2000.
Usairy, Ahmad, Sejarah Islam Sejak Nabbi Adam hingga Abad XX, Jakarta:
Akbar, 2003.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers,2013.