Tugas Studi Kasus Manajemen Penelitian
DOSEN
: Dr. Ibrahim Dani, SE., MSi
MATA KULIAH
: MANAJEMEN STRATEGIK
STUDI KASUS
PT. INDONESIAN SATELLITE CORPORATION, TBK (INDOSAT)
Oleh :
KELOMPOK IV
1. DASRIYAN SAPUTRA
2. HAERIL
3. YOHANLI
4. ANDI DWI SUSANTO
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2014
STUDI KASUS
PT. INDONESIAN SATELLITE CORPORATION, TBK (INDOSAT)
BAB 1. PENDAHULUAN
Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya
dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan
negara,
membuat
peranan
telekomunikasi
menjadi
sangat
penting.
Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran informasi akan semakin
memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia
informasi saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi maupun teknologi yang
digunakan untuk menyampaikan informasi.
Masyarakat dunia informasi menyadari hal tersebut sehingga mereka
berupaya
keras
menciptakan
infrastruktur
yang
mampu
menyalurkan
informasi secara cepat, artinya mereka sangat membutuhkan jaringan
telekomunikasi yang memiliki kualifikasi sebagai information superhighway.
Hal tersebut di atas telah menimbulkan suatu kondisi persaingan yang
sangat ketat di antara perusahaan-perusahaan telekomunikasi, yang tingkat
persaingannya tidak lagi domestik, tetapi bersifat internasional. Sehingga
untuk dapat memenangkan persaingan tersebut, tentu diperlukan suatu
strategi yang tepat dan penerapan yang baik.
Dalam hal ini, kami mencoba menganalisis Indosat sebagai salah satu
perusahaan
telekomunikasi
di
Indonesia
yang
menyediakan
jasa
telekomunikasi internasional, sebagai bahan studi. Dengan pertimbangan,
Indosat dikenal sebagai perusahaan yang mempunyai kinerja yang cukup
baik dan terbukti dengan penghargaan Asia Money Awards 1996 ( Best
Managed
Company
:
Best
Investor
Relations,
Best
Strategy,
and
Management), SWA Best CEO Awards 1997, ISO 9002 Certification 1997,dan
beberapa penghargaan lainnya.
Dalam paparan ini akan dicoba dibahas mengenai profil, misi, visi,
filosofi, posisi keuangan, kondisi lingkungan , dan strategi perusahaan,
terutama yang menyangkut kondisi terkini yang sedang di alami perusahaan
dalam krisis ekonomi yang melanda Indonesia.
BAB 2. ANALISA INTERNAL PERUSAHAAN
2.1. Profil Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
PT. Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan pada tahun 1967
sebagai anak perusahaan yang dimiliki secara penuh oleh International
Telephone and Telegraph Corporation (ITT). Tahun 1969, Indosat memulai
operasi komersialnya dan telah menjadi penyedia utama jasa telekomunikasi
internasional di Indonesia, menghubungkan Indonesia secara langsung ke
hampir 252 negara dan tujuan di seluruh dunia. Bisnis utama Indosat adalah
menyediakan
jasa switched dan non-switchedtelekomunikasi
internasional.
Indosat ditugaskan pemerintah Indonesia untuk membangun, mentransfer,
dan mengoperasikan selama 20 tahun sebuah stasiun bumi Intelsat di
Indonesia untuk mengakses penggunaan kapasitas Intelsat di satelit Indian
Ocean Region (IOR). Tahun 1980, ITT menjual Indosat kepada pemerintah
Indonesia. Setelah transfer, Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara dalam
bentuk
Perseroan
Terbatas,
dan
menjadi
satu-satunya
penyedia
jasa
telekomunikasi internasional di Indonesia. Pada waktu itu, Pemerintah
Indonesia mentransfer kepemilikan fasilitas Indosat kepada Indosat. Tahun
1982, dalam rangka memisahkan secara efektif jaringan telekomunikasi
domestik dan internasional, seluruh kepemilikan Perumtel pada kabel bawah
laut internasional dan gerbang serta operator internasionalnya di Jakarta
ditransfer
ke
Indosat
dan
Indosat
mentransfer
aset
tertentu
yang
berhubungan dengan telekomunikasi domestik ke Perumtel. Pada bulan
Oktober 1994, Indosat menyelesaikan initial global public offering sahamsahamnya. Saham-saham tersebut diperdagangkan baik di Bursa Efek Jakarta
maupun New York Stock Exchange.
2. Komposisi Pemegang Saham Perusahaan
3. Produk dan Jasa Indosat
SWITCHED PRODUCT: International Direct Dialing (IDD), Indosat Calling
Card (ICC), Indosat Prepaid Card, Visa Phone, International Toll-Free,
International Video Confrence, Home Country Direct, Indonesia Direct,
International Telegram and Telex Service, FaxPlus, Data Packet
Communication Connection, ISDN-Pasopati, Inmarsat.
NON-SWITCHED PRODUCT: International Leased Circuit Service, Indosat
Business Service, International Private Circuit, Virtual Private Network,
Frame Relay, Television Channel Service.
4. Perusahaan Anak dan Afiliasi
Indosat mempunyai investasi di: Acasia Communicationd Sdn.Bhd.
(ACASIA), PT Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta), ASEAN Cableship Pty.Ltd
(ACPL), Astel Tokyo Corporation (Astel), PT Bangtelindo (Bangtelindo),
Cambodian Indosat Telecommunications S.A. (Camintel), PT EDI Indonesia, PT
Duta Sukses Utama, PT Graha Informatika Nusantara, PT Graha Lintas
Properti, I-CO Global Communication (Holdings) Ltd, PT Indokomsat Lintas
Dunia (Indokomsat), PT Mitra Global Telekomunikasi (MGTI), PT Patra
Telekomunikasi
Indonesia
(Patrakomindo),
PT
Satelit
Palapa
Indonesia
(Satelindo), PT Sisindosat Lintasbuana, PT Sistelindo Mitra Lintas, PT
Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), USA Global Link, PT Kalimaya Perkasa
Finance, PT Asitelindo Data Buana, PT Intikom Telepersada, PT Indoprima
Mikroselindo (Primasel), Suginami Cable Television Co. Ltd., PT Yasawirya
Tama Cipta (YTC), Indosat Kazakstan Telecommunications Ltd. (Inkasel),
International Satellite Organisations, PT Multi Media Asia Indonesia (MMAI), PT
Pramindo Ikat Nusantara, AlphaNet Telecom Inc, PT Indosat Mega Media
(IMM), PT Menara Jakarta, PT Yasawirya Indah Mega Media, PT Multimedia
Nusantara, PT Datakom Asia, ASEAN Telecom Holding Sdn.Bhd. (ATH), PT
Indokomsat Lintas Dunia, PT Indosel.
2.2. Misi, Visi, dan Filosofi Perusahaan
1. Misi Perusahaan
Setelah Pemerintah Indonesia mengambil alih kepemilikan seratus
persen saham PT. Indosat dari the American Cable and Television Corporation
(ITT/ACR) pada tanggal 31 Desember 1980, kemudian dirumuskanlah misi
baru Indosat pada tahun 1981, yang didasarkan pada suatu pandangan
untuk mentransformasikan Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara yang
bersih dan sukses.
Indosat mendefinisikan misi perusahaan tersebut sebagai berikut:
Menyediakan jasa terbaik pada konsumen
Memberikan hasil terbaik kepada pemegang saham
Mempertahankan dan meningkatkan citra terbaik perusahaan
2. Visi Perusahaan
Saat Indosat akan go public ke bursa saham dunia pada tahun 1994,
dilakukan
redefinisi
visi
perusahaan
untuk
menyesuaikan
diri
dengan trend global dalam sektor telekomunikasi dan memperhitungkan
strategi dari perusahaan telekomunikasi kelas dunia.
Indosat mendefinisikan tujuan yang hendak diraih yang tertuang dalam visi
perusahaan sebagai berikut:
Mempertahankan kepemimpinan pasar dalam jasa telekomunikasi
internasional
di
Indonesia
Dengan masuknya pemain baru seiring berakhirnya monopoli sebagai
penyedia jasa telekomunikasi internasional, Indosat harus berjuang
untuk memimpin pasar dengan: 1) mempertahankan pangsa pasar
dominan, dan 2) menyediakan jasa yang terbaik, baik dalam kualitas
dan jangkauan produk dan jasa.
Memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas
dunia
Adanya kecendrungan di sektor telekomunikasi menuju swastanisasi
perusahaan negara dan dibukanya pasar dunia, yang mengakibatkan
masuknya pemain asing dalam industri domestik, menuntut Indosat
untuk dapat bersaing dengan perusahaan multinasional. Dengan
strategi
untuk
memasuki
pasar
global
diharapkan
dapat:
1)
meningkatkan nilai perusahaan melalui ekspansi bisnis , dan 2)
meningkatkan
Indonesia.
citra
perusahaan
yang
memperkuat
posisinya
di
Menjadi
pemain
global
dalam
industri
telekomunikasi
dunia
Dalam rangka mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dan
menjadi pemain global, Indosat menaikkan standard sesuai dengan
standard
yang
digunakan
oleh
perusahaan
telekomunikasi
multinasional, sebagai operator telekomunikasi global.
3. Filosofi Perusahaan
Perkembangan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia yang cepat,
seiring
pertumbuhan
permintaan
pada
jasa
dan
jangkauan
jasa
telekomunikasi, menuntut dipenuhinya kepuasan pelanggan sebagai kunci
sukses dalam era kompetisi. Untuk memenuhi hal tersebut, Indosat
menerapkan suatu filosofi yang dikenal dengan "Kami Lebih Peduli" atau
lebih populer dengan "We Care More".
2.3. Posisi Keuangan Perusahaan
Rasio dan Modal Kerja
199 199 Trend
Likuiditas: Current
6
7
0,41 0,35 Unfavorab Rasio yang ideal: 2-3
Leverage
Aktivitas
Interpretasi
Quick
le
0,41 0,35 Unfavorab Semakin
besar
semakin
Debt-Assets
le
baik
0,10 0,15 Favorable Semakin
besar
semakin
Debt-Equity
aman
0,11 0,17 Favorable Semakin
besar
semakin
Asset Turnover
aman
0,43 0,41 Unfavorab Semakin
besar
semakin
le
efisien
Asset 0,73 0,63 Unfavorab Semakin
besar
semakin
Fixed
Ratio
Inventory
Turnover
Acc.
-
-
le
-
efisien
Tidak terdapat persediaan
Rec. 2,75 2,21 Unfavorab Semakin
besar
semakin
Turnover
Av.Collection
le
efisien
131 163 Unfavorab Semakin
kecil
semakin
le
baik
0,43 0,44 Favorable Semakin
besar
semakin
ROI
0,18 0,18 Neutral
baik
Semakin
besar
semakin
ROE
baik
0,20 0,21 Favourabl Semakin
besar
semakin
Per.
Profitabilit ROS
as
e
baik
Berdasarkan posisi keuangan di atas terlihat trend dari keuangan Indosat
yang favorable maupun yangunfavorable. Pada rasio likuiditas, terlihat trend
yang unfavorable, artinya
semakin
riskan
bagi
Indosat
untuk
dapat
membayar kewajibannya jangka pendeknya. Untuk rasio leverage, terlihat
trend
yang favorable,
pemegang
saham
artinya
dari
biaya
terlihat trend yang unfavorable,
akan
semakin
kewajiban.
artinya
aman
pendapatan
Mengenai
semakin
rasio
menurun
bagi
aktivitas
efektifitas
penggunaan sumber daya. Terakhir, rasio profitabilitas menunjukkan trend
yang favorable, artinya semakin baik perusahaan dikelola yang menghasilkan
keuntungan yang meningkat. Secara umum terlihat bahwa perusahaan
mampu
dengan
baik
menghasilkan
keuntungan,
namun
kurang
baik
memanfaatkan sumber daya yang ada, dan mempunyai posisi likuiditas yang
cukup riskan.
BAB 3. ANALISA EKSTERNAL PERUSAHAAN
3.1.Lingkungan Umum / Remote Environment
Lingkungan ini adalah suatu tingkatan dalam lingkungan eksternal organisasi
yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktorfaktor tersebut pada dasarnya di luar dan terlepas dari operasi perusahaan.
1. Faktor Ekonomi
Krisis moneter yang kemudian disusul dengan tejadinya krisis ekonomi
telah membuat terpuruknya perekonomian Indonesia. Melemahnya nilai
tukar rupiah terhadap dollar secara drastis dan fluktuatif, banyak
menyulitkan
perusahaan-perusahaan
di
Indonesia,
yang
terutama
diakibatkan pinjaman luar negeri yang besar. Hancurnya sektor keuangan
khususnya perbankan dan tingkat suku bunga yang sangat tinggi
mencapai 70% telah membuat dunia usaha kesulitan untuk mendapatkan
kredit yang memadai untuk mengembangkan usahanya. Krisis ini
diperburuk dengan terjadinya krisis kepercayaan, yang mengakibatkan
terjadinya penolakan letter of credit oleh pihak luar negeri. Kontraksi
ekonomi yang diperkirakan mencapai 13% ditahun 1998 ini, inflasi yang
tinggi (menurut data BPS dalam periode Januari-September 1998 inflasi
telah mencapai 75%), banyaknya PHK, dan pada gilirannya memperbesar
jumlah penduduk miskin. Dengan turunnya pendapatan rielmasyarakat
maka daya beli masyarakat melemah. Semua masalah diatas sangat
menyulitkan bagi dunia usaha di Indonesia saat ini.
2. Faktor Sosial
Kemajuan ekonomi yang pernah terjadi selama periode 1969-1996, telah
banyak merubah keadaan sosial di Indonesia. Jasa telekomunikasi pada
saat ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat, baik untuk dunia
usaha maupun di luar dunia usaha. Keberhasilan program Keluarga
Berencana juga telah merubah keadaan demografi Indonesia. Jumlah
penduduk usia produktif akan terus meningkat, yang tentunya akan
semakin banyak memerlukan jasa telekomunikasi dalam kegiatannya .
Hal-hal diatas merupakan peluang bagi perusahaan-perusahaan penyedia
jasa telekomunikasi.
3. Faktor Politik
Keadaan politik dalam negeri yang masih belum stabil pada saat ini,
sedikit-banyak
cukup
mempengaruhi
kegiatan
ekonomi
nasional.
Disusunnya beberapa Undang-Undang, seperti: UU Kepailitan, yang
berpengaruh pada perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan; dan
UU Persaingan Sehat, untuk bisnis yang bersih, yang ditujukan untuk
menghapus praktek monopoli atau pun kartel. Khusus untuk jasa
telekomunikasi internasional, pemerintah tetap memberikan komitmen
untuk mempertahankan duopoli Indosat-Satelindo hingga tahun 2003.
Dengan akan berakhirnya duopoli tersebut, maka diperlukan kesiapan
dalam menghadapi munculnya pendatang baru.
4. Faktor Teknologi
Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang,
seiring dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend
teknologi telekomunikasi ini semakin ke arah teknologi digital, semakin
besar kapasitas, semakin sederhana perangkatnya, perluasan daya
jangkau, keamanan dan privacy lebih baik, personalitas dan penambahan
fasilitas yang lain. Evolusi teknologi telekomunikasi saat ini mempunyai
kecenderungan untuk beralih via radio, optik atau satelit.
5. Faktor Ekologi
Pada saat ini dunia bisnis semakin dituntut tanggung-jawabnya terhadap
lingkungan. Industri telekomunikasi telah mencoba membuat produk yang
ramah lingkungan, dan bagi sektor jasa telekomunikasi relatif tidak
menghasilkan limbah sama sekali.
3.2. Lingkungan Industri
Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi
yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki
implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi
perusahaan.
Menurut Michael Porter dalam bukunya Competitive Strategy, keadaan
persaingan dalam suatu industri tergantung lima kekuatan persaingan pokok,
yaitu:
1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Bisnis pertelekomunikasian merupakan bisnis yang dinamik, menarik,
multi aspek,dan pelopor dalam ekspansi global. Di sisi lain pelbagai bukti
empirik
secara
tak
langsung
telah
membuktikan
bahwa
sektor
telekomunikasi merupakan sektor bisnis yang paling diminati oleh
perusahaan multi nasional dalam kerangka ekspansi dan globalisasinya Ini
terjadi baik dalam rangka swastanisasi maupun dalam konteks aliansi
strategis antar pelaku di negara maju maupun dalam ekspansi ke negara
berkembang. Berdasarkan kebijakan pemerintah struktur pasar jasa
telekomunikasi sudah diatur sedemikian rupa sehingga perusahaanperusahaan yang akan masuk dalam industri ini akan mengalami
kesulitan.
Modal yang dibutuhkan untuk memasuki industri ini sangat besar,
mengingat mahalnya teknologi yang digunakan dan biaya pembangunan
jaringan yang luas. Sehingga yang dapat masuk ke industri ini adalah
pengusaha-pengusaha bermodal besar ataupun perusahaan-perusahaan
raksasa
yang
telah
mapan.
Jadi dengan kondisi tersebut di atas, maka kecil kemungkinannya
pendatang
baru
untuk
dapat
memasuki
industri
ini,
karena
banyaknya barrier to entry, yang sengaja dibuat agar tidak meruntuhkan
pemain yang sudah ada.
2. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Jumlah pelanggan telekomunikasi dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan, yang pada akhir Pelita VIII (2009) diproyeksikan mencapai 21
juta saluran telepon dengan rasio 9 per seratus orang. Kalau dibandingkan
misalnya padatahun 1996 Swedia (tertinggi dunia) sudah mencapai 68 per
seratus orang, dan hongkong 54 per seratus orang.
Pelanggan di Indonesia pada umumnya tidak mempunyai daya tawar yang
cukup kuat terhadap jasa telekomunikasi dasar ataupun jasa sambungan
langsung internasional, karena tidak punya pilihan sarana telekomunikasi.
Dan untuk jasa sambungan bergerak, pelanggan memang cukup banyak
pilihan , tetapi hanya terbatas pada pilihan tertentu dan kurang bisa
memuaskan
pelayanan
atas
jasanya.
Jadi melihat hal di atas jelas potensi pasar jasa telekomunikasi cukup
besar dan meningkat dari tahun ke tahun , apalagi di Indonesia banyak
potensi pelanggan yang belum digarap.
3. Kekuatan tawar-menawar pemasok
Industri telekomunikasi banyak memakai kabel serat optik, tidak saja
untuk jaringan darat, tapi juga di laut. Dengan kemajuan teknologi yang
sudah sedemikian pesat, jaringan kabel lama (tembaga) sudah tidak
memadai lagi baik untuk mengakomodasi data maupun informasi.
Sebenarnya produsen kabel serat optik dalam negeri telah mampu
memasok kebutuhan nasional. Namun demikian, hampir sekitar 90%
kebutuhan kabel serat optik dalam negeri masih diimpor dari luar negeri,
sehingga bergantung pada produsen luar negeri. Kondisi daya tawar
perusahaan
telekomunikasi
Indonesia
tidak
terlalu
lemah,
karena
pemasoknya terdiri dari banyak perusahaan. Akan tetapi jika terjadi
fluktuasi dan pelemahan nilai tukar mata uang dalam negeri, hal ini yang
menjadi bumerang terhadap perusahaan.
4. Ancaman dari barang atau jasa pengganti
Telekomunikasi merupakan wahana yang menghubungkan manusia satu
dengan manusia lainnya melalui berbagai media telekomunikasi. Sesuai
dengan fungsinya tersebut maka jika kita identifikasikan ada beberapa
jasa pengganti yang dapat mengambil alih fungsi tersebut dari jasa
telekomunikasi, misalnya: jasa transportasi, jasa pos, jasa pers, dan
internet. Dari beberapa macam jasa pengganti, berdasarkan kelebihan
dan
kelemahannya,
maka
kecendrungan
pelanggan
akan
tetap
menggunakan jasa telekomunikasi dalam hal kecepatan dan kemudahan
berkomunikasi.
5. Persaingan di antara perusahaan yang ada
Kondisi persaingan industri telekomunikasi Indonesia dipengaruhi oleh
aturan mengenai struktur dan bentuk kerjasama antara perusahaan
swasta dan BUMN, sesuai dengan UU No 3/1989, adalah sebagai berikut:
Perusahaan swasta dapat menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar
melalui kerjasama patungan, kerjasama operasi, dan kontrak manajemen
dengan
PT
Gambaran
mengenai
Telkom
kondisi
dan
persaingan
PT
dan
struktur
Indosat.
industri
telekomunikasi di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:
Kerangka
Segmen Industri
Public
Switced
Telephone
Network
Hukum
Gerbang Internasional Duopoli
Domesti
Kabel Monopoli
Tanp
Lokal
k
Tetap
a
Duopoli
Kabel
Bergera NMT Monopoli
k
450 Regional
GSM Cakupan
Nasional
Operator
Indosat, Satelindo
Telkom (KSO)
Telkom, Ratelindo
Mobisel
Satelindo,Excelkomindo,Telko
msel
Monopoli
Komselindo,
Jarak-Jauh
Teresstrial
Regional
Monopoli
Monopoli
Kompetisi
Telesera
Telkom
Telkom
Satelit
Internasion Satelindo, PSN
AMPS
Infrastrukt
ur
Metrosel,
al
Jasa
Bernilai
Tambah
Jaringan
Khusus
Jaringan
Paging,
Voice
mailbox, Komunikasi
Data,
Operator Berlisensi
Kompetisi
Operator Berlisensi
Wartel,Payphone, dll
VSAT, Trunking
Tidak Dijual
Swasta
Telephone Switch
Manufaktur
Kompetisi
Transmisi
Broadband Switch
CPE
Kabel
Kompetisi
Terbatas
Kompetisi
Kompetisi
Kompetisi
Perusahaan
swasta
mana
saja
AT&T,NEC,SIEMENS,SENA
Perusahaan mana saja
Perusahaan mana saja
Perusahaan mana saja
3.3. Lingkungan Operasi
Lingkungan
ini
meliputi
faktor-faktor
pada
situasi
kompetitif
yang
mempengaruhi sukses perusahaan dalam mendapatkan sumber daya atau
dalam keuntungan pemasaran barang dan jasa perusahaan.
1. Posisi Kompetitif
Posisi kompetitif Indosat cukup kuat, sebagai pemimpin pasar, dan hanya
menghadapi satu pesaing pada bisnis telekomunikasi internasional yaitu
Satelindo. Selain itu juga didukung rangkaian produk dan jasa yang luas,
kapasitas dan produktivitas yang memadai, periklanan, dan yang cukup
penting citra perusahaan.
2. Profil Pelanggan
Pelanggan dari Indosat meliputi rumah tangga dan kalangan bisnis. Dalam
hal ini pemakai utama dari telekomunikasi internasional adalah kalangan
bisnis, yang banyak digunakan untuk keperluan usaha. Terpuruknya
perekonomian Indonesia yang banyak memacetkan sejumlah besar bisnis,
mempunyai
pengaruh
terhadap
pertumbuhan
volume
pemakaian
telekomunikasi internasional.
3. Pemasok
Peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengadaan telekomunikasi
internasional, merupakan peralatan yang bermuatan teknologi tinggi.
Sehingga,
sebagian
besar
peralatan
tersebut
didatangkan
melalui
pemasok luar negeri. Walaupun posisi daya tawar Indosat cukup kuat,
mengingat culup banyaknya jumlah pemasok, namun penurunan nilai
tukar Rupiah sangat mempengaruhi besarnya dana yang diperlukan untuk
mendatangkan peralatan tersebut. Namun, pendapatan Indosat yang
sebagian besar dalam bentuk Dollar, seperti pendapatan incoming
call,cukup membantu.
4. Kreditor
Dilihat dari struktur kredit-modal, terlihat bahwa Indosat mempunyai
struktur yang berimbang, atau antara modal dan kredit jumlahnya sama.
Dalam hal ini, mengingat kemampuan Indosat dalam menghasilkan
keuntungan maupun asset yang dimilikinya, tidaklah terlampau sulit bagi
indosat untuk mendapatkan pinjaman dari kreditor pada jumlah yang
memadai.
5. Sumber Daya Manusia
Indosat
mempunyai
SDM
yang
cukup
baik,
40%
komposisinya
berpendidikan S-1 ke atas. Selain itu didukung dengan program pelatihan
berjenjang sesuai posisinya untuk meningkatkan keahlian.
BAB 4. ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN
4.1. Analisa SWOT
1. Strength:
Kekuatan Indosat antara lain terdapat pada: hak duopoli yang
dimilikinya, pengalaman mengelola bisnis telekomunikasi internasional,
kekuatan manajemen dan budaya perusahaan, rangkaian produk dan
jasa yang luas, teknologi yang mutakhir pada peralatannya, kualitas
produk dan jasa, serta citra perusahaan yang baik.
2. Weakness:
Kelemahan Indosat antara lain terdapat pada: kurangnya kebiasaan
bersaing secara ketat akibat kenikmatan hak duopoli yang dimilikinya,
rentannya likuiditas perusahaan akibat besarnya kewajiban yang
dimilikinya, dan diversifikasi yang berlebihan seperti pada perusahaan
anak dan afiliasi yang kurang menguntungkan.
3. Oppurtunities:
Peluang bagi Indosat antara lain: besarnya pasar domestik yang belum
tergarap, perluasan usaha baru yang melingkupi bisnis inti yang cukup
menguntungkan,
dan
bisnis
telekomunikasi
global
yang
cukup
menjanjikan.
4. Threat:
Ancaman bagi Indosat antara lain: masuknya pendatang baru terutama
dari luar negeri sehubungan akan berakhirnya hak duopoli, kompetisi
global yang memasuki pasar domestik, dan krisis ekonomi yang
melanda Indonesia.
4.2. Grand Strategy
Adaptasi pada perubahan lingkungan yang cepat dalam telekomunikasi telah
menjadi critical
factorbagi
Indosat.
Peningkatan
kompetisi,
perubahan
teknologi, dan aliansi strategi global , di antara kesemuanya, sedang
membentuk pasar telekomunikasi yang akan datang.
Dalam
menanggapi
tantangan-tantangan
baru
tersebut
Indosat
telah
membangun cetak biru pertumbuhan, dikenal sebagai Grand Strategy
Indosat 2000:
Jasa Telekomunikasi Internasional Dasar akan tetap menjadi core
business Indosat
Peranan regional dan internasional yang telah meningkat sejak 1994
Jasa selular dan sistem satelit bergerak saat ini sedang diperluas
melalui perusahaan selular lokal dan konsorsium internasional
Jasa bernilai-tambah yang meliputi telekomunikasi pada saat ini,
integrasi
sistem
dan
informasi
multimedia
dan
hiburan
yang
melengkapi dan menambah nilai dari jasa core Indosat
4.3. Growth Strategy
Indosat berusaha mempertahankan keberadaannya sebagai pemimpin pasar
untuk jasa telekomunikasi internasional di Indonesia, memposisikan dirinya
sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas-dunia, dan menjadi pemain
global dalam industri telekomunikasi dunia. Hal ini dicapai melalui Strategi
Bisnis "1-plus-3" yang mencoba:
"1" Membangun jasa telekomunikasi internasional melingkupi central core
business
Lalu-lintas telekomunikasi internasional Indosat di transmisikan melalui
satelit internasional, sistem kabel bawah laut, dan sambungan gelombang
mikro, yang kesemuanya menggunakan teknologi digital mutakhir termasuk
protokol multimedia canggih. Indosat mengoperasikan empat gerbang
internasional di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Batam dimana lalu-lintas
melewati
dari
Indonesia
ke
seluruh
dunia,
dan
sebaliknya.
Setelah
membangun akses ke satelit yang cukup melalui sembilan stasiun bumi di
empat lokasi gerbang melintang Indonesia, Indosat pada saat ini memperluas
aksesnya ke kabel serat optik digital bawah laut dengan bergabung ke
konsorsium kabel regional dan dunia. Ini semua adalah bagian dari program
perluasan yang didesain untuk meningkatkan kapasitas, memperbaiki
kualitas, dan menyediakan jasa baru untuk memenuhi perubahan permintaan
konsumen.
1. Partisipasi dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi domestik
Indosat memandang investasinya pada infrastruktur telekomunikasi
domestik
selain
sebagai
alat
untuk
memperluas
pasar
jasa
telekomunikasi internasional, juga sebagai sumber pendapatan baru
untuk perusahaan. Dua ventura utama Indosat pada lapangan ini
adalah PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia sebagai pemegang
lisensi operator telekomunikasi di daerah Jawa Tengah, PT Pramindo
Ikat Nisantara di Sumatra, dan PT Telekomunikasi Selular Indonesia
(Telkomsel), perusahaan join-ventura jasa GSM selular bergerak.
2. Meningkatkan
peranannya
dalam
telekomunikasi
regional
dan
internasional
Indosat memulai proyek internasional, melibatkan join-ventura dengan
mendasarkan
internasional.
sebagaimana
Tujuan
membangun carriers telekomunikasi
utamanya
adalah
meningkatkan
lalu-lintas
internasional melalui gerbang perusahaan, memperoleh pendapatan
langsung dari proyek dan mendapatkan tambahan keahlian dari
pembukaan internasional. Sampai sekarang, Indosat terikat dengan
berbagai proyek telekomunikasi termasuk join-ventura dengan entitas
telekomunikasi yang bersangkutan dari Kamboja dan Kazakstan dan
investasi ekuitas pada jasa selular berbasis PHS di Jepang sebagaimana
di USA Global Link dan Alphanet Telecom Inc. Keduanya adalah pemain
utamacarrier telekomunkasi.
Sebagai
tambahan,
Indosat
telah
bergabung dengan aliansi internasional seperti Concert and World
Partners dan telah ditunjuk sebagai gerbang bagi Sistem Bergerak
Global Inmarsat, SAN ICO melayani kawasan Asia Tenggara.
3. Mengambil
diversifikasi
terbatas
pada
bisnis
komplementer
Indosat juga mencoba untuk mendiversifikasi pada daerah di mana
keahlian perusahaan dalam telekomunikasi dapat dipergunakan untuk
mengoptimumkan efek seperti pada jasa bernilai tambah yang
melengkapi bisnis core perusahaan. Jasa 杍 asa ini tersedia melalui
perusahaan anak dan pada saat ini meliputi beberapa jasa pertukaran
data elektronik, bank elektronik, multimedia , dan internet
Dengan strategi perusahaan "1+3", Indosat akan menjadi perusahaan yang
merupakan "penyedia jasa penuh" dan "pemimpin bisnis multimedia".
4.4. Analisa Strategi Bisnis Indosat Menghadapi Krisis Ekonomi
Sehubungan dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia, Indosat
mengalami masa yang sulit sejak awal 1998 ketika Rupiah terdepresiasi
secara drastis. Banyak bisnis di Indonesia yang mengalami kemacetan
karena kondisi makro ekonomi, instabilitas politik, dan gejolak sosial.
Dilengkapi dengan krisis moneter, situasi ini mempengaruhi pertumbuhan
permintaan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia. Dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, pertumbuhan volume lalu-lintas lebih lambat,
yang memaksa Indosat untuk : lebih berhati-hati dalam kegiatan operasi dan
manajemen arus kas terutama mata uang asing, sehubungan komitmen
investasi yang jatuh waktu.
Namun demikian tampaknya krisis ekonomi tersebut tidak menurunkan
keuntungan Indosat, melainkan menurunkan pertumbuhannya saja. Selama
Januari
hingga
September
1998, incoming dan outgoing
callsmenigkat
masing-masing 4,1% dan 10,3% dari periode sebelumnya. Pertumbuhan
yang lamban dariincoming traffic disebabkan turunnya kegiatan bisnis
internasional sebagai bagian dari situasi nilai tukar rupiah dan instabilitas
politik, menyusul kerusuhan Mei di Jakarta. Indosat masih memproyeksikan
pertumbuhan positif lalu-lintas telepon. Pendapatan operasi meningkat
45,6% sedangkan beban operasi meningkat 33%.
Sebagai strategi bisnis dalam menghadapi krisis ekonomi ini, Indosat
menerapkan kebijakan, antara lain:
Selalu
mencari
cara
yang
paling
ekonomis
menurunkan
beban
pembelanjaan pada mata uang asing Indosat mengurangi biaya sirkuit
dengan menggunakan lebih banyak sirkuit kabel bawah laut ketimbang
satelit, yang pada saat ini mencapai 74% dari total bandwith.
Melakukan kebijakan konservatif menyangkut situasi krisis ekonomi
Indonesia
Pengalokasian hutang tak tertagih yang cukup besar, meningkat 88,4%
dari tahun sebelumnya.
Menerapkan kebijakan likuiditas yang berhati-hati Biaya telekomunikasi
dan beban perawatan meningkat sebagai dampak melemahnya Rupiah.
Namun dalam hal ini pertumbuhan beban operasi diupayakan lebih
rendah dari pendapatan operasi, serta meningkatkan profit margin.
Melindungi fundamental dasar Indosat dari pengaruh kinerja negatif
anak
perusahaan
Untuk menghindari dampak dari kinerja negatif anak perusahaan,
maka dilakukan program restrukturisasi diversifikasi bisnis, yang akan
memperbaiki posisi keuangan perusahaan dalam jangka pendek dan
sesuai dengan strategi jangka panjang.
Dilihat dari hasil-hasil yang dicapai pada kuartal ketiga seperti yang
disebutkan di atas, sejauh ini Indosat cukup tepat dalam memilih strategi
bisnis maupun penerapannya guna menghadapi krisis ekonomi yang
melanda Indonesia pada saat ini, yang tentunya harus sesuai dengan strategi
jangka
panjang
Strategy dan Growth
Indosat
seperti
Strategy untuk
yang
tertuang
mewujudkan
dalam Grand
Indosat
sebagai
perusahaan yang merupakan "penyedia jasa penuh" dan "pemimpin bisnis
multimedia".
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah menganalisis data-data dan informasi sebelumnya, maka bisa ditarik
beberapa kesimpulan mengenai manajemen strategi Indosat, yaitu:
1. Strategi yang tepat diperlukan dalam menghadapi persaingan yang
sangat
ketat
dalam
industri
telekomunikasi,
yang
tingkat
persaingannya tidak lagi domestik, tetapi bersifat internasional.
2. Indosat mempunyai kinerja yang cukup baik dalam menghasilkan
keuntungan, namun mempunyai posisi yang rentan menyangkut
likuiditasnya.
3. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia mempunyai dampak yang
cukup dirasakan oleh Indosat, walaupun tidak mempengaruhi kenaikan
pendapatan namun mengalami penurunan.
4. Indosat cukup tepat dalam memilih strategi bisnis menghadapi krisis
ekonomi yang melanda Indonesia pada saat ini, yang sesuai dengan
strategi jangka panjang Indosat seperti yang tertuang dalam Grand
Strategy dan Growth
Strategy untuk
mewujudkan
Indosat
sebagai
perusahaan yang merupakan "penyedia jasa penuh" dan "pemimpin
bisnis multimedia".
5.2. Saran
Berdasarkan analisa competitive strategy dan SWOT, terdapat beberapa hal
yang dapat diterapkan Indosat, antara lain:
1. Dapat memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk mengambil
peluang-peluang
kelemahannya
yang
terutama
bersifat
strategis
menyangkut
,
serta
budaya
memperbaiki
bersaing
dalam
menghadapi ancaman masuknya pendatang baru dari luar negeri.
2. Lebih memperkuat posisi keuangannya, mengingat rentannya likuiditas
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
3. Membatasi
diversifikasi
bisnis
secara
selektif,
sehingga
tidak
mempengaruhi fundamental dasar perusahaan.
4. Melakukan
langkah-langkah
yang
tepat
dan
berhati-hati
dalam
menghadapi krisis ekonomi, sehingga dapat menjaga apa yang telah
dicapai perusahaan selama ini.
REFERENSI
Ardiansya, Samantha. "Persaingan Gaet Pelanggan Makin Ketat," Bisnis
Indonesia, 1997
Certo, Samuel C dan Paul J.Peter. Strategic Management,Concept and
Applications. Richard D.Irwin, New Jersey, 1995
Nurkholis.
"Posisi
Industri
Telekomunikasi
Menjelang
Perdagangan
bebas," Republika, 1997
Purnomo, Hari Setiawan dan Zulkiflimansyah. Manajemen Strategi : Sebuah
Konsep Pengantar. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 1996
Pearce, John A II dan Richard B.Robinson Jr. Strategic Management:
Formulation, Implementation, and Control. Richard D.Irwin, New Jersey, 1997
Situs Web Indoexchange. http://www.indoexchange.com, 1998
Situs Web PT Indosat. http://www.indosat.co.id, 1998
Situs Web PT Telkom. http://www.telkom.co.id, 1998
Winarno, Bondan. Creating Value in a State Owned Company: a Case Study
of PT Indosat. Inspirasi Indonesia, Jakarta, 1997
: Dr. Ibrahim Dani, SE., MSi
MATA KULIAH
: MANAJEMEN STRATEGIK
STUDI KASUS
PT. INDONESIAN SATELLITE CORPORATION, TBK (INDOSAT)
Oleh :
KELOMPOK IV
1. DASRIYAN SAPUTRA
2. HAERIL
3. YOHANLI
4. ANDI DWI SUSANTO
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2014
STUDI KASUS
PT. INDONESIAN SATELLITE CORPORATION, TBK (INDOSAT)
BAB 1. PENDAHULUAN
Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya
dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan
negara,
membuat
peranan
telekomunikasi
menjadi
sangat
penting.
Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran informasi akan semakin
memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia
informasi saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi maupun teknologi yang
digunakan untuk menyampaikan informasi.
Masyarakat dunia informasi menyadari hal tersebut sehingga mereka
berupaya
keras
menciptakan
infrastruktur
yang
mampu
menyalurkan
informasi secara cepat, artinya mereka sangat membutuhkan jaringan
telekomunikasi yang memiliki kualifikasi sebagai information superhighway.
Hal tersebut di atas telah menimbulkan suatu kondisi persaingan yang
sangat ketat di antara perusahaan-perusahaan telekomunikasi, yang tingkat
persaingannya tidak lagi domestik, tetapi bersifat internasional. Sehingga
untuk dapat memenangkan persaingan tersebut, tentu diperlukan suatu
strategi yang tepat dan penerapan yang baik.
Dalam hal ini, kami mencoba menganalisis Indosat sebagai salah satu
perusahaan
telekomunikasi
di
Indonesia
yang
menyediakan
jasa
telekomunikasi internasional, sebagai bahan studi. Dengan pertimbangan,
Indosat dikenal sebagai perusahaan yang mempunyai kinerja yang cukup
baik dan terbukti dengan penghargaan Asia Money Awards 1996 ( Best
Managed
Company
:
Best
Investor
Relations,
Best
Strategy,
and
Management), SWA Best CEO Awards 1997, ISO 9002 Certification 1997,dan
beberapa penghargaan lainnya.
Dalam paparan ini akan dicoba dibahas mengenai profil, misi, visi,
filosofi, posisi keuangan, kondisi lingkungan , dan strategi perusahaan,
terutama yang menyangkut kondisi terkini yang sedang di alami perusahaan
dalam krisis ekonomi yang melanda Indonesia.
BAB 2. ANALISA INTERNAL PERUSAHAAN
2.1. Profil Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
PT. Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan pada tahun 1967
sebagai anak perusahaan yang dimiliki secara penuh oleh International
Telephone and Telegraph Corporation (ITT). Tahun 1969, Indosat memulai
operasi komersialnya dan telah menjadi penyedia utama jasa telekomunikasi
internasional di Indonesia, menghubungkan Indonesia secara langsung ke
hampir 252 negara dan tujuan di seluruh dunia. Bisnis utama Indosat adalah
menyediakan
jasa switched dan non-switchedtelekomunikasi
internasional.
Indosat ditugaskan pemerintah Indonesia untuk membangun, mentransfer,
dan mengoperasikan selama 20 tahun sebuah stasiun bumi Intelsat di
Indonesia untuk mengakses penggunaan kapasitas Intelsat di satelit Indian
Ocean Region (IOR). Tahun 1980, ITT menjual Indosat kepada pemerintah
Indonesia. Setelah transfer, Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara dalam
bentuk
Perseroan
Terbatas,
dan
menjadi
satu-satunya
penyedia
jasa
telekomunikasi internasional di Indonesia. Pada waktu itu, Pemerintah
Indonesia mentransfer kepemilikan fasilitas Indosat kepada Indosat. Tahun
1982, dalam rangka memisahkan secara efektif jaringan telekomunikasi
domestik dan internasional, seluruh kepemilikan Perumtel pada kabel bawah
laut internasional dan gerbang serta operator internasionalnya di Jakarta
ditransfer
ke
Indosat
dan
Indosat
mentransfer
aset
tertentu
yang
berhubungan dengan telekomunikasi domestik ke Perumtel. Pada bulan
Oktober 1994, Indosat menyelesaikan initial global public offering sahamsahamnya. Saham-saham tersebut diperdagangkan baik di Bursa Efek Jakarta
maupun New York Stock Exchange.
2. Komposisi Pemegang Saham Perusahaan
3. Produk dan Jasa Indosat
SWITCHED PRODUCT: International Direct Dialing (IDD), Indosat Calling
Card (ICC), Indosat Prepaid Card, Visa Phone, International Toll-Free,
International Video Confrence, Home Country Direct, Indonesia Direct,
International Telegram and Telex Service, FaxPlus, Data Packet
Communication Connection, ISDN-Pasopati, Inmarsat.
NON-SWITCHED PRODUCT: International Leased Circuit Service, Indosat
Business Service, International Private Circuit, Virtual Private Network,
Frame Relay, Television Channel Service.
4. Perusahaan Anak dan Afiliasi
Indosat mempunyai investasi di: Acasia Communicationd Sdn.Bhd.
(ACASIA), PT Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta), ASEAN Cableship Pty.Ltd
(ACPL), Astel Tokyo Corporation (Astel), PT Bangtelindo (Bangtelindo),
Cambodian Indosat Telecommunications S.A. (Camintel), PT EDI Indonesia, PT
Duta Sukses Utama, PT Graha Informatika Nusantara, PT Graha Lintas
Properti, I-CO Global Communication (Holdings) Ltd, PT Indokomsat Lintas
Dunia (Indokomsat), PT Mitra Global Telekomunikasi (MGTI), PT Patra
Telekomunikasi
Indonesia
(Patrakomindo),
PT
Satelit
Palapa
Indonesia
(Satelindo), PT Sisindosat Lintasbuana, PT Sistelindo Mitra Lintas, PT
Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), USA Global Link, PT Kalimaya Perkasa
Finance, PT Asitelindo Data Buana, PT Intikom Telepersada, PT Indoprima
Mikroselindo (Primasel), Suginami Cable Television Co. Ltd., PT Yasawirya
Tama Cipta (YTC), Indosat Kazakstan Telecommunications Ltd. (Inkasel),
International Satellite Organisations, PT Multi Media Asia Indonesia (MMAI), PT
Pramindo Ikat Nusantara, AlphaNet Telecom Inc, PT Indosat Mega Media
(IMM), PT Menara Jakarta, PT Yasawirya Indah Mega Media, PT Multimedia
Nusantara, PT Datakom Asia, ASEAN Telecom Holding Sdn.Bhd. (ATH), PT
Indokomsat Lintas Dunia, PT Indosel.
2.2. Misi, Visi, dan Filosofi Perusahaan
1. Misi Perusahaan
Setelah Pemerintah Indonesia mengambil alih kepemilikan seratus
persen saham PT. Indosat dari the American Cable and Television Corporation
(ITT/ACR) pada tanggal 31 Desember 1980, kemudian dirumuskanlah misi
baru Indosat pada tahun 1981, yang didasarkan pada suatu pandangan
untuk mentransformasikan Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara yang
bersih dan sukses.
Indosat mendefinisikan misi perusahaan tersebut sebagai berikut:
Menyediakan jasa terbaik pada konsumen
Memberikan hasil terbaik kepada pemegang saham
Mempertahankan dan meningkatkan citra terbaik perusahaan
2. Visi Perusahaan
Saat Indosat akan go public ke bursa saham dunia pada tahun 1994,
dilakukan
redefinisi
visi
perusahaan
untuk
menyesuaikan
diri
dengan trend global dalam sektor telekomunikasi dan memperhitungkan
strategi dari perusahaan telekomunikasi kelas dunia.
Indosat mendefinisikan tujuan yang hendak diraih yang tertuang dalam visi
perusahaan sebagai berikut:
Mempertahankan kepemimpinan pasar dalam jasa telekomunikasi
internasional
di
Indonesia
Dengan masuknya pemain baru seiring berakhirnya monopoli sebagai
penyedia jasa telekomunikasi internasional, Indosat harus berjuang
untuk memimpin pasar dengan: 1) mempertahankan pangsa pasar
dominan, dan 2) menyediakan jasa yang terbaik, baik dalam kualitas
dan jangkauan produk dan jasa.
Memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas
dunia
Adanya kecendrungan di sektor telekomunikasi menuju swastanisasi
perusahaan negara dan dibukanya pasar dunia, yang mengakibatkan
masuknya pemain asing dalam industri domestik, menuntut Indosat
untuk dapat bersaing dengan perusahaan multinasional. Dengan
strategi
untuk
memasuki
pasar
global
diharapkan
dapat:
1)
meningkatkan nilai perusahaan melalui ekspansi bisnis , dan 2)
meningkatkan
Indonesia.
citra
perusahaan
yang
memperkuat
posisinya
di
Menjadi
pemain
global
dalam
industri
telekomunikasi
dunia
Dalam rangka mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dan
menjadi pemain global, Indosat menaikkan standard sesuai dengan
standard
yang
digunakan
oleh
perusahaan
telekomunikasi
multinasional, sebagai operator telekomunikasi global.
3. Filosofi Perusahaan
Perkembangan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia yang cepat,
seiring
pertumbuhan
permintaan
pada
jasa
dan
jangkauan
jasa
telekomunikasi, menuntut dipenuhinya kepuasan pelanggan sebagai kunci
sukses dalam era kompetisi. Untuk memenuhi hal tersebut, Indosat
menerapkan suatu filosofi yang dikenal dengan "Kami Lebih Peduli" atau
lebih populer dengan "We Care More".
2.3. Posisi Keuangan Perusahaan
Rasio dan Modal Kerja
199 199 Trend
Likuiditas: Current
6
7
0,41 0,35 Unfavorab Rasio yang ideal: 2-3
Leverage
Aktivitas
Interpretasi
Quick
le
0,41 0,35 Unfavorab Semakin
besar
semakin
Debt-Assets
le
baik
0,10 0,15 Favorable Semakin
besar
semakin
Debt-Equity
aman
0,11 0,17 Favorable Semakin
besar
semakin
Asset Turnover
aman
0,43 0,41 Unfavorab Semakin
besar
semakin
le
efisien
Asset 0,73 0,63 Unfavorab Semakin
besar
semakin
Fixed
Ratio
Inventory
Turnover
Acc.
-
-
le
-
efisien
Tidak terdapat persediaan
Rec. 2,75 2,21 Unfavorab Semakin
besar
semakin
Turnover
Av.Collection
le
efisien
131 163 Unfavorab Semakin
kecil
semakin
le
baik
0,43 0,44 Favorable Semakin
besar
semakin
ROI
0,18 0,18 Neutral
baik
Semakin
besar
semakin
ROE
baik
0,20 0,21 Favourabl Semakin
besar
semakin
Per.
Profitabilit ROS
as
e
baik
Berdasarkan posisi keuangan di atas terlihat trend dari keuangan Indosat
yang favorable maupun yangunfavorable. Pada rasio likuiditas, terlihat trend
yang unfavorable, artinya
semakin
riskan
bagi
Indosat
untuk
dapat
membayar kewajibannya jangka pendeknya. Untuk rasio leverage, terlihat
trend
yang favorable,
pemegang
saham
artinya
dari
biaya
terlihat trend yang unfavorable,
akan
semakin
kewajiban.
artinya
aman
pendapatan
Mengenai
semakin
rasio
menurun
bagi
aktivitas
efektifitas
penggunaan sumber daya. Terakhir, rasio profitabilitas menunjukkan trend
yang favorable, artinya semakin baik perusahaan dikelola yang menghasilkan
keuntungan yang meningkat. Secara umum terlihat bahwa perusahaan
mampu
dengan
baik
menghasilkan
keuntungan,
namun
kurang
baik
memanfaatkan sumber daya yang ada, dan mempunyai posisi likuiditas yang
cukup riskan.
BAB 3. ANALISA EKSTERNAL PERUSAHAAN
3.1.Lingkungan Umum / Remote Environment
Lingkungan ini adalah suatu tingkatan dalam lingkungan eksternal organisasi
yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktorfaktor tersebut pada dasarnya di luar dan terlepas dari operasi perusahaan.
1. Faktor Ekonomi
Krisis moneter yang kemudian disusul dengan tejadinya krisis ekonomi
telah membuat terpuruknya perekonomian Indonesia. Melemahnya nilai
tukar rupiah terhadap dollar secara drastis dan fluktuatif, banyak
menyulitkan
perusahaan-perusahaan
di
Indonesia,
yang
terutama
diakibatkan pinjaman luar negeri yang besar. Hancurnya sektor keuangan
khususnya perbankan dan tingkat suku bunga yang sangat tinggi
mencapai 70% telah membuat dunia usaha kesulitan untuk mendapatkan
kredit yang memadai untuk mengembangkan usahanya. Krisis ini
diperburuk dengan terjadinya krisis kepercayaan, yang mengakibatkan
terjadinya penolakan letter of credit oleh pihak luar negeri. Kontraksi
ekonomi yang diperkirakan mencapai 13% ditahun 1998 ini, inflasi yang
tinggi (menurut data BPS dalam periode Januari-September 1998 inflasi
telah mencapai 75%), banyaknya PHK, dan pada gilirannya memperbesar
jumlah penduduk miskin. Dengan turunnya pendapatan rielmasyarakat
maka daya beli masyarakat melemah. Semua masalah diatas sangat
menyulitkan bagi dunia usaha di Indonesia saat ini.
2. Faktor Sosial
Kemajuan ekonomi yang pernah terjadi selama periode 1969-1996, telah
banyak merubah keadaan sosial di Indonesia. Jasa telekomunikasi pada
saat ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat, baik untuk dunia
usaha maupun di luar dunia usaha. Keberhasilan program Keluarga
Berencana juga telah merubah keadaan demografi Indonesia. Jumlah
penduduk usia produktif akan terus meningkat, yang tentunya akan
semakin banyak memerlukan jasa telekomunikasi dalam kegiatannya .
Hal-hal diatas merupakan peluang bagi perusahaan-perusahaan penyedia
jasa telekomunikasi.
3. Faktor Politik
Keadaan politik dalam negeri yang masih belum stabil pada saat ini,
sedikit-banyak
cukup
mempengaruhi
kegiatan
ekonomi
nasional.
Disusunnya beberapa Undang-Undang, seperti: UU Kepailitan, yang
berpengaruh pada perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan; dan
UU Persaingan Sehat, untuk bisnis yang bersih, yang ditujukan untuk
menghapus praktek monopoli atau pun kartel. Khusus untuk jasa
telekomunikasi internasional, pemerintah tetap memberikan komitmen
untuk mempertahankan duopoli Indosat-Satelindo hingga tahun 2003.
Dengan akan berakhirnya duopoli tersebut, maka diperlukan kesiapan
dalam menghadapi munculnya pendatang baru.
4. Faktor Teknologi
Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang,
seiring dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend
teknologi telekomunikasi ini semakin ke arah teknologi digital, semakin
besar kapasitas, semakin sederhana perangkatnya, perluasan daya
jangkau, keamanan dan privacy lebih baik, personalitas dan penambahan
fasilitas yang lain. Evolusi teknologi telekomunikasi saat ini mempunyai
kecenderungan untuk beralih via radio, optik atau satelit.
5. Faktor Ekologi
Pada saat ini dunia bisnis semakin dituntut tanggung-jawabnya terhadap
lingkungan. Industri telekomunikasi telah mencoba membuat produk yang
ramah lingkungan, dan bagi sektor jasa telekomunikasi relatif tidak
menghasilkan limbah sama sekali.
3.2. Lingkungan Industri
Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi
yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki
implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi
perusahaan.
Menurut Michael Porter dalam bukunya Competitive Strategy, keadaan
persaingan dalam suatu industri tergantung lima kekuatan persaingan pokok,
yaitu:
1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Bisnis pertelekomunikasian merupakan bisnis yang dinamik, menarik,
multi aspek,dan pelopor dalam ekspansi global. Di sisi lain pelbagai bukti
empirik
secara
tak
langsung
telah
membuktikan
bahwa
sektor
telekomunikasi merupakan sektor bisnis yang paling diminati oleh
perusahaan multi nasional dalam kerangka ekspansi dan globalisasinya Ini
terjadi baik dalam rangka swastanisasi maupun dalam konteks aliansi
strategis antar pelaku di negara maju maupun dalam ekspansi ke negara
berkembang. Berdasarkan kebijakan pemerintah struktur pasar jasa
telekomunikasi sudah diatur sedemikian rupa sehingga perusahaanperusahaan yang akan masuk dalam industri ini akan mengalami
kesulitan.
Modal yang dibutuhkan untuk memasuki industri ini sangat besar,
mengingat mahalnya teknologi yang digunakan dan biaya pembangunan
jaringan yang luas. Sehingga yang dapat masuk ke industri ini adalah
pengusaha-pengusaha bermodal besar ataupun perusahaan-perusahaan
raksasa
yang
telah
mapan.
Jadi dengan kondisi tersebut di atas, maka kecil kemungkinannya
pendatang
baru
untuk
dapat
memasuki
industri
ini,
karena
banyaknya barrier to entry, yang sengaja dibuat agar tidak meruntuhkan
pemain yang sudah ada.
2. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Jumlah pelanggan telekomunikasi dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan, yang pada akhir Pelita VIII (2009) diproyeksikan mencapai 21
juta saluran telepon dengan rasio 9 per seratus orang. Kalau dibandingkan
misalnya padatahun 1996 Swedia (tertinggi dunia) sudah mencapai 68 per
seratus orang, dan hongkong 54 per seratus orang.
Pelanggan di Indonesia pada umumnya tidak mempunyai daya tawar yang
cukup kuat terhadap jasa telekomunikasi dasar ataupun jasa sambungan
langsung internasional, karena tidak punya pilihan sarana telekomunikasi.
Dan untuk jasa sambungan bergerak, pelanggan memang cukup banyak
pilihan , tetapi hanya terbatas pada pilihan tertentu dan kurang bisa
memuaskan
pelayanan
atas
jasanya.
Jadi melihat hal di atas jelas potensi pasar jasa telekomunikasi cukup
besar dan meningkat dari tahun ke tahun , apalagi di Indonesia banyak
potensi pelanggan yang belum digarap.
3. Kekuatan tawar-menawar pemasok
Industri telekomunikasi banyak memakai kabel serat optik, tidak saja
untuk jaringan darat, tapi juga di laut. Dengan kemajuan teknologi yang
sudah sedemikian pesat, jaringan kabel lama (tembaga) sudah tidak
memadai lagi baik untuk mengakomodasi data maupun informasi.
Sebenarnya produsen kabel serat optik dalam negeri telah mampu
memasok kebutuhan nasional. Namun demikian, hampir sekitar 90%
kebutuhan kabel serat optik dalam negeri masih diimpor dari luar negeri,
sehingga bergantung pada produsen luar negeri. Kondisi daya tawar
perusahaan
telekomunikasi
Indonesia
tidak
terlalu
lemah,
karena
pemasoknya terdiri dari banyak perusahaan. Akan tetapi jika terjadi
fluktuasi dan pelemahan nilai tukar mata uang dalam negeri, hal ini yang
menjadi bumerang terhadap perusahaan.
4. Ancaman dari barang atau jasa pengganti
Telekomunikasi merupakan wahana yang menghubungkan manusia satu
dengan manusia lainnya melalui berbagai media telekomunikasi. Sesuai
dengan fungsinya tersebut maka jika kita identifikasikan ada beberapa
jasa pengganti yang dapat mengambil alih fungsi tersebut dari jasa
telekomunikasi, misalnya: jasa transportasi, jasa pos, jasa pers, dan
internet. Dari beberapa macam jasa pengganti, berdasarkan kelebihan
dan
kelemahannya,
maka
kecendrungan
pelanggan
akan
tetap
menggunakan jasa telekomunikasi dalam hal kecepatan dan kemudahan
berkomunikasi.
5. Persaingan di antara perusahaan yang ada
Kondisi persaingan industri telekomunikasi Indonesia dipengaruhi oleh
aturan mengenai struktur dan bentuk kerjasama antara perusahaan
swasta dan BUMN, sesuai dengan UU No 3/1989, adalah sebagai berikut:
Perusahaan swasta dapat menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar
melalui kerjasama patungan, kerjasama operasi, dan kontrak manajemen
dengan
PT
Gambaran
mengenai
Telkom
kondisi
dan
persaingan
PT
dan
struktur
Indosat.
industri
telekomunikasi di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:
Kerangka
Segmen Industri
Public
Switced
Telephone
Network
Hukum
Gerbang Internasional Duopoli
Domesti
Kabel Monopoli
Tanp
Lokal
k
Tetap
a
Duopoli
Kabel
Bergera NMT Monopoli
k
450 Regional
GSM Cakupan
Nasional
Operator
Indosat, Satelindo
Telkom (KSO)
Telkom, Ratelindo
Mobisel
Satelindo,Excelkomindo,Telko
msel
Monopoli
Komselindo,
Jarak-Jauh
Teresstrial
Regional
Monopoli
Monopoli
Kompetisi
Telesera
Telkom
Telkom
Satelit
Internasion Satelindo, PSN
AMPS
Infrastrukt
ur
Metrosel,
al
Jasa
Bernilai
Tambah
Jaringan
Khusus
Jaringan
Paging,
Voice
mailbox, Komunikasi
Data,
Operator Berlisensi
Kompetisi
Operator Berlisensi
Wartel,Payphone, dll
VSAT, Trunking
Tidak Dijual
Swasta
Telephone Switch
Manufaktur
Kompetisi
Transmisi
Broadband Switch
CPE
Kabel
Kompetisi
Terbatas
Kompetisi
Kompetisi
Kompetisi
Perusahaan
swasta
mana
saja
AT&T,NEC,SIEMENS,SENA
Perusahaan mana saja
Perusahaan mana saja
Perusahaan mana saja
3.3. Lingkungan Operasi
Lingkungan
ini
meliputi
faktor-faktor
pada
situasi
kompetitif
yang
mempengaruhi sukses perusahaan dalam mendapatkan sumber daya atau
dalam keuntungan pemasaran barang dan jasa perusahaan.
1. Posisi Kompetitif
Posisi kompetitif Indosat cukup kuat, sebagai pemimpin pasar, dan hanya
menghadapi satu pesaing pada bisnis telekomunikasi internasional yaitu
Satelindo. Selain itu juga didukung rangkaian produk dan jasa yang luas,
kapasitas dan produktivitas yang memadai, periklanan, dan yang cukup
penting citra perusahaan.
2. Profil Pelanggan
Pelanggan dari Indosat meliputi rumah tangga dan kalangan bisnis. Dalam
hal ini pemakai utama dari telekomunikasi internasional adalah kalangan
bisnis, yang banyak digunakan untuk keperluan usaha. Terpuruknya
perekonomian Indonesia yang banyak memacetkan sejumlah besar bisnis,
mempunyai
pengaruh
terhadap
pertumbuhan
volume
pemakaian
telekomunikasi internasional.
3. Pemasok
Peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengadaan telekomunikasi
internasional, merupakan peralatan yang bermuatan teknologi tinggi.
Sehingga,
sebagian
besar
peralatan
tersebut
didatangkan
melalui
pemasok luar negeri. Walaupun posisi daya tawar Indosat cukup kuat,
mengingat culup banyaknya jumlah pemasok, namun penurunan nilai
tukar Rupiah sangat mempengaruhi besarnya dana yang diperlukan untuk
mendatangkan peralatan tersebut. Namun, pendapatan Indosat yang
sebagian besar dalam bentuk Dollar, seperti pendapatan incoming
call,cukup membantu.
4. Kreditor
Dilihat dari struktur kredit-modal, terlihat bahwa Indosat mempunyai
struktur yang berimbang, atau antara modal dan kredit jumlahnya sama.
Dalam hal ini, mengingat kemampuan Indosat dalam menghasilkan
keuntungan maupun asset yang dimilikinya, tidaklah terlampau sulit bagi
indosat untuk mendapatkan pinjaman dari kreditor pada jumlah yang
memadai.
5. Sumber Daya Manusia
Indosat
mempunyai
SDM
yang
cukup
baik,
40%
komposisinya
berpendidikan S-1 ke atas. Selain itu didukung dengan program pelatihan
berjenjang sesuai posisinya untuk meningkatkan keahlian.
BAB 4. ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN
4.1. Analisa SWOT
1. Strength:
Kekuatan Indosat antara lain terdapat pada: hak duopoli yang
dimilikinya, pengalaman mengelola bisnis telekomunikasi internasional,
kekuatan manajemen dan budaya perusahaan, rangkaian produk dan
jasa yang luas, teknologi yang mutakhir pada peralatannya, kualitas
produk dan jasa, serta citra perusahaan yang baik.
2. Weakness:
Kelemahan Indosat antara lain terdapat pada: kurangnya kebiasaan
bersaing secara ketat akibat kenikmatan hak duopoli yang dimilikinya,
rentannya likuiditas perusahaan akibat besarnya kewajiban yang
dimilikinya, dan diversifikasi yang berlebihan seperti pada perusahaan
anak dan afiliasi yang kurang menguntungkan.
3. Oppurtunities:
Peluang bagi Indosat antara lain: besarnya pasar domestik yang belum
tergarap, perluasan usaha baru yang melingkupi bisnis inti yang cukup
menguntungkan,
dan
bisnis
telekomunikasi
global
yang
cukup
menjanjikan.
4. Threat:
Ancaman bagi Indosat antara lain: masuknya pendatang baru terutama
dari luar negeri sehubungan akan berakhirnya hak duopoli, kompetisi
global yang memasuki pasar domestik, dan krisis ekonomi yang
melanda Indonesia.
4.2. Grand Strategy
Adaptasi pada perubahan lingkungan yang cepat dalam telekomunikasi telah
menjadi critical
factorbagi
Indosat.
Peningkatan
kompetisi,
perubahan
teknologi, dan aliansi strategi global , di antara kesemuanya, sedang
membentuk pasar telekomunikasi yang akan datang.
Dalam
menanggapi
tantangan-tantangan
baru
tersebut
Indosat
telah
membangun cetak biru pertumbuhan, dikenal sebagai Grand Strategy
Indosat 2000:
Jasa Telekomunikasi Internasional Dasar akan tetap menjadi core
business Indosat
Peranan regional dan internasional yang telah meningkat sejak 1994
Jasa selular dan sistem satelit bergerak saat ini sedang diperluas
melalui perusahaan selular lokal dan konsorsium internasional
Jasa bernilai-tambah yang meliputi telekomunikasi pada saat ini,
integrasi
sistem
dan
informasi
multimedia
dan
hiburan
yang
melengkapi dan menambah nilai dari jasa core Indosat
4.3. Growth Strategy
Indosat berusaha mempertahankan keberadaannya sebagai pemimpin pasar
untuk jasa telekomunikasi internasional di Indonesia, memposisikan dirinya
sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas-dunia, dan menjadi pemain
global dalam industri telekomunikasi dunia. Hal ini dicapai melalui Strategi
Bisnis "1-plus-3" yang mencoba:
"1" Membangun jasa telekomunikasi internasional melingkupi central core
business
Lalu-lintas telekomunikasi internasional Indosat di transmisikan melalui
satelit internasional, sistem kabel bawah laut, dan sambungan gelombang
mikro, yang kesemuanya menggunakan teknologi digital mutakhir termasuk
protokol multimedia canggih. Indosat mengoperasikan empat gerbang
internasional di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Batam dimana lalu-lintas
melewati
dari
Indonesia
ke
seluruh
dunia,
dan
sebaliknya.
Setelah
membangun akses ke satelit yang cukup melalui sembilan stasiun bumi di
empat lokasi gerbang melintang Indonesia, Indosat pada saat ini memperluas
aksesnya ke kabel serat optik digital bawah laut dengan bergabung ke
konsorsium kabel regional dan dunia. Ini semua adalah bagian dari program
perluasan yang didesain untuk meningkatkan kapasitas, memperbaiki
kualitas, dan menyediakan jasa baru untuk memenuhi perubahan permintaan
konsumen.
1. Partisipasi dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi domestik
Indosat memandang investasinya pada infrastruktur telekomunikasi
domestik
selain
sebagai
alat
untuk
memperluas
pasar
jasa
telekomunikasi internasional, juga sebagai sumber pendapatan baru
untuk perusahaan. Dua ventura utama Indosat pada lapangan ini
adalah PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia sebagai pemegang
lisensi operator telekomunikasi di daerah Jawa Tengah, PT Pramindo
Ikat Nisantara di Sumatra, dan PT Telekomunikasi Selular Indonesia
(Telkomsel), perusahaan join-ventura jasa GSM selular bergerak.
2. Meningkatkan
peranannya
dalam
telekomunikasi
regional
dan
internasional
Indosat memulai proyek internasional, melibatkan join-ventura dengan
mendasarkan
internasional.
sebagaimana
Tujuan
membangun carriers telekomunikasi
utamanya
adalah
meningkatkan
lalu-lintas
internasional melalui gerbang perusahaan, memperoleh pendapatan
langsung dari proyek dan mendapatkan tambahan keahlian dari
pembukaan internasional. Sampai sekarang, Indosat terikat dengan
berbagai proyek telekomunikasi termasuk join-ventura dengan entitas
telekomunikasi yang bersangkutan dari Kamboja dan Kazakstan dan
investasi ekuitas pada jasa selular berbasis PHS di Jepang sebagaimana
di USA Global Link dan Alphanet Telecom Inc. Keduanya adalah pemain
utamacarrier telekomunkasi.
Sebagai
tambahan,
Indosat
telah
bergabung dengan aliansi internasional seperti Concert and World
Partners dan telah ditunjuk sebagai gerbang bagi Sistem Bergerak
Global Inmarsat, SAN ICO melayani kawasan Asia Tenggara.
3. Mengambil
diversifikasi
terbatas
pada
bisnis
komplementer
Indosat juga mencoba untuk mendiversifikasi pada daerah di mana
keahlian perusahaan dalam telekomunikasi dapat dipergunakan untuk
mengoptimumkan efek seperti pada jasa bernilai tambah yang
melengkapi bisnis core perusahaan. Jasa 杍 asa ini tersedia melalui
perusahaan anak dan pada saat ini meliputi beberapa jasa pertukaran
data elektronik, bank elektronik, multimedia , dan internet
Dengan strategi perusahaan "1+3", Indosat akan menjadi perusahaan yang
merupakan "penyedia jasa penuh" dan "pemimpin bisnis multimedia".
4.4. Analisa Strategi Bisnis Indosat Menghadapi Krisis Ekonomi
Sehubungan dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia, Indosat
mengalami masa yang sulit sejak awal 1998 ketika Rupiah terdepresiasi
secara drastis. Banyak bisnis di Indonesia yang mengalami kemacetan
karena kondisi makro ekonomi, instabilitas politik, dan gejolak sosial.
Dilengkapi dengan krisis moneter, situasi ini mempengaruhi pertumbuhan
permintaan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia. Dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, pertumbuhan volume lalu-lintas lebih lambat,
yang memaksa Indosat untuk : lebih berhati-hati dalam kegiatan operasi dan
manajemen arus kas terutama mata uang asing, sehubungan komitmen
investasi yang jatuh waktu.
Namun demikian tampaknya krisis ekonomi tersebut tidak menurunkan
keuntungan Indosat, melainkan menurunkan pertumbuhannya saja. Selama
Januari
hingga
September
1998, incoming dan outgoing
callsmenigkat
masing-masing 4,1% dan 10,3% dari periode sebelumnya. Pertumbuhan
yang lamban dariincoming traffic disebabkan turunnya kegiatan bisnis
internasional sebagai bagian dari situasi nilai tukar rupiah dan instabilitas
politik, menyusul kerusuhan Mei di Jakarta. Indosat masih memproyeksikan
pertumbuhan positif lalu-lintas telepon. Pendapatan operasi meningkat
45,6% sedangkan beban operasi meningkat 33%.
Sebagai strategi bisnis dalam menghadapi krisis ekonomi ini, Indosat
menerapkan kebijakan, antara lain:
Selalu
mencari
cara
yang
paling
ekonomis
menurunkan
beban
pembelanjaan pada mata uang asing Indosat mengurangi biaya sirkuit
dengan menggunakan lebih banyak sirkuit kabel bawah laut ketimbang
satelit, yang pada saat ini mencapai 74% dari total bandwith.
Melakukan kebijakan konservatif menyangkut situasi krisis ekonomi
Indonesia
Pengalokasian hutang tak tertagih yang cukup besar, meningkat 88,4%
dari tahun sebelumnya.
Menerapkan kebijakan likuiditas yang berhati-hati Biaya telekomunikasi
dan beban perawatan meningkat sebagai dampak melemahnya Rupiah.
Namun dalam hal ini pertumbuhan beban operasi diupayakan lebih
rendah dari pendapatan operasi, serta meningkatkan profit margin.
Melindungi fundamental dasar Indosat dari pengaruh kinerja negatif
anak
perusahaan
Untuk menghindari dampak dari kinerja negatif anak perusahaan,
maka dilakukan program restrukturisasi diversifikasi bisnis, yang akan
memperbaiki posisi keuangan perusahaan dalam jangka pendek dan
sesuai dengan strategi jangka panjang.
Dilihat dari hasil-hasil yang dicapai pada kuartal ketiga seperti yang
disebutkan di atas, sejauh ini Indosat cukup tepat dalam memilih strategi
bisnis maupun penerapannya guna menghadapi krisis ekonomi yang
melanda Indonesia pada saat ini, yang tentunya harus sesuai dengan strategi
jangka
panjang
Strategy dan Growth
Indosat
seperti
Strategy untuk
yang
tertuang
mewujudkan
dalam Grand
Indosat
sebagai
perusahaan yang merupakan "penyedia jasa penuh" dan "pemimpin bisnis
multimedia".
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah menganalisis data-data dan informasi sebelumnya, maka bisa ditarik
beberapa kesimpulan mengenai manajemen strategi Indosat, yaitu:
1. Strategi yang tepat diperlukan dalam menghadapi persaingan yang
sangat
ketat
dalam
industri
telekomunikasi,
yang
tingkat
persaingannya tidak lagi domestik, tetapi bersifat internasional.
2. Indosat mempunyai kinerja yang cukup baik dalam menghasilkan
keuntungan, namun mempunyai posisi yang rentan menyangkut
likuiditasnya.
3. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia mempunyai dampak yang
cukup dirasakan oleh Indosat, walaupun tidak mempengaruhi kenaikan
pendapatan namun mengalami penurunan.
4. Indosat cukup tepat dalam memilih strategi bisnis menghadapi krisis
ekonomi yang melanda Indonesia pada saat ini, yang sesuai dengan
strategi jangka panjang Indosat seperti yang tertuang dalam Grand
Strategy dan Growth
Strategy untuk
mewujudkan
Indosat
sebagai
perusahaan yang merupakan "penyedia jasa penuh" dan "pemimpin
bisnis multimedia".
5.2. Saran
Berdasarkan analisa competitive strategy dan SWOT, terdapat beberapa hal
yang dapat diterapkan Indosat, antara lain:
1. Dapat memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk mengambil
peluang-peluang
kelemahannya
yang
terutama
bersifat
strategis
menyangkut
,
serta
budaya
memperbaiki
bersaing
dalam
menghadapi ancaman masuknya pendatang baru dari luar negeri.
2. Lebih memperkuat posisi keuangannya, mengingat rentannya likuiditas
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
3. Membatasi
diversifikasi
bisnis
secara
selektif,
sehingga
tidak
mempengaruhi fundamental dasar perusahaan.
4. Melakukan
langkah-langkah
yang
tepat
dan
berhati-hati
dalam
menghadapi krisis ekonomi, sehingga dapat menjaga apa yang telah
dicapai perusahaan selama ini.
REFERENSI
Ardiansya, Samantha. "Persaingan Gaet Pelanggan Makin Ketat," Bisnis
Indonesia, 1997
Certo, Samuel C dan Paul J.Peter. Strategic Management,Concept and
Applications. Richard D.Irwin, New Jersey, 1995
Nurkholis.
"Posisi
Industri
Telekomunikasi
Menjelang
Perdagangan
bebas," Republika, 1997
Purnomo, Hari Setiawan dan Zulkiflimansyah. Manajemen Strategi : Sebuah
Konsep Pengantar. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 1996
Pearce, John A II dan Richard B.Robinson Jr. Strategic Management:
Formulation, Implementation, and Control. Richard D.Irwin, New Jersey, 1997
Situs Web Indoexchange. http://www.indoexchange.com, 1998
Situs Web PT Indosat. http://www.indosat.co.id, 1998
Situs Web PT Telkom. http://www.telkom.co.id, 1998
Winarno, Bondan. Creating Value in a State Owned Company: a Case Study
of PT Indosat. Inspirasi Indonesia, Jakarta, 1997