Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Dalam Pe

Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Seni Rupa

Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) sering kita temui anak yang sulit memahami
materi pelajaran yang sedang diajarkan. Banyak faktor yang menyebabkan anak sulit
memahami materi, salah satunya adalah strategi/metode belajar mengajar yang
digunakan oleh guru. Untuk itu seorang guru harus mengupayakan strategi belajar
mengajar yang tepat yang melibatkan siswa secara langsung baik secara fisik maupun
pikiran. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk membantu siswa memahami materi
adalah dengan menggunakan media yang menarik sesuai dengan materi yang sedang
dipelajari. Dengan media yang menarik siswa akan termotivasi untuk memperhatikan
dan tentunya akan lebih memiliki rasa keberminatan mengikuti KBM.
Tanpa adanya minat untuk belajar, siswa tidak akan bergairah untuk menyerap
materi. Sebenarnya minat siswa dapat kita bangkitkan dengan cara memberikan
motivasi. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu (KBBI,
2001: 756). Motivasi sangat diperlukan oleh siswa karena hal ini berpengaruh
terhadap banyak sedikitnya informasi yang dapat diserap siswa pada waktu materi
disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar tentu akan sungguhsungguh dalam mempelajari materi, sehingga siswa akan berusaha menyerap dengan

lebih baik. Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan
keberhasilan belajarnya. Motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting
bagi seorang anak didik (Djamarah dan Aswan Zain, 2010:148)
Minat dan motivasi dalam belajar mempunyai hubungan yang erat sekali. Seseorang
yang menaruh minat yang tinggi pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung
untuk memperhatikan dan termotivasi terhadap mata pelajaran tersebut. Sebaliknya,
bila minat dan motivasi belajar rendah maka perhatian siswa terhadap materi yang
sedang diajarkan akan sangat berkurang. Jika hal ini terjadi berlarut-larut dan terusmenerus tanpa adanya upaya seorang pendidik untuk membangkitkannya maka bisa
jadi siswa tidak akan pernah memahami dan menaruh perhatian terhadap materi
pelajaran.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang penulis ungkapkan dalam latar belakang, permasalahan
dalam karya tulis ini dapat penulis rumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara membangkitkan minat belajar?
2. Adakah hubungan minat belajar dengan upaya pembentukan pribadi siswa
yang berkarakter?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan karya tulis ini dapat
dikemukakan sebagai berikut.

1. Untuk menggambarkan cara membangkitkan minat belajar.
2. Untuk menggambarkan hubungan minat belajar dengan upaya pembentukan
pribadi siswa yang berkarakter.
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan karya tulis ini diharapkan bermanfaat terutama bagi guru dalam upaya
pembentukan karakter siswa setelah kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Selain itu, karya tulis ini dapat dijadikan sebagai sumbangan
informasi bagi dunia pendidikan terutama yang berkaitan dengan pendidikan
karakter.

Menurut The Liang Gie (1994:28), Minat merupakan salah satu faktor pokok
untuk meraih sukses dalam studi. Penelitian- penelitian di Amerika Serikat mengenai
salah satu sebab utama dari kegagalan studi para mahasiswa menunjukkan bahwa
sebabnya ialah kekurangan minat. Secara lebih terinci arti penting minat dalam
kaitannya dengan pelaksanaan studi ialah minat melahirkan perhatian yang serta
merta, minat memudahkan terciptanya konsentrasi, minat mencegah gangguan
perhatian dari luar, minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan,
dan minat memperkecil kebosanan studi dalam dirinya.
Suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan minat akan menghasilkan
prestasi yang kurang menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya

minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang dapat
menimbulkan motivasi. S.C. Utami Munandar (1985:11) menyatakan bahwa minat
dapat juga menjadi kekuatan motivasi. Prestasi seseorang selalu dipengaruhi macam
dan intensitas minatnya. Minat menimbulkan kepuasan. Seorang anak cenderung

untuk mengulang-ulang tindakan-tindakan yang didasari oleh minat dan minat ini
dapat bertahan selama hidupnya.
Dengan demikian, minat belajar merupakan faktor yang sangat penting dalam
keberhasilan belajar siswa. Disamping itu minat belajar juga dapat mendukung dan
mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah. Namun dalam prakteknya tidak
sedikit guru Seni Budaya (Kesenian) menemukan kendala di dalam kelas, karena
kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Seni Budaya khususnya seni rupa. Jika
hal ini terjadi, maka proses belajar mengajar pun akan mengalami hambatan dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pengalaman penulis, pada saat pembelajaran berlangsung siswa
kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran. Hanya sebagian kecil saja siswa yang
bisa memahami dan mengerjakan tugas dengan semangat. Sebagian besar siswa
mengerjakan tugas yang diberikan dengan perasaan terpaksa atau takut. Hal ini
menyebabkan tugas yang diberikan hasilnya kurang memuaskan sehingga terkesan
asal jadi. Jika mereka ditanya, alasannya mereka tidak mempunyai bakat di bidang

seni atau tidak punya bakat menggambar. Dengan kondisi seperti ini, guru perlu
mencari upaya bagaimana menumbuhkan minat belajar siswa terutama dalam
pembelajaran Seni Rupa.

Bab II
Pembahasan

2.1 Pengertian Minat
Minat sering dihubungkan dengan keinginan atau ketertarikan terhadap
sesuatu yang datang dari dalam diri seseorang tanpa ada paksaan dari luar. The Liang
Gie (1994:28) mengungkapkan bahwa minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat
sepenuhnya dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu.
Menurut Slameto (dalam Djaali 2006:121) minat adalah rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan
menurut Crow and Crow (dalam Djaali 2006:121) mengatakan bahwa minat
berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau
berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan
itu sendiri.

Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa

minat merupakan rasa suka atau tertarik terhadap suatu hal atau aktivitas seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu kegiatan. Minat dapat juga dikatakan
sebagai suatu keinginan atau kemauan yang merupakan dorongan seseorang untuk
melakukan suatu hal atau aktivitas tanpa adanya paksaan dari luar dirinya. Minat bisa
juga diartikan sebagai kecenderungan jiwa yang relative menetap kepada diri
seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang. Jadi minat dapat
diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih
menyukai suatu hal dari pada hal lainnya melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.
Minat tidak dibawa sejak lahir seperti bakat,melainkan diperoleh kemudian.
2.2 Pengertian Belajar
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang belajar, pada
umumnya mereka memberikan penekanan pada unsur perubahan dan pengalaman.
Menurut Witherington (dalam Sukmadinata 2007:155) menyatakan bahwa belajar
merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola respon
yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan
kecakapan. Crow and Crow (dalam Sukmadinata 2007:155) mengemukakan bahwa
belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru.
Sedangkan menurut Hilgar (1962:252) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu
proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap
sesuatu situasi.

Berdasarkan penekanan unsur pengalaman tentang definisi belajar
dikemukakan para ahli, antara lain menurut Di Vesta and Thompson (1970:112)
menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap
sebagai hasil dari pengalaman. Gage and Berliner (1970:256) mengemukakan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang muncul karena pengalaman.
Sedangkan menurut Hilgard (1983:630), mengemukakan bahwa belajar dapat
dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang brelatif permanen yang terjadi karena
pengalaman.
Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan mengenai pengertian minat
dan pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah aspek psikologi
seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala,seperti : gairah, keinginan,
perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai
kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman. Dengan kata lain,
minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap
aktivitas belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi, dan keaktifan
dalam belajar serta menyadari pentingnya kegiatan itu. Selanjutnya terjadi perubahan
dalam diri siswa yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan,

kecakapan, dan pengalaman belajar. Minat siswa untuk belajar mempunyai pengaruh
yang besar terhadap keberhasilan belajar, karena minat siswa merupakan faktor utama

yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak
sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya,
sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh karena itu, untuk mengatasi siswa yang
kurang berminat dalam belajar, guru hendaknya berusaha bagaimana menciptakan
kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. Minat belajar
sangat mendukung dan mempengaruhi pelaksanan proses belajar mengajar di sekolah
yang akhirnya bermuara pada pencapaian tujuan pembelajaran.
2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
Minat belajar peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam proses
belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut
bersumber pada dirinya dan luar dirinya atau lingkungannya antara lain sebagai
berikut :

1. Faktor dalam diri siswa, yang terdiri dari :
a. Aspek jasmaniah, mencakup kondisi fisik atau kesehatan jasmani dari individu
siswa. Kondisi fisik yang prima sangat mendukung keberhasilan belajar dan dapat
mempengaruhi minat belajar. Namun jika terjadi gangguan kesehatan pada fisik
terutama indera penglihatan dan pendengaran, otomatis dapat menyebabkan
berkurangnya
minat

belajar
pada
dirinya.
b. Aspek Psikologis (kejiwaan), menurut Sardiman (1994:44) faktor psikologis
meliputi perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat,dan motif.
Pada pembahasan berikut tidak semua faktor psikologis yang dibahas, tetapi hanya
sebagian saja yang sangat berhubungan dengan minat belajar.
Perhatian merupakan pemusatan energi psikologi yang tertuju kepada suatu
objek pelajaran atau kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Tanpa adanya
perhatian dalam aktivitas belajar akan berdampak terhadap kurangnya penguasaan
materi pelajaran, sehingga hasil yang dicapai dalam belajar kurang memuaskan.
Kurangnya perhatian terhadap materi yang dipelajari juga mengakibatkan kurangnya
minat belajar pada diri siswa.

Ingatan, secara teoritis akan berfugsi untuk mencamkan atau menerima kesankesan dari luar, menyimpan kesan, dan memproduksi kesan. Oleh karena itu ingatan
merupakan kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan
di dalam belajar. Siswa yang mempunyai daya ingat yang kurang sangat berpengaruh
terhadap minatnya untuk belajar.
Bakat adalah kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu
dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Hal ini dekat dengan persoalan

intelegensi yang merupakan struktur mental yang melahirkan kemampuan untuk
memahami sesuatu. Bakat yang dimiliki seseorang akan menunjang keberhasilannya
dalam belajar. Jika seseorang tidak mempunyai bakat, akan berpengaruh terhadap
minatnya dalam belajar. Pada pembelajaran seni rupa, banyak ditemukan anak yang
kurang berminat untuk belajar karena tidak berbakat. Oleh karena itu bakat
berpengaruh terhadap minat belajar.
2.Faktor dari luar siswa, meliputi :
a. Keluarga, meliputi hubungan antar keluarga, suasana lingkungan rumah, dan
keadaan
ekonomi
keluarga.
b. Sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana belajar,
sumber-sumber belajar, media pembelajaran, hubungan siswa dengan temannya,
guru-gurunya
dan
staf
sekolahserta
berbagai
kegiatan
kokurikuler.

c. Lingkungan masyarakat, meliputi hubungan dengan teman bergaul, kegiatan dalam
masyarakat, dan lingkungan tempat tinggal.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor dari diri siswa dan dar luar
siswa saling berkaitan dalam menumbuhkan minat belajar. Jika faktor-faktor tersebut
tidak mendukung mengakibatkan kurang atau hilangnya minat belajar siswa. Kurang
atau hilangnya minat belajar siswa disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak
langsung dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Menurut JT. Loekmono
(1985:97), faktor-faktor yang menyebabkan kurang atau hilangnya minat belajar
sisbwa adalah sebagai berikut :
1. Kelainan jasmaniah pada mata, telinga, kelenjar-kelenjar, yang sangat
mempersukar anak di dalam mengikuti pelajaran atau menjalankan tugas di
kelas.
2. Pelajaran di kelas kurang merangsang anak. Tingkat kemampuan anak jauh di
atas yang diminta di dalam mengikuti pelajaran di kelas, akibatnya anak
merasa bosan.
3. Ada masalah atau kesukaran kejiwaan yang menyebabkan dia mundur atau
lari dari kenyataan. Dalam hal ini anak akan menunjukkan gejala yang sama

dimana-mana, yaitu tidak menunjukkan minat atau memberi perhatian kepada
segala sesuatu di luar kelas.

4. Perhatian utama dari anak dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan di luar kelas,
seperti : olah raga, kegiatan di dalam kelas, bekerja yang membutuhkan
keterampilan mekanis, atau melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan
uang.
5. Sikapnya yang seakan-akan tidak mempunyai perhatian atau minat ini
sebenarnya hanya suatu sikap pura-pura. Keadaan yang sebenarnya ialah
bahwa ia ingin memberi kesan demikian, supaya orang dapat menerima
kenyataan bahwa ia tidak berkompetisi/atau tidak mampu berkompetisi
dengan orang lain, yang dipandangnya jauh lebih mampu dari ia sendiri.
6. Ada konflik pribadi dengan guru, atau dengan orang tua. Dengan
menunjukkan sikap ini sebenarnya ia hendak menunjukkan sikap melawan
mereka; jadi sikap ini merupakan satu jenis senjata untuk melawan.

2.4. Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan minat belajar
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk
membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan
minat-minat siswa yang telah ada. Menurut Tanner and Tanner (1975) menyarankan
agar para pengajar berusaha membentuk minat-minat baru pada siswa. Hal ini bisa
dicapai melalui jalan memberi informasi pada siswa tentang bahan yang akan
dismpaikan dengan menghubungkan bahan pelajaran yang lalu, kemudian diuraikan
kegunaannya di masa yang akan datang. Roijakters (1980) berpendapat bahwa hal ini
biasa dicapai dengan cara menghubungkan bahan pelajaran dengan berita-berita yang
sensasional, yang sudah diketahui siswa.
Harry Kitson (dalam The Liang gie 1995:130) mengemukakan bahwa ada dua kaidah
tentang minat (the laws of interest), yang berbunyi :
1. Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, usahakan
memperoleh keterangan tentang hal itu
2. Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, lakukan kegiatan
yang menyangkut hal itu.
Minat belajar akan tumbuh apabila kita berusaha mencari berbagai keterangan
selengkap mungkin mengenai mata pelajaran itu, umpamanya arti penting atau
pesonanya dan segi-segi lainnya yang mungkin menarik. Keterangan itu dapat
diperoleh dari buku pegangan. ensiklopedi, guru dan siswa senior yang tertarik atau
berminat pada mata pelajaran itu. Disamping itu perlu dilakukan kegiatan yang

berhubungan dengan mata pelajaran itu, misalanya pada mata pelajaran seni rupa
usahakan mengikuti apa yang harus dilakukan apakah dengan menggambar atau
melukis. Dengan langkah-langkah itu minat siswa terhadap mata pelajaran itu akan
tumbuh.
JT. Loekmono (1985:98), mengemukakan bahwa cara-cara untuk menumbuhkan
minat belajar pada diri siswa adalah sebagai berikut :
1. Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini yang
menjadi sebab.
2. Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang menarik
sehingga dapat merangsang anak untuk belajar
3. Menolong anak memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih baik.
4. Cek pada orang atau guru-guru lain , apakah sikap dan tingkah laku tersebut
hanya terdapat pada pelajaran saudara atau juga ditunjukkan di kelas lain
ketika diajar oleh guru-guru lain.
5. Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah dan belajar.
Dalam hal ini orang-orang di rumah perlu diyakinkan akan pentingnya belajar
bagi anak.
6. Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian anak, atau
tergerak minatnya. Apabila minatnya tergerak, maka minat tersebut dapat
dialihkan kepada kegiatan-kegiatan lain di sekolah.
Pendapat lain yang berkaitan dengan upaya menumbuhkan atau meningkatkan
minat belajar, dikemukakan oleh Crow and Crow (dalam The Liang Gie 1995:132)
yang menyatakan bahwa untuk mendukung tumbuhnya minat belajar yang besar,
perlu dibangun oleh motif-motif tertentu dalam batin seseorang siswa. Ada lima motif
penting yang dapat mendorong siswa untuk melakukan studi sebaik-baiknya, yaitu :
1. Suatu hasrat keras untuk mendapatkan angka-angka yang lebih baik dalam
sekolah.
2. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain
bidang studi.
3. Hasrat untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
4. Hasrat untuk menerima pujian dari orang tua, guru, atau teman.
5. Cita-cita untuk sukses di masa depan dalam suatu bidang khusus.
Disamping itu penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
juga dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Hal ini sebagai mana yang dikatakan
oleh Hamalik (dalam Arsyad Azhar 2007:15) yang mengemukakan bahwa pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat dipahami bahwa banyak
sekali faktor yang dapat menumbuhkan atau membangkitkan minat belajar bagi
siswa. Tinggal bagaimana upaya yang harus kita lakukan sebagai seorang guru dalam
memecahkan masalah ini, sehingga siswa terbantu untuk menemukan minatnya
dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang memiliki karakter yang berbeda-beda
memerlukan penanganan yang berbeda pula, termasuk dalam hal menumbuhkan
minat belajarnya. Dengan adanya upaya dari guru dan pihak lain dalam
menumbuhkan minat belajar bagi siswa, diharapkan dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang akhirnya tertuju pada keberhasilan belajar siswa.

Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap proses dan hasil belajar sesuai dengan
karakter siswa. Apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik
baginya. Oleh karena itu, untuk mengatasi siswa yang kurang berminat dalam belajar,
guru hendaknya berusaha bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu
selalu butuh dan ingin terus belajar. Dengan kata lain, guru harus berusaha
membangkitkan minat siswa sehingga siswa memiliki minat belajar yang besar. Hal
ini mungkin dapat dilakukan dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik, salah
satunya adalah mengembangkan variasi dalam gaya mengajar. Dalam kenyataan,
tidak semua belajar siswa didorong oleh faktor minatnya sendiri, ada yang
mengembangkan minatnya terhadap materi pelajaran dikarenakan pengaruh dari
gurunya, temannya, ataupun orang tuanya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban
dan tanggung jawab sekolah untuk menyediakan situasi dan kondisi yang bisa

merangsang minat siswa terhadap belajar sehingga anak menjadi pribadi yang
berkarakter.
3.2. Saran
Minat sangat erat hubungannya dengan belajar. Sebagai seorang pendidik guru harus
selalu berusaha untuk membangkitkan minat belajar untuk tujuan membentuk
peribadi yang berkarakter. Tanpa adanya minat hasil pembelajaran yang diharapkan
tidak akan maksimal. Pentingnya peranan minat dalam proses pembelajaran perlu
dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan
kepada siswa.
Jangan mendidik karakter hanya dengan kata-kata saja. Kita mendapatkan akhlak
baik melalui praktek atau kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua harus
membantu anak untuk menumbuhkan perilaku moral yang baik melalui disiplin diri,
kebiasaan baik, hormat dan santun, dan membantu orang lain. Fondasi dari
pengembangan karakter adalah perilaku- yaitu bagaimana mendorong mereka untuk
berperilaku baik.

Minat belajar merupakan salah satu komponen yang berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar. Untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa, terlebih
dahulu kita harus memperhatikan apa yang menjadi latar belakang yang
menyebabkan berkurang atau bahkan hilangnya minat belajar. Setelah itu baru kita
mengambil langkah-langkah apa yang harus kita lakukan untuk menumbuhkan minat
belajar pada diri siswa. Dengan demikian upaya untuk menumbuhkan minat belajar
sesuai dengan sasarannya.
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat kita tarik beberapa kesimpulan
yang berkaitan dengan upaya menumbuhkan minat belajar pada peserta didik.
Pertama, pahami dan kenali terlebih dahulu kondisi fisik dan psikologis siswa.
Kedua, gunakan teknik dan metode yang bervariasi dalam penyajian materi
pembelajaran. Ketiga, penggunaan media pembelajaran hendaknya dapat merangsang
siswa untuk tertarik ikuti serta dalam pembelajaran. Keempat, pahami kondisi
lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah sehingga kita dapat mencari jalan
keluar dalam menumbuhkan minat belajar siswa.

Daftar Pustaka

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Munandar, S.C. Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sardiman, AM.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Djaali,

H.

2006.

Psikologi

Pendidikan.

Jakarta:

Bumi

Aksara.

Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty.
Loekmono,JT. 1985. Bimbingan bagi Anak Remaja yang Bermasalah. Jakarta: CV.
Rajawali.