Asuhan Keperawa tan Ca Bulibuli

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI BULI –BULI
1. Anatomi
Organ urinaria terdiri atas ginjal beserta salurannya, ureter, buli-buli
dan uretra. Yang termasuk saluran kemih dimulai dari permukaan kalik minor
ginjal sampai muara terakhir dari uretra (orifisium uretrae eksternum).
Saluran kemih berdinding tiga lapis, yaitu lapisan paling luar berupa
jaringan ikat, lapisan tengah jaringan otot, dan lapisan paling dalam mukosa.
Secara anatomis saluran kemih dipisahkan menjadi tiga bagian: saluran kemih
bagian atas, saluran kemih bagian tengah, dan saluran kemih bagian bawah.
Saluran kemih bagian atas berawal dari kalik minor ginjal dan berakhir sampai
muara ureter pada kandung kemih, saluran kemih bagian tengah terdiri dari
kandung kemih, dan saluran kemih bagian bawah mulai dari orifisium uretra
internum sampai urifisum uretra eksternum.

a. Ginjal
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga
retroperitoneal bagian bawah, antara vertebra thorakal dua belas atau
lumbal satu dan empat. Besar dan berat ginjal sangat bervariasi tergantung
pada jenis kelamin dan umur. Ukuran ginjal orang dewasa rata – rata

panjang 11,5 cm, lebar 6 cm dan tebal 3,5 cm. Beratnya antara 120 – 170
Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

gram atau kurang lebih 0,4% dari berat badan. Secara anatomis posisi
ginjal kanan lebih rendah dibanding ginjal kiri, juga bentuk glandula
suprarenalis kanan dan kiri tidak sama. Letak anatomis dan bentuk kedua
ginjal yang tidak sama akibat dari posisi dan bentuk hati. Karena posisi
aorta abdominalis dan vena kava inferior membujur ke kanan dan kiri
diantara kedua ginjal menyebabkan panjang pendeknya arteri dan vena
renalis kanan berbeda dengan arteri dan vena renalis kiri.
Tiap ginjal menerima suplai darah kurang lebih 25% dari isi
sekuncup jantung. Ginjal mendapatkan aliran darah dari arteri renalis yang
merupakan cabang langsung dari aorta abdominalis, Sedangkan darah vena
dialirkan melalui vena renalis yang bermuara ke dalam vena kava inferior.
Sistem arteri ginjal adalah end arteries yaitu arteri yang tidak
mempunyai anastomosis dengan cabang-cabang dari arteri lain, sehingga

jika terdapat kerusakan pada salah satu cabang arteri ini, berakibat
timbulnya iskemi atau nekrosis pada daerah yang dilayaninya.
Selain mempunyai fungsi membuang sisa- sisa metabolisme tubuh
melalui urin, ginjal juga berfungsi dalam mengontrol sekresi hormonhormon aldosteron dan ADH (anti diuretic hormone) dalam mengatur
jumlah cairan tubuh, mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin
D,dan menghasilkan beberapa hormon, antara lain eritropoitin yang
berperan dalam pembentukan sel darah merah, renin yang berperan dalam
mengatur tekanan darah, serta hormon prostalglandin.
Urin terbentuk melalui tiga tahap yaitu proses filtrasi, reabsorbsi dan
sekresi. Urin terbentuk dari hasil filtrasi darah dalam unit fungsional ginjal
yang disebut nephron. Nephron terdiri atas glomerulus dan tubulus
proksimal, ansa henle dan tubulus distal.
Tubulus distal bersatu untuk membentuk distal pengumpul, yang
kemudian duktus ini berjalan lewat korteks dan medulla renal untuk
mengosongkan isinya kedalam pelvis ginjal. Kemudian pelvis ginjal akan
membentuk ureter.

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja


Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

b. Ureter
Ureter merupakan organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi
mengalirkan urin dari pielum ginjal ke dalam kandung kemih. Pada orang
dewasa panjangnya kurang lebih 20 cm pada laki-laki dan kira-kira 1 cm
lebih pendek pada wanita. Dindingnya terdiri atas mukosa yang dilapisi
oleh sel-sel transisional, otot-otot polos sirkuler dan longitudinal yang
dapat melakukan gerakan peristaltik guna mengeluarkan urin ke kandung
kemih.
Sepanjang perjalanan ureter dari pielum menuju kandung kemih,
secara anatomis terdapat beberapa tempat yang ukuran diameternya
sempit. Tempat-tempat penyempitan itu antara lain adalah pada perbatasan
antara pelvis renalis dan ureter, tempat ureter menyilang arteri iliaka di
rongga pelvis, dan pada saat ureter masuk ke kandung kemih.
Ureter masuk ke dalam kandung kemih dalam posisi miring dan
berada di dalam otot kandung kemih (intramural), keadaan ini dapat
mencegah terjadinya aliran balik urin dari kandung kemih ke ureter pada
saat kandung kemih berkontraksi

c. Buli-buli
Buli merupakan suatu organ berongga yang terletak dibelakang
tulang simfisis pubis dan menempati sebagian besar rongga pelvic. Dalam
keadaan buli penuh, letaknya lebih tinggi dari tulang simpisis pubis
sehingga dapat diraba atau diperkusi dari luar. Bila isi buli melebihi
kapasitas buli over distensi, baik akut maupun kronis, maka usus akan
terdorong ke atas dan benjolan dapat terlihat dari luar. Berdasarkan
topografinya pada laki-laki di bagian posterior buli terdapat vesika
seminalis, vasdeferen, ureter dan rectum. Daerah fundus dan posterior
dilapisi oleh peritoneum. Secara garis besar dibagi atas dua komponen
yaitu : korpus yang terletak diatas orifisium ureter, dan dasar buli yang
terdiri dari trigonum posterior deep destrusor dan dinding anterior buli.
Secara histologis otot longitudinal dari dasar buli meluas kearah distal

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110


kedalam uretra membentuk lapisan longitudinal yang melingkari leher
buli. (Harrison Simon CW, 1994 & Tanagho E.A ,1992.
Dinding buli terdiri dari 3 lapisan otot detrusor yang arah seratnya
saling menyilang sedemikian rupa sehingga kontraksi otot-otot tersebut
menyebabkan buli mengkerut, dengan demikian terjadi pengosongan isi
rongga. Ureter bermuara pada trigonum buli dengan menembus otot
detrusor secara oblig. Perjalanan ureter yang seperti ini dapat memberikan
suatu mekanisme katup untuk mencegah kembalinya urin dari buli ke
ginjal.( Steer W.D.,1998)
Ada tiga fungsi utama buli yaitu : sebagai reservoir urin, fungsi
ekpulsi urin, dan anti refluk. Sebagai reservoir buli-buli berkapasitas 200400 cc. Fase pengisian buli ditandai dengan penyesuaian volume buli-buli
terhadap peningkatan jumlah urin pada suatu tekanan yang rendah, kurang
20 cm H2O. Dengan penuhnya volume buli-buli akan menyebabkan
peregangan dinding yang dapat merangsang reseptor sehingga otot buli
berkontraksi, tekanan dalam buli meningkat dan uretra posterior
membuka. Keadaan ini dirasakan sebagai perasaan ingin kemih, namun
masih dapat diatur secara volunter oleh spingter eksterna.
Pada waktu ekpulsi tekanan buli meningkat 70-100 cmH2O.
Kegagalan pada mekanisme penyimpanan ini dapat menyebabkan
kerusakan ginjal atau inkontinensia (Tanagho E.A. ,J.W. McAninch,1992)

d. Uretra
Uretra berawal dari leher kandung kemih (orifisium uretrae
internum ) sampai muara terakhir (orifisium uretrae eksternum). Panjang
uretra pada pria dewasa kurang lebih 23 – 25 cm dan berfungsi sebagai
kanal komunis untuk sistem reproduksi dan sistem perkemihan. Uretra
posterior pada pria terdiri atas uretra pars prostatika, yaitu bagian uretra
yang dilingkupi oleh kelenjar prostat dan uretra pars membranae.
Uretra anterior terdiri atas pars bulbosa, pars pendularis, fossa
navikularis, dan meatus uretra eksterna. Didalam lumen uretra anterior
terdapat beberapa muara kelenjar yang berfungsi dalam proses reproduksi,
Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

yaitu kelenjar Cowperi yang bermuara di pars bulbosa dan kelenjar Littre
yang bermuara di uretra pars pendularis.
Pada wanita uretra hanya berfungsi untuk sistem perkemihan
dengan panjangnya kurang lebih 3-5 cm dan berada di bawah simfisis

pubis yang bermuara disebelah anterior vagina.
Dalam uretra wanita bermuara kelenjar Skene. Kurang lebih
sepertiga medial uretra, terdapat sfingter uretra eksterna yang terdiri atas
otot bergaris. Tonus otot sfingter uretra eksterna dan tonus otot Levator ani
berfungsi mempertahankan agar urin tetap berada dalam kandung kemih
pada saat perasaan ingin berkemih.
2. Fisiologi
Urin hasil filtrasi mengalir dari duktus kolengitas masuk kaliks
renalis,

meregangkan

kaliks

renalis

dan

meningkatkan


aktivitas

pacemakernya, yang kemudian mencetuskan kontraksi peristaltik satu
sampai lima kali per menit yang menyebar ke pelvis renalis lalu turun
sepanjang ureter, dengan demikian mendorong urin dari pelvis renalis
menuju kandung kemih. Ketika terisi urin secara perlahan-lahan, otot
polos kandung kemih mengalami peregangan, kontraksi berkemih secara
spontan, berelaksasi setelah beberapa detik, otot detrussor berkontraksi,
dan tekanan urin kembali ke garis basal.
Karena kandung kemih terus terisi, refleks berkemih bertambah
sering dan menyebabkan otot detrussor berkontraksi lebih kuat. Sensasi
pertama yang timbul dari pengisan kandung kemih umumnya terjadi
ketika sekitar 100 – 150 ml urin berada dalam kandung kemih.
Keinginan buang air kecil sebagian besar muncul ketika kandung
kemih terisi 200 – 300 ml urin. Pada jumlah urin 400 ml rasa penuh yang
mencolok biasanya akan ditemukan.
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung
kemih terisi. Proses ini terjadi dari dua langkah, yaitu:

Program Profesi Ners

STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

a.

Kandung kemih secara progresif terisi sampai dengan di dindingnya
meningkat di atas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah
ke dua, terjadinya distensi atau peningkatan tegangan pada kandung
kemih mencetuskan reflek I yang menghasilkan kontraksi kandung
kremih dan reflek V yang menyebabkan relaksasi dari uretra.

b.

Timbulnya reflek syaraf yang disebut reflek miksi yang berusaha
mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal, setidaknya
menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih. Ketika
proximal uretra mengalirkan urin maka akan mengaktifkan reflek II
yang akan menghasilkan kontraksi kandung kemih, dan IV sehingga

sfingter eksternal dan uretra akan berelaksasi, sehingga urin dapat
keluar. Sisa urin dalam ureter akan terdorong keluar karena pengaruh
gaya gravitasi pada wanita dan laki-laki karena kontraksi otot
volunter. Jika terjadi distensi pada uretra yang bisa disebabkan karena
sumbatan, atau kelemahan sfingter uretra maka akan mengaktifkan
reflek III, sehingga kontraksi kandung kemih melemah.
Meskipun reflek miksi adalah reflek autonomik medulla spinalis,

reflek ini juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau
batang otak. Pusat yang lebih tinggi dapat mencegah berkemih, bahkan
ketika refleks berkemih muncul, yaitu dengan membuat kontraksi tonik
terus menerus pada sfingter eksternuskandung kemih sampai mendapat
waktu yang baik untuk berkemih. Jika tiba saat berkemih, pusat kortical
dapat merangsang pusat berkemih sakral untuk membantu mencetuskan
reflek berkemih dan dalam waktu bersamaan menghambat sfingter
eksternus kandung kemih sehingga peristiwa berkemih terjadi

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja


Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

B. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Kanker buli-buli adalah papiloma yang tumbuh didalam lumen
kandung kemih, meskipun pada pertumbuhannya mungkin menginfiltrasi
sampai dinding kandung kemih (Luckman and Sorensen. 1993).
Karsinoma buli-buli adalah suatu carsinoma yang terdapat pada
vesika urinaria yang ditandai dengan adanya total hematuria tanpa disertai
rasa nyeri dan bersifat intermitten
Tumor buli-buli adalah tumor buli-buli yang dapat berbentuk
papiler, tumor non invasif (in situ), noduler (infiltratif) atau campuran
antara bentuk papiler dan infiltratif.
2. Etiologi
1. Pekerjaan, pekerja di pabrik kimia, laboratorium (senyawa amin
aromatik
2. Perokok, rokok mengandung amin aromatik dan nitromasin
3. Infeksi saluran kemih, escherichia coli, dan proteus yang
menghasilkan karsinogen
4. Kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan, untuk pemakaian jangka
panjang dapat meningkatkan resiko kassinoma buli-buli
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya karsioma buli-buli
diantaranya :
1) Umur
Karsinoma buli-buli meningkat pada dekade 60an
2) Zat karsinogen, baik yang berasal dari eksogen dari rokok maupun
bahan kimia maupun endogen dari hasil metabolisme
3) Penyebab lain diduga akibat pemakaian analgetik, sitostatik dan
iritasi kronik oleh batu, sistoiasis atau radiasi.
3. Klasifikasi
Klasifikasi menurut system TMN :
Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

Tis

: Karsinoma insitu

Ta

: Karsinoma papiler terbatas pada epitel

T1

: Masuk ke jaringan supepitel

T2

: Masuk permukaan otot

T3 a : Masuk otot lebih ½
T3 b : Masuk jaringan lunak sekitar vesika
T4

: Masuk ke organ sekitarnya

N1 Kelenjer tunggal < 2 cm
N 2 Kelenjer tunggal 2-5 cm, multiple 5cm
M1 Metastase jauh
4. Patofisiologi
Sel tumor transisional invasi ke dinding kandung kemih. Invasi ke
lamina propia dan merusak otot sebelum masuk ke lemak perivesikal dan
organ lain lainnya. Penyebaran secara hematogen atau limfatogenous
menunjukkan metastasis tumor pada kelenjar limfe regional, paru, tulang
dan hati. Stadium (staging) tumor kandung kemih penting untuk
menentukan program pengobatan. Klasifikasiny adalah sebagai berikut :
Ta

: tumor terbatas pada epithelium.

Tis

: karsinoma in situ

T1

: tumor sampai dengan lapisan subepitelium.

T2

: tumor sampai dengan lapisan otot superficial.

T3a

: tumor sampai dengan otot dalam

T3b

: tumor sampai dengan lemak perivesika.

T4

: tumor sampai dengan jaringan di luar kandung kemih : prostate,

uterus, vagina, dinding pelvis dan dinding abdomen.
5. Manifestasi Klinik
1) Kencing campur darah yang intermitten (hematuria)
2) Merasa panas waktu kencing
3) Merasa ingin kencing

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

4) Sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar
kencing
5) Nyeri suprapubik yang konstan
6) Panas badan dan merasa lemah
7) Nyeri pinggang karena tekanan saraf
8) Nyeri pda satu sisi karena hydronephrosis
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan bimanual sangat berguna untuk menentukan infiltrasi.
Pada sistografi dan pielografi intravena nampak lesi defek isian dalam
kandung kemih. Endoskopy dilakukan untuk melihat bentuk dan besar
tumor. Perubahan dalam kandung kemih,dan melakukan biopsy.
Pemeriksaan sitologi membantu diagnosis.
Karsinoma kandung kemih perlu dibedakan dari tumor ureter yang
menonjol dalam kandung kemih,karsinoma prostat,dan hipertrofi prostat
lobus median prostat. Untuk membedakan kelainan ini dibutuhkan
Endoscopy dan Biopsy,urografi atau IVP,Ct Scen,USG dan sitoscopy.
Tingkat keganasan dibedakan menjadi tiga golongan yaitu :
Deferensiasi baik (G I),sedang (G II),dan kurang berdiferensiasi (G III)
Karsinoma sel transisional dan karsinoma in-situ akan melepaskan
sel-sel kanker yang dapat dikenali,pemeriksaan sitologi urine yang baru
dan larutan salin yang digunakan sebagai pembilas kandung kemih akan
memberikan informasi tentang prognosis pasien,khususnya pasien yang
beresiko tinggi untuk terjadinya tumor primer kandung kemih.
7. Penatalaksanaan
a. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
-

Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia,
gros atau micros hematuria

-

Lukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan
bakteri dalam urine

-

RFT normal

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

-

Lymphopenia (N = 1490-2930)

2) Radiology
-

Excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat
menunjukkan tumornya.

-

Retrograde cystogram dapat menunjukkan tumor

-

Fractionated cystogram adanya invasi tomor dalam dinding
buli-buli

3) Angography untuk mengetahui adanya metastase lewat pembuluh
lymphe
4) Cystocopy dan biopsy
-

Cystoscopy hamper selalu menghasilkan tumor

-

Biopasi dari pada lesi selalu dikerjakan secara rutin.

5) Cystologi
-

Pengecatan sieman/papanicelaou pada sediment urine terdapat
transionil cel dari pada tumor

b. Terapi
1) Operasi
a) Reseksi tranurethral untuk single/multiple papiloma
b) Dilakukan pada stage 0,A,B1 dan grade I-II-low grade
c) Total cystotomy dengan pegangkatan kel. Prostate dan
urinary diversion untuk :
-

Transurethral cel tumor pada grade 2 atau lebih

-

Aquamosa cal Ca pada stage B-C

2) Radioterapy
-

Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti
undifferentiated pada grade III-IV dan stage B2-C.

-

Radiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis
3000-4000 Rads. Penderita dievaluasi selam 2-4 minggu
dengan iinterval cystoscopy, foto thoraks dan IVP, kemudian
6 minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi
radiasi tambahan 2000-3000 Rads selam 2-3 minggu.

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

3) Chemoterapi
Obat-obat anti kanker :
 Citral, 5 fluoro urasil
 Topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA, Chemotherapy
merupakan

paliatif.

5-

Fluorouracil

(5-FU)

dan

doxorubicin (adriamycin) merupakan bahan yang paling
sering dipakai. Thiotepa dapat diamsukkan ke dalam
Buli-buli sebagai pengobatan topikal. Klien dibiarkan
menderita dehidrasi 8 sampai 12 jam sebelum
pengobatan dengan theotipa dan obat diabiarkan dalam
Buli-buli selama dua jam.
8. Komplikasi
a. Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi
b. Retensi urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck
c. Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklusi
C. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a.

Identitas Pasien.

b.

Riwayat Keperawatan
1) Keluhan Utama : Pasien nyeri saat BAK dan agak mengedan, ada
benjolan pada abdomen sebelah bawah, sulit BAB, dan nyeri
diseluruh tubuh terutama dipinggang.
2) Riwayat Penyakit Sekarang(riwayat penyakit yang diderita pasien
saat masuk rumah sakit). Darah keluar sedikit-sedikit saat BAK
dan terasa nyeri sera sulit BAB.
3) Riwayat Penyakit Dahulu (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
4) Riwayat Kesehatan Keluarga, penyakit yang pernah diderita
anggota keluarga yang menjadi faktor resiko.
5) Riwayat psikososial dan spiritual.

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

6) Kondisi lingkungan rumah.
7) Kebiasaan sehari-hari (pola eliminasi BAK, pola aktivitas latihan,
pola

kebiasaan

yang

mempengaruhi

kesehatan

(rokok,

ketergantungan obat, minuman keras).
c. Pemeriksaan Fisik
a) Aktivitas dan istirahat
Gejala

:



Kelemahan dan / atau keletihan



Perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur
pada malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
tidur misalnya nyeri, ansietas, berkeringat malam



Pola tidur (mis; tidur tengkurap)



Pekerjaan

atau

profesi

dengan

pemajanan

karsinogen lingkungan, tingkat stress yang tinggiu
b) Sirkulasi
Gejala

:

 Kongesti unilateral pada lengan yang terkena (system limfe)
 Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja
Kebiasaan

:

Perubahan pada tanda vital

c) Integritas Ego
Gejala

:



Stressor konstan dalam pekerjaan/ pola dirumah



Stress/takut

tentang

diagnosa,

prognosis

dan

harapan yang akan datang


Masalah tentang perubahan dalam penampilan
misalnya alopesia, lesi cacat dan pembedahan



Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya,
putus asa, tidak mampu, tidak mampu, rasa bersalah,
kehilangan control, depresi

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

Tanda

:

Menyangkal, menarik diri, marah

d) Eliminasi
Gejala

:

 Perubahan pola defekasi misalnya darah pada feses, nyeri saat
defekasi
 Perubahan pola eliminasi urinarius misalnya nyeri atau rasa
terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih
Tanda

:

Perubahan pada bising usus, distensi abdomen

e) Makanan/cairan
Gejala

:

 Kebiasaan diet buruk (mis; rendah serat, tinggi lemak, aditif,
bahan pengawet)
 Anoreksia, mual/muntah
 Intoleransi makanan
 Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat,
kaheksia, berkurangnya massa otot.
Tanda

:

Perubahan pada kelembaban/turgor kulit,

edema
f) Neurosensori
Gejala

:

Pusing; sinkope.

g) Nyeri/keamanan
Gejala

:

 Nyeri bervariasi mis; ketidaknyamanan ringan sampai nyeri
berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
 Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi dan biasanya
mengindikasikan penyakit fibrotik
Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

h) Pernapasan
Gejala

:

 Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang
merokok)
 Pemajanan asbes
i) Keamanan
Gejala

:

 Massa nodul aksilla
 Edema, eritema kulit sekitar
 Pemajanan pada kimia, toksik dan karsinogen
 Pemajanan matahari lama/ berlebihan
Tanda

:

 Demam
 Ruam kulit, ulserasi
j) Seksualitas
Gejala

:

 Masalah seksual, misalnya dampak pada hubungan, perubahan
pada tingkat kepuasan
 Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun
 Multigravida, pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini.
Herpes genital
k) Penyuluhan/pembelajaran
Gejala :
 Riwayat kanker pada keluarga mis; ibu, bibi, saudara wanita
atau nenek yang kanker payudara
 Sisi primer, penyakit primer, tanggal ditemukan diagnosa
Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

 Penyakit metatastasis; sisi tambahan yang terlibat.
 Riwayat pengobatan; riwayat sebelumnya untuk tempat kanker
dan pengobatan yang diberikan
2. Diagnosa Keperawatan
a.

Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan
jaringan syaraf, infiltrasi system suplai syaraf, obtruksi jalur syaraf,
inflamasi).

b.

Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi / iritasi
kandung kemih.

c.

Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker.

d.

Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakit, prognosis dan pengobatan.

3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan
jaringan syaraf, infiltrasi system suplai syaraf, obtruksi jalur syaraf,
inflamasi).
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan nyeri
pasien terkontrol.
Dengan kriteria hasil:
-

Skala nyeri berkurang sampai hilang.

-

Pasien mengungkapkan perasaan nyaman berkurangnya nyeri.

Intervensi:
-

Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas
R

:

Memberikan

informasi

yang

diperlukan

untuk

merencanakan asuhan

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

-

Evaluasi

therapi:

biotherapi,

ajarkan

pembedahan,
klien

dan

radiasi,
keluarga

khemotherapi,
tentang

cara

menghadapinya
R : Untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak,
atau malah menyebabkan komplikasi
-

Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan
seperti mendengarkan musik atau nonton TV
R : Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan
perhatian klien dari rasa nyeri

-

Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi,
visualisasi,

bimbingan),

gembira,

dan

berikan

sentuhan

therapeutic
R : Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan
menurunkan stress dan ansietas
-

Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu
R : Untuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri, tingkat
nyeri dan sampai sejauhmana klien mampu menahannya serta
untuk mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan anti nyeri

b. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi.
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan
pola eliminasi urine kembali normal.
Dengan kriteria hasil :
-

Tidak ada nyeri saat BAK.

Intervensi :
-

Observasi output dan intake cairan selama 24 jam.
R : Untuk mengetahui tingkat keparahan obstruksi yang terjadi
agar dapat di jadikan acuan dalam melakukan indakan
keperawatan selanjutnya

-

Anjurkan pasien mempertahankan intake cairan yang adekuat.

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

R :

Agar dapat memperlunak sehubungan dengan obstruksi

yang terjadi
-

Jelaskan pada pasien dan keluarga bahwa kanker kandung
kemih menyebabkan iritasi kandung kemih sehingga terjadi
urgensi.
R : Mengurangi tingka kecemasan keluarga dan memnambah
pengetahuan tentang kanker kndung kemih pada keluarga

-

Kolaborasi pemberian analgesik atau antipasmodik
R : Untuk mengurangi gejala iritasi saat BAK dan menghambat
kontraksi kandung kemih yang tidak stabil.

c. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker.
Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 7x24 jam diharapkan
kebutuhan nutrisi pasien adekuat.
Dengan kriteria hasil :
-

Porsi makan pasien habis.

-

Pasien menunjukkan berat badan stabil, hasil lab normal dan
tidak ada tanda malnutrisi.

Intervensi:
-

Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai
dengan kebutuhannya.
R : Memberikan informasi tentang status gizi klien.

-

Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati
penurunan berat badan
R : Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan
berat badan klien

-

Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori
dengan intake cairan yang adekuat
R : Kalori merupakan sumber energi

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

-

Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising.
Hindarkan makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas
R : Mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia
yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta mengurangi
stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas

-

Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan
bersama teman atau keluarga
R : Agar klien merasa seperti berada dirumah sendiri

-

Berikan pengobatan sesuai indikasi ( Tindakan Kolaborasi)
R : Membantu menghilangkan gejala penyakit, efek samping
dan meningkatkan status kesehatan klien

d. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan
kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi,
persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan
peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan
peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri,
stimulasi simpatetik
Tujuan :
-

Klien dapat mengurangi rasa cemasnya

-

Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.

-

Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi
dalam pengobatan

Intervensi :
-

Berikan informasi tentang prognosis secara akurat
R : Pemberian

informasi

dapat

membantu

klien

dalam

memahami proses penyakitnya
-

Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah,
takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan
ekspresi yang sesuai
R : Dapat menurunkan kecemasan klien

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

-

Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien
mempersiapkan diri dalam pengobatan
R : Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk
pengobatan dan efek sampingnya

-

Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
R : Memberikan

kesempatan

pada

klien

untuk

berpikir/merenung/istirahat
-

Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan
wajar
R : Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa
dia benar-benar ditolong

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

BAB II
TINJAUAN KASUS
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Nama Mahasiswa

: Yusnasari Rombe Polan, S.Kep

Ruangan

: Lontara 2 BD - Ruang Perawatan Urology

Tanggal

: 26 – 30 Januari 2015

I.

BIODATA
A. Identitas klien
Nama klien

:

Tn” L”

Jenis Kelamin

:

Laki – laki

Tanggal Lahir

:

01 Juli 1956

Agama

:

Islam

Suku/Bangsa

:

Bugis/Indonesia

Status Perkawinan

:

Sudah menikah

Pekerjaan

:

Wiraswasta

No.RM

:

69 56 18

Alamat

:

Jln Manunggal Bhakti, Nunukan Kal-Tim

Tanggal masuk

:

26 Januari 2015

Tanggal pengkajian

:

26 Januari 2015

B. Penanggung Jawab
Nama

: Ny. “N”

Usia

: 40 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: Wiraswasta

Hubungan Dengan Klien

: Keluarga

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

II. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama

: Nyeri

b. Riwayat Keluhan Utama

:

Dialami sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu, yang dirasakan saat
berkemih. Nyeri dirasakan di area suprapubis yang dirasakan seperti
teriris-iris selama 1-2 menit dengan skala 2. Klien juga mengeluh
mengalami kencing berwarna merah dari awal hingga akhir berkemih,
kencing keluar menetes-netes yang menyebabkan klien merasa tidak puas
saat berkemih. Riwayat mengkomumsi OAT tidak ada.
Pada saat dikaji tanggal 26 Januari 2015, klien nampak gelisah dan
berusaha untuk menceritakan semua yang dialaminya dengan harapan
dapat cepat sembuh. Klien mengatakan belum BAB sejak masuk di RS,
klien masih mampu mememenuhi kebutuhan sehari-harinya.
.Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Klien pernah dirawat dan sudah dua kali menjalani operasi di RS
Samarinda dengan keluhan yang sama.
2) Klien memiliki alergi terhadap makanan laut, daging dan kacangkacangan

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

G1.....

G2.....

G3....
Keterangan :

X

: Laki-laki

: Garis pernikahan

: Perempuan

: Garis keturunan

: Meninggal

: Tinggal serumah

: klien

G1 : Kakek dan Nenek dari pihak ayah klien sudah meninggal
G2 : Ayah klien sudah meninggal karena penyebab yang tidak diketahui
G3 : Klien dengan Ca Buli-buli
d. Riwayat Psikososial
1. Pola Konsep diri:
a. Gambaran diri: Klien mengatakan dirinya sedang dalam keadaan
sakit
b. Identitas diri : Klien adalah seorang perempuan
c. Peran diri

: Klien untuk sementara tidak dapat melakukan

perannya sebagai ibu rumah tangga

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

d. Harga diri

: Klien ingin dihargai dan dihormati sebagai

manusia walaupun dalam keadaan sakit
e. Ideal diri

: Klien ingin cepat sembuh dan berharap cepat

pulang dan dapat menjalankan aktivitas seperti biasa
2. Pola Kognitif:
a. Klien mengerti hal-hal yang di tanyakan
b. Klien dapat menjawab sesuai dengan pertanyaan
3. Pola Koping:
a. Dalam mengambil keputusan klien selalu dibantu oleh keluarga.
4. Pola interaksi ;
a. Bicara klien jelas dan mengungkapkan apa yang di rasakan.
b. Klien menggunakan bahasa Indonesia
a. Riwayat Spiritual
1.

Ketaatan klien beribadah : Sebelum klien sakit, klien selalu
taat melaksanakan sholat lima waktu.

2.

Dukungan keluarga klien :
Keluarga klien selalu memberikan semangat kepada klien

3.

Ritual yang biasa dijalankan : Tidak ada

III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum Klien
1.

Tanda-tanda distress : Tidak ada

2.

Penampilan dihubungkan dengan sesuai dengan usia :
sesuai

3.

Ekspresi wajah : Tampak meringis bila nyeri timbul

4.

Kesadaran

5.

Tinggi Badan : 165cm

: Composmentis
BB : 69 kg Gaya

Berjalan : Normal
B. Tanda-tanda Vital
1.

TD

: 130/ 90 mmHg

2.

N

: 60 x/menit

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

3.

P

: 18 x/menit

4.

S

: 36,2oC

C. Sistem Pernapasan
a.

Hidung dan sinus
 Inspeksi
a.

Lubang hidung tampak simetris kiri dan kanan

b.

Tidak nampak deviasi septum

c.

Tidak nampak adanya polip

 Palpasi
a.

Keempat sinus tidak ada yang nyeri tekan

b.

Tidak teraba massa.

b.

Leher
 Inspeksi
a.

Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

b.

Tidak nampak adanya pelebaran vena
jugularis

 Palpasi
a.

Tidak ada massa

b.

Tidak teraba adanya pelebaran vena
jugularis

c.
c.

Tidak ada kaku kuduk
Dada

 Inspeksi
a.

Bentuk

dada

normo

chest,

perbandingan ukuran anterior – posterior dengan transversal
2:1
b.

Tidak ada penggunaan otot bantu
pernapasan

c.
Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Frekuensi pernafasan 18 x / menit
Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

 Palpasi
a.

Vocal fremitus seimbang getaran kiri
dan kanan

b.

Tidak teraba adanya massa

c.

Tidak teraba nyeri tekan

 Auskultasi
a.

Suara nafas vesikuler pada seluruh
lapang paru

b.

Tidak terdengar bunyi nafas tambahan

 Perkusi : bunyi sonor pada semua lapang paru
D. Sistem Cardiovaskuler
 Inspeksi : Konjungtiva tidak anemis, arteri carotis kuat, tekanan
vena jugularis, tidak terdapat sianosis pada kuku, CRT
< 2 detik.
 Palpasi
a.

Irama jantung teratur

b.

Nadi 60 x/menit

c.

Tidak ada nyeri tekan

d.

Ictus cordis tidak nampak dan teraba pada ICS 5-6 linea
midclavicula kiri

 Perkusi
a.

Bunyi pekak pada ICS 2 linea sternalis kanan

b.

Batas-batas jantung :
 Pada ICS 3 dan 4 linea sternalis kiri
 Pada ICS 5 linea midclavicularis kiri

 Auskultasi
a.

BJ I :

Bunyi Lup penutupan katup mitral dan trikuspidalis

terdengar pada ICS 4 dan 5
b.

BJ II :

Bunyi dup penutupan katup pulmonalis dan aorta

terdengar pada ICS 2 dan 3

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

E. Sistem Pencernaan
a. Mulut
a)

Gigi berjumlah 32 buah

b)

Tidak nampak caries pada gigi

 Gusi
a) Gusi berwarna merah muda
b) Tidak nampak adanya perdarahan


Lidah :
a. Bersih
b. Tidak terdapat ulkus
c. Tidak ada sariawan



Bibir
a) Bibir tampak sedikit kering
b) Mukosa mulut merah muda

b. Tenggorokan : tidak ada masalah menelan
c. Abdomen
 Inspeksi
a)

Nampak simetris kiri dan kanan

b) Warna kulit sama dengan sekitarnya
c)

Tidak nampak penonjolan umbilicus

 Auskultasi : peristaltik usus terkesan normal
 Palpasi
a)

Tidak teraba adanya massa

b) Hepar tidak teraba
c)

Ginjal tidak teraba

 Perkusi : Tympani pada keempat kuadran abdomen
F.

Sistem Indera
1.

Mata

 Inspeksi :
b) Nampak simetris kiri dan kanan
c)

Palpebra tidak oedema

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

d) Sclera tidak icterus
e)

Tidak nampak penonjolan bola mata

 Palpasi : tidak ada peningkatan tekanan intra okuler
 Lapang pandang : baik, bola mata mengikuti gerakan objek
2. Telinga
 Inspeksi :
a.

Nampak simetris kiri dan kanan

b.

Terdapat serumen

c.

Tidak ada pemakaian alat bantu

 Palpasi
a.

Tidak ada nyeri tekan

b.

Tidak teraba massa

 Terjadi penurunan kualitas pendengaran
3. Hidung

 Inspeksi : Tidak ada sekret yang menghalangi penghidu
 Palpasi : Tidak ada nyeri dan tidak ada massa
 Penciuman baik, mimisan (-)
G.

Sistem Persyarafan
 Status mental orientasi : dapat mengenal waktu tempat dan orang,
daya ingat sudah mulai menurun, perhatian dan perhitungan baik,
bahasa baik.
 Pemeriksaan GCS skor : E : 4, M : 6 V : 5 = 15
 Saraf-saraf cranial
a.

N I (olfactorius) : klien dapat mencium bau-bauan

b.

N II (optikus) : klien tidak memakai kaca mata

c.

N III, IV, VI ( oculomotorius throchlearis abducens)
 Reaksi pupil isokor kiri dan kanan
 Gerakan bola mata simetris
 Refleks cahaya baik

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

 Gerakan bola mata 6 arah cardial
d.

N V ( trigeminus) : refleks dagu baik
 Sensorik : Klien dapat merasakan sensasi usapan pada
wajah
 Motorik : Kontraksi otot masester dan temporal (+) saat
mengunyah

e.

N VII (facialis) :
 Gerakan abnormal (-)
 Pengecapan lidah : normal

f.

N VIII (akustikus) : terjadi penurunan kualitas pendengaran

g.

N IX dan X (glossopharingeus dan vagus)
 Terdapat gangguan menelan

h.

N XI (assesorius) : klien dapat memalingkan kepala ke kiri
dan ke kanan

i.

N XII (hypoglosus) : tidak ada gangguan
 Fungsi motorik

Kekuatan Otot :
 Fungsi sensorik

5
5

5
5

 Suhu : Klien dapat membedakan antara panas dan dingin
 Nyeri : Klien dapat merasakan sensasi nyeri
 Fungsi Cerebellum : Keseimbangan baik
 Refleks Fisiologis : Bisep (+), Trisep (+), patella (+)
 Refleks Patologis : Babinski (-)
H. Sistem Muskuloskeletal
Kepala / rambut / kulit kepala
 Inspeksi :
a.

Bentuk kepala mesochepal

b.

Rambut mulai mengalami kerontokan

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

 Palpasi :
a.

Tidak teraba adanya massa

b.

Tidak ada nyeri tekan pada kepala

Muka
 Inspeksi :
a.

Muka nampak simetris kiri dan kanan

b.

Bentuk muka oval

c.

Ekspresi wajah nampak meringis

d.

Klien nampak lesu

 Palpasi
a.

Tidak teraba adanya massa

b.

Tidak teraba nyeri tekan

Vertebra : Nyeri tekan pada seluruh vertebra
Kaki

: Kaki kanan dan kiri dapat digerakkan

Tangan : Terpasang infus pada tangan kiri
I.

Sistem Integumen
Rambut : Berwarna hitam, dan tidak ada kerontokan

J.

Kulit

: Temperature 36,2 0C, warna sawo matang, kulit kering

Kuku

: Warna merah muda, tidak mudah patah.
Sistem Endokrin

 Tidak terdapat pembesaran tyroid
 Riwayat air seni di kelilingi semut (-)
K.

Sistem Perkemihan
 Tidak terlihat adanya edema, tidak terlihat adanya moon face,
tidak ada edema anasarka
 Keadaan kandung kemih normal
 Ada kesulitan dan gangguan dalam berkemih : nyeri saat
berkemih

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

 Urine klien bercampur darah (hematuria)
 Klien tidak memiliki penyakit hubungan seksual
L.

Sistem Reproduksi
 Tidak dikaji

M. Sistem Imun
1.

Alergi

terhadap

makanan

laut, daging dan kacang-kacangan
2.

Tidak ada penyakit yang
berhubungan dengan perubahan cuaca

3.

Tidak ada riwayat transfusi
darah

IV.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan Hematologi

PARAMETER

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

HASIL

NILAI NORMAL

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
RDW-SD
RDW-CV
PDW
MPV
P-LCR
PCT
NEUT
LYMPH
MONO
EOS
BASO
GDS
Ureum
Kreatinin
SGOT
SGPT
Albumin
HBsAg
Anti HCV
Natrium
Kalium
Clorida
GDS

13,5
3,06
8,8
30,0
98
28,8
29,3
567
63,5
17,7
7,7
8,6
12,5
0.49
8,70
3,61
0,91
96
24
1,17
16
18

4.0-10.0
4.00-6.00
12.0-16.0
37.0-48.0
80-97
26.5-33.5
31.5-35.0
150-400
37.0-54.0
10.0-15.0
10.0-18.0
6.5-11.0
13.0-43.0
0.150-0.500
52.0-75.0
20.0-40.0
2.0 – 8.0
1.0 – 3.0
0.00 – 0.10
10-50
< 38
< 41
3,5 – 5,0

106
125

b. USG whole Abdomen
Nampak massa buli-buli
Hipertropi prostat
Tidak ada metastasis
c. Urinalisis
Warna
pH
SG
Protein
Kesan :

: Kuning keruh
:6
:
:

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Glukosa
: (-)
Bilirubin
: (-)
Urobilinogen: 0,2
Keton
:

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

d. Biopsy
Transisional cell carcinoma grade III
V.

TERAPI SAAT INI
1. IVFD RL 20 tpm
2. Ciprofloxacin 3 x 500 mg
3. Ranitidine 1 amp/intravena/8 jam
4. Ketorolac 1 amp/intravena/8 jam
5. Ceftriaxone 1 gr/intravena/12 jam

AKTIVITAS SEHARI-HARI
NO

KONDISI

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

SEBELUM SAKIT

SETELAH SAKIT

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

1

Nutrisi
 Selera makan
 Menu makanan
 Makanan yang disukai
 Frekuensi makan

2

Porsi makan dihabiskan
Nasi+sayur
Semua jenis makanan
3 x sehari

 Cara makan
 Ritual sebelum makan
 Nafsu makan

3

Porsi makan
dihabiskan
nasi+sayur
semua jenis
makanan
3 x sehari
Mandiri
berdoa
baik

Mandiri
Air putih
8gelas/hari
(600cc/hari)
Minum/oral

Berdoa
Baik

Cairan
 Jenis minuman

Air putih,susu

 Frekuensi

Toilet
1-2x sehari

8 gelas/hari

 Cara pemenuhan

Kenyal
Kuning kecoklatan

Minum/oral

4
Eliminasi
*BAB
 Tempat pembuangan
5

 Frekuensi

3-5xsehari
Kekuning-kuningan
Bau khas
Toilet

Toilet
Belum pernah sejak
dirawat

 Konsistensi
 Warna
*BAK
 Frekuensi
6

13.00-14.00
19.00-05.00
Menonton
Teratur
Tidak ada
8-9jam/hari

3-5kali sehari

 Warna

Kekuning-kuningan

 Bau

Bau Khas

 Tempat pembuangan
Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

2x/hari
Mandiri

Toilet
Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

KLASIFIKASI DATA
(CP.1A)
Nama Klien

: Tn “L”

Tanggal Lahir

: 01 Juli 1956

No. RM

: 69 56 18

Ruang Perawatan

: Lontara 2 BD – Urology

DATA SUBJEKTIF
 Klien mengatakan nyeri di daerah

 Klien sering mengelus bagian

suprapubis
 Klien

mengatakan

DATA OBJEKTIF
 Ekspresi wajah meringis

nyeri

seperti

teriris-iris
 Klien mengatakan sulit berkemih
 Klien mengatakan merasa tidak puas
saat berkemih
 Klien mengatakan bahwa ia sangat

yang sakit
 Klien nampak gelisah
 Kencing berwarna merah
 TTV :
TD : 130/90 mmhg
N : 60 x/menit

berharap dokter dan perawat dapat

S

: 36,2 0C

membantu menyembuhkan sakitnya.

P

: 18 x / menit

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

Nama Klien

ANALISA DATA
( CP 1B)
: Tn “L”

Tanggal Lahir

: 01 Juli 1956

No. RM

: 69 56 18

Ruang Perawatan

: Lontara 2 BD - Urology

N
O
1

2

DATA

ETIOLOGI

DS :
 Klien mengatakan
nyeri di daerah
suprapubis
 Klien mengatakan
nyeri seperti teririsiris
DO :
 Ekspresi
wajah
meringis
 Skala nyeri 2 (0-10)
 TTV :
TD : 130/90 mmhg
N : 60x/mnt
P : 20x/mnt
S : 36,2 0 C

Proliferasi sel kanker

DS :
 Klien mengatakan
sulit berkemih
 Klien mengatakan
merasa tidak puas
saat berkemih

MASALAH
Nyeri

Penekanan jaringan sekitar

Pengaktifan mediator

Nyeri dipersepsikan

Perkembangan sel kanker

Gangguan
eliminasi BAK

pola

Pembentukan massa
Obstruksi saluran kemih

DO :
 Kencing
merah

berwarna

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Gangguan pola eliminasi BAK
Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

3

DS :
 Klien mengatakan
bahwa ia sangat
berharap dokter dan
perawat
dapat
membantu
menyembuhkan
sakitnya
 Klien mengatakan
nyeri saat BAK

Perkembangan penyakit yang
berlanjut

Ansietas

Proses hospitalisasi
Tekanan psikologis
Ansietas

DO :
 Klien
gelisah

nampak

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

DIAGNOSA KEPERAWATAN
(CP.2)
Nama Klien

: Tn “L”

Tanggal Lahir

: 01 Juli 1956

No. RM

: 69 56 18

Ruang Perawatan

: Lontara 2 BD - Urology

NO

MASALAH/DIAGNOSA

1.

Nyeri berhubungan dengan

2.

TANGGAL
DITEMUKAN

TANGGAL
TERATASI

proses patologis penyakit
Gangguan

pola

eliminasi

BAK berhubungan dengan
3.

adanya

obstruksi

saluran

kemih.
Ansietas

berhubungan

dengan perkembangan lanjut
oenyakit

dan

proses

hospitalisasi

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

Nama Klien

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
(CP 4 & 5)
: Tn “L”

Tanggal Lahir

: 01 Juli 1956

No. RM

: 69 56 18

Ruang Perawatan

: Lontara 2 BD - Urology

NO
NDX
1

HARI
TGL/JAM
Senin
26/01/2015
14.50

IMPLEMENTASI
1. Mengkaji tingkat nyeri

EVALUASI
S:
 Klien mengeluh nyeri pada
skala 2

atau ketidaknyamanan
klien pada skala 0
sampai 10.

O:
 Klien nampak gelisah dan
meringis

Hasil : klien
mengatakan masih

A
 Masalah belum teratasi

nyeri pada skala 2,
klien nampak gelisah
2. Mengajarkan teknik

P
 Lanjutkan intervensi 1,2,3

relaksasi dan distraksi
Hasil : klien mengerti
teknik yang diajarkan
3. Membantu pasien
untuk lebih berfokus
pada aktivitas, bukan
pada nyeri dan rasa
tidak nyaman dengan
melakukan pengalihan
Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

melalui interaksi
dengan keluarga.
Hasil : klien mengerti
dan keluarga akan
membantu klien.
2

15.10

1. Mengbservasi
dan

output S :

intake

 Klien mengeluh sulit
berkemih

cairan

selama 24 jam.

O:
 Kencing berwarna merah

Hasil : klien minum 8

A:
gelas air/hari, kencing Masalah belum teratasi
berwarna merah

P:
pasien Lanjutkan intervensi 1,2,3,4

2. Menganjurkan
mempertahankan
intake

cairan

yang

adekuat.
Hasil : klien mengerti
anjuran yang diberikan
3. Menjelaskan
pasien

dan

pada
keluarga

bahwa kanker kandung
kemih

menyebabkan

iritasi kandung kemih
sehingga

terjadi

urgensi.
Hasil : klien mengerti
3

15.30

apa yang dijelaskan
1. Mengkaji
tingkat S :
 klien mengatakan sangat
berharap pengobatannya
akan berhasil

kecemasan klien
Hasil : klien nampak
gelisah

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

dengan

O
 klien nampak gelisah
Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

keadaannya
2. Memberi

informasi

 klien mendengarkan setiap
penjelasan yang diberikan

A:
dengan Masalah belum teratasi
P:
kebutuhan klien
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
Hasil
:
klien
sesuai

mendengarkan

apa

yang dijelaskan
3. Menjelaskan
pengobatan, tujuan dan
efek samping. Bantu
klien

mempersiapkan

diri dalam pengobatan
Hasil : klien mengerti
setiap penjelasan yang
diberikan
4. Memberikan
lingkungan

yang

tenang dan nyaman
Hasil: keluarga klien
membantu

untuk

memberikan
ketenangan bagi klien
5. Mempertahankan
kontak dengan klien,
bicara dan sentuhlah
dengan wajar.
Hasil : klien sangat
mengaharapkan
perawat
dapat

dan

dokter

menolong

penyembuhannya
Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

1

Selasa
27/01/2015
14.50

1. Mengkaji tingkat nyeri

S:
 Klien mengeluh masih
nyeri pada skala 2

atau ketidaknyamanan
klien pada skala 0
O:

sampai 10.

 Klien nampak gelisah dan
meringis

Hasil : klien
mengatakan masih

A
 Masalah belum teratasi

nyeri pada skala 2,
klien nampak gelisah

P
 Lanjutkan intervensi 1,2,3

2. Mengevaluasi teknik
relaksasi dan distraksi
yang telah diajarkan
Hasil : klien mengerti
teknik yang diajarkan
dan sudah
mempraktekkannya.
3. Membantu pasien
untuk lebih berfokus
pada aktivitas, bukan
pada nyeri dan rasa
tidak nyaman dengan
melakukan pengalihan
melalui interaksi
dengan keluarga.
Hasil : klien mengerti
dan keluarga akan
membantu klien.
2

15.10

1. Mengbservasi
dan

intake

output S :
 Klien mengeluh sulit
berkemih

cairan

selama 24 jam.

O:

 Kencing berwarna merah
A:
gelas air/hari, kencing Masalah belum teratasi
Hasil : klien minum 8

Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

berwarna merah
2. Menganjurkan

pasien

P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4

mempertahankan
intake

cairan

yang

adekuat.
Hasil : klien mengerti
anjuran yang diberikan
3. Menjelaskan
pasien

pada

dan

keluarga

bahwa kanker kandung
kemih

menyebabkan

iritasi kandung kemih
sehingga

terjadi

urgensi.
Hasil : klien mengerti
3

15.30

apa yang dijelaskan
1. Mengkaji
tingkat S :
 klien mengatakan sangat
berharap pengobatannya
akan berhasil

kecemasan klien
Hasil : klien nampak
gelisah

dengan

keadaannya
2. Memberi

informasi

O
 klien nampak gelisah
 klien mendengarkan setiap
penjelasan yang diberikan

A:
dengan Masalah belum teratasi
P:
kebutuhan klien
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
Hasil
:
klien
sesuai

mendengarkan

apa

yang dijelaskan
3. Menjelaskan
pengobatan, tujuan dan
efek samping. Bantu
klien
Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

mempersiapkan
Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

diri dalam pengobatan
Hasil : klien mengerti
setiap penjelasan yang
diberikan
4. Memberikan
lingkungan

yang

tenang dan nyaman
Hasil: keluarga klien
membantu

untuk

memberikan
ketenangan bagi klien
5. Mempertahankan
kontak dengan klien,
bicara dan sentuhlah
dengan wajar.
Hasil : klien sangat
mengaharapkan
perawat

dan

dapat
1

Rabu
28/01/2015
14.50

dokter

menolong

penyembuhannya
1. Mengkaji tingkat nyeri

S:
 Klien mengeluh masih
nyeri pada skala 2

atau ketidaknyamanan
klien pada skala 0
sampai 10.

O:
 Klien nampak gelisah dan
meringis

Hasil : klien
mengatakan masih

A
 Masalah belum teratasi

nyeri pada skala 2,
klien nampak gelisah
2. Mengvaluasi teknik

P
 Lanjutkan intervensi 1,2,3

relaksasi dan distraksi
yang telah diajarkan
Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

Hasil : klien mengerti
teknik yang diajarkan
dan sudah
mempraktekkannya.
3. Membantu pasien
untuk lebih berfokus
pada aktivitas, bukan
pada nyeri dan rasa
tidak nyaman dengan
melakukan pengalihan
melalui interaksi
dengan keluarga.
Hasil : klien mengerti
dan keluarga akan
membantu klien.
2

15.10

1. Mengbservasi
dan

output S :

intake

 Klien mengeluh masih sulit
berkemih

cairan

selama 24 jam.

O:

Hasil : klien minum 8

 Kencing berwarna merah

A:
gelas air/hari, kencing Masalah belum teratasi
berwarna merah
2. Menganjurkan

P:
pasien Lanjutkan intervensi 1,2,3,4

mempertahankan
intake

cairan

yang

adekuat.
Hasil : klien mengerti
anjuran yang diberikan
3. Menjelaskan
pasien

dan

pada
keluarga

bahwa kanker kandung
Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

kemih

menyebabkan

iritasi kandung kemih
sehingga

terjadi

urgensi.
Hasil : klien mengerti
3

15.30

apa yang dijelaskan
1. Mengkaji
tingkat S :
 klien mengatakan sangat
berharap pengobatannya
akan berhasil

kecemasan klien
Hasil : klien nampak
gelisah

dengan

keadaannya
2. Memberi

informasi

O
 klien nampak gelisah
 klien mendengarkan setiap
penjelasan yang diberikan

A:
dengan Masalah belum teratasi
P:
kebutuhan klien
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
Hasil
:
klien
sesuai

mendengarkan

apa

yang dijelaskan
3. Menjelaskan
pengobatan, tujuan dan
efek samping. Bantu
klien

mempersiapkan

diri dalam pengobatan
Hasil : klien mengerti
setiap penjelasan yang
diberikan
4. Memberikan
lingkungan

yang

tenang dan nyaman
Hasil: keluarga klien
membantu

untuk

memberikan
Program Profesi Ners
STIKES Lakipadada Tana Toraja

Yusnasari Rombe Polan, S.Kep.
NIM : Ns. 14 110

ketenangan bagi klien
5. Mempertahankan
kontak dengan klien,
bicara dan sentuhlah
dengan wajar.
Hasil : klien sangat
mengaharapkan
perawat
dapat

dan

dokter

menolong

penyembuhannya

Program Pr

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Kepercayaan Diri DenganMotivasi Berprestasi Remaja Panti Asuhan

17 116 2

Analisis Proses Pembelajaran Siswa Tunanetra Dalam Memahami Segiempat Di SMPLB-A Taman Pendidikan Dan Asuhan Jember Dan Kaitannya Dengan Tingkat Berpikir Geometri Van Hiele; Yantin Wijayanti Putri, 070210101008

0 17 17

Hubungan Religiusitas dengan happiness pada remaja panti Asuhan

7 62 93

Pola pengasuhan anak terlantar di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 4 Ceger Cipayung Jakarta Timur

5 36 134

Pola komunikasi antara guru dan murid dalam kegiatan ekstra kurikuler di Panti Asuhan Yatim Piatu Al-Andalusia Mampang Prapatan Jakarta Selatan

1 27 63

Pelayanan Kesejahteraan Sosial Terhadap Anak Terlantar Di Panti Sosial Asuhan Anak (Psaa) Putra Utama 03 Tebet Jakarta Selatan

6 123 220

Analisis dan perancangan sisttem informasi data donatur dengan menggunakan borland delphi di Pusat Asuhan Permata Insani Jl.Pualam PLN No.10 Surlayala Buah Batu Bandung : laporan kerja praktek

0 13 53

Gaya Komunikasi Tutor Public Speaking Dalam Komunitas "Beruang Matahari" di Panti Asuhan Hegarmanah Bandung (Studi Deskriptif Mengenai Gaya Komunikasi Tutor Public Speaking dalam Komunitas "Beruang Matahari" di Panti Asuhan Hegarmanah Bandung)

2 24 104

CARA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN DI PANTI ASUHAN (Studi di Panti Asuhan AL-Muttaqin Kecamatan Muaradua Kabupaten OKU Selatan)

3 35 66

Hubungan Asuhan Antenatal dengan Preeklampsia di RSUP M. Djamil Padang periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 201

0 0 5