Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila Dosen Pengampu : Yuli Nurkhasanah, S.Ag, M.Hum

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

  

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu : Yuli Nurkhasanah, S.Ag, M.Hum

  

Oleh :

Caca Irayanti (1601016024) Nanda Safiera Mafaz (1601016025) Fatikhah Sabila (1601016027)

  

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMONIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2016

I. Pendahuluan

  Perjalanan panjang sejarah Indonesia yang dimulai sejak era sebelum masa penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan kemerdekaan sampai era kemerdekaan menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan zamannya. Kondisi ini ditanggapi oleh bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan nilai bangsa yang senantiasa tumbuh dan berkembang. Nilai yang dilandasi jiwa, tekad, dan semangat kebangsaan tumbuh menjadi sebuah kekuatan yang mampu mendorong proses terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semangat juang bangsa yang merupakan kekuatan mental dan spiritual yang lahir dalam masa perjuangan fisik. Sedangkan dalam menghadapi globalisasi dan menatap masa depan untuk mengisi kemerdekaan memerlukan perjuangan non fisik sesuai bidang masing-masing. Perjuangan dilandasi oleh nilai perjuangan bangsa dan tetap memiliki wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku yang cinta tanah air, dan mengutamakan persatuan serta kesatuan bangsa dalam rangka bela Negara demi tetap utuh dan tegaknya Negara Kesatuan Republik

1 Indonesia.

II. Rumusan masalah 1.

  Apa yang dimaksud dengan NKRI? 2. NKRI sebagai kebangsaan dari Pancasila? 3. Bagaimana hakikat NKRI dalam sila pancasila? III.

  Pembahasan A.

  Negara Kesatuan Republik Indonesia Bangsa Indonesia dalam panggung sejarah berdirinya Negara di dunia memiliki suatu cirri khas yaitu mengangkat nilai yang telah dimilik sebelum membentuk suatu Negara modern. Nilai tersebut berupa nilai adat kebudayaan, nilai religious yang beraneka ragam sebagai suatu unsure Negara. Selain itu Indonesia tersusun atas unsur- unsur wilayah yang terdiri dari beribu-ribu pulau, sehingga membentuk Negara.

  Berdasarkan ciri khas proses dalam rangka membentuk suatu Negara maka bangsa Indonesia harus memilik karakteristik, ciri khas dari berbagai keanekaragaman, sifat, dan karakter yang didasarkan pada filsafat pancasila yaitu suatu Negara persatuan, suatu Negara kebangsaan serta suatu Negara integralistik. Sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan Undang-undang 1945 alinea IV. 1, Hakikat bentuk Negara Bangsa dan Negara Indonesia terdiri dariberbagai macam unsure yang bentuknya yaitu suku bangsa, kepulauan, kebudayaan, golongan, serta agama yang secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan. Oleh karena itu Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan pancasila sebagai suatu Negara kesatuan yang termuat dalam pembukaan UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Ditegaskan kembali dalam pokok pikiran pertama bahwa Negara Indonesia adalah Negara persatuan yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun 19945 pasa; 1 ayat 1 ditentukan bahwa Negara adalah Negara Kesatuan yang berbentuk republic. Berdasarkan ketentuan pasal ini jelas bahwa bentuk Negara Indonesia adalah Negara kesatuan, bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik. Hakikat Negara kesatuan adalah Negara yang merupakan suatu kesatuan dari unsure yang membentuknya yaitu rakyat, suku bangsa, golongan, kebudayaan serta agama.

  2. NKRI adalah Negara kebangsaan. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari umat manusia di dunia adalah sebagai makhluk Tuhan YME, yang memiliki sifat kodrat sebagai makhluk individu yang memiliki kebebasan dan juga sebagai makhluk social yang senantiasa membutuhkan orang lain. Dalam upaya untuk merealisasikan harkat dan martabatnya maka manusia membentuk suatu persekutuan hidup dalam suatu wilayah tertentu yang memiliki tujuan tertentu. Jadi berdasarkan fakta sejarah maka Negara Indonesia bukanlah suatu Negara sebagai hasil dari proses persatuan individu-individu karena persaingan bebas dan penindasan. Negara Indonesia adalah suatu perwujudan kehidupan bersama suatu bangsa yang tersusun atas

  2 berbagai elemen. a. Hakikat Bangsa Manusia sebagai makhluk Tuhan YME pada hakikatnya memiliki sifat kodrat sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, hal ini disadari bahwa manusia tidaklah mungkin untuk hidup menyendiri sehingga senantiasa memerlukan orang lain. Suatu bangsa bukanlah merupakan manivestasi kepentingan individu yang di ikat secara imperative dengan suatu peraturan perundang-undangan sebagaimana dilakukan oleh Negara liberal. Dan bukanlah suatu totalitas kelompok masyarakat yang menenggelamkan hak-hak individu sebagaimana yang terjadi pada bangsa sosialis komnistis.

  b. Teori Kebangsaan Teori Hans Hon bangsa adalah terbentuk karena persamaan bahasa, ras, agama, peradaban,wilayah, negara, dan kewarganegaraan.

  c. Teori Kebangsaan Ernest Renan Hakikat bangsa ditinjau secara ilmiah oleh seorang ahli dari Prancis pada tahun 1982 yang mengadakan kajian ilmunya tentang bangsa berdasarkan psikologi etnis. Menurut Renan pokok- pokok pikiran bangsa sebagai berikut : a). Bahwa bangsa adalah suatu jiwa, suatu asas kerohanian.

  b). Bahwa bangsa adalah suatu solidaritas yang besar c). Bangsa adalah suatu hasil sejarah.

  d). Bangsa adalah bukan sesuatu yang abadi

  3 e). Wilayah dan ras bukanlah penyebab suatu timbulnya bangsa.

  B. Negara Kebangsaan Pancasila Bangsa Indonesia tebentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang. Sejak zaman kerajaan sriwijaya, majapahit serta dijajah bangsa asing selama tiga setengah abad. Oleh karena itu keadaan yang beraneka ragam bukanlah suatu perbedaan untuk dipertentangkan, melainkan perbedaan itu justru suatu daya penarik kea rah satu persatuan dan kesatuan dalam suatu sintetis dan sinergi yang positif sehingga terwujud kerjasama yang luhur. Adapun unsure yang membentuk nasionalisme bangsa Indonesia adalah sebagai berikut : a. Kesatuan sejarah Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dari suatu proses sejarah, yaitu dari sejak zaman pra sejarah, zaman sriwijaya, majapahit kemudian datang penjajah, tercetus sumpah pemuda 1928 dan akhirnya Indonesia memproklamasikan kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 dalam suatu wilayah Negara republic Indonesia. b. Kesatuan Nasib Penderitaan penjajahan selama tiga setengah abad dan memperjuangkan demi kemrdekaan secara bersama dan akhirnya mendapatkan kegembiraan bersama atas karunia Tuhan YME tentang kemrdekaan.

  c. Kesatuan Kebudayaan Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan, namun keseluruhannya merupakan satu kebudayaan yaitu kebudayaan nasional Indonesia yang tumbuh dan betrkembang dari kebudayaan daerah.

  d. Kesatuan Wilayah Bangsa ini hidup dari mencari penghidupan dalam wilayah ibu pertiwi yaitu satu tumpah darah Indonesia.

  e. Kesatuan Asas Kerohanian Bangsa Indoneisa meiliki kesamaan cita-cita, pandangan hidup dan pemikiran hidup yang berakar dari masyarakat Indonesia itu sendiri.

  C. NKRI Adalah Negara Kebangsaan yang berkeTuhan-an YME. Sesuai dengan makna Negara kebangsaan Indonesia yang berdasarkan pancasila adalah kesatuan integral dalam kehidupan bangsa dan Negara maka memliki sifat kebersamaan, kekeluargaan serta religiusitas.

  a. Hubungan Negara dengan Agama Negara pada hakikatnya adalah suatu persekutuan hidup bersama sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Namun perlu disadari bahwa manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan yang Maha Esa sebagai makhluk yang dikaruniai kebebasan atas segala sesuatu kehendak kemanusiaanya. Sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa yang memiliki hak dan kewajiban untuk memenuhi harkat kemanusiaanya yaitu menyembah Tuhan yang Maha Esa. Manifestasi hubungan manusia dengan Tuhannya adalah

  4 terwujudnya agama.

  Berdasarkan kodrat manusia maka terdapat berbagai macam konsep hubungan Negara dengan agama dan hal ini sangat ditentukanoleh dasar ontologis manusia 1. hubungan negara dan agama menurut pancasila

  Dalam pasal 29 ayat (1) Negara adalah berdasarkan ketuhanan yang maha esa. Hal ini berarti bahwa negar sebagai persekutuan hidup adalah berketuhanan yang maha esa. Konsekuensinya aspek dalam pelaksanaan dan penyelengaraannya Negara harus sesuai dengan hakikat nilai yang berasal dari tuhan.

  2. hubungan Negara dan agama menurut paham theokrasi Hubungan Negara dan agama menurut paham theokrasi bahwa antara agama dan Negara tidak dapat dipisahkan. Negara menyatu dengan agama, pemerintahan dijalankan berdasarkan firman-firman Tuhan, segala tata kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan Negara didasarkan firman-firman Tuhan.

  3. Hubungan Negara dengan Agama menurut Sekulerisme Paham sekulerisme membedakan dan memishkan antara agama dan Negara oleh karena itu, Negara yang berpaham sekulerisme bentuk, system, serta segala aspek kenegaraan tidak ada hubungannya dengan agama. Sekulerisme berpandangan bahwa Negara adalah masalah-masalah keduniawian hubungan antara manusia dan manusia. Adapun agama adalah urusan akhirat yang menyangkut hubungan dengan Tuhan.

  4. Hubungan Negara dengan Agama menurut paham Liberalisme Negara liberal hakikatnya mendasarkan pada kebebasan individu. Negara adalah alat atau sarana individu, sehingga masalah agama dalam Negara sangat ditentukan oleh kebebasan individu.

  Paham liberalism dalam pertumbuhannya sangat di pengaruhi oleh paham rasionalisme.

  D. NKRI adalah Negara kebangsaan yang berkemanusiaan yang adil dan beradab Negara pada hakikatnya menurut pandangan filsafat pancasila adalah suatu persekutuan hidup manusia yang merupakan suatu penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta manusia sebagai makhluk Tuhan YME. Negara adalah lembaga kemanusiaan, lembaga kemasyarakatan yang betujuan demi tercapainya harkat dan martabat manusia serta kesejahteraan lahir maupun batin. Oleh karena itu, Negara adalah suatu Negara kebangsaan yang berkeTuhanan YME dan berkemanusiaan yang adil dan beradab.

  E. NKRI adalah Negara kebangsaan yang berpersatuan Hakikat Negara persatuan bahwa Negara adalah masyarakat itu sendiri, masyarakat pada hakikatnya mewakili diri pada penyelenggaraan Negara dan mengatur dirinya dalam Negara dan mencapai suatu tujuan hidup. Dalam hubungan ini Negara tidak memandang masyarakat sebagai

  5 suatu objek yang berada di luar Negara, melainkan sebagai sumber genetic dari dirinya. F. NKRI adalah Negara kebangsaan yang berkerakyatan Negara menurut filsafat pancasila adalah dari oleh dan untuk rakyat. Hakikat rakyat adalah sekelompom manusia yang bersatu yang meiliki tujuan tertentu dan hidup dalam suatu wilayah Negara, oleh karena itu Negara harus sesuai dengan hakikat rakyat.

  G. NKRI adalah Negara kebangsaan yang adil yang berkeadilan sosial Negara pancasila adalah Negara kebangsaan yang berkeadilan sosial, yang berarti bahwa Negara sebagai penjelmaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME, sifat kodrat individu dan makhluk sosial bertujuan untuk mewujudkan suatu keadilan dalam hidup bersama . Keadilan tersebut diwujudkan dalam hidup bersama yang didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan manusia sebagai makhluk yang beradab. Manusia pada hakikatnya adalah adil dan beradab yang berarti manusia harus adil terhdap diri sendiri adil pada Tuhannya adil terhadap orang lain dan

  6 masyarakat serta adil terhdap lingkungan alamnya.

IV. Kesimpulan

  NKRI adalah Negara yang berdaulat yang mendapat pengakuan dari dunia internasional dan menjadi anggota PBB.NKRI mempunyai kedudukan dan kewajiban yang sama dengan Negara- negara lain di dunia yaitu memelihara dan menjaga perdamaian dunia karena kehidupan NKRI tidak dapat terlepas dari pengaruh kehidupan dunia internasional (global). NKRI didirikan berdasarkan UUD 1945 yang mengatur tentang kewajiban warga Negara terhadap warganya

  7 dan hak serta kewajiban warga Negara terhadap negaranya dalam suatu sistem kenegaraan.

V. Penutup

  Sekian penjabaran materi tentang NKRI apabila ada kekurangan mohon kritik dan saran guna memperbaiki makalah yang ada.

VI. Daftar Pustaka

  Kaelan. 2014. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta. Paradigma Sumarsono S,dkk. 2005. Pendidikan Pancasila. Jakarta. Gramedia Pustaka