82066551 Bab III Kepemimpinan Abad 21 Dalam

BAB III KEPEMIMPINAN ABAD 21 DALAM KAPASITAS
1. PENDEKATAN KERANGKA KERJA
Melinium kedua kita tinggalkan, apa artinya bagi seorang CEO dalam memasuki Melinium
ketiga yaitu bagaimana KEPEMIMPINAN MASA DEPAN mempersiapkan diri dalam
menghadapi apa yang akan terjadi dalam periode masa melinium ketiga dan bagaimana
caranya.
Para futurist seperti Alvin Toffler yang telah menggambarkan dalam buku-nya “Future
Shock” (1970), “The Third Wave” (1980), “Previes and Premises” (1983), “The Adaptive
Corporation” (1985), “Powershift” (1990) ; John Nasbit dalam bukunya “Re-inventing the
corporation” 1985), “Megatrends 2000” (1990), “Global Paradox” (1994) ; Frank Feather
dalam bukunya”G Forces” 1989), kesemuanya mengingatkan kepada kita bahwa
mengelola masa-masa yang tidak menentu pada iklim politik dan ekonomi yang telah
memperlihatkan karekteristik terhadap perubahan yang begitu cepat, krisis dan dislokasi
struktural yang amat besar. Jadi perubahan-perubahan sebagai tatanan lama telah berlalu
dan

kita

memasuki

suatu


tantanan

baru,

tetapi

bagaimanapun

juga

bahwa

kecenderungan-kecenderungan masa depan tidak dapat melepaskan dari masa lalu dan
kini, dimana diperlukan keterampilan-keterampilan untuk mengelola organisasi masa
depan.
Mengembangkan keterampilan-keterampilan kepemimpinan, merupakan jawaban sebagai
suatu langkah mengantisipasi kejutan-kejutan perubahan yang bakal terjadi dalam
memasuki melinium ketiga yang ditandai dengan disatu sisi persaingan yang makin ketat
dalam dunia bisnis dan masa depan yang tidak menentu, dan disisi lain memperlihatkan

adanya peluang-peluang yang maha dahzat. Inilah merupakan tantangan OTAK sebagai
perangkat keras yang digunakan oleh pikiran anda.
Setiap CEO dapat memperoleh dan mengembangkan keterampilan, bakat, kekuatan dan
kemampuan

melebihi

apa

yang

anda

harapkan

saat

ini,

karena rata-rata orang menggunakan otaknya kurang dari satu persen. Otak berfungsi

seperti super komputer untuk menyerap, menyimpan, dan mengeluarkan informasi,
sehingga otak digunakan oleh pikiran anda untuk membentuk sikap, perasaan, persepsi,
harapan dan hasil akhir yang diidamkan.

Sejalan dengan ungkapan diatas, sebagai kesimpulan bahwa diperlukan suatu model
kepemimpinan yang sejalan dengan tuntutan abad 21 sebagai jawaban atas bagaimana
caranya menghadapi tantangan dan meraih peluang dimasa depan.
Sebagai kerangka kerja dalam usaha merumuskan suatu Model Kepemimpinan , maka
dipergunakan suatu pendekatan kerangka kerja tiga dimensi artinya langkah awal dimulai
dengan membuat suatu keputusan berdasarkan intuisi untuk menempatkan pusat
perhatian dalam suatu situasi yang dihadapi. Selanjutnya menempatkan situasi tersebut
ke dalam tiga dimensi, dimana setiap dimensi memiliki situasi yang berdiri sendiri tetapi
memiliki sifat yang saling mempengaruhi satu sama lain. Pada setiap dimensi akan
menggambarkan pengetahuan dari pengalaman dan ilmu dari informasi. Kerangka kerja
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

2. TANTANGAN KEPEMIMPINAN ABAD 21
Melinium ketiga merupakan abad 21 yang dimulai pada 1 Januari 2001, sebagai peralihan
dari suatu abad lama ke abad baru, dimana akan menunjukkan tingkat kompleksitas,
perubahan dan globalisasi menjadi menarik oleh PIKIRAN dengan memanfaatkan OTAK

(atas dan bawah) untuk membuat predeksi-predeksi dalam rangka meraih peluang masa
depan yang maha dahsyat adanya
Yang menjadi persoalan kita, model kepemimpinan yang bagaimana dapat memenuhi
keinginan untuk mewujudkan impian dalam meraih peluang yang ada. Untuk dapat
meraih peluang masa depan, maka seorang pemimpin masa depan yang disebut yang
disebut dengan KEPEMIMPINAN ABAD 21, memiliki keterampilan, bakat kekuatan, dan
kemampuan yang mampu mengintergrasikan otak atas (disebut juga otak kiri dan otak
kanan) yang sering digambarkan sebagai “otak intelektual” dan otak bawah (disebut juga
otak bawah sadar) yang digambarkan sebagai peran yang mengendalikan emosi, sikap
dan insting seseorang. Dengan demikian akan memiliki keterampilan-keterampilan
manajemen untuk melaksanakan “how to make the right decision at the right time”.
KOMPLEKSITAS :
Berdasarkan kamus bahasa Indonesia, kompleksitas berarti kerumitan, keruwetan, tetapi
bila kita merujuk pada tingkat differensiasi didalam sebuah organisasi, ia mengandung
makna kooordinasi, komunikasi dan kontrol.

Bentuk

differensiasi


tersebut

dapat

:

1) Berbentuk horizontal artinya tingkat differensiasi antara unit-unit mene-kankan pada
oreintasi manusia dan peran yang mereka laksanakan yang akan terkait dengan
pendidikannya dan pelatihan yang diberikan kepadanya ; 2) Berbentuk vertical artinya
tingkat differensiasi yang menekankan pada orientasi kedalam struktur atau dengan kata
lain yang disebut dengan jumlah tingkatan hierarki ; 3) Berbentuk spasial artinya
differensiasi yang menekankan pada orientasi yang memperhatikan jarak dan jumlah,
spasial merupakan perluasan differensiasi hrizontal dan vertical.
Suatu organisasi dengan tingkat kompleksitas yang tingggi akan memberi-kan pula
gambaran bahwa mangkin besar pula kesukaran yang dihadapi dalam komunikasi,
koordinasi dan kontrol. Oleh karena itu teknik formulasinya juga akan dipengaruhi oleh
tingkat kompleksitasnya seperti penentuan seleksi, pensyaratan peran, peraturan,
prosedur dan kebijakan, pelatihan dsb. Dengan demikian implementasi sentralisasi dan
desentralisasi harus dapat diletakkan pada tempat yang tepat, sejalan dengan pengaruh
dimensi perubahan dan globalisasi.

Jalan keluar yang harus ditempuh dengan adanya tingkat kompleksitas pada suatu
organisasi

diletakkan

dalam

suatu

konsep

berpikir

untuk

merumuskan

suatu

pengorganisasian yang menuju konsep fleksibilitas dan mudah dikontrol.

PERUBAHAN :
Kita sering mendengar ungkapan seperti “nothing is permanent except change” (tidak
ada yang permanen kecuali perubahan itu sendiri).
Kepemimpinan Abad 21, merupakan ungkapan suatu tantangan yang harus dihadapi
dalam memasuki suatu tatanan abad baru disatu sisi dan disisi lain ia juga menghadapi
suatu ungkapan seperti “people fear change because it undermines their security” (orang
takut akan perubahan, karena hal itu me-ngurangi rasa aman mereka).
Memasuki milenium ketiga, maka akan terjadi revolusi gelombang peru-bahan dimanamana, hal ini mengingat kepada kita bahwa dunia terus berputar, sehingga perubahan
yang besar itu memasuki seluruh segi dan aspek kehidupan, ekonomi, politik, teknologi
sosial dan budaya.
Faktor lingkungan yang begitu cepat berubah, mendorong setiap pelaku ekonomi harus
melakukan penyesuaian dengan tuntutan perubahan itu sendiri . Sebagai suatu ilustrasi
dengan terbentuknya kerjasama ekonomi Asia Fasifik terutama Asia Timur dan Tenggara

diharapkan dapat meningkatkan perdagangan dan investasi diantara negara-negara di
kawasan ini, berarti akan mendorong liberalisasi perdagangan dan investasi global yang
akan berdampak peluang dalam lingkungan yang sangat kompetitip dan dengan
ketidakpastian.
Dengan revolusi gelombang perubahan, Kepemimpinan Abad 21 harus mampu membuat
prediksi-predeksi dalam mencari kepastian, mencari ketidakpastian dan membuat

ketdakpastian menjadi suatu keberhasilan. Disinilah letak peranan Pemimpin untuk
mewujudkan apa yang disebut “people support what they help to create so get them
involved in planning change” (orang mendukung apa yang mereka bantu ciptakan, jadi
libatkanlah mereka dalam perubahan perencanaan).
Sejalan dengan itu Kepemimpinan Abad 21 harus mampu merubah pola berpikir dalam
keterampilan manajerial yaitu dari pemecahan masalah (bertolak dari sikap reaksi)
menjadi menghindari masalah (bertolak dari dari sikap antisipasi).
GLOBALISASI :
Globalisasi merujuk kepada kegiatan bisnis yang beroperasi bukan saja berada dalam
negeri, melainkan melintasi perbatasan negara. Jadi globalisasi mengandung makna
kegiatan bisnis yang mencakup kawasan dunia untuk memenuhi kepentingan pelanggan
dunia.
Globalisasi harus dilihat bukan saja dari sudut expansi, melainkan dilihat dari sudut
tuntutan lingkungan baru karena dalam lingkup kerja global akan terdapat konsumen
global, pengetahuan sebagai produk global, korporasi global dan pekerjaan global. Oleh
karena itu, maka pola pikir untuk mengorganisir suatu bisnis global dituntut adanya
pemahaman dan berkomunikasi dengan beragamnya budaya, tersedianya kemajuan
dalam teknologi informasi yang dapat mendukung untuk pemanfaatan otak yang lebih
berdayaguna mampu melaksanakan kepemimpinan kolaborasi.
Kepemimpinan abad baru, harus dapat memahami sepenuhnya atas kehadiran dari

perusahaan global dalam penyesuaian pola pikir dalam ling-kungan baru mengenai :
a. Konsep bisnis dengan perencanaan strategik yang berwawasan lingkup dunia dengan
seluruh aspek kegiatanbisnis secara komprehensip dalam klas dunia ; b. Prusahaan global
harus memiliki sifat transparan, jadi tidak ada pembatas dalam mengelola informasi
untuk kepentingan stakeholders, khu-susnya pelanggan ; c. Tidak hanya menekankan
keunggulan pelayanan pada konsumen global tetapi juga yang berkaitan penyerahan

sistem yang dapat menimbulkan kepekaan bagi kebutuhan konsumen lokal ; d. Sebagai
suatu sistem global, ia harus mampu menyeimbangkan atas kepekaan terhadap
kebutuhan lokal atas seluruh aspek bisnis.
Dengan memperhatikan atas pemahaman diatas, diharapkan untuk masuk kedalam arena
globalisasi, maka perusahaan-perusahaan yang mengglobal menjadi penting untuk :
a. Melanjutkan suatu kegiatan dengan persaingan di daerah yang memiliki potensi pasar
pada kawasan tertentu ; b. Memiliki kemampuan untuk me-ngikuti kecenderungan
teknologi ; c. Menciptakan dan menarik manfaat dari pengembangan peluang-peluang
bisnis.
Untuk menggariskan strategi bisnis dalam arena globalisasi dalam rangka memasuki
bisnis global, pada umumnya terdapat beberapa pendekatan dimana melihat disatu sisi
mengenai tinggi-rendah biaya dan disisi lain dorongan produk ke konsumen, maka
terdapat tiga pendekatan memasuki bisnis internasional yaitu : a. pendekatan model

Jepang yang disebut dengan “the global exporter” ; b. pendekatan model Amerika yang
disebut dengan “the multinational” ; c. pendekatan model Eropah yang disebut dengan
“the multilocal”.
Ketiga pendekatan tersebut diungkapkan dari John L. Daniels & Dr.N. Caroline Daniels
dalam bukunya “Global Vision” dengan gambar sbb. :

PENDAHULUAN
Suksesnya organisasi dimasa depan sangat ditentukan oleh kemampuan kepemimpinan
dalam memaksimumkan peluang-peluang yang sangat terbuka pada masa-masa yang
tidak menentu, maka disitulah terletak profesionalisme kepemimpinan yang mampu
mampu

mendorong

bawahannya

untuk

berpikir


kedepan

dengan

menumbuh

kembangkan kreativitas dan inovasi.
Bila dilihat dari sudut kemampuan menggali tambang emas yang ada pada setiap
individu sebagai potensi (bakat) pikiran, maka kreativitas merupakan kemampuan
individu

dalam

mengintergrasikan

otak

dan

hati

menjadi

kemampuan

berpikir

menggerakkan wawasan dan imajinasi sehingga terben-tuklah seluruh kisaran proses
mental yang sadar. Selanjutnya bila dilihat sebagai daya dorong gagasan / ide individu
dikembangkan kedalam kelompok maka terbentuklah kreativitas kelompok. Kreativitas
individu dan kelompok barulah bermakna bila dilihat dari sudut proses dan produk yang
kita sebut inovasi dari perilaku organisasi. Jadi dapat kita ibaratkan mata uang yang
bernilai dimana disatu sisi sebagai kreativitas individu dan kelompok serta disisi lain
sebagai inovasi organisasi.
Dengan pemikiran diatas maka kepemimpinan abad 21, haruslah memiliki kemampuan
menjadi penggerak untuk menciptakan keseimbangan kepentingan dalam perilaku
individu, kelompok dan organisasi dalam memandang perspektif masa depan.
PENDEKATAN :
Pendekatan dilakukan dengan kerangka kerja tiga dimensi (lihat tulisan terdahulu), dalam
hal ini menempatkan pusat perhatian kedalam situasi yang saling berkaitan untuk
merumuskan kreativitas dan inovasi dalam kepemimpinan abad 21 sebagai suatu
kebutuhan dalam usaha untuk menumbuh kembangkan atas kepentingannya sebagai
berikut :
IKLIM ORGANISASI (D.1) merupakan suatu sifat lingkungan kerja, yang menjadi daya
dorong bagi setiap orang atau kelompok yang berkeinginan untuk berimajinasi dalam
mengungkapkan gagasan / ide baru yang dapat berubah menjadi inovasi, oleh karena itu
iklim menjadi syarat yang sangat menentukan dan dipengaruhi oleh peran kemimpinan
dalam mempengaruhi keseimbangan pelilaku individu, kelompok dan organisasi. Jadi
perubahan-perubahan yang akan dilakukan menjadi produktif sepanjang iklim organisasi

ikut mendukung dalam pengembangan organisasi yang sejalan dengan tuntutan
perubahan itu sendiri.
INFORMASI TERBUKA (D.2) merupakan suatu kebutuhan bagi individu dan kelompok
untuk mengembangkan daya cipta dalam berimajinasi dan dalam iklim oraginasi yang
sehat mudah mendapatkan informasi secara vertical, horizontal dan diagonal.
Kita menyadari bahwa setiap fase dalam berkriativitas yang bermula dari keinginan untuk
mencipta, diikuti penyelidikan, pencetusan saat alam bawah sadar dan akhirnya
mengembangkan menjadi bukti gagasan yang telah diciptakan, kesemua fase kegiatan
tersebut membutuhkan informasi kedalam pemanfaatan otak kanan yang berfungsi
pencetus dan penerangan serta otak kiri berfungsi persiapan dan pembuktian, akhirnya
keputusan ada dalam otak dibawah sadar yang disebut akal.
TEKNOLOGI INFORMASI (D.3) merupakan daya dorong untuk meningkatkan kreativitas
dan inovasi, dimana perilaku individu, kelompok dan organisasi dapat memanfaatkan
kemajuan-kemajuan dari perkembang-an teknologi imformasi kedalam suatu organisasi
virtual. Kemajuan teknologi web dan aplikasi internet telah membentuk pemanfaatan
kecerdasan dalam menggerakkan otak kiri di tengah revolusi yang merubah cara kita
hidup, berkomunikasi dan berpikir.
Kepemimpinan abad 21 memainkan peran untuk menggerak otak sebagai raksasa yang
tidur menjadi kreatif dan inovasi dengan memperhatikan iklim organisasi, informasi
terbuka dan teknologi informasi sebagai daya dorongnya.
WUJUD KREATIF & INOVATIF DLM KEPEMIMPINAN ABAD 21 :
Dengan memperhatikan hal-hal yang kita kemukakan diatas, maka wujud kreativitas dan
inovasi merupakan langkah strategis yang secara terus menerus ditumbuh kembangkan
dalam meraih peluang sebagai tantangan utama disatu sisi dan disisi lain meningkatkan
kemampuan menghadapi persaingan. Bentuk wujud dimaksudkan sebagai berikut :
MENGEMBANGKAN BAKAT TERSEMBUNYI (D.1) artinya pemimpin mendorong atau
mempe-ngaruhi individu sebagai bawahannya untuk memanfaat otak yang tidur agar
yang bersangkutan dapat menggerakkan wawasan dan imajinasi untuk ikut serta
berkontribusi dalam menghadapi tantangan masa depan. Jadi individu sebagai anggota
organisasi ditantang untuk memahami kekuatan pemikiran dalam mewujudkan kebiasaan
berkreativitas di tempat kerjanya.

MENGEMBANGKAN TIM YANG EFEKTIF (D.2) artinya untuk merealisasikan suatu gagasan
akan menjadi lebih baik bila di proses kedalam satu tim. Dengan menyadari mekanisme
kerja sama, maka kreativitas dilihat dari perilaku kelompok memberikan hasil yang lebih
baik dalam mewujudkan tujuan yang ditetapkan bersama dalam menghadapi tantangan
masa depan yang penuh ketidak pastian.
MEWUJUDKAN PRODUK YANG PRODUKTIF (D.3) artinya perilaku organisasi dapat
digerakkan untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia dalam merealisasi satu
kreativitas menjadi inovasi kedalam produk yang memiliki keunggulan dari sisi efesiensi,
efektitivitas dan mutu, sehingga dapat memenuhi kepuasan pelaanggan.
Ketiga bentuk wujud dari kreativitas dan inovasi tersebut haruslah dapat dilola oleh
pimnan masa kini dan masa depan sebagai suatu tindakan strategis.
RINGKASAN :
Kunci keberhasilan organisasi salah satunya adalah sangat ditentukan kejelasan
menggariskan strategi kreativitas dan inovasi. Pelaksanaan strategi tersebut akan
ditentukan oleh kemampuan kepemimpinan untuk menggerakan sumber daya manusia
melalui pemanfaatan sistem informasi yang dapat membentuk organisasi menjadi
fleksibel dan mudah dikontrol.
Dengan mewujudkan adanya iklim organisasi yang sehat, informasi terbuka dan mampu
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, maka diharapkan menjadi pemacu bagi
perilaku individu dan kelompok yang dapat memberikan konstribusi kedalam inovasi yang
beroreintasi kepada kepentingan stakeholders.
Sejalan dengan pikiran tersebut diatas, maka pertumbuhan organisasi dalam daur hidup
dari satu tahap ke tahap yang berikutnya dan mampu mempertahankan pada posisi daur
hidup yang prima terletak pada kemampuan melaksanakan pemberdayaan otak manusia.
Dengan otak manusia, tersembunyi potensi bakat yang harus digali dan ditumbuh
kembangkan dalam bentuk berpikir ke masa depan, maka disitulah terletak peran
kepemimnan untuk menggerakkan pikiran manusia kedalam imageenering secara
berkelanjutan.
Tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu mewujudkan kreativitas
dan inovasi sebagai suatu strategi dalam mengadaptasi setiap perubahan yang bakal
terjadi. Apapun bentuk gelombang ketidak pastian dapat dirubah kedalam perspektif

menjadi pasti Jadi kreativitas dan inovasi dalam kepemimpinan abad 21 merupakan kunci
untuk memprediksi dari yang tidak tahu menjadi tahu.

PENDAHULUAN
Pada dasarnya komitmen itu ada pada setiap individu, yang menjadi masalah kita wujud
komitmen itu dapat bersifat pamrih dan atau tidak pamrih. Itu menunjukkan kepada kita
bahwa secara vokus kita dapat mengatakan, komitmen hanya merupakan omong kosong
yang tidak dilandaskan atas suatu keyakinan yang dapat dibuktikan antara kata dan perbuatan. Oleh karena itu perlu menyadari bahwa komitmen merupakan hasil kerja hati
dengan penghayatan artinya dari sudut batiniah, komitmen merupakan pengorbanan bisa
merupakan kata-kata ataupun perilaku yang memperlihatkan yang abstrak tapi konkrit.
Itulah satu kenyataan bahwa konsepsi komitmen banyak disalah artikan, tetapi bila kita
menyadari
“a sense of execellent commitment”, maka suatu organisasi akan dapat berfungsii
dengan baik, membutuhkan kepercayaan dan saling kedekatan dengan setiap orang yang
merasa terikat dalam organisasi akan menunjukkan keberadaan komitmen sebagai
prinsip untuk mewujudkan keberhasilan.
Renungkan ungkapan seperti “komitmen tidak menjamin sukses, tetapi kurangnya komitmen menjamin kegagalan”, dengan ungkapan itu menunjukkan kepada kita harus ada
keberadaan komitmen dalam setiap organisasi, kelompok dan individu yang tidak boleh
berlebihan dan juga tidak boleh kurang. Dirasakan sulit untuk menjelaskan secara verbal
bahwa komitmen itu merupakan sesuatu yang ada dalam kehidupan kita atau dengan
kata lain kita dapat mengatakan seperti : “Komitmen membutuhkan keberanian dan
mengan-dung resiko ; Komitmen tidak bisa dipaksakan ; Komitmen mengandung usaha
orang untuk mengembangkan inisiatip dan bersedia memberikan pertanggungan jawaban
;

Komitmen

mengandung

adanya

kemauan

pengorbanan

pribadi

;

Komitmen

mengandung pemusatan dalam melaksanakan pekerjaan ; Komitmen menginginkan iklim
yang

luwes

tapai

mudah

mengontrol

dalam

memberikan

saling

hormat

dan

menghormati ; Komitmen lebih menekankan bukti tindakan bukan kata-kata.”
Oleh karena itu di tahun 1970-an, orang mementingkandiri pribadi, tahun 1980-an merupakan dekade materialistik, tapi tahun 1990-an, nilai-nilai mengalami perubahan, sehingga orang mengatakan “era yang menjunjung tinggi nilai-nilai akan tiba”. Yang dimaksud
dengan nilai disini adalah nilai-nilai abadi seperti kepercayaan, harapan, cinta, keadilan,
pengampunan, kejujuran, pelayanan, pengorbanan, kerendahan hati dan kesukarelaan.

Jadi dengan pengungkapan itu, kita dapat merenungkan bahwa komitmen itu bersifat
dualistis, ibarat mata uang yang mempunyai dua sisi satu sama lain saling melengkapi
seperti ada siang dan ada malam ; ada manis dan pahit ; ada peningkatan dan
kemerosotan, begitulah pola dan proses berpikir dalam kita merenung mencari
keberadaan komitmen sebagai prinsip kedua dalam menggerakkan orang.
MAKNA KOMITMEN :
Untuk mengingatkan pemahaman atas makna komitmen yang berada dalam pikiran dan
digerakkan dari dalam diri sendiri, maka kita mencoba melakukan
pemahaman dari kata komitmen itu seperti diungkapkan dibawah ini :
Huraf pertama (K) KEBERSAMAAN mengandung arti keinginan yang datang dari pikiran
sendiri dalam bentuk perspektif dan realtivitas untuk membangun kebersamaan dalam
tindakan. Bentuk pikiran dalam kebersamaan untuk memandang sesuatu perspektif
dengan tingkat kepentingan relatif merupakan titik awal membangun kebersamaan yang
diberikan seseorang berdasarkan pengorbanan dari dirinya, maka disitulah akan terletak
kebiasaan anda bisa melihat masalah sehari-hari dalam mewujudkan kebersamaan.
Huruf kedua (O) OPTIMISME mengandung arti keyakinan yang datang dari pikiran sendiri
bahwa tindakan dan keputusan berdasarkan keyakinan atas optimisme . Dengan
optimisme itulah kita berusaha mengangkat pola dan proses berpikir kearah pencapaian
keberhasilan yang diharapkan dari tindakan kita.
Huruf ketiga (M) MEMAHAMI mengandung arti setiap individu dengan kadar yang berbeda memiliki potensi yang ada pada dirinya untuk melahirkan dan mengembangkan
suatu gagasan baru. Apa artinya itu bagi anda ? Tidak lain bahwa kemajuan masa depan
anda terletak pada pemahaman dalam komitmen pada diri sendiri, anda yang
mengetahui, apakah menjadi seorang yang sukses ataukah gagal. Karena itu dalam
pikiran kita bahwa memahmi ats sukses bukanlah tempat untuk dituju, melainkan suatu
yang harus ditempuh
Huruf

keempat

(I)

INTELEGENSI

mengandung

arti

kemampuan

berpikir

untuk

memanfaatkan fungsi otak dalam membentuk komitmen sebagai penggeraknya. Dengan
intelegensi dalam komitmen hingga seseorang dapat menyadari bahwa memunculkan
sesuatu gagasan bukanlah karena bakat pembawaan sejak lahir, tapi kemampuan
intelegensi diri anda untuk menghilangkan pandangan itu salah karena anda mampu

untuk membuka pintu hati anda terbuka karena didorong komitmen dalam pikiran anda
sendiri.
Huruf kelima (T) TASAMUH mengandung arti kelapangan dada atau kesabaran. Komitmen
merupakan pengorbanan diri, maka diperlukan suatu tonggak yang kokok yang kita sebut
dengan tasamuh karena kita menyadari sepenuhnya bahwa pikiran, tindakan, emosi
merupakan kehidupan diri kita, sehinga tasamuh dalam komitmen yang tinggi akan
memiliki kemampuan berpikir yang metodis biasa, logis, ilimiah, filsafat dan theologis
sehingga mampu meletakkan arti komitmen dalam diri anda.
Huruf keenam (M) MENTAL mengandung arti batin dan watak manusia bukan dalam arti
sifat badan atau tenaga sehingga mental dalam komitmen lebih menekankan karekter
dalam arti sempit bukan dalam arti luas yang mengandung makna kepribadian. Dengan
demikian mental merupakan tonggak mewujudkan komitmen yang dapat kita lihat secara
langsung ialah tindak-kelakuan didalam situasi konkrit.
Huruf ketujuh (E) EKLEKTIS mengandung arti kemampuan memilih dari yang terbaik. Jadi
eklektis dalam komitmen merupakan kemampuan dalam berpikir untuk menggerakkan
kesadaran, kecerdasan dan akal dalam pola dan proses berpikir agar putusan yang
diambil sejalan dengan komitmen yang anda bangun sendiri.
Huruf kedelapan (N) NALAR mengandung arti jangkauan berpikir yang sangat dalam
untuk meenempatkan komitmen sebagai prinsip. Jadi nalar tanpa prinsip tidak mungkin
terwujud dan terbangun seperti apa yang diharapkan oleh komitmen itu sendiri. Berpikir
dengan nalar yang berprinsip akan mengaktualisasikan diri dalam berpikir dengan pola
dan proses berpikir biasa, logis, ilimiah, filsafat dan theologis yang sejalan dengan komitmen yang kita bangun.
RINGKASAN :
Berpikir dengan disadari diperlukan adanya dorongan dari dalam diri anda. Daya dorong
itu kita sebut dengan KOMITMEN yang harus kita kembangkan dalam diri pribadi dan
diaktualisasikan dalam tindakan berpi-kir.
Kepimpinan dengan meletakkan komitmen sebagai prinsip kedua dalam kita mempengaruhi orang lain, maka komitmen sebagai pondasi harus memiliki piliar-pilar untuk
menopang keinginan yang hendak dicapai dalam bentuk KEBERSAMAAN (K), OPTIMISME
(O), MEMAHAMI (M), INTELEGENSI (I), TASAMUH (T), MENTAL (M), EKLEKTIS (E), NALAR (N).

Pilar-pilar tersebut harus diasah secara teratur agar ia dapat menjadi penggerak untuk
mencapai sukses dalam berpikir dengan percaya diri.
Dengan demikian komitmen adalah wujud dari KEBERSAMAAN dalam mengkomunikasin
suara hati yang OPTIMISME untuk MEMAHAMI berdasarkan INTELEGENSI secara TASAMUH
dengan sikap MENTAL positip untuk bertindak secara EKLEKTIS yang bersandarkan
kemampuan NALAR yang tinggi dalam menanggapi perubahan.
Jadi dalam pikiran kita untuk menumbuhkan dan mengembangkan komit-men dimulai di
dalam hati, diuji oleh perbuatan dalam kerangka mempengaruhi orang lain agar dapat
mendorong yang bersangkutan untuk membuka pintu pikiran dalam mewujudkan tujuan.
KOMUNIKASI PRINSIP KETIGA :
PENDAHULUAN
Kepemimpinan

yang

berhasil

mempengaruhi

orang

lain

sangat

ditentukan

oleh

keterampilan dan kemampuan menjalankan fungi komunikasi secara baik karenanya
komunikasi yang baik dan menjadi efektif akan ditentukan pula oleh kepercayaan dan
keyakinan anda dalam memimpin untuk mempengaruhi bawahan.
Keyakinan dan kepercayaan hanya dapat terbentuk apabila anda menyadari suatu
lingkungan yang harmonis antara pimpinan dengan para bawahannya yang dapat benarbenar berkomunikasi dengan baik yang sejalan dengan makna fungsi komunikasi.
Pertama ia menyadari untuk melaksanakan pengungkapan emosional (fungsi) dengan
sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan kesan yang menarik mereka dari
tindakannya daripada kata-kata. Kedua pesan yang disampaikan mengenai fakta dan
informasi (fungsi) yang dapat dipertanggung jawabkan. Ketiga mampu memberi daya
dorong agar termotivasi kearah (fungsi) yang memenuhi kepentingan semua pihak.
Keempat mampu menjalankan kendali (fungsi) untuk dapat menerima dan mendengarkan
konskwensi berkomunikasi serta membuat langkah lanjutan dalam tindakan.
Disatu sisi kita dapat memahami makna fungsi komunikasi dan disisi lain diperlukan
kemampuan dan keterampilan untuk mendalami aktualisasi kedalam proses komunikasi
karena kita harus meyakini bahwa tindakan lebih membekas daripada kata-kata, jadi
dapat saja anda melakukan komunikasi, tetapi anda tidak mengambil tindakan, itu berarti
tak

ada

seorangpun

akan

mempercayai

komunikasi

tersebut,

akibatnya

dapat

menimbulkan sindrom dalam bentuk gejala pura-pura atau bentuk mental yang suka
menunda-nunda.Oleh

karena

itu,

pengkodean

(proses)

mengubah

suatu

pesan

komunikasi menjadi bentuk simbol artinya apa yang dikomunikasikan, saluran (proses)
artinya mediun lewat mana sesuatu pesan komunikasi berjalan, pendekodean (proses)
artinya penerjemahan ulang pesan komunikasi seorang pengirim, gelung umpan balik
(proses) artinya tautan akhir dalam proses komunikasi mengembalikan pesan ke dalam
sistem guna memeriksa kesalahpahaman.
Dengan demikian untuk menjadikan komunikasi yang efektif menuntut pengasahan
secara terus menerus oleh pemimpin yang menyadari bahwa kepemimpinan akan
berhasil bila secara sungguh-sungguh memahami fungsi komunikasi disatu sisi dan disisi
lain melaksanakan proses komunikasi, sehingga waktu hidup kita sebagian besar
dipergunakan dalam berpikir untuk menulis, membaca, berbicara dan mendengarkan
dalam kerangka hubungan individu, kelompok dan organisasi.
MAKNA KOMUNIKASI
Dalam usaha untuk mengingatkan kita betapa pentingnya komunikasi sebagai prinsip
ketiga untuk dihayati kedalam individu, kelompok dan organisasi bahwa suatu gagasan
apapun bentuknya tidak ada gunanya sebelum penyampaiannya kepada dan dipahami
oleh orang-orang yang hendak berkomunikasi. Untuk meningkatkan daya ingatan kita,
maka ingatan dapat digerakkan dari pemahaman dari huruf menjadi kata komunikasi
dalam pikiran :
Dua huruf pertama KESAN ORANG (KO) berarti sikap postip (mengkomunikasikan suara
hati kepada orang lain) dan perilaku asertif (gaya yang wajar) yang diaktualisasikan orang
haruslah menunjukkan kesan yang meyakinkan bagi orang lain. Memberikan kesan orang
kita harus dapat meyakini diri bahwa kata-kata dan perbuatan haruslah seiring dan
sejalan dalam pikiran yang harus digerakkan.
Dua huruf kedua MEDIA UMUMNYA (MU) berarti kita harus dapat membayangkan dalam
bentuk apapun media (tatap muka, telepon, surat elektronik, memo, surat, buletin,
laporan) melaksanakan komunikasi, kita melaksanakan media tersebut sebagai langkah
yang tidak dapat dipisahkan dengan kesan yang hendak ditimbulkan dari kata-kata dan
perbuatan oleh karena itu komunikasi verbal dan atau nonverbal ikut memainkan peran
dalam berkominaksi.
Dua huruf ketiga NIAT INTERAKSI (NI) berarti pesan yang kita sampaikan dalam bertatap
muka mengandung niat dalam berintraksi hanyalah dengan ketulusan hati yang
sebenarnya dalam mengungkapkan pesan yang tidak mengandung sesuatu yang

tersembunyi yang tidak dapat dimengerti orang lain yang dapat menimbulkan konflik
dalam berkomunikasi.
Dua huruf keempat KEBENARAN ARAH (KA) berarti anda meyakini benar bahwa arah
komunikasi dapat mengalir secara vertical (kebawah dan keatas), horizontal atau lateral,
dimana masing-masing harus diaktualisasikan sesuai dengan kepentingannya agar
jaringan komunikasi baik formal dan informal.
Dua huruf kelima SALURAN INTUISI (SI) berarti pilihan saluran komunikasi berdasarkan
ituisi yang menekankan berpikir dengan penghayatan hati sebagai pendorong dalam
berpikir dengan otak untuk merumuskan hambatan dalam mewujudkan komunikasi yang
efektif dengan menghayati hal-hal yang berkaitan dengan penyaringan, persepsi, emosi
dan bahasa sebagai langkah akhir dalam bersikap dan berperilaku untuk mewujudkan
pemahaman prinsip ketiga dalam komunikasi.
RINGKASAN
Menghayati makna komunikasi bagi setiap pemimpin dalam rangka untuk meningkatkan
kemampuan kepemimpinan yang efektif dengan mengung-kapkan dari kata komunikasi
memberikan petunjuk arti penting bagi pimpinan puncak, sedangkan pada pimpinan menengah

memberikan

petunjuk

untuk

menyesuaikan

tindakan

dan

ucapan

agar

pemanfaat-an komunikasi dua arah lebih sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan
komitmen.
Pilihan komunikasi tatap muka sangat memberikan kontribusi yang besar karena komunikasi lebih bersifat terbuka dan terus terang atas pesan yang hendak disampaikan, lebihlebih yang menyangkut pembaruan dalam tindakan, sehingga paling tidak meniliminir
bentuk-bentuk resistensi yang bakal terjadi.
Kepentingan komunikasi dalam individu, kelompok dan organisasi hanya dapat tercipta
secara efektif bila semua yang mempunyai kepentingan menjadi tanggung jawab
bersama yang akan sejalan dengan pesan yang akan dikomunikasikan, sehingga
informasi yang disalurkan benar-benar memenuhi bagi semua yang berkepentingan.
Akhirnya kita menyadari sepenuhnya bahwa komunikasi sebagai perinsip ketiga adalah
sangat penting dalam pelaksanaannya, maka perlakukan komunikasi dilihat dari fungsi
dan proses sebagai kebutuhan yang berkelanjutan, maka aktualisasinya terwujud dalam
bentuk penyampaian pesan berdasarkan keputusan intuisi dan otak, ketepatan waktu
juga penting, dilakukan secara terus menerus, serta hilangkan komunikasi satu arah.

KREATIVITAS INDIVIDU PRINSIP KEEMPAT
PENDAHULUAN
Bila anda menyadari bahwa tambang emas yang ada dalam diri anda dalam bentuk
pikiran dapat digali, itu berarti ada kesempatan untuk mengungkapkan bakat yang
tersembunyi sepanjang anda menginginkan. Ada orang yang memiliki kemampuan sendiri
untuk menggalinya tapi ada juga dorongan dari luar. Bertolak dari suatu anggapan bahwa
hidup yang kita jalani ini dapat kita hayati dari masa lampau tapi masa depan harus kita
jalani sesuai tuntutan perubahan lingkungan yang terjadi.
Sejalan dengan pemikiran diatas, mampukah anda untuk memanfaatkan otak atas (kiri
dan kanan) dan otak bawah sadar dalam menggerakkan kemampuan berpikir untuk
mewujudkan kreativitas individu. Oleh karena itu langkah awal adalah menghilangkan
keragu-raguan yang dapat mempengaruhi proses berpikir itu sendiri. Jauhkan anggapan
bahwa wawasan dan imajinasi sebagai daya dorong akan dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti usia, jenis klamin, pendidikan dan kemauan yang keras.
Kita sadari bahwa faktor-faktor tersebut bisa saja mempengaruhi dalam proses kita
berpikir, namun bila kita menyadari bahwa setiap masalah didalammnya mengandung
pemecahannya, maka disitulah

letak kemampuan anda untuk menemukan cara

pemecahannya. Hal itu hanya dapat dicapai bermula dari niat anda untuk berbuat
sesuatu dalam usaha melepaskan diri dari apa dan bagaimana cara memikirkannya, tapi
yang lebih penting dalam niat anda adalah kemampuan menggerakkan berpikir dalam hal
menemukan sesuatu yang baru dalam kerangka berpikir kreatif. Berpikir kreatif
membutuhkan

kekuatan

mental

sebagai

unsur yang

sangat

menentukan

dalam

membangkitkan semangat, semangat dapat tumbuh dan berkembang akan ditentukan
oleh kebiasaan dalam mengaktualisasikan berpikir ke arah yang positip.
Yang menjadi persoalan anda adalah bagaimana caranya anda memulai untuk menggali
tambang emas yang ada dalam diri anda ? Cobalah anda renungkan makna kreativitas
dalam usaha anda untuk membangkitkan kebiasaan dalam mental yang positip.
Terasa sulit untuk memulai sesuatu, tapi bila anda memulai dengan mendalami fungsi otak atas sebelah kiri (matematika, angka-angka, logika, linier, urutan, penilaian, bahasa)
dan kanan (imajinasi, lamunan, warna, dimensi, ritme) yang memainkan peranan sebagai
otak analisis. Kita dapat membayangkan kata-kata dalam lagu merupakan di otak kiri tapi
aspek irama musik berada di otak kanan. Otak atas yang kita bicarakan ini hanya
memainkan peranan bagian kecil dari kekuatan pikiran, tapi sebaliknya bagian terbesar

kekuatan pikiran ada di otak bawah sadar. Simaklah kekuatan pikiran anda untuk
membangkitkan kemampuan berpikir kreativitas anda.
MAKNA KREATIVITAS
Dengan memahami makna kreativitas dari unsur kata yang saling kait mengait,
memudahkan kemampuan anda untuk mengingat kembali dalam pola pikir untuk
menggerakkan proses dalam anda berpikir sbagai suatu langkah awal untuk mencoba
menjalani hidup masa depan karena disitulah terletak dari anda tidak tahu menjadi tahu.
Unsur huruf dalam kreativitas itu dapat diungkapkan sebagai berikut :
Empat

hurup

pertama

KEBERADAAN

RASIONAL

EMOSIONAL

AKAL (KREA)

dalam

kreativitas mengandung arti tahap pertama dalam pola pikir anda mencoba memberikan
arah dari keberadaan rasional, emosional dan akal dalam otak sehingga anda dapat
mendorong pemanfaatan fungsinya dalam proses berpikir. Rasional menggambarkan arah
pikiran yang logis dan bersistem, berada dalam otak atas sebelah kiri. Emosional
menggambarkan sentuhan perasaan, berada dalam otak atas sebelah kanan. Akal
mengambarkan kemampuan melihat cara-cara memahami lingkungan, berada dalam
otak bawah sadar. Jadi dalam usaha anda untuk meningkat kemampuan kreativitas dalam
pola dan proses pikir anda harus meyakini benar mempergunakan alat pikir kesadaran
(emosional), kecerdasa (rasional) dan akal. Anda harus mampu menempatkan urutannya
dalam melaksanakan untuk berpikir.
Empat huruf kedua TAWAKAL IMAJINASI VISI IMPLEMENTASI (TIVI) dalam kreativitas
mengandung arti tahap kedua dalam pola pikir yang akan digerakkan dalam proses
berpikir dengan tawakal, imajinasi, visi dan implementasi. TAWAKAL artinya semua usaha
anda dalam berpikir dengan menyerahkan diri kepada yang maha kuasa, agar IMAJINASI
anda dapat diwujudkan sebagai suatu gagasan yang dapat dirumuskan kedalam VISI
sebagai suatu cara untuk menggariskan suatu cita-cita masa depan melalui suatu
IMPLEMENTASI kedalam pola dan proses berpikir.
Jadi bertolak dari kepasrahan diri, anda berusaha mewujudkan imajinasi kedalam visi
anda dan mencoba merumuskan tindakan kedalam implementasi dari kemampuan untuk
memanfaatkan alat pikiran anda. Jadi kepasrahan anda mencoba menggerakkan otak
kanan untuk melahirkan imajinasi melalui pertanyaan what, why, when, where, who dan
berakhir dengan how. Setelah anda dapat merumuskan dari seperangkat pertanyaan,
coba anda merenung kembali untuk mengevaluasi ide-ide yang dilahirkan.

Tiga huruf ketiga TERBIASA ANTUSIAS SADAR (TAS) dalam kreativitas mengandung arti
tahap ketiga dalam pola dan proses pikir dengan terbiasa, antusias dan sadar. TERBIASA
artinya pola dan proses pikir itu dalam kreativitas menjadi suatu kebiasaan yang harus
ditumbuh kembangkan sebagai usaha dalam kemampuan memanfaatkan otak secara
berkelanjutan.

ANTUSIAS

artinya

membangkitkan

semangat

yang

didorong

oleh

kebiasaan mental untuk berpikir kreatip. SADAR artinya memiliki kemampuan dalam
berpikir sebagai “seluruh kisaran proses mental yang sadar” untuk menggerak otak alat
pikir dan hati alat menghayati.
RINGKASAN
Mengembangkan bakat kepemimpinan melalui kreativitas individu sebagai pelaksanaan
prinsip keempat ditentukan oleh kemampuan individu untuk menggerakkan kekuatan
pikiran yang ada didalam otak, galilah tambang emas yang ada dalam diri sepuas hati
anda. Untuk memberikan daya dorong kita mencoba menafsir unsur kata dalam
kreativitas itu sendiri seperti (K) EBERADAAN, (R) ASIONAL, (E) MOSIONAL, (A) KAL, (T) AWAKAL, (I) MAJINASI, (V) ISI, (I) MPLEMENTASI, (T) ERBIASA, (A) NTUSIAS, (S) ADAR.
Dengan memahami makna kata tersebut kita mencoba, meletakkan landasan atas
kepercayaan diri artinya meyakini kemampuan kita dalam melakukan hal-hal tertentu.
Jadi percaya diri akan timbul bila anda memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan
yang bisa anda lakukan itu sehingga mampu menyalurkan segala yang anda ketahui dan
segala yang anda kerjakan.
Saat anda merenung makna kata yang kita utarakan diatas, gerakkan kepercayaan diri
bahwa anda mampu menggali tambang emas yang ada dalam diri anda yaitu pikiran
anda

melalui

kesadaran,

kecerdasan

dan

akal

sebagai

alat

berpikir

dengan

mengungkapkan pertanyaan atas what to do, whay to do, where to do, when to do, who
to do, dan how to do sehingga membentuk peta-peta pikiran yang dapat anda kembang
sesuai dengan niat yang telah anda tetapkan.
Renungkan ungkapan dibawah ini sebagai usaha membangkitkan percaya diri :
“Kalau anda masih dalam usia muda (15-35 th) dan usia dewasa (35-55 th), bersyukurlah!
Karena pohon pengharapan masih subur, dahan-dahannya masih rindang dan rimbun.
Tujuan kesenanganmu masih jauh. Sebab usiamu masih muda / dewasa, mudahlah
bagimu menjadikan mimpi menjadi kejadian yang sesungguhnya.” Tapi sebaliknya bila
dalam usia tua (55-70 th), bersyukurlah! Karena anda telah terlepas dari medan pertempuran dan perjuangan yang sengit dan anda telah beroleh ilmu dari sekolah dan pengeta-

huan dari pengalaman. Anda tahu firasat, mengerti gerak-gerik manusia dan tahu ke
mana tujuan jalan ditempuhnya.”
Dalam merenung cobalah anda membayangkan bahwa ubahlah cara berpikir anda, maka
dunia anda akan berubah.
KREATIVITAS KELOMPOK PRINSIP KELIMA
PENDAHULUAN
Kreativitas individu bila dipindahkan kedalam kreativitas kelompok sudah tentu akan
menjadi lebih baik dari cetusan wawasan dan imajinasi sebagai individu karena kita akan
mendapatkan sumber pemikiran yang diciptakan oleh kekuatan pikiran dari kelompok.
Dalam praktek kerja kelompok harus kita bedakan dengan kerja tim karena kerja
kelompok adalah kumpulan beberapa individu yang berkumpul berdasarkan persamaan
ciri-ciri atau kepentingan yang didorong kemampuan individu yang dapat bekerjasama
untuk mendorong mental individu, melahirkan ide/gagasan lebih banyak serta individu
lebih dekat dalam berkomunikasi. Sedangkan kerja tim adalah jenis khas kelompok kerja
tim harus diorganisasikan dan dikelola secara berbeda dengan jenis kelompok kerja
lainnya.
Dengan adanya kebersamaan kepentingan, kita dapat melihat kerja sama yang baik
seperti musik yang digemari, dimana ada yang megarang lagu dan ada yang lainnya
menciptakan nada. Jadi kelompok bila terdapat pasangan yang cocok, akan melahirkan
ide/gagasan yang lebih baik.
Untuk mendapatkan kelomppok yang sejalan dengan kreativitas individu, maka kerja
sama dapat terwujud bilamana adanya kesamaan dalam 1) menentukan waktu dan
tempat untuk berpikir; 2) harus ada daya dorongnya untuk melahirkan gagasan baru; 3)
mengadakan pertemuan tatap muka dan berpikir bersama-sama; 4) berpikir sendiri
setelah pertemuan agar dapat mencetuskan gagasan baru; 5) memilih alternatip dari
gagasan yang ada atas pertemuan berikutnya; 6) adanya kemauan bersama untuk
menahan diri dari perdebatan yang dapat merusak suasana komunikasi.
Dengan demikian kita mengajak dalam kelompok untuk berpikir secara sadar dan tidak
sadar kedalam tindakan PERSIAPAN artinya tingkatan berpikir pertama dimana anggota
kelompok didorong sebagai langkah awal berpikir kreatip dalam kelompok untuk
mengumpulkan fakta atau situasi mengenai suatu persoalan khusus dan menentukannya

secara teliti ; USAHA artinya tingkatan berpikir kedua dimana mendorong anggota untuk
meningkatkan berpikir dari vertical atau biasa disebut juga konvergen mengandung
makna menuju kerah satu jawaban menjadi berpikir divergen atau disebut juga berpikir
lateral mengandung makna berpikir kesamping dalam mencari jawaban sebanyak
mungkin ; INKUBASI artinya tingkatan berpikir ketiga dimana anggota kelompok akan
didorong untuk menekan persoalan ke bawah kesadaran ; PENGERTIAN artinya tingkatan
berpikir keempat dimana anggota kelompok untuk mendorong menemukan cahaya hati
sebagai fajar yang menginsafkan orang akan ditemukan jawaban ; EVALUASI artinya
tingkatan berpikir kelima dimana anggota kelompok untuk mendorong agar menilai
dengan kritis ide / gagasan yang telah diperoleh. Pola dan proses inilah yang akan
dilakukan agar kreativitas kelompok menjadi effektif.
MAKNA KREATIVITAS KELOMPOK
Bertitik tolak dari makna kreativitas individu sebagai daya dorong, maka makna
kreativitas kelompok terbentuk sebagai suatu usaha untuk menggerakkan wawasan dan
imajinasi dari beberapa pikiran untuk mendapatkan banyak ide / gagasan dari
sekelompok manusia dalam waktu yang lebih pendek.
Pola dan proses berpikir dari beberapa orang yang tergabung dalam kelompok untuk
mewujudkan wawasan dan imajinasi individu menjadi kelompok melalui aktivitas dengan
melaksanakan SUMBANG SARAN.
Marilah kita mencoba untuk memahami makna SUMBANG SARAN dari singkatan huruf
yang terdiri dari SUMBER (SUM), BANGGA (BANG), SABAR (SA), RANCANGAN (RAN).
Dari gabungan huruf menjadi kata dalam SUMBANG SARANG mengandung arti bahwa
SUMBER untuk melaksanakan aktivitas bertolak dari keBANGGAan semua orang yang
bergabung dalam kelompok dapat mengaktualisasikan dirinya kedalam sifat SABAR untuk
dapat melakssanakan RANCANGAN bahwa menggabungkan wawasan dan imajinasi
individu menjadi gagasan / ide yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan kepentingan individu, kelompok dan organisasi sebagau sesuatu tuntutan dari perubahan.
Dengan demikian, maka makna Kreativitas kelompak adalah proses pelaksanaan
sumbang saran itu dengan menggariskan tahapan tindakan sbb.:
1) Setiap individu yang melahirkan gagasan / ide dari hasil kreativitas individu,
menjelaskan kepada kelompok, yang didahului oleh salah seorang ditunjuk sebagai
pimpinan pe-ngarah untuk mendudukkan persolan yang dihadapi, oleh karena itu

sebenarnya setiap individu telah mengetahui duduk persoalan sehingga partisipasi
menjadi efektif, diharap-kan agar tidak terjadi perdebatan yang berkepanjangan.
2) Untuk menghambat pandangan jauh melebar dan menjadi tidak terfokuskan, maka
pertemuan kelompok itu dapat melahirkan rumusan baru untuk dapat mendudukkan
gagasan / ide menjadi satu rumusan gagasan / ide kelompok yang lebih jelas dan terarah.
3) Setelah mendapatkan rumusan gagasan / ide kelompok diberikan ruang gerak untuk
mengembangkan sehingga menjadi lahirnya ide-ide baru, jadi tidak menekankan soal
yang berkaitan kualitas melainkan menekankan kuantitas.
4) Mengevaluasi gagasan / ide yang dihasilkan oleh pimpinan kelompok untuk menghidari
suatu perdebatan yang panjang oleh kelompok yang akan berdampak adanya pikiran
yang sangat mempertahankan pendapat dengan segala macam argumentasinya. Jadi
evaluasi cukup dilakukan oleh pimpinan kelompok dengan terlebih dahulu merumuskan
kreteria apa yang dipergunakan untuk menilai gagasan / ide yang dapat diteruskan atau
digugurkan. Tentu saja merupakan langkah yang berlawanan dengan aktivitas sumbang
saran karena lebih menekan makna evaluasi menuju ke kualitas, sehingga pertanyaan
yang ditimbulkan memang dengan sengaja ditujukan kerah dimana gagasan / ide banyak
mengandung kelemahan sehingga perlu digugurkan.untuk tidak diteruskan.
RINGKASAN
Pola dan proses berpikir kedalam kreativitas kelompok haruslah dipandang sebagai suatu
peningkatan

berpikir

biasa

artinya

dibentuk

dari

pengalaman

individu

dengan

perantaraan indera (apa yang mereka lihat, dengar, sentuh, cium dan dicicipi) yang
membentuk

pengalaman-pengamalan

dan

diikuti

kemampuan

mereka

untuk

pengamatan, tanggapan, dan penyadaran dari yang dilaporkan pancaindera dari dunia
luar menghasilkan pengetahuan. Tapi itu tidak berati setiap individu tidak mengenal
dalam bentuk berpikir lainnya yang disebut dengan berpikir logis, ilmiah, filsafat dan
theologis.
Jadi berpikir kedalam kreativitas kelompok mendorong terwujudnya berpikir logis artinya
suatu tahapan berpikir manusia untuk mencapai ke-benaran yang sesuai dengan kaidahkaidah logika. Untuk mencapai kebenaran dalam berpikir itu maka cara manusia berpikir
haruslah tepat dan benar atas dasar logika.
Dengan demikian berpikir logis sangat dibutuhkan kedalam kreativitas kelompok untuk
mengungkapkan kebenaran atas gagasan / ide yang telah dirumuskan melalui proses

berpikir sumbang saran. Oleh karena itu sumbang saran sudah selayaknya dikembangkan
sebagai alat manajemen dan pimpinan.
Langkah berpikir dengan memanfaatkan pelaksanaan sumbang saran dengan harapan
dapat diwujudkan suatu kebenaran maka langkah-langkah berpikir itu harus ditempuh
dengan tahapan yang disebut dengan tahapan menyusun konsep, membentuk pendapat
dan menarik kesimpulan.
INOVASI ORGANISASI PRINSIP KEENAM :
PENDAHULUAN
Bila kreativitas kelompok dikembangkan dan dilola oleh suatu tim secara formal dibentuk
maka kreativitas berubah wujud menjadi inovasi yang digerakkan oleh profesional teknis
tapi sebaliknya mungkin kurang mendapatkan perhatian oleh pimpinan puncak.
Dengan aktivitas inovasi yang digerakkan oleh suatu tim kerja kelompok secara formal
merupakan langkah kerja berpikir ilimiah (objektif, rasional, sistematis, generalisasi),
maka inovasi organisasi prinsip keenam yang harus ditumbuh kembangkan dari
pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan dengan jalan observasi, riset, eksperiment,
persaksian dan otoritas dari para ahli, sehingga inovasi organisasi merupakan tantangan
kepemimpinan untuk menterjemahkan keinginan berinovasi ke dalam lingkungan
organisasi.
Jadi

inovasi

organisasi

yang

sukses

haruslah

didukung

dan

digerakkan

oleh

kepemimpinan puncak, yang memiliki tujuan tertentu dan dihasilkan dari analisa, sistem
dan kerja keras tim kerja kelompok sebagai satu proses dua langkah artinya pertama
inovasi itu sendiri, kedua suatu usaha yang berisiko tinggi untuk mengubah penemuan
menjadi suatu produk atau proses yang berpotensi komersil.
Oleh karena itu, pelaksanaannya harus mengikuti prinsip keharusan bahwa 1) memiliki
tujuan yang digerakkkan secara sistimatis, dimulai dengan membuat analisa untuk
memaksimumkan peluang yang ada ; 2) inovator yang terlibat meyakini memiliki
kemampuan untuk memanfaatkan otak atas (kiri dan kanan) serta mengintgrasikan
dengan otak bawah sadar dalam mengungkapkan secara konseptual dan perseptual ; 3)
inovasi digerakkan dengan kerja yang jelas, sederhana dan terfokuskan agar semua
sumber daya yang digerakkan menjadi efesien dan efektif ; 4) kretivitas kelompok
menjadi inovasi organisasi sebaiknya memulai sesuatu dengan pemanfaatan sumber
daya yang terbatas agar flesibel dan mudah dikontol pada saat perubahan harus

dilakukan ; 5) agar terjadi kesinambungan aktivitas inovasi yang berhasil, maka hasil
akhir lebih menekankan ke orientasi kepemimpinan bukkan menciptakan laba yang besar.
Dengan mengikuti prinsip keharusan yang kita sebutkan diatas, maka suksesnya aktivitas
inovasi organisasi juga ditentukan sekelompok orang yang duduk dalam tim, sehingga tim
sebagai pelaku dalam kelompok kerja haruslah mampu mewujudkan komunikasi yang
effektif sesuai dengan peran-peran yang dilakukan untuk setiap individu, apakah ia
berperan sebagai driver (mengandalkan berpikir intuitif), planner (mengandalkan berpikir
logis),

enabler

(mengandalkan

kepercayaan

diri

dalam

keputusan

yang

dapat

dikomunikasikan dengan baik), exec ( mengandalkan pengamatan dan perasaan secara
realistis), controller ( mengandalkan berpikir analitis).
MAKNA INOVASI ORGANISASI
Untuk mendalami makna inovasi organisasi, sebagai suatu perwujutan dari konsentrasi
dalam membangkitkan imajinasi oleh tim, maka unsur huruf yang membentuk kata dapat
memberikan daya dorong dalam proses berpikir :
Huruf pertama menjadi kata INISIATIF (I) mengandung arti sikap dan perilaku yang
dikembangkan dalam proses berpikir untuk memulai sesuatu dengan menggerakkan alat
pikir atas fungsi otak sebagai langkah awal membentuk pengetahuan dari pengalaman
sebagai penelitian dasar.
Huruf kedua menjadi kata NALAR (N) mengandung arti kemampuan menggerakkan alat
pikir atas fungsi otak sebagai proses mental dalam mengembangkan pikiran dari
beberapa fakta atau prinsip untuk mengidentifikasikan penerapan potensi khusus
pengetahuan sebagai penelitian terapan.
Huruf ketiga menjadi kata OPTIMAL (O) mengandung arti kemampuan menggerakkan alat
pikir atas otak pada semua kegiatan inisiatip dan nalar kedalam kondidi yang terbaik agar
seluruh penerapan potensi yang teliti kedalam model suatu proses dan atau produk
sebagai pengembangan.
Huruf

keempat

menjadi

kata

VISUALISASI

(V)

mengandung

arti

kemampuan

menggerakkan alat pikir atas otak untuk mewujudkan suatu pengembangan menjadi
suatu kelayakan penggunaan sesungguhnya suatu model sebagai pilot plant testing.

Huruf kelima menjadi kata AKTIVITAS (A) mengandung arti kemampuan menggerakan
seluruh sumber daya yang tersedia se