PROFIL PERTANYAAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA LAB SCHOOL BANDA ACEH
Nurulwati dan Susilawati, “Profil pertanyaan......... | 1
PROFIL PERTANYAAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
FISIKA DI SMA LAB SCHOOL BANDA ACEH
(The Profile of Teachers and Students’ Questions in The Process of Learning Physics at Lab High
School Banda Aceh)
Oleh:
Nurulwati dan Susilawati1
1
Staf pengajar Pendidikan Fisika FKIP Unsyiah
Korepondensi: noerul61@gmail.com
(Diterima: 10 Maret 2014. Disetujui: 28 Maret 2014. Dipublikasikan: April 2014)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis distribusi: pertanyaan berdasarkan subjek pelaku, pertanyaan
berdasarkan tertutup-terbuka, dan pertanyaan berdasarkan jenjang kognitif. Penelitian ini dilaksanakan di
SMA Negeri Lab School Banda Aceh. Subjek penelitian adalah guru fisika sebanyak tiga orang yang
masing-masing mengajar di kelas I, II, dan III beserta siswanya yang terdapat pada kelas tersebut. Variabel
yang dikaji adalah pertanyaan guru dan siswa dalam pembelajaran fisika yang terdiri dari 60 pertanyaan.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi proses pembelajaran dengan menggunakan
video. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertanyaan yang diajukan guru bukan hanya digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa atau untuk mengarahkan siswa memahami materi yang sedang dikaji.
Pertanyaan yang diajukan guru ternyata merupakan pertanyaan tentang pengelolaan kelas. Pertanyaan yang
terkait materi menunjukkan bahwa sebagian besar pertanyaan guru merupakan pertanyaan tertutup yang
menuntut jawaban singkat dan pasti, serta pertanyaan yang menuntut hafalan dan pemahaman (C1 dan C2).
Kata kunci : Pertanyaan guru dan siswa.
ABSTRACT
This research has an objective to analyze the distribution of subject based questions, closed-opened based
questions, and cognitive level based questions. The research was conducted at Lab High School Banda Aceh.
The research subjects are physics teachers and students at grade1, 2 and 3 of Lab. The analyzed variable is
60 questions from the teachers and the students in learning physics. Data is collected by using observation of
learning process by utilizing videos. The posed questions by teachers is used for measuring students’
comprehension level and convincing students to comprehend the concepts that are reviewed in the
classrooms. The questions are in form class management questions. Then, the questions also shows that
almost teachers’ employ closed question type, where this type questions expect short, clear, memorized
answers with C1 and C2 cognitive levels.
Key words : Teachers and students’ questions
Copyright @ 2014 Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Unsyiah
2 |Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.1 No.1 April 2014
jawaban masalah yang dihadapinya. Keempat,
PENDAHULUAN
Bertanya merupakan suatu hal sangat
lazim dalam proses pembelajaran (Widodo,
2004).
Guru
seringkali
bertanya
untuk
berbagai tujuan, misalnya untuk mengukur
pemahaman
siswa,
untuk
mendapatkan
informasi dari siswa, untuk merangsang siswa
berpikir,
Demikian
dan
untuk
juga
Pertanyaan
mengontrol
halnya
yang
dengan
mereka
ajukan
kelas.
siswa.
juga
mempunyai berbagai tujuan, misalnya untuk
medapatkan penjelasan, sebagai ungkapan
rasa ingin tahu, atau bahkan sekedar untuk
mendapatkan
perhatian
(Turney,
1981).
Tampaknya tidak ada yang menyangkal peran
penting pertanyaan dalam proses belajar
mengajar.
menjadi alasan penting mengapa ketrampilan
bertanya ini sangat perlu dimiliki guru
(Hunkins, 1972). Pertama, telah berakarnya
kebiasaan mengajar dengan menggunakan
ceramah,
yang
cendrung
menempatkan guru sebagai sumber informasi,
sedang siswa menjadi penerima informasi
yang pasif. Kedua, latar belakang kehidupan
anak
dalam
lingkungan
keluarga
dan
masyarakat yang kurang biasa mengajukan
pertanyaan
tujuan
pertanyaan
bahwa
yang
mengatakan
pertanyaan hanya dipakai untuk mengevaluasi
hasil belajar siswa.
Berdasarkan keempat hal tersebut di atas,
jelas bahwa penguasaan ketrampilan bertanya
bagi seorang guru sangat penting, karena
dengan penggunaan ketrampilan bertanya
yang efektif dan efesien dalam proses belajar
mengajar diharapkan timbul perubahan sikap
pada guru dan siwa (Depdikbud, 1998).
Perubahan pada guru ialah, dari banyak
memberi informasi, menjadi lebih banyak
mengundang interaksi. Pada siswa, dari lebih
banyak
mendengarkan
informasi
guru,
menjadi lebih banyak berpartisipasi dalam
bentuk bertanya, menjawab dan mengajukan
Selanjutnya ada beberapa hal yang
metode
pandangan yang salah mengenai
dan
mengeluarkan
pendapat.
Ketiga, penggalangan penerapan gagasan.
Cara Siswa Belajar Aktif sekarang ini, yang
menuntut siswa lebih banyak terlihat secara
mental dalam proses belajar mengajar, seperti
bertanya, berusaha menemukan jawaban-
pendapat.
Berkaitan
dengan
pertanyaan,
penelitian yang dilakukan
hasil
Lestari (2002)
menemukan bahwa sebagian besar pertanyaan
yang ditanyakan guru merupakan pertanyaan
tertutup dan pada jenjang hafalan (C1) dan
pemahaman (C2). Selanjutnya hasil penelitian
Rahayu
(2001)
menemukan
bahwa
kemampuan bertanya siswa relatif kurang,
karena tidak tahu apa yang
akan ditanya,
takut kepada guru dan adanya perasaan
sungkan. Lebih lanjut Rahayu mengatakan
bahwa keengganan siswa bertanya tidak
hanya disebabkan oleh perasaaan sungkan
atau ketidaktahuan, tetapi juga disebabkan
Nurulwati dan Susilawati, “Profil pertanyaan......... | 3
iklim belajar yang kurang merangsang siswa
pertanyaan yang terkait dengan sosial,
untuk bertanya.
organisasi, disiplin, dan sebagainya yang
Keutamaan penelitian ini adalah untuk
mengungkapkan
data
empiris
tidak
tentang
Jika
ternyata
nanti
hasil
dengan
materi
dikelompokkan dalam pertanyaan non
gambaran pertanyaan (guru dan siswa) yang
muncul dalam proses pembelajaran fisika.
terkait
akademik.
2.
penelitian
Pertanyaan
terbuka
tertutup
(Harlen,
dan
pertanyaan
1992).
Pertanyaan
menemukan bahwa pertanyaan guru masih
tertutup adalah pertanyaan yang hanya
kurang baik seperti yang diharapkan, maka
mengundang satu atau beberapa respon
guru perlu diberikan motivasi (dilatih) untuk
yang terbatas dan biasanya langsung
dapat menerapkan aturan-aturan ketrampilan
menuju satu kesimpulan. Pertanyaan
bertanya dalam proses belajar mengajar. Hal
tertutup mempunyai jawaban pasti dan
ini sesuai dengan pendapat Cunningham
terbatas.
(1971) yang mengatakan bahwa, ”Untuk
pertanyaan yang mengundang sejumlah
menjadi penanya yang efektif
jawaban.
bukanlah
Pertanyaan
Pada
terbuka
pertanyaan
adalah
terbuka
merupakan sesuatu bakat yang dibawa sejak
rentangan kemungkinan respon yang
lahir dan hanya sedikit guru yang mampu
dapat diberi adalah lebih luas jika
menguasainya, tetapi ia merupakan sesuatu
dibandingkan
ketrampilan yang dapat ditingkatkan melalui
tertutup.
latihan-latihan”. Hal ini mengandung makna
3.
Pertanyaan
dengan
terkait
pertanyaan
proses
kognitif
bahwa setiap guru pada dasarnya mampu
(Bloom,
meningkatkan ketrampilannya dalam bertanya
merupakan salah satu taksonomi yang
asalkan ia secara tekun melakukan latihan-
telah sejak lama digunakan dalam dunia
latihan (Rahayu, 2001).
pendidikan
Widodo
(2004)
pertanyaan
biasanya
1979).
Taksonomi
Bloom
Indonesia. Pertanyaan juga
dapat diklasifikasikan dalam berbagai
diklasifikasikan berdasarkan pertimbangan
proses
tertentu. Dalam literature tentang pertanyaan
dikemukakan dalam taksonomi Bloom.
terdapat bermacam klasifikasi pertanyaan ,
Dalam versi revisi taksonomi Bloom
diantaranya :
(Anderson, 2001) dilakukan pemisahan
1.
Pertanyaan akademik dan pertanyaan non
antara dimensi pengetahuan dan dimensi
akademik (Hamilton & Brady, 1991).
kognitif. Dimensi pengetahuan mencakup
Pertanyaan akademik adalah pertanyaan
pengetahuan
yang berkaitan dengan materi subjek,
konseptual, pengetahuan prosedural dan
baik materi yang telah lalu maupun
pengetahuan
materi yang sedang dibahas. Pertanyaan-
kognitif
kognitif
faktual,
seperti
pengetahuan
metakognitif.
mencakup
yang
Dimensi
menghafal
4 | Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.1 No.1 April 2014
(remember), memahami (understand),
standar yang ada. Ada dua macam proses
menerapkan
kognitif yang tercakup dalam ketegori ini;
(apply),
menganalisis
(analyse), mengevaluasi (evaluate) dan
membuat (create).
memeriksa dan mengkritik.
f. Membuat;
a. Menghafal: Mengingat merupakan proses
Menggabungkan
unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada
kognitif yang paling rendah tingkatannya.
tiga
Untuk mengkondisikan agar “mengingat”
tergolong
bisa menjadi bagian belajar bermakna,
membuat,
tugas
memproduksi.
mengingat
hendaknya
selalu
dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang
macam
menganalisis
lepas dan terisolisasi.
berdasarkan
kategori
proses
dalam
kognitif
ketegori
ini;
merencanakan
yang
yaitu
dan
Tujuan peneliatian ini adalah untuk
lebih luas dan bukan sebagai suatu yang
b. Memahami:
beberapa
distribusi:
subjek
pertanyaan
pelaku,
pertanyaan
memahami
berdasarkan tertutup-terbuka, dan pertanyaan
mencakup tujuh proses kognitif, yaitu
berdasarkan jenjang kognitif. Berdasarkan
menafsirakan,
contoh,
latar belakang masalah dan tujuan penelitian
mengklarifikasikan, meringkas, menarik
yang telah diuraikan di atas, yang menjadi
kesimpulan,
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
memberikan
membandingkan,
dan
menjelaskan.
1) Bagaimanakah profil pertanyaaan guru dan
c. Mengaplikasikan: Mencakup penggunaan
suatu
subjek
pelaku?;
2)
Bagaimanakah profil pertanyaan guru dan
masalah atau mengerjakan tugas. Oleh
siswa berdasarkan tertutup-terbuka?: dan 3)
karena itu mengaplikasikan berkaitan erat
Bagaimanakah profil pertanyaan guru dan
dengan pengetahuan procedural. Kategori
siswa berdasarkan jenjang kognitif?
juga
guna
berdasarkan
menyelesaikan
ini
prosedur
siswa
mencakup
proses
kognitif,
menjalankan dan mengimplementasikan.
d. Menganalisis;
permasalahan
Menguraikan
atau
objek
suatu
METODE PENELITIAN
keunsur-
unsurnya dan menentukan bagaimana
Penelitian ini dilaksanakan di SMA
saling keterkaitan antar unsur -unsur
Negeri Lab School
tersebut. Ada tiga macam proses kognitif
direncanakan
yang tercakup dalam menganalisis, yaitu
Subjek penelitian adalah guru fisika sebanyak
menguraikan,
tiga orang yang masing-masing mengajar di
mengorganisir
dan
menemukan pesan tersirat.
e. Mengevaluasi;
Membuat
6
Banda Aceh
bulan
pelaksanaannya.
kelas I, II dan III beserta siswanya
suatu
pertimbangan berdasarkan criteria dan
yang
terdapat pada kelas tersebut
yang
pada SMA
Negeri Lab School Banda Aceh. Observasi
Nurulwati dan Susilawati, “Profil pertanyaan......... | 5
kelas I, II, III dilakukan pada tanggal 27 Juli
difokuskan
s/d 10 Agustus 2010.
interaksi tersebut. Kegiatan pembelajaran
direkam
untuk
secara
Pelaksanaannya
menangkap
utuh
interaksi-
tanpa
mengikuti
diaudit.
urutan-urutan
seperti yang tercantum di bawah ini :
Penyusunan Proposal
Mengurus Surat Izin
Meneliti
Subjek Penelitian (Guru
dan Siswa)
Ke- Lokasi Penelitian (SMA Lab.
School Banda Aceh)
Observasi (Video)
Anasis Data
1. distribusi pertanyaan berdasarkan subjek pelaku
2. distribusi pertanyaan berdasarkan tertutup-terbuka
3. distrubusi pertanyaan berdasarkan jenjang kognitif
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan/saran
Gambar 1. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian
Untuk keperluan analisis video mulaMetode
yang
mula ditransfer ke bentuk CD. Langkah
proses
selanjutnya untuk persiapan analisis adalah
pembelajaran dengan menggunkaan video.
mentranskip video. Semua percakapan antara
Metode perekaman dengan video dipilih
guru dan siwsa ditranskip apa adanya
sebab rekaman video memungkinkan untuk
sebagaimana yang terucapkan. Setelah itu
menganalisis
rekaman
digunakan
pengumpulan
adalah
data
observasi
kompleksitas
proses
video
dianalisis
dengan
pembelajaran secara bertahap dan lebih
menggunakan
akurat. Karena fokus penelitian ini adalah
ditetapkan yaitu, 1) distribusi pertanyaaan
interaksi antara guru dan siswa maka kamera
berdasarkan subjek pelaku; 2) distribusi
kategori-kategori yang telah
6 | Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.1 No.1 April 2014
pertanyaan berdasarkan pertanyaaan tertutup
iklim belajar yang kurang merangsang siswa
dan
untuk bertanya. Namun sebalikknya guru
terbuka;
3)
distribusi
pertanyaan
sering
berdasarkan kognitif pertanyaan.
memanfaatkan
pertanyaan,
jenis
pertanyaan yang diajukan guru memegang
peranan penting bagi keberhasilan kegiatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang dipoeroleh dari penelitian ini
pembelajaran
dan
berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
mendapatkan
peranan
oleh guru maupun oelh siswa dalam proses
keberhasilan kegiatan pembelajaran dan perlu
pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan tersebit
mendapatkan perhatian yang serius.
dianalisis
lebih
lanjut
berdasarkan
karenanya
perlu
penting
Pertanyaan-pertanyaan
yang
bagi
diajukan
pertanyaannya, terbuka-tertutup, dan tingkat
guru
kognitif yang dituntutnya.
kelompok, yaitu pertanyaan tentang petunjuk
selanjutnya
teknis
1. Distribusi pertanyaan berdasarkan subjek
pelaku
dipisahkan
pembelajaran,
lagi
pertanyaan
tiga
tentang
pelaksanaan praktikum, dan pertanyaan yang
mengarah pada pembentukan pada diri siswa.
Langkah
analisis
adalah
Banyak pertanyaan yang diajukan guru yang
mengelompokkan pertanyaan guru dan siswa
berkaitan dengan teknis pembelajaran secara
ke dalam pertanyaan dan bukan pertanyaan.
umum maupun pertanyaan yang terkait
Diperoleh
proses
dengan pelaksanaan suatu kegiatan. Pada
pembelajaran di tiga kelas (kelas I, II, III)
beberapa pembelajaran jumlah pertanyaan
SMA Lab School yang diteliti 60 pertanyaan.
tentang teknis
Dari hasil analisis distribusi pertanyaan yang
kegiatan justru lebih banyak di dengan
diajukan
pertanyaan untuk pembentukan pengetahuan.
hasil
oelh
pertama
bahwa
guru
di
dalam
dalam
proses
pembelajaran adalah 54 pertanyaan (90%)
pembelajaran
dan
teknis
Banyaknya pertanyaan guru yang terkait
sedangkan jumlah rata-rata pertanyaan yang
arahan
diajukan oelh siswa hanya 6 pertanyaan
pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa
(10%). Karena jumlah pertanyaan siswa
interaksi
sangat sedikit, pembahasan selanjutnya lebih
seringkali justru lebih banyak berkaitan
ditekankan pada pertanyaan guru.
dengan teknis pelaksanaan dan bukan tentang
Temuan
ini
sesuai
dengan
hasil
pelaksanaan
dalam
pembahasan
pembelajaran
proses
konsep/materi.
dan
pembelajaran
Hasil
ini
pengamatan penulis di sekolah, dimana siswa
menunjukkan bahwa waktu yang efektif yang
jarang sekali mau mengajukan pertanyaan.
digunakan untuk pembahasan konsep yang
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
sangat
dilakukan oleh Rahayu (2001), kemampuan
tentang pengelolaan kelas dan pengelolaan
bertanya siswa relatif kurang disebabkan
pembelajaran dan banyaknya waktu untuk
terbatas.
Banyaknya
pertanyaan
Nurulwati dan Susilawati, “Profil pertanyaan......... | 7
kegiatan non akademik menunjukkan bahwa
ada satupun pertanyaan tentang pengetahuan
guru sering menggunakan pertanyaan untuk
prosedural dan pengetahuan metakognitif.
kepentingan pengelolaan kelas.
Ada 15 pertanyaan (52%) yang termasuk
2. Pertanyaan terbuka-tertutup
pertanyaan tentang pengethuan faktual dan 14
Pertanyaan-pertanyaan
yang
mengarah
pertanyaan
(48%) pengetahuan konseptual.
pada pembentukan pengetahuan selanjutnya
Penegtahuan prosedural dan pengetahuan
dinalisis berdasarkan kemungkinan jawaban
metakognitif
yang diharapkan dari pertanyaan tersebut.
sekalipun. Hasil ini sesungguhnya cukup di
Berdasarkan hasil analisis jenis pertanyaan
luar perkiraan mengingat pembelajaran yang
tertutup-terbuka
bahwa
dilakukan pada waktu itu adalah praktikum.
(97%) pertanyaan
Hasil ini menunjukkan bahwa pengetahuan
dapat
diketahui
sekitar 28 pertanyaan
tidak
yang
pernah
erat
ditanyakan
membentuk pengatahuan yang diajukan guru
prosedural
kaitannya
dengan
di kelas adalah jenis pertanyaan tertutup
keterampilan bekerja ilmiah tidak mendapat
sedangkan sisanya yaitu 1 pertanyaan (2%)
perhatian dalam pelajaran fisika.
Berdasarkan hasil analisis pertanyaan
adalah pertanyaan terbuka.
Hasil ini sesuai dengan penelitian
berdasarkan
jenjang
kognitif
taksonomi
besar
bloomn diketahui bahwa jumlah rata-rata
pertanyaan yang diajukan guru merupakan
pertanyaan bersifat mengingat adalah 11
pertanyaan tertutup. Banyaknya pertanyaan
pertanyaan
terttutup menunjukkan bahwa pertanyaan
pertanyaan bersifat memahami adalah 16
guru menuntut jawaban yang pasti dan
pertanyaan
tertentu.
pertanyaan
pertanyaan bersifat aplikasi adalah o%,
terbuka menunjukkan bahwa pertanyaan yang
jumlah rata-rata pertanyaan bersifat analisis
diajukan guru dalam proses pembelajaran
0%, jumlah rata-rata pertanyaan bersifat
kurang mendorong siswa untuk berfikir. Hal
evaluasi adalah 2 buah (7%), dan jumlah rata-
ini juga didukung dengan kenyataan bahwa
rata pertanyaan bersifat kreasi adalah 0%.
Lestari
(2002)
bahwa
Sedikitnya
sebagian
jumlah
sebagian besar pertanyaan yang diajukan guru
(38%),
(55%),
jumlah
jumlah
rata-rata
rata-rata
Sebagian besar pertanyaan yang diajukan
berada dalam jenjang kognitif tingkat rendah.
guru merupakan pertanyaan pada jenjang
3. Jenjang Kognitif Pertanyaan
kognitif tingkat rendah (hafalan/ingatan dan
Analisis pertanyaan berdasarkan jenis
pemahaman) dan hanya sedikit sekali yang
pengetahuan yang dinyatakan (Anderson,
berada
pada
jenjang
2001) tertutup bahwa jenis pengetahuan yang
Walaupun
paling banyak dinyatakan adalah pengetahuan
pemahaman merupakan dasar dan berpikir
faktual dan pengetahuan konseptual. Tidak
tingkat tinggi tetapi pengembangan dsan
pertanyaan
kognitif
ingatan
tinggi.
dan
pertanyaan ingatan yang terlalu berlkebihan
8 | Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.1 No.1 April 2014
dan tidak diimbangi dengan pertanyaan
pasti, serta pertanyaan yang menuntut hafalan
kognitif tingkat tinggi akan kurang baik,
dan pemahaman (C1 dan C2).
karena bagaimana juga pertanyaan yang
memberikan konstribusi yang lebih baik
dalam proses pembelajaran adalah pertanyaan
Saran
Perlu adanya peningkatan bertanya guru
fisika pada jenjang kognitif yang lebih tinggi
kognitif tingkat tinggi.
Berdasarkan analisis sejumlah penelitian
agar siswa dapat terbiasa berfikir dan
pertanyaan
merangsang siswa untuk bertanya. Guru perlu
(Anderson, 2001) menemukan bahwa pada
diberikan motivasi (dilatih) untuk dapat
pertanyaan
menerapkan
tentang
dampak
penggunaan
faktual
lebih
efektif
untuk
menekankan pada pertanyaan kognitif tingkat
yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa
ketrampilan
bertanya dalam proses belajar mengajar.
.
tinggi lebih efektif untuk siswa rata-rata atau
yang kemampuannya tinggi. Karena siswa
aturan-aturan
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan
terimakasih
yang
kelas 1, II, III (14-17 tahun) tampaknya guru
besarnya disampaikan kepada
harus lebih memvariasikan lagi jenjang
proyek
pertanyaan sehingga siswa juga dirangsang
Pendidikan
untuk berfikir.
memberi
bidang
penelitian
sebesarpimpinan
Kementerian
Nasional
Dikti
yang
telah
kesempatan
pada
kami
untuk
melakukan penelitian, Pimpinan dan staf
PENUTUP
Lembaga Penelitian Universitas Syiah Kuala
Simpulan
atas proses serta kepercayaan kepada kami
Hasil analisis data dapat diungkapkan
untuk meneliti, Bapak
Dekan Fakultas
bahwa dalam proses pembelajaran guru
Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah
seringkali menggunakan teknik bertanya.
menyetujui penelitian ini, dan Kepala Sekolah
Pertanyaan yang diajukan guru bukan hanya
beserta guru fisika SMA Lab Shool yang
digunakan
telah mengizinkan dan membantu kami untuk
siswa
untuk
atau
memahami
mengukur
untuk
materi
kemampuan
mengarahkan
yang
sedang
siswa
dikaji.
Pertanyaan yang diajukan guru ternyata
merupakan pertanyaan tentang pengelolaan
kelas.
Pertanyaan
menunjukkan
pertanyaan
yang
bahwa
guru
terkait
materi
sebagian
besar
merupakan
meneliti.
pertanyaan
tertutup yang menuntut jawaban singkat dan
DAFTAR PUSTAKA
Anderson. 2001. A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assessing: A Revision
of Bloom’s taxonomy of Educational
Objectives. New York: Longman
Bloom, B.S. 1979, Taxonomy of Educational
Objectives, Book I Cognitive
Nurulwati dan Susilawati, “Profil pertanyaan......... | 9
Domain,
Group, LTD.
London: Longman
Cunningham,
R.T.
1971.
Developing
Question Asking Skill, In Weigand,
J.E. (Ed) Developing Teacher
Competencies New Jersey: PrinticeHall, Inc. Englewood Cliffes.
Depdikbud. 1998. Ketrampilan Bertanya
Dasar
dan
Lanjut.
Panduan
Pengajaran
Mikro.
Jakarta
:
Depdikbud. Proyek Pengembangan
Lembaga
Pendidikan
Tenaga
Kependidikan.
Dillon, J.T 1988. The remedial status of
student questioning. Journal of
Curriculum Studies . 20 (3).
Hamilton & Brady. 1991. The remedial status
of student questioning. Journal of
Curriculum Studies. Vol.20 (3).
Harlen. 1992. The Right questions at the
right time. Primary Science. London:
Heinerman Educational Books.
Hunkins, F.P. 1972. Questioning Strategies
and Techniques, Boston: Allyn and
Bacon.
Lestari, A.T. 2002. Berbagai pertanyaan
yang dikembangkan dalam buku.
LKS dan proses belajar mengajar
subkonsep
pemencaran
para
tumubuhan di SMU. Skripsi Jurusan
Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Tidak diterbitkan
Rahayu, E. 2001. Ketrampilan Siswa SMU
dalam
mengajukan
pertanyaan
tertulis pada konsep alat indera.
Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi
FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.
Tunney, C. 1981. The Skill of Advnced
Questioning, In C. Turney at al.
Sydnay
Micro Skill:
Axplaining Introductory Procedures
and
Closures,
Advanced
Questioning.
Press.
Sydney
University
Widodo., A. 2004. Videos of Lessons : A
mean to understand classroom
reality and resource to improve
science lessons. ISTECS, 5.
PROFIL PERTANYAAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
FISIKA DI SMA LAB SCHOOL BANDA ACEH
(The Profile of Teachers and Students’ Questions in The Process of Learning Physics at Lab High
School Banda Aceh)
Oleh:
Nurulwati dan Susilawati1
1
Staf pengajar Pendidikan Fisika FKIP Unsyiah
Korepondensi: noerul61@gmail.com
(Diterima: 10 Maret 2014. Disetujui: 28 Maret 2014. Dipublikasikan: April 2014)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis distribusi: pertanyaan berdasarkan subjek pelaku, pertanyaan
berdasarkan tertutup-terbuka, dan pertanyaan berdasarkan jenjang kognitif. Penelitian ini dilaksanakan di
SMA Negeri Lab School Banda Aceh. Subjek penelitian adalah guru fisika sebanyak tiga orang yang
masing-masing mengajar di kelas I, II, dan III beserta siswanya yang terdapat pada kelas tersebut. Variabel
yang dikaji adalah pertanyaan guru dan siswa dalam pembelajaran fisika yang terdiri dari 60 pertanyaan.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi proses pembelajaran dengan menggunakan
video. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertanyaan yang diajukan guru bukan hanya digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa atau untuk mengarahkan siswa memahami materi yang sedang dikaji.
Pertanyaan yang diajukan guru ternyata merupakan pertanyaan tentang pengelolaan kelas. Pertanyaan yang
terkait materi menunjukkan bahwa sebagian besar pertanyaan guru merupakan pertanyaan tertutup yang
menuntut jawaban singkat dan pasti, serta pertanyaan yang menuntut hafalan dan pemahaman (C1 dan C2).
Kata kunci : Pertanyaan guru dan siswa.
ABSTRACT
This research has an objective to analyze the distribution of subject based questions, closed-opened based
questions, and cognitive level based questions. The research was conducted at Lab High School Banda Aceh.
The research subjects are physics teachers and students at grade1, 2 and 3 of Lab. The analyzed variable is
60 questions from the teachers and the students in learning physics. Data is collected by using observation of
learning process by utilizing videos. The posed questions by teachers is used for measuring students’
comprehension level and convincing students to comprehend the concepts that are reviewed in the
classrooms. The questions are in form class management questions. Then, the questions also shows that
almost teachers’ employ closed question type, where this type questions expect short, clear, memorized
answers with C1 and C2 cognitive levels.
Key words : Teachers and students’ questions
Copyright @ 2014 Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Unsyiah
2 |Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.1 No.1 April 2014
jawaban masalah yang dihadapinya. Keempat,
PENDAHULUAN
Bertanya merupakan suatu hal sangat
lazim dalam proses pembelajaran (Widodo,
2004).
Guru
seringkali
bertanya
untuk
berbagai tujuan, misalnya untuk mengukur
pemahaman
siswa,
untuk
mendapatkan
informasi dari siswa, untuk merangsang siswa
berpikir,
Demikian
dan
untuk
juga
Pertanyaan
mengontrol
halnya
yang
dengan
mereka
ajukan
kelas.
siswa.
juga
mempunyai berbagai tujuan, misalnya untuk
medapatkan penjelasan, sebagai ungkapan
rasa ingin tahu, atau bahkan sekedar untuk
mendapatkan
perhatian
(Turney,
1981).
Tampaknya tidak ada yang menyangkal peran
penting pertanyaan dalam proses belajar
mengajar.
menjadi alasan penting mengapa ketrampilan
bertanya ini sangat perlu dimiliki guru
(Hunkins, 1972). Pertama, telah berakarnya
kebiasaan mengajar dengan menggunakan
ceramah,
yang
cendrung
menempatkan guru sebagai sumber informasi,
sedang siswa menjadi penerima informasi
yang pasif. Kedua, latar belakang kehidupan
anak
dalam
lingkungan
keluarga
dan
masyarakat yang kurang biasa mengajukan
pertanyaan
tujuan
pertanyaan
bahwa
yang
mengatakan
pertanyaan hanya dipakai untuk mengevaluasi
hasil belajar siswa.
Berdasarkan keempat hal tersebut di atas,
jelas bahwa penguasaan ketrampilan bertanya
bagi seorang guru sangat penting, karena
dengan penggunaan ketrampilan bertanya
yang efektif dan efesien dalam proses belajar
mengajar diharapkan timbul perubahan sikap
pada guru dan siwa (Depdikbud, 1998).
Perubahan pada guru ialah, dari banyak
memberi informasi, menjadi lebih banyak
mengundang interaksi. Pada siswa, dari lebih
banyak
mendengarkan
informasi
guru,
menjadi lebih banyak berpartisipasi dalam
bentuk bertanya, menjawab dan mengajukan
Selanjutnya ada beberapa hal yang
metode
pandangan yang salah mengenai
dan
mengeluarkan
pendapat.
Ketiga, penggalangan penerapan gagasan.
Cara Siswa Belajar Aktif sekarang ini, yang
menuntut siswa lebih banyak terlihat secara
mental dalam proses belajar mengajar, seperti
bertanya, berusaha menemukan jawaban-
pendapat.
Berkaitan
dengan
pertanyaan,
penelitian yang dilakukan
hasil
Lestari (2002)
menemukan bahwa sebagian besar pertanyaan
yang ditanyakan guru merupakan pertanyaan
tertutup dan pada jenjang hafalan (C1) dan
pemahaman (C2). Selanjutnya hasil penelitian
Rahayu
(2001)
menemukan
bahwa
kemampuan bertanya siswa relatif kurang,
karena tidak tahu apa yang
akan ditanya,
takut kepada guru dan adanya perasaan
sungkan. Lebih lanjut Rahayu mengatakan
bahwa keengganan siswa bertanya tidak
hanya disebabkan oleh perasaaan sungkan
atau ketidaktahuan, tetapi juga disebabkan
Nurulwati dan Susilawati, “Profil pertanyaan......... | 3
iklim belajar yang kurang merangsang siswa
pertanyaan yang terkait dengan sosial,
untuk bertanya.
organisasi, disiplin, dan sebagainya yang
Keutamaan penelitian ini adalah untuk
mengungkapkan
data
empiris
tidak
tentang
Jika
ternyata
nanti
hasil
dengan
materi
dikelompokkan dalam pertanyaan non
gambaran pertanyaan (guru dan siswa) yang
muncul dalam proses pembelajaran fisika.
terkait
akademik.
2.
penelitian
Pertanyaan
terbuka
tertutup
(Harlen,
dan
pertanyaan
1992).
Pertanyaan
menemukan bahwa pertanyaan guru masih
tertutup adalah pertanyaan yang hanya
kurang baik seperti yang diharapkan, maka
mengundang satu atau beberapa respon
guru perlu diberikan motivasi (dilatih) untuk
yang terbatas dan biasanya langsung
dapat menerapkan aturan-aturan ketrampilan
menuju satu kesimpulan. Pertanyaan
bertanya dalam proses belajar mengajar. Hal
tertutup mempunyai jawaban pasti dan
ini sesuai dengan pendapat Cunningham
terbatas.
(1971) yang mengatakan bahwa, ”Untuk
pertanyaan yang mengundang sejumlah
menjadi penanya yang efektif
jawaban.
bukanlah
Pertanyaan
Pada
terbuka
pertanyaan
adalah
terbuka
merupakan sesuatu bakat yang dibawa sejak
rentangan kemungkinan respon yang
lahir dan hanya sedikit guru yang mampu
dapat diberi adalah lebih luas jika
menguasainya, tetapi ia merupakan sesuatu
dibandingkan
ketrampilan yang dapat ditingkatkan melalui
tertutup.
latihan-latihan”. Hal ini mengandung makna
3.
Pertanyaan
dengan
terkait
pertanyaan
proses
kognitif
bahwa setiap guru pada dasarnya mampu
(Bloom,
meningkatkan ketrampilannya dalam bertanya
merupakan salah satu taksonomi yang
asalkan ia secara tekun melakukan latihan-
telah sejak lama digunakan dalam dunia
latihan (Rahayu, 2001).
pendidikan
Widodo
(2004)
pertanyaan
biasanya
1979).
Taksonomi
Bloom
Indonesia. Pertanyaan juga
dapat diklasifikasikan dalam berbagai
diklasifikasikan berdasarkan pertimbangan
proses
tertentu. Dalam literature tentang pertanyaan
dikemukakan dalam taksonomi Bloom.
terdapat bermacam klasifikasi pertanyaan ,
Dalam versi revisi taksonomi Bloom
diantaranya :
(Anderson, 2001) dilakukan pemisahan
1.
Pertanyaan akademik dan pertanyaan non
antara dimensi pengetahuan dan dimensi
akademik (Hamilton & Brady, 1991).
kognitif. Dimensi pengetahuan mencakup
Pertanyaan akademik adalah pertanyaan
pengetahuan
yang berkaitan dengan materi subjek,
konseptual, pengetahuan prosedural dan
baik materi yang telah lalu maupun
pengetahuan
materi yang sedang dibahas. Pertanyaan-
kognitif
kognitif
faktual,
seperti
pengetahuan
metakognitif.
mencakup
yang
Dimensi
menghafal
4 | Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.1 No.1 April 2014
(remember), memahami (understand),
standar yang ada. Ada dua macam proses
menerapkan
kognitif yang tercakup dalam ketegori ini;
(apply),
menganalisis
(analyse), mengevaluasi (evaluate) dan
membuat (create).
memeriksa dan mengkritik.
f. Membuat;
a. Menghafal: Mengingat merupakan proses
Menggabungkan
unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada
kognitif yang paling rendah tingkatannya.
tiga
Untuk mengkondisikan agar “mengingat”
tergolong
bisa menjadi bagian belajar bermakna,
membuat,
tugas
memproduksi.
mengingat
hendaknya
selalu
dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang
macam
menganalisis
lepas dan terisolisasi.
berdasarkan
kategori
proses
dalam
kognitif
ketegori
ini;
merencanakan
yang
yaitu
dan
Tujuan peneliatian ini adalah untuk
lebih luas dan bukan sebagai suatu yang
b. Memahami:
beberapa
distribusi:
subjek
pertanyaan
pelaku,
pertanyaan
memahami
berdasarkan tertutup-terbuka, dan pertanyaan
mencakup tujuh proses kognitif, yaitu
berdasarkan jenjang kognitif. Berdasarkan
menafsirakan,
contoh,
latar belakang masalah dan tujuan penelitian
mengklarifikasikan, meringkas, menarik
yang telah diuraikan di atas, yang menjadi
kesimpulan,
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
memberikan
membandingkan,
dan
menjelaskan.
1) Bagaimanakah profil pertanyaaan guru dan
c. Mengaplikasikan: Mencakup penggunaan
suatu
subjek
pelaku?;
2)
Bagaimanakah profil pertanyaan guru dan
masalah atau mengerjakan tugas. Oleh
siswa berdasarkan tertutup-terbuka?: dan 3)
karena itu mengaplikasikan berkaitan erat
Bagaimanakah profil pertanyaan guru dan
dengan pengetahuan procedural. Kategori
siswa berdasarkan jenjang kognitif?
juga
guna
berdasarkan
menyelesaikan
ini
prosedur
siswa
mencakup
proses
kognitif,
menjalankan dan mengimplementasikan.
d. Menganalisis;
permasalahan
Menguraikan
atau
objek
suatu
METODE PENELITIAN
keunsur-
unsurnya dan menentukan bagaimana
Penelitian ini dilaksanakan di SMA
saling keterkaitan antar unsur -unsur
Negeri Lab School
tersebut. Ada tiga macam proses kognitif
direncanakan
yang tercakup dalam menganalisis, yaitu
Subjek penelitian adalah guru fisika sebanyak
menguraikan,
tiga orang yang masing-masing mengajar di
mengorganisir
dan
menemukan pesan tersirat.
e. Mengevaluasi;
Membuat
6
Banda Aceh
bulan
pelaksanaannya.
kelas I, II dan III beserta siswanya
suatu
pertimbangan berdasarkan criteria dan
yang
terdapat pada kelas tersebut
yang
pada SMA
Negeri Lab School Banda Aceh. Observasi
Nurulwati dan Susilawati, “Profil pertanyaan......... | 5
kelas I, II, III dilakukan pada tanggal 27 Juli
difokuskan
s/d 10 Agustus 2010.
interaksi tersebut. Kegiatan pembelajaran
direkam
untuk
secara
Pelaksanaannya
menangkap
utuh
interaksi-
tanpa
mengikuti
diaudit.
urutan-urutan
seperti yang tercantum di bawah ini :
Penyusunan Proposal
Mengurus Surat Izin
Meneliti
Subjek Penelitian (Guru
dan Siswa)
Ke- Lokasi Penelitian (SMA Lab.
School Banda Aceh)
Observasi (Video)
Anasis Data
1. distribusi pertanyaan berdasarkan subjek pelaku
2. distribusi pertanyaan berdasarkan tertutup-terbuka
3. distrubusi pertanyaan berdasarkan jenjang kognitif
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan/saran
Gambar 1. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian
Untuk keperluan analisis video mulaMetode
yang
mula ditransfer ke bentuk CD. Langkah
proses
selanjutnya untuk persiapan analisis adalah
pembelajaran dengan menggunkaan video.
mentranskip video. Semua percakapan antara
Metode perekaman dengan video dipilih
guru dan siwsa ditranskip apa adanya
sebab rekaman video memungkinkan untuk
sebagaimana yang terucapkan. Setelah itu
menganalisis
rekaman
digunakan
pengumpulan
adalah
data
observasi
kompleksitas
proses
video
dianalisis
dengan
pembelajaran secara bertahap dan lebih
menggunakan
akurat. Karena fokus penelitian ini adalah
ditetapkan yaitu, 1) distribusi pertanyaaan
interaksi antara guru dan siswa maka kamera
berdasarkan subjek pelaku; 2) distribusi
kategori-kategori yang telah
6 | Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.1 No.1 April 2014
pertanyaan berdasarkan pertanyaaan tertutup
iklim belajar yang kurang merangsang siswa
dan
untuk bertanya. Namun sebalikknya guru
terbuka;
3)
distribusi
pertanyaan
sering
berdasarkan kognitif pertanyaan.
memanfaatkan
pertanyaan,
jenis
pertanyaan yang diajukan guru memegang
peranan penting bagi keberhasilan kegiatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang dipoeroleh dari penelitian ini
pembelajaran
dan
berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
mendapatkan
peranan
oleh guru maupun oelh siswa dalam proses
keberhasilan kegiatan pembelajaran dan perlu
pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan tersebit
mendapatkan perhatian yang serius.
dianalisis
lebih
lanjut
berdasarkan
karenanya
perlu
penting
Pertanyaan-pertanyaan
yang
bagi
diajukan
pertanyaannya, terbuka-tertutup, dan tingkat
guru
kognitif yang dituntutnya.
kelompok, yaitu pertanyaan tentang petunjuk
selanjutnya
teknis
1. Distribusi pertanyaan berdasarkan subjek
pelaku
dipisahkan
pembelajaran,
lagi
pertanyaan
tiga
tentang
pelaksanaan praktikum, dan pertanyaan yang
mengarah pada pembentukan pada diri siswa.
Langkah
analisis
adalah
Banyak pertanyaan yang diajukan guru yang
mengelompokkan pertanyaan guru dan siswa
berkaitan dengan teknis pembelajaran secara
ke dalam pertanyaan dan bukan pertanyaan.
umum maupun pertanyaan yang terkait
Diperoleh
proses
dengan pelaksanaan suatu kegiatan. Pada
pembelajaran di tiga kelas (kelas I, II, III)
beberapa pembelajaran jumlah pertanyaan
SMA Lab School yang diteliti 60 pertanyaan.
tentang teknis
Dari hasil analisis distribusi pertanyaan yang
kegiatan justru lebih banyak di dengan
diajukan
pertanyaan untuk pembentukan pengetahuan.
hasil
oelh
pertama
bahwa
guru
di
dalam
dalam
proses
pembelajaran adalah 54 pertanyaan (90%)
pembelajaran
dan
teknis
Banyaknya pertanyaan guru yang terkait
sedangkan jumlah rata-rata pertanyaan yang
arahan
diajukan oelh siswa hanya 6 pertanyaan
pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa
(10%). Karena jumlah pertanyaan siswa
interaksi
sangat sedikit, pembahasan selanjutnya lebih
seringkali justru lebih banyak berkaitan
ditekankan pada pertanyaan guru.
dengan teknis pelaksanaan dan bukan tentang
Temuan
ini
sesuai
dengan
hasil
pelaksanaan
dalam
pembahasan
pembelajaran
proses
konsep/materi.
dan
pembelajaran
Hasil
ini
pengamatan penulis di sekolah, dimana siswa
menunjukkan bahwa waktu yang efektif yang
jarang sekali mau mengajukan pertanyaan.
digunakan untuk pembahasan konsep yang
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
sangat
dilakukan oleh Rahayu (2001), kemampuan
tentang pengelolaan kelas dan pengelolaan
bertanya siswa relatif kurang disebabkan
pembelajaran dan banyaknya waktu untuk
terbatas.
Banyaknya
pertanyaan
Nurulwati dan Susilawati, “Profil pertanyaan......... | 7
kegiatan non akademik menunjukkan bahwa
ada satupun pertanyaan tentang pengetahuan
guru sering menggunakan pertanyaan untuk
prosedural dan pengetahuan metakognitif.
kepentingan pengelolaan kelas.
Ada 15 pertanyaan (52%) yang termasuk
2. Pertanyaan terbuka-tertutup
pertanyaan tentang pengethuan faktual dan 14
Pertanyaan-pertanyaan
yang
mengarah
pertanyaan
(48%) pengetahuan konseptual.
pada pembentukan pengetahuan selanjutnya
Penegtahuan prosedural dan pengetahuan
dinalisis berdasarkan kemungkinan jawaban
metakognitif
yang diharapkan dari pertanyaan tersebut.
sekalipun. Hasil ini sesungguhnya cukup di
Berdasarkan hasil analisis jenis pertanyaan
luar perkiraan mengingat pembelajaran yang
tertutup-terbuka
bahwa
dilakukan pada waktu itu adalah praktikum.
(97%) pertanyaan
Hasil ini menunjukkan bahwa pengetahuan
dapat
diketahui
sekitar 28 pertanyaan
tidak
yang
pernah
erat
ditanyakan
membentuk pengatahuan yang diajukan guru
prosedural
kaitannya
dengan
di kelas adalah jenis pertanyaan tertutup
keterampilan bekerja ilmiah tidak mendapat
sedangkan sisanya yaitu 1 pertanyaan (2%)
perhatian dalam pelajaran fisika.
Berdasarkan hasil analisis pertanyaan
adalah pertanyaan terbuka.
Hasil ini sesuai dengan penelitian
berdasarkan
jenjang
kognitif
taksonomi
besar
bloomn diketahui bahwa jumlah rata-rata
pertanyaan yang diajukan guru merupakan
pertanyaan bersifat mengingat adalah 11
pertanyaan tertutup. Banyaknya pertanyaan
pertanyaan
terttutup menunjukkan bahwa pertanyaan
pertanyaan bersifat memahami adalah 16
guru menuntut jawaban yang pasti dan
pertanyaan
tertentu.
pertanyaan
pertanyaan bersifat aplikasi adalah o%,
terbuka menunjukkan bahwa pertanyaan yang
jumlah rata-rata pertanyaan bersifat analisis
diajukan guru dalam proses pembelajaran
0%, jumlah rata-rata pertanyaan bersifat
kurang mendorong siswa untuk berfikir. Hal
evaluasi adalah 2 buah (7%), dan jumlah rata-
ini juga didukung dengan kenyataan bahwa
rata pertanyaan bersifat kreasi adalah 0%.
Lestari
(2002)
bahwa
Sedikitnya
sebagian
jumlah
sebagian besar pertanyaan yang diajukan guru
(38%),
(55%),
jumlah
jumlah
rata-rata
rata-rata
Sebagian besar pertanyaan yang diajukan
berada dalam jenjang kognitif tingkat rendah.
guru merupakan pertanyaan pada jenjang
3. Jenjang Kognitif Pertanyaan
kognitif tingkat rendah (hafalan/ingatan dan
Analisis pertanyaan berdasarkan jenis
pemahaman) dan hanya sedikit sekali yang
pengetahuan yang dinyatakan (Anderson,
berada
pada
jenjang
2001) tertutup bahwa jenis pengetahuan yang
Walaupun
paling banyak dinyatakan adalah pengetahuan
pemahaman merupakan dasar dan berpikir
faktual dan pengetahuan konseptual. Tidak
tingkat tinggi tetapi pengembangan dsan
pertanyaan
kognitif
ingatan
tinggi.
dan
pertanyaan ingatan yang terlalu berlkebihan
8 | Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.1 No.1 April 2014
dan tidak diimbangi dengan pertanyaan
pasti, serta pertanyaan yang menuntut hafalan
kognitif tingkat tinggi akan kurang baik,
dan pemahaman (C1 dan C2).
karena bagaimana juga pertanyaan yang
memberikan konstribusi yang lebih baik
dalam proses pembelajaran adalah pertanyaan
Saran
Perlu adanya peningkatan bertanya guru
fisika pada jenjang kognitif yang lebih tinggi
kognitif tingkat tinggi.
Berdasarkan analisis sejumlah penelitian
agar siswa dapat terbiasa berfikir dan
pertanyaan
merangsang siswa untuk bertanya. Guru perlu
(Anderson, 2001) menemukan bahwa pada
diberikan motivasi (dilatih) untuk dapat
pertanyaan
menerapkan
tentang
dampak
penggunaan
faktual
lebih
efektif
untuk
menekankan pada pertanyaan kognitif tingkat
yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa
ketrampilan
bertanya dalam proses belajar mengajar.
.
tinggi lebih efektif untuk siswa rata-rata atau
yang kemampuannya tinggi. Karena siswa
aturan-aturan
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan
terimakasih
yang
kelas 1, II, III (14-17 tahun) tampaknya guru
besarnya disampaikan kepada
harus lebih memvariasikan lagi jenjang
proyek
pertanyaan sehingga siswa juga dirangsang
Pendidikan
untuk berfikir.
memberi
bidang
penelitian
sebesarpimpinan
Kementerian
Nasional
Dikti
yang
telah
kesempatan
pada
kami
untuk
melakukan penelitian, Pimpinan dan staf
PENUTUP
Lembaga Penelitian Universitas Syiah Kuala
Simpulan
atas proses serta kepercayaan kepada kami
Hasil analisis data dapat diungkapkan
untuk meneliti, Bapak
Dekan Fakultas
bahwa dalam proses pembelajaran guru
Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah
seringkali menggunakan teknik bertanya.
menyetujui penelitian ini, dan Kepala Sekolah
Pertanyaan yang diajukan guru bukan hanya
beserta guru fisika SMA Lab Shool yang
digunakan
telah mengizinkan dan membantu kami untuk
siswa
untuk
atau
memahami
mengukur
untuk
materi
kemampuan
mengarahkan
yang
sedang
siswa
dikaji.
Pertanyaan yang diajukan guru ternyata
merupakan pertanyaan tentang pengelolaan
kelas.
Pertanyaan
menunjukkan
pertanyaan
yang
bahwa
guru
terkait
materi
sebagian
besar
merupakan
meneliti.
pertanyaan
tertutup yang menuntut jawaban singkat dan
DAFTAR PUSTAKA
Anderson. 2001. A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assessing: A Revision
of Bloom’s taxonomy of Educational
Objectives. New York: Longman
Bloom, B.S. 1979, Taxonomy of Educational
Objectives, Book I Cognitive
Nurulwati dan Susilawati, “Profil pertanyaan......... | 9
Domain,
Group, LTD.
London: Longman
Cunningham,
R.T.
1971.
Developing
Question Asking Skill, In Weigand,
J.E. (Ed) Developing Teacher
Competencies New Jersey: PrinticeHall, Inc. Englewood Cliffes.
Depdikbud. 1998. Ketrampilan Bertanya
Dasar
dan
Lanjut.
Panduan
Pengajaran
Mikro.
Jakarta
:
Depdikbud. Proyek Pengembangan
Lembaga
Pendidikan
Tenaga
Kependidikan.
Dillon, J.T 1988. The remedial status of
student questioning. Journal of
Curriculum Studies . 20 (3).
Hamilton & Brady. 1991. The remedial status
of student questioning. Journal of
Curriculum Studies. Vol.20 (3).
Harlen. 1992. The Right questions at the
right time. Primary Science. London:
Heinerman Educational Books.
Hunkins, F.P. 1972. Questioning Strategies
and Techniques, Boston: Allyn and
Bacon.
Lestari, A.T. 2002. Berbagai pertanyaan
yang dikembangkan dalam buku.
LKS dan proses belajar mengajar
subkonsep
pemencaran
para
tumubuhan di SMU. Skripsi Jurusan
Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Tidak diterbitkan
Rahayu, E. 2001. Ketrampilan Siswa SMU
dalam
mengajukan
pertanyaan
tertulis pada konsep alat indera.
Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi
FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.
Tunney, C. 1981. The Skill of Advnced
Questioning, In C. Turney at al.
Sydnay
Micro Skill:
Axplaining Introductory Procedures
and
Closures,
Advanced
Questioning.
Press.
Sydney
University
Widodo., A. 2004. Videos of Lessons : A
mean to understand classroom
reality and resource to improve
science lessons. ISTECS, 5.