EKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDI

ISBN: 978-602-60927-0-0

PROSIDING
SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
JAKARTA, 21 JANUARI 2017

TEMA:
Pemberdayaan Hasil Penelitian Melalui Seminar :
Mendorong Peningkatan Penulisan Artikel dan Publikasi

Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
2017
Hak Cipta PEP Pascasarjana UNJ Email: pep@unj.ac.id

PEMBERDAYAAN HASIL PENELITIAN MELALUI
SEMINAR : MENDORONG PENINGKATAN PENULISAN
ARTIKEL DAN PUBLIKASI

PROSIDING
SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN

JAKARTA, 21 JANUARI 2017

PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI
PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI
JAKARTA

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 21 JANUARI 2017

REVIEWER
Prof. Dr. Burhanudin Tola, MA
Dr. Wardani Rahayu, M.Si

EDITOR
Dr. Agus Dudung, M.Pd
Dr. Ahsanul Khair Asdar, M.Pd
Deni Iriyadi, S.Pd., M.Pd

Ahmad Rustam, S.Pd., M.Pd
Bambang Afriadi, S.Pd
Iskandar, S.Pd

ISBN: 978-602-60927-0-0

Email: pep@unj.ac.id
ii

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 21 JANUARI 2017

PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
PEMBERDAYAAN HASIL PENELITIAN MELALUI SEMINAR :
MENDORONG PENINGKATAN PENULISAN ARTIKEL DAN
PUBLIKASI
Editor


:
Dr. Agus Dudung, M.Pd
Dr. Ahsanul Khair Asdar, M.Pd
Ahmad Rustam, S.Pd., M.Pd
Deni Iriyadi, S.Pd., M.Pd
Bambang Afriadi, S.Pd
Iskandar, S.Pd

Desain Layout

:
Liza Salsabila, S.Pd
Diah Arum Kartikasari, S.Pd
Nurfitriani, S.Pd
Oktaviana Sinaga S.Pd

Desain Sampul

:

Oktaviana Sinaga S.Pd

Penerbit

: Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

Cetakan Pertama

: 21 Februari 2017

Buku ini diterbitkan sebagai Prosiding Seminar Hasil Penelitian Pendidikan
yang diselenggarakan Prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Pascasarjana
Universitas Negeri Jakarta, tanggal 21 Febriari 2017

iii

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

JAKARTA, 21 JANUARI 2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Pendidikan pada tanggal 21 Januari 2017 di
Universitas Negeri Jakarta UNJ dapat terwujud.
Prosiding tersebut memuat sejumlah artikel hasil penelitian pendidikan
yang telah dilakukan oleh pendidik, peneliti, dan pemerhati pendidikan untuk
mengkomunikasikan kegiatan ilmiah mereka serta untuk meningkatkan
kerjasama para peserta. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini perkenankan
kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor UNJ, Bapak Prof. Dr. H. Djaali yang telah mendukung kegiatan
seminar hasil penelitian pendidikan kepada program studi Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan.
2. Direktur Pascasarjana Prof. Dr. Moch Asmawi, M.Pd menfasilitasi semua
kegiatan seminar hasil penelitian pendidikan kepada program studi
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.
3. Bapak/Ibu segenap panitia seminar hasil penelitian pendidikan yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pemikirannya demi suksesnya kegiatan ini.

4. Bapak/Ibu guru, dosen dan mahasiswa yang telah menyumbangkan artikel
hasil penelitian pendidikan dalam kegiatan ini.
Semoga prosiding ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, untuk
kepentingan pengembangan ilmu pendidikan. Selanjutnya, diharapkan juga
dapat menjadi referensi bagi upaya peningkatan kualitas pendidikan.

Jakarta, Januari 2017
Koordinator S3 Program Studi
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Pascasarjana UNJ

Prof. Dr. Burhanuddin Tola, MA.

iv

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 21 JANUARI 2017


DAFTAR ARTIKEL
NO
JUDUL
HAL
1
EFFECT OF LEARNING METHOD GUIDED INQUIRY STUDENT 1
LEARNING ON THE RESULTS OF THE NATURAL
ENVIRONMENT AND MADE
Acep Saepul Rahmat
2

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR DAN KREATIVITAS 19
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII SMAN 2
KOTA SERANG KECAMATAN CIPOCOK JAYA
Asri Yulida

3

PERANAN KELUARGA MASYARAKAT SUKU DAYAK DALAM 27
MENANAMKAN NILAI DAN ATURAN MELALUI TEKNIK NON TES

DI ALIRAN SUNGAI BARITO KAL-SEL
Darmiyati

4

ANALISIS KELAYAKAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA 42
SMA DI KOTA BANDUNG BERDASARKAN KURIKULUM 2013
Desri Sofiani

5

THE USE OF VIDEO MP4 TO IMPROVE STUDENTS’ RESULT OF 53
BIOLOGY TOPIC HUMAN CIRCULATORY SYSTEM STUDY AT
GRADE 11 SMAN 25 KAB. TANGERANG
Eny Suryaningsih

6

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN MENULIS TEKS CERITA 63
PETUALANGAN BERMUATAN NILAI BUDAYA LOKAL UNTUK

KELAS IV SD
Ersila Devy Rinjani

7

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN 78
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING
PADA MATERI KONSEP BELA NEGARA
Guruh Untung Laksana

8

ASESMEN HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS)
I Wayan Widana

9

PENGARUH UMPAN BALIK DAN DISPOSISI
TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
Ibnu Muthi


10

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN 112
KOGNITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH BIOLOGI UMUM
Iing Dwi Lestari, Suratmi

85

MATEMATIS 102

v

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 21 JANUARI 2017

NO
JUDUL

HAL
11 PENGARUH MEDIA MIND MAP DAN KREATIVITAS TERHADAP 118
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS
VII DI MTS NURUL FALAH SABRANG PETIR-SERANG
Ika Evitasari Aris
12

EVALUASI PROGRAM PENGARUSUTAMAAN GENDER PADA 130
PENDIDIKAN DIPLOMA III KEBIDANAN POLTEKKES JAKARTA
III KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Indra Supradewi

13

EKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN 141
MEDIASI METODE MENGAJAR
Jusuf Blegur

14

PENGEMBANGAN APLIKASI E-ASSESSMENT NON-TEST 152
UNTUK MENILAI HASIL BELAJAR SEBAGAI KOMPONEN
PEMBELAJARAN INOVATIF
Khaerudin

15

IMPLEMENTASI BENTUK AKTIVITAS ETNOMATEMATIKA DI 167
PASAR TRADISIONAL SEMARANG
Linda Indiyarti Putri

16

PENGEMBANGAN MEDIA PERMAINAN KARTU KUARTET PADA 179
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SDN PONDOK BAMBU 02
PAGI
Mal Alfahnum, Maya Masitha Astriani

17

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERFIKIR TINGKAT TINGGI 195
MATEMATIKA (HIGH ORDER THINKING SKILLS) MATERI
PECAHAN SISWA KELAS V SD
Maria Agustina Amelia

18

EFEKTIVITAS
PENERAPAN
MODEL
PEMBELAJARAN 204
BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SMP
Mentari Darma Putri, Melinda Nugraha

19

ESTIMASI SKOR DOMAIN MELALUI
BAYESIAN DAN MAKSIMUM LIKELIHOOD
Michrun Nisa Ramli

20

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN PROJECT-BASED 233
LEARNING (PjBL) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA POKOK
BAHASAN FLUIDA
Muh. Fatkhul Ma’arij

METODE

MODAL 219

vi

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 21 JANUARI 2017

NO
JUDUL
HAL
21 PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK 251
MENGEMBANGKAN SOFT SKILLS DAN KUALITAS HASIL
BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA
AVICENNA CINERE
Muqorobin
22

PENGEMBANGAN HANDOUT DAN LEMBAR AKTIVITAS 276
MAHASISWA UNTUK PEMAHAMAN KONSEP TEORI BILANGAN
Novaliyosi

23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OSBORN UNTUK 283
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK
SISWA SMP
Nurul Anriani

24

PENGEMBANGAN MEDIA UTAGAMA GUNA MENSTIMULASI 291
KEMAMPUAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK USIA 5-6
Qorina Widadiyah

25

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 304
KABUPATEN BANJAR
Rabiatul Adawiah, Sarbaini, Dian Agus Rochliyadi

26

PENGARUH TEKNIK PEMBELAJARAN DAN MINAT BACA 314
TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MEMBACA
Rerin Maulinda

27

MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN CRA 325
TERHADAP PENALARAN DAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS SISWA EKSTROVERT-INTROVERT
Rita Kusumawardani, Nia Gardenia

28

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MODEL 338
PENILAIAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
DENGAN MENGONTROL KEMAMPUAN NUMERIK PESERTA
DIDIK
Sadono

29

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN BENTUK PENILAIAN 349
PORTOFOLIO BERBASIS KELAS SERTA JENIS SEKOLAH
TERHADAP
KEMAMPUAN
PEMECAHAN
MASALAH
MATEMATIKA SISWA
Sri Hartini

30

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KOMPETENSI KEPRIBADIAN 363
GURU (DEVELOPING AN INSTRUMENT OF
TEACHER

vii

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 21 JANUARI 2017

NO

JUDUL
PERSONALITY COMPETENCY)
Sri Wahyuni

HAL

31

ANALISIS DIFFERENTIAL ITEM FUNCTION (DIF) DENGAN 381
METODE MANTEL-HAENSZEL BERDASARKAN PERBEDAAN
WILAYAH KOTA DAN DESA PADA PERANGKAT TES UJIAN
NASIONAL IPA SD DI BANTEN
Sukemi

32

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR
DAN SIKAP SISWA 399
TERHADAP PENGUASAAN KONSEP IPA KELAS IX DI SMP
SWASTA KABUPATEN TANGERANG
Sundanah

33

THE ANALYSIS OF STUDENT‟ ABILITY IN MAKING 416
INTERROGATIVE SENTENCES USING AUXILIARY VERBS
Suranto

34

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI 430
KERJA GURU DENGAN KEPUASAN KERJA
GURU SMK
NEGERI SEKOTA TANGERANG
Syafa’at Ariful Huda, Fahd Hafizh

35

KEEFEKTIFAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA BERVISI 439
SETS DALAM KOMPETENSI SUMBER DAYA ALAM KELAS IV
SEKOLAH DASAR
Ummu Jauharin Farda

36

PRAKTEK LAPANGAN PENDIDIKAN PRAJA IPDN KAMPUS 449
RIAU DALAM PENGELOLAAN TERTIB ADMINISTRASI DESA
Welasari, Muh. Ilham

37

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL (KV) PARU-PARU DENGAN 454
KAPASITAS AEROBIK MAKSIMAL PADA ATLET SEPAK BOLA
Asep Prima

38

PENGARUH
PENGGUNAAN
MODEL
PEMBELAJARAN 470
BERBASIS PROYEK DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL
BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA
SERANG
Uvia Nursehah

39

EVLUASI PROGRAM KURIKULUM
MONTESSORI
Winarti Agustina, Hiffzah R, Meilina

BERBASIS

ISLAMIC 490

viii

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 21 JANUARI 2017

NO
JUDUL
HAL
40 PENDEKATAN TEORI BELAJAR BEHAVIORISME DALAM 510
PERANCANGAN ALAT PERAGA CHAGI TEST UNTUK
MENINGKATAN KETRAMPILAN BELA DIRI TAEKWONDO
Nurul Fitri Fathia

ix

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 21 JANUARI 2017

EKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
DENGAN MEDIASI METODE MENGAJAR
Jusuf Blegur
Universitas Kristen Artha Wacana, Kupang
blegur04@yahoo.co.id
Abstract: This research reports on students’ learning motivation mediated by
teaching method. Researcher used qualitative approach of exploratory type in
order to solve the intended problems. The research subjects consist of 10 males
determined by purposive sampling technique. Data were collected by observationparticipation, close interview, and documentation study. The result indicates that
students’ learning motivation becomes positive through the learning behaviour
denoted by: 1) Students’ attention is higher because they were assigned to do
personal presentation. The focus is leaded more on techniques and strategies to
present the material well. 2) Students spent more time to explore talents through
their thinking ability and to overcome anxiousness during the presentation. 3)
Learning process in classroom was begun on time and preparation time was set
earlier starting at dormitory. Thus, to have a maximal performance, the process of
enrichment was done by preparing some supporting stuffs. 4) Students felt
enjoyment when they were successful in overcoming the obstacles. They felt very
satisfied after completing the presentation successfully. 5) Personal presentation
method was able to explore the talents of the students through their performance.
There is an awareness of that students have the skills if teachers explore those
well through the feasible teaching method.
Key words: Learning Motivation, Teaching Method, Students.

A.

Pendahuluan

Motivasi berperan penting
terhadap
capaian
keberhasilan
suatu
hal
(Subini,
Apriani,
Susilowanto, & Lisnawati, 2012:88)
serta dipandangan sebagai elemen
prasyarat yang memicu keterlibatan
peserta
didik
dalam
proses
pembelajaran. Bahkan telah diakui
pula sebagai faktor penting untuk
mengkontruksi pengetahuan dan
proses
perubahan
konseptual
(Palmer, 2005:1853; Saeed &
Zyngier,
2012:252).
Sebagai
dimensi sosio-psikologis, motivasi
kerap digunakan atau diterapkan
dalam
mempertimbangkan
keberhasilan proses pembelajaran

peserta didik
2014:145).

(Perez

&

Ruz,

Motivasi sebagai reaktor yang
mempengaruhi perilaku peserta
didik dalam mencapai tujuan. Ini
terjadi
dengan
memilih
dan
menginvestasikan pikiran, waktu,
dan energi agar dapat menaklukkan
tugas
dan
tanggung
jawab
akademik secara normatif (Bakar,
2014:723; Pebruanti & Munadi,
2015:367). Peserta didik yang
termotivasi
akan
menunjukkan
bagaimana dirinya menggunakan
waktu dan tenaga secara maksimal,
yang tak lain adalah untuk capaian
prestasi idamannya. Kuatnya ambisi
prestasi secara internal membuat
peserta didik menerobos “green
140

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 21 JANUARI 2017

zone”. Talenta terbaiknya disalurkan
melalui
upaya-upaya
energikstrategik
hingga
melampaui
ekspektasi yang ditetapkan.
Belajar dan motivasi adalah
dua
kutub
yang
saling
mempengaruhi. Belajar sebagai
transformasi perilaku dari “negatif ke
positif” yang terjadi sebagai hasil
dari praktik atau penguatan yang
dilandasi dengan motivasi untuk
mencapai tujuan (Suardana &
Simarmata, 2013:205). Keterlibatan
peserta didik untuk mempelajari
sesuatu guna mencapai cita-cita
mencerminkan motivasinya dalam
belajar. Peserta didik akan memiliki
motivasi belajar yang tinggi bila ia
sadar dan paham tentang tujuan
yang akan dicapainya di masa
mendatang. Pemaknaan cita-cita
yang dalam akan mendorong
peserta didik untuk kian giat dalam
belajar (Dariyo, 2004:45).
Ada tiga bidang utama yang
sangat penting untuk memahami
motivasi belajar peserta didik, yaitu:
pilihan perilaku, tingkat aktivitas dan
keterlibatan, dan kegigihan serta
manajemen
upaya
(Dembo,
2004:54). Selain pemetaan Myron
H. Dembo di atas, Robert D. Louisell
dan Jorge Descamps juga mengurai
enam
perilaku
untuk
mengidentifikasi
bagaimana
motivasi peserta didik dalam belajar.
Keenam
perilaku
tersebut
mencakup: perhatian, waktu pada
tugas, upaya, nada perasaan,
perpanjangan,
dan
performa
(Louisell & Descamps, 1992:259).
Kelas
belajar
yang
dilaksanakan pukul 07.00 s.d 09.00
wita merupakan waktu fresh bagi
peserta didik dan pendidik untuk
menyerap
dan
mengkontruksi

pengetahuan melalui tugas dan
pengalaman belajar. Namun seiring
berjalannya (pertemuan 1 s.d 3),
pendidik
kerap
menjumpai
degradasi motivasi peserta didik
dalam proses pembelajaran. Kelas
belajar yang patutnya dilaksanakan
tepat waktu menjadi terganggu
karena peserta didik mulai terlambat
dan perhatian mereka terhadap
tugas belajar pun mulai menurun.
Lahirnya
sikap
apatis
yang
menyebabkan pada ketidaktepatan
mengerjakan dan mengumpulkan
tugas.
Pada saat dievaluasi, peserta
didik tidak menunjukkan upaya
perbaikan atas berbagai masukan.
Mereka lebih nyaman denngan
mengusung konsep duduk, dengar,
diam, dan pulang. Kondisi ini acap
kali menjadi primadona peserta didik
selama terlibat dalam kegiatan
belajar. Alhasil, peserta didik
“terlatih”
sebagai
konsumen
pengetahuan dan minimnya upaya
reasoning
dan
rasionalisasi
terhadap
pengetahuan.
Pembelajaran berlangsung laksana
“penjara”. Intensitas belajar yang
komunikatif kian memburuk selama
kelas belajar berlangsung, baik
dengan
presentasi,
bertanya,
maupun
menyangga
sehingga
pembelajaran tidak efektif dan
akhirnya tidak menjawab tujuan
intruksional.
Manakala motivasi peserta
didik telah terpola dengan baik
(amotivation, external, internal),
pembelajaran dipastikan berjalan
secara tertib, aman, santai, nyaman,
senang, aktif, dan bermakna.
Motivasi erat kaitannya dengan
regulasi diri dan penggunaan
strategi kognitif (Pintrich & Groot,
141

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 21 JANUARI 2017

1990:34). Regulasi diri mengatur
segala emosi dan perilaku yang
mengarah kepada tujuan akademik
dan
strategi
kognitif
sangat
membantu peserta didik mereduksi
kendala dan memecahkan masalah
selama
pembelajaran.
Alhasil,
dengan tingginya motivasi, peserta
didik mampu menoreh prestasi
akademik yang tinggi pula (Lee,
2010:56; Hamdu & Agustina,
2011:81;
Goodman,
Jaffer,
Keresztesi, Mamdani, Mokgatle,
Musariri, Pires, & Schlechter,
2011:373; Abdurrahman & Garba,
2014:1; Jatmiko, 2015:205).
Metode mengajar sebagai
salah satu cara atau jalan yang
digunakan pendidik untuk melihat
motivasi belajar peserta didik.
Implementasi metode mengajar
yang feasibel dapat mengeskplorasi
berbagai talenta yang mengafirmasi
pembelajaran, misalnya mengurangi
kebosanan (Slameto, 2010:96),
meningkatkan
motivasi
belajar
(Ramadhani, Azwandi, & Martias,
2013:47), memberikan kepuasan
atau kenikmatan dalam proses
pembelajaran (Al-Shara, 2015:146),
dan hasil belajar peserta didik yang
positif (Adiningsih, 2012:79; Femi &
Adewale, 2012:319; Ganyaupfu,
2013:29).
B.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis
eksploratori. Meskipun peserta didik
dan pendidik sama-sama terlibat
dalam proses pembelajaran, namun
saja kecanggungan tetap ada dan
lebih eksklusif atas informasiinformasi yang bersifat “judgment”
terhadap pendidik. Agar motivasi
dalam bentuk perilaku belajar

peserta didik tereksplorasi dengan
baik dan komprehensif, peneliti
membentuk tim teknis yang adalah
peserta didik lainnya (3 orang) yang
oleh subjektifitas peneliti dapat
mengeksplorasi motivasi belajar
peserta didik. Upaya ini dilakukan
agar orinalisasi tanggapan melalui
wawancara
maupun
tampilan
perasaan
yang lahir sebagai
cerminan motivasi belajar peserta
didik
sesuai
dengan
metode
mengajar yang digunakan pendidik.
Partisipan adalah mahasiswa
Program Studi Pendidikan Jasmani,
Kesehatan,
dan
Rekreasi,
Universitas Kristen Artha Wacana,
Kupang yang berjumlah 10 orang
laki-laki (M = 20.6 dan SD = .84327)
yang
ditetapkan
menggunakan
teknik purposive sampling. Data
penelitian
dikumpulkan
dengan
pengamatan partisipasi, wawancara
mendalam,
dan
dokumentasi.
Analisis data dilakukan secara
deskriptif
kualitatif
mencakup
penyajian data, reduksi data, dan
verifikasi data. Proses pengumpulan
dan
analisis
data
berjalan
bersamaan untuk memberikan unitunit makna yang menunjukkan
prioritas dalam mengeksplorasi
motivasi belajar.
C.
Hasil
Pembahasan

Penelitian

dan

Selain audiens, presenter
juga selalu fokus pada materi yang
hendak dipresentasikannya dengan
bebagai persiapan. Inilah cara untuk
mencapai hasil belajar yang baik
serta kepuasan atas performanya.
Semisal tuturan Wenggo E. (21
tahun) bahwa: “Dari perubahan
metode mengajar dari presentasi
kelompok
menjadi
presentasi
142

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 21 JANUARI 2017

individu membuat perhatian saya
lebih tinggi untuk mendengar
maupun menyampaikan materi.
Meskipun kami belum sempurna,
namum metode ini mengajarkan
untuk mempersiapkan diri lebih
maksimal”.
Metode ini juga memberikan
makna implisit terhadap tujuan
belajar peserta didik. Mereka mulai
memahami apa yang mereka
lakukan kelak ketika menjadi
alumnus fakultas kependidikan. Ini
tercermin dalam pendapat Tangpali
P. (19 tahun), yaitu: “Saya fokus,
karena dengan metode mengajar ini
membuat saya semakin sadar kalau
saya
akan
menjadi
seorang
pendidik”. Hasil penelitian juga
menunjukkan
bahwa
tingkat
kesiapan presenter memicu level
perhatian peserta didik. Ada peserta
didik yang perhatiannya tinggi dan
begitu pula sebaliknya, semisal
pernyataan dari Iwanti Y. A. (21
tahun)
“Ada
saatnya
saya
konsentrasi dan ada juga yang tidak
konsentrasi.
Kosentrasi
jika
presenter menyampaikan materi
secara baik dan tepat. Sedangkan
tidak, konsentrasi apabila presenter
tidak
maksimal
pada
saat
presentasi”.
Partisipasi
peserta
didik
dalam proses pembelajaran tidak
maksimal manakala berjalan tanpa
adanya motivasi dan perhatian.
Motivasi, keinginan, dan perhatian
diperlukan
untuk
mengarahkan
tenaga
dan
membangkitkan
partisipasi peserta didik untuk
berhasil
dalam
pembelajaran
(Palmer,
2005:1855;
Ariani,
2013:27; Feng, Fan, & Yang,
2013:51). Perhatian
membantu
peserta didik untuk memahami dan

mencari tahu setiap materi atau
tugas-tugas
yang
diberikan
pendidik. Untuk maksud tersebut,
pendidik memediasinya dengan
implementasi metode mengajar
presentasi personal dan ini pun
berdampak
positif
dalam
meningkatkan perhatian. Dengan
metode ini pendidik tidak banyak
berceramah, melainkan memediasi
jalannya
proses
dengan
memberikan arahan dan petunjuk
dalam memulai dan mengakhiri
diskusi dengan baik dan benar.
Penerapan
presentasi
personal menyebabkan seluruh
proses belajar dilakukan oleh
peserta didik, baik yang berperan
sebagai
presenter
maupun
moderator. Moderator yang dipilih
secara random menyiratkan bahwa
ketika masuk dalam kelas, peserta
didik harus tetap siap dan siaga,
karena semua memiliki peluang
yang
sama
untuk
memandu
jalannya
diskusi.
Selain
itu,
perhatian juga ditunjukkan dengan
keaktifan
berdiskusi
dalam
kelompok
untuk
mencarikan
permasalahan
agar
segera
ditanyakan. Proses ini terkadang
membuat moderator kewalahan
untuk mengendalikan kelas belajar.
Banyak
peserta
didik
yang
berebutan mengajukan pertanyaan
dan
kadang
menimbulkan
“kegaduhan” karena ada peserta
didik yang tidak mendapatkan
kesempatan berpendapat karena
keterbatasan waktu.
Waktu
Kelas belajar dibuat lebih
dinamis.
Jika
pun
materi
dipresentasikan secara personal,
peserta didik tetap didistribusi
secara
berkelompok
untuk
143

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 21 JANUARI 2017

mendiskusikan
materi
yang
dipresentasikan
rekan
lainnya.
Jalannya diskusi yang santai ini
membuat peserta didik leluasa
untuk mengembangkan gagasannya
dengan
memanfaatkan
waktu
belajar dengan baik, misalnya
dengan bertanya atau menyangga.
Hal ini yang dilakukan Lamatokan S.
G. (20 tahun), yaitu: “Waktu saya
gunakan
secara
baik
untuk
mempelajari materi dan menyiapkan
materi untuk ditanyakan kepada
presenter”. Selain itu, peserta didik
lainnya, Kiha S. (21 tahun) juga
menyampaikan bahwa: “Pembagian
materi secara mandiri membuat
saya menggunakan waktu dengan
baik untuk menyelesaikan tugastugas,
misalnya
mengerjakan
makalah dan poster”.
Tugas poster dan presentasi
membuat peserta didik harus
menggunakan waktu secara bijak,
sebab mereka tidak hanya bertanya
dan menyangga, namun dapat
sebagai moderator dan pastinya
adalah presenter. Selain di kelas,
waktu di luar kelas pun sangatlah
penting bagi peserta didik, misalnya
Manu R. J. R. (20 tahun) yang
mengatakan bahwa: “Saya tidak
hanya memanfaatkan waktu di
kelas, tapi juga di kos sebab saya
harus mempresentasikan materi di
depan kelas dan hal ini perlu
persiapan yang baik”.
Agar kelas aktif, kesempatan
berpendapat
harus
diberikan
sebebas-bebasnya kepada peserta
didik (Mulyono, 2011:98). Dominasi
pendidik
dalam
menjawab
pernyataan
atau
pertanyaan
dihindari, kecuali pada tahapan
evaluasi. Masuk kelas tepat waktu,
dan bahkan mereka sudah hadir di

kelas
sebelum
15
menit
pembelajaran berlangsung, kegiatan
lain (keluar-masuk kelas) berkurang,
lebih banyak waktu yang dihabiskan
untuk berdiskusi terhadap materi
maupun kiat-kiat jitu untuk menjadi
presenter kelak. Waktu benar-benar
digunakan untuk belajar, sebab
peran yang dimainkan sifatnya
personal, perilaku apatis peserta
didik di kelas belajar teratasi.
Mereka mencari tahu dan selalu
ditopang dengan bantuan kepada
rekannya yang “unggul” dalam
berpikir dan berpendapat.
Kelas belajar menjadi “hidup”,
semua sibuk dengan aktivitas
mencari tahunya. Frekuensi peserta
didik yang bertanya kian meningkat
(Hamdu & Agustina, 2011:83),
konsisten
menggunakan
waktu
untuk mengeksplorasi kemampuan
dirinya
(Sengodan
&
Iksan,
2012:18). Mereka menggunakan
waktu untuk berkonsultasi dengan
pendidik,
saat
dilakukan
pengontrolan terhadap persiapan
dan perkembangan belajar mereka.
Konsultasi-konsultasi ini umumnya
bersentuhan
dengan
bentuk
pertanyaan
dan
bagaimana
menyampaikannya.
Kesibukankesibukan ini akhirnya membuat
peserta didik larut dalam waktu
belajar yang aktif dan lama tanpa
mereka sadari bahwa kelas belajar
telah usai.
Upaya
Paska kesepakatan kontrak
pembelajaran dan me-reproduksikan metode mengajar, peserta didik
mulai sadar bahwa pilihan penting
untuk “masuk” dalam proses
pembelajaran adalah menunjukkan
totalitas upaya. Kemasan kelas
boleh santai, bukan berarti peserta
144

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 21 JANUARI 2017

didik santai pula dalam berupaya.
Demikian penyampaian Luan J. J.
S. A. (20 tahun) “Metode mengajar
ini membuat saya rajin kuliah, upaya
yang dilakukan adalah disiplin
dalam masuk kelas, mempersiapkan
diri, membeli buku, dan menyiapkan
poster”.
Khususnya
sesaat
melakukan presentasi, Mada Y. A.
(22 tahun) meruntut upaya-upaya
persiapannya,
meliputi:
“Saya
bangun pagi jam 5, menyiapkan
karton, beli spidol, beli pensil. Saya
juga ke kampus lebih awal dan
berupaya mengatasi rasa gugup
saya”.
Presentasi personal acap kali
membuat banyak peserta didik
merasakan
“ketidaknyamanan”,
sebab perilaku demikian umumnya
tidak mereka lewati pada proses
belajar sebelumnya. Perlahan tapi
pasti, metode ini membiasakan
mereka
untuk
mereduksi
kecemasan
dan
meningkatkan
motivasi
belajarnya.
Seperti
pernyataan Lake M. A. (21 tahun)
“Saya
berupaya
untuk
mendisiplinkan diri dengan giat dan
semangat, dan memahami materi.
Upaya ini tidak sia-sia karena dapat
merubah perilaku saya”.
Saat upaya diperlukan untuk
belajar,
maka
motivasi
pun
diperlukan. Peserta didik tidak akan
melakukan upaya itu kecuali mereka
termotivasi untuk melakukannya
(Palmer, 2005:1855; Hamdu &
Agustina, 2011:82). Penerapan
metode
presentasi
personal
menunjukkan adanya tingkat upaya
yang tinggi dari peserta didik.
Mereka menempatkan upaya dan
fokus untuk mencapai hasil belajar
terbaik dengan regulasi diri dan
strategi kognitif (Pintrich & Groot,

1990:34) dan upaya ini merupakan
bagian penting dari motivasi (Saeed
& Zyngier, 2012:253). Upaya yang
ditempuh adalah dengan persiapan
diri karena adanya dorongan untuk
tuntas dalam bidang akademik. Saat
pemberian tugas, pendidik juga
harus
dapat
memperhatikan
perkembangan
perilaku
dan
psikologi peserta didik sehingga
adanya
keseimbangan
pembebanannya.
Atensi
pendidik
dalam
mengetahui perkembangan belajar
memberikan
stimulus
kepada
peserta didik untuk selalu berupaya
menyelesaikan tugas belajarnya.
Untuk menilai keterlibatan peserta
didik dalam belajar, sangat penting
untuk mengetahui berapa banyak
upaya yang dilakukannya. Proses ini
menyadarkan peserta didik bahwa
upaya maksimal adalah satu paket
dengan prestasi akademik (Dariyo,
2004:45). Metode ini pun akhirnya
menyadarkan peserta didik bahwa
tidak ada hasil yang maksimal tanpa
adanya upaya yang maksimal. Jika
menunjukkan
upaya
maksimal
dalam
belajar,
sudah
tentu
mendapatkan hasil yang maksimal
pula.
Perasaan
Pastinya perasaan peserta
didik begolak saat metode mengajar
digeser pada pertanggungjawaban
tugas secara personal. Tanggapan
perasaan mulai “campur sari”. Ada
yang menyikapinya secara positif
dan bahkan tidak sedikit pula yang
kontradiktif dengan pergeseran ini.
Meskipun demikian, keengganan
perasaan peserta didik terpatahkan
saat dirinya merasakan bagaimana
nikmatnya menjadi nara sumber.
145

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 21 JANUARI 2017

Tengok saja nada perasaan
Tangpali A. (19 tahun) berikut ini:
“Awalnya
saya
merasa
tidak
senang, takut, jengkel karena harus
mempresentasikan tugas di depan
kelas. Tetapi akhirnya setelah saya
presentasi, saya merasa senang
karena dapat menyampaikan materi
layaknya seorang pendidi. Saya
benar-benar merasa puas dengan
metode mengajar seperti ini, karena
di samping tekanan yang semakin
berat, disitu saya selalu berupaya
untuk keluar”. Hal senada pula
dirasakan oleh Lake M. A. (21
tahun) yang dituangkan dalam
pernyataan singkat ini: “Metode ini
merubah pikiran. Semangat belajar
lebih tinggi dan dapat merubah
perilaku dari tidak berani menjadi
berani berbicara”. Gugup masih
menjadi bagian, namun senang
tetap mendominasi perasaan yang
dialami oleh peserta didik. Mereka
senang dan semangat karena dapat
membagikan
informasi
kepada
rekan lainnya dengan cara mereka
sendiri. Inilah esensitas perhargaan
terhadap talenta peserta didik dalam
proses belajar.
Jika umumnya peserta didik
senang baru memulai presentasi,
maka berbeda dalam kasus ini.
Peserta didik justru senang ketika
selesai
menyampaikan
materi.
Perasaan senang, seru, dan puas
muncul
seketika
perform
dituntaskan dengan sukses. Dapat
mengatasi berbagai hambatan dan
tantangan dengan santai sehingga
mereka merasa bahwa dirinya juga
memiliki kemampuan (percaya diri).
Stigma bahwa presentasi personal
adalah momok yang menakutkan
mampu dirubah kepada sesuatu
yang menantang, menyenangkan,
dan seru.

Peserta didik mengalami
perubahan
konsepsi
dengan
mengkonstruksi pengetahuan baru
bahwa presentasi adalah hal yang
mengasikkan (Palmer, 2005:1853;
Saeed & Zyngier, 2012:252).
Peserta didik mulai menunjukkan
kegairahannya dalam belajar serta
kejenuhan
dan
kebosanan
diminimalisir
secara
bertahap
(Slameto, 2010:96). Ini merupakan
bagian penting yang mengafirmasi
keberhasilan pembelajaran (Perez &
Ruz, 2014:145). Perasaan senang
dan semangat membuat peserta
didik mulai mengendalikan pikiran
dan tenaga dalam melewati tuntutan
tugas dengan melawan rasa malas,
malu, cemas, dan takut untuk
menjadi presenter (Bakar, 2014:723;
Pebruanti & Munadi, 2015:367).
Akhirnya simpulan yang didapat
adalah perasaan positif terkonstruk
dengan cara pendidik menerapkan
metode mengajar yang benar dan
tepat
agar
peserta
didik
menyalurkan
talenta
secara
maksimal.
Performa
Tidak terbanyangkan, mereka
yang diam bukan tidak memiliki
kemampuan. Metode presentasi
personal merupakan salah satu
mediasi yang tepat dalam melihat
talenta peserta didik secara faktual.
Satu-per-satu peserta didik perform
dengan baik dan mereka merasa
adanya perubahan dalam performa
akademiknya.
Sebagai
contoh
ungkapan Thomas D. (21 tahun)
bahwa: “Performa saya sudah
cukup baik dari sebelumnya, seperti
berani bertanya dan menyangga
dan percaya diri saya meningkat
saat mempresentasikan tugas”.
Performa peserta didik mulai
146

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 21 JANUARI 2017

tersalurkan dengan baik, saat
mereka
diberdayakan
untuk
mengkreasikan
materi
dalam
kemasan poster yang kemudian
ditindaklanjuti
dalam
bentuk
presentasi.
Performa
presentasi
juga
menjanjikan, ada yang begitu
antusias sehingga dapat perform
secara maksimal. Sebut saja Mada
Y. N., dirinya begitu “liar” saat
menjelaskan,
merinci,
dan
membedah materi presentasinya.
Materi diruntut secara sistematis,
ketegangan yang hampir tidak
terdeteksi, aksentuasi nada yang
harmonis, kepercayaan diri muncul
dari keramahan tatapan, serta
penguasaan kelas yang top. Ini
adalah hasil pengamatan performa
yang dijumpai manakala peserta
didik mendapatkan kesempatan
memaparkan materi di depan kelas.
Meski tidak semua peserta didik
perform maksimal, paling penting
adalah metode mengajar presentasi
personal menjamin transformasi
perilaku belajar.
Belajar dalam kelas yang tinggi
kuantitas dan tinggi homogen
membuat
pendidik
mengalami
berbagai kendala untuk menyajikan
pembelajaran yang berkualitas.
Contohnya untuk mengeksplorasi
performa peserta didik, tidak hanya
cukup dengan membagikan tugas
dan
menyelesaikan
presentasi
secara berkelompok. Peserta harus
dibiasakan untuk perform secara
personal, presentasi salah satunya.
Penerapan
metode
presentasi
personal dapat mengeksplorasi
performa peserta didik dalam belajar
dan tentunya berkorelasi positif
dengan hasil belajarnya (Adiningsih,
2012:79;
Femi
&
Adewale,

2012:319; Ganyaupfu, 2013:29). Ini
sebagai
bentuk
peningkatkan
motivasi dalam belajar (Ramadhani,
Azwandi, & Martias, 2013:47),
sebab tidak suatu keberhasilan
tanpa intervensi motivasi (Subini,
Apriani, Susilowanto, & Lisnawati,
2012:88).
Motivasi yang tinggi membuat
peserta
didik
mampu
mengeksplorasi berbagai talentanya
untuk
menunjang
kualitas
pembelajaran dan berdaya guna
terhadap performa dan prestasi
akademiknya (Lee, 2010:56; Hamdu
& Agustina, 2011:81; Goodman,
Jaffer,
Keresztesi,
Mamdani,
Mokgatle,
Musariri,
Pires,
&
Schlechter, 2011:373; Abdurrahman
&
Garba,
2014:1;
Jatmiko,
2015:205). Performa peserta didik
bergantung
pada
penggunaan
metode mengajar. Untuk menilai
performa peserta didik, idealnya
pendidik menggunakan metode
mengajar mengeksplorasi performa
itu sendiri, dan presentasi personal
telah menjamin hal tersebut.
D.

Kesimpulan

Motivasi peserta didik dalam
belajar
dipengaruhi
oleh
penggunaan
metode
mengajar
pendidik.
Ketepatan
dan
ketidaktepatan metode mengajar
dapat melemahkan dan menguatkan
motivasi belajar itu sendiri. Simak
saja penerapan metode mengajar
presentasi
personal
membuat
peserta
didik
menjadi
lebih
termotivasi
selama
proses
pembelajaran. Meski diawali dengan
lemahnya perhatian, waktu belajar
yang sia-sia, upaya yang minim,
perasaan negatif yang tinggi, serta
performa yang buruk akhirnya
147

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 21 JANUARI 2017

peserta didik dapat terlibat secara
aktif selama kelas belajar saat
metode
presentasi
personal
diberlakukan.
Motivasinya menjadi baik,
manakala peserta didik puas dapat
menyampaikan materi (presenter)
dengan sukses, ini pula merupakan
kebanggaan terbesar mereka dalam
belajar.
Dengan
demikian,
bagaimana
pendidik
memperlakukan peserta didik untuk
mengembangkan talenta terbaiknya,
sesungguhnya akan memberikan
gairah belajar bagi peserta didik
yang lebih positif. Hasil penelitian ini
telah
membuktikan
bahwa
penerapan
metode
mengajar
presentasi
personal
dapat
meningkatkan motivasi peserta didik
melalui
perilaku
belajarnya
(perhatian, waktu, upaya, perasaan,
dan performa).
E.

Daftar Pustaka

Abdurrahman, M.A. & Garba, I.M.
(2014).
The
impact
of
motivation
on
students‟
academic
achievement
in
Kebbi state junior secondary
school
mathematics.
International
Journal
of
Advanced Research, 2(12), 115.
Adiningsih, D. (2012). Pengaruh
persepsi siswa tentang metode
mengajar
guru
dan
kemandirian belajar terhadap
prestasi
belajar
akuntansi
siswa
kelas
x
program
keahlian akuntansi smk batik
perbaik
Purworejo
tahun
ajaran
2011/2012.
Skripsi

Pendidikan
Akuntansi,
Universitas Negeri Yogyakarta.
Al-Shara, I. (2015). Learning and
teahing between enjoyment
and boredom as realized by
the students: A survey from the
educational field. European
Scientific Journal, 11(19), 146168.
Ariani, D.W. (2013). Personality and
learning motivation. European
Journal of Business and
Management, 5(10), 26-38.
Bakar, R. (2014). The effect of
learning
motivation
on
student‟s
productive
competencies in vocational
high school, West Sumatra.
International Journal of Asian
Social Sciences, 4(6), 722732.
Dariyo, A. (2004). Pengetahuan
tentang penelitian dan motivasi
belajar
pada
mahasiswa.
Jurnal Psikologi, 2(1), 44-48.
Dembo, M.H. (2004). Motivation and
learning strategies for college
success: A self management
approach. 2nd Edition. London:
Lawrence Erlbaum Associates,
Publisher.
Femi, O. & Adewale, A.M. (2012).
The
effects
of
teaching
methods
on
academic
performance in primary school
science. International Journal
148

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 21 JANUARI 2017

of Innovative research &
Development, 1(5), 319-335.
Feng, H.Y., Fan, J.J., & Yang, H.Z.
(2013). The relationship of
learning
motivation
and
achievement in EFL: Gender
as an intermediated variable.
Educational
Research
International, 2(2), 50-58.
Ganyaupfu, E.M. (2013). Teaching
methods
and
students‟
academic
performance.
International
Journal
of
Humanities and Social Science
Invention, 2(9), 29-35.
Goodman, S., Jaffer, T., Keresztesi,
M., Mamdani, F., Mokgatle, D.,
Musariri, M., Pires, J., &
Schlechter, A. (2011). An
investigation of the relationship
between students‟ motivation
and academic performance as
mediated by effort. South
African Journal of Psychology,
41(3), 373-385.
Hamdu, G. & Agustina, L. (2011).
Pengaruh motivasi belajar
terhadap prestasi belajar IPA
di sekolah dasar. Jurnal
Penelitian Pendidikan, 12(1),
81-86.
Jatmiko. (2015). Hubungan motivasi
belajar dengan hasil belajar
matematika siswa kelas X
SMK Nahdhatul Ulama Pace
Nganjuk.
Jurnal
Match
Educator Nusantara, 1(2), 205213.

Lee, I.C. (2010). The effect of
learning
motivation,
total
quality teaching and peerassited learning on study
achievement:
Empirical
analysis
from
vocational
universities
or
colleges‟
students in Taiwan. The
Journal of Human Resource
and Adult Learning, 6(2), 5673.
Louisell, R.D. & Descamps, J.
(1992). Developing a teaching
style: Methods for elementary
school teacher. 1st Edition.
Canada: HarperCollins.
Mulyono.
(2011).
Strategi
pembelajaran:
Menuju
efektivitas pembelajaran di
abad global. Cetakan 1.
Malang: UIN-Malik Press.
Palmer, D. (2005). A motivational
view of constructivis-informed
teaching. International Journal
of Science Education, 27(15),
1953-1981.
Pebruanti, L. & Munadi, S. (2015).
Peningkatan motivasi dan hasil
belajar pada mata pelajaran
pemograman
dasar
menggunakan modul di SMKN
2 Sumbawa. Jurnal Pendidikan
Vokasi, 5(3), 365-376.
Perez, M.M.P. & Ruz, N.R. (2014).
Interpersonal intelligence and
motivation in foreign language
learning. European Scientefic
Journal, 10(17), 142-150.
149

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA, 21 JANUARI 2017

Pintrich, P.R. & Groot E.V.D. (1990).
Motivational and self-regulated
learning
components
of
classroom
academic
performance.
Journal
of
Educational Psychology, 82(1),
33-40.

Subini, N., Apriani, D., Susilowanto,
A., & Lisnawati. (2012).
Psikologi
pembelajaran.
Cetakan
1.
Yogyakarta:
Mentari Pustaka.

Ramadhani, S., Azwandi, Y., &
Martias. (2013). Meningkatkan
motivasi membaca melalui
metode bermain peran pada
anak kesulitan belajar. EJUPEKhu, 2(3), 47-58.
Saeed, S. & Zyngier, D. (2012). How
motivation influences student
engagement: A qualitative
case
study.
Journal
of
Education and Learning, 1(2),
252-267.
Sengodan, V. & Iksan, Z.H. (2012).
Students‟ learning style and
intrinsic motivation in learning
mathematics. Asian Social
Science, 8(16), 17-23.
Slameto. (2010). Belajar dan faktorfaktor yang mempengaruhi.
Cetakan 5. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suardana, A.A.P.C.P. & Simarmata,
N. (2013). Hubungan antara
motivasi
belajar
dan
kecemasan pada siswa kelas
VI sekolah dasar di Denpasar
menjelang
ujian
nasional.
Jurnal Psikologi Udayana,
1(1), 203-212.
150

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA MAHASISWA SUKU JAWA DAN SUKU MADURA

6 144 7

MOTIVASI BERTINDAK KRIMINAL PADA REMAJA(STUDI DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK BLITAR)

3 92 22

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

LEGALITAS UNDIAN BERHADIAH DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PESERTA UNDIAN SIGERMAS (Studi pada PT. Bank Lampung)

8 70 31

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62