Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Student Teams Achievement Division (STAD) pada Siswa Kelas 4 SDN Gendongan 01 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Gendongan 01 Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga. Letak SD bergabung menjadi satu berdampingan
dengan SD 02 dan SD 03. Meskipun begitu kegiatan belajar mengajar
tetap berjalan dengan baik. Lokasi sekolah dekat dengan jalan raya dan
dekat dengan rumah dinas. Penelitian di lakukan pada kelas 4 dengan
jumlah siswa 36. Penelitian dilaksanakan dua siklus, yaitu siklus 1 dan
siklus 2, pelaksanaanya diuraikan sebagai berik.ut.

4.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan
Kondisi sebelum adanya

dilakukan penelitian tindakan kelas.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di SD Negeri
Gendongan 01 Salatiga tahun pelajran 2016/2017 pada kelas 4 jumlah
siswanya yaitu 36. Hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada ulangan harian

siswa yang telah dilaksanakan oleh guru kelas, sebagian siswa nilanya
masih rendah dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥ 67.
Dengan demikian maka diperoleh hasil pembelajaran siswa sebelum
tindakan penelitian dilakukan.
Menurut Sugiono (2011: 36-37), Data yang disederhanakan dalam
tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Range

= Max - Min
= (83-30) = 53

Kelas

= 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 36
= 1 + 3,3 X 1, 556
= 1 + 5,1348
= 6, 1348 (dibulatkan menjadi 6 kelas)

54


55

Interval =

=
= 8, 83 (dibilatkan menjadi 8)
Berikui ini kemampuan awal setelah mengerjakan Sebelum tindakan
dalam tabel distribusi frekuensi:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Sebelum Tindakan IPA
Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga

No
1
2
3
4
5
6


Interval
75 – 83
66 – 74
57 – 65
48 – 56
39 – 47
30 -38
Jumlah

Frekuensi
4
6
9
9
6
2
36

Persentase (%)

11,11
16,67
25
25
16,67
5,56
100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diuraiakan hasil kondisi Sebelum tindakan
kelas 4 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diperoleh 2 siswa berada
pada interval 30-38 (5, 56%), 6 siswa berada pada interval 39 – 47 ( 16, 67%), 9
siswa berada pada interval 48 – 56 ( 25,00), 9 siswa berada pada interval 57 – 65 (
25,00), 6 siswa berada pada interval 66 - 67 (16,67%), 4 siswa berada pada
interval 75 – 83 ( 11,11 %). Dengan nilai yang tertinggi adalah 83. Sedangkan
nilai yang terendah adalah 30. Untuk lebih jelasnya data distribusi fekuensi hasil
Preetest dapat ditunjukkan dengan diagram seperti pada gambar 4.1berikut ini:

56

Hasil sebelum tindakan

10
9

8

9

6
6

6

Series1

4
4
2
2
0
75 - 83 66 – 74 57 – 65 48 – 56 39 – 47 30 -38


Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Hasil Sebelum tindakan Siswa Kelas 4
Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga

Selain di dapatkan frekuensi kondisi sebelum tindakan siswa
didaptkan juga data ketuntasan belajar dari siswa. Berikut ini data
ketuntasan hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan yang sudah
disederhanakan kedalam tabel distribusi ketuntasan belajar.
Tabel 4.2
Distribusi Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan Siswa Kelas 4 Semester 1
SDN Negeri Gendongan 01 Salatiga
No

Ketuntasan

Jumlah

Persentase

1


Tuntas ( ≥ KKM 67)

10

27,78

2

Belum tuntas ( < KKM 67)

26

72,22

Rata – rata

57, 89

Skor maksimal


83

Skor Minimum

30

Standar Defiasi

13.991

Berdasarkan tabel 4.3 tampak perbandingan siswa yang telah
ketuntasan belajar (KKM ≥ 67) adalah sebanyak 10 siswa (27,78%),
sedangkan siswa yang belum mencapai batas ketuntasan belajar sebanyak
26 siswa (72,22%). Dengan nilai tertinggi adalah 83 sedangkan nilai
terendah adalah 30.

57

Berikut merupakan data Descriptive Statistics:

Tabel 4.3 Descriptive Statistics Siklus 1
Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

nilprasiklus

36

30

83


57.89

13.991

Valid N (listwise)

36

4.1.2 Deskripsi Siklus 1
Praktek siklus 1 dilaksanakan dengan Standar Kompetensi 1.
Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
dan Kompetensi Dasar 2.1 Menjelaskan hubungan antara struktur akar
tumbuhan dan fungsinya. Pelaksanan penelitian siklus 1 ini dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan,pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Jum’at tanggal 17 November 2016 selanjutnya pada pertemuan kedua
dilaksanakan hari Sabtu tanggal 18 November 2016. Berikut adalah tahaptahap yang dilaksanakan pada siklus 1 sebagai berikut
4.1.2.1 Perencanaan
Awal dari perencanaan dengan meminta izin kepada kepala sekolah
untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah mendapatkan
izin dari kepala sekolah kemudian meminta izin kepada wali kelas

sekaligus guru kelas 4 untuk membicarakan hal yang akan dilakukan oleh
peneliti pada kelas 4 sebagai subjek penelitian. Setelah mendapatkan izin
dari kepala sekolah dan guru kelas untuk mendiskusikan yang akan diteliti,
selanjutnya peneliti memilih mata pelajaran yang akan diteliti yaitu Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan.
Setelah kepala sekolah dan guru kelas mengizinkan meneliti mata
pelajaran IPA, selanjutnya hal pertama yang dilakukan peneliti melakukan
wawancara kepada guru mata pelajaran IPA. Peneliti menyakan beberapa
hal yang berkaitan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan
membicarakan materi yang dipilih untuk penelitian. Setelah mendapatkan

58

materi yang akan digunakan oleh peneliti, langkah selanjutnya peneliti
melakukan observasi di kelas 4 saat mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) yang sedang berlangsung. Peneliti menyakan kepada guru apa
kendala yang di hadapi saat mengajar mata pelajaran IPA dan meminta
hasil ulangan harian siswa pada materi sebelumnya.
Berawal dari permasalahan yang dijumpai di kelas 4, peneliti akan
mempersiapkan teknik pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas 4 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga.
Berikut merupakan persiapan yang dilakukan oleh peneliti:
1.

Mengidentifikasi masalah yang ada dengan berbagai pihak untuk
mencari pemecahan masalah untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.

2.

Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I sesuai
dengan model STAD

yang digunkan dalam penelitian tindakan

kelas yang dilakukan dalam mata pelajaran IPA.
3.

Menyiapkan alat peraga

yang diperlukan

saat

pelaksanaan

pembelajaran.
4.

Penyusunan lembar instrumen observasi yang digunakan peneliti
sebagai acuan dalam mengamati pencapain dalam mengajar maupun
dalam kegiatan pembelajaran dengan model STAD.

5.

Penyusunan instrumen penilaian sebagai acauan untuk menilai hasil
belajara yang dilakukan oleh siswa.
Hal yang pertama yang dilakukan peneliti melakukan pertemuan

dengan guru kelas mata pelajaran IPA untuk mendiskusikan tentang
kegitan yang dilakukan peneliti. Selanjutnya peneliti memperkenalkan
model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) kepada
guru, guru memberikan masukan kepada peneliti mengenai menggunakan
model Student Teams Achievement Division (STAD), karena dengan
masukan guru dapat memotivasi dan memantapkan peneliti dalam
menerapkan model Student Teams Achievement Division (STAD). Dalam
penyususnan rencana pelaksanaan pembelajaran peneliti juga berkonsultasi

59

saling berbagi pendapat kepada guru agar penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran menjadi baik.
Langkah selanjutnya peneliti melakukan uji coba instrumen untuk
keperluan pretest maupun posttest untuk mengetahui kondisi awal dan
hasil belajar siswa. Pada uji coba instrumen ini dilakukan di dua sekolah
yang berbeda yaitu di kelas 4 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga dan di SD
Negeri 08 Salatiga. Pada saat uji coba instrumen di SD Negeri 08 Salatiga
terlebih dahulu meminta izin kepada kepala sekolahnya. Uji coba
instrumen dilakukan sebagai upaya agar soal tes yang digunakan valid
untuk megukur kemampuan siswa sesuai dengan materi yang diajarkan.
4.1.2.2 Pelaksanaan dan Observasi
Tahap pelaksanaan dan observasi siklus 1 dilakukan pada tiap
pertemuan.

Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, pertemuan

pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 17 November 2016
dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran semala 70 menit dengan materi
struktur dan fungsi akar. Tindakan dilakukan oleh peneliti sementara
observernya guru mata pelajaran. Tahap observasi dilakukan untuk setiap
pertemuan saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berlangsung
untuk mengetahui apakah sintaks model Student Teams Achievement
Division (STAD) berjalan dengan baik. Observasi dilakukan dengan
instrumen lembar observasi sesuai dengan sintaks model Student Teams
Achievement Division (STAD) yang terdiri dari instrumen lembar
observasi guru dan siswa.
Kegiatan pendahuluan dilaksanakan dengan alokasi waktu kurang
lebih 10 menit, diawali dengan guru memberi salam, guru mengajak
siswa berdoa, guru melakukan absensi, guru mengecek tempat duduk
siswa sudah rapi atau belum, guru melalukan apersepsi yang berkaitan
dengan pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan disampaikan.
Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 55
menit yang terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi, elaborasi dan

60

konfirmasi. Pada tahap pertama ini yaitu tahap eksplorasi diawali dengan
guru menyajikan video pembelajaran sesuai dengan materi yang
diajarkan yaitu struktur akar tumbuhan dan fungsinya, guru bertanya
jawab mengenai tanyangan video hal yang berisi didalam video.
Pada tahap kedua yaitu tahap elaborasi diawali dengan guru
menjelaskan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan, guru
memberi kesempatan siswa untuk mencatat materi yang telah dipaparkan
sebelumnya, kemudian untuk dijadikan bahan belajar siswa, guru
menunjuk beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan
oleh guru agar guru mengetahui siswa dalam menyerap pembelajaran,
selanjutnya guru bertanya hal-hal yang belum diketahui dalam
pembelajaran.
Pada tahap ketiga yaitu tahap konfirmasi diawali dengan guru
membimbing siswa untuk menarik kesimpulan, setelah itu guru bertanya
hal yang belum dipahami atau diketahui siswa, selanjutnya guru
menjelaskan ulang mengenai apa yang belum dipahami siswa
sebelumnya.
Kegiatan penutup dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 5
menit, dengan menyampaikan pembelajaran yang akan dilakukan ada
perteman selanjutnya, agar siswa lebih siap dalam pembelajaran
pertemuan selanjutnya, guru melakukan refleksi dan mengakhiri
pembelajaran.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 18
November 2016 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran selama 70 menit
dengan pembentukan kelompok dan pembahasan lembar kerja. Tindakan
dilakukan oleh peneliti, sedangkan guru mata pelajaran sebagai obsever.
Kegiatan pendahuluan dengan alokasi waktu kurang lebih 10
menit diawali dengan guru mengucapkan salam, guru mengajak siswa
untuk berdoa, guru menanyakan kehadiran siswa, guru mengkondisikan
kelas, mengecek kesiapan belajar siswa, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran hari ini.

61

Kegiatan inti yang dilakukan kurang lebih 55 menit, dalam
kegiatan inti terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi. Pada tahap pertama yaitu eksplorasi guru menggali ingatan
siswa mengenai pembelajaran sebelumnya mengenai stuktur akar
tumbuhan dan fungsinya, guru bertanya jawab kepada siswa mengenai
materi yang sebelumnya.
Pada tahap kedua yaitu elaborasi yang diawali dengan guru
membagi siswa kedalam kelompok tiap kelompok berisi 4 orang, guru
menyiapkan kertas warna-warni digunakan untuk pembagian kelompok,
siswa diminta mengambil secara bergantian kertas tersebut kemudian
guru mengintruksikan apabila siswa yang mendapat warna kertas yang
sama untuk bergabung menjadi satu kelompok, guru membagikan lembar
kerja yang kemudian akan dikerjakan secara berkelompok, setelah selesai
dikerjakan, guru meminta perwakilan kelompok untuk membacakan
hasilnya, guru meminta mengumpulkan hasilnya, guru merahkan siswa
untuk duduk ke tempat duduk semula.
Pada tahap ketiga yaitu konfirmasi guru bertanya hal-hal yang
belum dipahami oleh siswa, guru membagikan soal evaluasi untuk
mengukur hasil belajar siswa pada kompetensi dasar tersebut, guru
meminta mengumpulkan jawaban, guru mengumumkan kelompok yang
skornya tinggi, guru memberi penghargaan pada kelompok yang
mempunyai nilai tinggi.
Kegiatan penutup dilakukan kurang lebih 5 menit yaitu guru dan
siswa menarik kesimpulan pada materi yang disampaikan, siswa yang
belum mengerti materi tersebut guru menyampaikan ulang sampai siswa
memahami,

guru

melakukan

refleksi

selanjutnya

mengakhiri

pembelajaran.
Pada siklus 1 dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 hasil observasi
guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi terlaksananya
sintaks yang terdiri dari kegiatan guru dan siswa, peneliti mengamati

62

sintaks pembelajaran dapat terlaksana baik atau tidak berdasarkan hasil
observasi yang diperoleh.
4.1.2.3 Hasil Belajar Peserta Didik
Pada siklus 1 setelah peneliti melakukan kegiatan pembelajaran,
selanjutnya menguji kemampuan siswa untuk mendapatkan hasil belajar
yang dapat dilihat dari hasil posttest yang telah dikerjakan oleh siswa di
akhir pertemuan pelaksanaan siklus 1. Hasil posttest merupakan ukuran
keberhasilan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri
Gendongan 01 Salatiga untuk menigkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas 4 semester 1 tahun
2016/2017. Hasil evaluasi yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisa
untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan pembelajaran yang
tealah dilaksanakan pada siklus 1 dengan materi struktur akar tumbuhan
dan fungsinya dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 67.
Hasil belajar yang telah dianalisa pada siklus 1 menunjukkan
hasil yang kurang memuaskan karena masih terdapat beberapa siswa
yang belum mencapai KKM yang sudah di tentukan dari mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam. Berikut ini kemampuan awal setelah
mengerjakan Pretes dalam tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Hasil Preetes IPA
Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga
No
Interval
Frekuensi
Persentase (%)
1
88 – 96
11,11%
4
2
3
4
5
6

79 – 87
70 - 78
61 – 69
52 – 60
43 – 51
Jumlah

11
2
5
9
5
36

30,56%
5,56%
13,89%
8,33%
13,89%
100

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diuraiakan hasil preetes kelas 4 pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diperoleh 5 siswa berada pada
interval 43 – 51 (13,89%), 9 siswa berada pada interval 52 – 60 (8,33%),
5 siswa berada pada interval 61 – 69 (13,89%), 2 siswa berada pada

63

interval 70 - 78 (5,56%), 11 siswa berada pada interval 79 – 87 (30,56%),
4 siswa berada pada interval 88 – 96 (11,11%). Dengan nilai yang
tertinggi adalah 98. Sedangkan nilai yang terendah adalah 43. Untuk
lebih jelasnya data distribusi fekuensi hasil Preetest dapat ditunjukkan
dengan diagram seperti pada gambar 4.2 berikut ini :
12

11

Hasil Pretes siklus 1

10

frekuensi
Series2

9

8
6

5

5

4
4
2
2
11,11%

30,56%

5,56%

13,89%

8,33%

13,89%

0
88 - 96

79 – 87

70 - 78

61 – 69

52 – 60

43 – 51

Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Hasil Pretest Siswa Kelas 4
Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga
Selain di dapatkan frekuensi Pretest siswa didapatkan juga data
ketuntasan belajar dari siswa. Berikut ini data ketuntasan hasil belajar
siswa sebelum dilakukan tindakan yang sudah disederhanakan kedalam
tabel distribusi ketuntasan belajar. Sedangkan Hasil belajar dari soal
Posttest yang telah dikerjakan siswa kelas 4 pada mata pelajaran IPA
dapat dilihat pada tabel yang disajikan berikut ini:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest
Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga Siklus 1
No
Interval
Frekuensi
Persentase (%)
1
90 – 100
4
11,11
2
80 – 89
7
19,44
3
70 – 79
5
13,89
4
60 – 69
12
33,33
5
50 – 59
3
8,33
6
40 - 49
5
13, 89
Jumlah
36
100

64

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diuraikan bahwa hasil belajar siswa
posttest pada mata pelajaran IPA diperoleh 5 siswa berada pada interval
40– 49 (13,89%), 3 siswa berada pada interval 50 – 59 (8,33%), 12 siswa
berada pada interval 60 - 69 (33,33%), 5 siswa berada pada interval 70 –
79 (13,89%), 7 siswa berada pada interval 80 – 89 (19,44%), 4 siswa
berada pada interval 90 – 100 (11, 11%). Dengan nilai yang tertinggi
adalah 100. Sedangkan nilai yang terendah adalah 40. Untuk lebih jelasnya
data frekuensi ulangan harian dapat ditunjukkan dngan diagram pada
gambar 4.3 berikut ini:
Hasil Postes Siklus 1
14
12
12

10
8
6

7

4
2
0

5

4
90 – 100

5
3

80 – 89

70 – 79

60 – 69

50 – 59

40 - 49

Gambar 4.3 Diagram Hasil Posttest Ilmu Pengetahuan Alam Siswa
Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Siklus 1
Selain didapatkan frekuensi hasil posttest siswa didapatkan juga
data ketuntasan belajar dari siswa. Berikut ini merupakan data ketuntasan
posttest siswa pada siklus 1 yang sudah disederhanakan kedalam tabel
distribusi ketuntasan belajar:

65

No
1
2

Tabel 4.6
Distribusi Ketuntasan Belajar
Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga
Siklus 1
Ketuntasan
Jumlah
Persentase
Tuntas ( ≥ KKM 67)
Belum tuntas ( < KKM 67)
Rata – rata
Skor maksimal
Skor Minimum
Standar Defiasi

12
24

33,33
66,67
68,19
100
40
16.087

Berdasarkan tabel 4.6 tampak perbandingan siswa yang telah
mencapai ketuntasan belajar (KKM ≥ 67) adalah sebanyak 19 siswa
(52,78%) sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 17
siswa (47,22%). Dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah adalah 40.
Berikut merupakan Descriptive Statistics sebagai berikut:
Tabel 4.7 Descriptive Statistics Siklus 1
Descriptive Statistics
N
nilpostes1

36

Minimum Maximum
40

100

Mean

Std. Deviation

68.19

16.087

Valid N (listwise)
36
Untuk lebih jelasnya data nilai ketuntasan belajar siswa Posttest pada tabel
4.4 dapat ditunjukan dengan diagram seperti pada gambar 4.4 berikut ini:

Hasil Postest Siklus 1
Tuntas ( ≥ KKM 67)

Belum tuntas ( < KKM 67)

33%

67%

Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar pada Posttest Siswa Kelas 4
Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga Siklus 1

66

1.1.2.4 Refleksi
Pada tahap refleksi ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan yang
terjadi pada siklus 1, nantinya tidak akan terjadi di siklus 2. Beberapa
permasalahan di siklus 1 adalah sebagai berikut:
1. Siswa masih pasif dalam kegiatan diskusi kelompok.
2. Siswa hanya terfokus pada satu hal yang dilakukan, yang tidak
membuat siswa mendengarkan instruksi dari guru.
3. Siswa seringkali mengobrol dengan teman sekelompoknya, biasanya
hanya melihat temannnya yang sedang mengerjakan tidak membantu
berdiskusi.
Berdasarkan dari permaslahan yang telah diuraikan, dapat dilihat
bahwa siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga pada siklus 1
masih mempunyai permasalahan dikegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung. Mereka cenderung mengobrol sendiri saat guru menjelaskan
materi, itu penyebabnya hasil belajar siswa masih rendah di bawah (KKM
≥ 67) yang telah ditentukan. Berdasarkan evaluasi hasil belajar tedapat 19
siswa dari 36 siswa yang hasil belajarnya telah mencapai KKM yang
ditentukan, sedangkan yang 17 siswa yang lainnya dinyatakan belum
mencapai KKM yang telah di tentukan.
4.1.3 Perencanaan Siklus 2
Perencanaan pada siklus 2 ini dimulai dengan memperhatikan
kekurangan atau permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran pada
siklus 1, kekurangan tersebut nantinya akan menjadi dasar dalam
perencanaan siklus 2 agar pelaksanaan tindakan siklus 2 ini menjadi lebih
baik.
Berangkat dari permasalahan yang dijumpai tersebut maka peneliti
menyiapkan teknik untuk memperbaiki hasil belajar IPA pada siswa kelas
4 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga. Persiapan yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:

67

1. Mengidentifikasi masalah yang ada dengan berbagai pihak untuk
mencari pemecahan masalah untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
2. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I sesuai
dengan model STAD yang digunkan dalam penelitian tindakan
kelas yang dilakukan dalam mata pelajaran IPA.
3. Menyiapkan alat peraga yang diperlukan saat pelaksanaan
pembelajaran.
4. Penyusunan lembar instrumen observasi yang digunakan peneliti
sebagai acuan dalam mengamati pencapain dalam mengajar
maupun dalam kegiatan pembelajaran dengan model STAD.
5. Penyusunan instrumen penilaian sebagai acauan untuk menilai
hasil belajara yang dilakukan oleh siswa.
Peneliti melakukan pertemuan dengan guru mata pelajaran IPA
untuk mendiskusikan tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti
dan guru saat melakukan tindakan. Sebelum itu peneliti memaparkan
masalah-masalah yang terjadi pada pelaksanaan tindakan di siklus 1
kepada guru, agar guru memberikan masukan dalam pelaksanaan tindakan
di siklus 2 kepada peneliti, karena dengan masukan dari guru tersebut
dapat memantapkan peneliti dalam menerapkan model Student Teams
Achievement Division (STAD) pada siklus 2 ini. Selain itu peneliti dengan
guru juga saling berbagi pendapat tentang penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran dan juga tindakan apa saja yang perlu dilakukan
agar hasil pelaksanaan pembelajaran siklus 2 menjadi lebih baik dari siklus
1.

4.1.3.1 Pelaksanaan dan Observasi
Tahap pelaksanaan dan observasi siklus 2 dilakukan pada tiap
pertemuan. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 21 November 2016 dengan alokasi
waktu 2 jam pelajaran selama 70 menit dengan materi struktur daun dan

68

fungsinya. Tindakan dilakukan oleh peneliti sementara guru mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD Negeri Gendongan 01 bertugas
sebagai observer. Tahap observasi dilakukan pada setiap pertemuan saat
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berlangsung untuk mengetahui
apakah sintaks model Student Teams Achievement Division (STAD)
berjalan dengan baik. Observasi dilakukan dengan menggunakan
instrumen lembar observasi sintaks model pembelajaran yang digunakan
untuk mengamati kegiatan guru dan siswa saat proses pembelajaran.
Sintaks pembelajaran dirancang untuk selesai dalam satu kali pertemuan.
Kegiatan pendahuluan dilaksanakan dengan alokasi waktu kurang
lebih 10 menit, diawali dengan guru memberi salam, guru mengajak siswa
berdoa, guru melakukan absensi, guru mengecek tempat duduk siswa
sudah rapi atau belum, guru melalukan apersepsi yang berkaitan dengan
pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
disampaikan.
Kegiatan inti yang dilakukan kurang lebih 55 menit, dalam
kegiatan inti terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi. Pada tahap pertama yaitu eksplorasi guru menyajikan gambar
struktur, jenis dan bentuk daun, guru bertanya kepada siswa mengenai
materi.
Pada tahap kedua elaborasi yaitu guru menjelaskan struktur, jenis
dan bentuk daun, guru memberi kesempatan siswa untuk mencatat materi
yang disampaikan sebagai bahan siswa untuk belajar, guru dan siswa
mengamati gambar daun, selanjutnya siswa menggambarnya dan
melengkapinya dengan struktur-struktur daunnya.
Pada tahap ketiga konfirmasi yaitu guru bertanya kepada siswa halhal yang belum dipahami, apabila ada siswa yang belum paham guru akan
mengulang kembali materi tersebut hingga siswa mengerti.
Kegiatan Penutup dilakukan kurang lebih 5 menit guru melakukan
refleksi, selanjutnya guru mengakhiri pembelajaran pada pertemuan
pertama.

69

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23
November 2016 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran selama 70 menit
dilakukan pembentukan kelompok dan mendiskusikan lembar kerja.
Tindakan dilakukan oleh peneliti sementara guru mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam SD Negeri Gendongan 01 Salatiga bertugas sebagai
observer.
Kegiatan pendahuluan dilaksanakan dengan alokasi waktu kurang
lebih 10 menit, diawali dengan guru memberi salam, guru mengajak siswa
berdoa, guru melakukan absensi, guru mengecek tempat duduk siswa
sudah rapi atau belum, guru melalukan apersepsi yang berkaitan dengan
pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
disampaikan.
Kegiatan inti dilakukan kurang lebih 55 menit dalam kegiatan inti
terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada
tahap pertama yaitu eksplorasi guru menggali ingatan siswa mengenai
pembelajaran sebelumnya mengenai stuktur akar tumbuhan dan fungsinya,
guru bertanya jawab kepada siswa mengenai materi yang sebelumnya.
Tahap kedua elaborasi dilakukan dengan guru membagi kelompok,
tiap kelompok terdiri dari 4 orang, dalam menentukan kelompok siswa
berhitung secara bergiliran menyebutkan angka 1 – 9, setelah semua
menyebutkan siswa yang menyebutkan angka yang sama berkumpul
menjadi kelompoknya, selanjutnya guru membagikan lembar kerja pada
setiap

kelompok,

perwakilan

siswa

membacakan

hasil

diskusi

kelompoknya, setelah itu hasilnya dikumpulkan, guru mengarahkan sisa
duduk ketempat semula.
Tahap ketiga konfirmasi diawali dengan guru bertanya hal-hal
yang belum dipahami siswa, siswa mengerjakan lemabr evaluasi dari guru,
siswa mengumpulkan hasil jawabannya, sambil guru menskor nilai
kelompok menentukan predikat untuk kelompok yang predikatnya
istimewa,

guru

predikatnya baik.

memberikan

penghargaan

pada

kelompok

yang

70

Kegiatan penutup alokasi yang dilakukan kurang lebih 5 menit
guru dan siswa menarik kesimpulan mengenai materi atau pembelajaran
yang telah dilakukan, guru mengakhiri pembelajaran.
Pada siklus 2 pertemuan 1, dan 2 hasil observasi guru dan siswa
dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan sintaks yang terdiri
dari beberapa kegiatan guru dan siswa, peneliti mengamati apakah sintaks
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik atau tidak. Berdasarkan hasil
observasi yang diperoleh disajikan pada lampiran.

4.1.3.2 Hasil Belajar Peserta Didik
Pada siklus 2 setelah peneliti melakukan kegiatan pembelajaran,
selanjutnya menguji kemampuan siswa untuk mendapatkan hasil belajar
yang dapat dilihat dari hasil posttest yang telah dikerjakan oleh siswa di
akhir pertemuan pelaksanaan siklus 2. Hasil posttest merupakan ukuran
keberhasilan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri
Gendongan 01 Salatiga untuk menigkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas 4 semester 1 tahun
2016/2017. Hasil evaluasi yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisa
untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan pembelajaran yang
telah dilaksanakan pada siklus 2 dengan materi struktur daun tumbuhan
dan fungsinya dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 67.
Hasil belajar yang telah dianalisa oleh peneliti menunjukan hasil
yang sangat memuaskan pada siklus 2 ini karena semua siswa kelas 4 telah
mencapai KKM yang sudah ditentukan. Kemampuan awal setelah
mengerjakan Pretes siswa kelas 4 pada mata pelajaran IPA.Berikui ini
kemampuan awal setelah mengerjakan Pretes dalam tabel 4.8 sebagai
berikut:

71

Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Hasil Preetes IPA
Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga
Siklus 2
No
1

Interval
94 – 100

Frekuensi

87 – 93
80 -86
73 -79
66 -72
59 – 65
Jumlah

2
3
4
5
6

6

Persentase (%)
16,67%

4
7
7
2
10
36

11,11%
19,44%
19,44%
5,56%
27,78%
100

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diuraiakan hasil preetes kelas 4 pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diperoleh 10 siswa berada pada
interval 59 – 65 (27,78%) ,2 siswa berada pada interval 66 -72 (5,56%), 7
siswa berada pada interval 73 -79 (19,44%), 7 siswa berada pada interval
80 -86 (19,44%), 4 siswa berada pada interval 87 – 93 (11,11%), 6 siswa
berada pada interval94 - 100 (16,67%). Dengan nilai yang tertinggi adalah
100. Sedangkan nilai yang terendah adalah 59. Untuk lebih jelasnya data
distribusi fekuensi hasil Preetest dapat ditunjukkan dengan diagram seperti
pada gambar 4.5 berikut ini :
12

Hasil Pretes siklus 2

10

10
8

7

7

6
6
4
4
2
2
16,67%

11,11%

19,44%

19,44%

5,56%

27,78%

0
94 - 100

87 – 93

80 -86

Frekuensi

73 -79

66 -72

59 – 65

Persentase (%)

Gambar 4.5 Diagram Frekuensi Hasil Pretest Siswa Kelas 4
Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga

72

Hasil belajar dari soal Posttest yang telah dikerjakan siswa kelas 4
pada mata pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel yang disajikan berikut ini
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest
Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga
Siklus 2
No
1
2
3
4
5
6

Interval
90 – 97
82 – 89
74 – 81
66 - 73
58 – 65
50 – 57
Jumlah

Frekuensi
4
6
15
2
4
5
36

Persentase (%)
11,11
16,67
125
5,56
11,11
13,89
100

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diuraikan hasil posttest siswa kelas 4 pada
mata pelajaran IPA diperoleh 5 siswa berada pada interval 50 – 57 (13,89%), 4
siswa berada pada interval 58 – 65 (11,11%), 2 siswa berada pada interval 66 – 73
(5,56%), 15 siswa berada pada interval 74 -81 (125%), g siswa berada pada
interval 82 – 89 (16,67%), 4 siswa berada pada interval 90 – 97 (11,11%). Dengan
nilai yang tertinggi adalah 97. Sedangkan nilai yang terendah adalah 50. Untuk
lebih jelasnya data distribusi fekuensi hasil posttest dapat ditunjukkan dengan
diagram seperti pada gambar 4.6 berikut ini :
15

16

Posttest Siklus 2

14
12
10
8
6

6
4

4

4

5

2

2
0
90 - 97

82 – 89

74 – 81

66 - 73

58 – 65

50 – 57

Series1

Gambar 4.6 Diagram Frekuensi Hasil Posttest Siswa Kelas 4 Semester
1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga Siklus 2

73

Selain didapatkan frekuensi hasil posttest siswa didapatkan juga
data ketuntasan belajar dari siswa. Berikut ini merupakan data ketuntasan
posttest siswa pada siklus 2 yang sudah disederhanakan kedalam tabel
distribusi ketuntasan belajar:
Tabel 4.10
Distribusi Ketuntasan Belajar pada Posttest
Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga
Siklus 2
No
1
2

Ketuntasan
Tuntas ( ≥ KKM 67)
Belum tuntas ( < KKM 67)
Rata – rata
Skor maksimal
Skor Minimum
Standar Defiasai

Jumlah
28
8

Persentase
77, 78
22,22
74,19
97
50
12.608

Berdasarkan tabel 4.10 tampak bahwa semua siswa kelas 4 pada
mata pelajaran IPA dengan jumlah siswa sebanyak 36 telah mencapai
ketuntasan belajar (KKM ≥ 67) Dengan nilai tertinggi adalah 97
sedangkan nilai terendah adalah 50.
Berikut merupakan Descriptive Statistics sebagai berikut:
Tabel 4.11 Descriptive Statistics Siklus 2
Descriptive Statistics
N
nilpostes2

36

Valid N (listwise)

36

Minimum Maximum
50

97

Mean

Std. Deviation

74.19

12.608

Untuk lebih jelasnya data nilai ketuntasan belajar pada posttest
siswa siklus 2 pada tabel dapat ditunjukan dengan diagram seperti pada
gambar 4.15 berikut ini:

74

Hasil Posttes siklus 2

22%
tuntas
tidak tuntas

78%

Gambar 4.7 Diagram Ketuntasan Belajar pada Posttest Siswa Kelas 4
Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga Siklus 2
4.1.3.3 Refleksi
Pada siklus 2 ini pelaksanaan pendekatan pembelajaran pada siswa
kelas 4 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga secara keseluruhan sudah
sangat baik karena dalam proses pembelajaran guru mampu menguasai
sekaligus menerapkan model Student Teams Achievement Division (STAD)
dengan sangat baik sehingga aktivitas belajar siswa menjadi lebih
meningkat dari sebelumnya dan berpengaruh pada hasil belajar siswa yang
dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa yang dilaksanakan pada akhir
kegiatan siklus 2 bahwa 36 siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 01 telah
mencapai ketuntasan belajar yang sudah ditentukan yaitu KKM ≥ 67.
Walaupun pada siklus ini secara keseluruhan pelaksanaan sudah baik
masih saja terdapat hal yang mengganggu yaitu masalah tentang siswa
yang masih mengobrol di dalam kelas, tetapi berdasarkan siklus 1 yang
telah dilakukan maka permasalahan yang ada dapat diatasi pada siklus 2
ini yaitu dengan cara menegur siswa yang sedang mengobrol saat
pembelajaran berlangsung dan menasihatinya secara baik.
4.2 Rekaptulasi Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus 2
Hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga
denagn menngunakan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dilihat dari kondisi awal sebelum tindakan, siklus 1 dan

75

siklus 2 terlihat mengalami perubahan yang tidak stabil. Hasil belajar pada
kondisi awal menunjukkan dari 36 siswa 10 siswa sudah mencapai KKM,
sedangkan 26 siswa belum mencapai KKM. Setelah dilakukan siklus 1
hasil belajar siswa mengalami peningkatan 24 siswa yang belum mencapai
KKM, dan hanya 12 siswa yang sudah mencapai KKM. Ini terjadi pada
saat siklus 1 kegiatan pembelajaran kurang dipahami oleh siswa,
kebanyakan mereka berbicara dengan temannya atau pusat perhatiannya
pada apa yang dibawanya. Selanjutnya hasil belajar siklus 2 mengalami
perubahan yang signifikan pada matapelajaran IPA sebelumnya pada
siklus 1 kurang berhasil di siklus 2 ini 28 siswa sudah mencapai KKM
sedangkan 8 siswa yang belum mencapi KKM. Berikut ini merupakan
hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada kondisi awal, siklus 1, dan
siklus 2 yang disajikan pada tabel 4.12
Tabel 4.12
Perbandingan Rekaptulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Kondisi awal, Posttest siklus 1, dan Posttest Siklus 2.
Kondisi Awal
No

Nilai
F

Persen
(%)

Siklus 1

Siklus 2

Posttest

Posttest

F

Persen
(%)

f

Persen
(%)

1

Tuntas

10

27,78%

12

33,33%

28

77,78%

2

Belum Tuntas

26

72,22%

24

66,67%

8

22,22%

Jumlah

36

100%

36

100%

36

100%

Berdasarkan tabel perbandingan rekapitulasi ketuntasan hasil
bealajar Ilmu Pengetahuan Alam dapat dilihat bahwa ada peningkatan dan
penurunan jumlah siswa yang tuntas dari 36 siswa, terbukti pada kondisi

76

awal masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan setelah
dilakukan tindakan siklus 1 jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan
bertambah terlihat dari hasil posttest. Pada kondisi awal yang belum
mencapai KKM 26 siswa setelah siklus 1 yang belum mencapi KKM
bertambah menjadi 24 siswa. Dengan masalah seperti ini peneliti terpacu
untuk menigkatkan hasil belajar siswa agar tidak seamakin memburuk.
Pada siklus 2 terjadi peningkatan yang signifikan dari hasil posttest terlihat
8 siswa yang belum mencapai KKM, sedangakan 28 siswa sudah
mencapai KKM. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran bila dilakukan
dengan pendekatan yang menarik dapat meningkatkan pemahaman belajar
siswa.
Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada diagram berikut
ini:

Ketuntasan Hasil Belajar IPA
30
25
20

28
77,78%

26
24
72,22%

66,67%

15

Tuntas

12
10

10

8

Belum Tuntas

5
27,78%

33,33%

22,22%

0
Kondisi
awal

siklus 1

siklus 2

Gambar 4.8 Ketuntasan Hasil Belajar IPA

4.3 Pembahasan
Pada hasil observasi kondisi awal sebelum tindakan di kelas 4 SD
Negeri Gendongan 01 Salatiga, mempunyai permasalahan pada proses
pembelajaran kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), hasil belajar masih banyak siswa yang berada

77

di bawah ketuntasan minimal (KKM ≥ 67). Kondisi ini ditandai karena
guru belum menggunakan sarana dan prasarana yang ada di kelas seperti
LCD, yang membuat siswa kurang antusias dalam pembelajaran dan
menjadikan siswa pasif di dalam kelas. Terlihat dari hasil belajar sebelum
tindakan siswa yang belum mencapai (KKM ≥ 67) sebanyak 17 siswa,
sedangkan yang mencapai(KKM ≥ 67) sebanyak 19 siswa. Dari hal itu
peneliti ingin meningkatkan hasil belajar kelas 4 SD Negeri Gendongan
01.
Dengan adanya permasalah yang terjadi peneliti akan melakukan
tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga. Setelah
diadakannya tindakan didapatkan data hasil belajar siswa kelas 4 dan
dianalisis oleh peneliti dengan analisis komparatif, dari analisis data yang
telah dilakukan terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa mulai dari
keadaan awal hingga siklus 2, dari kondisi awal ke siklus 1 terjadi
peningkatan dari 57,89% menjadi 68,19% dengan jumlah siklus 1
sebanyak 36 siswa. Selanjutnya peningkatan pada siklus 1 ke siklus 2
sebanyak 74,19% dengan kata lain hampir dari semua siswa kelas 4 telah
mencapai KKM yang sudah ditentukan.
Melalui model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, tidak hanya hasil belajar
siswa saja yang meningkat, namun sikap siswa dalam mengikuti
pembelajaran juga meningkat, setelah dilakukan penelitian siswa menjadi
lebih aktif selama mengikuti pembelajaran, sebelum ada penelitian
beberapa siswa yang aktif dalam pembelajaran. Dengan melakukan Teams
Achievement pada pembelajaran IPA, pengalaman belajar bertambah,
sumber-sumber belajar sosa tidak hanya didapat dari guru saja melainkan
dapat ditemukan dari sumber-sumber lain misalnya buku atau dapat
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

78

Temuan keefektifan dalam model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) merupakan kontribusi sintak pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD). Langkah penyajian
informasi memancing siswa untuk mengeksplorasi materi pembelajaran
sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran. Siswa aktif terhadap
materi yang disajikan merupakan titik awal dari pengetahuan siswa akan
materi tersebut.
Selanjutnya penerapan sintak membagi siswa kedalam tim-tim
secara heterogen dalam pembelajaran IPA akan menimbulkan rasa
toleransi terhadap teman yang telah bergabung menjadi timnya.
Dampaknya siswa mampu bergabung dengan teman yang lain tanpa
membedakan jenis kelamin,etnis, dan tingkat akademiknya dalam
berkelompok.
Kontribusi sintak berikutnya adalah siswa melakukan kerja tim.
Aktifitas ini membimbing siswa dalam berkelompok, memberikan
sumbangan terhadap kemampuan siswa dalam permasalahn yang
diberikan

yang

akan

di

selesaikan

atau

dipecahkan

secara

demokratis.Pemecahan masalah ini diselesaiakan secara berkelompok hal
ini akan menimbulkan salint tukar menukar pengetahuan antar anggota
kelompok sehingga siswa yang belum mengerti menjadi mengerti.
Langkah pembelajaran berikutnya adalah pemberian kuis atau
evaluasi, pada langkah ini siswa akan mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah diajarkan untuk mengetahui kemapuan siswa dalam
memahami materi yang disampaikan. Selanjutnya guru sambil melakukan
penilaian terhadap hasil kerja masing-masing kelompok, menentukan skor
batas penguasaan untuk setiap soal.Penilaian inilah kemudian akan
menjadi titik pelaksanaan langkah pembelajarn berikutnya.
Langkah terakhir selanjutnya adalah memberikan penghargaan
kepada kelompok sesuai dengan prestasinya. Kriteria tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya.

79

Langkah model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) itu menjadi stau kesatuan dapat mengantarkan siswa memahami
materi tentang struktur tumbuhan dan fungsinya sehingga dapat
mengerjakan evaluasi dengan baik. Dalam hal ini akan terjadi peningkatan
hasil belajar. Temuan ini berarti sejalan dengan pandangan Hosnan (2004:
83-84) Model Student Teams Achievement Division (STAD) didalamnya
siswa diberi kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan
teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu
permasalahan. Dapat diartikan model pembelajaran STAD diharapkan
siswa berkelompok secara heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Berasal dari suku, yang memiliki kemampuan tinggi atau rendah. Model
pembelajaran ini berguna untuk menumbuhkan kerjasama, kreatif, berpikit
kritis dalam pembelajaran. Jadi model pembelajaran Student Teams
Achievement

Division

(STAD)

yang

digunakan

peneliti

dapat

meningakatkan hasil belajar IPA kelas 4 karena sudah sesuai dengan
sintak pembelajarannya.
Temuan keberhasilan model Student Teams Achievement Division
(STAD) ini sejalan dengan teori tentang kelebihan model tersebut juga
mendukung berbagai penelitian terdahulu seperti :
Penelitian yang Peneliti Sulastri (2012) jenis penelitian yang
digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus.
Pada siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan dan pada siklus II juga
dilakukan dalam dua kali pertemuan. Teknik pengumpulan data yaitu
dengan menggunakan lembar observasi dan dengan mengadakan post tes
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah
dipelajari. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif
dan deskriptif kuantitatif. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini yaitu
80 % dari seluruh siswa kelas IV telah mencapai atau melebihi Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu ≥65. Hasil penelitian menunjukkan
pada kondisi awal siswa yang nilainya memenuhi KKM terdapat 10 siswa
(33,33%) dan yang belum memenuhi KKM terdapat 20 siswa (66,67%).

80

Siklus I menerapkan metode belajar kelompok terjadi peningkatan cukup
signifikan yaitu terdapat 21 siswa memenuhi KKM (70%) dan 9 siswa
(30%) belum memenuhi KKM yang ditetapkan. Pada siklus II terdapat 26
siswa memenuhi KKM (86,67%) dan 4 siswa (13,33%) belum memenuhi
KKM yang ditetapkan. Persentase ketuntasan belajar 80,73%, sudah tuntas
karena sudah mencapai ketuntasan belajar ≥ 80%. Disimpulkan bahwa
penerapan pembelajaran kooperatif STAD dan penggunaan alat peraga
konkret pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IV Semester II SD Negeri 3 Kandangan Kecamatan Purwodadi
Kabupaten Grobogan.
Penelitian yang dilakukan

Patrisius (2014) Hasil penelitian

menunjukkan : sebelum menggunakan penelitian tindakan kelas
berdasarkan hasil observasi, hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam kelas 5 yang memenuhi nilai KKM 65 siswa dengan
persentase 33,33% dan persentase yang tidak tuntas 66,67%. Setelah
dilakukan penelitian dengan pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Student Teams Achievements (STAD) pada siklus I hasil belajar siswa yang
tuntas persentasenya adalah 61,11% dan yang tidak tuntas persentase
38,89%, sedangkan pada siklus II dan hasil belajar siswa juga sudah
meningkat semua menjadi 18 siswa yang tuntas dengan persentase 100%
dan yang tidak tuntas 0 siswa dengan persentase 0%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran IPA
dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri
Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester I tahun
pelajaran 2013/2014.
Peneliti yang dilakukan Christina (2013) Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa hasil belajar IPA meningkat setelah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan Handout pembelajaran.
Peningkatan dapat terlihat dari nilai rata-rata kelas dan yang pasti yaitu
jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM yaitu = 65 atau dapat di

81

lihat dari indikator ketuntasan yaitu sebesar = 85%. Nilai rata-rata hasil
belajar yang diperoleh siswa dalam kondisi awal yaitu sebesar 67,31,
siklus I meningkat menjadi 85,24 dan siklus II lebih meningkat menjadi
85,51. Jumlah siswa yang belum tuntas dan yang sudah tuntas pun
meningkat. Pada kondisi awal ketuntasan hasil belajar IPA hanya 34,48%,
pada siklus I naik menjadi 86,20%, dan pada siklus II naik menjadi
96,55%. Skor minimal pada kondisi awal 54, pada siklus I naik menjadi
60, dan pada siklus II juga naik menjadi 64. Sedangkan skor maksimal
pada kondisi awal 98, pada siklus I dan siklus II tetap sama yaitu 100.
Berdasarkan

dari

hasil

penelitian

ini

disarankan

bahwa

model

pembelajaran kooperatif tipe STAD perlu disosialisasikan kepada guru dan
diterapkan dalam pembelajaran IPA terutama untuk meningkatkan hasil
belajar IPA. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan sebagai pengembangan
diri sehingga dapat mengembangkan penelitian dalam ruang lingkup yang
lebih luas.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22